10 - Struktur Internal Kota Dan Pola Transportasi
10 - Struktur Internal Kota Dan Pola Transportasi
10 - Struktur Internal Kota Dan Pola Transportasi
Minggu gg ke - 10
18/04/11
MATERI KULIAH
POKOK BAHASAN Struktur internal kota dan Pengaruh perkembangan transportasi terhadap morfologi kota SUB POKOK BAHASAN Delimitasi administrasi, Ekspresi keruangan dari morfologi kota, dan Pola-pola transportasi KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami struktur internal kota dan peran transportasi terhadap bentuk. Mahasiswa dapat menggunakan unsur ini dalam perencanaan.
18/04/11
kekotaan pada bentuk-bentuk/wujud dari karakteristik kota. Menurut Herbert (1973), tinjauan terhadap morfologi kota ditekankan pada bentuk-bentuk fisik dari lingkungan kekotaan, yang tercermin pada: 1 Sistem jalan-jalan 1. jalan jalan yang ada 2. Blok-blok bangunan baik daerah hunian maupun bukan 3 Bangunan-bangunan individual 3.
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 3
18/04/11
18/04/11
up areas.
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 7
18/04/11
10
UnderBoundedCity(Yunus,2005)
OverBoundedCity(Yunus,2005)
TrueBoundedCity(Yunus,2005)
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 11
18/04/11
12
18/04/11
13
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 14
18/04/11
15
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 16
18/04/11
17
18/04/11
18
Karlsruhe,Germany Sumber:www.wikimapia.org,2009
18/04/11
19
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 20
18/04/11
21
city,
namun
dimensi
memanjangnya jauh lebih besar daripada dimensi melebar. Pada bentuk ini terlihat adanya peran jalur memanjang (jalur transportasi) yang sangat dominan dalam mempengaruhi perkembangan kota, dan terhambatnya perluasan ke arah samping. samping
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 23
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 24
18/04/11
25
18/04/11
26
KotaTerpecah (Yunus,2005)
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 27
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 28
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 29
Budapest,Hungary Sumber:www.wikimapia.org,2009
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 30
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 31
18/04/11
32
Continuous Development)
Harvey Clark (1971) menyebut sebagai low
density,
continuous development.
Wallace (1980) menyebut sebagai concentric development. Jenis perembetan areal kekotaan yang paling lambat. Perembetan perlahan-lahan terbatas pada semua bagianbagian luar kenampakan fisik kota. Karena sifat perembetannya yang merata di semua bagian luar kenampakan kota yang sudah ada, maka tahap berikutnya akan membentuk suatu kenampakan morfologi k t yang relatif kota l tif kompak. k k
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 33
18/04/11
34
Development/Linear
Development/Axial Development)
Tipe ini menunjukkan ketidakmerataan perembetan areal kekotaan di semua bagian sisi-sisi luar dari daerah kota utama. Perembetan paling cepat terlihat di sepanjang jalur
transportasi yang ada, khususnya yang bersifat menjari (radial) dari pusat kota. Daerah di sepanjang rute transportasi utama merupakan tekanan paling berat dari perkembangan.
