School Work">
Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Fisika
Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Fisika
Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Fisika
Alat-alat yang berasal dari luar negeri, manualnya biasa ditulis dalam bahasa inggris atau
bahkan ada yang ditulis dengan huruf kanji.
Apapun bentuk dan isinya, manual alat harus selalu ada selama alat yang bersangkutan
itu ada dan masih berfungsi.
Ketika alat baru diterima, manualnya harus segera difoptocopy, manual aslinya disimpan
atau diamankan dan yang kemudian digunakan adalah fotocopynya.
Manual alat pertama kali digunakan oleh penerima alat untuk memeriksa kelengkapan
alat yang diterima bersamanya.
Manual alat kemudian digunakan untuk memeriksa keberfungsian alat yang baru
diterima. Selanjutnya manual ini dipelajari dan digunakan oleh setiap pengguna alat.
Manual alat yang ditulis dalam bahasa inggris bahkan ada yang ditulis dengan huruf kanji
hendaknya dibuat versi bahasa indonesianya agar setiap pengguna alat dapat
memahaminya.
Jika manual alat yang asli dianggap kurang jelas, kurang rinci atau kurang operasional,
maka lebih baik di buat manual penggunaan yang dianggap akan lebih mempermudah
orang dalam menggunakan alat yang bersangkutan.
d. Penuntun percobaan
Kegiatan percobaan dapat dilakukan oleh siswa sebagai peserta pembelajaran, maupun oleh
guru sebagai pengajar baik ketika ia mempelajari sendiri maupun ketika memperagakan atau
mendemonstrasikan alat percobaan. Agar kegiatan percobaan berjalan dengan baik dan mencapai
tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannnya, diperlukan penuntun percobaan yang disusun
sesuai dengan tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannya.
Jumlah dan jenis percobaan direncanakan dan diperhitungan bersama-sama oleh semua
guru fisika sebelum semester berjalan dimulai.
Jumlah dan jenis percobaan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan kemampuan
laboratorium menyediakan alat-alat dan bahan-bahannya.
Penentuan jumlah dan jenis percobaan ini juga menentukan pengajuan usulan atau
permohonan kebutuhan bahan-bahan dan alat-alat laboratorium tiap semester.
Setelah jumlah dan jenis percobaan ditentukan, tahap berikutnya adalah pembagian tugas
diantara guru fisika untuk menulis dan menyusun penuntun percobaan atau memperbaiki
penuntun percobaan yang mungkin sudah ada sebelumnya.
Penuntun percobaan yang disusun oleh seorang guru fisika sebaiknya direviu oleh sesama
guru fisika yang lain.
Penuntun percobaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa yang
akan menggunakannya.
Penuntun percobaan disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran atau indikator
pembelajaran yang hendak dicapai dengan kegiatan percobaan yang bersangkutan.
Penuntun percobaan harus menyebutkan dengan jelas bahan dan alat yang digunakan,
bila perlu lengkap dengan spesifikanya.
Penuntun
percobaan
harus
jelas
melatrihkan
keterampilan
melakukan
penyelidikan/penelitian.
Penuntun percobaan tidak harus selalu berbentuk resep.
Penuntun percobaan hendaknya harus sudah dapat dipelajari anak sebelum melakukan
percobaan.
e. Alat-alat keselamatan
Alat-alat keselamatan dapat dibedakan atas alat-alat bantu yang digunakan dalam percobaan
untuk menjaga keselamatan alat dan keselamatan kerja percobaan itu, dan alat-alat atau bahanbahan yang digunakan untuk memberikan semacam pertolongan pertama kepada kecelakaan
kerja yang terjadi di dalam laboratorium.
Beberapa alat-alat bantu yang digunakan untuk menjaga keselamatan alat dan keselamatan kerja
di laboratorium misalnya adalah sebagai berikut ini.
Tang penjepit dari kayu atau logam berlapis kasa untuk menjepit dan memegang benda
(misalnya tabung reaksi) yang dipanaskan.
Statif dan klem untuk menjaga atau menggantungkan.
Benang atau tali untuk mengikat atau menggantungkan.
Capit buaya yang dihubungkan dengan penghantar untuk dipasang pada kaki komponen
elektronik yang akan disolder sehingga komponen elektronik tidak terlalu kena panas
solder.
f. Alat-alat perbaikan.
Alat-alat perbaikan adalat alat-alat (tools) yang digunakan untuk memperbaiki atau bahkan
membuat alat-alat laboratorium.
Alat-alat perbaikan mutlak harus ada di laboratorium.
Alat-alat perbaikan diinventarisir dan disimpan di tempat yang mudah dicari.
Alat-alat perbaikan harus selalu diambil dan disimpan dari dan ke tempat yang sudah
ditentukan.
Jumlah, jenis dan kualitas alat perbaikan dapat disesuaikan dengan kemampuan
mengadakannya namun hendaknya memadai dan memenuhi kebutuhan.
Tidak usah mengadakan, membeli atau memiliki alat perbaikan yang personalia
laboratorium tidak dapat menggunakannya.
Alat-alat perbaikan harus terpelihara dan terawat dengan baik jumlah, jenis dan
kualitasnya sehingga selalu ada dan siap dapat berfungsi dengan benar ketika digunakan
untuk memperbaiki.
Sebagian dari alat-alat perbaikan dapat merupakan bahan habis, misalnya adalah mata
bor, mata gergaji, pisau cutter, dan sebagainya.
Alat perbaikan berupa tools kit dapat diangga sebagai contoh minimal dari alat perbaikan
yang harus ada di laboratorium.