Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Landasan Penelaahan Ilmu 4

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 50

Pertemuan 5

Filsafat Ilmu
 Kemampuan akhir yang direncanakan
• Mahasiswa mampu menjelaskan landasan
penelaahan ilmu
 Bahan Kajian
• Hubungan Ilmu dan Nilai-nilai Hidup
• Dasar-dasar penelaahan ilmu
• Ontologi Ilmu
• Aksiologi Ilmu
• Epistemologi Ilmu
1. Objektivitas yang tertuju pada
kebenaran merupakan landasan tetap
yang menjadi pola dasar.
2. Nilai-nilai hidup kemanusiaan
merupakan dasar, latar belakang, dan
tujuan dari kegiatan keilmuan
1. Hanya mempertimbangkan nilai
kebenaran
2. Perlu mempertimbangkan nilai-nilai
etik, kesusilaan, dan kegunaan untuk
melengkapi pertimbangan nilai
kebenaran, sehingga ilmu pengetahuan
harus taut (gayut) nilai.
Gie (1984): beberapa pandangan ilmuwan
berprinsip bahwa ilmu pengetahuan harus bebas
nilai
1. Jacob Bronowski
• Tujuan pokok ilmu adalah mencari sesuatu yang
benar tentang dunia
2. Victor Reisskop
• Tujuan pokok ilmu bukan pada penerapan, tetapi
pencapaian pemahaman terhadap sebab dan
kaidah-kaidah tentang proses ilmiah
3. Carl G. Hempel dan Paul Oppenheim
• Menjawab pertanyaan "mengapa?"; tujuan utama
semua penyelidikan rasional
Gie (1984): beberapa pandangan ilmuwan berprinsip
bahwa ilmu pengetahuan harus bebas nilai
4. Maurice Richter
• Tujuan ilmu meliputi perolehan pengetahuan
yang digeneralisasi, disistematisasi mengenai
dunia ilmiah.
Tujuan Pokok Ilmu Pengetahuan
 Kaidah-kaidah baru atau penyempurnaan
kaidah-kaidah lama tentang dunia
kealaman.
1. Francis Bacon
• Ilmu pengetahuan adalah kekuasaan; tujuan
sah dan senyatanya adalah sumbangan
terhadap hidup manusia dengan ciptaan-
ciptaan dan kekayaan baru
2. Daoed Yoesoef
• Ilmu pengetahuan merupakan kebenaran
tersendiri; tidak diartikan bebas nilai
3. Soeroso H. Prawirohardjo
• Ilmu pengetahuan harus taut nilai
1. Myrdal; Ilmu ekonomi telah menjadi terlalu matematik,
steril, dan tidak realistik.
2. Bacan; Ilmu-ilmu sosial harus mempunyai komitmen pada
usaha untuk membangun dunia dan merumuskan metode-
metode yang cocok untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan masyarakat yang mendesak
4. van Peursen
• Perkembangan ilmu pengetahuan berdasar teori
pengetahuan, teknik, dan etik.
• Teori pengetahuan melahirkan teknik; teknik
bersentuhan langsung dengan pertimbangan etik
• Teori pengetahuan lebih berkuasa dari teknik; teknik
lebih berkuasa dari etik
 Hanya dengan menjaga jarak antara ilmu
dan ideologi, maka pertimbangan etik
menjadi mungkin untuk dilaksanakan,
yaitu demi kepentingan masyarakat.
 Dalam lingkungan budaya dan konstelasi
sosial politik tertentu, pertimbangan ilmu
bisa berubah, tetapi sistem ilmu tetap;
harus ada pembatasan dimana saat ilmu
bebas nilai dan saat taut nilai
1. Segi statik ilmu
• Ciri sistem yang tercermin dalam metode
ilmiah
2. Segi dinamik ilmu
• Pedoman, asas-asas yang perlu diperhatikan
oleh para ilmuwan dalam kegiatan ilmiahnya
1. Ontologi
• Membahas tentang apa yang ingin diketahui
atau dengan kata lain merupakan suatu
pengkajian mengenai teori tentang ada
• Ilmu membatasi hanya pada kejadian-kejadian
empiris
2. Aksiologi
• Membahas tentang manfaat yang diperoleh
manusia dari pengetahuan yang didapatkan
3. Epistemologi
• Membahas secara mendalam segenap proses
yang terlibat dalam usaha memeroleh
pengetahuan.
