Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Kelompok 5 Pendekatan Pembelajaran

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Matan Kuliah : Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu : Ahmad Syaiful Rizal, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Intan Minsabil
2. Moh. Burhanudin Alkhasani
3. Khoirul Amri

KELAS A5

SEMESTER 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA

TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " Pendekatan Pembelajaran, Macam-
macam Pendekatan Pembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran Efektif" . Ini dengan tepat
waktu tanpa halangan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Ahmad Saiful Rizal, M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyakkekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangatmengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apayang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Blora, ..... Oktober 2022

Kelompok 5

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran


B. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran
C. Pendekatan Pembelajaran Efektif

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Kritik & Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan
dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan
sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan
pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik
dapat menerima pelajaran dengan baik.
Proses pembelajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka
proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih
kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat
meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka
dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga
proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Berdasarkan pandangan diatas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana
upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan pendekatan yang tepat. Salah
satu solusinya yaitu dengan mengembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang
membuat siswa lebih senang dan lebih termotivasi untuk belajar.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Pendekatan Pembelajaran?
2. Jelaskan Macam-macam Pendekatan Pembelajaran?
3. Jelaskan Pendekatan Pembelajaran Efektif?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pendekatan Pembelajaran.
2. Untuk Mengetahui Macam-macam Pendekatan Pembelajaran.
3. Untuk Mengetahui Pendekatan Pembelajaran Efektif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris "Approach" yang salah satu artinya
adalah pendekatan. dalam pengajaran, Approach diartikan sebagai a way off begining
something, ( Cara memulai sesuatu). Oleh karena itu, pengertian pendekatan dapat
diartikan cara memulai pembelajaran. dan lebih luas lagi. Pendekatan mengajar yang
digunakan guru akan sangat mempengaruhi kadar kegiatan belajar siswa. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran tertentu.
Pendekatan pembelajaran menurut Milan Rianto, merupakan cara memandang
kegiatan pembelajaran sehingga memudahkan bagi guru untuk pengelolaannya dan bagi
peserta didik akan memperoleh kemudahan belajar. Pendekatan pembelajaran
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan proses meliputi pendekatan yang berorientasi kepada guru
atau lembaga pendidikan, penyajian bahan ajar yang hampir semua kegiatannya
dikendalikan oleh guru dan staf lembaga pendidikan (sekolah) sementara peserta
didik terkesan pasif, dan pendekatan yang berorientasi kepada peserta didik,
penyajian bahan ajar yang lebih menonjolkan peran serta peserta didik selama
proses pembelajaran. Sementara guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan
pemimpin.
2. Pendekatan pembelajaran ditinjau dari segi materi meliputi pendekatan kontekstual,
penyajian bahan ajar yang dikontekskan padasituasi kehidupan di sekitar peserta
didik dan pendekatan tematik. Penyajian bahan ajar dalam bentuk topik – topik dan
tema.

B. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran


Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar
mengajar, antara lain :
1. Pendekatan yang berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan.
Pendekatan yang berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan merupakan sistem
pembelajaran yang konvensional di mana hampir semua kegiatan pembelajaran
dikendalikan oleh guru dan staf lembaga pendidikan (sekolah). Guru
mengomunikasikan pengetahuannya kepada peserta didik berdasarkan tuntutan
silabus. Karakteristik pendekatan yang berorientasi pada guru bahwa proses belajar
mengajar atau proses komunikasi berlangsung di dalam kelas dengan metode ceramah
secara tatap muka (face to face) yang dijadwalkan oleh sekolah. Selama proses
pembelajaran peserta didik hanya menerima apa saja yang disampaikan oleh guru dan
hanya sekali-kali diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik merupakan sistem
pembelajaran yang menunjukkan dominasi peserta didik selama kegiatan
pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan pemimpin.
Karakteristik pembelajaran dengan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik
bahwa kegiatan pembelajaran beragam dengan menggunakan berbagai macam
sumber belajar, metode, media, dan strategi secara bergantian sehingga selama
proses pemberajaran peserta didik berpartisipasi aktif baik secara individu maupun
kelompok. cara pembelajaran ini juga sering dikenal sebagai pendekatan CBSA.
Kelebihan pendekatan ini bahwa peserta didik memperoleh kebebasan secara
bertanggung jawab dalarn menentukan pengalaman berajarnya dengan
memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Kompetensi yang dicapai terkesan luas dan
mendalam serta tidak mudah dilupakan, karena mereka memahami sendiri yang
dipelajari dengan bimbingan dan arahan dari guru.
3. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning - CTL) sebagai model
pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berpikir melalui
bagaimana belajar dikaitkan dengan situasinya tadi lingkungan sekitar peserta didik,
sehingga hasilnya lebih bermakna. Pengembangan model pembelajaran ini
mengakomodasi motto belajar (CTL Academy Fellow, 1999) bahwa cara belajar
terbaik apabila peserta didik mengonstruksikan sendiri secara aktif pemahamannya.
Pembelajaran kontekstual menurut Johnson (daiam Nurhadi, Burhan Yasin, dan Agus
Gerrad Senduk, 2004) merupakan proses pendidikan yang bertujuan membantu
peserla didik melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan
cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu
dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.
Pembelajaran kontekstual ini disamakan dengan pembelajaran berdasarkan
pengalaman (experiencial learning), pendidikan dunia nyata (real worlf education),
pembelajaran aktif (active learning), pembelajaran berpusat pada peserta didik
(learner centered instruction), dan pembelajaran dalam konteks (learning in
context).
Pembelajaran kontekstual dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan
prestasi belajar, di samping membekali peserta didik dengan pengetahuan yang
secara fleksibel dapat diterapkan/ditransfer antar permasalahan dan antar konteks.
4. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik sebagai suatu pembelajaran di mana materi yang akan
dipelajari oleh peserta didik disampaikan dalam bentuk topik-topik dan tema yang
dianggap relevan. Pembelajaran dengan pendekatan tematik dapat dilaksanakan
untuk satu disiplin ilmu atau multidisiplin ilmu
C. Pengrtian Pendekatan Pembelajaran Efektif
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi unteraksi yang
betujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakan. Interaksi yang bertujuan itu
disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai
edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. guru ingin memberikan layanan
yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan.
Guru berusaha pembimbing yang baik dengan peranan yang arif anatar dua guru
dengan anak didik.
Ketika kegiatan belajar mengajar, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat,
serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuesinya. Semua kendala yang
terjadi dan tepat menjadi penghambat jalan proses belajar mengajar, baik yang
berpangkal dan perilaku dan didik, maupun yang bersumber dari luar diri anak didik,
harus guru hilangkan, dan bukan membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar
lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.
Tugas guru adalah mengajar dan mendidik. Tugas ini merupakan faktor yang sangat
penting dalam pelaksanaan pendidikan, untuk dapat menunaikan tugas tersebut maka
seorang pendidik wajib memiliki segala sesuatu yang berguna demi menjalankan
tugasnya secara professional dalam hal ini tidak terlepas dari penguasaan beberapa
metode mengajar dalam proses pembelajaran demi menunjang keberhasilan
pembelajaran yang disajikannya, dan sebagai seorang pendidik yang professional
tentunya tidak hanya menguasai satu atau beberapa saja diantara metode mengajar
melainkan harus multi metode atau menguasai keseluruhan dari metode mengajar
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif
merupakan sebuah proses perubahan seseorang dalam tingkah laku dari hasil
pembelajaran yang ia dapatkan dari pengalaman dirinya dan dari lingkungannya yang
membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu.
Berdasarkan defenisi belajar dan pembelajaran serta efektif, maka hakikat pembelajaran
yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang
dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu
memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu
serta dapat memberikan perubahan perilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
mereka.
Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi peserta
didik. pembelajaran efektif juga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas peserta didik untuk mampu belajar
dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan kebebasan dalam
melaksanakan pembelajaran dengan cara belajarnya sendiri. Di dalam menempuh dan
mewujudkan tujuan pembelajaran yang efektif maka perlu dilakukan sebuah cara agar
proses pembelajaran yang diinginkan tercapai yaitu dengan cara belajar efektif. Untuk
meningkatkan cara belajar yang efektif perlu adanya bimbingan dari guru.
Guru yang memandang anak didik sebagai pribagiyang berbedaa dengan anak didik
lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang abak didik sebagai mahluk yang
sama dan tidak ada pebedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan
pandangan yang keliru dalam pengakaran. Ada beberapa pendekatan yang diajukan
dalam pembicaraan ini dengan harapan dapat membantu guru dalam memecahkan
berbagai masalah dalam kegiatan belajar mengajar. Demi jelasnya ikutlah uraian
berikut.
1) Pendekatan Invidual

Di kelas ada sekelompok anak


didik. Mereka duduk di kursi
masing-masing. Mereka
berkelompok dari dua smapai
lima orang/ di depan mereka
ada meja untuk membaca dan
menulis atau meletakkan fasilitas belajar. Mereka belajar dengan gaya yang berbeda-
beda. Perilaku mereka juga bermacam-macam. Cara mengemukakan pendapat, cara
berpakaian, daya serap tingkat kecerdasan, dan sebgainya, selalu ada variasinya.
Masing-masing anak didik memang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda
dari satu anak didik dengan anak didik lainnya.
Perbedaan individual anak didik memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi
pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini.
Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual ini. Dengan kata lain,
guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajatnya. Bila
tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan
penuh kepada anak didik tidak pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan
pendekataan individual dapat diharapkan kepada nak didik dengan tingkat penguasaan
optimal.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan
pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan
metode tidak bisa begitu saja mengabaikan keguaan pendekatan invidual, sehingga guru
dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap
anak didik di kelas. Persoalan kesulitan anak lebih mudah dipecahkan dengan
menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok
diperlukan.
2) Pendekatan Kelompok
Dalam krgiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan
pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekataan kelompok memang suatu
waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina anak didik, Dengan pendekatan
kelompok, diharapkan dapat ditumbuh-kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri
setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri
mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Tentu
saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling
ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai terus menerus berdiri sendiri
tanpaketerlibatan mahluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari tau tidak, mahluk
lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan mahluk tertentu.
Anak didik dibiaskan hidup brrsama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari
bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas
mau membantumereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang
mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajat dari mereka yang mempunyai
kelebihan, tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam
rangka untuk mencapaiprestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharpkan, yakni anak
didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.

3) Pendekatan Campuran/Variasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru
akan berhadapan dangan permasalahan anak didik bervariasi. Setiap masalah yang
dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi amak didik
motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi.
Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kyrang bergairah belajar.
Semetara sebagian besar anak belajar, satu atau dua rang anak tidak ikut belajar.mereka
dudukdan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal-hal yang terlepas
dari masalah pelajaran.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar
menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu relatif lama. Bila terjadi
perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai tanda adnya
gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalanya pelajaran kurang menjadi
efektif. Efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu, disebabkan anak
didik kurang mampu berkonsentrasi. Metode yang hanya satu-satunya dipergunakan
tidak dapat diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal tidak dapat
diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode tersebut.
Karena itu, dalam mengajar kebanyakan guru menggunakan beberapa metode dan
jarang sekali menggunakan satu metode.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru bisa saja membagi anak didik dalam beberapa
kelompok belajar. Tetapi dalam hal ini, terkadang diperlukan juga pendapat dan
kemauan anak didik. Begaimana keinginan mereka masing-masing. Boleh jadi dalam
suatu pertemuan ada anak didik yang suka belajar dalam kelompok dan belajar sendiri,
terlepas dari kelompok tetapi masih dalam pengawasan dan bimbingan guru.
Permasalhan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasinya, maka
pendekatan yang digunakan akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
Misalnya, akan berbeda anak didik yang tidak disiplin dan menghendaki pemdektan
yang berbeda-beda pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat
keributan. Guru tidak bisa menggunakan teknik teknik pemecahan yang sama untuk
memecahkan permasalahan yang lain. Kalaupun ada, itu hanya pada kasus tertentu.
Perbedaan dalam teknik pemecahan kasus ialah dalam pembicaraan ini didekati dengan
“pendekatan bervariasi”
4) Pendekatan Edukatif

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kritik & Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai