Ulumul Quran
Ulumul Quran
Ulumul Quran
Sejarah Penurunan,Penulisan,dan
Pemeliharaan Al-Quran
Kelompok 2 :
Haryana Nessa Sadin 190101040335
Dwi Maya Puspitasari 190101040336
Tasya Kamila 190101040262
MATERI
MATERI POKOK
POKOK
Al-quran diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Muhammad
SAW di Gua Hiro, Mekkah, Arab Saudi.
Al-quran turun di dua tempat, yaitu di Mekkah (yang kemudian ayatnya disebut
Makkiyah) dan Madinah (disebut ayat Madaniyah).
Mekkah pada masa itu dinaungi oleh kebodohan dan kegelapan.Muhammad merasa
janggal dengan hal seperti itu. Akhirnya, dia kerap menyisihkan hari-harinya untuk berdiam
diri di Gua Hira yang terletak di Utara kota Mekkah.
Didalam gua itu Nabi merenungi berbagai masalah,hingga suatu hari, kehidupan
Muhammad berubah saat Jibril mendatanginya.
Nabi Muhammad dikenal sebagai pribadi yang tidak bisa membaca atau menulis (ummi).
Sedangkan, wahyu pertama yang turun kepada Muhammad adalah surat Al 'Alaq 1-5. Yang berisikan
perintah untuk membaca.
Ketika Jibril membacakan ayat pertama yang berbunyi iqra' (bacalah!), Muhammad selalu
mengatakan maa ana bi qari' (saya tidak bisa membaca).
Jibril kemudian mendekap Muhammad hingga merasa sesak nafas. Setelah Jibril melepaskan
dekapannya, ia kembali menyerukan kata-kata iqra dan jawaban yang sama turut dijawab oleh
Muhammad. Hingga, untuk ketiga kalinya, Jibril membacakan surat Al 'Alaq ayat 1-5.
Sejak saat itu, Muhammad resmi menjadi Nabi dan memiliki tugas untuk mensyiarkan ajaran Islam
sebagaimana nabi-nabi sebelumnya.
Ragam bentuk Nabi Muhammad menerima wahyu
Jika merujuk kepada hadis yang diriwayatkan Aisyah, Nabi Muhammad menerima
firman dari Allah dengan berbagai bentuk.
1. Bentuk yang pertama, Nabi Muhammad seolah mendengar suara gemerincing
lonceng.
2. Bentuk kedua, Jibril datang menyerupai laki-laki.
Saat itu, Jibril berbicara kepada Muhammad menyampaikan pesan dari Allah. Menurut
keterangan Aisyah, Nabi Muhammad biasanya mengeluarkan keringat dingin yang begitu
banyak saat dirinya menerima wahyu.
Jika kita menilik sejarah, tradisi penulisan di kalangan orang Arab Jahiliyah masih
sangat sedikit. Bahkan, ketika Al-Qur’an diturunkan pun mereka masih ummi (tidak
bisa baca tulis).
Salah satu orang Arab pertama yang belajar menulis adalah Basyr bin Abdil Malik
yang merupakan saudara dari Ukaidir Daumah. Beliau belajar pada orang al-
Anbar.Juga tokoh Harb yang pernah belajar menulis pada orang al-Anbar tersebut,
hingga Umar bin Khathab belajar menulis kepada Harb.
Pada waktu itu, tulisan tidak berbaris (berharakat) dan tidak bertitik. Kemudian
bentuk tulisan tersebut perlahan mulai diperbaiki oleh Abu Ali Muhammad bin Ali
Muqlah, diperbaiki lagi oleh Ali bin Hilal al-Baghdady yang terkenal dengan nama Ibnul
Baubab.
Mushaf yang ditulis atas perintah Usman tidak bertitik dan tidak berbaris. Sehingga
tidak ada perbedaan antara سdan شmaupun دdan .ذWalaupun keadaan tersebut
berlangsung selama kurang lebih 40 tahun. Namun para sahabat tetap dapat
membaca karena hafalannya.
Lalu,muncul masalah tentang kesalahan membaca Al-Qur’an.Banyak orang
non Arab yang masuk islam.Mayoritas mereka kurang memahami tulisan Arab
tanpa baris dan titik. Kemudian Ubaidullah bin Ziyad dan Hajjaj bin Yusuf ats-
Tsaqafy dengan tanda-tanda barunya untuk memudahkan dalam membaca
mushaf.
-Yahya bin Ya’mar dan Nashar bin ‘Ashim (seorang yang melengkapi
mushaf yang ada di tangan Ibmu Sirrin).