Creative Writing">
Nata de Soya
Nata de Soya
Nata de Soya
DISUSUN OLEH :
LEO SAPUTRA S
06121010030
Dosen Pengasuh :
MAEFA EKA HARYANI, S.PD., M.PD.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
I. No Percobaan
II. Nama Percobaan
: II
: Nata De Soya
III.Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui pembuatan
Nata De soya dengan menggunakan bahan baku
limbah tahu dan perubahan yang dihasilkan.
.
Bibit nata adalah golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum. Bakteri
ini termasuk dalam kelompok bakteri yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sehingga
menhasilkan produk yang bermanfaat. Bakteri ini akan dapat membentuk nata apabila
ditumbuhkan dalam limbah tahu yang sudah diperkaya dengan sumber Karbon ( C ) dan
Nitrogen ( N ) melalui proses terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri akan
menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai
serat atau selulosa. Dari jutaan bakteri yang tumbuh dalam limbah tahu tersebut akan
dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya tampak padat, berwarna
putih hingga transparan yang disebut sebagai nata (Anonymousa, 2008).
Nata yang dihasilkan dapat beragam kualitasnya. Hal ini tergantung pada limbah
tahu yang digunakn dan prosesnya. Limbah tahu harus memenuhi standar kualitas bahan
nata dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas Acetobacter xylinum. Jika rasio antara karbon
dan nitrogen daiatur secara optimal dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua
cairan akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dari Acetobacter xylinum
diantaranya adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, tingkat keasaman media,
temperatur dan udara ( oksigen ). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi
nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon yang paling banyak
digunakan adalah gula. Sedangkan sumber nitrogen dapat berasal dari bahan organik
seperti ZA dan urea. Meskipun bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5
7,5, namun bakteri ini akan dapat tumbuh optimal pada pH 4,3. Suhu yang ideal untuk
pertumbuhan Acetobacter xylinum adalah pada suhu 28 31 0C. Bakteri ini sangat
memerlukan oksigen, sehingga dalam proses fermentasi tidak perlu ditutup rapat, tetapi
hanya ditutup agar mencegah kotoran masuk ke dalam media yang dapat
mengakibatkan kontaminasi (Anonymousc, 2010).
Pengemasan nata de soya
Kemasan merupakan aspek penting dalam menghasilkan produk nata de soya untuk
keperluan komersial. Dengan demikian, proses pengemasan perlu dilakukan secara teliti
sehingga menghasilkan nilai tambah yang optimal dari manfaat dan tujuan pengemasan
tersebut. Kemasan produk nata de soya mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengawetkan produk agar bertahan lama, tidak mudah rusak
2. Memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga mempunyai daya
tarik yang lebih tinggi
3. Meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk
4. Memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk.
Kerusakan yang terjadi
Nata yang dihasilkan tentunya dapat beragam kualitasnya. Kualitas yang baik
akan terpenuhi apabila limbah tahu yang digunakan memenuhi standar kualitas bahan
nata dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas Acetobacter xylinum yang digunakan.
Limbah tahu yang digunakan dalam pembuatan nata harus berasal dari kelapa yang
masak optimal, tidak terlalu tua dan terlalu muda sehingga rasio antara karbon dan
nitrogen dapat diatur secara optimal.
V.
- Panci
- Pengaduk Stanless
- Cetakan Plastik
- Sendok
- Kompor
Bahan :
- 2 liter limbah tahu
- 200 gram
- 10 gram urea
- 2 ml asam asetat
200 ml starter
Nata dibilas dan direndam dengan air bersih selama 2-3 hari, tiap harinya air
diganti dengan yang baru untuk menghilangkan asamnya.
Pemasakan nata kembali selama 10 menit, lalu ditiriskan. Pemasakan ini
bertujuan untuk menghilangkan asamnya jika masih terasa asam setelah
direndam selama 3 hari.
Pengemasan nata dapat dilakukan dengan memasukkan nata ke dalam plastik
dengan kondisi masih panas (mendidih) dengan perbandingan nata de soya dan
cairan adalah 3 : 1 dan diusahakan tidak terdapat gelembung udara dalam
kemasan agar mikroba aerob tidak memungkinkan untuk tumbuh, sehingga daya
simpannya lebih lama.
Kemasan ditutup rapat dengan karet atau sealer
Tangg
al
Jumat
30
januari
Perlakuan
Pembuatan nata de
soya.
2015
dididihkan.
-
b. Ditambahkan asam
Hasil Pengamatan
Campuran keruh.
Campuran keruh dan
berbau asam.
Acetobacter xylinum
Bungkus koran di
Selasa
17
buka, nata
februa
dikeluarkan, dibuang
ri
2015
kemudian dibilas
dengan air.
mulus, tidak
bergelombang.
Glikolisis
IX. Pembahasan
Pada percobaan kali ini tentang pembuatan nata de soya melalui
pemanfaatan limbah tahu/air rebusan kedelai pada proses pembuatan tahu. Adapun
Bahan-bahan lain yang digunakan pada percobaan ini adalah bakteri Acetobacter
xylinum, asam asetat, gula pasir dan ZA (urea).
Berikut adalah proses pembuatan nata de soya yang kami lakukan. Pada
percobaan ini, limbah tahu disaring terlebih dahulu dengan menggunakan kain
berbahan silk. Penyaringan ini bertujuan untuk membebaskan limbah tahu dari
kotoran - kotoran yang tidak diinginkan. Limbah tahu ini kemudian dididihkan lalu
ditambahkan gula pasir dan ZA (urea), limbah tahu tersebut diaduk dan dibiarkan
tetap mendidih 10 menit. Penambahan gula pasir putih disini adalah sebagai
sumber karbon untuk proses metabolismenya. Glukosa akan masuk ke dalam sel
dan digunakan bagi penyediaan energi yang dibutuhkan dalam
perkembangbiakannya. Fruktosa yang ada akan disintesis menjadi selulosa. Jumlah
gula yang ditambahkan harus diperhatikan sehingga mencukupi untuk metabolisme
dan pembentukan pelikel nata.
Selanjutnya campuran limbah tahu yang sudah mendidih, dimasukkan
kedalam wadah yang sudah disterilkan dengan cara direndam didalam air panas.
Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih (steril). Apabila alat-alat yang
digunakan tidak steril maka akan menghambat pertumbuhan bakteri Acetobacter
xylinum pada media limbah tahu dan akan menyebabkan adanya jamur pada media
X.
limbah tahu tersebut. Langkah selanjutnya pada percobaan ini adalah dengan
mendinginkan campuran limbah tahu tersebut pada suhu kamar (dibiarkan dingin
dengan sendiri). Pada pendinginan ini, disekitar wadah dinyalakan lilin pada tiaptiap sudut. Setelah didinginkan, kemudian ditambahkan dengan asam asetat. Asam
asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan
keasaman limbah tahu. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%).
Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai
tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 5,5 dibutuhkan dalam jumlah
banyak.
Langkah selanjutnya pada percobaan ini adalah dengan inokulasi atau
menambahkan starter yang sudah berumur 3hari ke dalam wadah yang berisi
campuran limbah tahu yang telah dingin. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim
ektraseluler polimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa
menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain
Acetobacter xylinum dalam membentuk nata. Setelah inokulasi, maka nampan atau
wadah tersebut ditutup rapat dengan menggunakan koran yang sudah disterilkan
lalu di ikat dengan karet. Kemudian nampan tersebut di letakkan ditempat yang
aman, supaya tidak digeser dan digoyang.
Pada percobaan yang telah kami lakukan, nata de soya terbentuk (tidak
lembek), kenyal dan berwarna putih serta baunya sangat asam. Permukaan nata de
soya mulus, tidak bergelombang. Artinya percobaan yang kami lakukan sukses.
Kesimpulan
1. Penyaringan limbah tahu bertujuan untuk membebaskan limbah tahu dari
kotoran-kotoran yang tidak diinginkan.
2. Pemanasan dilakukan hingga mendidih bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme yang mungkin akan mencemari produk (nata de soya) yang
akan dihasilkan.
3. Penambahan gula pasir putih adalah sebagai sumber karbon untuk proses
metabolismenya.
4. Penambahan ZA pada pembuatan nata de soya ini adalah sebagai sumber
nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas
bakteri nata.
5. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau
meningkatkan keasaman limbah tahu.
6. Penambahan soda kue bertujuan untuk membuat nata menjadi kenyal.
7. Dari hasil yang didapat, ternyata limbah tahu dapat dimanfaatkan sebagai
nata karena dapat terbentuk jaringan-jaringan selulosa sehingga nata yang
dihasilkan dapat padat, putih dan kenyal.
9.
Limbah tahu mempunyai peluang ekonomis dan potensi gizi yang baik
bila diolah menjadi produk pangan nato de soya. Oleh karena itu,
DAFTAR PUSTAKA
http://ajanksifajar.blogspot.com/2013/01/pengolahan-limbah-tahu-menjadinata-de.html. diakses pada tanggal 19 februari 2015
http://www.slideshare.net/septianraha/pembuatan-nata-decocosoya. diakses
pada tanggal 19 februari 2015
http://engineering-system.blogspot.com/2010/05/pembuatan-nata-dari-matabuah-nenas.html. diakses pada tanggal 19 februari 2015
http://ajiprasetyo02.blogspot.com/2013/05/nata.html. diakses pada tanggal 19
februari 2015
http://lordbroken.wordpress.com/2011/10/04/pembuatan-nata-de-soya/. diakses
pada tanggal 19 februari 2015
http://cophierastafaras.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-bioteknologiterapan.html. diakses tanggal 19 februari 2015
http://www.scribd.com/doc/20800350/prosedur-pembuatan-nata-de-soya.
diakses tanggal 19 februari 2015
- LAMPIRAN
-
Kompor
panci
limbah tahu
dinginkan
perebusan setelah
Potong dadu