18/04/11
35
Development)
Tipe perkembangan ini dianggap merugikan oleh kebanyakan pakar lingkungan, tidak efisien dalam arti ekonomi, tidak mempunyai nilai estetika dan tidak menarik. Perkembangan lahan kekotaannya terjadi berpencaran secara sporadis dan tumbuh di tengah-tengah lahan pertanian. Keadaan ini menyulitkan pemerintah kota untuk membangun prasarana dan d sarana kota. k t
18/04/11
37
POLA TRANSPORTASI
POLA JALAN SEBAGAI INDIKATOR MORFOLOGI KOTA Pola jalan di dalam kota merupakan salah satu unsur dari morfologi kota. Dari sekian banyak komponen morfologikal, lay out of streets merupakan komponen paling nyata manifestasinya dalam menentukan periodesasi pembentukan kota di negara barat. Ada 3 tipe sistem pola jalan yang dikenal: 1. Sistem pola jalan tidak teratur (irregular system) 2. Sistem pola jalan radial konsentris (radial concentric system) 3. Sistem pola jalan bersudut siku atau grid (rectangular or grid
system)
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 39
POLA TRANSPORTASI
POLA JALAN TIDAK TERATUR (IRREGULAR SYSTEM) Terdapat p ketidakteraturan sistem j jalan baik ditinjau j dari arah, lebar jalan, maupun perletakan bangunannya. Ketidakteraturan terlihat pada pola jalannya yang melingkarlingkar, lebarnya bervariasi, bercabang-cabang dan banyak terdapat culdesac. Pada umumnya kota kota-kota kota pada awal pertumbuhannya selalu ditandai dengan bentuk ini, tetapi pada tahap perkembangan selanjutnya menjadi lebih teratur. Hampir semua kota-kota di Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol, Afrika Utara dan Timur Tengah, pada awal pertumbuhannya ditandai oleh sistem ini. ini
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 40
POLA TRANSPORTASI
.. lanjutan Contoh kota kota-kota kota dengan pola jalan tidak teratur: Kota-kota tua di Mesopotamia dan Lembah Sungai Nil pada era kuno serta kota-kota di Eropa pada abad pertengahan.
POLA TRANSPORTASI
POLA TRANSPORTASI
POLA JALAN RADIAL KONSENTRIS (RADIAL CONCENTRIC
SYSTEM)
Pada pola ini terdapat beberapa sifat khusus, yaitu : Mempunyai pola jalan konsentris. Mempunyai pola jalan radial. Bagian pusatnya merupakan daerah kegiatan utama dan sekaligus merupakan tempat pertahanan terakhir kota (pada masa lampau). Di daerah pusat terdapat pasar, kastil, tempat ibadah,
POLA TRANSPORTASI
. lanjutan Punya keteraturan geometris. Jalan besar membentuk jari-jari (asterisk shaped pattern). Pola ini terdapat p di Paris tua, Genewa tua dan Edinburg. g
POLA TRANSPORTASI
Paris,France Sumber:www.wikimapia.org,2009
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 45
POLA TRANSPORTASI
Alasan diciptakannya Sistem Radiocentris: 1. Mulai digunakannya kendaraan beroda sehingga jalan jalan-jalan jalan yang tidak teratur dan sempit menjadi tidak cocok lagi. 2. Memudahkan mobilisasi militer dari pusat ke setiap wilayah di pinggir kota dan sekitarnya. 3. Memenuhi perspektif artistik. 4. Memperlancar kegiatan perdagangan (transportasi dan
18/04/11
46
POLA TRANSPORTASI
POLA JALAN BERSIKU ATAU GRID (RECTANGULAR OR GRID
SYSTEM)
Sistem perencanaan jalan dengan pola kisi pertama kali dikenal di Kota Mohenjo Daro (2500SM), kemudian di kota Dur-Sarginu (Assyria) 800 SM dan di Yunani (600SM). Pada 500-600 SM pola ini meluas ke negara-negara Barat. Polanya P l merupakan k perpotongan t garis-garis i i tegak t k lurus. l Bagian kota dibagi-bagi menjadi blok-blok empat persegi panjang dengan jalan-jalan yang berpotongan siku-siku. siku-siku Jalan utama membentang dari gerbang utama kota sampai pusat kota.
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS
47
POLA TRANSPORTASI
.. lanjutan Kota Kota-kota kota di Amerika Serikat banyak menerapkan sistem ini. Sistem ini merupakan bentuk yang sangat cocok untuk pembagian lahannya, dan untuk daerah luar kota yang masih banyak tersedia lahan kosong. Pengembangan kotanya akan tampak teratur dengan mengikuti pola yang telah terbentuk.
