Legal forms">
Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Ayat-Ayat Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

DALIL AL-QURAN TENTANG PENDIDIKAN

Posted on 29 Maret 2013by SAMSUL HUDA

9 Votes
Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam yang didasarkan pada
Al-Quran dan Hadist Nabi Muhammad saw. Dari kedua sumber tersebut, para
intelektual muslim kemudian mengembangkannya dan mengklasifikannya kedalam
dua bagian yaitu: Pertama, akidah untuk ajaran yang berkaitan dengan keimanan;
kedua, adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan dengan amal nyata (Muhammad
Syaltut). Dan sebagai tambahan adalah fisafat sebagai alat bantuk dalam berpikir
manusia untuk selalu mengembangkan pengetahuan yang sudah di miliki. Filalsafat
tersebut digunakan untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi dan
bagaimana menyelesaikan masalah tersebut tanpap mengakibatkan masalah yang
lebih besar. Tentu saja dalam perkembangan yang dilakukan oleh manusia tidak
akan terlepas dari perintah dan larangan agama, karena dalam hal ini agama
memrupakan sumber yang paling utama dan mmenduduki kedudukan yang tertinggi
yang disusul kemudian adalah filsafat, kemudian ilmu pengetahuan.
Oleh karena pendidikan (formal, nonformal dan informal) termasuk amalan yang
nyata dan harus dilakukan, maka pendidikan tercakup dalam bidang syariah. Bila
diklasifikasikan lebih lanjut, termasuk dalam sub bidang muamalah.
Pengklasifikaksian ini tidak terlepas dari adanya tanggung jawab yang wajib bahwa
pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang nantinya akan menyangkut
kebutuhan orang banyak (social masyarakat). Dengan demikian maka jelaslah bahwa
sebaik-baik orang adalah dia yang mampu memberikan kontribusi pada masyarakat
sekitanya. Dan perintah ajarkanlah ilmu walau satu ayat.
Dalam Al-Quran (Q.S. 31: 12-15) yang artinya: Dan sungguh, telah Kami Berikan
hikmah kepada Luqman, yaitu, Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya, Maha Terpuji. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai anakku! Janganlah

engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah


benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar
berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada
Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah
engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat
kembalimu, maka akan Aku Beritahukan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. Ayat ini menerangkan kepada kita bahwa dalam pendidikan yang paling
ditekankan adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang tua, karena pendidikan ini
secara sadar atau tidak sadar merupakan pendidikan yang pertama kali didapatkan
oleh seorang anak sebelum mendapat pengaruh dari luar. Dan ayat tersebut
menrangkan kepada kita bahwa apabila orang tua menyuruh kita untuk melakukan
hal-hal yang dilarang dalam agama, maka kita wajib nenolaknya, akan tetapi dengan
perkataan yang baik (wajaadil hum billaty hia akhsan).
Surat tersebut secara terang-terangan menjelaskan kepada kita tentang prinsipprinsip dasar materi pendidikan Islam yang terdiri atas masalah iman, ibadah,
sosial, dan ilmu pengetahuan yang nantinya akan menjadi bekal dalam menjalani
kehidupan sebagai tanggung jawab ke-Khalifah-an.
Sebagai bantahan pendapat yang meragukan terhadap adanya aspek pendidikan
dalam Al-Quran. Abdul Rahman Saleh Abdullah mengemukakan bahwa
kata Tarbiyah yang berasal dari kata Rabb(mendidik dan memelihara) banyak
terdapat dalam Al-Quran; demikian pula kata Ilm yang demikian banyak dalam
Al-Quran menunjukkan bahwa dalam Al-Quran tidak mengabaikan konsep-konsep
yang menunjukkan kepada pendidikan (Departemen P & K, 1990:291). Hal ini
ditegaskan karena dengan pendidikanlah umat manusia mendapatkan ilmu
pengetahuannya. Selain itu dengan ilmu pengetahuan yang didaptnya, diharapkan
supaya umat islam menjadi lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah bukan kakena
ikut-ikutan dari agama orang tua, tetapi karena dirinya pribadi.
Sebagai pedoman yang tidak kalah pentingnya, Hadist juga banyak memberikan
dasar-dasar bagi pendidikan Islam. Karena Hadist sebagai pernyataan, pengalaman,
takrir dan hal ihwal Nabi Muhammad saw., merupakan sumber ajaran Islam yang
kedua sesudah Al-Quran.

Sebagai penunjang berkembangnya ilmu pengetahuan, di samping Al-quran dan


Hadist sebagai sumber atau dasar pendidikan Islam, tentu saja masih memberikan
penafsiran dan penjabaran lebih lanjut terhadap Al-Quran dan Hadist, berupa
ijma, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya yang sering pula dianggap sebagai
dasar pendidikan Islam. Akan tetapi, kita konsekuen bahwa dasar adalah tempat
berpijak yang paling mendasar, maka dasar pendidikan Islam hanyalah Al-Quran
dan Hadist Nabi Muhammad saw. Sehingga pandangan para ulama yang
berupa berupa ijma, qiyas, ijtihad, istihsan dan sebagainya dijadikan sebagai sarana
untuk memberikan pemahaman sebagai penjelas al-Quran dan Hadist tersebut.
Berikut beberapa ayat dan Hadistt yang membahas tentang pendidikan :
1.
QS: As Shafaat: 102
Yang artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha
bersamanya, (Ibrahim) berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia
(Ismail) menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang Diperintahkan (Allah)
kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.
Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang makna metodologi pendidikan pada
anak. Yang mana ayat ini mengisahkan dua hamba Allah (Bapak-Anak), Ibrahim dan
putranya Ismail AS terlibat dalam suatu diskusi yang mengagumkan. Bukan
substansi
dari
diskusi
mereka
yang
menjadi
perhatian
kita.
Melainkan approach/cara pendekatan yang dilakukan oleh Ibrahim dalam
meyakinkan anaknya terhadap suatu permasalahan yang sangat agung itu.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa metode dialogis dalam
mengajarkan anak sangat didukung oleh ajaran Islam. Kesimpulan ini pula menolak
anggapan sebagian orang kalau Islam mengajarkan ummatnya otoriter (pemaksaan),
khususnya dalam mendidik anak.
2.
Ar-Rahman ayat 1-4 (Tentang subyek pendidikan)
Yang artinya: (Rabb) Yang Maha Pemurah. Yang telab mengajarkan al
Quran.Dia menciptakan manusia.Mengajarnya pandai berbicara /AI-Bayan.
Kaitannya ayat ar-Rahman ini dengan Subjek Pendidikan adalah sebagai berikut:

Kata ar-Rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah hati,

penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak didiknya
dan siapa saja yang menunjukan profesionalisasi pada Kompetensi Personal
Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik
sebagaimana Allah mengajarkan al-Quran kepada Nabi-NYA.

Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik


adalah kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional)
Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan

mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi


yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, sebagaimana
penjelasan AI-Bayan.
3.
Surah Luqman: 13
Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.
Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut:
1.

Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagaiman


tugasnya, mulai dari melahirkan sampai akil baligh.
2.
Prioritas pertama adalah penanaman akidah dan akhlak. Pendidikan akidah
dan akhlak harus diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam
membentuk pribadi anak yang soleh (Kompetensi Profesional).
3.
Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat kasih
sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu Yaa
Bunayyaa (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih
sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam koridor ketegasan
dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras. (Kompetensi Personal).
4.
Surah al-Kahf ayat 66 (Tentang Pendidik)
Yang artinya: Musa berkata kepada Khidhr Bolehkah aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu (QS. 18: 66).
Dari ayat ini dapat diambil beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:
1.

Kaitan ayat ini dengan aspek pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya:
Menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran seorang guru
adalah sebagai fasilitator, tutor, tentor, pendamping dan yang lainnya. Peran
tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh
bangsa neraga dan agamanya.
2.
Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu.
Hal ini perlu, karena zaman akan selalu berubah seiring berjalananya waktu. Dan
kalau kita tidak mengikutinya, maka akan menjadikan anak yang tertinggal.

3.

Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik


mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang
akan dipelajarinya.
5.
Surah asy-Syuara: 214
Yang artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat( QS. 26: 214).
Ayat ini mengajarkan kepada Rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau
memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan dan
pendidikan. Seorang guru harus memberikannya secara seimbang, tidak
membedakan mana yang kaya dan mana yang miskin (menganggap semuanya
sama). Guru wajib menegur kepada anak didik siapapun yang melanggar atau tidak
sesuai dengan kaidah yang telah diajarkannaaya.
6.
Surah Abasa ayat 1-3
Yang artinya: Dia (Muhammad ) bermuka masam dan berpaling. Karena telah
datang seorang buta kepadanya Tahukah kamu barangkali ia ingin
membersihkan dirinya dari dosa QS. 80: 1 3)
Pesan yang dapat kita ambil adalah:
1.

Setiap insan berhak memperoleh pendidikan, tanpa mengenal ras, suku


bangsa, agama maupun kondisi pribadi/fisik dan perekonomiannya.
2.
Sebagai seorang pendidik harus bijak dalam menghadapi anak didiknya dan
tidak membeda-bedakan hanya karena fisik yang tidak sempurna. Misal
tingkatkan pula pelayanan pendidikan pada peserta didik yang difabel.
7.
Surah al-Ankabut: 19-20
Yang artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali).
Sesungguhnyayang demikian itu mudah bagi Allah. Katakanlah: Berjalanlah di
(muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari
permulaannya,
kemudian
Allah
menjadikannya
sekali
lagi. Sesungguhnya.Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 29: 19 20).
Dari ayat tersebut di atas (al-Ankabut: 19 20) memerintahkan kepada kita untuk:
1.

Melakukan perjalanan, dengannya seseorang akan menemukan banyak


pelajaran berharga baik melalui ciptaan Allah yang terhampar dan beraneka
ragam, maupun dari peninggalan lama yang masih tersisa puing-puingnya. Hal
ini mengisyaratkakn kepada kita bahwa pengalaman merupakan kunci sebagai
tolok ukur perkembangan dalam setiap perubahan yang dilakukan. Selain itu dari

pengalaman yang kita lakukan maupun dari pengalaman orang lain lakukan
selayaknya dijadikan sebagai ibrah untuk menuju yang lebih baik.
2.
Melakukan pembelajaran, penelitian, dan percobaan (eksperimen) dengan
menggunakan akalnya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada yang
kekal di dunia ini, dan bahwa di balik peristiwa dan ciptaan itu, wujud satu
kekuatan dan kekuasaan Yang Maha Besar. Pemikiran ini adalah tujuan akhir
dari semua yang dikerjakan oleh setiap manusia.
8.
Surat al-Alaq ayat 1-5
Yang artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan.
Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah
Yang Maha Mulia. Yang Mengajar (manusia) dengan pena. Dia Mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 80: 1 5).
Ayat diatas dikaitan dengan pendidikan adalah sebagai berikut:
1.

Iqra` bisa berarti membaca atau mengkaji. sebagai aktivitas intelektual dalam
arti yang luas, guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi
segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra`
haruslah dengan bismi rabbika
2.
Kata al-qalam adalah simbol transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
nilai dan keterampilan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kata ini
merupakan simbol abadi sejak manusia mengenal baca-tulis hingga dewasa ini.
Proses transfer budaya dan peradaban tidak akan terjadi tanpa peran penting
tradisi tulismenulis yang dilambangkan dengan al-qalam.
Hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang
mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma yaitu:
1.

Paradagima sekuler: paradigma yang memandang agama dan iptek adalah


terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat,agama telah
dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din an al-hayah). Eksistensi agama tidak
dinafikan hanya dibatasi perannya.
2.
Paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan
eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus,tidak ada hubungan dan
kaitan apa pun dengan iptek.
3.
Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah
dasar dan pengatur kehidupan.
9.
Surah At-Taubah ayat 122
Yang artinya: Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang muKmin itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan

diantara mereka beberapaorang untuk memperdalam pengetahuan mereka


tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya. (QS. 09: 122).
Ayat ini memberi anjuran tegas (tahdid) kepada umat Islam agar ada sebagian dari
umat Islam untuk memperdalam agama. Dikatakan juga bahwa yang dimaksud kata
tafaqquh fi al-din adalah menjadi seorang yang mendalam ilmunya dan selalu
memiliki tanggung jawab dalam pencarian ilmu Allah. Dengan demikian menurut
tafsir ini dalam sistem pendidikan Islam tidak dikenal dikhotomi pendidikan.
10. Surat An-Nahl ayat 125
Yang artinya: Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan cara yang bijaksana dan
dengan mengajarkan yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka secara lebih
baik. (QS. 16: 125)
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini bahwa metode yang di
lakukan dalam proses pendidikan diantaranya: ceramah dan diskusi.
11. Surat Al-Araf ayat 35
Yang artinya: Hai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu Rasul-rasul
sebangsamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-KU, maka barangsiapa
yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, niscaya mereka tidak merasa
ketakutan (QS. 07: 35)
Metode cerita / ceramah ini digunakan oleh Rasulullah untuk menyampaikan
perintah-perintah Allah.
12. Surat Ar-Rahman ayat 47-48
Yang artinya: Nikmat yang manalagi yang akan kamu dustakan? Kedua surga itu
mempunyai serba macam pohon dan buah-buahan. (QS. 55: 147 48).
Dalam surat Ar-Rahman ayat 47-48 tergambarkan bahwa Tanya jawab merupakan
salah satu metode yang digunakan dalam pendidikan.
13. Surah al-Baqarah: 31
Yang artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman:Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar. (QS.02: 31)
Proses pendidikan terhadap manusia terjadi pertama kali ketika Allah SWT selesai
menciptakan Adam as, lalu Allah SWT mengumpulkan tiga golongan mahluk yang
diciptakan-Nya untuk diadakan Proses Belajar Mengajar (PBM). Tiga golongan

mahluk ciptaan Allah dimaksud yaitu Jin, Malaikat, dan Manusia (Adam
Alaihissalam) sebagai mahasiswa nya, sedangkan Allah SWT bertindak sebagai
Maha Guru nya. Setelah selesai PBM maka Allah SWT mengadakan evaluasi
kepada seluruh mahasiswa ( jin, malaikat, dan manusia) dengan cara bertanya dan
menyuruh menjelaskan seluruh materi pelajaran yang diberikan, dan ternyata Adam
lah (dari golongan manusia) yang berhasil menjadi juara dalam ujian tersebut.
Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat baik berupa pengetahuan ataupun
pengalaman yang membangun dalam kehidupan kita. Akhirnya dengan segala
kerendahan hati, apabila terdapat kesalahan dari kata-kata maupun maksud yang
kurang bener, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Wallahu alam bissowab
Tentang
iklan-iklan ini
Terkait
DALIL AL-QUAN TENTANG PENDIDIKANdalam "ISLAM"
MAKNA DAN HAKIKAT NUZULUL QURANdalam "ISLAM"
MAKNA HIDAYAHdalam "CORETAN TINTA"

Tentang SAMSUL HUDA


Kata orang saya adalah orang yang bodo dan bikin jengkel orang yang dekat dengan saya.
Sekarang pun saya masih menjadi seorang mahasiswa yang seharusnya sudah mendapatkan
gelar sarjana muda. Itu bukti bahwa mungkin apa yang dikatakakn orang itu benar tentang saya.
Lihat semua pos dari SAMSUL HUDA
Pos ini dipublikasikan di CORETAN TINTA dan tag aspek pendidikan dalam quran, ayat quran tentang
pendidikan,ayat tentang pendidikan, dalil pendidikan dalam quran, hadis tentang pendidikan, materi pendidikan
islam dalam quran, metode pendidikan dalam quran, pembelajaran dalam quran, pendidik dalam pandangan
islam, pendidikan dalam quran, pendidikan islam, prinsip dasar pendidikan dalam quran, quran dalam
pendidikan, tarbiyah dalam quran, tauladan dalam pendidikan. Tandai permalink.
PIRI REIS PEMBUAT PETA ANTARTIKA
PENDIDIKAN ISLAM MASA PERMULAAN DI INDONESIA

Pesan-Pesan Al-Quran dan Hadits Tentang


Pendidikan
Bersama Ustadz Dr. Fahmy Alaydroes, S.Psi., MM., MEd.
Kamis, 9 Juli 2015
Aula Utama Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI Depok
Dengan penyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Aktivitas mendidik adalah tugas mulia, penyambung risalah para nabi dan rasul. Pada awalnya,
manusia diciptakan Allah SWT dengan segala bentuk kenegatifan. Dalam Al-Quran, Allah SWT
menyebut manusia pemalas, tidak mengerti, suka berkeluh kesah, dan bodoh serta jauh dengan nilainilai islam. Namun, sebaliknya, manusia mempunyai fitrah yang jika diasah akan cemerlang, akan
menjadi sesuatu yang sama dan sebangun dengan islam itu sendiri.

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum:30)
Dari ayat tersebut, kita ketahui bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT secara fitrah akan cocok
dengan konsep islam, tapi harus digiatkan dengan pendidikan. Atau manusia akan tergelincir dan
celaka. Nabi dan rasul mengangkat/memunculkan potensi fitrah manusia. Pola asuh nabi dan rasul
pada setiap ummatnya lah yang membuat mereka berkarakter karena para nabi dan rasul diutus
kepada manusia agar mereka menjadi manusia yang baik.
Ayat-ayat, ilmu-ilmu, informasi-informasi yang bersumber dari Allah SWT ditujukan untuk
menyempurnakan akhlak manusia dan mengajarkan Al-Quran dengan membawa hikmah. Hikmah itu
sendiri adalah samudera ilmu pengetahuan yang baik, setelah sebelumnya mereka sesat. Namun,
ada juga yang berada di tengah-tengah, yaitu mereka yang mendapat pendidikan yang tidak optimal,
jadilah mereka murid jadi-jadian yang tidak berinteraksi dengan nilai-nilai islam. Jika hal ini
dibiarkan, mereka akan tergelincir.
Coba kita cermati, sejak SD, SMP, SMA bahkan kuliah, berapa puluh kali kita berinteraksi dengan
kurikulum yang bertentangan dengan Al-quran?
Contoh: pada pelajaran ekonomi, nabi dan rasul memerangi orang-orang yang melakukan hal-hal
ribawi. Sedangkan kita malah mempelajarinya.
1.

Misi pendidikan dalam islam adalah membentuk karakter kepemimpinan,


Ketika bicara pendidikan, maka kita bicara tentang menyiapkan generasi. Allah SWT telah
memperingatkan agar manusia hati-hati terhadap terwujudnya generasi yang lemah.

Artinya: Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan
anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang
benar. (An-Nisa: 9)
Qaulan sadida yang dimaksud dalam ayat ini adalah konsep pendidikan secara detail yang terstruktur
dan tepat sasaran, sesuai dengan konsep pendidikan dalam nilai-nilai islam.
Visi pendidikan generasi islam tidak pernah setengah-setengah, langsung pada tujuan utama yakni:
Robbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota ayun wajalna lil muttaqiina imaama
>> misi pendidikan islam, untuk menjadi muttaqin, karena muttaqin adalah misi paling tinggi, orang
muttaqin adalah sebaik-baiknya manusia. Yang diinginkan oleh Allah bukan sekadar bertakwa tetapi
juga menjadi pemimpin yang bertakwa. Maka islam bertujuan untuk memunculkan generasi
pemimpin.
Dalam doa tadi, faktor pasangan menjadi salah satu penentu. Kunci pendidikan yang sukses berawal
dari orang tua. Jika posisi menjadi suami, maka carilah istri dengan semangat dan fiqrah yang sama.
Maka dengan kunci ini, keluarga akan mendapatkan pola asuh sesuai dengan nilai-nilai islam.
Desain pendidikan ini tidak main-main, karena meneruskan fungsi nabi dan rasul untuk menjadi
khilafah. Dua fungsi khilafah itu adalah :
Imarah (memakmurkan)
Riayah (memelihara)
Pendidikan adalah sesuatu yang santat tegas pesannya dalam Al-quranul karim. Sederhananya, misi
pendidikan islam adalah mengembalikan asal tujuan diciptakannya manusia: untuk menjadi hamba
Allah (QS. Adz-Dzariat: 56) yang tugasnya adalah beribadah dan menjadi khalifah. Manusia
diciptakan dengan segala bentuk kelemahan, namun disamping itu, manusia diharapkan akan
menjadi orang dengan kemampuan berpikir yang cerdas. Oleh karena itu manusia harus memberi
asupan-asupan yang kuat dalam pemikirannya agar sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Ulul albab, oleh Yusuf Qardhawi adalah manusia cerdas yang memiliki kemampuan berpikir yang
produktif. Dalam definisi kurikulum 2013, berarti generasi diharapkan menjadi problem solver.
Karakteristik ulul albab:


191.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka.


192.
Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang
penolongpun.

Ada aktivitas dzikir yang memompa hubungan dengan Allah yaitu dengan aktivitas berpikir, bertafakur
tentang apa yang terjadi di bumi, khairunnas anfauhum linnas. Menjadi manusia yang bermanfaat
hanya mungkin tercapai jika orientasinya adalah penyelesaian masalah.
Hakikat pendidikan islam:
1.

Menumbuhkan potensi fitrah manusia

2.

Memberdayakan akal fikiran

3.

Membentuk akhlak qarimah

4.

Membina generasi kepemimpinan muttaqin

5.

Menjadi khalifah.
Pesan-pesan dalam Al-Quran mengenai pendidikan:

1.

Kisah Nabi Adam AS memulai peradaban dengan ilmu langsung dari Allah SWT untuk
membangun peradaban manusia bahkan melebihi kemampuan malaikat, >> talim

2. Kisah Zulqarnain vs Yajuj Majuj, menemukan solusi atas perselisihan yang membuat banyak
penderitaan. Solusinya ternyata menciptakan dinding metal, membendung makar yang durhaka.
Memadukan besi dan tembaga untuk membangun benteng. Ini adalah kemajuan teknologi yang
disebutkan dalam Al-quran. Setelah itu terwujud peradaban baru.
3. Kisah Nabi Yusuf AS >> kekeringan setelah tujuh tahun, mengharuskan adanya rekayasa yang
cerdas, untuk mengatasi paceklik, dalam Alquran, diceritakan bahwa Nabi Yusuf memberanikan diri
untuk menyelesaikan masalah krisis pangan di negerinya.
4. Kisah Nabi Muhammad SAW yang memerangi jahiliyah
5. Kisah perang Ahdzab >> perang strategi parit, keterampilan Salman Al Farisi dengan membuat
khandaq. Lagi-lagi Alquran berbicara tentang keterampilan dan kecerdasan berpikir.
6. Penaklukan konstantinopel >> Muhammad Al Fatih, panglima yang menaklukan musuh dengan ilmu
dan teknologi. Sampai sekarang pun jejaknya masih ada di instanbul
7. Peradaban emas islam >> banyaknya ilmuwan islam yang mencerahkan peradaban dunia
8. Untuk menghadapi kesombongan Yahudi >> Al-Baqarah
Permasalahan kita saat ini mengenai pendidikan
Mislead antara penddikan dengan tujuan dan nilai islam.
Mislead link antara pendidikan dan permasalah ummat
Miskin pemberdayaan potensi siswa
Miskin sumber, media dan metode pembelajaran
Miskin pendidikan akhlak
Miskin tenaga pendidikan
Lemah implementasi kebijakan.
Buktinya: makin banyak kasus-kasus yang menyayat moralitas, terkait dengan pornografi dan tindak
pidana semakin sadis yang terjadi belakangan ini.
Kondisi realita indonesia:

Kemampuan membaca anak-anak indonesia peringkat 45 negara di dunia (sumber: Progress


International Reading Literacy Study. PIRLS)
Bandingkan dengan Yahudi, Yahudi sadar bagaimana mereka harus menguasai dunia ini, banyak
ilmuwan yahudi tampil menjadi tokoh dunia, ini adalah kenyataan yang tidak terbantahkan. Mereka
punya agenda besar: menguasai dunia, khususnya menguasai dunia ummat islam, mengendalikan
ekonomi dunia. Mereka mendesain, agar negara islam menjdi budak-budak hutang mereka.
Solusi itu semua?

Artinya : orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya dengan
bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya,
Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Baqarah: 121)
Indikasi beriman adalah membaca dengan sebenar-benarnya bacaan, dengan frekuensi yang tingi,
memahami esensi pesan-pesan Alquran, dan mempraktekannya. Tidak boleh berhenti hanya sampai
dengan membaca, menghafal.
Bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Alquran, menargetkan kita menjadi muttaqin. Maka jadikan
Alquran sesuatu yang dekat, karena Alquran akan menjadi penerang bagi orang yang bertakwa.
Kalau kita tidak memahami Alquran berarti ketakwaan kita masih menjadi tanda tanya besar.
Tidak ada petunjuk yang tertinggal dalam Alquran.
Wasiat Lukmanul Hakim, sebagai guru :
1.

Mengenal Allah dan meng-EsakanNya

2.

Birrul walidain

3.

Menegakkan shalat

4.

Amar maruf nahi munkar

5.

Hari pembalasan

6.

Akhlak.
Kalau kita sebagai mayoritas di negara ini meginginkan pemimpin-pemimpin yang peduli aspirasi
keummatan. Fakta bahwa muslim profesional yang peduli masalah ummat harus diperbanyak, itulah
muttaqin. Hal itu hanya bisa dilalui dengan aktivitas pendidikan.
Oleh karena itu kita perlukan dakwah berbasis pendidikan untuk menggerakkan seluruh elemen dan
komponen negara dan ummat untuk merumuskan kebijakan pendidikan yang tepat :
Mengembangkan lembaga kependidikan ummat > sekolah, madrasah, pesantren, perguruan tinggi
dan majelis taklim yang sesuai dengan konsep pendidikan dalam islam.
Memobilisasi gerakan pendanaan pendidikan ummat
Meluaskan jaringan dan membangun kemitraan berbasis kemaslahatan dan kemajuan pendidikan,
ada kerajutan silaturahim dengan institusi atau gerakan dakwah lainnya.

Q1. Orang-orang non-islam membuat media yang sangat menarik, bagaimana agar kita juga bisa
membuat media pendidikan anak yang menarik?
A1. Yang namanya sesuatu yang jauh dari nilai islam, memang biasanya menarik. Ingat kisah Adam
dan Hawa? Bagaimana setan membuat Adam dan Hawa tertarik dengan peristiwa yang
menyesatkan. Sesuatu yang menjerumuskan itu biasanya menarik tapi mengandung kesesatan,
sesuatu yang benar itu biasanya melelahkan. Pada anak-anak seyogyanya kita bicara masalah
subtansi, tantangan kita adalah mendesain pendidikan untuk anak-anak dengan cara memikat tanpa
instrumen material, tapi pada figur dan lingkungan, berinteraksi dengan alam, guru yang berkarakter
tegas dan berwibawa tapi penuh perhatian. Tidak perlu terobsesi dengan media, tapi bukan berarti
kita tidak kreatif.
Q2. Penyelenggaraan pendidikan islam yang mahal, makanya masyarakat umum memilih pendidikan
umum, sd yang gratis. Bagaimana hal strategis untuk membangkitkan masjid-masjid yang bermanfaat
untuk pendidikan?
A2. Mahal? Aktivitas apapun memerlukan biaya, pengorbanan. Begitu juga dengan sekolah. Dan
pengorbanan itu yang membuat kesan mahal. Memang perlu ada kebijakan yang berkait dengan
pendidikan. Kalau dari negara belum ada, maka kita bergerak pada tataran horizontal.
Memaksimalkan fungsi subsidi silang, misalnya. Yang kita perlu yakini, semya hal itu perlu
pengorbanan. Itu termasuk bentuk jihad dalam pemberdayaan ummat.
Wallahu alam bishshawwaab
website: mesjidui.ui.ac.id
Youtube channel: bit.ly/mesjidui
Twitter: @masjidUI

Anda mungkin juga menyukai