Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Anggi Damanik Tgs Etika Profesi Guru VI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Nama : ANGGI MULIYANI DAMANIK

NPM : 0211001897
Prodi : PAI SEMESTER VI (B)
Mata kuliah : ETIKA PROFESI KEGURUAN
Dosen pengampu : H. ISMAIL,S.Ag,M.Si

1. A. Makna dari kata 'menuntun dalam proses pendidikan anak mengacu pada peran orang tua
atau pembimbing dalam memberikan arahan, bimbingan, dan dorongan kepada anak-anak
mereka selama proses pendidikan. Ini mencakup memberikan teladan yang baik, memberikan
pemahaman nilai-nilai, mengarahkan dalam menghadapi tantangan, serta memberikan
dukungan emosional dan moral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
secara optimal.

B. Dalam konteks sosial budaya di daerah Anda, kata "menuntun" dapat diinterpretasikan
sebagai upaya untuk mengarahkan anak-anak dalam memahami, menghargai, dan
menerapkan nilai-nilai luhur budaya yang ada. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda
lakukan untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di
daerah Anda:
1. Pendidikan Nilai-nilai Budaya
Ajarkan kepada anak-anak tentang sejarah, tradisi, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
dalam budaya lokal. Diskusikan dengan mereka mengenai makna dan pentingnya nilai-nilai
seperti gotong royong, kejujuran, rasa hormat, dan lainnya.
1. Partisipasi dalam Kegiatan Budaya
Libatkan anak-anak dalam kegiatan budaya seperti festival, upacara adat, atau kegiatan
komunitas yang mempertahankan warisan budaya daerah Anda. Hal ini membantu mereka
merasakan dan memahami budaya secara langsung.
2. Teladan dan Praktek Langsung
Tunjukkan kepada anak-anak bagaimana menerapkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, melalui sikap hormat kepada sesama, menjaga tradisi dalam keluarga,
atau berpartisipasi dalam kegiatan yang mendukung keberlanjutan budaya.
3. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal
Bekerjasama dengan tokoh-tokoh atau organisasi budaya di daerah Anda untuk mengadakan
kegiatan pendidikan atau workshop yang berfokus pada peningkatan pemahaman anak-anak
terhadap budaya lokal.
4. Mengembangkan Kesadaran Multikultural
Sementara menghargai nilai-nilai budaya lokal, juga penting untuk membuka wawasan anak-
anak terhadap keragaman budaya lainnya. Ajarkan kepada mereka tentang pluralisme budaya
dan pentingnya saling menghormati di antara budaya-budaya yang berbeda.
Dengan pendekatan ini, Anda dapat membantu anak-anak memahami dan menginternalisasi
nilai-nilai luhur budaya di daerah Anda, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang
sebagai individu yang terhubung dengan akar budaya mereka serta mampu menghargai
keberagaman budaya yang ada di sekitar mereka.

C. Pendidikan murid (anak) perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena
kedua hal tersebut memberikan pandangan yang penting dalam membentuk pendidikan yang
relevan dan holistik bagi anak-anak:
1. Kodrat Alam: Mengacu pada pemahaman tentang sifat alamiah manusia dan dunia di
sekitarnya. Ini termasuk pemahaman tentang kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial
manusia sebagai bagian dari ekosistem alam. Pendidikan yang mempertimbangkan kodrat
alam akan mengakui pentingnya aspek-aspek seperti kesehatan fisik, keseimbangan
emosional, serta keterhubungan manusia dengan lingkungan alaminya. Ini membantu anak-
anak mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri sebagai
bagian dari alam semesta.
2. Kodrat Zaman: Mengacu pada pemahaman tentang konteks zaman atau era di mana
anak-anak tumbuh dan berkembang. Zaman atau era ini membawa berbagai perubahan
teknologi, budaya, dan sosial yang berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari anak-anak.
Pendidikan yang mempertimbangkan kodrat zaman akan mengajarkan anak-anak untuk
beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini, mengembangkan keterampilan yang relevan
dengan kebutuhan zaman, serta mempersiapkan mereka untuk menjadi bagian dari
masyarakat yang dinamis dan terus berkembang.
Dengan mempertimbangkan baik kodrat alam maupun kodrat zaman dalam pendidikan anak,
kita dapat membantu mereka mengembangkan potensi mereka secara menyeluruh, sejalan
dengan kebutuhan mereka sebagai individu dan masyarakat di masa depan. Ini juga
membantu mereka untuk lebih sadar akan lingkungan sekitar dan menjadi pribadi yang dapat
beradaptasi dengan baik dalam menghadapi tantangan yang dihadapi dalam kehidupan.
D. Konsep KHD (Konstruktivisme Humanistik Dialogis) yang mengusung ide "Pendidikan
yang berhamba pada anak" memiliki relevansi yang besar dengan peran Anda sebagai
pendidik. Berikut adalah beberapa relevansi dari pemikiran tersebut dengan peran Anda:
1. Fokus pada Anak sebagai Subjek Belajar: Pendekatan ini menekankan bahwa anak adalah
subjek utama dalam proses belajar-mengajar. Sebagai pendidik, Anda diharapkan untuk
mengakui dan menghargai keunikan setiap anak serta memberikan ruang bagi mereka untuk
mengembangkan potensi mereka secara optimal.
2. Pendekatan Humanistik: Pemikiran ini menekankan pentingnya memahami dan memenuhi
kebutuhan individual anak, baik fisik, emosional, maupun psikologis. Sebagai pendidik,
Anda akan terlibat dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan
holistik anak, termasuk kebutuhan akan rasa aman, rasa hormat, dan keterlibatan emosional
yang positif.
3. Dialogis dan Interaksi yang Bermakna: KHD menekankan pentingnya interaksi yang
dialogis antara pendidik dan anak serta antar anak-anak sendiri. Hal ini mendorong Anda
untuk menjadi fasilitator dalam pembelajaran, bukan hanya pemberi informasi. Melalui
dialog dan diskusi yang mendalam, anak-anak dapat mengembangkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang konsep-konsep yang dipelajari.
4. Pendidikan yang Relevan dengan Konteks Sosial dan Budaya: Pemikiran KHD juga
menyoroti pentingnya pendidikan yang relevan dengan konteks sosial dan budaya anak.
Sebagai pendidik, Anda perlu memahami latar belakang sosial dan budaya anak-anak Anda
agar dapat merancang pengalaman belajar yang bermakna dan kontekstual bagi mereka.
5. Pendidikan sebagai Proses Kolaboratif: KHD mengajarkan bahwa pendidikan bukanlah
proses yang satu arah, tetapi lebih kepada kolaborasi antara anak dan pendidik dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Ini menempatkan Anda dalam peran sebagai partner dalam
perjalanan belajar anak-anak Anda, saling mendukung dan memfasilitasi pencapaian potensi
mereka.
Dengan mengadopsi pendekatan "Pendidikan yang berhamba pada anak" dalam praktek Anda
sebagai pendidik, Anda dapat membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara
holistik, membangun keterampilan berpikir kritis, mengembangkan empati, serta menjadi
individu yang mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

2. untuk menjadi seorang guru, biasanya dibutuhkan beberapa syarat sebagai berikut:
1. Pendidikan Formal: Memiliki latar belakang pendidikan yang memadai, seperti lulus dari
program pendidikan guru atau program pendidikan lain yang relevan dengan subjek yang
diajarkan.
2. Sertifikasi: Mendapatkan sertifikasi atau lisensi mengajar yang dikeluarkan oleh otoritas
pendidikan setempat. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa seseorang telah memenuhi standar
tertentu dalam kemampuan mengajar.
3. Kemampuan Komunikasi yang Baik: Mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif, serta
memiliki kemampuan untuk menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang mudah dipahami
oleh siswa.
4. Kemampuan Manajemen Kelas: Mampu mengelola kelas dengan baik, termasuk mengatur
waktu pembelajaran, menangani disiplin siswa, dan menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
Syarat-syarat ini membantu memastikan bahwa seorang guru memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kesiapan untuk melaksanakan tugas mengajar dengan baik dan memberikan
pengalaman pembelajaran yang bermutu bagi siswa.
3. Menurut pendapat saya, Kode Etik Guru Indonesia seharusnya dilihat sebagai sebuah
panduan yang membantu mempertahankan profesi keguruan dengan standar yang tinggi.
Meskipun pada awalnya mungkin terasa mengikat, kode etik ini sebenarnya bertujuan untuk
melindungi kepentingan siswa, mempromosikan profesionalisme, dan memastikan kualitas
pendidikan yang baik.
Kode Etik Guru Indonesia memberikan arahan tentang perilaku yang diharapkan dari seorang
guru, seperti integritas, kompetensi profesional, menghormati hak siswa, dan bekerja secara
kolaboratif dengan orang tua dan masyarakat. Dengan mengikuti kode etik ini, seorang guru
dapat membangun kepercayaan dari siswa, orang tua, serta masyarakat, yang pada gilirannya
memperkuat legitimasi profesi keguruan.
Meskipun kadang-kadang ada pandangan bahwa kode etik ini bisa terasa mengikat,
sebenarnya itu adalah upaya untuk menjaga profesionalisme dan kualitas dalam pendidikan.
Dengan memiliki standar yang jelas dan diikuti oleh semua guru, kita dapat mengharapkan
bahwa pendidikan yang diberikan akan konsisten dan bermutu. Oleh karena itu, saya percaya
bahwa
Kode Etik Guru Indonesia lebih banyak membantu mempertahankan dan meningkatkan
profesi keguruan daripada sekadar mengikat.
4. Jika seorang guru tidak profesional atau tidak terampil di bidangnya, dampaknya bisa sangat
merugikan bagi siswa, sekolah, dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Berikut adalah
beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi:
1. Kualitas Pembelajaran Menurun: Seorang guru yang tidak terampil mungkin tidak mampu
menyampaikan materi dengan baik atau tidak memahami metode pengajaran yang efektif. Ini
dapat menyebabkan siswa kesulitan memahami pelajaran dan performa akademis mereka
menurun.
2. Ketidakmampuan Mengelola Kelas: Seorang guru yang tidak profesional mungkin tidak
mampu mengelola kelas dengan baik. Ini bisa mengakibatkan gangguan dalam pembelajaran,
kurangnya disiplin, dan lingkungan belajar yang tidak kondusif.
3. Kurangnya Kepuasan Siswa dan Orang Tua: Siswa dan orang tua mungkin merasa tidak
puas dengan kualitas pengajaran yang diberikan. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan
terhadap guru dan sekolah, serta menurunkan motivasi belajar siswa.
4. Penurunan Reputasi Sekolah: Jika banyak guru di sebuah sekolah tidak profesional,
reputasi sekolah tersebut bisa terganggu. Ini dapat mempengaruhi minat orang tua untuk
mendaftarkan anak mereka ke sekolah tersebut dan juga dapat mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
5. Penurunan Kualitas Pendidikan Secara Umum: Jika banyak guru tidak terampil atau tidak
profesional, ini dapat berdampak negatif pada kualitas pendidikan di tingkat nasional atau
regional. Hal ini mempengaruhi persaingan global dalam hal pendidikan dan kemampuan
siswa untuk bersaing di pasar kerja global.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa setiap guru memenuhi standar
profesionalisme dan keahlian yang ditetapkan, serta terus meningkatkan kualitas pengajaran mereka
melalui pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan. Dukungan dan supervisi yang
baik dari kepala sekolah dan otoritas pendidikan juga penting untuk memastikan bahwa guru yang
tidak terampil dapat diberi bimbingan atau dukungan yang diperlukan, atau jika diperlukan, tindakan
korektif yang sesuai.
5. Guru profesional adalah seseorang yang memiliki kombinasi kualifikasi pendidikan yang
memadai, keterampilan mengajar yang baik, dan komitmen untuk terus meningkatkan praktik
mengajar mereka.
6. Mempelajari mata kuliah profesi keguruan memberikan banyak manfaat yang langsung
berkaitan dengan tugas seorang guru. Berikut adalah beberapa manfaat utama:
1. Pemahaman Pedagogi yang Mendalam: Mata kuliah ini memberikan dasar yang
kuat dalam teori dan praktik pedagogi, termasuk metode pengajaran, strategi
manajemen kelas, dan cara mengevaluasi kemajuan siswa. Ini membantu guru
untuk merancang dan menerapkan rencana pembelajaran yang efektif.
2. Pengembangan Kompetensi Profesional: Mata kuliah ini membantu guru
mengembangkan kompetensi profesional yang diperlukan, seperti keterampilan
komunikasi, manajemen waktu, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim. Ini
penting untuk menghadapi berbagai tantangan di lingkungan sekolah.
3. Pengetahuan tentang Kurikulum dan Evaluasi: Guru mempelajari bagaimana
merancang kurikulum yang sesuai dengan standar pendidikan nasional serta cara
melakukan evaluasi yang objektif dan bermanfaat bagi perkembangan siswa.
4. .Pemahaman Psikologi Pendidikan: Memahami aspek psikologis dari belajar dan
mengajar, seperti perkembangan kognitif dan emosional siswa, memungkinkan
guru untuk mendukung kebutuhan individual siswa dengan lebih baik.
5. Etika dan Profesionalisme: Mata kuliah ini juga menekankan pentingnya etika
dalam profesi keguruan, termasuk bagaimana menjadi panutan yang baik,
menjaga integritas, dan menghormati keragaman siswa.
6. Keterampilan Teknologi Pendidikan: Di era digital, keterampilan dalam
menggunakan teknologi pendidikan sangat penting. Mata kuliah ini sering
mencakup penggunaan alat-alat teknologi untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan administrasi.
7. Adaptasi dan Inovasi: Guru diajarkan untuk menjadi fleksibel dan inovatif,
mampu beradaptasi dengan perubahan dalam pendidikan dan kebutuhan siswa,
serta mengembangkan pendekatan baru dalam mengajar.
Dengan mempelajari mata kuliah profesi keguruan, seorang guru tidak hanya
meningkatkan keterampilan mengajarnya tetapi juga memperkuat komitmen
terhadap profesionalisme dan perkembangan terus-menerus dalam bidang
pendidikan. Hal ini akhirnya meningkatkan kualitas pendidikan yang diterima
oleh siswa.
7.Coaching dalam pendidikan adalah proses kolaboratif di mana seorang guru atau pendidik (coach)
bekerja dengan individu atau kelompok (coachee) untuk meningkatkan kinerja mereka, baik itu
dalam pengajaran maupun dalam pembelajaran. Coaching dalam pendidikan berfokus pada
pengembangan profesional guru, pembentukan keterampilan, dan peningkatan efektivitas
pengajaran.
8. Definisi Karakteristik contoh Bukan contoh

