Alfiandi Hafidz Firmansyah - 200721639717 - Off A - Tugas UAS Geografi Desa&Kota
Alfiandi Hafidz Firmansyah - 200721639717 - Off A - Tugas UAS Geografi Desa&Kota
Alfiandi Hafidz Firmansyah - 200721639717 - Off A - Tugas UAS Geografi Desa&Kota
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun serta
menyelesaikan pembuatan modul Geografi Desa dan Kota bagi peserta didik Sekolah
Menengah Atas.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik pada Sekolah
Menengah Atas yang tengah menempuh mata pelajaran Geografi. Modul ini disusun
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tenaga pendidik sehingga dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik beserta tenaga pendidik terkait mata pelajaran ini agar bisa
terlaksana kegiatan pembelajaran yang lebih komunikatif dan juga optimal.
Pembahasan modul ini menjelaskan mengenai Pola Keruangan Desa dan Kota yang
merupakan bagian dari mata pelajaran Geografi. Modul ini juga dilengkapi dengan
latihan soal untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terkait materi ini.
Kami berharap bahwa modul ini dapat memberikan referensi dan wawasan baru
bagi seluruh peserta didik agar lebih bisa memahami materi Geografi Desa dan Kota ini.
Dengan adanya modul ini akan bisa mengarahkan peserta didik terkait apa saja yang
terkandung di dalam ilmu geografi dan juga memahami pola keruangan desa dan kota.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian modul ini, terutama kepada Dr. Singgih Susilo, M.S, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Geografi Desa dan Kota.
Kami menyadari bahwa dalam kegiatan penyusunan modul ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang kami lakukan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan juga kesempurnaan modul ini.
Semoga kedepannya modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi
peserta didik.
Penyusun
PETA KONSEP
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK
POLA INTERAKSI
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN
FAKTOR INTERAKSI
Kompetensi Dasar :
Pada pembahasan Pola Keruangan Desa dan Kota, kamu akan mengetahui dan
memahami bagaimana membuat batas pengertian antara desa dengan kota, memahami
karakter perbedaan antara keduanya, dan memahami struktur ruang yang
membangunnya.
Indikator :
Wilayah di permukaan bumi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu desa
dan kota. Walaupun dalam banyak hal, seringkali desa dan kota tidak mudah dibedakan,
tetapi dalam banyak hal pula kenampakannya sangat berbeda. Mulai dari sarana-sarana
fisik hingga struktur sosial. Bila dibandingkan tampak perbedaan sarana-sarana sosial
seperti jalan, tata letak bangunan, maupun fasilitas sosial lainnya. Begitu pula dengan
struktur sosial masyarakatnya yang juga berbeda. Untuk itulah geografi membahas desa
dan kota sebagai pebahasan tersendiri.
Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata “desa”? Mungkin akan teringat
segala kesederhanaan yang ditawarkan dan tradisional, sehingga akan terasa sangat
berbeda dengan kota. Namun, bukan hanya itu hal-hal yang bisa diidektikan dengan
desa. Karena nyatanya, masih banyak hal lainnya yang mencirikan pola keruangan
desa, seiring dengan perkembangan di segala bidang yang membuat desa semakin
maju dan tidak kalah dengan kota.
Bila kita mengingat sebuah desa, kita akan mengingat segala kesederhanaan
yang ditawarkannya. Kesederhanaan yang membuatnya sangat berbeda dengan
kota. Bahkan, jika dirunut karakteristik unik desalah yang membuatnya disebut
sebagai “kampung halaman”.
1. Devinisi Desa
Secara Etimologi kata desa berasal dari bahasa Sansekerta, desa yang berarti
tanah air, tanah asal atau tanah kelahiran. Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri
berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang diakui dalam Pemerintahan
Nasional dan berada di Daerah Kabupaten. Adapun beberapa pendapat para ahli
mengenai pengertian desa, antara lain sebagai berikut.
b. R. Bintarto,1977.
Wilayah perdesaan merupakan suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomis, politis dan kultural yang terdapat
disitu dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah
lainnya. Adapun secara administratif, desa adalah daerah yang teridir atas satu
atau lebih dukuh atau dusun yang digabungkan, sehingga menjadi suatu daerah
yang berdiri sendiri dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi).
a) Daerah
Daerah merupakan bagian dari permukaan bumi yang membunyai batas-batas
administratif tertentu yang umumnya tidak begitu luas, termasuk didalamnya
tanah-tanah yang produktif dan yang tidak produktif, beserta penggunaannya,
termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan unsur geografi.
b) Penduduk
Penduduk merupakan sekelompok manusia atau individu yang secara bersama-
sama tinggal di suatu daerah tempat dan saling berhubugan. Penduduk dalam
hal ini meliputi jumlah, pertambahan, pendapatan, penyebaran dan mata
pencaharian penduduk setempat. Ciri-ciri penduduk desa antara lain sebagai
berikut.
1) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
(Paguyuban).
2) Masyarakat bersifat homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama
dan adat istiadat.
3) Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan
mendalam dibandingkan dengan masyarakat lain diluar batas
wilayahnya.
4) Mayoritas mata pencaharian penduduk desa biasanya sebagai petani.
c) Tata Kehidupan
Tata kehidupan masyarakat merupakan suatu aturan yang ada dan biasanya
berkaitan erat dengan adat istiadat suatu daerah, norma dan berbagai
karakteristik budaya yang berbeda antara suatu daerah dan wilayah yang lain.
Secara umum potensi desa adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi
belum dimanfaatkan. Selama belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah
tidak akan memberi manfaat apapun bagi masyarakat. Berdasarkan potensi yang
dimilikinya, pedesaan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
1. Desa berpotensi tinggi, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian yang
subur dengan topografi datar atau agak miring. Desa juga dilengkapi
dengan fasilitas irigasi teknis sehingga memiliki kemampuan besar untuk
berkembang lbih lanjut.
2. Desa berpotensi sedang, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian agak
subur dengan topografi tidak rata. Fasilitas irigasi yang ada di desa
sebagian teknis dan sebagian lainnya teknis. Ini yang menyebabkan
perkembangan desa agak lambat.
3. Desa berpotensi rendah, yaitu desa yang memiliki lahan pertanian tidak
subur dengan topografi berbukit. Sumber air susah didapat dan kegiatan
pertanian bergantung pada surah hujan. Hal tersebut yang membuat desa
susah untuk berkembang.
Berikut pendapat beberapa ahli tentang ciri-ciri desa, antara lain sebagai berikut.
2. Desa Swadaya
Desa swadaya merupakan suatu wilayah pedesaan yang kebutuhannya dapat
dipenuhi oleh masyarakat desa itu sendiri, Desa ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
Biasanya keadaan geografis daerah ini terisolasi dengan daerah
lainnya.
Penduduknya tidak padat.
Hampir semua penduduknya bermata pencaharian homogen yaitu
bersifat agraris.
Masyarakatnya biasanya masih sangat tradisional dan bersifat
terturup.
Belum ada perangkat desa dan lin-lain. Jadi pengawasan sosial
dilakukan keluarga.
Belum ada teknologi yang masuk, tingkat pendidikan masih
rendah.
3. Desa Swakarya
Desa swakarya adalah desa yang hasil produksinya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhannya. Sehingga hasil produk yang dihasilkan dijual ke
daerah-derah lain Desa ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Sudah adanya pengaruh dari luar yang masuk sehingga
mengakibatkan perubahan pola pikir.
Adat sudah tidak dipegang teguh.
Produktivitas mulai meningkat.
Sarana prasarana mulai meningkat
4. Desa Swasembada
Pada desa swasembada sudah bisa mengembangkan semua potensi yang ada
secara optimal. Desa ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Masyarakat sudah tidak berfikir tradisional, hubungan antar
masyarakat sudah bersifat rasional.
Mata pencaharian penduduk desa sudah heterogen, tidak lagi
berpusat pada agraris saja.
Teknologi dan pendidikan masyarakat sudah modern.
Adanya sarana dan prasarana yang sudah modern.
Sumber :
https://www.gurugeografi.id/2017/03/4-
tipe-pola-pemukiman-pedesaan.html
Soal dan Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan ringkas dan jelas !
Kota identik dengan sesuatu yang sangat kompleks. Bahkan ada yang
mencirikannya dengan adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan
pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, taman, alun-alun yang luas, serta
jalan aspal yang lebar-lebar. Pada dasarnya, kota merupakan suatu wilayah yang
sebagian besar arealnya terdiri atas wujud hasil budaya manusia (hasil cipta,
rasa, dan karsa manusia), serta tempat pemusatan penduduk yang tinggi dengan
sumber mata pencaharian di luar sektor pertanian.
Kota berbeda dengan desa. Kota memiliki ciri fisik seperti sarana
prasarana dan jaringan komunikasi yang kompleks, sektor jasa dan industri
dominan, dan keadaan lebih modern.
Kota menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari
desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk,
kepentingan, atau status hukum. Di Indonesia, kota merupakan pembagian
wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang
walikota. Selain kota, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah
kabupaten. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang
sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau
walikota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota
merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus
urusan pemerintahannya sendiri. Adapun beberapa pendapat para ahli
mengenai pengertian kota, antara lain sebagai berikut.
a. Menurut Bintarto
kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen dan
kehidupan materealistis. Kota juga dapat diartikan sebagai sebuah bentang
budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan
gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan materealistis dibandingkan dengan
daerah belakangnya.
d. Louis Wirth
Kota merupakan pemukiman yang besar, permanen dan padat serta dihuni
oleh orang yang beranekaragam kehidupan sosialnya.