18/04/11
48
POLA TRANSPORTASI
Kotakota k Benteng dengan d pola l jalan bersiku empat persegi panjang dengan sistem Grid Sumber:Yunus,2005(dikutip dari Dickinson, ,1961dan Northam, , 1979)
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 49
POLA TRANSPORTASI
WashingtonD.C.,USA Sumber:www.wikimapia.org,2009
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 50
POLA TRANSPORTASI
Pengaruh Perkembangan Transportasi terhadap Morfologi Kota Berdasarkan studinya y di kota-kota Amerika, Herbert ( (1976) ) mengemukakan bukti-bukti yang kuat akan pengaruh perkembangan transportasi terhadap morfologi kota. Kota-kota di Amerika tersebut telah terkondisikan oleh kemajuan teknologi di bidang transportasi. perkembangan g kota-kota tersebut, , terbentuk 7 kategori g Dari p morfologi kota. Yang harus dipahami adalah, bahwa setiap kategori perkembangan selalu bersifat kumulatif, dalam artian bahwa unsur-unsur perkembangan pada masa sebelumnya akan selalu mewarnai ciri-ciri p perkembangan g p pada masa berikutnya. y
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 51
POLA TRANSPORTASI
.. lanjutan 7 Kategori g Morfologi g Kota berdasarkan Pengaruh g Perkembangan g Transportasi: 1. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Pejalan Kaki 2. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Kereta Binatang 3. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Kereta Listrik Kecil 4 Morfologi 4. M f l i Kota K t pada d Masa M D i Dominasi i Kereta K t Api A i antar t Kota K t 5. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Mobil antar Kota 6 Morfologi Kota pada Masa Perkembangan Jalan 6. Jalan-jalan jalan Bebas Hambatan 7. Morfologi Kota pada Masa Perkembangan Jalan-jalan Lingkar
18/04/11
52
POLA TRANSPORTASI
.. lanjutan Dari ketujuh j morfologi g kota tersebut dapat p digolongkan g g ke dalam 3 golongan besar berdasarkan sifat-sifat perembetannya, uaitu: 1. Kategori morfologi kota dalam suatu pertumbuhan kompak, meliputi masa pejalan kaki, kereta binatang dan kereta listrik kecil. 2 Kategori morfologi kota dalam masa pertumbuhan lateral, 2. lateral meliputi masa perkembangan hubungan transportasi antar kota 3. Kategori morfologi kota pertumbuhan menyebar (leapfrog
POLA TRANSPORTASI
1. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Pejalan Kaki Pada saat itu kota masih merupakan kota kecil Kota merupakan kelompok tempat tinggal penduduk yang belum banyak. Tempat tinggal berada di kanan kiri jalan dan terkonsentrasi pada areal dekat perempatan jalan. Bentuknya relatif bulat dan mendekati bujur sangkar. Jarak jangkau komunikasi dan transportasi masih kecil.
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 54
POLA TRANSPORTASI
2. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Kereta Binatang Penggunaan binatang dan kereta yang ditarik binatang mulai memperlancar frekuensi komunikasi dan transportasi. Jarak jangkauan komunikasi dan transportasi juga bertambah besar. Introduksi penggunaan mesin dalam bidang transportasi mulai dilaksanakan. Jumlah penduduk dan fungsi-fungsi perkotaan mulai
membesar dan menempati tempat-tempat tempat tempat sepanjang jalan, jalan sehingga perluasan permukiman paling banyak terjadi di kiri kanan j jalur transportasi. p
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS
55
POLA TRANSPORTASI
.. lanjutan Kenampakan morfologi kotanya tidak lagi membulat atau bujur sangkar, tetapi seperti salib. Kekompakan permukimannya masih nampak.
Sumber:Yunus,2005
18/04/11
56
POLA TRANSPORTASI
3. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Kereta Listrik Kecil Pemakaian kereta bermesin pada periode ini mulai banyak dan semakin panjang serta jauh jangkauannya. Sistem rel khusus di dalam kota semakin padat. Bentuk kotanya masih kompak dan berbentuk salib. Jalur-jalur rel tidak hanya searah lagi, tetapi hampir di sepanjang jalan utamanya juga dilengkapi dengan jalur-jalur khusus.
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 57
POLA TRANSPORTASI
4. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Kereta Api antar Kota Kebutuhan angkutan dalam jumlah besar antar kota
mengharuskan pemerintah untuk memperluas jaringan kereta api/listrik, dan penggunaan mobil sudah mulai diperkenalkan. Perluasan permukiman mulai secara lateral banyak terjadi pada daerah-daerah sepanjang jalan yang sudah terbangun. Kota masih berbentuk salib dan kompak. Perkembangan permukiman yang pesat menuntut perluasan jaringan transportasi darat lainnya. lainnya
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 58
POLA TRANSPORTASI
5. Morfologi Kota pada Masa Dominasi Mobil antar Kota Perkembangan penggunaan mobil maju dengan sangat pesat. pesat Derajat mobilitas sangat tinggi, baik di dalam kota maupun antar kota sangat mempengaruhi akselerasi pertumbuhan built up areas. Realisasi perluasan jaringan transportasi darat makin
dirasakan di daerah-daerah yang semula belum terjangkau alat-alat angkutan yang sudah ada. Bentuk kotanya tidak lagi seperti salib, tetapi berubah seperti bintang/gurita, dalam arti bahwa perpanjangan linearnya tidak hanya empat, empat tetapi lebih dari itu. itu
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 59
POLA TRANSPORTASI
.. lanjutan Di sekitar kota utama, utama khusus pada jalur utama mulai tumbuh pusat-pusat baru yang dipisahkan oleh penggunaan lahan non-urban. Morfologi kotanya tidak kompak lagi, tetapi terserak
(dispersed).
Sumber:Yunus,2005
18/04/11
60
POLA TRANSPORTASI
6. Morfologi Kota pada Masa Perkembangan Jalan-jalan Bebas Hambatan Perkembangan transportasi dan komunikasi semakin
kompleks, baik di dalam kota maupun antar kota. Peningkatan jalan-jalan baru telah menarik berdirinya pusatpusat perkembangan baru. Bentuk kota yang tidak kompak dan terserak sejalan dengan membengkaknya lahan perkotaan. Proses desentralisasi permukiman dan fungsi-fungsi
perkotaan berjalan terus menerus dan makin meningkat baik frekuensi maupun volumenya. volumenya
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 61
POLA TRANSPORTASI
.. lanjutan Hal itu sejalan dengan meningkatnya taraf hidup penduduk perkotaan khususnya golongan consolidator dan status
seeker.
Kemajuan telekomunikasi dan fasilitas angkutan umum sangat erat kaitannya dengan centrifugal movement tersebut.
Sumber:Yunus,2005
18/04/11
62
POLA TRANSPORTASI
7. Morfologi Kota pada Masa Perkembangan Jalan-jalan Lingkar Makin jauhnya perkembangan linier dan makin banyaknya pertumbuhan pusat-pusat baru, makin terasa pula arti pentingnya jalan-jalan lingkar (ring roads). Ring roads ditujukan untuk memperbaiki aksesibilitas daerahdaerah terpencil, memperlancar mobilitas penduduk, barang, jasa dan informasi, serta mengurangi beban kota utama akan lalu lintas kota. Percepatan P t pertumbuhan t b h k kenampakan k k k t kekotaan tid k dapat tidak d t disangkal lagi. Leapfrog development akan berkembang dengan pesat. pesat
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 63
POLA TRANSPORTASI
.. lanjutan Untuk negara-negara yang mengandalkan produksi pertanian dalam sistem ekonomi nasionalnya, pembangunan jalur transportasi ini perlu mendapat perhatian khusus, dalam kaitannya dengan konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian, yang berarti berkurangnya sumber daya pertanian dan produktivitas lahan. lahan Bentuk kotanya sangat tidak kompak dan terserak.
Sumber:Yunus,2005
18/04/11 Prodi Perencanaan Wilayah dan KotaFTSP ITS 64
POLA TRANSPORTASI
18/04/11
65
REFERENSI
1. Yunus, Hadi Sabari (2005). Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
18/04/11
66
THANK YOU
18/04/11
67