PENELITIAN
PENELITIAN
PENELITIAN
Penelitian Deskriptif
Saturday, 11 April 2009 07:36 Hartoto
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam
perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para
penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar
laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna
untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun
tingkah laku manusia.
Disamping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik
para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu
memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya.
Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks,
misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak,
maupun perkembangan individual. Penenelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah
penenelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik malalui deskriptif mendalam
atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description
(deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-postfacto dengan hubungan antarvariabel yang
lebih kompleks.
Penelitian deskriptif yang baik sebenarnya memiliki proses dan sadar yang sama seperti
penelitian kuantitatif lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti
pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subjek atau objek yang diteliti mendekati
kebenaranya. Sebagai contoh, tujuan harus diuraikan secara jelas, permasalahan yang diteliti
signifikan, variabel penelitian dapat diukur, teknik sampling harus ditentukan secara hati-hati,
dan hubungan atau komparasi yang tepat perlu dilaukan untuk mendapatkan gambaran objek
atau subjek yang diteliti secara lengkap dan benar.
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan
peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang
terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan
komparasi antarvariabel.
Penelitian deskriptif mempunyai keunikan seperti berikut.
Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden
yag sangat sediit, akibatnya biasa dalam membuat kesimpulan.
Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak
memperoleh data yang memadai. Untuk itu diperlukan para observer yang terlatih dalam
observasi, dan jika perlu membuat chek list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat,
sehingga peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan reliable.
Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan
secara jelas, agar di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang
diperlukan.
Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian deskrptif
minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari atau self-report, studi
perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.
Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah bahwa dalam
menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti harus dapat
menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh
penelitian menggunakan self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi Kelembagaan dan
Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.
Studi banding tentang kelembagaan dan sistem pembiayaan usaha kecil menengah ini
mempunyai 5 tujuan penting, yaitu :
Studi banding ini mempunyai hasil yang dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu
lembaga pengelolaan dan sistem pembiayaan usaha kecil dan menengah. Yang berkaitan dengan
lembaga pengelola UKM diantaranya adalah termasuk:
Pengembangan usaha kecil dan menengah di pilipina dibawah Department Of Trade and Industry
(DTI), dengan melibatkan beberapa biro yang ada ditingkat nasional dan regional.
Yang termasuk pengusaha kecil dan menengah di pilipina, adalah para pengusaha atau
entrepreneur ,baik indifidual maupun kelompok warga Negara Filipina yang memiliki ciri–ciri
seperti berikut : Pengusaha mikro mempunyai asset <P1,500,001; pengusaha kecil mempuyai
asset P 1,500,001-P 15,000,000; dan pengusaha menengah mempuyai P15,000,001-P60,000,000
Ada enam lembaga tinggi Negara dan beberapa kantor yang relevan dengan macam-macam
kegiatan bisnis sebagai sebagai tempat pendaftaran dan yang akan membantu perkembangan dan
pertumbuhan usaha baru tersebut. Program pemerintah yang terkait dengan usaha kecil dan
menengah di lakanakan oleh semua lembaga yang relevan termasuk kantor yang berada dibawah
tanggung jawab departemen perdagangan dari industri, depertemen keuangan, anggaran dan
manajemen. Pertanian, reformasi agraria, lingkungan dan sumber daya alam, tenaga kerja dan
perburuhan, transportasi dan komunikasi, pekerjaan dan pubik jalan raya, pemerintah dan dan
pariwisata, sains dan teknologi, ekonomi nasional dan otoritas pengembangan semua Bank
sentral Filipina baik tingkat nasional, regional, dan provinsi. Pada masing-masing kantor
lembaga mempunyai prosedur, wewenang,dan jumlah pembiayaan pendaftaran yang
dicantumkan secara jelas. Wewenang, prosedur dan jumlah biaya yang jelas tersebut, pada
prinsipnya adalah untuk mempermudah bagi para pengusaha, kita mereka melakukan
pendaftaran usahanya ke kantor lembaga tersebut.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu,
bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden.
Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi
terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan
baik secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan
disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari
masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat
asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan
responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara
intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam
bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai
informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.
Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat
menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:
“Bintang” diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para anggotanya,
“Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para anggota dalam
kelompok,
“Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing orang
dalam kelompoknya.
Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan variabel
status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan atau posisi
seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan. Penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan objek atau subjek yang diteliti
sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakeristik objek yang di teliti secara tepat.
Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden yang
sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan;
Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam pengumpulan data
tidak memperoleh data yang memadai;
Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar pada waktu menjaring
data di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan.
Dilihat dari aspek pengumpulan data di lapangan, penelitian deskriptif dapat dibedakan antara
lain menjadi penelitian diri, studi perkembangan, studi kelanjutan, dan studi sosiometrik.