Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Modul 6 Pengukuran WKT

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

MODUL 6 : PENGUKURAN WAKTU

MODUL 6

PENGUKURAN WAKTU

I. PENDAHULUAN

Pada garis besarnya teknik pengukuran waktu dibagi kedalam dua bagian , pertama
secara langsung dan kedua secara tidak langsung . Cara pertama disebut demikian
karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung yaitu ditempat dimana pekerjaan
yang bersangkutan dijalankan. Dua cara yang termasuk didalamnya adalah cara jam
henti dan sampling pekerjaan. Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan
waktu tanoa harus berada ditempat pekerjaan yaitu dengan membaca tabel-tabel yang
tersedia adalah mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau
gerakan. Dengan salah satu dari cara-cara ini waktu penyelesaian suatu pekerjaan
yang dijalankan dengan suatu sistem kerja tertentu dapat ditentukan. Sehingga jika
pengukuran dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja yang terbaik
diantaranya dilihat dari segi waktu dapat dicari yaitu sistem yang membutuhkan waktu
penyelesaian tersingkat.

Pengukuran waktu ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan


yaitu : Waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.
Waktu baku yang dicari bukanlah waktu penyelesaian yang diselesaikan secara tidak
wajar seperti terlampau cepat atau terlampau lambat, bukan yang diselesaikan oleh
seorang pekerja yang istimewa terampilnya atau lamban dan pemalas dan bukan pula
yang mengerjakannya dalam sistem kerja yang belum terbaik.

Waktu Baku sangat diperlukan terutama untuk :


 Man Power Planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja)
 Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan pekerja
 Penjadwalan produksi dan penganggaran
 Perencanaan system pemberian bonus dan insentif bagi karyawan

VI- 1
MODUL 6 : PENGUKURAN WAKTU

II. PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI (Stopwatch Time


Study)

Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti
(stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara yang paling
banyak dikenal dan karenanya banyak dipakai. Sebagai salah satu yang menyebabkan
adalah kesederhanaan aturan-aturan pengajaran yang dipakai

Langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja, sbb :


 Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan
maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati
 Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan
seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja yang
digunakan, dll
 Bagi operasi dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam
batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya
 Amati ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan
elemen-elemen kerja tersebut
 Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah
siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak ? Test
keseragaman data yang diperoleh
 Tetapkan rate of performans dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja
yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Untuk elemen kerja yang secara
penuh dilaksanakan oleh mesin maka performance dianggap normal (100%)
 Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance yang ditunjukkan oleh
operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal
 Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas. Waktu
longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti
kebutuhan personil, yang bersifat pribadi, faktor kelelahan, keterlambatan
material, dll
 Tetapkan waktu kerja (standard time) yaitu jumlah total antara waktu normal dan
waktu longgar

VI- 2
MODUL 6 : PENGUKURAN WAKTU

Akan dilakukan asumsi-asumsi dasar, sbb :


 Metoda dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan harus sama dan
dibakukan terlebih dahulu sebelum kita mengaplikasikan waktu baku ini untuk
pekerjaan yang serupa
 Operator harus memahami benar prosedur dan metoda pelaksanaan kerja
sebelum dilakukan pengukuran kerja. Operator-operator yang akan terbebani
dengan waktu baku ini diasumsikan memiliki tingkat ketrampilan dan
kemampuan yang sama dan sesuai untuk pekerjaan tersebut. Untuk ini
persyaratan mutlak pada waktu memilih operator yang akan dianalisis waktu
kerjanya benar-benar memiliki tingkat kemampuan yang rata-rata
 Kondisi lingkungan fisik pekerjaan juga relatif tidak jauh berbeda dengan
kondisi fisik pada saat pengukuran kerja dilakukan
 Performance kerja mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai untuk
seluruh periode kerja yang ada

Aktivitas pengukuran kerja dengan jam henti umumnya diaplikasikan pada industri
manufakturing yang memiliki karakterisitik yang berulang-ulang, terspesifikasi jelas dan
menghasilkan output yang relatif sama. Meskipun demikian aktivitas ini bisa pula
diaplikasikan pekerjaan non-manufakturing seperti aktivitas kantor, gudang, jasa
pelayanan. Asalkan kriteria-kriteria ini bisa dipenuhi :

 Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform


 Isi/macam pekerjaan ini harus homogen
 Hasil kerja harus dapat dihitung secara nyata baik secara keseluruhan ataupun
untuk tiap-tiap elemen kerja yang berlangsung
 Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga
akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya

VI- 3
MODUL 6 : PENGUKURAN WAKTU

A. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran

1. Penetapan Tujuan Pengukuran


Dalam pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan
adalah untuk apa hasil pengukuran digunakan, beberapa tingkat ketelitian dan
tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut
Misalnya waktu baku yang akan diperoleh dimaksudkan untuk dipakai sebagai
dasar upah perangsang, maka ketelitian dan keyakinan tentang hasil pengukuran
harus tinggi karena menyangkut prestasi dan pendapatan buruh disamping

VI- 4
MODUL 6 : PENGUKURAN WAKTU

keuntungan bagai perusahaan itu sendiri. Tetapi jika pengukuran dimaksuudkan


utnuk memperkirakkan secara kasar bilamanan pemesan barang dapat kembali
untuk mengambil pesanannya, maka tingkat ketelitian dan tingkat kenyakinannya
tidak perlu sebesar tadi

2. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Tujian yang ingin dicapai dari pengukran waktu adalah memperoleh waktu yang
pantas untuk diberikan kepada pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Tentu suatu sistem kerja dengan kondisi yang telah ada selama ini termasuk di
antara yang dapat dicarikan waktu yang pantas tersebut. Artinya akan didapat
juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan, namun dengan kondsi
yang bersangkutan itu. Waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu
kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik. Pengukuran waktu sebaiknya
dilakukan apabila kondisi kerja sudah baik.
Hal yang perlu dilakukan yaitu membakukan secara tertulis sistem kerja yang
diangggap baik. Di sini semua kondisi dan cara kerja dicatat dan dicantumkan
dengan jelas serta bila perlu dengan gambar-gambar.

3. Memilih Operator

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang
begitu saja diambil dari tempat kerja. Orang ini harus memenuhi beberapa
persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat
diandalkan hasilnya. Syarat tersebut adalah kemampuan normal dan dapat diajak
bekerja sama. Orang yang dicari bukanlah orang yang berkemampuan tinggi atau
rendah, karena orang-orang yang demikian hanya meliputi sebagian kecil saja
dari seluruh pekerja yang ada. Jadi diperlukan pekerja normal yang merupakan
orang yang mempunyai kemampuan rata-rata.

VI- 5
MODUL 6 : PENGUKURAN WAKTU

4. Melatih Operator

Walaupun operator yang baik telah didapat, kadang-kadang pelatihan masih


diperlukan bagi operator tersebut terutama jika kondisi dan cara kerja yang
dipakai tidak sama dengan biasa yang dijalankan operator.
Hal ini terjadi jika pada saat penelitian pendahuluan kondisi kerja atau cara kerja
sesudah mengalami perubahan. Dalam keadaan ini operator harus dilatih terlebih
dahulu karena sebelum diukur operator harus terbiasa dengan kondisi dan cara
kerja yang telah ditetapkan. Harap diingat bahwa yang dicari adalah waktu
penyelesaian pekerjaan yang didapat dari suatu penyelesaian wajar dan bukan
penyelesaian dari orang yang bekerja kaku dengan berbagai kesalahan.
Gambar menunjukkan kurva pengembanagan penguasaan pekerjaan oleh
operator sejak mulai mengenalnya sampai terbiasa

Lengkungan dikenal sebagai lengkungan belajar (learning kurva). Operator baru


dapat diukur bila udah berada pada tingkat penguasaan maksimum pada kurva
ditunjukkan oleh garis stabil yang mendatar, dimana pada garis ini operator telah
memiliki penguasaan paling tinggi yang dapat ia capai, biasanya latihan-latihan

VI- 6
MODUL 6 : PENGUKURAN WAKTU

lebih lanjut tidak akan merubah banyak kurva tersebut. Di samping mempelajari
kurva belajar operator yang bersangkutan, penguasaan yang telah baik biasanya
tercermin pada gerakan-gerakan yang “halus” (tidak kaku), berirama dan tanpa
banyak melakukan perencanaan-perencanaan gerakan.

5. Mengurai Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan

Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan yang merupakan gerakan


bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang diukur
waktunya. Waktu siklusnya jumlah dari waktu setiap elemen ini. Waktu siklus
adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi sejak bahan baku mulai
diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Misalnya waktu yang dibutuhkan
untuk merakit ballpen adalah waktu yang dibutuhkan untuk menggabungkan
bagian bawah ballpen, pegas, isi dan bagian atasnya sehingga merupakan suatu
ballpen yang lengkap. Gerakan-gerakan menggabungkan bagian bawah, pegas
dan seterusnya dapat merupakan elemen-elemen pekerjaan dan jumlah dari
waktu gerakan-gerakan ini adalah waktu siklus perakitan ballpen.

Namun satu siklus tidak harus berarti waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu produk sehingga menjadi barang jadi seperti ballpen tadi
yang sudah dipakai. Jika pekerjaan merakit ballpen diserahkan kepada dua orang
dimana orang yang pertama menggabungkan bagian bawah, pegas dan isi dan
orang kedua menggabungkan bagaian atas kebagian lainnya yang telah
diselesaikan oleh orang pertama dan bila setiap pekerjaan dianggap dua stasiun
kerja yang berbeda, maka waktu siklus bagi orang pertama hanya jumlah waktu
yang diperlukan untuk menggabungkan bagian bawah, pegas dan isi.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan penguraian


pekerjaan atas elemen-elemennya. :
Pertama untuk menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan
Kedua adalah untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen
karena ketrampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian
dari gerakan-gerakan kerjanya.

VI- 7
MODUL 6 : PENGUKURAN WAKTU

Ketiga melakukan pembagian kerja menjadi elemen-elemen pekerjaan adalah


untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin
saja dilakuakan pekerja
Keempat adalah untuk memungkinkan dikembangkannya Data Waktu Standard
atau tempat kerja yang bersangkutan.

Pedoman penguraian pekerjaan atas elemen-elemennya, yaitu :


- Sesuai dengan ketelitian yang diinginkan, uraikan pekerjaan menjadi elemen-
elemennya seterperinci mungkin, tetapi masih dapat diamati oleh indera
pengukur dan dapat direkam waktunya oleh jam henti
- Untuk memudahkan, elemen-elemen pekerjaan hendaknya berupa satu atau
beberapa elemen gerakan
- Jangan sampai ada elemen yang tertinggal; jumlah dari semua elemen harus
tepat sama dengan satu pekerjaan yang bersangkutan
- Elemen yang satu hendaknya dipisahkan dari elemen yang lain secara jelas.

6. Menyiapkan Alat-alat Pengukuran

Alat-alat tersebut adalah :


- Jam henti
- Lembaran-lembaran pengamatan
- Pena atau pensil
- Papan pengamatan

VI- 8

Anda mungkin juga menyukai