• Ilmu pengetahuan diperoleh melalui metode
keilmuan
• Hakikat keilmuan ditentukan cara berpikir
yang dilakukan menurut syarat keilmuan, yaitu
bersifat terbuka dan menjunjung kebenaran
diatas segara-galanya
1. Robert Lindsay
• Ilmu adalah suatu metode untuk
penggambaran, penciptaan, dan pemahaman
terhadap pengalaman manusia
2. Bliss
• Ilmu adalah pengetahuan yang teratur dan
teruji, terproses secara metodik dan rasional
dari data eksperimental dan empirik, konsep-
konsep sederhana, dan hubungan perseptual
menjadi generalisasi-generalisasi, teori-teori,
kaidah-kaidah...
 Ilmuberdasar pada asumsi dasar untuk
mendapatkan pengetahuan tentang
fenomena yang nampak
 Asumsi dasar adalah anggapan yang
merupakan dasar dan titik tolak bagi
kegiatan setiap cabang ilmu
pengetahuan
1. Mengambil dari postulat
• kebenaran-kebenaran apriori, yaitu dalil yang
dianggap benar walaupun kebenarnnya tidak
dibuktikan, kebenarannya sudah diterima
sebelumnya secara mutlak.
2. Mengambil dari teori sarjana/ahli yang
lain terdahulu
• yang kebenarannya tidak disangsikan lagi oleh
masyarakat, terutama oleh si penyidik itu
sendiri
1. Dunia itu ada, dan kita dapat
mengetahui bahwa dunia itu benar ada.
2. Dunia empiris itu dapat diketahui oleh
manusia melalui pancaindra.
3. Fenomena-fenomena yang terdapat di
dunia ini berhubungan satu sama lain
secara kausal.
1. Landasan ontologis ilmu pengetahuan
adalah analisis tentang objek materi
dari ilmu pengetahuan
2. Landasan epistemologis dari ilmu
pengetahuan adalah analisis tentang
proses tersusunnya ilmu pengetahuan
3. Landasan aksiologis dari ilmu
pengetahuan adalah analisis tentang
penerapan hasil-hasil temuan ilmu
pengetahuan.
 Apa yang dimaksud dengan ontologi?
 Apa saja hakikat ontologi?
 Ontos : sesuatu yang berwujud; Logos :
ilmu
 Ontologi : ilmu tentang hakikat wujud
yang ada
 Karena objek ilmu adalah dunia empirik,
maka ontologi adalah ilmu yang
memelajari tentang hakikat sesuatu yang
berwujud dengan berdasarkan pada
logika semata.
 Ontologi membicarakan hakikat benda.
 Pertanyaan-pertanyaan ontologis:
• Apa sebenarnya realitas benda itu? Apakah
sesuai dengan wujud penampakannya atau
tidak?
• Apakah kedudukan ilmu dalam ruang yang ada
ini?
• Benarkah ilmu itu ada?
• Apakah konsep ilmu sebagai kajian tentang
kausalitas itu bermakna di tengah ruang yang
ada yang tidak terbatas itu?
1. Filsafat Materialisme
2. Filsafat Idealisme
3. Filsafat Dualisme
4. Filsafat Skeptisisme
5. Filsafat Agnostisisme
1. Logika (benar-salah)
2. Etika (baik-buruk)
3. Estetika (indah-jelek)

Perkembangannya :
1. Teori tentang ada
2. Kajian tentang organisasi
sosial/pemerintahan yang ideal
 “Tiap-tiap yang ada di alam semeste ini
mesti ada ideanya.”
 Idea merupakan definisi atau konsep
universal dari tiap sesuatu; hakikat
sesesuatu dan menjadi dasar wujud sesuatu;
berada dibalik yang nyata dan idea itu
abadi.
 Contoh : KUDA; paham, gambaran, atau
konsep universal yang berlaku untuk
seluruh kuda yang berada di benua
manapun di dunia ini
 MANUSIA = “binatang berpikir”
 Manusia mengetahui dari pengalaman
hidupnya bahwa dalam alam semesta ini
ada kebenaran.
 Akal manusia mengetahui bahwa diatasnya
masih ada suatu kebenaran tetap, dan itulah
yang menjadi sumber dan cahaya bagi akal
dalam usahanya mengetahui yang benar.
 Kebenaran tetap dan kekal itulah kebenaran
mutlak.
 Kebenaran mutlak = TUHAN
1. Kuantitatif; mempertanyakan apakah
kenyataan itu tunggal atau jamak?
2. Kualitatif; mempertanyakan apakah
kenyataan (realitas) tersebut memiliki
kualitas tertentu, seperti daun berwarna
hijau, bunga mawar beraroma harum.
1. Metodis; menggunakan cara ilmiah.
2. Sistematis; saling berkaitan satu dengan yang
lain secara teratur dalam keseluruhan.
3. Koheren; unsurnya tidak boleh mengandung
uraian yang bertentangan.
4. Rasional; harus berdasar pada kaidah berpikir
rasional.
5. Komprehensif; melihat objek secara
multidimensional.
6. Radikal; diuraikan sampai akar permasalahan
atau esensi.
7. Universal; muatan kebenarannya sampai
tingkat umum yang berlau dimana saja.
1. Realisme
2. Naturalisme
3. Empirisme
1. Yang ada (being)
2. Kenyataan/realitas (reality)
3. Eksistensi (existence)
4. Esensi (essence)
5. Substansi (substance)
6. Perubahan (change)
7. Tunggal (sigular, one)
8. Jamak (plural, many)
1. Ilmu berasal dari riset
2. Tidak ada konsep wahyu
3. Adanya konsep pengetahuan empiris
4. Pengetahuan rasional, bukan keyakinan
5. Pengetahuan objektif
6. Pengetahuan sistematik
7. Pengetahuan metodologis
8. Pengetahuan observatif
9. Menghargai asas verifikasi (pembuktian)
10. Menghargai asas eksplanatif (penjelasan)
11. Menghargai asas keterbukaan dan dapat diulang
kembali
12. Menghargai asas skeptikisme yang radikal
13. Melakukan pembuktian bentuk kausalitas
14. Mengakui pengetahuan dan konsep yang relatif
(bukan absolut)
15. Mengakui adanya logika-logika ilmiah
16. Memiliki berbagai hipotesis dan teori-teori ilmiah
17. Memiliki konsep tentang hokum-hukum alam yang
telah dibuktikan
18. Pengetahuan bersifat netral atau tidak memihak
19. Menghargai berbagai metode eksperimen
20. Melakukan terapan ilmu menjadi teknologi
 Cabang filsafat yang membicarakan
tentang orientasi atau nilai suatu
kehidupan
 Disebut sebagai teori nilai, karena dapat
menjadi sarana orientasi manusia dalam
usaha menjawab suatu pertanyaan yang
sangat fundamental, yaitu untuk apa
manusia hidup dan bertindak?
 Aksiologi
adalah ilmu yang menyoroti
masalah nilai dan kegunaan ilmu
pengetahuan; menghasilkan ilmu :
• Etika
• Estetika
 Secara moral, nilai dan kegunaan ilmu itu
berguna atau tidak bagi peningkatan
kualitas kesejahteraan dan kemaslahatan
umat manusia
 Ilmu pengetahuan hanya alat (means) bukan
tujuan (ends); substansi ilmu itu bebas nilai
(value-free).
 Jika ilmu dan pengetahuan yang sarat muatan
negatif dikendalikan oleh orang yang berakal
picik, sempit, dan sektarian; berjiwa kerdil,
kumuh dan jahat, bertangan besi dan kotor.
 Akibatnya terjadi krisis: ketidakberdayaan,
kesakitan, keterbelakangan, ketidakberdayaan,
ketidakpercayaan, sebagai dampak
missmanagement, missdirection, missmanipulation
 Pada ilmu mekanika tanah dikatakan
bahwa kadar air tanah telah
memengaruhi tingkat kepadatan tanah
 Verifikasi dilakukan dan terbukti benar.
 Ilmu ini bermanfaat meningkatkan
kesejahteraan dalam bidang pertanian.
 Episteme = pengetahuan; logos = ilmu
 Epistemologi = ilmu yang membahas
tentang pengetahuan dan cara
memperolehnya; cabang filsafat yang
membicarakan tentang cara memperoleh
pengetahuan, hakikat pengetahuan, dan
sumber pengetahuan; cabang filsafat yang
menyoroti atau membahas tata cara, teknik,
atau prosedur mendapatkan ilmu dan
keilmuan.
1. Metode non-ilmiah
2. Metode ilmiah
3. Metode problem-solving
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara
penemuan secara kebetulan, untung-
untungan (trial and error), akal sehat
(common sense), prasangka, otoritas
(kewibawaan, dan pengalaman biasa.
Cara memeroleh pengetahuan melalui
pendekatan deduktif dan induktif.
Memecahkan masalah dengan cara
mengidentifikasi permasalahan; merumuskan
hipotesis; mengumpulkan data;
mengorganisasikan dan menganalisis data;
menyimpulkan dan conclusion; melakukan
verifikasi, yakni pengujian hipotesis.
Tujuan utama :
Menemukan teori-teori, prinsip-prinsip,
generalisasi, dan hukum-hukum.
1. Definisi dan konsep-konsep ilmu
2. Ragam ilmu yang bersifat nisbi dan
niscaya
3. Relasi eksak antara ‘alim (subjek) dan
ma’lum (objek).
1. Pertanyakan dahulu secara kritis, baru
diyakini.
2. Ragukan dahulu bahwa sesuatu itu ada,
kalau terbukti ada, baru dijelaskan.
3. Berpikir dahulu, baru diyakini atau
tidak.
4. Ragukan dahulu, baru diyakini atau
tidak.
 Apa yang benar-benar sudah kita
ketahui?
 Bagaimana cara kita mengetahuinya?
1. Dogmatic epistemology
2. Critical epistemology
3. Scientific epistemology
 Pendekatan tradisional terhadap
epistemologi.
 Menempatkan ontologi sebelum
epistemologi
 Pertanyaan utama :
• Apa yang kita ketahui?
• Lalu bagaimana cara kita mengetahuinya?
 Revolusi epistemologi dogmatik ke
epistemologi kritis
 Pertanyakan dahulu, baru diyakini; ragukan
dahulu bahwa sesuatu itu ada, kalau terbukti
ada, baru dijelaskan.
 Menempatkan epistemologi sebelum
ontologi
 Pertanyaan utama:
• Apa yang dapat kita ketahui?
• Dapatkah kita mengetahuinya?
• Mungkinkah kita dapat mengetahuinya sesuatu
diluar diri kita?
 Pertanyaan utama epistemologi jenis ini:
• Apa yang benar-benar sudah kita ketahui?
• Bagaimana cara kita mengetahuinya?
 Epistemology ini tidak peduli apakah
batu di depan mata kita adalah
penampakan atau bukan; yang diurus
adalah bahwa ada batu di depan mata
kita dan kita teliti secara sainstifik.
1. Menemukan kebenaran dari masalah
2. Pengamatan dan teori untuk menemukan
kebenaran
3. Pengamatan dan eksperimen untuk
menemukan kebenaran
4. Falsification atau operasionalism (experimental
operation, operation research)
5. Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan
kebenaran
6. Metode hipotetico-deduktif
7. Induksi dan preposisi/teori untuk menemukan
kebenaran fakta

Anda mungkin juga menyukai