Creative Writing, poc">
Contoh Proposal Praktik Kerja Lapangan
Contoh Proposal Praktik Kerja Lapangan
Contoh Proposal Praktik Kerja Lapangan
Oleh:
TRIMO PRIYANTO
0410081311
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2015
Oleh:
TRIMO PRIYANTO
0410081311
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas curahan rahmat dan
karunia-Nya
sehingga
Usulan
Praktek
Kerja
Lapangan
yang
berjudul
Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................
iii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL..........................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1.3 Tujuan................................................................................
4
4
6
11
16
17
17
17
18
18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... .
20
DAFTAR TABEL
No
Uraian
4
Halaman
1.
I. PENDAHULUAN
sementara
suplemen
seperti
hormon
tumbuhan
merupakan
pupuk
berasal
dari
bahan-bahan
kimia
Bagaimana
Pengelolaan
Pupuk
3.
Bagaimana
prosedur
pemasaran
yang
Untuk
mengetahui
Untuk
mengetahui
Kompos
karena
menguap
yang dihasilkan
selama
dengan
proses
fermentasi
perombakan
menggunakan
teknologi mikrobia efektif dikenal dengan nama bokashi. Dengan cara ini
proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan cara
konvensional (Yuwono, 2006).
Saat ini, pembuatan pupuk organik hanya dilakukan dalam skala industri
karena minimnya tenaga kerja di pedesaan. Hanya sedikit petani yang dapat
memproduksi kompos untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian petani membeli
kompos dari pabrik lokal maupun kompos impor. Pemakaian pupuk organik
semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan regulasi atau
peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organik agar
memberikan manfaat maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan di sisi lain tetap
menjaga kelestarian lingkungan (Suriadikarta, 2006).
Bahan organik ini akan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme
sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk organik termasuk pupuk
majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur dan
mengandung unsur mikro. Jika dilihat dari bentuknya, pupuk organik
dibedakan menjadi dua, yakni pupuk organik padat dan cair. (Hadisuwito,2012)
1. Pupuk Organik padat
Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya
terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan,
dan manusia yang berbentuk padat. Dari bahan asalnya, pupuk organik
padat dibedakan lagi menjadi pupuk kandang, humus, kompos dan pupuk
hijau.
a. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari kotoran
ternak, baik kotoran padat maupun campuran sisa makanan dan air seni
ternak.
Hampir semua kotoran hewan dapat digunakan sebagai bahan baku
pupuk kandang. Kotoran hewan seperti kambing, domba, sapi, ayam
merupakan kotoran yang paling sering digunakan untuk dijadikan pupuk
kandang (Hadisuwito,2012).
Pupuk kandang tidak hanya membantu pertumbuhan, tetapi juga dapat
membantu menetralkan racun logam berat didalam tanah. Selain itu,
pupuk kandang dapat memperbaiki struktur tanah, membantu penyerapan
unsur hara dan mempertahankan suhu tanah. Pupuk kandang yang telah siap
digunakan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya sudah tidak tampak,
dan baunya telah berkurang.
Jika belum memiliki cirri-ciri tersebut, pupuk kandang belum bisa digunakan.
Para petani biasanya menggunakan pupuk kandang dengan cara disebar
dan dibenamkan. Namun, penggunaan yang paling baik adalah cara
dibenamkan. Pasalnya, penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam
tanah dapat dikurangi. (Hadisuwito,2012)
b. Pupuk Hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian
tanaman tertentu yang masih segar, lalu dibenamkan ke dalam tanah.
Bagian tanaman yang sering digunakan untuk pupuk hijau adalah daun,
tangkai dan batang yang masih muda. Umumnya, semua jenis tanaman bisa
dijadikan sebagai pupuk hijau. Namun, jenis tanaman yang paling bagus
untuk pupuk hijau adalah jenis tanaman yang akarnya bersimbiosis
dengan mikroorganisme pengikat nitrogen.Pupuk hijau bermanfaat untuk
meningkatkan bahan organik tanah dan unsur hara, khususnya nitrogen.
(Hadisuwito,2012)
c. Kompos
Kompos berasal dari sisa bahan organik, baik dari tanaman, hewan, dan
limbah organik yang telah mengalami dekomposisi atau fermentasi. Pada
dasarnya, pupuk kandang dan pupuk hijau merupakan bagian dari
kompos. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos diantaranya
adalah jerami, sekam padi, pelepah pisang, gulma, sayuran busuk, sisa
tanaman jagung dan sabuk kelapa.
Sementara itu, bahan dari hewan ternak yang sering digunakan untuk
kompos diantaranya kotoran ternak, urin, pakan ternak yang terbuang
dan cairan biogas. (Hadisuwito,2012)
d. Humus
Humus merupakan hasil dekomposisi tumbuhan berupa daun, akar, cabang,
ranting dan bahan secara alami. Proses dekomposisi ini dipengaruhi
oleh cuaca diatas permukaan tanah dan dibantu oleh mikroorganisme
tanah. Antara humus dengan pupuk hijau sebenarnya memiliki kemiripan.
Perbedaannya hanya terletak pada prosesnya. Humus terbentuk secara alami
organik
mentah
mengalami
proses
perombakan
oleh
10
matang, suhu akan menurun, dan rasio C/N menurun. Pemakaian kompos
yang kurang matang akan merugikan pertumbuhan tanaman karena
pengaruh panas yang tinggi serta adanya senyawa yang bersifat fitotoksik.
d. Kombinasi bahan dasar kompos.
Pabrik kompos di Asia pada umumnya memproduksi kompos dari
beberapa macam bahan dasar, seperti kombinasi antara limbah
agroindustri dan kotoran ternak. Akibatnya, tipe dan kualitas kompos yang
dihasilkan sering berubah ubah sehingga menyulitkan produsen
menstandarisasi produknya dan pemberian informasi dalam label yang
tepat.
e. Bahan beracun.
Masalah utama dalam produksi kompos adalah hadirnya logam / bahan
beracun berbahaya bagi kesehatan manusia dan pertumbuhan tanaman.
Bahan dasar kompos yang banyak digunakan dan mengandung bahan
berbahaya adalah sampah kota dan limbah cair (sewage sludge). Logam
berat yang sering terdapat dalam bahan tersebut adalah Cd, Pb, dan Cr.
Unsur unsur ini akan terserap oleh tanaman dan termakan manusia dan
akhirnya mengkontaminasi seluruh rantai makanan. Untuk kondisi di
Indonesia, kriteria tentang kandungan logam berat dalam pupuk organik
ditentukan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 2 bulan Februari
2006.
f. Patogenitas.
Pupuk organik dapat membawa pathogen dan telur serangga yang
menganggu tanaman. Pupuk kandang seringkali mengandung benih gulma
atau bibit penyakit pada manusia. Pupuk kandang juga mempunyai bau
yang tidak enak bagi lingkungan, meskipun tidak beracun. Sedangkan
pupuk hijau mungkin menimbulkan alleopati bagi tanaman pokok.
g. Kotoran ternak.
Kotoran ternak yang dikomposkan menimbulkan masalah keracunan
spesifik. Senyawa fitotoksik seperti asam lemak yang mudah menguap
(volatile fatty acid) yang terbentuk bila kotoran ternak disimpan dalam
kondisi anaerob. Aerasi yang baik serta pembalikan kompos secara teratur
11
terkena
yang
menguap.
kandang
akan
dilepaskan
Kandungan unsur
secara
perlahan-lahan.
12
pupuk kimia.
ketergantungan petani dari dunia luar dalam hal ini pabrik pupuk. Dengan
membiasakan kembali penggunaan pupukorganik akan menjadikan petani
tidak menjadi tidak terombangambingkan oleh perusahaan-perusahaan pupuk
baik kimia maupun pabrik pupuk organik. (Hadisuwito,2012)
2.4.2
Pupuk Organik Cair Dari Urine Sapi
Pupuk organik Cair (POC) yang salah satu bentuknya berupa kompos
cair dapat dibuat secara sederhana. Pembuatan pupuk cair untuk diolah menjadi
produk lain yang lebih berguna masih sangat jarang dilakukan, padahal produksi
urin sapi dari seekor sapi dewasa mencapai kurang lebih delapan liter per
hari. Urin sapi mempunyai prospek yang cerah untuk diolah menjadi pupuk
cair karena mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan oleh tanaman
secara lengkap. Unsur-unsur tersebut adalah nitrogen, pospor, dan potassium
dalam jumlah yang sedikit, serta trace element, yaitu seng, besi, mangan, tembaga,
dan lain-lain. Unsur lain
etilenadiaminatetraasetat),
yang
lebih
unsur
ini
penting
sangat
untuk
13
pupuk cair yang paling baik adalah urin sapi murni segar, urin sapi ini belum
tercampur dengan cemaran lain yang ada dalam kandang seperti feses, sisa
pakan, dan sisa air minum. Penggunaan urin sapi segar ini lebih baik
kurang dari 24 jam setelah urin dihasilkan oleh sapi. Urin sapi segar dalam
pembuatan pupuk cair membutuhkan bakteri pengurai. Bakteri pengurai yang
umum digunakan adalah berupa
energi
yang
digunakan
oleh
EM4 merupakan
Effective
berlangsung secara cepat dengan bantuan EM4 ini, yaitu sekitar empat sampai
tujuh hari. Proses pengolahan yang baik dan benar akan menghasilkan pupuk cair
yang tidak panas, tidak berbau busuk, tidak mengandung hama dan penyakit,
serta tidak membahayakan pertumbuhan ataupun produksi tanaman (Maspary,
2011).
Proses pengolahan pupuk cair dengan urin sapi sangat sederhana, yaitu
dengan mencampurkan urin segar, bakteri pengurai dan molasses pada drum
yang terbuka kemudian didiamkan selama satu minggu. Aerator diperlukan agar
proses fermentasi selalu berjalan secara aerob. Kemasakan urin fermentasi
dapat diidentifikasi dari hilangnya bau pada pupuk cair yang diolah.
Pupuk cair juga dihasilkan dalam pembuatan gas bio. Pengolahan
pupuk cair dari urin sapi dan pengolahan pupuk cair dari keluaran gas bio
berbeda. Pupuk cair yang berasal dari keluaran unit gas bio belum dapat
digunakan untuk pemupukan karena belum banyak mengandung oksigen,
sehingga kalau dialirkan ke sungai akan mematikan ikan. Pupuk padat perlu
ditampung di dalam kolam oksidasi dengan lama berkisar kurang lebih dua
minggu untuk memasukkan oksigen ke dalam calon pupuk cair yang telah
dipisahkan.
kedalaman dari kolam tersebut juga kecepatan aliran di dalam kolam. Kolam
oksidasi sebaiknya dibuat dangkal dan diberi sekat-sekat, sehingga aliran
14
calon pupuk cair menjadi lebih lambat. Kelambatan aliran calon pupuk cair
memungkinkan oksigen dapat masuk ke dalamnya (Maspary, 2011).
Mikroba di dalam pupuk cair setelah teroksidasi akan semakin
berkembang. Mikroba di dalam pupuk cair memanfaatkan zat-zat yang tersedia,
sehingga kadar BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical
Oxygen Demand) menurun. Penurunan kadar BOD dan COD tersebut
memungkinkan berkembangnya algae (ganggang). Pertumbuhan algae akan
mempercepat proses oksidasi dan fotosintesis di dalam kolam oksidasi.
Pupuk cair yang telah teroksidasi siap dimanfaatkan untuk menambah unsur
hara
di
sawah,
pot
Pupuk cair
secara umum.
2.4.3
Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kambing
Menurut Hadisuwito (2012), pertanian organik sedang berkembang dan
memerlukan peningkatan pasok pupuk organik. Di antaranya yang berpotensi
dikembangkan di Indonesia ialah pupuk cair dari kotoran/feses (biokultur) dan
dari urine (biourine) kambing. Mutu kedua jenis pupuk cair tersebut dari
ternak kambing cukup bagus untuk diaplikasikan pada tanaman semusim
maupun tanaman perkebunan. I Made Londra dari BPPT. Bali yang menguraikan
cara pembuatan pupuk cair dari limbah kambing mengutarakan
perlakuan
15
Biogas
biogas
memiliki
keuntungan
ganda,
Pada
dasarnya
dihasilkan dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Selain itu, limbah cair
dan
limbah padat yang dihasilkan sebagai residu bisa digunakan sebagai pupuk.
2.4.5
Pada dasarnya, limbah cair dari bahan organik bisa dimanfaatkan sebagai
pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung
unsur hara, khususnya NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk
dari
limbah
(Hadisuwito,2012)
2.4.6
16
17
2.
3.
Pupuk
2.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil catatan dan studi pustaka serta informasi
lain yang mendukung materi PKL. Catatan atau dokumen yang ada di PT.
Agrolestari Makmur Nusantara Batang Jawa Tengah Indonesia atau sumber sumber lain yang dipelajari dan dikaji untuk mendukung dalam pembahasan
terkait materi PKL.
3.4 Daftar Pertanyaan
3.4.1
Masalah Umum
1. Dimana lokasi PT. Agrolestari Makmur Nusantara Batang Jawa Tengah
Indonesia dan bagaimana faktor-faktor lingkungan di lokasi tersebut,
seperti tanah dan iklim?
2. Bagaimana sejarah singkat, latar belakang, fungsi serta peranan PT.
Agrolestari Makmur Nusantara Batang Jawa Tengah Indonesia?
3. Bagaimana Struktur organisasi di PT. Agrolestari Makmur Nusantara
Batang Jawa Tengah Indonesia?
3.4.2
Masalah Khusus
18
1.
2.
3.
4.
Jenis kegiatan
1.
2.
3.
4.
Persiapan
Penyusunan usulan
Pelaksanaan PKL
Penyusunan laporan
Minggu ke
4
5
19
DAFTAR PUSTAKA
Hadisuwito S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. PT. Agromedia Pustaka.
Jakarta Selatan
Hasibuan, B. E.,2006. Ilmu Tanah. USU Perss. Medan
Indrakusuma.2000. Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT. Surya
Pratama Alam.Yogyakarta
Maspary.2011. Cara Mudah Fermentasi Urine Sapi Untuk Pupuk Organik Cair.
http://www.gerbangpertanian.com/2011/04/cara-mudahfermentasiurinesapi-untuk .html. Diakses tanggal 13 Maret 2015
Nugroho P.2013. Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Pustaka Baru Prees.
Yogyakarta
Soeleman S. Dan D. Rahayu.2013. Halaman Organik. PT. Agromedia Pustaka.
Jakarta Selatan
Suriadikarta.2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Jawa Barat
Susetya D. 2012. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Pustaka Baru
Press. Yogyakarta
Yuwono. 2006. Pembuatan Kompos. UGM Press. Yogyakarta.