Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes mata, mulai dari pengertian, formula standar, syarat-syarat pembuatan, evaluasi, dan penyimpanan sediaan tetes mata.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
194 tayangan22 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes mata, mulai dari pengertian, formula standar, syarat-syarat pembuatan, evaluasi, dan penyimpanan sediaan tetes mata.
Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes mata, mulai dari pengertian, formula standar, syarat-syarat pembuatan, evaluasi, dan penyimpanan sediaan tetes mata.
Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes mata, mulai dari pengertian, formula standar, syarat-syarat pembuatan, evaluasi, dan penyimpanan sediaan tetes mata.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22
OBAT TETES
MATA
KELOMPOK I PENGERTIAN OBAT TETES MATA
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing,
merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. (Depkes RI, 2014)
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau
suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata (FI III , hal 10). FORMULASI SEDIAAN TETES MATA
FORMULA Dasar (ISO)
– Tetrahydrozolinn HCl 0,05 % – Benzalkonium klorida 0,01 % – Asam Borat q.s – Aqua p.i ad 10 ml
Obat tetes mata dengan zat aktif Tetrahydrozolin HCl berkhasiat
menyembuhkan secara simtomatis edema konjungtiva, hyperemia sekunder yang disebabkan alergi mata, iritasi ringan dan konjungtivitis katarak. Syarat-syarat sediaan tetes mata • Sediaan tetes mata dipersyaratkan sebagai sediaan yang steril, dikarenakan pada penggunaannya terjadi kontak langsung dengan bola mata, sehingga adanya kontaminan berupa mikroorganisme Steril dapat menyebabkan gangguan fungsi mata bahkan dapat menyebabkan kebutaan
• Persyaratan ini dimaksudkan untuk menghindari rangsangan
Harus akibat bahan padat. sebagai material penyaring digunakan jernih leburan gelas, misalnya Jenaer Fritten dengan ukuran pori G 3 – G 5. Sedapat mungkin tidak mengiritasi mata dan isotonis Sediaan tetes mata sebaiknya dibuat mendekati isotonis agar dapat diterima tanpa rasa nyeri dan tidak dapat menyebabkan keluarnya air mata, yang dapat mencuci keluar bahan obatnya. Untuk membuat larutan mendekati isotonis, dapat digunakan medium isotonis atau sedikit hipotonis, umumnya digunakan natrium-klorida (0,7-0,9%) atau asam borat (1,5-1,9%) steril. • ISOTONIS adalah keadaan dimana konsentrasi cairan dalam larutan sama dengan konsentrasi cairan dalam sel • HIPERTONIS adalah keadaan dimana konsentrasi cairan dalam larutan lebih besar dari pada konsentrasi cairan dalam sel. Hal ini menyebabkan cairan dalam sel akan tertariik keluar sehingga sel menjadi mengkerut. Namun hal ini hanya bersifat sementara karena sel masih dapat kembali ke keadaan semula • HIPOTONIS adalah keaddaan dimana konsentrasi cairan dalam larutan lebih kecil dari konsentrasi cairan dalam sel. Hal ini menyebabkan sel menarik cairan dari luar yang menyebabkan sel menjadi membesar dan lama-kelamaan menjadi pecah dan rusak. Pendapar
Pengaturan pH sangat berguna untuk mencapai rasa bebas
nyeri, meskipun sangat merealisasikannya. Tujuan pendaparan tetes mata: Mengurangi rasa sakit, menjaga stabilitas obat dalam larutan dan kontrol aktivitas terapeutik. Harga pH mata sama dengan darah yaitu 7,4. Pada pemakaian tetesan biasa, larutan yang nyaris tanpa nyeri adalah larutan dengan pH 7,3-9, Viskositas dan aktivitas permukaan Tetes mata dalam air mempunyai kerugian, oleh karena mereka dapat ditekan keluar dari saluran konjunktival oleh gerakan pelupuk mata. Oleh karena itu waktu kontaknya pada mata menurun. Melalui peningkatan viskositas dapat dicapai distribusi bahan aktif yang lebih baik didalam cairan dan waktu kontak yang lebih panjang. Sebagai peningkat viskositas digunakan metil selulosa dan polivinilpiroridon (PVP). EVALUASI SEDIAAN TETES MATA Uji pH Sebelum di adkan larutan sediaan dicek pH nya dengan pH universal atau pH meter. Uji kejernihan (Lachman hal. 1355 Pemeriksaan kejernihan dilakukan secara visual di bawah cahaya dengan menggunakan latar belakang hitam dan putih, harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat dari mata yakni partikel yang berukuran 30-40 mikron dan lebih dari itu. Uji sterilitas (FI IV 1995 hal. 855) Volume tertentu spesimen + volume tertentu media uji diinkubasi selama tidak kurang dari 14 hari, kemudian amati pertumbuhan secara visual sesering mungkin, sekurang- kurangnya pada hari ketiga, keempat, kelima, ketujuh atau kedelapan atau pada hari terakhir pada masa uji.
Uji keseragaman volume (FI IV hal
1044) Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih. 3 wadah atau lebih bila volume lebih dari 3 ml dan kurang dari 10 ml • Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm • Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi dalam alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, ke dalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan hingga volume yang diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40 % volume dari kapasitas tertera (garis-garis petunjuk volume gelas ukur menunjukkan volume yang ditampung, bukan yang dituang) Uji fertilitas Uji ini dilakukan dengan penanaman bakteri Bacillus subtilis ke dalam dua tabung reaksi yang berisi media Tioglikolat steril, diinkubasikan pada suhu 30˚C-35˚C selama tidak kurang dari 7 hari. Kemudian ke dalam dua tabung reaksi yang berisi media Soybean-Casein Digest masing-masing ditanamkan jamur Candida albicans, diinkubasikan pada suhu 20˚-25˚C selama tidak kurang dari 7 hari. Diamati apakah terjadi kekeruhan atau tidak. Uji Kebocoran
Uji kebocoran dilakukan dengan membalikkan botol sediaan tetes
mata dengan mulut botol menghadap kebawah. Diamati ada tidaknya cairan yang keluar menetes dari botol. PENYIMPANAN
• Larutan mata sebaiknya digunakan dalam unit kecil, tidak
pernah lebih besar dari 15 ml dan lebih disukai yang lebih kecil. Botol 7,5 ml adalah ukuran yang menyenangkan untuk penggunaan larutan mata. Penggunaan wadah kecil memperpendek waktu pengobatan akan dijaga oleh pasien dan meminimalkan jumlah pemaparan kontaminasi • Wadah sebaiknya dicuci dengan dengan air destilasi steril kemudian disterilkan dengan autoklaf. Penetes normalnya disterilkan dan dikemas dalam blister pack yang menyenangkan. • Kompaktibilitas dari komponen plastik atau karet harus dicek sebelum digunakan. Wadah untuk larutan mata yang awalnya berupa gelas telah digantikan dengan wadah plastik fleksibel terbuat dari polietilen atau polipropilen dengan butil-in drop. Keuntungan wadah plastik
• Murah, ringan, relatif tidak mudah pecah
• Mudah digunakan dan lebih tahan kontamminasi karena menggunakan butil-in dropper • Wadah polietileh tidak tahan terhadap autoklaf sehingga disterilkan dengan iradiasi atau etilen oksida sebelum dimasukkan produk secara aseptik Kekurangan Wadah Plastik
• Dapat menyerap pengawet dan mungkin permeabel
terhadap senyawa folatil, uap air dan oksigen • Jika disimpan dalam waktu lama, dapat terjadi hilangnya pengawet, produk menjadi kering dan produk teroksidasi. Persyaratan kompendial (FI III, hal.10) :
• Farmakope eropa dan BP mensyaratkan wadah untuk tetes
mata terbuat dari bahan yang tidak menguraikan atau merusak sewdiaan akibat difusi obat kedalam bahan wadah atau karena wadah melepaskan zat asing kedalam sediaan. • Wadah terbuat dari bahan gelas atau bahan lain yang cocok. • Wadah sediaan dosis tunggal harus mampu menjaga sterilitas sediaan dan aplikator sampai waktu penggunaan. • Wadah untuk tetes mata dosis ganda harus dilengkapi dengan penetes langsung atau dengan penetes dengan penutup berulir yang steril yang dilengkapi pipet karet atau plastik • Penyiapan, dalam wadah kaca atau plastik tertutup kedap, volume 10ml, dilengkapi dengan penetes