Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Etika Profesi Keguruan Kel 9

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ABILITAS GURU

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Etika Profesi Keguruan”

Dosen Pengampu:

Gita Ade Pradana, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 9:

Dena Alinda 2201071004

Erla Dechita Chyani 2201070006

Lutfi Fitriani 220107

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FALKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

2024/2025
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT, kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat-Nya, atas nikmat dan
hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Etika Profesi
Keguruan dengan lancar dan tepat pada waktunya. Selanjutnya Sholawat serta salam kami
haturkan pada baginda Nabi Muhammad SAW sebagaimana beliau telah membawa derajat
manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yaitu Agama Islam.

Dalam upaya penyelesaian ini kami sebagai penulis sangat berterima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Etika Profesi Keguruan yang telah memberikan kesempatan dan amanah
untuk mengerjakan tugas makalah yang berjudul “ABILITAS GURU”

Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin tidak penulis sadari,
oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan guna perbaikan tugas
makalah-makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, 25 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................................................1
Tujuan Masalah............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
Pengertian Abilitas Guru..............................................................................................................3
Macam-Macam Abilitas Guru.....................................................................................................4
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
Kesimpulan................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melaksanakan proses belajar mengajar adalah tahap implementasi dari program
yang telah direncanakan dengan cermat. Pada tahap ini, guru diharapkan memainkan
peran aktif dalam menciptakan dan mendorong aktivitas belajar siswa yang sesuai dengan
rencana yang telah dibuat sebelumnya. Guru harus mampu mengambil keputusan
berdasarkan penilaian yang akurat, seperti menentukan apakah kegiatan belajar mengajar
sudah cukup, apakah metode pengajaran perlu diubah, atau apakah kegiatan sebelumnya
perlu diulang jika siswa belum mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Untuk melaksanakan proses ini dengan baik, guru tidak hanya memerlukan
pengetahuan tentang teori belajar mengajar dan pemahaman mengenai karakteristik
siswa, tetapi juga memerlukan berbagai keahlian dan keterampilan teknis. Misalnya, guru
perlu memahami prinsip-prinsip mengajar, cara efektif menggunakan alat bantu
pengajaran, penerapan metode pengajaran yang bervariasi, serta keterampilan dalam
menilai hasil belajar siswa secara objektif dan menyeluruh.
Selain itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru juga
harus memiliki berbagai keterampilan khusus yang mendukung proses belajar mengajar.
Keterampilan ini mencakup kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, mengelola kelas, berkomunikasi dengan siswa secara efektif, serta
mengembangkan strategi pengajaran yang inovatif dan kreatif. Kemampuan guru dalam
memfasilitasi pembelajaran, atau yang sering disebut sebagai abilitas guru, sangat penting
untuk memastikan bahwa proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Dengan demikian, tahap pelaksanaan proses belajar mengajar tidak hanya
bergantung pada pengetahuan teoretis dan pemahaman tentang siswa, tetapi juga
memerlukan kemahiran praktis dalam berbagai aspek teknis dan manajerial yang
mendukung tercapainya pembelajaran yang optimal. Guru harus terus mengembangkan
diri dan keterampilannya agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
siswa serta dinamika pendidikan yang selalu berubah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Abilitas Guru?
2. Apa saja macam macam abilitas guru?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Abilitas Guru
2. Untuk mengetahui apa saja macam macam abilitas guru

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Abilitas Guru


Abilitas guru merupakan keterampilan mengajar atau kemampuan guru untuk
menguasai materi, berkomunikasi secara efektif, mengelola kelas, dan mendukung
perkembangan serta pembelajaran optimal bagi murid. Pembelajaran merupakan proses
yang kompleks yang melibatkan interaksi antara berbagai aspek yang saling terkait.
Untuk mencapai sebuah pembelajaran yang efektif, diperlukan berbagai keterampilan,
terutama keterampilan mengajar dari guru. Abilitas bisa dilihat sebagai karakteristik
umum seseorang yang mencangkup pengetahuan dan keterampilan yang tercermin dalam
tindakan mereka. Keterampilan mengajar atau memfasilitasi pembelajaran adalah
kompetensi pedagogis yang kompleks karena mencangkup integrasi dari berbagai
kompetensi guru secara menyeluruh. Ini melibatkan berbagai aspek seperti penyampaian
materi, interaksi dengan murid, manajemen kelas, dan evaluasi pembelajaran.
Kemampuan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas. 1 Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keterampilan adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu
tugas, sementara mengajar adalah memberikan latihan atau pelatihan. Mengajar dapat
diartikan sebagai proses mentransfer pengetahuan kepada seseorang dengan cara yang
efisien dan efektif. Definisi modern dari negara-negara maju menggambarkan mengajar
sebagai memberikan bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Ini mengacu pada
peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing dalam memandu siswa dalam
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru.2.
Keterampilan mengajar merujuk pada kemampuan guru dalam menyampaikan
materi pelajaran dan menerapkan metode pembelajaran dengan tujuan untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Ini melibatkan kemampuan guru dalam memilih,
mengorganisir, dan menyajikan informasi dengan efektif, serta memfasilitasi
pembelajaran siswa agar mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dari
pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar guru adalah
kemampuan atau kecakapan guru dalam mengatur dan melaksanakan proses
pembelajaran di lingkungan sekolah, yang sangat penting untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Ini mencakup berbagai aspek, seperti merencanakan
pelajaran, menyampaikan materi dengan jelas, memfasilitasi diskusi, dan mengevaluasi
pemahaman siswa, demi mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

1
W.J.S. Poerwadarminta Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1990), H. 188.
2
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi . (Jakarta: Rinike Cipta, 2010). Hlm 30-32.

3
B. Macam-Macam Abilitas Guru
Seorang guru yang professional harus menguasai keterampilan dasar dalam
mengajar. Keterampilan ini merupakan abilitas yang berhubungan dengan pengetahuan
dan keterampilan. Abilitas dapat dipandang sebagai suatu karakteristik umum dan
seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan
melalui tindakan Keterampilan mengajar sangat krusial bagi seorang guru karena peran
pentingnya dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki
berbagai keterampilan mengajar, seperti:

a. Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah fondasi yang tak terpisahkan dalam proses
belajar-mengajar. Tanpa memandang metode atau tujuan pembelajaran, serta situasi
siswa, bertanya tetap krusial. Meskipun menanyakan pertanyaan kepada siswa
bukanlah hal yang mudah, latihan membantu guru mengasah dan menerapkan
keterampilan bertanya di momen yang sesuai. Pertanyaan yang diajukan dengan
efektif dan efisien dapat mengubah perilaku baik guru maupun siswa. Artinya,
pertanyaan bukan hanya alat untuk mengumpulkan informasi, tetapi juga untuk
merangsang pemikiran kritis dan responsif dalam proses pembelajaran.3

Ada tujuh tujuan keterampilan bertanya yaitu sebagai berikut:


1) Mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran adalah suatu tantangan yang
penting bagi para pendidik. Ini melibatkan menciptakan lingkungan yang
merangsang minat dan keterlibatan siswa, serta memberikan dorongan yang
diperlukan untuk mereka terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
2) Mengembangkan keterampilan berbicara untuk menyampaikan ide-ide dan
pandangan secara efektif.
3) Memotivasi dan memperkuat kemampuan berfikir siswa.
4) Mengasah keterampilan siswa untuk berpikir secara kratif dan beragam.
5) Membangun sikap untuk menghormati dan menghargai pandangan individu lain.
6) Mendorong jiwa kreatif pada siswa
7) Meraih hasil yang diinginkan dalam proses belajar mengajar.

Ada beberapa prinsip-prinsip dalam bertanya yaitu:


1) Setiap pertanyaan sebaiknya berkaitan dengan satu topik saja. Berikan waktu bagi
siswa untuk memikirkan jawabannya dengan baik sebelum menanggapinya.
2) Pertanyaan sebaiknya ringkas, mudah dimengerti, dan menggunakan kata-kata
yang sederhana.
3) Setiap peserta didik mendapat kesempatan yang sama untuk bertanya.
4) Pertanyaan sebaiknya disampaikan secara acak tanpa urutan tertentu.
3
Lia Yuliana, Keterampilan Bertanya Guru Dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar, vol.11 No.10, September
2010

4
5) Pertanyaan sebaiknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kesiapan setiap
peserta didik.
6) Disarankan untuk menghindari pertanyaan retorika atau pertanyaan yang
mengarah4.

b. Keterampilan memberi penguatan


Memberikan penguatan atau reinforcement adalah tindakan atau respons
terhadap perilaku tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan perilaku
tersebut akan terulang di masa mendatang. Ini bisa dilakukan dengan memberikan
hadiah, pujian, atau pengakuan atas perilaku yang diinginkan. Ini membantu
memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan dalam suatu lingkungan
belajar atau situasi lainnya. Setiap individu yang mencapai kesuksesan selalu
mengharapkan pengakuan dari pihak yang menikmati hasil karyanya. Seorang anak
yang menyelesaikan tugas yang diminta oleh orang tuanya, selalu menginginkan
pujian atas prestasinya agar terdorong untuk melakukan tugas yang serupa di masa
depan5.
Ada beberapa tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan yaitu sebagai
berikut:
1) Menimbulkan perhatian peserta didik, merupakan upaya untuk membangkitkan
minat dan konsentrasi mereka terhadap materi yang diajarkan. Ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti memulai pelajaran dengan pertanyaan menarik,
menggunakan multimedia yang menarik perhatian, atau mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari atau minat mereka. Dengan cara ini,
peserta didik akan lebih terlibat dalam proses belajar dan lebih mampu memahami
serta mengingat informasi yang disampaikan.
2) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik, Membangkitkan motivasi belajar
peserta didik adalah upaya untuk menginspirasi dan mendorong minat serta
semangat mereka dalam proses pembelajaran. Ini melibatkan penggunaan
berbagai strategi untuk membuat materi pembelajaran relevan, menarik, dan
bermakna bagi siswa. Dengan cara ini, siswa akan merasa termotivasi untuk
belajar, aktif terlibat dalam pembelajaran, dan lebih mungkin mencapai hasil yang
diinginkan.
3) Membangun kemampuan berinisiatif secara pribadi, adalah tentang mendorong
siswa untuk mengambil langkah-langkah proaktif dan mandiri dalam
pembelajaran mereka. Ini melibatkan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengambil inisiatif dalam menyelesaikan tugas, mengeksplorasi topik-topik

4
Ermasari, G, Subagia, I.W, & Sudria, I.D.N. (2014). Kemampuan Bertanya Guru IPA dalam Pengelolaan
Pembelajaran. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Vol. 4.
5
Fitriani, Samad, A & Khaeruddin. (2013). Penerapan Teknik Pemberian Reinforcement (Penguatan) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP PGRI Bajeng Kabupaten Gowa. JPF. Vol. 2,
No. 3.

5
yang menarik bagi mereka, dan mengambil tanggung jawab atas proses
pembelajaran mereka sendiri. Dengan memberikan dorongan dan dukungan yang
tepat, siswa dapat mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri dalam
menghadapi tantangan belajar.
4) Mendorong peserta didik untuk berpikir secara efektif dan kritis, adalah suatu
proses di mana pendidik memberikan tantangan intelektual, memfasilitasi diskusi
yang merangsang, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Hal ini dapat
dicapai dengan memberikan pertanyaan yang menantang, menantang siswa untuk
mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dan memberikan kesempatan untuk
berpikir secara kreatif. Dengan cara ini, peserta didik akan terlatih untuk
mengembangkan keterampilan berpikir yang baik dan dapat mengaplikasikannya
dalam berbagai konteks.
5) Mengubah sikap negatif peserta didik dalam pembelajaran menjadi perilaku yang
mendukung pembelajaran adalah suatu proses di mana kita membantu peserta
didik untuk memperbaiki pandangan mereka terhadap pembelajaran dan
mengubahnya menjadi tindakan yang positif dan mendukung proses belajar
mereka.

Adapun prinsip penguatan yaitu sebagai berikut:


1) Kehangatan dan keantusiasan, Guru perlu berusaha untuk menghindari kesan
tidak ikhlas atau terpaksa ketika memberikan penghargaan kepada peserta didik.
Kehangatan dan antusiasme ini bisa tercermin melalui sikap dan gaya mengajar
guru, baik melalui intonasi suara, ekspresi wajah, atau gerakan tubuh. Ketika
suara guru lembut disertai dengan senyuman dan gerakan tubuh yang sesuai,
peserta didik akan merasa senang dan termotivasi untuk mendengarkan,
memperhatikan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
2) Kebermaknaan, Penguatan yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan perilaku
dan penampilan peserta didik. Peserta didik perlu merasa yakin bahwa
penghargaan yang diberikan oleh guru layak untuk mereka terima berdasarkan
prestasi atau tindakan yang telah mereka lakukan.
3) Menghindari tanggapan yang negative, Jika peserta didik tidak mampu
menunjukkan perilaku yang diharapkan, guru tidak seharusnya menyalahkannya
secara terang-terangan dengan cara yang menyakitkan, menghina, atau mengejek
dengan bahasa yang kasar. Guru diharapkan untuk membantu peserta didik
dengan mengarahkan mereka untuk menemukan dan menunjukkan perilaku yang
sesuai dengan yang diharapkan. Jika guru menghardik, mencandai dengan maksud
menghina, atau mengejek dengan kata-kata kasar, hal ini dapat merusak harga diri
dan kehormatan peserta didik, yang kemudian bisa mengganggu keterlibatannya
dalam proses pembelajaran. Lebih buruk lagi, jika peserta didik merespon dengan

6
perilaku agresif, ini bisa menyulitkan guru dalam menjalankan kelas atau aktivitas
pembelajaran.6

c. Keterampilan memberi variasi


Keterampilan menggunakan variasi merupakan keterampilan guru yang sama
pentingnya dengan keterampilan lain. Apabila guru mengajar dengan nada yang sama
(datar) dan berdiri di tempat yang sama dari awalsampai akhir pengajaran, tentu akan
membosankan dan peserta didik jadi tidak bersemangat untuk belajar. Oleh karena
itu, guru harus memiliki keterampilan menggunakan variasi dan bila perlu terus
berlatih menggunakan variasi yang menarik tetapi efektif7.
Variasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang lain dari biasannya. Menvariasi
berarti berubah-ubah agar lain dari yang biasanya.misalnya dengan mengubah-
ngubah nada suara, mengganti posisi mengajar, dan lain sebagainya. Hal ini
dilakukan agar peserta didik tidak bosan dan tetap antusias mengikuti pelajaran. Jadi,
makna variasi disini adalah segala tindakan guru dalam pembelajaran untuk
mengatasi kebosanan peserta didik dan menjaga perhatian peserta didik.
Mengadakan variasi memiliki fungsi atau manfaat untuk: mengurangi
kebosaan siswa dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan motivasi belajar siswa,
memacu, mengembangkan, serta mengikat perhatian siswa pada pelajaran yang
sedang mereka ikuti, menumbuh kembangkan perilaku belajar positif pada diri siswa,
menumbuhkan prilaku belajar positif pada diri siswa, meningkatkan pertisipasi siswa
dalam interaksi kegiatan pembelajaran, mempelancar dan menjelaskan komunikasi
antara guru dengan siswa.
Adapun komponen-komponen variasi mengajar:
1. Variasi Gaya Mengajar
Variasi gaya mengajar mencakup suara guru, gerak, kesenyapan,
perubahan posisi, pemusatan perhatian, dan kontak pandang.
2. Variasi Penggunaan Alat Indra
Modalitas peserta didik bermacam-macam, ada yang cenderung
memiliki gaya belajar visual, ada yang memiliki gaya belajar
auditorial, dan ada pula yang memiliki gaya belajar kinestetik. Disini
dibutuhkan guru untuk melakukan variasi media pembelajaran agar
cenderung media tidak hanya melayani satu gaya belajar saja. Media
pembelajaran yang baik ialah media pembelajaran yang paling efektif
dalam menunjang tujuan pembelajran berdasarkan gaya belajar peserta
didik.
3. Variasi Interaksi Pembelajaran

6
Pah, D.N., 1985. Keterampilan Memberi Penguatan. Editor: T.Raka Joni, I.G.A.K.Wardani. Jakarta: Proyek
Pengambangan LPTK Dikti Depdikbud.
7
Alma, B. (2010). Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.

7
Untuk menghindari kebosanan guru hendaknya menggunakan variasi
interaksi dalam pembelajaran. Kombinasi pola iteraksi pembelajaran
akan menghasilkan pembelajaran yang menyenangkan karena dapat
mengubah bentuk, kegiatan, atau suasana kelas. Ada 3 macam
interaksi, yaitu gaya interaksi guru-kelompok peserta didik, interaksi
guru-peserta didik, dan interaksi peserta-peserta didik8

Dalam menggunakan variasi guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-


prinsip penggunaanya. Berikut prinsip-prinsipyang dapat menjadi pengangan guru:
1. Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan pembelajaran
2. Variasi diberikan dengan penuh kehangatan dan antusiasme seorang
pendidik
3. Penerapan kterampilan variasi harus dilakukan secara wajar dan tidak
berlebih-lebihan
4. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan serta
fleksibel sehingga tidak merusak suasana kelas
5. Variasi direncanakan dengan baik. Variasi yang baik ialah variasi yang
dicantumkan secara eksplisit dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).

d. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa
agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran
itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan
guru dalam proses belajar-mengajar9.
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian
siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat
kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan
pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Komponen keterampilan
menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan
merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.
8
Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif & Menyenangkan. Bandung:
Rosdakarya.
9
Hartono, B. (2010). Pengajaran Mikro: Strategi Pembelajaran Calon Guru/Guru Menguasai Keterampilan Dasar
Mengajar. Semarang: Widya Karya.

8
Penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran harus dilaksanakan secara
efektif sehingga hasil pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip berikut harus di perhatikan oleh setiap guru
1. Bermakna;
2. Berurutan dan berkesinambungan dan
3. Dilakukan di setiap awal dan akhir topik.

e. Keterampilan mengelola kelas


Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh
siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Secara umum, komponen pengelolahan kelas terbagi menjadi 2, yaitu
komponen yang bersifat preventif dan komponen yang bersifat kuratif. Komponen
yang bersifat preventif ialah komponen yang berhubungan dengan tindakan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi optimal. Keterampilan ini berkaitan degan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan inisiatif dan
mengendalikan pelajaran yang meliputi keterampilan sebagai berikut:
1. Menunjukkan sikap tanggap
2. Memberika perhatian kelompok
3. Memusatkan perhatian kelompok
4. Memberikan petunjuk yang jelas
5. Menegur dengan bijaksana
6. Memberikan penguatan

Sedangkan komponen yang bersifat kuratif ialah komponen yang


berhubungan dengan tindakan untuk mengembalikan kondisi belajar menjadi optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru untuk mengulangi berbagai gangguan
yang muncul dari peserta didik. Untuk mengatasi ada 3 jenis strategi yang dapat
digunakan oleh guru, sebagai berikut:
1. Memodifikasi tingkah laku
2. Pemecahan masalah kelompok
3. Menemukan dan mengatasi penyebab timbulnya masalah
Agar kondisi kelas tetap kondusif, setidaknya ada enam prinsip pengelolahan
kelas yang harus diperhatikan guru. Enam prinsip tersebut yaitu: (1) kehangatan dan
antusiasme; (2) menghadirkan tantangan; (3) membuat variasi mengajar, variasi
media, variasi interaksi; (4) keluwesan tingkah laku guru; (5) memberikan penekanan

9
pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan peserta didik pada hal-hal yang
negatif; (6) penanaman nilai disiplin10.

f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau
memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa11.[4]
Agar guru menguasai keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dengan
baik hendaknya guru tidak menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai
dengan minat peserta didik dan latar belakang pengetahunnya, tidak mendominasi
pembicaraan dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan jawaban yang banyak pula,
dan berdiskusi secara efektif. Dalam menerapkan keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil guru dapat memegang prinsip-prinsipnya sebagai berikut: anggota
kelompok diskusi memiliki kadar pengetahuan yang memadai dan merata terkait dengan
masalah yang dibahas, dilaksanakan pada jenjang kelas yang sudah dimiliki kemampuan
dalam mengungkapkan pendapat secara lisan, topik yang diangkat memang memerlukan
pendapat orang banyak, dilangsungkan dalam suasana yang saling menghormati,
direncanakan dengan matang, dipertimbangkan kelemahan dan kekurangan , dan guru
selalu mengawasi jalanya diskusi12.

g. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu
dengan yang lainnya. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan
dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
Tujuan Memberikan Penjelasan adalah untuk membimbing murid untuk
mendapatkan dan memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan
bernalar, melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau
pertanyaan, untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahamannya dan
untuk mengatasi kesalahpahaman mereka, membimbing murid untuk menghayati dan
mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

10
Marno & Idris, M. (2014). Strategi, Metode, & Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
11
Buchari Alma dkk. (2009). Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.
12
Novarina, E & Nurcahyono, A.N. (2015). Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Membimbing Diskusi Kelompok &
Mengelola Kelas. Seminar Nasional Matematika &Pendidikan Matematika UNY.

10
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua,
yaitu : (1) Merencanakan, mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan,
penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan
penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah
ditentukan. (2) Penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan
balikan.
Agar penjelasan guru dapat bermakna bagi peserta didik, berikut beberapa prinsip yang
dapat dijadikan pengangan dalam memberikan penjelasan, penjelasan dapat diberikan
pada awal, tengah atau akhir bergantung keperluan, atau dapat juga diselingi dengan
tanya jawab, penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran, penjelasan diberikan
bila ada pertanyaan dari peserta didik atau direncanakan oleh guru sebelumnya, dan
penjelasan materinya harus bermakna bagai peserta didik dan Penjelasan harus
disesuaikan dengan latar dari kemampuan peserta didik13.

13
Akhmad Riadi. (2018). Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran. Ittihad Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28. https://jurnal.uin-antasari.ac.id

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Abilitas guru merupakan keterampilan mengajar atau kemampuan guru untuk
menguasai materi, berkomunikasi secara efektif, mengelola kelas, dan mendukung
perkembangan serta pembelajaran optimal bagi murid. Pembelajaran merupakan
proses yang kompleks yang melibatkan interaksi antara berbagai aspek yang saling
terkait. Untuk mencapai sebuah pembelajaran yang efektif, diperlukan berbagai
keterampilan, terutama keterampilan mengajar dari guru. Abilitas bisa dilihat sebagai
karakteristik umum seseorang yang mencangkup pengetahuan dan keterampilan yang
tercermin dalam tindakan mereka. Keterampilan mengajar merujuk pada kemampuan
guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan menerapkan metode pembelajaran
dengan tujuan untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Ini melibatkan
kemampuan guru dalam memilih, mengorganisir, dan menyajikan informasi dengan
efektif, serta memfasilitasi pembelajaran siswa agar mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.

Adapun Macam-macam Abilitas Guru yaitu sebagai berikut: Keterampilan


bertanya, Keterampilan bertanya adalah fondasi yang tak terpisahkan dalam proses
belajar-mengajar. Tanpa memandang metode atau tujuan pembelajaran, serta situasi
siswa, bertanya tetap krusial. Keterampilan memberi penguatan, memberikan
penguatan atau reinforcement adalah tindakan atau respons terhadap perilaku tertentu
yang bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang di
masa mendatang. Keterampilan memberi variasi, Variasi dapat diartikan sebagai
sesuatu yang lain dari biasannya. Menvariasi berarti berubah-ubah agar lain dari yang
biasanya.misalnya dengan mengubah-ngubah nada suara, mengganti posisi mengajar,
dan lain sebagainya. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran, Membuka
pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut
akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Keterampilan
mengelola kelas,Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil. Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Keterampilan menjelaskan, Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi

12
secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2010). Guru Profesional. Bandung: Alfabeta

Akhmad Riadi. (2018). Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran. Ittihad
Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28. https://jurnal.uin-
antasari.ac.id

Buchari Alma dkk. (2009). Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
Bandung: Alfa

Ermasari, G, Subagia, I.W, & Sudria, I.D.N. (2014). Kemampuan Bertanya Guru IPA dalam
Pengelolaan Pembelajaran. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi IPA. Vol. 4.beta.

Fitriani, Samad, A & Khaeruddin. (2013). Penerapan Teknik Pemberian Reinforcement


(Penguatan) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Peserta Didik Kelas VIII A
SMP PGRI Bajeng Kabupaten Gowa. JPF. Vol. 2, No. 3.

Hartono, B. (2010). Pengajaran Mikro: Strategi Pembelajaran Calon Guru/Guru Menguasai


Keterampilan Dasar Mengajar. Semarang: Widya Karya.

Lia Yuliana, Keterampilan Bertanya Guru Dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar, vol.11
No.10, September 2010

Marno & Idris, M. (2014). Strategi, Metode, & Teknik Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyasa, E. (2013). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif &


Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Novarina, E & Nurcahyono, A.N. (2015). Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Membimbing
Diskusi Kelompok & Mengelola Kelas. Seminar Nasional Matematika &Pendidikan
Matematika UNY.

Pah, D.N., 1985. Keterampilan Memberi Penguatan. Editor: T.Raka Joni, I.G.A.K.Wardani.
Jakarta: Proyek Pengambangan LPTK Dikti Depdikbud.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi . (Jakarta: Rinike Cipta, 2010). Hlm
30-32.

W.J.S. Poerwadarminta Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1990), H. 188.

14
15

Anda mungkin juga menyukai