Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Modul Ajar 6 Sistem Power Window & Central Lock - Elektrikal Kendaraan Ringan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 61

SISTEM POWER WINDOW DAN CENTRAL LOCK

HENDRA SETIAWAN, ST

KELAS XI TKRO
SEMESTER 3
TP. 2024 / 2025

FASE

ELEMEN :

ELEKTRIKAL KENDARAAN RINGAN


F
MODUL AJAR
TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SISTEM POWER WINDOW DAN
CENTRAL LOCK
I. INFORMASI UMUM :
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Hendra Setiawan, ST
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Pelaihari
Tahun Penyusunan : 2024
Jenjang Sekolah : SLTA / SMK FASE E
Elemen : ELEKTRIKAL KENDARAAN RINGAN
Kelas/Semester : XI TKRO / Ganjil
Alokasi Waktu : 6 JP @45 Menit

B. Elemen Capaian Pembelajaran


Peserta didik mampu memahami proses perawatan dan Overhaul Sistem Power Window dan Central
Lock.

C. Profil Pelajar Pancasila


Setelah mengikuti pembelajaran ini, Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan muncul pada
peserta didik adalah : Beriman Bertakwa kepada Tuhan YME dan Berahlak mulia,
Bergotong Royong, Kreative, Bernalar Kritis, Mandiri

D. Sarana & Prasarana


Sarana & Prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini
antara lain : Trainer Kelistrikan Bodi, Service Manual Book, Buku diigital,
Smart Phone, Internet, LKPD, alat tulis

E. Target Peserta Didik


• Peserta didik reguler/tipikal : 65 %
• Peserta didik dengan kesulitan belajar : 25 %
• Peserta didik dengan pencapaian tinggi : 10 %

F. Model Pembelajaran yang Digunakan


Project Based Learning dengan pembelajaran Blended Learning ( Daring / Kombinasi )

II. KOMPONEN INTI :


A. Tujuan Pembelajaran
Melakukan Perawatan dan Overhaul Sistem Wiper & Washer

B. Pemahaman Bermakna
• Pengertian Sistem Sistem Power Window dan Central Lock
• Fungsi Baterai Sistem Power Window dan Central Lock
• Komponen-Komponen Sistem Power Window dan Central Lock
C. Pertanyaan Pemantik
• Apa pengertian Sistem Power Window dan Central Lock ?
• Apa Fungsi Sistem Power Window dan Central Lock pada kendaraan ?
• Sebutkan Komponen-Komponen Sistem Power Window dan Central Lock yang kalian ketahui ?
D. Persiapan
Pembelajaran
• Memposting Materi dan Video pembelajaran
• Mempersiapkan LKPD dan Perangkat Asesmen

E. Kegiatan Pembelajaran :

PERTEMUAN 1
ALOKASI
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN ORIENTASI 25”
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan peserta didik
menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa sebelum
pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengirimkan link
daftar hadir
4. Peserta didik melakukan assesment diagnostik kognitif dan non
kognitif

APERSEPSI
5. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan awal
peserta didik terkait :
• Memahami Pengertian Sistem Power Window dan Central Lock
• Memahami Fungsi Sistem Power Window dan Central Lock
• Memahami Komponen-Komponen Sistem Power Window dan
Central Lock
MOTIVASI
6. Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi
yang akan dipelajari

PEMBERIAN ACUAN
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

KEGIATAN FASE 1 : Reflection 85”


INTI
M = Mulai Diri
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Guru memberikan materi pembelajaran berupa video atau bahan bacaan

E = Eksplorasi Konsep
Peserta didik diberikan masalah pada materi pembelajaran
Peserta didik menggali konsep tentang materi pembelajaran
(P3 bernalar kritis)

FASE 2 : Research

R = ( Ruang Kolaborasi ) – Refleksi Terbimbing


• Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa kelompok.
Masing- masing kelompok akan berdiskusi tentang permasalahan
dalam LKPD 1 ( yang telah diupload guru dalam Google Drive ) ( P3
Gotong royong )
• Guru membimbing peserta didik untuk dapat menemukan
berbagai pengetahuan tentang materi pembelajaran.

D = Demontrasi Kontekstual
Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih memahami materi
pembelajaran ( P3 Mandiri )
E = ( Elaborasi Pemahaman )
• Guru membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan
• Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan

PENUTUP K = ( Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama ) 15”


Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami melalui forum
tanya jawab

A = (Aksi Nyata)
• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di sekitar yang
berkaitan dengan materi
• Guru memberikan motivasi
• Guru menutup dengan memberikan salam

PERTEMUAN 2
ALOKASI
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN ORIENTASI 25”
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan peserta didik
menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa sebelum
pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengirimkan link
daftar hadir
4. Peserta didik melakukan assesment diagnostik kognitif dan non
kognitif

APERSEPSI
5. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan awal
peserta didik terkait :
• Memahami Cara Perawatan Komponen-Komponen Sistem Power Window
dan Central Lock

MOTIVASI
6. Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi
yang akan dipelajari

PEMBERIAN ACUAN
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

KEGIATAN FASE 1 : Reflection 85”


INTI
M = Mulai Diri
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Guru memberikan materi pembelajaran berupa video atau bahan bacaan

E = Eksplorasi Konsep
Peserta didik diberikan masalah pada materi pembelajaran
Peserta didik menggali konsep tentang materi pembelajaran
(P3 bernalar kritis)

FASE 2 : Research
R = ( Ruang Kolaborasi ) – Refleksi Terbimbing
• Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa kelompok.
Masing- masing kelompok akan berdiskusi tentang permasalahan
dalam LKPD 1 ( yang telah diupload guru dalam Google Drive ) ( P3
Gotong royong )
• Guru membimbing peserta didik untuk dapat menemukan
berbagai pengetahuan tentang materi pembelajaran.

D = Demontrasi Kontekstual
Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih memahami materi
pembelajaran ( P3 Mandiri )
E = ( Elaborasi Pemahaman )
• Guru membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan
• Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan

PENUTUP K = ( Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama ) 15”


Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami melalui forum
tanya jawab

A = (Aksi Nyata)
• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di sekitar yang
berkaitan dengan materi
• Guru memberikan motivasi
• Guru menutup dengan memberikan salam

PERTEMUAN 3
ALOKASI
TAHAPAN KEGIATAN
WAKTU
PENDAHULUAN ORIENTASI 25”
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan peserta didik
menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa sebelum
pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan mengirimkan link
daftar hadir
4. Peserta didik melakukan assesment diagnostik kognitif dan non
kognitif

APERSEPSI
5. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan awal
peserta didik terkait :
• Melakukan Perawatan dan overhaul Komponen-Komponen
Sistem Power Window dan Central Lock

MOTIVASI
6. Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi
yang akan dipelajari

PEMBERIAN ACUAN
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

KEGIATAN FASE 1 : Reflection 85”


INTI
M = Mulai Diri
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Guru memberikan materi pembelajaran berupa video atau bahan bacaan
E = Eksplorasi Konsep
Peserta didik diberikan masalah pada materi pembelajaran
Peserta didik menggali konsep tentang materi pembelajaran
(P3 bernalar kritis)

FASE 2 : Research

R = ( Ruang Kolaborasi ) – Refleksi Terbimbing


• Guru membagi peserta didik membagi menjadi beberapa kelompok.
Masing- masing kelompok akan berdiskusi tentang permasalahan
dalam LKPD 1 ( yang telah diupload guru dalam Google Drive ) ( P3
Gotong royong )
• Guru membimbing peserta didik untuk dapat menemukan
berbagai pengetahuan tentang materi pembelajaran.

D = Demontrasi Kontekstual
Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih memahami materi
pembelajaran ( P3 Mandiri )
E = ( Elaborasi Pemahaman )
• Guru membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan
• Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan

PENUTUP K = ( Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama ) 15”


Peserta didik dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami melalui forum
tanya jawab

A = (Aksi Nyata)
• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang ada di sekitar yang
berkaitan dengan materi
• Guru memberikan motivasi
• Guru menutup dengan memberikan salam
F. Asesmen
Kerjakan soal berikut ini dengan baik dan benar !

ASESMEN DIAGNOSTIK

A. Asesmen Non-Kognitif

Informasi apa saja yang ingin


Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan?
digali?
Kesejahteraan psikologi dan 1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?
emosional siswa 2. Bagaimana perasaanmu saat belajar sendiri di
rumah?
Aktivitas siswa selama belajar di 1. Apa saja kegiatan yang kamu lakukan selama
rumah. di rumah?
2. Hal yang tidak menyenangkan dan yang
menyenangkan?
3. Apa yang menjadi harapanmu?
Kondisi keluarga siswa 1. Apakah kamu memiliki ruang belajar dan meja
belajar di rumah?
2. Apa peran orang tua dan saudaramu saat kamu
belajar di rumah?
B. Asesmen Diagnostik Kognitif
Waktu Pra-pembelajaran Teknik Tes Isian Singkat Durasi Asesmen 15 menit

IDENTIFIKASI PERTANYAAN KEMUNGKINAN SKOR RENCANA TINDAK


MATERI YANG AKAN JAWABAN ( KATEGORI ) LANJUT
DIUJIKAN
Peserta didik mampu 1. Apa yang kalian Power Window dan Paham Utuh Pembelajaran dapat
membaca memahami ketahui tentang Sistem Central Door Lock adalah dilanjutkan ke materi
konsep Sistem Power Power Window dan salah satu komponen berikutnya sesuai ATP
Window dan Central Lock Central Lock ? penting dalam dunia Paham Sebagian Pembelajaran dengan
pada mobil. otomotif. Adanya Power diberikan
Window memberikan
pendampingan
kenyamanan dan keamanan
pengemudi dalam Tidak Paham Pembelajaran dengan
berkendara diberikan
pendampingan dan
menugaskan salah seorang
peserta didik lain
(yang kemampuannya
lebih baik)
untuk menjadi tutor
sebaya.
2. Apa Fungsi Sistem Power Window berfungsi Paham Utuh Pembelajaran dapat
Power Window dan untuk menutup dan dilanjutkan ke materi
Central Lock pada membuka kaca mobil atau berikutnya sesuai ATP
kendaraan ? membuka kaca mobil dari Paham Sebagian Pembelajaran dengan
0% - 100% membuka, diberikan
demikian sebaliknya pada
pendampingan
penutupan kaca mobil.
Membuka ataupun menutup Tidak Paham Pembelajaran dengan
kaca mobil dapat melalui diberikan
central maupun setiap pintu
mobil. Central lock pendampingan dan
berfungsi untuk menutup ( menugaskan salah seorang
mengunci ) dan membuka peserta didik lain
pengunci pintu.
(yang kemampuannya
lebih baik)
untuk menjadi tutor
sebaya.
3. Sebutkan komponen- Komponen- Paham Utuh Pembelajaran dapat
komponen Sistem komponenutama power dilanjutkan ke materi
Power Window dan window terdiri dari : berikutnya sesuai ATP
Central Lock yang 1. Baterai Paham Sebagian Pembelajaran dengan
kalian ketahui ? diberikan
2. Ignition Switch
3. Fuse (gauge) pendampingan
4. Power main relay Tidak Paham Pembelajaran dengan
5. Power window diberikan
master switch pendampingan dan
6. Power window menugaskan salah seorang
relay (untuk kerja peserta didik lain
otomatis) (yang kemampuannya
7. power window lebih baik)
switch untuk menjadi tutor
8. power window sebaya.
motor
C. ASESMEN FORMATIF

Pelaksanaan Asesmen Formatif:


• Guru memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan konsep atau topik yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
• Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan meminta peserta didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep
yang baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang mereka belum pahami.
• Guru memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah selesai menjawab pertanyaan, peserta didik diberikan kunci
jawabannya sebagai acuan melakukan penilaian diri.
• Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar teman dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik
diminta untuk menjelaskan secara lisan atau tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman) tentang konsep yang baru dipelajari

D. ASESMEN SUMATIF

Pelaksanaan Asesmen Sumatif :


1. Ulangan Harian pada setiap akhir pembelajaran 1 modul
2. Penilaian Tengah Semester
3. Penilaian Akhir Semester
G. Pengayaan & Remedial

1. Pengayaan
Guru memberikan tugas pengayaan sebagai berikut :
• Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
• Mencari informasi secara online tentang materi
• Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
• Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
• Melakukan pembelajaran antar teman sebaya dimana orang yang paham menjadi tutor kepada
teman yang kurang paham pada pembahasan.

2. Remedial
Bagi peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran, maka guru bisa memberikan soal
tambahan misalnya.
a. Apa yang kalian ketahui tentang Sistem Power Window dan Central Lock ?
b. Bagaimana Proses Perawatan dan Overhaul Sistem Power Window dan Central Lock ?

H. RENCANA TINDAK LANJUT

Pelaksanaan kegiatan inti disesuaikan dengan hasil asesmen formatif yang telah dilaksanakan.
Dengan pencermatan singkat hasil asemen formatif, guru memetakan profil umum penguasaan
peserta didik terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
➢ Apabila berdasarkan hasil asesmen formatif yang telah dilakukan ternyata <50% peserta didik
yang mengusai tujuan pembelajaran maka pada tahapan evaluasi dan refleksi proses
penyelesaian masalah pada pertemuan berikutnya, guru perlu melakukan pendampingan
lebih intensif ke semua peserta didik agar mereka memahami apa yang sedang dibicarakan
➢ Apabila berdasarkan asesmen formatif yang dilakukan, ternyata terdapat 50 – 80% peserta didik
yang mengusai tujuan pembelajaran maka maka pada tahapan evaluasi dan refleksi proses
penyelesaian masalah pada pertemuan berikutnya, guru menyesuaikan proses yang dilakukan
sesuai dengan kemampuan rata-rata, dengan memberi perhatian khusus pada peserta
dengan kemampuan kurang, dan mengoptimalkan peserta didik dengan kemampuan
lebih untuk membantu peserta didik yang kesulitan.
➢ Apabila berdasarkan asesmen formatif yang dilakukan, ternyata >80% peserta didik telah
menguasai materi dengan baik, maka tahapan evaluasi dan refleksi proses penyelesaian
masalah pada pertemuan berikutnya dapat diperkaya dengan lebih banyak menggali “cara lain”
yang mungkin dapat digunakan.
4
i. Refleksi Peserta Didik dan Guru

Setelah mempelajari bab pertama, kalian tentu lebih memahami tentang pengertian,
konsep dan lingkup bisnis otomotif. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab
pertama ini tentukan hal berikut ini
• Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian paling sulit dipahami?
Jelaskan!
• Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian paling kalian suka?
Sebutkan alasanya!
• Coba diskusikan dengan teman maupun guru kalian, karena konsep dasar ini akan
menjadi fondasi dari materi- materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya

LEMBAR REFLEKSI

Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian paling sulit dipahami? Jelaskan!
1 ....................................................................................
2 ...................................................................................
3 ....................................................................................
4 ....................................................................................
5 ....................................................................................

Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian paling kalian suka? Sebutkan alasanya!
1 ....................................................................................
2 ...................................................................................
3 ....................................................................................
4 ....................................................................................
5 ....................................................................................

Pelaihari, Juli 2024


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Rodi Hartono, M.Pd Hendra Setiawan, ST


NIP. 19670610 199412 1 004 NIP. 19780503 201001 1
014
5

BAHAN BACAAN

Kegiatan
POWER WINDOW
1

Tujuan Pembelajaran

1. Peserta diklat dapat memahami fungsi daripada power window


2. Peserta diklat dapat memahami komponen-komponen dan fungsi masing-masing.
3. Peserta diklat dapat memahami cara kerja power window.

A. Fungsi Power Window


Power Window adalah suatu alat yang berfungsi untuk membantu menaik atau
menurunkan kaca jendela kendaraan yang digerakkan secara elektronik.

Gambar1 : Jaringan kelistrikan power window


6
B. Komponen-komponen utama power window.
Komponen-komponenutama power window terdiri dari :
1. Baterai
2. Ignition Switch
3. Fuse (gauge)
4. Power main relay
5. Power window master switch
6. Power window relay (untuk kerja otomatis)
7. power window switch
8. power window motor
Sekelar power window utama (power window master switch) terletak pada pada
bagian pengendara. Pada switch utama semua kaca jendela dapat dikendalikan naik
turunnya, disini juga terdapat saklar arus listrik untuk bagian pintu-pintu yang lainnya.
Power window akan bekerja apabila kunci kontak pada posisi ON (IG) dan main relay
juga dalam posisi ON.

C. Cara Kerja Power Window


Cara kerjanya;
Saat kunci kontak ON maka arus dari baterai – FL – IG switch – skring gauge –
terminal 1 main relay – terminal 2 main relay – massa body. Akibatnya gulungan relay
menjadi magnet dan titik kontak relay akan berhubungan dan arus dari FL – circuit
breaker – terminal 3 main realay – titik kontak – terminal 4 main relay dan masuk
sebagai sumber arus pada saklar utama.
Pada saat saklar off, titik kontak saklar naik dan turun akan berhubungan dengan
massa body. Saklar power window pada posisi turun atau naik maka arus dari baterai
setelah sampai pada sumber arus saklar utama – saklar naik (turun) – motor window –
saklar power window – massa body, sehingga motor akan bekerja menaikkan atau
menurunkan kaca jendela. Motor akan berputar berlawanan apabila sumber arus masuk
dibalik arahnya.

Untuk lebih jelasnya cara kerja power window adalah sebagai berikut.
1. Menaikkan kaca kanan depan (Driver)
Kunci kontak “ON” switch ditekan kearah UP. Arus dari baterai mengalir ke power
wmain relay – point UP – power window relay – driver motor – power window
relay – massa. Motor berputar menaikkan kaca.
7
2. Menurunkan kaca kanan depan
Kunci kontak “ON”, switch ditekan kearah Down. Karena power main relay ON,
arus dari baterai ke power main relay – point down – power window relay – driver
motor – power window relay – massa. Motor berputar menaikkan kaca.
Untuk kaca kanan depan (kaca pengemudi), dapat digerakkan dengan dua cara yaitu
AUTO dan MANUAL. Bila dengan cara AUTO kaca tidak akan berhenti sebelum
mencapai kedudukan paling atas atau paling bawah, sekalipun penekan switch
dilepaskan.
3. Menaikkan kaca kiri depan
Kunci kontak “ON”, Switch pada pintu kiri depan ditekan kearah UP. Karena power
main relay ON, arus dari baterai mengalir melalaui power main relay – point UP
(Asisstant) – Asisstant motor – lock switch – massa. Motor berputar menaikkan
kaca
4. Menurunkan kaca kiri depan
Kunci kontak “ON”, switch ditekan kearah down. Karena power main relay ON,
arus mengalir dari baterai – power main relay – point down – assistant motor – lock
switch – massa. Motor berputar menurunkan kaca.
Untuk kaca pintu-pintu yang lain pada prinsip aliran arusnya sama.
Untuk menggerakkan kaca pintu selain kaca pengemudi, lock switch harus tidak
dalam keadaan tertekan.

Kegiatan

2
DOOR LOCK

Tujuan Pembelajaran

1. Peserta diklat dapat memahami fungsi daripada door lock


2. Peserta diklat dapat memahami jenis-jenis door lock
8
3. Peserta diklat dapat memahami komponen-komponen dan fungsi masing-
masing.
4. Peserta diklat dapat memahami cara kerja door lock

a) Fungsi Door Lock


Sistem pengunci pintu (door lock) fungsi utamanya ialah membuka dan
mengunci pada semua pintu bila switch utama pengontrol door lock dioperasikan.
Sistem door lock mempunyai fungsi yang berbeda tergantung pada model
kendaraannya. Fungsinya antara lain :
- Pengontrol lock dan unlock yang dioperasikan oleh switch pengontrol door lock
(Door lock control switch).
- Door key-linked lock dan unlock.
Pada door key-linked unlock dengan pengoperasian one step unlock, hanya pada
pintu pengemudi yang dibuka dengan anak kunci saja yang dibuka secara mekanik.
Bila anak kunci dimasukkan dan diputar sekali kekiri sekali, pintu pengemudi akan
terbuka.
- Two-step unlock
Dengan pengoperasian two step unlock menyebabkan pintu-pintu lainnya terbuka
juga. Pintu pengemudi akan terbuka bila anak kunci diputar sekali kekiri, dan bila
anak kunci diputar sekali lagi kekiri, dalam waktu 3 detik semua pintu akan terbuka.
Denan kata lain bila membuka semua pintu dari pintu pengemudi, anak kunci
diputar dua kali kekiri.
- Mencegah kunci tertinggal
Penguncian pintu-pintu tampa menggunakan anak kunci dapat dicegah bila anak
kunci masih tertinggal didalam ignition switch.
- Sebagai pengaman
Bila kunci dilepas dari ignition switch dan pintunya telah dikunci, baik dengan
menggunakan anak kunci maupun tampa anak kunci, maka pintu tidak daapt dibuka
dengan menggunakan switch pengontrol door lock.
- Pengoperasian power window dengan kunci kontak off
Setelah pintu pengemudi dan penumpang ditutup dan dan ignition switch diputar
ke posisi off, power window masih dapat dioperasikan selama kira-kira 60 detik.

b) Jenis-Jenis Door Lock


Jenis-jenis sistem door lock antara lain:
1. Tipe Magnet lock
a. pengoperasian door lock dengan anak kunci (manual switch)
9
b. Pengoperasian dengan door lock switch
2. Tipe Motor lock
3. Auto lock

1. Tipe Magnetick Lock


Dengan sistem ini penguncian semua pintu dapat diatur dari sisi pengemudi.
Konstruksinya terdiri dari satu saklar pengontrol pintu yang terletak pada sisi
pengemudi dengan 4 buah solenoid yang terpasang pada ke 4 pintu dan 2 buah relay
pengontrol pintu: relay sumber arus dan relay pengontrol (door lock power relay
dan door control relay). Door lock tipe solenoid (magnet). Pada modelini, sebuah
solenoid door lock digunakan sebagai penggerak door lock.
Prinsip utamanya ialah bila arus masuk melalui electromagnet dalam satu
arah maka magnet permanent akan terbangkit dan bergerak maju menyebabkan
plunger (yang menempel pada magnet permanent) juga bergerak dalam arah yang
sama, mengunci pintu. Bila arah arus arah arus terbalik, maka magnet permanen
dan plunger bergerak dalam arah yang berlawanan, membuka kunci pintu.

Gambar 2. Jaringan kelistrikan pengunci magnet


Komponen-komponennya terdiri dari:
1. Manual switch
2. Door lock switch
3. Door unlock switch
10
4. Door control solenoid
5. Door control relay
6. Sirkuit

Komponen-komponen utama:
1. Manual switch.
Terletak pada sandaran tangan pintu pengemudi. Bila ditekan kearah LOCK
semua pintu terkunci. Bila ditekan kearah UNLOCK semua pintu terbuka.
2. Door lock switch
Terletak didalam solenoid dan mendeteksi apakah pintu-pintu terkunci atau
tidak. Switch tersebut OFF bila pintu-pintu terkunci, dan ON bila pintu-pintu
tidak terkunci.

Gambar 3. Komponen-komponen sistem door lock tipe magnetic lock

3. Door unlock switch


Switch ini dihubungkan dengan tuas pada pintu depan. Switch ini ON hanya
bila pintu dibuka dengan anak kunci.
11

Gambar 4. Switch door lock


4. Door control selenoid
Sebuah solenoid terpasang pada tiap-tiap pintu. Bekerjanya solenoid tergantung
dari door control relay.

Gambar 5. Door lock selenoid

Prinsipkerjanya:
a. Membuka (unlocking).
Bila arus listrik dating dari sebelah kiri menuju kekanan melalui dua buah
kumparan yang dirangkai seri (gambar a), kemagnetan dari electromagnet
akan timbul seperti ditunjukkan pada gambar b. Akibatnya magnet tetap
(permanent) yang menjadi satu dengan poros akan bergerak kekanan.
12
Gambar 6. Posisi selenoid pada saat membuka ( unlocking)
b. Mengunci (locking)
Bila arus listrik mengalir dari kanan kekiri, kemagnetan dari elektromagnet
akan berubah seperti ditnjukkan pada gambar dibawah. Akibatnya magnet
tetap (permanent) bergerak kekiri.

Gambar 7. Posisi selenoid pada saatmengunci ( locking)

5. Door control relay


Relay ini terpasang diatas kick panel bagian pengemudi. Kontrol relay
mengontrol solenoid pada tiap-tiap pintu sesuai dengan signal yang diterima
darimasing-masing switch.

Gambar 8. Door control relay


Cara kerja sistem door lock
1. Pengoperasian door lock dengan anak kunci (manual switch)
Lock timer : Bila signal “1” diterima lock timer, timer mengirimkan arus base
ke Tr1 untuk 0,2 detik.
13
Unlock timer : pada saat signal “1” diterima unlock timer, timer mengirim arus
base ke Tr2 untuk 0,2 detik.
Unlock detecting circuit : Bila unlock switck dibagian penemudi di ON kan dua kali
dalam waktu 3 detik, unlock detecting mengeluarkan signal “1”.
a. Mengunci pintu dengan manual switch
Bila bagian LOCk ditekan, signal “1” diterima lock timer, Tr1 ON, arus
listrik mengalir menuju relay no.1. Akibatnya arus dari bateray menuju
solenoid, mengunci semua pintu.
Bateray – fusible link – fuse – point B relay No.1 – solenoid – point relay
No.2 – massa.
b. Membuka pintu dengan manual switch.
Bila bagian UNLOCK ditekan, signal “1” diterima unlock timer, Tr2 ON,
arus listrik mengalir ke relay No.2. Akibatnya arus mengalir dari bateray ke
solenoid, membuka semua pintu-pintu.
Bateray – fusible link – fuse – point D relay No.2 – solenoid – point A relay
No.1 – massa.
c. Membuka pintu dengan anak kunci
Bila anak kunci dimasukkan kedalam kunci pengemudi dan diputar kekiri,
kunci akan terbuka oleh tuas-tuasnya (hanya pintu pengemudi). Bila anak
pintu diputar kekiri lagi, dalam waktu 3 detik unlock detecting circuit
bekerja, dan signal “1” dikirim ke unlock timer.
Akibatnya Tr2 akan ON, relay No.2 juga ON. Oleh karena arus listrik
mengalir dari bateray menuju solenoid-solenoid seperti pada No.2 diatas,
membuka kunci pintu-pintu yang lain.
Demikian juga bila anak kunci dimasukkan pada pintu penumpang (depan),
dan diputar kekanan, arus dari bateray mengalir menuju solenoid-solenoid
seperti pada No.2 diatas.
2. Pengoperasian door lock dengan door control switch
Dengan sistem ini penguncian semua pintu dapat diatur dari sisi pengemudi.
Dengan pengoperasian door control switch.
Cara kerjanya:
14

Gambar 8. Jaringan kelistrikan pengunci pintu mobil magnet

a. Sakelar pengontrol pintu pada posisi mengunci (lock)


Arus dari baterai – FL – sekring – terminal 6 power relay – sekring 40 A –
terminal 2 power relay – terminal 1 door control relay – base Tr2 dan
membuat Tr2 = ON maka arus akan mengalir dari Tr2 – dioda – terminal 3
door control relay – saklar pengunci pintu – massa body dan sebagai akibat
Tr2 = ON maka Tr1 akan ON – arus dari Tr1 – terminal 2 door control relay
– terminal 7 power relay – gulungan L1 – terminal 4 power relay – saklar
pengunci – massa body, dan mengakibatkan L1 menjadi magnet dan titik
kontak P1 berhubungan. Arus dari sekring 40 A – titik kontak P1 – terminal
1 power relay – solenoid pengunci – massa body maka solenoid bekerja
menarik pengunci pintu-pintu.

b. Sakelar pengontrol pada posisi membuka (unlock)


Arus bateray – FL – sekring – terminal 6 power relay – sekring 40 A –
terminal 2 power relay – terminal 1 door control relay – base Tr2 dan
membuat Tr2 = ON maka aurs akan mengalir dari Tr2 – terminal 4 door
control relay – sakelar pembuka kunci pintu – massa body dikarenakan Tr2
= ON maka Tr1 akan ON, arus dari Tr1 – terminal 2 door control relay –
terminal 7 power relay – gulungan L2 – terminal 5 power relay – sakelar
pembuka kunci pintu – massa body dan mengakibatkan L2 menjadi magnet
menarik titik kontak P2 berhubungan. Arus dari sekring – 40A – titik kontak
P2 – terminal 3 power relay – solenoid pembuka kunci – massa body maka
solenoid bekerja membuka pengunci pintu-pintu.
c. Pada keadaan sakelar masih tertahan
Setelah solenoid mengunci atau membuka kunci bekerja tapi sakelar masih
pada posisinya (tertahan), ini perlu pencegahan agar solenoid tidak terbakar.
Pada saat kondensor diisi memerlukan wkatu 4 10 detik untuk pengisian
15
penuh. Setelah kondensor terisi penuh maka base Tr3 akan naik
tegangannya dan Tr3 = ON yang mengakibatkan Tr2 = OFF dan bila Tr2 =
OFF maka Tr1 juga OFF. Bila Tr1 = OFF maka suplay arus kegulungan L
akan terhenti dan titik kontak P akan terbuka sehingga solenoid berhenti
bekerja.

2. Tipe Penggerak Motor lock


Sistem door lock menggunakan motor sebagai penggerak untuk sistem door lock,
Saat ini penggerak tipe motor ini paling banyak digunakan.

Gambar 9. Komponen-komponen sistem door lock tipe motor lock


Komponen-komponen sistem door lock tipe motor
a)Switch Pengontrol Door Lock
Switch pengontrol door lock memungkinkan dengan satu sentuhan dapat
membuka dan mengunci seluruh pintu secara serentak. Umumnya, switch
pengontrol door lock dipasangkan dalm door trimpada sisi pengemudi, tetapi
pada beberapa odel dan tingkatan, dan untuk beberapa daerah tujuan
dipasangkan pada door trim sisi penumpang.

Gambar10. Switch pengontrol door lock

b) Motor Door Lock


Motor door lock berfungsi sebagai penggerak door lock. Motor door lock
dipasang dalam rakitan door lock pada setiap pintu.
16
Bila motor door lock berputar putarannya dipindahkan melalui pinion, idle dan
worm gear ke locking gear, menyebabkan pintu terkunci atau terbuka.

Gambar 11. mekanisme penggerak door lock


c) Switch Pengoperasian Kunci
Switch pengoperasian kunci terpasang menjadi satu didalam rakitan door lock.
Ia mengirimkan signal lock atau unlock keralay pengontrol door lock, bila door
key cylinder dioperasikan dari luar.

Gambar 12. Switch pengoperasian door lock

d) Switch Posisi Door Lock


Switch posisi door lock terpasang menjadi satu didalam rakitan door lock.
Switch ini mendeteksi kondisi penguncian pada pintu. Switch posisi (position
switch) terdiri dari point plate dan switch base. Bila locking gear pada sisi lock,
switch menjadi off dan bila locking gear pada posisi unlock, maka switch akan
on.
17

Gambar 13. Switch posisi door lock


e) Switch Peringatan Key Unlock
(Berfungsi untuk mencegah kunci tertinggal)
Switch ini dipasang pada bracket atas steering main shaft. Ia akan mendeteksi
apakah kunci tertinggal didalam kunci kontak atau tidak. Switch ini menjadi on
ketika kunci dimasukkan dan menjadi off ketika kunci dilepaskan.

Gambar 14. Switch peringatan key unlock

f) Sistem Door Courtesy


(Berfungsi untuk mencegah kunci tertinggal, pengaman, dan menghantikan
pengoperasian power window).
Switch ini mendeteksi apakah ada pintu yang terbuka atau tidak, dan akan on
ketika ada pintu yang terbuka dan off saat pintu tertutup.
g) Relay Pengontrol Door Lock
Relay pengontrol door lock (door lock control relay) terdiri dari dua buah relay
dan sebuah IC. Kedua internal relay mengontrol aliran arus yang ke motor door
lock. Internal IC mengontrol kedua relay ini sesuai dengan signal dari berbagai
switch.
18

b) Cara Kerja Door Lock


Disini kami akan menjelaskan cara kerja pada saat mengunci dan tidak mengunci
dan kunci-kunci pintu dan masing-masing fungsi dari sistem door kock.
Konstruksi dari konektor relay pengontrol door lock dan jumlah terminalnya
kemungkinan berbeda tergantung dari negara setempat, jadi pastikan uantuk
menggunakan buku pedoman reparasi atau electrical wiring yang sesuai.

1. Cara kerja door lock pada saat mengunci


Bila kunci-kunci terkunci sesuai dengan signal dari berbagai switch, Tr1
dalam pengontrol akan menjadi on oleh IC, ketika Tr1 menjadi on, arus mengalir
kekumparan relay No. 1, menyebabkan relay No. 1 menjadi on.
Ketika ralay No. 1 menjadi onarus mengalir kemotor door lock ioseperti
uyang diperlihatkan pada gambar diagram dibawah, semua pintu mengunci.

Gambar 15. Cara kerja rangkain door lock pada saat mengunci

2. Cara kerja door lock pada saat tidak mengunci.


Bila kunci tidak mengunci, Tr2 menjadi on dengan adanya IC. Ketika Tr2 menjadi
on, maka relay No. 2 menjadi on dan arus mengalir ko motor door lock seperti yang
diperlihatkan pada sirkuit diagram dibawah, semua pintu tidak mengunci.
19

Gambar 16.Cara kerja rangkaian door lock pada saat tidak mengunci

3. Lock control yang dioperasikan oleh switch pengontrol door lock.


Bila switch pengontrol door lock dogerakkan kesisi lock (mengunci), maka terminal
10 pada relay pengontrol door lock dihubungkan kemasa melalui switch pengontrol
door lock, menjadikan Tr1 on selama kira-kira 0,2 detik. Ini menyebabkan seluruh
pintu mengunci.

Terminal 10 : Terbuka Massa


Tr1 : On Selama 0,2 detik
Seluruh pintu : Mengunci

4. Unlock control yang dioperasikan oleh switch pengontrol door lock.


Bila switch pengontrol door lock digerakkan kesisi unlock (tidak mengunci), maka
terminal 11 pada relay pengontrol door lock dihubungkan kemassa melalui switch
pengontrol door lock, menjadikan Tr2 on selama kira-kira 0,2 detik. Ini
menyebabkan seluruh pintu tidak mengunci.

Terminal 11 : Terbuka Massa


Tr2 : On Selama 0,2 detik
Seluruh pintu : Tidak mengunci
20
5. Fungsi door key-linked lock
Bila kunci pintu digerakkan kesisi lock, maka terminal 12 pada relay pengontrol
door lock dihubungkan kemassa melalui switch yang dioperasikan oleh kunci. Ini
menyebabkan seluruh pintu tekunci.

Terminal 12 : Terbuka Massa


Tr1 : On Selama 0,2 detik
Seluruh pintu : Mengunci

6. Fungsi key linked unlock


Tergantung pada daerah tujuan kendaraan, pintu pada sisi pengemudi mungkin juga
dilengkapi dengan fungsi two-step unlock.
Bila kunci pintu diputar kesisi unlock, maka terminal 11 pada relay pengontrol door
lock dihubungkan ke massa melalui switch pengoperasin kunci, menjadikan Tr2 on
selama kira-kira 0,2 detik. Ini menyebabkan seluruh pintu tidak mengunci.

Terminal 11 : Terbuka Massa


Tr2 : On Selama 0,2 detik
Seluruh pintu : Tidak mengunci

7. Fungsi two step unlock (sisi pengemudi)


Fungsi ini tidak termasuk untuk beberapa negara. Bila kunci digerakkan kesisi
unlock pada pintu sisi pengemudi satu kali, maka secara mekanik hanya akan
membuka pintu pada sisi pengemudi saja. Pada saat ini, terminal 9 pada relay
pengontrol door lock dihubungkan kemassa yang pertama melalui switch
pengoperasian kunci, tetapi Tr2 tidak menjadi on. Bila kunci diputar kesisi unlock
untuk yang kedua kali selama 3 detik, terminal 9 dihubungkan kemassa yang kedua
kali, dengan demikian Tr2 on selama kira-kira 0,2 detik. Ini menyebabkan seluruh
pintu tidak mengunci.

Terminal 10 : Terbuka Massa


Terbuka Massa
(dalam 3 detik)
Tr1 : On Selama 0,2 detik
Seluruh pintu : Tidak mengunci
21
8. Fungsi pencegah kunci tertinggal.
Fungsi ini tidak terdapat pada sisi pintu penumpang untuk beberapa daerah tertentu.
a. Bila kunci dimasukkan kedalam ignition switch dan tuas pengunci pintu (door
lock lever) tertekan pada saat pintu terbuka, seluruh pintu tidak mengunci. Hal
ini terjadi bila terminal 6 pada relay pengontrol door lock dibuka oleh switch
posisi door lock sambil terminal 7 dihubungkan kemassa melalui switch
peringatan key unlock dan terminal 2 dihubungkan kemassa melalui switch
door countesy, Tr2 menjadi on selama lebih kurang 0,2 detik. Hal ini
menyebabkan seluruh pintu tidak mengunci.

Terminal 10 : Massa
Terminal 2 (14) : Massa
Terminal 6 (5) : Massa Terbuka
Tr2 : On Selama 0,2 detik
Seluruh pintu : Tidak Mengunci

b. Bila switch pengontrol door lock digerakkan kesisi lock dengan anak kunci
dimasukkan kedalam ignition switch dan pintu terbuka, maka seluruh pintu
akan mengunci untuk sementara, kemudian terbuka. Hal ini terjadi bila terminal
10 pada relay pengontrol door lock dihubungkan kemassa melalui switch
pengontrol door lock sambil terminal 7 dan terminal 2 dihubungkan kemassa,
Tr1 menjadi on selama lebih kurang 0,2 detik, kemudian Tr2 menjadi on selama
kurang lebih 0,2 detik. Hal ini menyebabkan seluruh pintu mengunci, kemudian
terbuka.

Terminal 10 : Massa
Terminal 2 (14) : Massa
Terminal 10 : Terbuka Massa
Tr1 : On Selama 0,2 detik
Tr2 : On selama 0,2 detik
Seluruh pintu : Mengunci kemudian memmbuka

c. Bila kunci tertutup dengan anak kunci didalam ignition switch dan tuas
pengunci pintu tertekan (mengunci), yaitu bila tuas tersebut ditekan selama
kurang lebih 0,2 detik atau lebih sambil pintu sambil pintu tidak terkunci
melalui pengoperasian seperti (a), kemudian ditutup, pintu-pintu akan terbuka
22
setelah kurang lebih 0,8 detik. Apalagi seluruh pintu tidak membuka pada saat
pertama, maka akan membuka lagi setelah kurang lebih 0,8 detik berlalu.

Terminal 10 : Massa
Terminal 6 (5) : Terbuka
Terminal 2 (14) : Terbuka Massa
Tr2 : On Selama 0,2 detik, Setelah 0,8 detik
Seluruh pintu : Tidak mengunci
Bila seluruh pintu tidak memmbuka
Tr2 : On selama 0,2 detik, Seteelah 0,8 detik
Seluruh pintu : Tidak mengunci

9. Fungsi pengaman
fungsi ini tidak terdapat pada beberapa mobil kendaraan untuk daerah tertentu.
a. Bila kunci-kunci terkunci karena salah satu pengoperasian berikut, pintu-
pintu tidak akan terbuka walaupun switch pengontrol door lock digerakkan
kesisi unlock.
▪ Pintu dikunci dengan anak kunci bila kunci ignition switch berada pada
posisi selain dari posisi ON (biasanya bila anak kunci ditarik keluar dari
ignition switch), dan bila pintu-pintu pada sisi pengemudi dan penumpang
ditutup.

Terminal 1 : 0 volt
Terminal 2 : Terbuka
Terminal 14 : Terbuka
Terminal 12 : Terbuka Massa

▪ Pintu pada posisi pengemudi (atau sisi penumpang) dikunci dengan


metode penguncian tampa anak kunci (keyless locking) bila ignition
switch berada pada posisi selain dari posisi ON, maka tuas penumpang
(lock lever) pada pintu-pintu sisi pengemudi dan sisi penumpang ditekan
kedalam dan pintu pada sisi pengemudi (atau sisi penumpang) menutup.

Terminal 1 : 0 volt
Terminal 6 : Terbuka
Terminal 5 : Terbuka
Terminal 14 (2) : Terbuka
Terminal 2(14) : Massa terbuka
23

b. Fungsi pengaman akan bebas bila salah satu dari pengoperasian berikut
terjadi:
▪ Ignition switch diputar keposisi ON

Terminal 1 : 12 volt

▪ Switch pengoperasian kunci pada pintu sisi pengemudi diputar satu kali
kesisi unlock

Terminal 9 : Massa

▪ Switch pengontrol door lock digerakkan kesisi unlock dengan tuas


pengunci pintu pada sisi pengemudi atau sisi penumpang tertarik keluar.

Terminal 6 (5) : Massa


Terminal 11 : Massa

10. Fungsi pengoperasian power window


Fungsi ini tidak terdapat pada beberaa model kendaraan untuk daerah tertentu.
Biasanya power window dioperasikan dengan ignition switch pada posisi ON.
Akan tetapi dengan fungsi ini, sebelum salah satu terbuka, pewer window dapat
dioperasikan selam kurang lebih 60 detik walaupun ignition switch telah diputar
ke off.

Terminal 2 : Terbuka
Terminal 14 : Terbuka
Terminal 1 : 12 volt 0 volt
Tr4 dan Tr3 : On selama 60 detik
Terminal 15 : Outputnya 12 volt selama 60 detik
Relay power window : On selama 60 detik

Tr4 dan Tr3 menjadi on ketika ignition switch on, dan outputnya 12 volt
ke relay power window dari terminal 15.
24

4. Auto Lock
Pengunci pintu sistem auto lock adalah sistem pengunci pintu yang bekerja sendiri
apabila kendaraan berjalan dengan kecepatan lebih dari 20 km/jam. Pada sistem ini
relay pengontrol pintu (door control relay) selain mengontrol kerja sakelar juga
mengontrol kerja speedometer (kecepatan kendaraan). Relay pengontrol pintu terdiri
dari 8 buah transistor yang bekerja berlainan. Dibawah ini adalah keadaan ON dan
OFF nya transistor-transistor pada keadaan yang berlainan.
Kecepatan kendaraan Kecepatan kendaraan Pada saat saklar
Transistor
dibawah 25 km/jam diatas 25 km/jam tertahan (Hold)
Tr1 ON OFF OFF
Tr2 ON OFF OFF
Tr3 OFF OFF ON
Tr4 OFF ON OFF
Tr5 OFF ON OFF
Tr6 OFF OF ON
Tr7 OFF ON OFF
Tr8 OFF ON OFF

Pengunci pintu otomatis (auto lock) diatur oleh dua buah relay yaitu : Door control
relay dan Door control power relay. Sakelar pengatur pintu (door control switch) dan
solenoid pengunci/pembuka pintu (door lock solenoid) terletak pada pintu-pintu.
Speed sensor diletakkan dan berhubungan dengan speedometer yang berfungsi untuk
mensensor kecepatan kendaraan. Sensor speed memberi tanda ON – OFF pada door
control relay. Door control power relay diatur oleh door control relay. L1 dan P1 pada
door control power relay dipergunakan untuk solenoid pengunci pintu. L2 dan P2
dipergunakan untuk membuka pengunci pintu.
P1 menutup bila L1 dialiri arus listrik, suplai arus L1 diatur oleh ON dari Tr7 dan Tr8
sedangkan Tr8 = ON bila Tr7 = ON, Tr7 = ON bila Tr6 = ON bila C6 = OFF (tidak
dialiri arus) Tr4 = ON bila Tr2 dan Tr3 = OFF.

IG
25

Gambar17. Jaringan kelistrikan auto lock

Cara kerjanya adalah sebagai berikut.


1. Pada saat kendaraan berhenti dsn kunci kontsk ON
a. Bila speed sensor OFF maka arus mengalir dari;
Bateray – FL – sakelar IG – sekering wiper – terminal 6 – R9 - R1 – C1 – D3
– terminal 8 – massa body. C2 diisisi selama C1 disisi. Kapasitas C2 < C1, jadi
C1 lebih dahulu terisi. Pada saat C1 penuh maka C2 terhenti dan C2 akan
melepaskan isinya ke; R3 – terminal 8 – massa body.
b. Bila speed sensor ON maka arus mengalir dari;
Terminal 6 – R5 – R1 – R2 – D1 – terminal 7 – speed sensor (ON) – massa
body. Pada saat ini tidak ada pengisian C1 dan C2, tetapi terjadi pelepasan isi.
C1 melepaskan isinya ke; R2 – D1 – terminal 7 – speed sensor – massa body.
C2 – melepaskan isinya ke; R3 – terminal 8 – massa body.

2. Saat kendaraan lambat (di bawah 20 km/jam)


Pada keadaan ini speed sensor akan ON/OFF secara berselang seling sesuai
dengan kecepatan kendaraan, dengan demikian terjadi pengisian dan pelepasan
dari C1 dan C2. Karena kecepatan rendah maka tegangan di A akan rendah yang
akan mengakibatkan tegangan base Tr1 rendah menyebabkan Tr1 = ON, maka
arus mengalir dari terminal (6) – R9 – R5 – Tr1 – R6 – terminal 8 – massa body.
Pada saat yang bersamaan arus dari Tr1 – R8 – base Tr2 (maka Tr2 = ON) –
terminal 8 – massa body.
Tr3 = OFF karena basenya berhubungan dengan D5 – terminal (5) – solenoid –
massa body. Solenoid tidak bekerja karena arus mengalir kecil. Tr4 = OFF karena
tegangan basenya rendah. Karena Tr4 = OFF maka C6, Tr6, dan Tr8 yang
26
mempunyai hubungan massa body pada saat Tr4 = ON akan mati. Tr5 = OFF
karena tegangan basenya dari P1 (P1 = OFF). P1 = OFF karena L1 tidak dialiri arus
dari Tr8.

3. Saat kecepatan kendaraan di atas 20 km/jam


Pada kecepatan tersebut tegangan titik A akan naik karena semakin seringnya
pelapasan isi C2 yang mengakibatkan Tr1 = OFF. Karena Tr1 = OFF maka Tr2
juga OFF. Base Tr3 berhubungan dengan D5 – terminal 5 – saklar solenoid
pengunci – massa body yang membuat Tr3 = OFF. Karena Tr2 dan Tr3 = OFF
maka tegangan base Tr4 akan naik yang membuat Tr4 = ON. Apbila Tr4 = ON
maka terminal (3) akan berhubungan dengan massa body dan akan
mengakibatkan C6 akan mulai diisi dari terminal (1) – R2,3, - R1,9 – C6 – D1,3 – Tr4
terminal 8 – massa body dan akibatknya Tr6 akan rendah tegangannya dan Tr6 =
OFF, sehingga Tr7 tegangan basenya akan naik (arus dari terminal 1 – R2,3 – R2,2
) dan Tr7 = ON. Bila Tr7 = ON tegangan base Tr8 akan turun maka Tr8 = ON.
Karena Tr8 = ON maka arus dari terminal (1) – Tr8 – terminal (7) – L1 – terminal
(1) power relay – terminal (3) control relay – terminal (8) – massa body maka L1
menjadi magnet dan P1 akan berhubungan (ON).
Arus dari bateray – terminal (6) power relay – P1 – terminal (4) power relay –
sakelar solenoid (inter lock) – solenoid – massa body dan solenoid akan menarik
pengunci-pengunci pintu dan pintu-pintu terkunci, kemudian sakelar solenoid
(inter lock) akan membuka dan arus yang ke solenoid terputus sehingga mencegah
solenoid terbakar.
Akibat dari terbukanya inter lock (OFF) terminal (5) control relay tegangannya
akan naik dan arus akan mengalir ke D10 – R1,7 – ke base Tr5 dan Tr5 = ON, akan
tetapi Tr3 masih tetap OFF sebab tegangan base drop.

4. Pada saat pengisian C6. Pada saat pengisian C6 diperlukan waktu 12 18


detik, setelah C6 terisi penuh maka base Tr6 akan naik tegangannya
mengakibatkan Tr6 = ON. Karena Tr6 = ON maka tegangan bse Tr7 = OFF
demikian Tr8 akan menjadi OFF karena tegangan basenya naik; akibatnya L1
tidak dialiri arus lagi dan P1 akan membuka sehingga Tr5 akan OFF karena tidak
ada tegangan pada basenya, sedangkan tegangan base Tr3 akan naik dan
membuat Tr3 = ON, akibatnya base Tr4 akan drop dan Tr4 = OFF. Demikian
selam pintu terkunci hanya Tr3 dan Tr6 yang akan ON.
27

A. Sistem Wiper

Sistem wiper merupakan sistem yang penting dimana komponen ini

menjamin jarak pandang pengemudi untuk arah depan atau belakang kendaraan

agar tidak terhalang oleh: air hujan, debu dan kotoran. Penghalang di bersihkan

lainnya dengan cara disapu dengan perantara berupa komponen penyapu.

Penggunaanya biasanya digabungkan dengan washer atau pembersih,

saat wiper menyapu kaca, washer atau pembersih menyemprotkan cairan

pembersih, sehingga daya bersihnya lebih bagus. Pada mobil umumnya

menggunakan penghapus tenaga ganda dimana penghapus kaca

yang satunya digerakan oleh wiper link. (Buntarto, 2014:76)

Gambar 2.1 Sapuan wiper blade


(Toyota. 1996. training manual)

Sistem kerja wiper ada beberapa macam yaitu: Tandem System (Sistem

kerja ganda), Opposed System (Sistem kerja berlawanan), Tandem System


28
With Aerodynamic Characteristics (Sistem ganda dengan karakter

aerodinamik), Singel Arm Wiper System-Not Controlled (Sistem kerja wiper

dengan satu cabang tanpa kontrol), Singel Arm Wiper System Controlled

(Sistem kerja wiper dengan satu cabang menggunakan kontrol).

B. Fungsi Wiper

Wiper merupakan salah satu aksesoris kendaraan yang mempunyai

fungsi membersihkan kaca dari guyuran air hujan, salju, binatang-binatang

kecil, dan mengurangi embun yang menempel pada kaca depan. Pada

penggunaanya sistem wiper dibedakan menjadi beberapa tipe menurut

fungsinya yaitu single speed wiper ( wiper belakang), 2 speed wiper,

intermittent wiper (INT), washer link wiper.

C. Komponen – komponen wiper

1. Baterai

Baterai atau yang banyak dikenal dengan istilah aki, ialah

alat elektrokimia yang dibuat untuk menyuplai listrik ke sistem starter,

sistem pengapian, aksesoris kendaraan, sistem kelistrikan bodi dan

peralatan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia,

yang dikeluarkan bila terdapat sistem yang membutuhkan energi

listrik. Karena menyuplai kebutuhan listrik secara terus menerus,


29

maka energi kimia yang tersimpan dalam baterai juga akan berkurang,

atau bahkan bisa habis. Oleh karena itu diperlukan alat untuk mengisi

baterai lagi, maka dipasanglah alternator beserta sistemnya (misal

pengatur tegangan) guna melakukan pengisian sehingga baterai akan tetap

terisi energi kimia.

Gambar 2.2 Baterai


(www.ki-tapunya.blogspot.com)
2. Swicth wiper dan washer

Switch wiper berfungsi untuk menghubungkan arus listrik ke motor.

Terdapat 3 posisi switch yaitu low, high dan intermittent. Switch wiper dan

washer terdapat di tangkai sebelah kiri switch multifungsi pada bagian bawah

kemudi.
30

Gambar 2.3 Switch wiper dan washer (Dokumentasi, 2015)

3. Motor wiper

Motor wiper adalah sebuah motor magnet dengan gigi reduksi.

Terdapat dua cara yang digunakan untuk menimbulkan medan magnet

motor, tipe wound rotor yang menggunakan lilitan (coil) untuk membuat

elektromagnet, dan tipe ferrite magnet yang menggunakan ferrite magnet

permanen. Akhir-akhir ini ferrite magnet banyak digunakan dan telah

dikembangkan karena lebih kompak, ringan, ekonomis serta menggunakan

motor DC.

Gambar 2.4 Konstruksi motor wiper

(Toyota, 1994:24)

Motor tipe ferrite magnet yang menggunakan magnet permanen

digunakan untuk motor wiper. Motor wiper terdiri dari motor itu sendiri,
31

dan gigi-gigi yang menyerap kecepatan yang keluar dari motor. Sebuah cam

switch tergabung didalam bagian gigi sehingga wiper akan berhenti setiap saat

pada posisi yang sama.

Motor wiper tipe ferrite menggunakan 3 brush: brush kecepatan

rendah, brush kecepatan tinggi, dan brush biasa (untuk massa).

a. Cam switch

Cam switch terdiri dari cam plate yang dipotong sebagian dan

memiliki 3 kontak point P1, P2 dan P3. Bila bagian yang terpotong pada

cam plate bertemu dengan kontak point, maka arus yang disuplai ke motor

terputus, dan motor berhenti. Hal ini menimbulkan pengereman secara

elektrik, untuk mencegah putaran yang terus menerus yang diakibatkan

oleh inersia.

b. Switch kecepatan motor

Gaya perlawanan electromotive ditimbulkan dalam armature coil ketika

motor berputar, yang bekerja untuk membatasi kecepatan putaran motor.

Bila arus mengalir pada armature coil dari brush kecepatan rendah,

maka akan dihasilkan gaya elektromotive yang besar dan akibatnya

motor berputar pada kecepatan rendah.


32

Gambar 2.5 Motor Wiper (Toyota. 1994:24)

Bila arus mengalir pada armature coil brush kecepatan tinggi, maka

akan dihasilkan gaya elektromotive yang kecil dan akibatnya motor

berputar pada kecepatan tinggi.

4. Relay intermittent wiper

Relay ini menyebabkan wiper dapat bekerja secara intermittent.

Saat ini tipe yang disatukan di dalam wiper switch paling banyak digunakan.

Sebuah relay kecil dan sebuah sirkuit transistor, termasuk capacitor dan

resistor tergabung di dalam relay intermittent wiper ini. Aliran arus ke

motor wiper dikontrol oleh internal relay intermittent wiper sebagai reaksi

terhadap signal dari wiper switch, menyebabkan motor wiper berputar

secara intermittent.

Gambar 2.6 Relay intermittent


(www.eurotruck-importers.com)

Komponen yang ada pada relay intermittent wiper adalah transistor,

kapasitor, dioda dan resistor. Transistor adalah suata alat semi-konduktor

yang dapat digunakan sebagai amplifikasi (penguat), switching (pemutus dan


33

penghubung sirkuit), stabilisator tegangan dan juga sebagai modulasi isyarat

(signal). Pada relay intermittent transistor berfungsi sebagai amplifikasi

(penguat) tegangan untuk mengaktifkan relay. Pada umumnya, transistor

memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang disatu terminalnya

mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainya.

Transistor terdapat dalam dua variasi, yaitu NPN dan PNP. Transistor

NPN tersusun dari semikonduktor tipe-P yang diapit oleh semikonduktor tipe-

N, sedangkan transistor PNP tersusun dari semikonduktor tipe-N yang diapit

oleh semikonduktor tipe-P. Pada transistor NPN dan PNP tegangan diberikan

pada arah yang brerlawanan. Pada transistor NPN, tanda panah menuju ke

emitter, sedangkan pada transistor PNP, tanda panah menjauhi emitter.

Transistor NPN berkerja apabila arus listrik mengalir dari basis ke

emitor arus dapat mengalir dari kolektor ke emitor. Tanda panah

menunjukkan arah arus listrik dalam transistor. Transistor PNP bekerja

apabila arus perangsang mengalir dari emitor ke basis maka arus dapat

mengalir dari emitor ke kolektor.

Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam

medan listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari

muatan listrik. Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua

kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya

berbentuk tabung. Sedangkan jenis yang lainnya lagi kebanyakan nilai


34

kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada

kakinya.

Diode zener adalah dioda yang memiliki karakteristik menyalurkan

arus listrik mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan

melampaui batas "tegangan tembus"(breakdown voltage) atau "tegangan

Zener". Ini berlainan dari diode biasa yang hanya menyalurkan arus listrik

ke satu arah.

Dioda Zener Fungsi utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan.

Pada saat disambungkan secara paralel dengan sebuah sumber tegangan

yang berubah-ubah yang dipasang sehingga mencatu-balik, sebuah dioda

Zener akan bertingkah seperti sebuah kortsleting (hubungan singkat) saat

tegangan mencapai tegangan tembus diode tersebut. Hasilnya, tegangan

akan dibatasi sampai ke sebuah angka yang telah ditetapkan sebelumnya.

Resistor merupakan komponen elektronik untuk mengatur tegangan

listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu (tahanan) dapat

memproduksi tegangan listrik nilai tegangan terhadap resistansi berbanding

lurus dengan arus yang mengalir.

5. Tuas wiper

Tuas wiper (wiper link) mengubah gerak putar dari motor wiper

menjadi gerak bolak balik pada poros wiper. Dalam mekanisme tipe

paralel tandem, maka motor mulai memutarkan crank arm bila motor

dihidupkan. Batang penghubung tarik-dorong dihubungkan dengan crank

arm, menyebabkan arm bekerja untuk membuat gerak penghapusan


35

setengah lingkaran mengelilingi poros pivot. Linking rod lain yang terpasang

pada kerja arm selalu membuat gerak penghapusan setengah lingkaran

secara paralel. Bila poros pivot kiri dan kanan berputar pada arah yang sama,

maka lengan wiper kiri dan kanan dapat bekerja secara paralel.

Gambar 2.7 Tuas wiper (Dokumentasi. 2015)

6. Lengan wiper (wiper arm)

Wiper arm terdiri dari head untuk mengikatnya pada wiper shaft,

sebuah pegas untuk menahan blade, arm piece untuk pemasangan blade

dan retainer untuk menahan keseluruhannya.

Gambar 2.8 Lengan wiper (Toyota. 1996:6-60)


36

Biasanya wiper dapat menghalangi jarak pengelihatan saat berhenti,

concealed wiper dapat menyempurnakan kelemahan ini dengan adanya

tempat penyimpanan wiper yang terletak antara kaca dan kap mesin,

concealed wiper diklasifikasikan dalam 2 tipe: tipe semi- concealed, tipe

fully-concealed.

Pada tipe semi-concealed, hanya lengan wiper yang disimpan

(tertutup) sedangkan pada tipe fully-concealed lengan wiper dan wiper

blade dapat tersimpan.

Gambar 2.9 Tipe semi concealed (Toyota, 1995:6-60)

Gambar 2.10 Tipe Fully-concealed (Toyota, 1995:6-60)

7. Wiper blade
37

Wiper blade terdiri dari sebuah karet untuk menyapu permukaan kaca.

Kombinasi dari leaf spring packing dari beberapa lever, dan clip untuk

memasang blade pada bagian wiper arm (lengan wiper).

Gambar 2.11 Wiper blade (Toyota,1995:6-60)

Ada beberapa cara melekatkan blade pada arm yaitu: tipe engsel tengah dan

tipe kancing sebelah.

Gambar 2.12 Tipe engsel tengah dan tipe kancing sebelah

(Toyota, 1995:6-60)

Saat ini metode kancing sebelah tipe sekrup banyak digunakan,

disebabkan tinggi keseluruhannya tidak berlebihan dan mudah memasang

blade pada arm-nya.


38

8. Sekring ( fuse)

sekring (fuse), fusiblelink yang dipasangkan pada sirkuit kelistrikan

dan sistem kelistrikan untuk melindungi kabel–kabel dan konektor dari

kebakaran karena arus yang mengalir berlebihan. Sekring ditempatkan pada

bagian tengah sirkuit kelistrikan.

Bila dilewati oleh arus yang berlebihan maka akan terbakar dan putus

sehingga kebakaran dapat dihindari. Tipe sekring ada 2, yaitu: cartridge

(tabung) dan blade (kipas).

Gambar 2.13 Sekring Blade

(Dokumentasi, 2015)

Tipe blade banyak digunakan karena lebih kompak dengan elemen

metal dan rumah pelindung yang tembus pandang. Warna dari sekering

merupakan petunjuk kapasitas sekring (5A-30A).

Tabel 2.1 Identifikasi Sekring (Blade)

Kapasitas Identifikasi Warna


5A Coklat Kekuning-Kuningan
7,5 A Coklat
10 A Merah
15 A Biru
20 A Kuning
25 A Tidak Berwarna
39

30 A Hijau
D. Washer

Washer berfungsi untuk menyempurnakan fungsi dari wiper blade dan

mengurangi beban pada motor dengan membersihkan debu dan binatang-binatang

kecil di kaca depan dan belakang dengan cairan pembersih. Washer tipe listrik

umumnya paling banyak digunakan, tipe washer listrik terdiri dari tangki washer,

motor, selang dan nozzle.

Gambar 2.14 Washer (Toyota, 1995:6-61)

1. Tangki washer

Bentuk tangki washer (washer tank) bervariasi tergantung pada

posisi penempatan dan tempat yang tersedia.


40

Gambar 2.15 Tangki washer

(Toyota,1995:6-61)

2. Motor washer (pompa)

Motor washer menggerakan pompa mengeluarkan cairan pembersih

dari tangki.Ada beberapa tipe pompa: tipe gigi (gear type), tipe squeeze dan

tipe sentrifugal. Tipe sentrifugal lebih banyak penggunaanya sebab

memiliki daya tahan yang kuat untuk digunakan karena bagian-bagian

yang bersentuhan kecil sekali.

Gambar 2.16 Motor washer

(Toyota, 1995:6-61)

Pompa sentrifugal hanya mampu mengirim cairan washer untuk

pembersih, tetapi tidak mampu menghisap cairan ke atas dari tangki, maka

pompa dipasangkan dibagian bawah tangki.

3. Nozzle
41

Nosel dibuat dari pipa tembaga, aluminium atau resin dengan satu atau

dua lubang. Dewasa ini, hanya digunakan nosel resin dengan lubang

penyetelan (adjusting orifice).

Gambar 2.17 Nozzle (Toyota, 1995:6-62)

Diameter lubang orifice 0,8 – 1,0 mm dan jumlahnya 1- 2 buah.

Jenis yang normal mempunyai bentuk pengeluaran dari masing- masing

lubang tanpa penyebaran.

Gambar 2.18 Titik penyemprotan cairan washer (Toyota, 1995:6-62)

E. Cara Kerja

1. Saat wiper switch pada posisi MIST


42

Bila wiper switch pada posisi mist arus mengalir ke motor wiper

(Lo) seperti yang diperlihatkan dalam diagram dan wiper bekerja pada

kecepatan rendah.

Baterai (+) fusible link ignition switch wiper fuse


terminal B wiper switch MIST point terminal +1
motor wiper (Lo) massa

Gambar 2.19 Diagram wiring Wiper Switch Posisi Mist

(Toyota, 2004:66-5)

2. Saat wiper switch diputar ke off


43

Wiper switch diputar ke off ketika motor wiper sedang bekerja, arus

mengalir ke motor wiper (lo) seperti pada diagram dan wiper bekerja pada

kecepatan rendah.

Baterai (+) fusible link ignition switch wiper fuse


cam switch point B Terminal S Relay point A
wiper switch OFF point terminal +1 motor wiper (Lo)
massa

Gambar 2.20 Diagram wiring wiper switch off

(Toyota, 2004:66-5)
44

Ketika wiper mencapai posisi stop, maka cam switch point beralih dari

sisi B ke sisi A dan motor berhenti. Karena tidak ada arus yang mengalir ke

motor wiper. Arus akan terhenti pada terminal B motor wiper.

Gambar 2.21 Diagram wiring cam switch point beralih ke sisi P3

(Toyota. 2004:66-5)

3. Saat wiper switch diputar ke INT. (Intermittent)

a) Wiper switch digerakkan ke posisi INT, Tr1 menjadi on dengan

segera, menyebabkan relay point bergeser dari sisi A ke sisi B


45

Baterai (+) fusible link ignition switch wiper fuse


Terminal B Relay coil Tr1 terminal A2 massa

Ketika relay point bergeser ke sisi B, arus mengalir ke motor (lo) dan

motor mulai berputar pada kecepatan rendah.

Baterai (+) Fusible link ignition switch wiper fuse terminal B


relay point B wiper switch point INT terminal +1 motor
wiper (Lo) massa

Gambar 2.22 Diagram wiring wiper switch INT

(Toyota. 2004:66-5)
46

b) Tr1 segera mati lagi, menyebabkan relay point beralih kembali dari

sisi B ke sisi A. Tetapi sekali motor mulai berputar, cam switch point

beralih dari sisi A ke sisi B, sehingga arus secara terus menerus ke

motor (lo) dan menggerakan wiper pada kecepatan rendah.

Ketika wiper mencapai posisi stop, cam switch point beralih

dari sisi B ke sisi A lagi, dan menghentikan motor. Periode waktu

setelah wiper berhenti telah ditentukan, Tr1 on lagi dengan segera,

menyebabkan wiper kembali bekerja secara intermittent.

4. Saat wiper switch diputar ke low


47

Gambar 2.23 Diagram wiring kecepatan rendah (Toyota, 2004:66-5)

Bila wiper bergerak ke posisi kecepatan rendah (low speed) arus

mengalir ke motor wiper (Lo) seperti yang diperlihatkan dalam diagram

dibawah dan wiper bekerja pada kecepatan rendah.

Baterai (+) fusible link ignition switch wiper fuse


terminal B wiper switch LOW point terminal +1
motor wiper (Lo) massa

5. Saat wiper switch diputar ke high

Gambar 2.24 Diagram wiring kecepatan tinggi


48

(Toyota, 2004:66-5)

Bila wiper digerakan ke posisi kecepatan tinggi, arus akan mengalir ke

motor wiper seperti dalam diagram di atas dan wiper bekerja pada kecepatan

tinggi.

Baterai (+) fusible link ignition switch wiper fuse


terminal B wiper switch HIGH point terminal +2 motor
wiper (Hi) massa

6. Washer switch diputar ke On

Saat washer switch diputar ke on, arus mengalir ke motor washer.


49

Gambar 2.25 Diagram wiring washer switch ON

(Toyota, 2004:66-5)

Baterai(+) fusible link ignition switch wiper fuse terminal


1 motor washer terminal 2 motor washer terminal A1
washer switch point terminal A2 massa

Pada washer yang dihubungkan ke wiper, Tr1 menjadi On sesuai

periode waktunya ketika motor washer bekerja menyebabkan wiper

bekerja pada kecepatan rendah satu atau dua kali. Lamanya Tr1 On

adalah selama kapasitor didalam sirkuit transistor mengisi kembali.

Lamanya kapasitor mengisi kembali tergantung pada lamanya washer

switch On.

7. Pengoperasian wiper dan washer belakang

Gambar 2.26 Diagram wiring wiper dan washer belakang posisi ON

(Toyota, 2004:66-6)
50

a) Saat wiper dan washer switch belakang diputar ke posisi ON, arus

mengalir sebagai berikut: arus dari baterai mengalir melalui fusible

link ke ignition switch ke wiper fuse. Kemudian dari wiper fuse

arus mengalir menuju terminal positif motor wiper, ke motor

wiper dari motor wiper arus mengalir melewati terminal negatif

motor wiper kemudian ke wiper dan washer switch terminal +1R

belakang, terminal EW (switch yang sama), ground. Hasilnya

wiper belakang aktif.

b) Saat wiper dan washer switch belakang diputar ke posisi dibawah

on (on + wash)

1) Arus mengalir seperti dalam langkah (a)

2) Arus juga mengalir ke washer motor belakang & pompa

sebagai berikut : arus listrik dari baterai mengalir ke fusible

link ke ignition switch ke wiper fuse, dari wiper fuse arus

mengalir ke terminal positif motor wiper ke motor wiper.

Arus dari motor wiper mengalir ke terminal negatif motor

wiper ke wiper dan washer switch terminal WR ke terminal

+1R kemudian ke terminal EW lalu massa. Hasilnya wiper dan

washer belakang bekerja pada saat yang bersamaan.


51

Gambar 2.27 Diagram wiring wiper dan washer posisi On+ Wash

(Toyota, 2004:66-6)

c) Saat wiper dan washer switch belakang diputar ke posisi wash, arus

mengalir ke washer motor belakang sebagai berikut: arus dari baterai

mengalir melalui fusible link ke ignition switch ke wiper fuse. Arus

dari wiper fuse diteruskan ke washer motor belakang kemudian ke

terminal WR wiper switch ke terminal EW wiper switch kemudian

massa. Hasilnya, motor washer akan berputar dan memompa air keluar

dari tangki.
52

Gambar 2.28 Diagram wiring wiper dan washer belakang posisi wash

(Toyota, 2004:66-6)
53

Anda mungkin juga menyukai