Akuntansi Lingkungan
Akuntansi Lingkungan
Akuntansi Lingkungan
AKUNTANSI
LINGKUNGAN
- Aulia Khaerunnisa
- Ayu Syais Sunna M
- Devyh Tamala
- Puput Rosella
- Sefinka adha K
Pengertian Akuntansi Lingkungan
Lingkungan akuntansi mulai menerima perhatian selama krisis energi pada 1970-an. Meskipun isu
tersebut diberikan pertimbangan untuk sementara waktu, krisis energi berakhir dan 1980-an
diantar di era baru kemakmuran ekonomi. Praktek akuntansi lingkungan memudar ke latar
belakang sebelum standar untuk mengukur dampak ekonomi dikembangkan. Perundang-undangan
dan kesepakatan tentang bagaimana menghitung faktor lingkungan dan faktor-faktor apa harus
dihitung sulit didapat. Pada 1990-an, suatu kenaikan besar dalam aktivitas perlindungan
lingkungan membawa akuntansi lingkungan ke dalam kesadaran konsumen dan bisnis. Secara
bertahap beberapa standar akuntansi lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh organisasi
akuntansi terkemuka seperti Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi Komite
Eksekutif American Institute of CPA.
ASPEK – ASPEK AKUNTANSI LINGKUNGAN
1. Pengakuan identifikasi pengaruh negatif aktivitas bisnis perusahaan terhadap
lingkungan dalam praktik akuntansi konvensional.
4. Pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan non keuangan serta sistem
pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan.
5. Identifikasi biaya – biaya dan pendapatan apabila perusahaan lebih peduli terhadap
lingkungan dari berbagai program perbaikan lingkungan.
1. Fungsi Internal
Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan
sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti
konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya.
Fungsi eksternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan.
Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan
hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang
diungkapkan merupakan hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi
lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang sumber – sumber ekonomi
suatu perusahaan, klaim terhadap sumber – sumber tersebut dan pengaruh transaksi
peristiwa dan kondisi yang mengubah sumber – sumber ekonomi dan klaim terhadap
sumber tersebut.
Meskipun akuntansi lingkungan memiliki banyak manfaat dan merupakan ide yang baik dalam
teori, mungkin sulit untuk dimasukkan ke dalam praktek. Ketika melembagakan praktek
akuntansi lingkungan dan sosial, perlu untuk mengingat bahwa banyak biaya dihitung dalam
akuntansi lingkungan tidak berwujud dan sulit diukur. Perusahaan harus memastikan
menerapkan standar yang sama dan memberikan nilai yang sama ke sumber daya di seluruh
organisasi. Beberapa nilai bersifat subyektif dan berbeda dengan individu, sehingga dapat
menjadi sulit untuk datang ke sebuah konsensus tentang apa yang harus mengukur dan
bagaimana. akuntansi sosial juga dapat menantang, sebagai nilai-nilai sosial kadang-kadang
berubah dengan cepat.
Pentingnya Akuntansi Lingkungan
Biaya lingkungan merupakan salah satu beberapa tipe biaya yang dikorbankan seperti
halnya perusahaan memberikan barang dan jasa kepada konsumen (pelanggannya).
Kinerja lingkungan merupakan salah satu dari beberapa ukuran penting tentang
keberhasilan perusahaan. Beberapa alasan manajemen perlu memperhatikan biaya
lingkungan dan kinerja lingkungan menurut Sudarno (2008) antara lain :
1. Beberapa biaya lingkungan dapat dikurangi dan dieliminasi secara signifikan sebagai
hasil dari keputusan bisnis, mulai dari operasi perubahan pergudangan, ke investasi
dalam teknologi pemrosesan yang lebih hijau, meredesain proses / produk
.
2. Biaya lingkungan (misalnya penghematan biaya lingkungan secara potensial) dapat
dikaburkan dalam akun biaya overhead atau bahkan diabaikan.
Lanjutan....
3. Beberapa perusahaan telah menemukan bahwa biaya lingkungan dapat di offset dengan
perolehan pendapatan melalui penjualan limbah, produk sampingan atau cadangan polusi yang
dipindahkan atau lisensi teknologi untuk penjumlahan.
4. Manajemen biaya lingkungan yang lebih baik dapat dihasilkan dengan mengembangkan kinerja
lingkungan dan memperoleh manfaat yang signifikan terhadap kesehatan manusia seperti halnya
dalam keberhasilan bisnis.
5. Dengan biaya lingkungan dan kinerja lingkungan, pemrosesan dan produk dapat memperbaiki
penetapan biaya produk dan penetapan harga yang lebih tepat dan dapat membantu perusahaan
dalam mendesain pemrosesan, produk dan jasa yang lebih ramah lingkungan dimasa depan.
6. Keunggulan kompetitif terhadap pelanggan dapat dihasilkan dari pemrosesan, produk jasa
yang dapat dijelaskan dengan lingkungan yang lebih baik.
7. Akuntansi biaya dan kinerja lingkungan dapat mendukung pengembangan perusahaan dan
operasi sistem manajemen lingkungan secara menyeluruh. Sistem seperti itu perlu segera
diberlakukan untuk perusahaan yang ikut perjanjian perdagangan internasional guna memenuhi
standar konsensus internasional ISO 14001.
Peranan Akuntan dalam Masalah
Lingkungan
Peranan akuntan dalam membantu manajemen mengatasi masalah lingkungan melalui lima
tahap, yaitu (Gray 1993 dalam Akbar, 2011) :
◦ 1. Sistem akuntansi yang ada saat ini dapat dimodifikasi untuk mengidentifikasi masalah
lingkungan dalam hubungannya dengan masalah pengeluaran seperti biaya kemasan, biaya
hukum, biaya sanitasi dan biaya lain-lain yang berkenaan dengan efek lingkungan.
◦ 2. Hal-hal yang negatif dari sistem akuntansi saat ini perlu diidentifikasikan, seperti
masalah penilaian investasi yang belum mempertimbangkan masalah lingkungan.
◦ 3. Sistem akuntansi perlu memandang jauh kedepan dan lebih peka terhadap munculnya isu-
isu lingkungan yang selalu berkembang.
◦ 4. Pelaporan keuangan untuk pihak eksternal dalam proses berubah, seperti misalnya
berubah ukuran kerja perusahaan di masyarakat.
◦ 5. Akuntansi yang baru dari sistem informasi memerlukan pengembangan seperti pemikiran
tentang kemungkinan adanya “eco balance sheet”.
Sistem akuntansi lingkungan
◦ Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas akuntansi konvensional dan ekologis:
a. Akuntansi lingkungan konvensional mengukur dampak-dampak dari lingkungan alam
pada suatu perusahaan dalam istilah-istilah keuangan.
b. Akuntansi ekologis mencoba untuk mengukur dampak suatu perusahaan
berdasarkan lingkungan, tetapi pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa
barang produksi dalam kilogram, pemakaian energi dalam kiloujoules), akan tetapi
standar pengukuran yang digunakan bukan dalam bentuk satuan keuangan.
Ruang lingkup akuntansi
lingkungan
◦ Sedangkan lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
◦ a. Bagian pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu
perusahaan baik secara nasional maupun regional.
◦ b. Bagian kedua berkaitan dengan akuntansi lingkungan untuk
perusahaanperusahaan dan organisasi lainnya.
Faktor konsep akuntansi
lingkungan
Beberapa faktor mengenai konsep akuntansi lingkungan :
◦ a. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang).
◦ b. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).
◦ c. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai satuan
uang/rupiah).
Contoh kasus
◦ Pada tahun 2011 terjadi mengeluarkan biaya untuk
kejadian yang luar biasa mengganti kerugian yang
Pada tahun 2011 PT. Swastisiddhi Amagra
yang mengakibatkan diderita masyarakat
kerugian pada sebesar mengadakan kerjasama dengan perusahaan EN3N
Rp250.000.000,00 akibat yang berasal dari Korea. Dalam hal ini PT.
◦ PT. Swastisiddhi Amagra
kebocoran tersebut. Tiap Swastisiddhi Amagra menjadi alat uji coba bagi
yaitu terjadinya
kebocoran limbah yang
tahun PT. Swastisiddhi proyek pengolahan limbah yang direncanakan oleh
Amagra juga bertanggung perusahaan Korea tersebut. Jika proyek tersebut
mengakibatkan kematian
jawab kepada masyarakat berhasil maka EN3N akan menerapkan sistem
ikan yang dianggap Tuhan
dengan melakukan pengolahan limbah dalam skala besar. Untuk
oleh masyarakat
perbaikan jalan
sekitar.Kebocoran ini melakukan uji coba ini EN3N membuat alat
dikarenakan aktivitas
terjadi karena kolam pengepresan yang digunakan untuk mengolah
perusahaan di dalam
nomor 3 dari 9 kolam limbah padat menjadi pelet, dengan kata lain
mengangkut bahan baku
limbah cair mengalami
menggunakan kendaraan pengolahan limbah PT. Swastisiddhi Amagra bisa
kebocoran.Tujuan dibuat
kolam limbah adalah
berat yang teratasi terlebih lagi pelet hasil pengolahan limbah
mengakibatkan kerusakan tersebut bisa dijual ke petani sekitarnya. Sebagai
untuk menampung limbah
jalan di lingkungan gantinya PT. Swastisiddhi Amagra menyediakan
cair dari produksi minyak
masyarakat sekitar. lahan untuk membangun asrama sekaligus tempat
sawit. Setelah kejadian
ini PT. Swastisiddhi untuk menampung alat pengepresan tersebut.
Amagra mengalami
kerugian dan
Kesimpulan
◦ PT. Swastisiddhi Amagra terlibat masalah pencemaan lingkungan yaitu matinya ikan yang
dianggap Tuhan oleh masyarakat sekitar. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus ganti rugi
sebesar Rp250.000.000,00. Adapun permasalahan utama yang dihadapi perusahaan adalah
ketidakmampuan dalam pengolahan limbah cair. Sehingga sejak tahun 2011 PT. Swastisiddhi
Amagra bekerja sama dengan perusahaan asal Korea yang bergerak di bidang energi dalam
proses pengolahan limbah cair. Dengan adanya kerjasama ini, limbah cair perusahaan dapat
dengan aman dibuang ke sungai, bahkan disamping itu, hasil pengolahan limbah juga dapat
dimanfaatkan sebagai listrik yang dapat digunakan kembali untuk operasi perusahaan.PT.
Swastisiddhi Amagra adalah perusahaan yang bergerak di bidang penglolaan minyak kelapa
sawit.Dalam mengelola biaya yang diakibatkan dari pengelolaan minyak kelapa sawit, PT.
Swastisiddhi Amagra masih menyatukanbiaya-biaya tersebut dalam satu akun.Semakin
meningkatnya aktivitas lingkungan yang dilakukan perusahaan membuat perusahaan
memutuskan menerapakan akuntansi lingkungan dalam penyusunan laporan keuangan sejak
tahun 2011.
Saran
Sebaiknya perusahaan mengklasifikasikan aktivitas lingkungan ke dalam empat
kategori biaya lingkungan yaitu biaya pencegahan, biaya deteksi, biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal.Dengan adanya penggolongan biaya terlihat
berapa besar biaya pencegahan, biaya deteksi, biaya kegagalan internal dan biaya
kegagalan eksternal, sehingga dapat diketahui mana saja aktivitas yang belum
maksimal dan mana yang perlu dimaksimalkan. Penerapan akuntansi lingkungan
yang optimal akan mendorong perusahaan peduli akan lingkungan dan sosial.
daftar pustaka
•https://ocw.upj.ac.id GBPP-LSE-204-Modul-Akunstansi-
Lingkungan (2015)
•http://eprints.mercubuana-
yogya.ac.id/797/3/BAB%2520II.pdf (2017)
•http://Repository.uksw.edu (2016)