Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Rahsia Diri Santet

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Rahsia Diri

Ilmu zahir ada 12 macam dan ilmu batin pun 12 macam dibagi kepada golongan umum dan golongan khusus menurut kadar perjuangannya. Dari 24 macam ini terbagi ia kepada 4 bab. Bab 1 - Zahir Syariat - iaitu tentang perintah dan larangan serta hukum - hukum. Bab 2 - Batin Syariat - yang disebut Ilmu Batin dan Tariqat. Bab 3 - Ilmu Batin yang disebut Ilmu Ma'rifat. Bab 4 - Ilmu Hakikat. Manusia diharuskan menguasai bab keempat tadi, seperti mana sabda Nabi Muhammad SAW yang bermaksud: "Syariat bagaikan pohon, Tariqat bagaikan cabang; Ma'rifat bagaikan daun dan Hakikat bagaikan buah". "Bila pintu yang ini (Rasikhin) telah terbuka, maka akan Al-Quran mencakup 4 bab di atas dengan petunjuk dan isyarat secara tafsir dan takwil. Penyusun Kitab 'Al - Majma' berfatwa bahwa tafsir bagi awam dan takwil bagi orang khusus, karena orang - orang khusus ini adalah ulama' yang 'rusukh'. Rusukh maknanya tetap kuat, kukuh dan teguh di bidang ilmu. Sifat ini dimiliki oleh ulama Rasikhin yaitu suatu hasil dari kalimat yang ditanamakan di lubuk hati setelah berupaya membersihkan hati. Bukti ketinggian martabat ulama Rasikhin adalah ayat Al-Quran yang mencantumkan lafaz Rasikhin yang di'athafkan kepada lafaz Jalalah (Illallah) dalam ayat 'Syahidallahu....' dan seterusnya di dalam Surah Ali Imran: 18; Mufassir Tafsir Al - Kabir berkata : terbukalah segala yang batin. Seorang hamba diwajibkan melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan melawan nafsu di seluruh daerah yang empat, mulki (jasad) malakut (hati) jabarut (fuad) lahut (sir) Nafsu menggoda di daerah syariat dengan membuat perlawanan - perlawanan. Sedangkan di daerah Tariqat , nafsu menggoda dengan mendorong dan menyetujuinya tetapi di dalamnya terkandung tipuan seperti pengakuan menjadi nabi, wali dan sebagainya. Sedangkan di daerah ma'rifat nafsu menggoda dengan syirik khafi (penyekutuan yang samar) yang bangsa cahaya seperti pengakuan menjadi tuhan. Allah berfirman (Al-Furqan:43): "Engkau mengetahui orang - orang yang menjadi Tuhan sebagai hawa nafsunya" Di daerah Hakikat pula syaitan, nafsu dan malaikat tidak dapat memasukinya sebab bila berada di situ akan hangus, kecuali AlLah. Jibril a.s. berkata : "Kalau aku memasukkan hujung jariku ke alam ini maka hanguskah aku. Manusia yang telah mencapai alam ini berarti dia selamat dari dua seteru; dan jadilah dia manusia yang ikhlas". Sesuatu yang tidak mencapai hakikat, maka dia tidak akan mencapai ikhlas karena sifat - sifat 'Basyariyyah Ghairiyyah' (sifat manusia selain Tuhan) tidak akan hancur, kecuali dengan 'Tajalli Zat'. Sifat bodoh hanya akan hilang dengan Ma'rifat Zat. Allah akan memberi ilmu orang yang sampai ke derajat ini tanpa perantaraan. Manusia akan mengenal AlLah kerana diperkenalkan oleh AlLah dan beribadat kepada AlLah dengan pendidikan AlLah, seperti Nabi Khidir a.s. Di alam ini dia akan menyaksikan Ruh - ruh Qudsiyah dan mengetahui Nabinya (Muhammad SAW) secara hakiki. Maka akan berbicaralah dari akhirnya hingga permulaannya. Seluruh nabi menyampaikan khabar gembira atas keberhasilan si hamba karena sampai kepada AlLah yang kekal. Firman AlLah (Surah An-Nisa':69): "Dan mereka itulah teman sebaik - baiknya". Amaliyah bagi Ruh Jasmani adalah menggunakan Ilmu Zahir. Pahalanya hanya syurga. Maka di Atabah/Rahsia Diri & Ilmu Santet/m.s 1 dari 4

sana akan jelaslah kebaikan dari sifat (orang yang beribadah akan masuk syurga; sebaliknya orang yang tidak beribadah akan masuk neraka). Sedangkan untuk masuk ke 'Haramil Qudsiyah' dan dekat dengan AlLah tidak cukup bila hanya menggunakan Ilmu Zahir saja. Untuk ke sana harus dengan Ilmu Terbang; dan terbang itu harus menggunakan dua sayap. Bila satu, maka perjalanan akan pincang. Maka dengan kesepaduan Ilmu Zahir dan Batin barulah sampai seorang hamba ke Alam Qudsi. AlLah berfirman di dalam Hadis Qudsi: "Hai hambaKu, bila engkau ingin masuk ke HaramilKu (Haramil Qudsiyah), maka engkau jangan tergoda oleh Mulki, Malakut, Jabarut; karena alam Mulki adalah syaitan bagi orang Alim; alam Malakut, syaitan bagi orang Arif; alam Jabarut, syaitan bagi orang yang akan masuk ke alam Qudsiyah". Wajib bagi semua manusia mengetahui ukuran dirinya dan jangan mengaku sesuatu yang bukan haknya. Imam Ali berkata: "AlLah menyayangi orang - orang yang mengetahui kadar dirinya dan tidak melewati batas perjalanannya; menjaga lisannya dan tidak mensia - siakan umurnya". Seorang Alim harus mampu mencapai makna hakikat manusia yang disebut Tiflul Ma'ani (Bayi Ma'nawi). Setelah itu harus mendidiknya dengan tetap melakukan Asma Tauhid dan keluar dari alam Jasmani ke alam Ruhani, yaitu alam As-Sirri yang di sana tidak sesuatupun selain AlLah. Sir itu seperti lapangan dari cahaya, tidak ada hujungnya. Inilah Maqam Al-Muwahidin. Mudah - mudahan tulisan di atas bermanfaat dan menjelaskan sedikit sebanyak hal rahsia diri insan. Berusahalah untuk mencapai ke tahap itu melalui petunjuk guru atau orang yang ahlinya. Ada di antaranya sengaja tidak diuraikan dengan lebih lanjut kerana sebagiannya adalah rahsia yang perlu dibicarakan secara khusus.

Atabah/Rahsia Diri & Ilmu Santet/m.s 2 dari 4

Ilmu Santet, Kekuatan Apa Yang Menggerakkan?


Astaga!Misteri - Pada dasarnya ilmu santet adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memasukkan benda atau sesuatu ke tubuh orang lain dengan tujuan menyakiti. Benda ini bisa saja misalnya sebuah paku atau seekor binatang berbisa yang dikirim secara gaib untuk dimasukkan ke tubuh seseorang dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Seperti ilmu-ilmu lain yang ada di dunia, santet bisa merupakan ilmu putih atau ilmu hitam tergantung dari penggunaan ilmu ini apakah untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Tetapi dalam aplikasinya ilmu putih ini dipadukan dengan ilmu-ilmu lain sehingga bisa dikatakan diselewengkan (dihitamkan) oleh pelakunya, misalnya yang aslinya digunakan untuk menidurkan bayi yang rewel agar bisa terlelap, oleh maling ilmu ini diselewengkan untuk menidurkan calon korbannya. Ilmu untuk meluluhkan hati orang yang keras atau kalap tetapi diselewengkan fungsinya untuk membuat orang lain terlena bujuk rayunya. Kasus yang terakhir ini marak yang umum kita kenal dengan istilah gendam. Walaupun proses santet yang gaib ini sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan, tapi secara logis santet dapat dimengerti sebagai proses dematerialisasi. Pada saat santet akan dikirim, benda-benda seperti paku, jarum, beling, ataupun inatang berbisa ini diubah dari materi menjadi energi. Kemudian dalam bentuk energi, benda ini dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai sasaran, energi ini diubah kembali menjadi materi. Sehingga apa-apa yang tadi dikirim, misalnya beling dan binatang berbisa akan masuk ke tubuh seseorang yang merupakan sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis benda-benda yang tadi dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan kesakitan pada tubuh orang yang disantet. Selanjutnya penulis akan membahas ilmu santet lebih ke arah santet sebagai ilmu hitam. Berdasarkan pengetahuan penulis, ada dua jenis santet menilik dari jenis ekuatan yang dijadikan sumber kekuatannya. Pertama adalah santet yang dalam prosesnya memanfaatkan kekuatan makhluk gaib seperti jin, setan, dan makhluk gaib lainnya. Dalam pelaksanaannya, pelaku santet akan bekerja sama dengan makhluk gaib sebagai media pengiriman santet. Untuk mengajak si makhluk gaib untuk dijadikan "kurir" ini tentu saja pelaku antet harus memberikan imbalan sesuai yang diminta oleh sang kurir. Imbalan bisa berupa sesaji khusus yang diperuntukkan makhluk gaib sebagai makanan untuknya. Imbalan juga dapat berbentuk lain sesuai permufakatan makhluk gaib dengan pelaku santet. Setelah imbalan yang dijanjikan disepakati, maka "sang kurir" pun akan melakukan tugasnya membawa santet menuju sasaran. Ada kasus misalnya sesaji atau imbalan yang disepakati lalai atau tidak dilaksanakan oleh pelaku santet, maka dalam kasus ini bisa saja si makhluk gaib akan meminta tumbal dari pelaku santet. Sehingga bisa disimpulkan hal ini lah yang merupakan resiko bagi para pelaku santet. Kedua, adalah santet yang bersumber dari kekuatan batin. Santet dengan metode ini membutuhkan kekuatan batin yang biasanya diperoleh dari laku spiritual. Atabah/Rahsia Diri & Ilmu Santet/m.s 3 dari 4

Pada saat penggunaannya santet dengan kekuatan batin biasanya dibantu dengan kekuatan visualisasi (pembayangan) yang kuat dari pelaku. Misalnya santet dengan menggunakan media bambu apus yang ketika hendak digunakan terlebih dahulu dibacakan mantera-mantera tertentu, setelah itu pelaku santet memusatkan konsentrasi, visualisasi dan berniat menyumbat kubul dan dubur si jabang bayi (sasaran). Konon, dengan cara demikian, seseorang yang dituju tidak bisa buang air besar maupun air kecil. Sehingga pada hakikatnya kekuatan santet ini bersumber dari memusatan kehendak batin saja. Sedangkan peran dari ritual, seperti membaca mantera atau laku tirakat lain merupakan sarana penunjang yang mampu membantu visualisasi batin sehingga bertambah kuat.

Atabah/Rahsia Diri & Ilmu Santet/m.s 4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai