Kel 2 Arabiyah Lil Athfal
Kel 2 Arabiyah Lil Athfal
Kel 2 Arabiyah Lil Athfal
ANAK
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Al-‘Arabiyyah Lil Athfal Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep Dasar
Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Luthfi Abdul Manaf, M.Pd.I.
selaku dosen pengampu mata kuliah Al-‘Arabiyyah Lil Athfal yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................... 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak-anak?
2. Apa saja jenis-jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak-anak?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak-
anak.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak-
anak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan ini memberi tempat yang utama pada peserta didik karena
mereka adalah subjek utama dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini
berasumsi bahwa peserta didik memiliki potensi, kekuatan, dan kemampuan
untuk berkembang. Peserta didik juga memiliki kebutuhan emosional, spiritual,
dan intelektual yang harus diperhatikan. Peserta didik merupakan satu kesatuan
yang utuh sehingga pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan emosi,
perasaan, sikap, nilai, dan lain-lain. Pembelajaran diupayakan untuk berjalan
secara rileks dan akrab, tanpa mengurangi makna transformasi dan pesan yang
1
Muhbib Abdul Wahab, Teknik dan Model Penyajian Materi Bahasa Arab, (Jakarta: Pusdiklat, 13 Mei
2004), hal. 66
2
hendak disampaikan. Pendekatan ini memberikan drajat kebebasan, otonomi,
tanggung jawab dan kreativitas yang menjadi bagian dari peserta didik.
Media atau wasail al-idlah memiliki peranan yang besar dalam upaya
membentuk keahlian peserta didik dan mengubahnya dari keahlian yang
bersifat abstrak ke yang bersifat konkret. Pendekatan ini bertujuan untuk
melengkapi konteks yang menjelaskan makna kata-kata, struktur, dan istilah-
istilah kebudayaan baru melalui gambar, peta, foto, contoh model yang hidup,
kartu, dan segala sesuatu yang dapat membantu menjelaskan makna kata yang
asing pada peserta didik. Di jaman teknologi saat ini, jenis dan bentuk media
sangat bervariasi, misalnya kaset, video, laboratorium, slide, LCD, dan
komputer. Tujuan dari penggunaan media ini sangat jelas, yakni agar penyajian
materi lebih hidup dan menarik peserta didik sehingga dapat menyampaikan
contoh dan informasi kebahasaan yang benar dan melatihnya berjalan secara
efektif. Penelitian menunjukkan bahwa gambar memberikan dampak tiga kali
lebih kuat dan mendalam dibandingkan dengan kata-kata. Sementara itu, jika
gambar digabungkan dengan kata-kata, maka dampaknya enam kali lebih kuat
2
Radliyah Zaeniddin, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab (Cirebon:
Pustaka Rihlah Group, 2005), hal. 34.
3
daripada kata-kata saja. Hanya masalahnya pada keterbatasan dana yang
menjadi hambatan serius dalam penyediaan media ini.3
3
Saifullah Kamalie, “Penggunaan Media: Alat Peraga dan Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa
Arab”, dalam Makalah (Jakarta: Pusdiklat, 13 Mei 2004), hal. 2
4
Radliyah Zaenuddin, Meodologi, hal. 35
4
berbahasa yang sebenarnya haruslah mencakup penguasaan kaidah-kaidah
gramatika sekaligus penguasaan norma-norma sosial yang terkait dengan
penggunaan bahasa.5
5
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2005), hal. 47
6
Siti Rohani Jasni, Suhaila Zailani, Pendekatan Gamifikasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab:
Gamification Approach In Learning Arabic Language, “Journal of Fatwa Manage,ent and Research SeFPIA
2018 (Special Issue) (2018): Hlm.358, https://doi.org/10.33102/jfatwa.vol13no1.165.
5
kelemahan yaitu: monoton, membosankan, perlu waktu yang lama, memforsir
hafalan siswa belum efisien dalam pemahaman komrehensif pada penerapan
mufrodat dalam kalimat.
Kata strategi juga bermakna ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk
menghadapi musuh dalam perang. Istilah strategi dalam dunia militer
dibedakan dengan taktik, strategi menyangkut manajemen secara umum,
sedang taktik merupakan pelaksanaan atau implementasi dari strategi. Effendy
menyatakan bahwa dalam perkembangannya istilah strategi mempunyai makna
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu.
Dengan demikian istilah strategi dalam pembelajaran mengacu pada pengertian
metode, sedang taktik mengacu pada pengertian teknik.7
7
A.F.Effendy. Strategi pembelajaran Duru:s Arabiyyah Muktsafah (DAM).2004. Makalah
disampaikan pada Konsultasi tenaga ahli pembelajaran bahasa Arab di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang.
6
belajarmengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Untuk melaksanakan
strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran.
8
Lely Chusna. Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar.2011
9
Meilyani Wiguna. Bagaimana Hubungan Strategi Pembelajaran dengan Metode dan Teknik
Pembelajaran.2011
7
menjadi landasan pengertian tersebut ialah : (1)Pembelajaran sebagai suatu
usaha memperoleh perubahan perilaku. Prinsip ini bermakna bahwa proses
pembelajaran itu ialah adanya perubahan perilaku dalam diri individu. (2) Hasil
pembelajarn ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan. (3)
Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa
pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang berkesinambungan. (4) Proses
pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada sustu
tujuan yang ingin dicapai. (5) Pembelajaran merupakan suatu pengalaman.10
Strategi pembelajaran bahasa Arab untuk usia dini adalah metode atau
serangkaian cara belajar bahasa Arab pada anak agar mencapai tujuan belajar.
10
Suryadi. Kiat Jitu dalam Mendidik Anak. 2006. Jakarta: Edsa Mahkota.
11
R.L.Oxford. What Every Teacher Should Know. USA: Newbury House Publishers.1990. Language
Learning Strategies
12
Ibid
8
Kegiatan mengelompokkan mencakup kegiatan mengklasifikasi informasi
yang dibaca atau didengar ke dalam kelompok-kelompok yang bermakna.
Contoh para siswa diminta mengelompokkan sejumlah kata-kata kedalam
jenisnya, misalnya jenis binatang, benda, atau kata kerja. Kegiatan asosiasi
berupaya untuk mengasosiasikan informasi dari bahasa yang baru dipelajari ke
dalam konsep-konsep yang sudah siap ada di memori. Misalnya, siswa diminta
untuk mengasosiasikan kata sekolah dengan bapak guru, ibu guru, murid,
gedung sekolah, tugas sekolah, dan sebagainya. Strategi peletakan kata baru
dalam konteks ini ditempuh dengan cara meletakkan kata-kata baru kedalam
konteks bermakna, misalnya dengan menyusun kalimat yang mengandung
kosa kata yang baru dipelajari. Dalam menyusun kalimat ini jika siswa belum
bisa menulis, misalnya untuk pembelajar tingkat taman kanak-kanak maka
guru dapat membimbing penyusunan kalimat ini melalui kartu bergambar dan
siswa diminta mengurutkan kartu tersebut, sehingga menjadi kalimat
bermakna.
Strategi kedua adalah mencocokkan suara dengan imajinasi melalui proses
(a) menggunakan imajinasi, (b) pemetaan makna, (c) penggunaan kata kunci,
dan (d) representasi suara ke memori. Penggunaan Imajinasi merupakan
strategi untuk mengingat informasi baru dari bahasa yang dipelajari melalui
pengembangan imajinasi, misalnya untuk mengingat kosa kata tentang jenis-
jenis pohon siswa bisa membayangkan jenis pohon yang tinggi, besar, pendek
atau kecil
2.) Strategi Kognitif
Strategi ini ditempuh melalui teknik pelatihan, proses menerima dan
mengirim pesan, analisis dan menyimpulkan, menyusun pola kalimat. Teknik
pertama yaitu pelatihan dapat dilakukan melalui cara pengulangan, pelatihan
formal, pengenalan dan penggunaan rumus dan contoh, penggabungan dan
pelatihan alami.13
Teknik pengulangan bisa dilaksanakan dengan cara yang bervariasi, dalam
menyimak misalnya siswa bisa menyimak ucapan penutur asli dengan
berulang-ulang melalui kaset atau CD. Dalam pelajaran menulis, siswa bisa
13
Ibid
9
diminta untuk menulis kosa kata yang sama dalam beberapa kalimat yang
berbeda.
Pelatihan formal terhadap suara dan sistem tulisan sering digunakan untuk
mengajarkan ketrampilan menyimak suara atau bunyi-bunyi huruf dan intonasi
dan jarang sekali digunakan untk melatih kemampuan memahami makna.
Misalnya siswa diminta untuk menandai kata-kata yang disimak dari
serangkaian kata-kata yang ada dalam buku latihan yang mengandung huruf
atau suku kata yang sama.
3.) Strategi Kompenasi
Strategi ini membantu pebelajar mengatasi keterbatasan pengetahuan dan
pemahaman bahasa serta kemampuan berbahasa siswa. Strategi ini sangat
cocok untuk pebelajar bahasa pada tingkat permulaan atau tingkat menengah.
Strategi ini dapat ditempuh melalui teknik pemanfaatan intelegensi dan
pencarian solusi keterbatasan berbahasa.
Teknik pemanfaatan intelegensi digunakan untuk mengarahkan pebelajar
bahasa untuk memahami makna umum dari informasi yang dibaca atau
didengar tanpa atau sebelum memahami hal-hal khusus dari wacana yang
dibaca atau disimak. Teknik ini ditempuh melalui penggunaan penanda bahasa
dan penanda yang lain Penggunaan penanda bahasa digunakan untuk
memahami makna wacana atau kalimat dengan bantuan aspek-aspek linguistik
misalnya kata sisipan, imbuhan, atau memahami wacana berdasarkan
pemahaman dari sebagian wacana yang didengar atau dibaca. Misalnya siswa
memahami ungkapan tentang bunga, tumbuhan, pohon, karena topik bacaan
tentang kebun. Adapun penanda yang lain adalah penanda nonlinguistik, yang
dapat berupa ekspresi, atau gerakan penutur. Siswa memahami makna kata,
kalimat atau wacana dengan bantuan aspek-aspek nonlinguistik, misalnya
memahami bacaan tentang pasar berdasarkan pengalaman siswa tentang apa
makna pasar. Disamping itu jika siswa diajak menonton CD atau televisi maka
siswa dapat memahami kata, kalimat atau wacana yang disimak melalui
gambar, aktivitas, dan mimik para pemeran dalam cerita yang dilihatnya. 14
14
Ibid
10
untuk mengungkapkan kembali bahasa yang dipelajarinya dengan padanan kata
atau kalimat dalam bahasa yang sudah dikuasainya. Misalnya untuk memahami
makna ungkapan atau pribahasa dalam bahasa Arab siswa bisa
membandingkannya dengan pribahasa yang ada dalam bahasa Indonesia atau
bahasa lain yang dikuasai siswa. (2) Meminta bantuan yaitu dengan cara
memilih diam jika tidak dapat melanjutkan pembicaraan tentang topik tertentu,
atau siswa meminta pengajar untuk mengulang kata, kalimat, atau wacana yang
disimak. (3) Menggunakan mimik atau penanda yaitu menggunakan tanda-
tanda atau gerakan mimik pembicara. Dalam kegiatan membaca siswa dapat
memahami bacaan dengan bantuan tanda-tanda baca, atau kata kata khusus
yang mempunyai makna dan fungsi khusus. (4) Menghindari sebagian kalimat
atau keseluruhan dalam komunikasi . Teknik ini memberi kesempatan
mahasiswa untuk menghinadari kalimat kalimat yang sulit dipahami atau
menghindari untuk mengungkapkan ungkapan khusus dalam kegiatan berbicara
yang menyebabkan siswa menjadi gagal atau terhambat dalam berbicara. (5)
Memilih topik. Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih
topik yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. (6) Memperkirakan
Makna. Teknik ini memberi kesempatan pebelajar untuk mengira-ngira
pemahaman pesan dari kata, kalimat atau wacana yang disimak atau dibaca. (7)
Mendefinisikan kata. Teknik ini mengarahkan siswa untuk membuat parafrase
atau pendefinisian makna kata yang tidak bisa dipahami secara langsung. (8)
Mencari persaman atau perbedaan.Teknik ini mengarahkan siswa untuk
mencari persamaan atau perbedaan dari kata atau kalimat yang dipelajari
dengan kata atau kalimat yang sudah dipahami dari bahasa yang sudah
dikuasainya.
11
pemahaman konsep, prinsip, materi dengan bantuan konsep- konsep yang
sudah dipahami pembelajar sebelumnya, (2) pembagian perhatian yaitu
memahami informasi umum melalui atensi atau perhatian khusus pada detail
atau pada situasi yang melatarbelakangi terjadinya wacana. (3) menghindari
kegiatan berbicara dan mengalihkan diri pada kegiatan menyimak.
12
menulis. Misalnya, siswa diberi tugas untuk bercakap-cakap dengan temannya
yang berperan sebagai kasir supermarket, atau berprofesi lain. Untuk
pembelajaran menulis siswa diberi tugas menulis kata-kata yang berkaitan
dengan permainan sepak bola, petak umpet, dan permainan lain sesuai dengan
kegemaran anak-anak, (5) merencanakan tugas pembelajaran mencakup
kegiatan merencanakan unsur-unsur dan fungsi bahasa yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi tugas atau situasi berbahasa. Strategi ini mencakup empat tahap,
yaitu mendeskripsikan tugas atau konteks pembelajaran, menentukan aspek
kebutuhan. mengecek perangkat-perangkat bahasa yang akan dipergunakan
dalam kegiatan pembelajaran, dan menentukan unsur-unsur bahasa yang akan
dipergunakan sebagai pelengkap kegiatan pembelajaran, (6) menciptakan
kesempatan berlatih. Yaitu mencari atau menciptakan kesempatan untuk
berlatih dalam kegiatan pembelajaran bahasa pada situasi yang alami, contoh
melihat film dari CD, atau televisi dengan bahasa yang dipelajari, membaca
koran, mendengarkan lagu, dan sebagainya.
15
Nurhidayati,Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2014), hlm.80
13
nilai-nilai yang positif pada peserta didik. Istilah afektif merujuk pada istilah
emosi, sikap, motivasi, dan nilai. Pembelajar bahasa yang baik adalah
pembelajar yang mampu mengontrol aspek afeksi ini. Strategi ini dapat
dilaksanakan melalui teknik menetralisir aspek fisik dan mental ,
mengendalikan diri, dan menekan tingkat emosi.
Teknik menetralisir aspek fisik dan mental meliputi (1) rilaks dan
meditasi yaitu usaha untuk menenangkan pikiran dan mengistirahatkan fisik
dengan sistem meditasi, (2) menggunakan musik yaitu menyimak musik untuk
tujuan merilekan fisik dan psikis, (3) memanfaatkan lelucon yaitu usaha untuk
merilekkan diri dengan menonton film yang lucu, atau membaca buku humor,
menyimak lawak, dan seterusnya. Teknik pengendalian diri dapat ditempuh
melalui cara (1) membuat pernyataan positif untuk diri sendiri dalam belajar
bahasa, (2) menghukum diri sendiri jika melakukan kesalahan dalam kegiatan
berbahasa, (3) memberi hadiah diri sendiri atau pujian pada diri sendiri jika
mengalami kemajuan dalam kegiatan pembelajaran. Teknik menekan tingkat
emosi mencakup empat cara, yaitu (1) memperhatikan keadaan diri dan emosi
diri, misalnya dalam keadaan marah, senang, tegang termotivasi atau sedang
malas, (2) Menggunakan chek list untuk mendata perasaan, sikap, dan motivasi
untuk belajar bahasa secara umum, dan belajar bahasa secara khusus, (3)
menulis buku harian pembelajaran mengenai kemajuan dan kejadian yang
dialami dalam kegiatan pembelajaran, (4) berdiskusi dengan orang lain melalui
kegiatan bercakap-cakap dengan guru, teman, orang tua, tentang hal-hal yang
berkaitan dengan proses kemajuan dan hambatan yang dirasakan pembelajar
dalam kegiatan pembelajaran.16
16
Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 2. Nomor 2, 2016, him. 16
14
klarifikasi meminta guru atau nara sumber untuk mengulang, memparafrase,
menjelaskan, atau memberikan contoh dengan tujuan agar pebelajar dapat
memperbaiki kesalahan berbahasanya sedang kegiatan bertanya untuk
mengkoreksi dilakukan dengan cara meminta guru atau siswa lain untuk
mengkoreksi kegiatan berbahasa yang dilakukakan, misalnya bercerita, pidato,
menulis cerita, membaca, dan sebagainya.
c. Strategi Pemerolehan
1) Teknik Bermain
17
Nurhidayati,Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2014), hlm.84
15
cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, bekerja sama dalam
kelompok, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan.
Permainan tidak selalu bersifat rekreasi semata, tetapi juga bersifat
edukasi. Penggunaan permainan pada pendidikan prasekolah ditujukan
untuk memperoleh sejumlah pengalaman belajar tentang
sikap,kemahiran motorik, bentuk dan warna,bahasa, dan lain-lain
dalam suasana gembira.
2) Teknik Bernyanyi
16
hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih lagu sebagai media.
Keempat hal tersebut diuraikan berikut.
17
anak-anak seringkali berisi kata, frasa, atau kalimat yang diulang-
ulang sehingga mudah diingat dan diproduksi ulang oleh mereka.
Lagu akan sering dinyanyikan anak di luar kelas, sehingga lambat
laun anak akan menjadi akrab dengan bahasa Arab, sehingga bahasa
Arab tidak menjadi bahasa asing selamanya. Bernyanyi dapat
membuat anak lebih senang dalam belajar sehingga membantu
mereka untuk lebih cepat dalam mencapai tujuan pembelajaran.
18
usia anak. Usia anak taman kanak-kanak dan sekolah dasar masih
dalam tahap operasi konkrit, dengan indikator yang menonjol bahwa
anak seusia tersebut belum bisa diajak berfikir abstrak. Pada fase ini
anak-anak amat sulit diajak berdisiplin atau berkonsentrasi penuh pada
satu hal termasuk dalam belajar, anak-anak dapat belajar jika proses
belajar itu menarik, dan menyenangkan. Sesuai dengan filosofi
pembelajaran kontekstual yang berakar dari paham progresivisme John
dewey, bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka
pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta
proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses
belajar di sekolah.
19
pelajaran bahasa Arab dengan pelajaran bahasa Indonesia
misalnya, anak diminta untuk bermain kartu yang pada
sebagian kartu tersebut terdapat kosa kata yang berlawanan
atau kosa kata yang mempunyai makna yang sama dalam
bahasa Arab dan sebagian kartu yang lain berbahasa Indonesia,
dan sebagian kartu yang lain diberi gambar untuk menunjukkan
makna kosa kata yang ditulis pada kartu tersebut. Dengan
demikian guru telah mengaitkan pembelajaran bahasa Arab
dengan pelajaran bahasa Indonesia, khususnya berkaitan
dengan pembelajaran kosa kata yang berlawanan atau yang
mempunyai makna yang sama. Untuk menyesuaikan
pembelajaran dengan aspek psikologis dan sosiologis anak,
maka pembelajaran dengan teknik penyelidikan autentik ini
bisa dijabarkan pada kegiatan penyelidikan yang sesuai dengan
dunia anak. Misalnya anak-anak diajak pergi ke taman kota
atau kebun sekolah, kemudian siswa diminta untuk mengisi
lembar kerja atau teka-teki silang yang jawabannya
mengharuskan siswa untuk mengobservasi keadaan atau hal-hal
yang ada di taman atau kebun sekolah, misalnya siswa diminta
untuk menyebutkan warna-warna bunga yang ada di taman,
atau siswa diminta menyebutkan nama buah-buahan yang ada
di kebun dengan bahasa arab, dan jika siswa belum bisa bahasa
arabnya maka diminta untuk bertanya kepada guru.
2) Pembelajaran Kooperatif
20
sekelompok maupun teman sekelas, dan juga dengan pengajar.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif mencakup kegiatan (1)
memilih pendekatan, (2) memilih materi, (3) membentuk
kelompok, (4) mengembangkan materi dan tujuan, (5)
mengenalkan siswa pada tugas dan peran, dan (6)
merencanakan waktu dan tempat. Beberapa pendekatan yang
dapat dipilih yaitu pendekatan student teams achievement
devision (STAD), jigsaw, investigasi kelompok, dan struktural.
18
Nurhidayati,Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-Anak, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2014), hlm.68-79
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harus disadari bahwa bahasa Arab memang memiliki karakteristik dan tingkat
kesulitan yang berbeda dengan bahasa yang lain. Kenyataan ini menuntut adanya guru
yang memiliki kualifikasi dengan tingkat keuletan, ketelatenan dan kesabaran yang
tinggi. Adapun jenis-jenis dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak diantara
lain yaitu Pendekatan Kemanusiaan/Humanistik (Al-Madkhal Al-Insani), Pendekatan
Berbasis Media (Media Based Approach), Pendekatan Komunikatif (Communicative
Approach), Pendekatan Mendengar-Mengucapkan (Aural Oral Approach),
Pendekatan Teknik (Al-Madkhal At-Taqanni), Pendekatan Analisis&Non Analisis.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad Efendi. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat)
Effendy, A. F. 1993. Lagu dan Permainan sebagai Media Pengajaran Bahasa Arab di
Madrasah Ibtidaiyah. Dalam: Nadi’l Lughah Al-Arabiyyah: Kajian Bahasa Sastra dan
Pengajaran Bahas Arab. Tahun II No: 1.
Muhbib Abdul Wahab.2004. Teknik dan Model Penyajian Materi Bahasa Arab, (Jakarta:
Pusdiklat)
Oxford, R. L. 1990. Language Learning Strategies. What Every Teacher Should Know. USA:
Newbury House Publishers.
Siti Rohani Jasni, Suhaila Zailan. 2018. Pendekatan Gamifikasi dalam Pembelajaran Bahasa
Arab: Gamification Approach In Learning Arabic Language, “Journal of Fatwa
Manage,ent and Research SeFPIA
2018:https://doi.org/10.33102/jfatwa.vol13no1.165.
Wiguna Meilyani. 2011. Bagaimana Hubungan Strategi Pembelajaran dengan Metode dan
Teknik Pembelajaran. http://edukasi.kompasiana.com . Diakses tanggal 21 Juni 2013.
23