Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai
Pengantar Hidrologi 53
Gambar 6.1 Pengaruh DAS terhadap volume aliran
Sumber: The COMET Program
54 Pengantar Hidrologi
1. Dendritik
Dendritik adalah pola aliran yang memiliki cabang anak sungai
yang kelihatan macam ranting pohon. Sungai induk pada pola ini
memiliki percabangan yang menuju ke segala arah dan alirannya
membentuk sudut yang tidak teratur. Pola dendritik ini biasanya
terdapat di daerah dataran rendah dengan struktur batuan
homogen.
2. Radial Sentrifugal
Radial sentrifugal adalah pola aliran yang menyebar secara radial
dari titik ketinggian tertentu. Pola radial sentrifugal ini biasanya
terdapat di daerah pegunungan yang alirannya menyebar ke arah
lereng.
3. Rectangular
Rectangular adalah pola aliran yang cenderung berbentuk siku-
siku. Pola rectangular ini biasanya terdapat di daerah yang
struktur geologinya merekah. Sungai ini biasanya bentuknya
lurus mengikuti arah patahan dengan mengikuti pola dari
struktur geologi tersebut.
4. Trellis
Trellis merupakan pola aliran yang biasanya memiliki anak sungai
hampir sejajar dengan sungai utama. Pola trellis ini biasanya
terdapat di daerah dengan morfologi lipatan.
5. Sentripetal
Sentripetal adalah pola aliran yang arus airnya mengalir ke satu
tempat yang berupa cekungan. Dengan begitu, pola sentripetal
ini berlawanan dengan radial sentifrugal.
6. Paralel
Paralel adalah pola aliran yang terbentuk dari lereng yang curam
dengan beberapa bantuan. Karena lereng yang curam, alirannya
deras dan lurus. Lalu dengan sangat sedikit anak sungai dan
Pengantar Hidrologi 55
semuanya mengalir ke arah yang sama. Pola paralel ini terbentuk
di mana terdapat kemiringan yang jelas di permukaan.
7. Annular
Annular adalah pola aliran yang memiliki anak sungai melingkar.
Pola annular ini biasanya terdapat di daerah morfologi kubah.
8. Pinnate
Pinnate adalah pola aliran yang mana muara anak sungai
membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Pola pinnate ini
biasanya terdapat pada bukit yang memiliki lereng terjal.
F= x x L1 X L2 .......................................................................... (1)
dimana :
F = luas daerah aliran sungai (km2)
L1 = sumbu terpanjang (km)
L2 = sumbu terpendek (km)
56 Pengantar Hidrologi
Gambar 6.2 Luas DAS
Qn = α x β x q x F.......................................................................... (2)
dimana :
Qn = debit maksimum untuk periode ulang n tahun (m3/det)
α = koefisien pengaliran
β = koefisien reduksi
q = hujan maksimum (m3/det/km2)
F = luas daerah pengaliran (km2)
Pengantar Hidrologi 57
2. Metode Melchior
Menurut Hadisusanto (2010:159), “Pada penelitiannya Melchior
banyak membuat rumusan-rumusan tentang memperkirakan debit
puncak banjir pada tahun 1895-1896”. Rumus untuk menghitung
debit banjir dengan rumus Melchior dalam Hadisusanto (2010: 159)
sebagai berikut
Qn = α x β x q x F x ( .............................................................. (3)
dimana :
Qn = debit maksimum untuk periode ulang n tahun (m3/det)
α = koefisien pengaliran
β = koefisien reduksi
q = hujan maksimum (m3/det/km2)
F = luas daerah pengaliran (km2)
Rn = curah hujan maksimum periode ulang n tahun (mm)
Q = 0,278 x C x I x A
dimana :
Q : Debit (m3/detik)
0,278 : Konstanta, digunakan jika satuan luas daerah menggunakan
km2
C : Koefisien aliran
I : Intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A : Luas daerah aliran (km2)
58 Pengantar Hidrologi
Di wilayah perkotaan, luas daerah pengaliran pada umumnya
terdiri dari beberapa daerah yang mempunyai karakteristik
permukaan tanah yang berbeda (subarea), sehingga koefisien
pengaliran untuk masing-masing subarea nilainya berbeda, dan
untuk menentukan koefisien pengaliran pada wilayah tersebut
dilakukan penggabungan dari masing-masing subarea. Variabel luas
subarea dinyatakan dengan Aj dan koefisien pengaliran dari tiap
subarea dinyatakan dengan C.
Pengantar Hidrologi 59
Pada dua yang bentuknya serupa namun mempunyai ukuran
yang berbeda, aliran permukaan yang berjalan dari suatu titik di
bagian hulu DAS besar akan menempuh waktu yang lebih lama
sebelum sampai ke outlet. Sedangkan, jika ada dua DAS dengan luas
yang sama namun bentuknya berbeda (salah satu DAS memanjang
dan sempit, lainnya melebar dan pendek), maka titik air pada DAS
yang relatif melebar akan sampai ke outlet lebih cepat dan aliran air
nya akan sampai di outlet pada waktu yang bersamaan sehingga
akan menghasilkan debit puncak yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada
bentuk DAS yang memanjang, maka titik-titik air dari berbagai lokasi
di wilayah hulu DAS relatif kecil kemungkinannya untuk sampai di
outlet pada waktu bersamaan.
Meander atau bentuk lika-liku ruas aliran di sepanjang sungai
menambah jarak tempuh lebih panjang bagi air untuk mengalir
sampai ke outlet. Meander meningkatkan waktu tempuh air dari
hulu untuk mencapai outlet. Pada dua DAS yang bentuknya sama
jika salah satu DAS mempunyai meander maka panjang sungai
tersebut lebih panjang. Maka air mengalir akan lebih lambat.
Kemiringan (slope) mempengaruhi jumlah dan waktu aliran
untuk mencapai outlet. Slope yang besar akan menyebabkan kontak
antara air hujan dan permukaan tanah tidak lagi tegak lurus.
Akibatnya aliran permukaan akan lebih besar karena potensi
infiltrasi berkurang akibat berkurangnya gaya gravitasi. Adanya
aliran mengakibatkan sedimen terbawa (transport). Erosi dapat
terjadi ketika air menggerus sedimen di permukaan tanah. Erosi
akan meningkat sejalan dengan kermiringan. Pada umumnya,
semakin miring permukaan tanah maka semakin miring pula saluran
drainase alami di dalam DAS dan semakin cepat aliran ke bawah
serta semakin tinggi debit teramati di outlet.
Kerapatan jaringan sungai (stream density) adalah jumlah
panjang semua sungai dan anak sungai di dalam DAS dibagi dengan
luas DAS. Suatu DAS dengan satu sungai dan anak sungai yang
banyak tentu kerapatannya lebih tinggi dibandingkan dengan DAS
dengan satu sungai dan beberapa anak sungai. Kerapatan yang
tinggi ini memungkinkan mengurangi debit puncak karena air
teraliri ke anak-anak sungai. Jika DAS kerapatan sungainya rendah,
60 Pengantar Hidrologi
DAS tersebut pada umumnya mengandung tanah yang baik sehingga
air akan lebih terinfiltrasi ke dalam tanah.
S waktu
T rata-rata = -------- ........................................................................ (3)
n
dimana :
T rata-rata = Waktu rata-rata (detik)
S waktu = Total Waktu Pengukuran
N = Pengulangan Pengukuran
Debit air (Q) merupakan hasil perkalian antara luas penampang (A)
saluran/aliran dengan kecepatan (v) aliran air.
Q = A.V............................................................................................... (4)
dimana:
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang saluran (m2)
V = Kecepatan aliran air (m/detik)
Pengantar Hidrologi 61
Pengukuran debit air dengan Metoda Apung
Metoda ini menggunakan alat bantu suatu benda ringan
(terapung) untuk mengetahui kecepatan air yang diukur dalam satu
aliran terbuka. Biasanya dilakukan pada sumber air yang membentuk
aliran yang seragam (uniform).
Pengukuran dilakukan oleh 3(tiga) orang yang masing- masing
bertugas sebagai pelepas pengapung di titik awal, pengamat di titik
akhir lintasan dan pencatat waktu perjalanan alat pengapung dari
awal sampai titik akhir.
Pengukuran dilakukan dengan cara menghanyutkan benda
terapung dari suatu titik tertentu (start) kemudian dibiarkan
mengalir mengikuti kecepatan aliran sampai batas titik tertentu
(finish), sehingga diketahui waktu tempuh yang diperlukan benda
terapung tersebut pada bentang jarak yang ditentukan tersebut.
Luas penampang (A) merupakan hasil perkalian antara Lebar
rata-rata (L) saluran/aliran dengan Kedalaman rata-rata (H) saluran
/aliran air.
F. Kesimpulan
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan
ekosistem yang unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya
alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai
pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. Sebagai suatu
kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya
kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di
banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia
62 Pengantar Hidrologi
G. SOAL
1. Jelaskan pengertian DAS menurut beberapa ahli!
2. Sebutkan keterkaitan antara presipitasi dengan Kondisi Daerah
Aliran Sungai?
3. Jelaskan Hubungan morfologi wilayah dengan debit yang di
hasilkan di wilayah DAS?
4. Diketahui suatu DAS mempunyai luas 12 m2 dengan kecepatan
aliran air 5m/det. Berapa debit air DAS tersebut?
5. Jelaskan cara pengukuran debit air dengan metode Apung!
Pengantar Hidrologi 63