2. Potensi Kota
Potensi yang dimiliki kota perlu dimanfaatkan untuk perkembangan dan
pembangunan kota, berikut beberapa potensi yang dimiliki kota sebagai berikut.
a. Potensi Ekonomi
Karena lahan pertanian di kota sangat terbatas. Sehingga potensi ekonomi
kota berorientasi pada nonagraris. Kegiatan ekonomi di kota lebih beragam
dibanding desa. Potensi ekonomi kota lebih berkembang pada bidang
industri dan pelayanan jasa. Kegiatan industri di kota mampu menarik tenaga
kerja dari desa.
b. Potensi Sosial
Aspek sosial terkait dengan tingkat kesejahteraan penduduk seperti
kesehatan, pendidikan dan pendapatan. Fasilitas kesehatan dan pendidikan
di kota lebih lengkap. Di kota tersedia tenaga medis spesialis dan pendidikan
tinggi yang memadai.
c. Potensi Budaya
Budaya di kota terkait dengan bahasa, teknologi, organisasi sosial, mata
pencaharian, kesenian dan kehidupan keagamaan. Perkembangan teknologi
di kota cukup cepat, seperti penggunaan hp, komputer dan mesin robot.
Kehidupan keagamaan di kota itu sangat beragam.
d. Potensi Politik
Potensi politik kota terkait dengan pusat administrasi dan pusat
pemerintah. Gedung-gedung pemerintahan terdapat di wilayah kota.
a. Tahap eopolis, yaitu perkembangan desa yang teratur menuju ke arah kehidupan
kota.
b. Tahap polis, yaitu kota yang sebagian penduduknya masih berorientasi pada
sektor agraris.
c. Tahap metropolis, yaitu kota yang telah mengarah pada kegiatan industri.
d. Tahap megapolis, yaitu wilayah perkotaan yang terdiri atas gabungan beberapa
kota metropolis.
e. Tahap tryanopolis, yaitu kota yang mengalami kekacauan, kemacetan lalu lintas
dan tingginya kriminalitas.
f. Tahap nekropolis, yaitu kota yang mulai ditinggalkan penduduknya menjadi kota
mati.
Dilihat dari sejarahnya, kota pada hakikatnya lahir dan berkembang dari
suatu wilayah pedesaan. Akibat tingginya pertumbuhan penduduk yang diikutioleh
meningkatnya kebutuhan (pangan, sandang, dan perumahan) dan pesatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ciptaan manusia, maka bermunculan
pemukiman-pemukiman baru.
Kota yang satu dengan kota lain mempunyai tingkat keramaian dan
perkembangan berbeda. Keramaian dan perkembangan kota dipengaruhi beberapa
faktor.
Kita bisa mempelajari konsep keruangan kota melalui beberapa teori tentang
struktur keruangannya. Setiap kota mempunyai keunikannya masing-masing,
tergantung pada sektor utama yang menggerakkan aktivitas di kota tersebut. Ada
kota yang terkenal kuat dalam bidang industri, ada yang unggul dalam bidang
ekonomi kreatif, atau kuat dalam bidang pengolahan sumber dayanya.
Semua itu kembali lagi dari faktor fisik, misalnya morfologi. Serta faktor
sosial, seperti integritas dan etos kerja masyarakatnya. Namun, seiring berjalannya
waktu, muncul teori-teori yang menjelaskan segala aspek keruangan dan struktur
kota. Teori tersebut antara lain:
a. Holmer Hoyt ( Sector Theory)
Holmer Hoyt berpendapat bahwa
struktur ruang kota cenderung
berkembang berdasarkan sektor-
sektor dari pada berdasarkan
lingkaran-lingkaran konsentrik. CBD
terletak di pusat kota, namun pada
bagian lainnya berkembang menurut
sektor-sektor yang bentuknya
menye-rupai irisan kue bolu. Hal ini
dapat terjadi akibat dari faktor
geografi, seperti bentuk lahan dan
pengembangan jalan sebagai sarana
komunikasi dan transportasi.
Sumber :
https://www.zenius.net/prologmateri/geografi
/a/1546/pola-keruangan-kota
Keterangan :
Sumber :
https://www.zenius.net/prologmateri/geografi/a/1546/pola-
keruangan-kota
Keterangan :
Keterangan :
1. Pusat kota atau Central Business District (CBD).
2. Kawasan niaga dan industri ringan.
3. Kawasan murbawisma atau permukiman kaum buruh.
4. Kawasan madyawisma atau permukiman kaum pekerja menengah.
5. Kawasan adiwisma atau permukiman kaum kaya.
6. Pusat industri berat.
7. Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran.
8. Upakota, untuk kawasan mudyawisma dan adiwisma.
9. Upakota (sub-urban) kawasan industri.
Seiring perkembangan zaman, interaksi desa dan kota menjadi hal biasa yang
tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat dunia. Tingginya permintaan dan
penawaran antar masyarakat menjadi salah satu faktor pendorong interaksi desa
dan kota. Fenomena ini muncul seiring dengan keterkaitan desa dan kota dari
berbagai hal, antara lain arus orang, barang dan jasa. Menurut pakar Geografi
Indonesia, Bintarto, interaksi merupakan kontak atau hubungan antara dua wilayah
atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Masalah baru ini juga
ditemukan pada pola interaksi desa dan kota.
Saat ini desa dan kota menjadi bagian sistem kehidupan yang saling
berhubungan satu sama lain. Contohnya kita amati misalnya pada kasus ini: Ada
sebuah desa dengan sarana dan prasarana yang buruk, segala aktivitas terbatas,
sehingga berpengaruh pada produktivitas masyarakat. Sementara masyarakat desa
sering mendengar kabar bahwa kota besar memiliki sarana dan prasarana yang
baik untuk mencari peruntungan. Kota juga dianggap sebagai tanah impian yang
menyajikan peluang dan kesempatan untuk hidup yang lebih baik.
Desa dan kota merupakan dua wilayah dengan karakteristik dan potensi
berbeda. Perbedaan tersebut mendorong terjadinya interaksi desa dan kota yang
membentuk pola tertentu dan diengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut.
a. Inti Zona (city), yaitu daerah yang berfungsi sebagai pusat kegiatan dan terletak
di tengah kota.
b. Zona suburban (faubourgh), yaitu zona yang lokasinya paling dekat dengan kota
dan biasa disebut subdaerah perkotaan. Zona ini merupakan tempat tinggal para
pelaju. (commuter).
c. Zona suburban fringe, yaitu zona peralihan antara kota dan desa.
d. Zona urban fringe, yaitu batas terluar dari kota. Zona ini bersifat mirip kota,
kecuali pusat kota.
e. Zona rural urban fringe, yaitu zona pembatas desa dan kota yang terletak
diantara keduanya.
f. Zona rural, yaitu daerah pedesaan.
Keterangan
PK1 : Jumlah penduduk daerah 1
PK2 : Jumlah penduduk daerah 2
JK1-2 : Jumlah antara kedua daerah
Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor penyebab interaksi antar wilayah
sebagai berikut.
Desa sebagai pusat penghasil dan pensuplai bahan mentah dan baku untuk
pembangunan di kota.
Desa menyediakan tenaga kerja yang berperan dalam pembangunan kota.
Desa menjadi daerah pemasaran produk-produk hasil industri di kota.
1. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang faktor mempengaruhi interaksi desa dan
kota?
2. Interaksi desa dan kota dapat membentuk beberapa zona baru. Jelaskan zona-
zona tersebut!
3. Salah satu faktor penentu pusat pertumbuhan di suatu wilayah adalah fasilitas
penunjang. Analisislah pernyataan tersebut!
4. Identifikasilah dampak positif interaksi desa dan kota bagi desa!
5. Sebutkan dan jelaskan tiga faktor penyebab interaksi antar wilayah menurut
Edward Ullman!
6. Interaksi antara desa dan kota memberikan dampak positif dan negatif bagi
kedua wilayah. Bagaimana cara mencegah dampak negatif bagi masyarakat
desa?
7. Identifikasilah dampak positif interaksi antara desa dan kota bagi kota!
8. Urbanisasi merupakan dampak interaksi antara desa dan kota. Bagaimana
pengaruh urbanisasi terhadap potensi desa?
9. Jelaskan menurut pendapatmu upaya apa sajakah yang dapat dilakukan
pemerintah dalam mengatasi dampak negatif dari masalah urbanisasi?
10. Jelaskan bentuk interaksi kota berkenaan dengan aspek ekonomi!
DAFTAR PUSTAKA
Dilahur, D. (2016, December). Geografi Desa dan Pengertian Desa. In Forum Geografi
(Vol. 8, No. 2, pp. 119-128).
Soleh, A. (2017). Strategi pengembangan potensi desa. Jurnal Sungkai, 5(1), 32-52.
Tallo, A. J., Pratiwi, Y., & Astutik, I. (2014). Identifikasi pola morfologi kota (Studi kasus:
sebagian Kecamatan Klojen, di Kota Malang). Jurnal Perencanaan Wilayah dan
Kota, 25(3), 213-227.
Hadi, H., & Agustina, S. (2016). Pengembangan buku ajar geografi desa-kota
menggunakan model ADDIE. Jurnal Educatio, 11(1), 90-105.
Sari, Nur Fitriana. (2015). Perwilayahan Desa dan Kota. Klaten: Saka Mitra Kompetensi.