Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Komunikasi Publik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

Tugas Mata Kuliah:

KOMUNIKASI PUBLIK

DIMENSI KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

1. GEBRINA REZKI MAULIDA (2106103020010)

2. SILVANI RAHMATILLAH (2106103020033)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis serahkan kepada Allah SWT

karena telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya. Sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah berjudul “Dimensi Komunikasi”.

Shalawat beriring salam semoga tersampaikan kepangkuan Rasulullah

Muhammad SAW yang telah mengantarkan umatnya dari alam

kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.

Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah

Komunikasi Publik pada semester 3 (ganjil). Selama penyusunan

makalah, penulis banyak mendapat arahan dan bimbingan dari dosen

pembimbing. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada Bapak Drs. R. M. Bambang S, M.Pd. yang telah meluangkan

waktu dan tenaga untuk membantu menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan

informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan

bagi kita semua.

Banda Aceh, 21 Agustus

2022
Kelompok I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3

1.3 Tujuan............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................4

2.1 Pengertian Komunikasi..................................................................................4

2.2 Dimensi Komunikasi....................................................................................13

2.3 Komunikasi Dalam Berbagai Dimensi........................................................14

2.4 Dimensi-dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi......................19

BAB III PENUTUP....................................................................................................22

3.1 Simpulan......................................................................................................22

3.2 Saran.............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................23

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sosial, komunikasi merupakan salah satu cara yang baik

untuk menjalin hubungan dengan sekitar. Menurut Thomas M. Scheidel

(Mulyana 2007 : 4) mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk

menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial

dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa,

berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Komunikasi juga

merupakan proses untuk berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.

Secara garis besar, Ruslan (1998 : 69) dalam bukunya mengatakan bahwa

dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna

agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator

(penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). Komunikasi dapat berjalan

dengan adanya proses interaksi antara dua orang atau lebih. Komunikasi yang

baik akan membuat sebuah hubungan menjadi lebih baik dan

berkesinambungan. Komunikasi tidak hanya berlangsung dalam kehidupan

sosial di masyarakat luas, komunikasi juga dibangun dan terjadi dalam sebuah

organisasi atau perusahaan yakni antara atasan dan karyawannya. Menurut

Mulyana (2007 : 83) komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi,

bersifat formal dan juga informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih

besar daripada komunikasi kelompok.

Dari ulasan mengenai komunikasi yang efektif diatas terlihat bahwa


hubungan antar pribadi dari satu orang ke orang yang lain sangat berpengaruh

besar dalam mewujudkan komunikasi yang efektif dan ideal dalam sebuah

organisasi. Lattimore dalam bukunya juga mengatakan bahwa komunikasi

karyawan juga disebut dengan komunikasi internal atau employee relations,

menciptakan dan memelihara sistem komunikasi internal antara pemilik

perusahaan dengan para karyawan. Garis komunikasinya dua arah, yaitu

semua karyawan berpartisipasi secara bebas dalam sebuah pertukaran

informasi (Lattimore 2010 : 234). Menurut Robbins (2002 : 279) budaya

organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang

oleh anggota-anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut

dari organisasi lainnya.

Dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi menurut

Effendy (2011 : 122) dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi internal dan

eksternal. Komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat

diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut Effendy (2011 : 125-126) yaitu

komunikasi persona dan komunikasi kelompok. Komunikasi persona adalah

komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara yakni

komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia, sedangkan komunikasi

kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang

dalam situasi tatap muka.

Sedangkan komunikasi eksternal menurut Effendy (2011 : 128) dalam

bukunya dikatakan ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan

khalayak di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara

2
timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari

khalayak kepada organisasi (Effendy 2011 : 128). Jadi secara garis besar,

menurut Katz & Robert Kahn dalam Ruslan (1998 : 80) dikatakan bahwa

komunikasi dalam organisasi sebagai suatu proses penyampian informasi dan

pengertian dari satu orang ke orang lain yang merupakan satu-satunya cara

memanajemen aktivitas dalam suatu organisasi melalui proses komunikasi.

Dari pengertian yang dijabarkan diatas, terlihat bahwa komunikasi yang

dilakukan dalam organisasi haruslah terjalin dengan baik agar hasil yang

disampaikan juga dapat baik dan dimengerti.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu komunikasi?

2. Apa saja dimensi dalam komunikasi?

3. Apa saja dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Komunikasi

2. Mengetahui dimensi dalam komunikasi

3. Mengetahui dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris “communication”),

secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin

communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata

communis memiliki makana “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu

usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam

komunikasi ini adalah manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi

tersebut dijelaskan secara efektif oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi

sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam

karyannya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell

mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah

dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which

Channel to Whom with What Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa

komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang

diajukan, yaitu:

 Komunikator (siapa yang mengatakan?)

 Pesan (mengatakan apa?)

 Media (melalui saluran apa?)

 Komunikan (kepada siapa?)

4
 Efek (efek apa?)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosee

komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan

menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima

yang menimbulkan efek tertentu.

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam

pesan yang diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama

komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada

komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau

perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti

oleh komunikan.

Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari

komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan lambing yang mengandung

perasaan dan pikiran komunikator. Menurut Wilbur Schramm (dalam

Effendy,1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan

yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of

reference), yakni perpaduan pengalaman dan pengertian yang diperoleh

komunikan. Kemudian Schramm juga menambahkan, bahwa komunikasi

akan berjalan lancar apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan

dengan bidang pengalaman komunikan.

2.1. 1 Prinsip Komunikasi

5
Kesamaan dalam komunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran

yang bertindihan satu sama lain. Daerah yang bertindihan itu disebut

kerangka pengalaman (field experience), yang menunjukan adanya

persamaan antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya Bahasa atau symbol.

Tiga prinsip dasar komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang

sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing

similar experiences).

2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi

lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, maka

makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang

mengena (efektif).

3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menjauhi

sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran masing-

masing, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar

kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang

efektif.

2.1. 2 Unsur-unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas

bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang

menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya

komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan,

6
media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau

elemen komunikasi.

1. Sumber

Sumber peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia,

sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk

kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering

disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut

source, sender atau encoder.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. pesan dapat disampaikan dengan

cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu

pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa

Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau

informasi.

3. Media

Media yang dimaksud di sini ialah alat yang dipergunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa

pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media

bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi

antarpribadi panca indra dianggap sebagai media komunikasi.

7
Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon,

surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antar

pribadi.

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat

menghubungkan antara sumber dan penerima yang bersifat terbuka, di

mana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media

dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media

cetak dan Media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar,

majalah, buku, leaflet, brosure, stiker, bulletin, Hand out, poster, spanduk

dan sebagainya. Sedangkan Media elektronik antara lain: radio, film,

televisi, video, recording, komputer, elektronik board, audio, casette dan

semacamnya.

Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang

komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, maka media massa

elektronik makin banyak bentuknya, dan makin mengaburkan batas-batas

untuk membedakan antara komunikasi media komunikasi massa dan

komunikasi antarpribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya

media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multi-media)

antara lain antara satu sama lainnya.

Selain media komunikasi seperti di atas, kegiatan dan tempat-tempat

tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga

dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah-rumah

ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat.

8
4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk

kelompok,partai atau negara.

Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti

khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut

audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa

keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada

penerima jika tidak ada sumber.

Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena

dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak

diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah

yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau

saluran.

Kenallah khalayakmu adalah mirip dasar dalam berkomunikasi.

Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak),

berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima

9
pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku

seseorang (De Fleur, 1982). Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan

perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan

tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah

satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi

sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan

dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah

konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang

digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum

sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan Bali yang

diterima oleh sumber.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat

mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas

empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya,

lingkungan psikologis dan dimensi waktu.

Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya

bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis.

Komunikasi seringkali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu

jauh, di mana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor

pos atau Jalan Raya.

10
Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan

politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya

kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial.

Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan

dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung

perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak.

Dimensi psikologis ini biasa disebut dimensi internal (Vora 1979).

Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk

melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena

pertimbangan waktu misalnya musim. Namun perlu diketahui karena di

mesin waktu maka informasi memiliki nilai.

Jadi, Setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam

membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung

satu sama lainnya. Artinya tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi

pengaruh pada jalannya komunikasi.

2.1. 3 Faktor-faktor yang Memperlancar dan Menghambat Komunikasi

A. Faktor-faktor yang memperlancar komunikasi:

 Saling membutuhkan

 Menggunakan media

 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

 Waktu yang cukup

 Menguasai metode penyampaian

11
B. Faktor-faktor yang menghambat komunikasi

 Keterbatasan waktu tidak sempat berkomunikasi, tergesa-gesa

dalam berkomunikasi, artinya tidak memenuhi persyaratan

komunikasi

 Jarak psikologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status

yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan,

 Evaluasi dini seringkali orang sudah berprasangka atau menarik

kesimpulan sebelum menerima, menggalang keseluruhan informasi

atau pesan dan mencemari menghambat komunikasi yang baik,

 Lingkungan yang tidak mendukung

 Suhu, panas atau dingin akan mengganggu komunikasi,

 Ribut, lingkungan fisik yang tidak mendukung,

 Keadaan fisik, perasaan pengirim pesan berpengaruh terhadap

suksesnya komunikasi

 Komunikator bermasalah pribadi akan mengakibatkan pesan yang

disampaikannya juga kacau.

 Komunikator yang sakit fisik seperti suara sengau, gagap, dan

sebagainya, akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak

jelas tertangkap oleh sasaran

12
 Keadaan si penerima pesan sama dengan komunikator, maka

keadaan komunikan sangat mempengaruhi pula komunikasi,

misalnya: keadaan/perasaannya, kesehatan fisiknya, memiliki cacat

dan lain lain.

2.2 Dimensi Komunikasi

1. Dimensi Isi

Dimensi isi ini disandikan secara verbal dan menunjukkan muatan

atau isi dari komunikasi yang berlangsung. Muatan atau isi dari

komunikasi tersebut adalah apa yang dikatakan dan disampaikan, atau

dengan kata lain dimensi isi ini merujuk pada isi pesan. Dalam

berkomunikasi, biasanya hal pertama yang menjadi isi dalam

perbincangan adalah hal mengenai diri kita sendiri.

2. Dimensi Kebisingan

Dimensi kebisingan disini berarti berbagai hal yang mengganggu

proses pengiriman informasi dalam berkomunikasi seperti tinggi

rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi. Hal

tersebut dapat kita temukan seperti saat terjadi gangguan udara pada

kawat telepon dan membuat seseorang sulit untuk mendengar apa yang

diinformasikan oleh lawan bicara, sehingga membuat orang tersebut tidak

dapat memahami apa yang dikatakan lawan bicaranya.

3. Dimensi Jaringan

Dimensi jaringan ini menjelaskan sejauh mana seseorang meluaskan

jangkauan informasinya dalam melakukan komunikasi. Diantaranya ada

13
komunikasi yang bergantung pada jaringan satelit. Dimensi jaringan ini

disandikan secara nonverbal, menunjukkan dan mengisyaratkan

bagaimana suatu proses komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan

tersebut disampaikan. Dimensi jaringan ini juga merujuk pada unsur-

unsur lain seperti jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan

pesan tersebut.

4. Dimensi Arah

Dimensi arah dalam komunikasi ini memiliki dua jenis, yaitu

komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah

merupakan bentuk arah komunikasi dimana hanya terjadi pemberian

informasi dari seseorang kepada lawan bicaranya tanpa ada pemberian

informasi balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi

dimana seseorang memberikan informasi kepada lawan bicara dan lawan

bicaranya juga memberikan informasi kepada orang tersebut, sehingga

terdapat pertukaran informasi diantara keduanya.

2.3 Komunikasi Dalam Berbagai Dimensi

Sesuai pengertian dan model komunikasi seperti yang telah

dikemukakan di bagian depan, komunikasi pada dasarnya dapat dilihat dari

berbagai dimensi, yakni komunikasi sebagai proses, komunikasi sebagai

simbolik, komunikasi sebagai sistem, komunikasi sebagai multi-dimensional.

KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES

14
Jika komunikasi dipandang sebagai proses, maka komunikasi yang

dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu

yang didefinisikan sebagai proses, berarti unsur-unsur yang ada di dalamnya

bergerak aktif, dinamis dan tidak statis. Demikian Berlo dalam bukunya The

Process of Communication (1960).

Dilihat dari konteks komunikasi antarpribadi, proses menunjukkan

adanya kegiatan pengiriman pesan dari seseorang kepada orang lain.

Sedangkan dari konteks komunikasi massa, proses dimulai dari kegiatan

pengumpulan, pengolahan dan penyebaran berita dari penerbit atau stasiun

televisi kepada khalayaknya.

KOMUNIKASI SEBAGAI SIMBOLIK

Hampir semua pernyataan manusia baik yang ditujukan untuk

kepentingan dirinya, maupun untuk ke pentingan orang lain dinyatakan dalam

bentuk simbol. Hubungan antara pihak-pihak yang ikut serta dalam proses

komunikasi banyak ditentukan oleh simbol atau lambang-lambang yang

digunakan dalam berkomunikasi.

Seorang penyair yang mengagumi sekuntum bunga, akan

mengeluarkan pernyataan lewat bahasa "alangkah indahnya bunga ini",

ataukah seorang polisi lalu lintas yang tidak bisa berdiri terus di

persimpangan jalan, peranannya dapat digantikan lewat rambu-rambu jalan

atau lampu pengatur lalu lintas (traffic light), Simbol merupakan hasil kreasi

15
manusia dan sekaligus menunjukkan tingginya kualitas budaya manusia

dalam berkomunikasi dengan sesamanya.

Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis

(verbal) maupun melalui isyarat-isyarat tertentu (nonverbal). Simbol

membawa pernyataan dan diberi arti oleh penerima, karena itu memberi arti

terhadap simbol yang dipakai dalam berkomunikasi bukanlah hal yang

mudah, melainkan suatu persoalan yang cukup rumit.

Proses pemberian makna terhadap simbol-simbol yang digunakan

dalam berkomunikasi, selain dipengaruhi faktor budaya, juga faktor

psikologis, terutama pada saat pesan didecode oleh penerima. Sebuah pesan

yang disampaikan dengan simbol yang sama, bisa saja berbeda arti bilamana

individu yang menerima pesan itu berbeda dalam kerangka berpikir dan

kerangka penga laman.

"Meskipun kita hidup dalam satu bahasa yang sama (Inggris), tetapi

kita banyak yang berbeda dalam kerangka budaya. Demikian MacNamara

(1966) mantan Direkrur Bank Dunia dalam suatu seminar.

KOMUNIKASI SEBAGAI SISTEM

Sistem seringkali didefinisikan sebagai suatu aktivitas di mana semua

komponen atau unsur yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain

dalam menghasilkan luaran (Semprivivo, 1982), atau dengan kata lain

seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain. Suatu sistem

senantiasa memerlukan sifat-sifat, yakni menyeluruh, saling bergantung,

16
berurutan, mengontrol dirinya, seimbang, berubah, adaptif dan me miliki

tujuan.

Menyeluruh berarti semua komponen yang membangun sistem itu

merupakan satu kesatuan yang integratif yang tidak bisa dipisahkan satu sama

lain. Karena itu dalam proses kerjanya semua komponen saling berinteraksi.

Saling bergantung berarti mengikuti aturan permainan yang ada. Di

sini sistem harus melakukan kontrol atau pengawasan terhadap berfungsi

tidaknya semua komponen itu dalam menciptakan suatu keseimbangan

dinamis.

Karena ia melakukan kontrol terhadap semua komponen yang

mendukungnya, maka tidak ada jalan lain kecuali sistem harus memiliki

tujuan dan kemampuan adaptif dengan mengandalkan kerja sama di antar

komponen komponen tersebut. Artinya jika salah satu komponennya tidak

berfungsi dengan baik, maka sistem itu secara otomatis tidak dapat berjalan

secara normal sebagaimana mestinya. Ini berarti sistem harus di lihat secara

menyeluruh (totalitas) dan bukannya terpisah satu sama lain.

Dari segi bentuknya sistem dapat dibedakan atas dua macam, yakni

sistem terbuka (open system) dan sistem tertutup (closed system). Sistem

terbuka adalah sistem di mana prosesnya terbuka dari pengaruh lingkungan

yang ada di sekitarnya, sedangkan sistem yang tertutup adalah sistem di mana

prosesnya tertutup dari pengaruh luar lingkungan

Dalam penerapannya, sistem terbuka banyak ditemui pada peristiwa-

peristiwa sosial di mana suatu ke giatan banyak dipengaruhi oleh faktor-

17
faktor luar, misalnya agama, politik, ekonomi, nilai budaya dan sebagainya.

Sedangkan penerapan sistem tertutup banyak ditemui dalam kegiatan uji coba

laboratorium yang berusaha mengisolasi pengaruh luar, misalnya debu

musim, cuaca, udara dan sebagainya.

Konsekuensi sistem terbuka dan sistem tertutup dinyatakan oleh

Bertalanfy 1963) bahwa peristiwa yang banyak mendapat pengaruh dadi luar

(sistem terbuka) hasilnya seringkali sulit diantisipasi, sedangkan sistem

tertutup dapat diantisipasi hasilnya.

Kalau konsep sistem dikaitkan dengan proses komunikasi maka dapat

dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu sistem. Hal ini tercermin dari

unsur-unsur yang mendukungnya sebagai suatu kesatuan yang integratif yang

saling bergantung satu sama lain.

Jadi, proses komunikasi tidak akan terjadi bilamana salah satu

komponennya terabaikan. Pesan tidak akan tercipta tanpa sumber, efek tidak

akan ada tanpa pesan, umpan balik ada karena adanya penerima, serta tidak

ada penerima tanpa adanya sumber.

Proses seperti ini menciptakan suatu struktur yang sistematis di mana

semua unsur atau komponen saling berurutan, yakni sumber harus

mendahului pesan dan pesan harus mendahului saluran dan seterusnya.

Perubahan struktur akan memberi pengaruh jalannya sistem yang berjalan.

Keterikatan antara satu komponen dengan komponen lainnya akan

melahirkan suatu putaran umpan balik (feedback loops) dan hasilnya

merupakan kerja sama dari semua komponen yang ada (synergic).

18
KOMUNIKASI SEBAGAI MULTI-DIMENSIONAL

Kalau komunikasi dilihat dari perspektif multi-dimensional, maka ada

dua tingkatan yang dapat diidentifikasi, yakni dimensi isi (content dimension)

dan dimensi hubungan (relationship dimension).

Dalam komunikasi antarmanusia, kedua dimensi ini tidak terpisah

satu sama lain. Dimensi isi menunjukkan pada kata, bahasa dan informasi

yang dibawa oleh pesan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan

bagaimana peserta komunikasi berinteraksi satu sama lain.

Menurut Cuyno (1986) dalam dimensi hubungan ada lima elemen

dasar komunikasi yang berinteraksi satu sama lain sebagai hubungan yang

multi-dimensional.

Komunikasi yang multi-dimensional dibangun lebih dari satu

hubungan, yakni satu elemen dapat memiliki empat keterikatan dengan

elemen lainnya.

Asumsi dasar hubungan multi-dimensional, bahwa sebuah elemen

bisa saja mempengaruhi dan dipengaruhi oleh satu unsur atau lebih. Artinya

sumber tidak hanya mempengaruhi pesan, tetapi juga bisa mempengaruhi

saluran dan penerima. Begitu juga sebaliknya saluran dan penerima dapat

mempengaruhi sumber.

19
2.4 Dimensi-dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

Dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi, yaitu:

1. Komunikasi internal

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan

antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi,

seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama

bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi

antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan

proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa).

Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari

bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari

bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan

memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-

informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan

laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada

pimpinan.

b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama

seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer.

Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di

dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini

memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan

masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa

20
masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat

kerja dan kepuasan kerja.

2. Komunikasi eksternal.

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan

organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar,

komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari

pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah

terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal

terdiri dari jalur secara timbal balik:

a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini

dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan

sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan,

setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui

berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel

surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter;

brosur; leaflet; poster; konferensi pers.

b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari

khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari

kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

21
22
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa inggris “communication”),

secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin

communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis

memiliki makana “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang

memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara

terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh

seseorang kepada orang lain. Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi

meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

komunikator, pesan, media, komunikan, efek.

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosee

komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan

menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang

menimbulkan efek tertentu.

3.2 Saran

Kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan,

karena kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan saran-

saran dari para pembaca, khususnya pada dosen pengampu, supaya makalah

yang kami buat bias lebih baik lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Cangara, H. (2009). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Effendy, O. U. (2009). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

24

Anda mungkin juga menyukai