Teori Pada Konteks Diri Dan Pesan
Teori Pada Konteks Diri Dan Pesan
Teori Pada Konteks Diri Dan Pesan
PERTEMUAN 3
TEORI PADA KONTEKS DIRI DAN PESAN
17
PERTEMUAN KE-3
KONTEKS DIRI DAN PESAN
Buah pemikirannya:
- Mead mengagumi kemampuan manusia untuk menggunakan simbol; dia
menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang
muncul didalam sebuah situasi tertentu. Simbol yang dimaksud adalah label
arbiter atau representasi dari fenomena. Teori ini menekankan pada
hubungan antara simbol dan interaksi.
- Pentingnya makna bagi perilaku manusia. Teori ini berpegang bahwa
individu membentuk makna melalui proses komunikasi karena makna tidak
bersifat intrinsik terhadap apapun. Dibutuhkan konstruksi interpretif
diantara orang-orang untuk menciptakan makna, bahkan tujuan dari teori
18
ini adalah menciptakan makna yang sama.
19
4.1.1 Sejarah Interaksionisme Simbolik
Interaksionisme simbolik lahir pada dua universitas: Universitas Iowa dengan tokoh
Manford Kuhn dan Universitas Chicago dengan tokoh George Herbert Mead. Kedua
universitas ini mengembangkan dua metode yang berbeda. Herbert Blummer
(Universitas Chicago) menyatakan bahwa studi mengenai manusia tidak dapat
dilaksanakan dengan menggunakan metode yang sama seperti yang digunakan
untuk mempelajari hal lainnya. Mahzab Chicago mendukung penggunaan studi kasus
dan sejarah serta wawancara tidak terstruktur. Sedangkan aliran dari Universitas
Iowa dipelopori oleh Manford Kuhn mengadopsi pendekatan kuantitatif dalam
studinya. Mahzab Iowa beranggapan bahwa konsep interaksionisme simbolik dapat
dioperasionalkan, dikuantifikasi, dan diuji, dalam hal ini dikembangkan sebuah teknik
“kuesioner dua puluh pertanyaan sikap diri”.
19
para pelaku menentukan benda-benda yang mempunyai makna. (2).
Melibatkan si pelaku untuk memilih, mengecek dan melakukan
transformasi makan didalam konteks dimana mereka berada.
20
1. Pentingnya konsep diri. Tema kedua pada teori ini berfokus pada pentingnya
konsep diri (self-concept), atau seperangkat persepsi yang relatif stabil yang
dipercaya orang mengenai dirinya sendiri. Asumsi-asumsinya:
a) Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan
orang lain. Orang-orang tidak lahir dengan konsep diri; mereka belajar
tentang diri mereka melalui interaksi.
b) Konsep diri memberikan motif penting untuk perilaku. Pemikiran
bahwa keyakinan, nilai, perasaan, penilaian-penilaian mengenal diri
mempengaruhi perilaku adalah sebuah prinsip penting pada
interaksionisme simbolik.
2. Hubungan antara individu dan masyarakat. Tema ini berkaitan antara
kebebasan individu dan batasan sosial. Dalam hal ini dicoba dijelaskan
mengenai keteraturan dan perubahan dalam proses sosial. Asumsi-
asumsinya:
a) Orang dan kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial.
Asumsi ini mengakui bahwa norma-norma sosial membatasi perilaku
manusia. Selain itu, budaya secara kuat mempengaruhi perilaku dan
sikap yang kita anggap penting dalam konsep diri.
b) Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial. Asumsi ini menengahi
posisi yang diambil oleh asumsi sebelumnya.
20
pemikiran (thought) dan akhirnya menghasilkan pengambilan peran (role taking),
atau kemampuan untuk secara simbolik menempatkan dirinya sendiri dalam diri
khayalan orang lain.
1. DIRI (self),
Sebagai kemampuan untuk merefleksikan diri kita sendiri dari perspektif orang lain.
Bagi Mead, diri berkembang dari sebuah jenis pengambilan peran yang khusus –
maksudnya, membayangkan bagaimana kita dilihat orang lain. Mead menyebut
istilah ini sebagai cermin diri (loking-glass self), atau kemampuan kita untuk melihat
diri kita sendiri dalam pantulan dari pandangan orang lain.
2. MASYARAKAT(society),sebagai jejaring hubungan sosial yang diciptakan
manusia. Individu-individu terlibat didalam masyarakat melalui perilaku yang
mereka pilih secara aktif dan suka rela. Jadi, masyarakat menggambarkan
keterhubungan beberapa perangkat perilaku yang terus disesuaikan oleh
individu-individu. Masyarakat ada sebelum individu tetapi juga diciptakan dan
dibentuk oleh individu, dengan melakukan tindakan sejalan dengan orang lainnya
(Forte, 2004).
Ada dua bagian penting masyarakat yang mempengaruhi pikiran dan diri, yaitu:
(a) Orang lain secara khusus (particular others), merujuk pada individu-individu
dalam masyarakat yang signifikan bagi kita. Kita melihat orang lain secara khusus
tersebut untuk mendapatkan rasa penerimaan sosial dan rasa mengenai diri. Sering
kali pengharapan dari beberapa particular others mengalami konflik dengan orang
lainnya
(b) Orang lain secara umum (generalized others), merujuk pada cara pandang dari
sebuah kelompok sosial atau budaya sebagai keseluruhan. Hal ini diberikan oleh
masyarakat kepada kita, dan “sikap dari orang lain secara umum adalah sikap dari
keseluruhan komunitas” (Mead, 1934). Orang lain secara umum memberikan
menyediakan informasi mengenai peranan, aturan, dan sikap yang dimiliki oleh
komunitas. Orang lain secara umum dapat memberikan kita perasaan mengenai
bagaimana orang lain bereaksi kepada kita dan harapan sosial secara umum.
Perasaan ini berpengaruh dalam mengembangkan kesadaran sosial.
21
22
4.2 MANAJEMEN MAKNA TERKOORDINASI
Buah Pemikirannya:
Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana
individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan
makna, dan bagaimana aturan-aturan terjalin dalam sebuah percakapan di mana
makna senantiasa dikoordinasikan. Dalam hal ini, teori manajemen makna
terkoordinasi menggambarkan manusia sebagai actor yang berusaha untuk
mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.
22
4.2.1 Asumsi-asumsi Manajemen Makna Terkoordinasi
Pearce berpendapat bahwa “komunikasi adalah, dan akan selalu, menjadi lebih
penting bagi manusia dari yang seharusnya”. Pearce menolak model-model
komunikasi tradisional. Pearce dan Cronen menyatakan bahwa komunikasi harus
ditata ulang dan disesuaikan dengan konteks demi memahami perilaku manusia.
Ketika peneliti memulai perjalanan dalam pendefinisian ulang, mereka mulai
menyelidiki sifat konsekuensial komunikasi (bahwa komunikasi selalu memilki
konsekuensi), dan bukannya perilau atau variabel yang menyertai proses
komunikasi.
Asumsi ini maksudnya komunikasi adalah, dan akan selalu, menjadi lebih penting
bagi manusia seharusnya. Hal ini didasari bahwa situasi sosial diciptakan melalui
interaksi manusia. Dari interaksi tersebut akan memunculkan percakapan-
percakapan untuk menciptakan realitas. Jadi, asumsi ini menolak jenis komunikasi
tradisional (komunikasi linier).
Asumsi ini menjelaskan bahwa dasar yang dipelajari dari teori ini adalah percakapan.
Dengan percakapan manuasia akan saling menciptakan realitas sosial dalam
percakapaan tersebut (konstruksionisme sosial). Ketika dua orang terlibat dalam
pembicaraan, masing-masing telah memilki banyak sekali pengalaman bercakap-
cakap di masa lalu dari realitas-realitas sosial sebelumnya. Kemudian yang terjadi
sekarang, percakapan akan memunculkan realitas baru karena dua orang dating
dengan sudut pandang yang berbeda. Melalui cara ini manusia saling menciptakan
realitas sosial yang baru.
23
4.2.2 Konsep Penting
Ada tiga konsep dalam CMM Theory yaitu:
2. Meaning
24
a. Episode (episode), merujuk pada rutinitas komunikasi memiliki awal,
pertengahan dan akhir yang jelas.
b. Hubungan (relationship), dapat diartikan sebagai kontrak kesepakatan dan
pengertian antara dua orang di mana terdapat tuntunan dalam berperilaku.
c. Naskah kehidupan (life scripts), merujuk pada kelompok-kelompok episode
masa lalu atau masa kini yang menciptakan suatu system makna yang dapat
dikelola bersama dengan orang lain.
d. Pola budaya (cultural pattern), merujuk pada gambaran mengenai dunia dan
bagaimana berhubungan seseorang dengan hal tersebut.
1. Coordination
Coordination menurut Pearce, “lebih mudah ditunjukkan ketimbang
dideskripsikan”. Oleh sebab itu sesungguhnya c ara paling mudah untuk memahami
coordination adalah dengan memperhatikan interaksi yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Coordination terjadi ketika, orang yang berinteraksi sama-sama
berupaya mencari pemahaman atas pesan-pesan yang berurutan-
sequencingsequencing message) dalam konversasi yang mereka jalani. Menurut
Gery Philipsen ada tiga hasil yang mungkin yaitu berhasil dicapai coordination, gagal
dicapai coordination, berhasil mencapai sebagian coordination. Kemungkinan yang
terbesar adalah berhasil mencapai sebagian coordination, karena social reality juga
tidak mungkin dikoordinasikan secara sempurna.
Coordination juga dipengaruhi oleh beberapa isu, diantaranya adalah soal
moralitas dan soal sumber daya (resources). Soal moralitas, terkait pada peran yang
dibawa oleh interactan dalam konversasi. Setiap peran itu membawa obligasi
moralnya masing-masing, yang jika tidak dijalani sesuai dengan yang semestinya,
bisa menggagalkan coordination. Soal sumberdaya (resources) artinya adalah soal
cerita-cerita, simbol-simbol, gambaran-gambaran, dan lain-lain yang dipakai orang
untuk memahami/memaknai dunia mereka. Contohnya adalah, seseorang merasa
lebih pantas menjadi caleg partai politik ketimbang juniornya karena dia sudah
berjuang dari bawah sejak partai itu baru didirikan. Cerita perjuangannya itulah
contoh sumberdaya (resources)
25
Koordinasi Makna: Mengartikan Urutan
26
Koordinasi (coordination) ada ketika dua orang berusaha untuk mengartikan
pesan-pesan yang berurutan dalam percakapan mereka. Hasil yang mungkin dalam
perbincangan ada tiga, yaitu: mencapai koordinasi, tidak mencapai koordinasi, atau
mencapai koordinasi pada tingkat tertentu (Philipsen, 1995). Dari ketiga hasil
tersebut yang paling mungkin adalah mencapai koordinasi pada tingkat tertentu
karena sulit untuk mencapai koordinasi yang sempurna dan menyeluruh.
Sebelumnya kita telah mengetahui enam elemen makna yang apabila disusun
dari level yang lelah tinggi ke level yang lebih rendah: pola budaya, naskah
kehidupan, hubungan, episode, tindak tutur dan isi. Ketika rangkaian berjalan
dengan konsisten melalui tindakan-tindakan yang ada dalam hierarki maka disebut
rangkaian seimbang (charmed loop). Dan suatu ketika, beberapa episode dapat
menjadi tidak konsisten dengan level-level yang lebih tinggi didalam hierarki yang
26
ada maka hal tersebut dinamai rangkaian tidak seimbang (strange loop).
27
RANGKUMAN
Kedua teori ini merupakan bagian dari teori-teori dalam konteks diri
dan pesan. Interaksi simbolik merupakan salah satu dari banyak alat
konseptual unggul yang dapat digunakan untuk melakukan
interpretasi mengenai interaksi sosial. Tiga konsep penting dalam
teori IS yaitu Mind, Self, and Sosciety.
Teori Manajemen Makna Terkoordinasi berfokus pada relasi antara
individu dengan masyarakatnya. Melalui sebuah struktur hierarkis
orang-orang mengorganissikan makna dari beratus-ratus pesan yang
diterima dalam sehari.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahan anda terhada materi di atas, kerjakanlah
latihan berikut!
1. Apakah anda setuju dengan penekanan Herbert Mead mengenai bahasa
sebagai sistem simbol yang dimiliki bersama? Apakah mungkin berinteraksi
dengan orang lain yang menggunakan bahasa yang berbeda? Jelaskan
pendapat anda
2. Bagaimana anda menjelaskan pemikiran dibalik hierarki makna Pearce dan
Cronen?
3. Tunjukkan dan jelaskan rangkaian tidak seimbang yang terjadi dalam budaya
populer atau dalam hubungan interpersonal anda.
27