Pendekatan - -Tugas berbeda -pengajaran satu


pengajaran Penyesuaian sesuai kemampuan ukuran untuk
yang konten<br>- siswa <br>-kelompok semua <br>
disesuaikan modifikasi proses belajar berdasarkan -tidak ada
dengan <br>- minat<br> penilaian penyesuaian
kebutuhan ,mi diversifikasi alternatif seperti metode pengjaran
nat,dan produk <br>- portofolio <br>
kemampuan lingkungan -penilaian tunggal
individu siswa belajar yang seperti hanya tes
fleksibel tertulis

Dengan menggunakan diagram frayer.konsep pembelajaran berdiferensiasi dapat dipahami


secara lebih mendalam dan terstruktur,sehingga memudahkan guru dan siswa dalam
mengaplikasikannya di lingkungan pendiidkan.
9.
Aspek Peraturan kelas Kesepakatan kelas
Sumber pengambilan Ditentukan oleh guru Dibuat Bersama oleh
keputusan atau pihak sekolah guru dan siwa

Struktur dan Lebih formal dan Lebih fleksibel di umum


formalitas spesifik
Tujuan Menjaga ketertiban dan Membangun tanggung
keamanan jawab Bersama dan
komunitas yang
mendukung

Penerapan dan Konsekuensi ditentukan Konsekuensi


konsekuensi sebelumnya dan didiskusikan dan
biasanya berupa disepakati bersama
hukuman

Peraturan kelas : Tidak boleh menggunakan ponsel di dalam kelas


Kesepakatan kelas : Kami setuju untuk menjaga fokus selama pelajaran berlangsung dan tidak
menggunakan ponsel kecuali diizinkan untuk kegiatan belajar
Dengan memahami perbedaan ini,guru dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan
dinamika kelas mereka untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan efektif.

10. Menghadapi situasi di mana dua nilai kebajikan, yaitu kebenaran dan kesetiaan, saling
bersinggungan memerlukan pendekatan yang hati-hati dan seimbang. Dalam kasus ini, penting untuk
mempertimbangkan dampak tindakan Anda terhadap siswa, rekan kerja, dan integritas profesional.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk menyeimbangkan kedua nilai kebajikan
tersebut:
1. Analisis Situasi dengan Bijak
Pertama, kumpulkan semua informasi yang relevan mengenai situasi tersebut. Pastikan Anda
memahami sepenuhnya konteks dan dampaknya sebelum mengambil tindakan.
2. pertimbangan etis
Kebenaran dan Integritas Profesional: Memberikan soal-soal tes kepada murid yang mengikuti les
privat melanggar peraturan sekolah dan prinsip keadilan. Ini dapat merusak integritas sistem
pendidikan dan merugikan siswa lain yang tidak mengikuti les privat.
Kesetiaan dan Hubungan Pribadi: Menghadapi sahabat yang melakukan pelanggaran bisa
menjadi dilema emosional. Kesetiaan kepada teman adalah nilai penting, tetapi tidak boleh
mengorbankan nilai kebenaran dan integritas.
3. Pendekatan Langsung dan Diskusi
Sebelum melaporkan, bicarakan secara langsung dengan rekan guru tersebut:
Bersikap Terbuka dan Empati: Dekati rekan Anda dengan sikap terbuka dan empati. Jelaskan
kekhawatiran Anda mengenai keadilan dan integritas dalam proses penilaian.
Dengarkan Penjelasannya: Berikan kesempatan kepada rekan Anda untuk menjelaskan
tindakannya. Mungkin ada konteks atau alasan yang belum Anda ketahui.
4. Saran untuk Perubahan
Ajak untuk Menghentikan Praktik Tersebut: Sarankan rekan Anda untuk segera menghentikan
praktik memberikan soal tes kepada siswa yang mengikuti les privat.
Usulkan Solusi Alternatif: Bantu rekan Anda menemukan cara lain untuk membantu siswa tanpa
melanggar peraturan, seperti memberikan tambahan waktu belajar atau materi latihan yang tidak
terkait langsung dengan tes.
5.Melibatkan Pihak Berwenang jika Diperlukan
Jika rekan Anda tidak mau mengubah tindakannya atau jika situasinya sudah terlalu parah:
Lapor dengan Bukti yang Jelas: Pertimbangkan untuk melaporkan situasi tersebut kepada
pihak berwenang di sekolah, seperti kepala sekolah atau dewan etika, dengan bukti yang jelas
dan konkret.
Jelaskan Niat Anda: Saat melaporkan, jelaskan bahwa niat Anda adalah untuk menjaga
integritas sistem pendidikan dan memastikan keadilan bagi semua siswa.
6. Refleksi Pribadi dan Dukungan Emosional
Refleksi Diri: Pertimbangkan bagaimana keputusan Anda mencerminkan nilai-nilai yang
Anda junjung tinggi.
Cari Dukungan: Berbicaralah dengan kolega lain atau penasihat etika di sekolah untuk
mendapatkan perspektif tambahan dan dukungan emosional.: Berbicaralah dengan kolega
lain atau penasihat etika di sekolah untuk mendapatkan perspektif tambahan dan dukungan
emosional.

Keputusan Akhir
Dalam situasi ini, menjaga integritas dan keadilan dalam pendidikan harus menjadi prioritas
utama. Meskipun kesetiaan kepada sahabat adalah penting, membantu rekan Anda
memahami dan memperbaiki kesalahannya dapat menjadi bentuk kesetiaan yang lebih dalam.
Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat mengatasi konflik antara nilai kebenaran dan
kesetiaan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai