Makalah Konseling Kelompok
Makalah Konseling Kelompok
Makalah Konseling Kelompok
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Konseling Kelompok
Corey & Corey (2006) menjelaskan bahwa seorang ahli dalam konseling
kelompok mencoba membantu peserta untuk menyelesaikan kembali permasalahan hidup
yang umum dan sulit seperti: permasalahan pribadi, sosial, belajar/akademik, dan karir.
Konseling kelompok lebih memberikan perhatian secara umum pada permasalahanpermasalahan jangka pendek dan tidak terlalu memberikan perhatian pada treatmen
gangguan perilaku dan psikologis. Konseling kelompok memfokuskan diri pada proses
interpersonal dan strategi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pemikiran,
perasaan, dan perilaku yang disadari. Metode yang digunakan adalah dukungan dan
umpan balik interaktif dalam sebuah kerangka berpikir here and now (di sini dan saat
ini).
Gazda (1978) berpendapat bahwa konseling kelompok adalah suatu proses antara
pribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari. Proses itu
mengandung ciri-ciri terapeutik seperti 4 pengungkapan pikiran dan perasaan secara
leluasa, orientasi pada kenyataan, keterbukaan diri mengenai seluruh perasaan mendalam
yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling pengertian dan saling mendukung.
Semua ciri terapeutik tersebut diciptakan dan dibina dalam sebuah kelompok kecil
dengan cara mengemukakan kesulitan dan empati pribadi kepada sesama anggota
kelompok dan kepada konselor. Para konseli adalah orang-orang yang pada dasarnya
tergolong orang normal, yang menghadapi berbagai masalah yang tidak memerlukan
perubahan secara klinis dalam struktur kepribadian untuk mengatasinya. Para konseli
dapat memanfaatkan suasana komunikasi antarpribadi dalam kelompok untuk
meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala
tujuan hidup, serta untuk belajar dan/atau menghilangkan suatu sikap dan perilaku
tertentu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konseling kempok adalah
suatu proses interpersonal dan strategi yang mencoba membantu peserta menyelesaikan
permasalahan pribadi, sosial/akademik, dan karir dan mengandung ciri-ciri terapeutik
yang dilaksanakan dalam suatu kelompok kecil.
tugas-tugas
perkembangan
yang
khas
pada
setiap
fase-fase
perkembangannya.
3. Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan
hidupnya sendiri, dimulai dari hubungan antarpribadi di dalam kelompok dan dilanjutkan
kemudian dalam kehidupan sehari-hari di luar lingkungan kelompoknya.
4. Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu
menghayati/ memahami perasaan orang lain. Kepekaan dan pemahaman ini akan
membuat para konseli lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis diri sendiri dan orang
lain.
5. Masing-masing konseli menetapkan suatu sasaran/target yang ingin dicapai, yang
diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif.
6. Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan manusia sebagai
kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan
diterima oleh orang lain.
7. Masing-masing konseli semakin menyadari bahwa hal-hal yang memprihatinkan bagi
dirinya kerap menimbulkan rasa prihatin dalam hati orang lain. Dengan demikian, konseli
tidak akan merasa terisolir lagi, seolaholah hanya dirinyalah yang mengalami masalah
tersebut.
8. Para konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok secara terbuka,
dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian. Pengalaman berkomunikasi
tersebut akan membawa dampak positif dalam kehidupannya dengan orang lain di
sekitarnya.
C. Jenis-jenis Kelompok dalam Konseling Kelompok
1. Kelompok pertemuan (encaounter group). Membantu orangoranga yang sehat dalam
mengembangkan kontak yang lebih baik dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain.
Biasanya terdiri dari peserta yang belum saling mengenal. Inti kegiatan, peserta
keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas,
membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.
Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu: 1) Menjelaskan kegiaatan yang
akan ditempuh pada tahap berikutnya; 2) menawarkan atau mengamati apakah para
anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya; 3) membahas suasana
yang terjadi; 4) meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota; 5) Bila perlu kembali
kepada beberapa aspek tahap pertama.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin, yaitu:
1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka
2.
akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan
kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:
1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.
2. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.
3. Membahas kegiatan lanjutan.
4. Mengemukakan pesan dan harapan.