Bab 1-3 Terbarutommikedua
Bab 1-3 Terbarutommikedua
Bab 1-3 Terbarutommikedua
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah
kepada penulis. Dan atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016”. Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S-1 Akuntansi
dan kesulitan. Tetapi dengan bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak,
baik berupa materi maupun moril, maka kesulitan tersebut dapat diatasi dan proses
penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini
dengan ketulusan hati dan penuh rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
i
Ak selaku Sekretaris Departemen/Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah membekali ilmu serta berbagai pengalaman kepada
tua tercinta dan luar biasa, Ayahanda Puridin Manurung dan Ibunda Melvawati
Bisnis Universitas Sumatera Utara, serta buat abang-abang dan adik saya, yang
6. Terimakasih juga saya ucapkan buat Suriani Situmorang yang selalu memberikan
semangat dan motivasi yang kuat bagi saya dalam pengerjaan ini. Yang selaluu
7. Tidak lupa juga buat adik-adik kelompok kecil saya “Heldom”, Debora dan
Riama, yang juga memberikan semangat dan dukungan dalam pengerjaan skripsi
ini.
ii
Akhir kata saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Jerih payah yang tidak ternilai ini akan
Medan, 2018
Penulis
Purwathomi H M
160522032
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. vii
DAFTAR GRAFIK................................................................................................ viii
iv
3.6 Jenis dan Sumber Data............................................................................ 37
3.7 Metode Pengumpulan Data..................................................................... 37
3.8 Metode Analisis Data.............................................................................. 37
3.9 Teknik Analisis Data............................................................................... 38
3.9.1 Statistik Deskriptif................................................................... 38
3.9.2 Uji Asumsi Klasik.................................................................... 38
3.9.3 Pengujian Hipotesis.................................................................. 40
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah Satu keputusan yang dihadapi manajer keuangan dalam kaitannya dengan
pendanaan yang baik dilihat dari struktur modal. Salah satu masalah pendanaan
Struktur modal yang baik adalah struktur modal yang optimal. Struktur modal
kombinasi utang dan ekuitas secara ideal, yaitu menyeimbangkan nilai perusahaan
Dana yang berasal dari sumber internal adalah dana yang terbentuk atau
dihasilkan oleh perusahaan sendiri yaitu laba ditahan dan depresiasi, sedangkan dana
yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari kreditur, pemilik
dan pengambil bagian dalam perusahaan (dana yang akan ditanamkan yang akan
Modal yang berasal dari para kreditur adalah utang bagi perusahaan yang
bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur tersebut disebut modal asing,
sedangkan dana yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam
perusahaan adalah dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang
1
Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total utang terhadap
modal sendiri yang biasa disebut Debt to Equity Ratio (DER). DER dapat menjukkan
tingkat resiko suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat rasio DER, akan semakin
tinggi pula resiko yang akan terjadi dalam perusahaan karena pendanaan perusahaan
dari unsur utang lebih besar daripada modal sendiri. Artinya jika utang perusahaan
lebih tinggi dari modal sendirinya berarti rasio DER lebih dari satu atau
Hasibuan (2011 : 56) “ Semakin banyak dana yang dimiliki suatu bank, semakin
Oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh dana yang optimal
tetapi dengan cost of money yang wajar”. Perencanaan jumlah dana bank mutlak
dapat dilakukan. Perencanaan yang baik harus didasarkan atas analisis data dan
Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam
kegiatan operasionalnya. Dana bank terdiri dari dana (modal) sendiri dan dana asing.
Dana bank berasal dari dua sumber, yaitu sumber internal dan sumber ekstern.
Sumber ekstern (modal asing) berasal dari tabungan masyarakat, perusahaan dan
pemerintah sedangkan sumber intern (modal sendiri) berasal dari pemilik dan bank
itu sendiri.
2
Berikut adalah nilai rata-rata DER pada perusahaan Perbankan yang dijadikan
sampel (sesuai dengan kriteria) dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada grafik
1.1.
Grafik 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata DER perusahaan berada diatas 1. Rata-
rata DER untuk tahun 2014 sebesar 7.34, tahun 2015 sebesar 6.94 serta pada tahun
2016 sebesar 5.80. Hal ini menunjukkan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
mempunyai proporsi hutang yang besar, maka perusahaan yang mempunyai DER
lebih dari satu akan memiliki resiko bisnis yang lebih tinggi dibandingkan dengan
3
maupun pinjaman dari pihak lain dan bank Indonesia. Sementara ekuitas bank
tersebut diperoleh dari modal disetor dan laba bank itu sendiri. Dengan jumlah
hutang yang tinggi harus didukung dengan modal sendiri dikarenakan bank harus
Dua teori struktur modal yang dikenal dalam manajemen keuangan adalah
Pecking Oder Theory dan Trade Off Theory. Pada Pecking Order Theory
berkarakteristik opsi ( seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum
Trade Off Theory dalam struktur modal adalah penyeimbang manfaat dan
pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih
penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak
diperbolehkan.
Struktur aset merupakan perbandingan antara aset tetap dengan total aset. Perusahaan
yang mempunyai aset tetap relatif besar akan cenderung menggunakan modal asing
dalam struktur modalnya. Hal ini dilakukan karena aset tetap dapat dijadikan jaminan
4
hutang. Struktur aset biasanya akan menentukan struktur hutang jangka panjang
Ambarwati (2010 : 111) “ Modal kerja atau working capital merupakan suatu aktiva
dengan baik oleh manajer perusahaan”. Setiap manajer harus merencanakan berapa
besar aktiva lancar yang harus dimiliki perusahaan setiap bulan bahkan tahun dan
darimana aktiva lancar tersebut harus dibiayai. Oleh karena itu manajer selalu
mengelola modal kerja perusahaan agar operasional perusahaan lebih optimal dan
efisien.
Pertumbuhan aset merupakan selisih antara jumlah aset periode ini dengan
kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Semakin besar
likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang.
Hal ini disebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana
5
Pertumbuhan penjualan ditunjukkan dengan tingkat penjualan yang dihasilkan
tahun atau dari waktu kewaktu. Pertumbuhan penjualan tahun sebelumnya digunakan
penjualan, semakin stabil juga keuntungan yang berarti seamkin besar kemungkinan
keputusan menajemen untuk melakukan pendanaan dari luar atau tidak, juga akan
hutang atau modal dari ekstern perusahaan yang diperlukan untuk melanjutkan
opersionalnya. Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
Penelitian sebelumnya, struktur aset yang diteliti oleh Sari (2013) berpengaruh
positif terhadap struktur modal, sejalan penelitian yang dilakukan oleh Suweta (2016)
6
dan Kartika (2016), namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
modal.
Modal kerja yang diteliti oleh Naibaho (2013) berpengaruh negatif terhadap
struktur modal, namun bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Siregar
Pertumbuhan aset yang diteliti oleh Sari (2013) dan Insiroh (2014) berpengaruh
negatif terhadap struktur modal, namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Suweta (2016) menyatakan berpengaruh positif terhadap struktur modal dan Siregar
Likuiditas yang diteliti oleh Sari (2013) berpengaruh negatif terhadap struktur
modal, namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan Naibaho (2013) dan Siregar
terhadap struktur modal. Pertumbuhan penjulan yang diteliti oleh Suweta (2016) dan
diteliti oleh Sari (2013) dan Kartika (2016) bersamaan menyatakan berpengaruh
negatif terhadap struktur modal, sedangkan penelitian yang dilakukan Insiroh (2014)
Tabel 1. 1
Perbedaan Hasil Penelitian Terdahulu
7
NO VARIABEL PENELITI HASIL
1 Struktur aset Sari (2013), Suweta Berpengaruh positif terhadap
(2016) dan Kartika struktur modal
(2016)
Insiroh (2014) Berpengaruh negatif terhadap
struktur modal
Siregar (2017) Tidak berpengaruh terhadap
struktur modal
2 Modal kerja Naibaho (2013) Berpengaruh negatif terhadap
struktur modal
Siregar (2017) Berpengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal
3 Pertumbuhan aset Sari (2013) dan Berpengaruh negatif terhadap
Insiroh (2014) struktur modal
Suweta (2016) Berpengaruh positif terhadap
struktur modal
Siregar (2017) Berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal
4 Likuiditas Sari (2013) Berpengaruh negatif terhadap
struktur modal
Naibaho (2013) Berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal
Siregar (2017) Tidak berpengaruh terhadap
struktur modal
5 Pertumbuhan Suweta (2016) dan Berpengaruh positif terhadap
Penjualan Kartika (2016) struktur modal
6 Profitabilitas Sari (2013) dan Berpengaruh negatif terhadap
Kartika (2016) struktur modal
Insiroh (2014) Berpengaruh positif terhadap
struktur modal
Naibaho (2013) Berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal
(2013), Insiroh (2014), Suweta (2016) dan Siregar (2017), maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur aset, Modal Kerja,
8
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Perumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: apakah struktur aset, modal kerja, pertumbuhan aset, likuiditas, pertumbuhan
terhadap stuktur modal pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur aset, modal kerja ,
1. Peneliti
2. Peneliti Selanjutnya
9
Bagi para peneliti lainnya hasil peneltian ini diharapkan dapat bermanfaat
3. Manajemen Perusahaan
4. Investor
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
antara utang dan modal sendiri (saham preferen dan saham modal) yang digunakan
Kodrat dan Herdinata (2009: 107) “ Struktur modal perusahaan adalah kombinasi
dari saham-saham yang berbeda (saham biasa dan saham preferen) atau bauran
11
seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan
perusahaan
Fahmi (2016 : 184) “Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi
finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang
jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholders equity) yang
Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan
return:
1. Penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh
para pemegang saham, misal risiko insolvabilitas, kenaikan suku bunga dan
financial distress.
terjadinya ekspektasi return atas ekuitas menjadi lebih tinggi. Misalnya adanya
penghematan pajak karena bunga yang akhirnya dapat meningkatkan Earning Per
1. Risiko bisnis, atau risiko yang inheren dengan operasi perusahaan jika perusahaan
2. Posisi perpajakan perusahaan, salah satu alasan utama menggunakan utang adalah
bungannya yang dapat mengurang pajak, yang selanjutnya akan mengurangi biaya
utang efektif.
12
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan
persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk, yang merupakan hal yang vital
menggunakan dana internal seperti laba yang ditahan. Setelah itu perusahaan
disyaratkan.
yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara
menjual aset yang dimilikinya. Seperti menjual gedung (build), tanah (land),
peralatan (Inventory) yang dimilikinya dan aset-aset lainnya, termasuk dana yang
karena dipakai untuk membiayai rencana aktivitas perusahaan baik yang sedang
13
maupun yang akan datang. Yang sedang seperti membayar utang yang jatuh
tempo dan yang akan datang seperti untuk pengembangan produk baru dan
ekspansi perusahaan dalam membuka kantor cabang dan berbagai kantor cabang
pembantu.
kebutuhan
pengawasan
utang tertentu, dimana penghematan pajak dari tambahan utang sama dengan
atau reorganization, dan biaya keagenan yang meningkat akibat dari turunnya
14
kredibilitas suatu perusahaan. Teori trade-off dalam menentukan struktur modal
yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan
pasar dan simetris informasi sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang.
merupakan hasil trade off dari keuntungan pajak dengan menggunakan beban
Dasar yang digunakan dalam teori trade off adalah adanya informasi
asimeteris yang menjelaskan keputusan struktur modal yang diambil oleh suatu
perusahaan, yaitu adanya informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen suatu
Teori ini secara implisit menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan
perimbangan atau perbandingan antara aset tetap dan total aset. Struktur aset
berwujud bertindak sebagai jaminan dan memberikan jaminan bagi para pemberi
15
Pada umumnya, dibandingkan dengan aset tak berwujud, aset berwujud
seimbang antara perusahaan dengan pihak di luar perusahaan mengenai nilai aset.
Lebih mudah bagi para pemberi pinjaman untuk menentukan nilai aset berwujud
selalu sejalan, sumber daya perusahaan akan dipergunakan secara tidak efisien
berikut:
a. Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (gross working capital ) atau
konsep kuantitatif
b. Altiva lancar dikurangi utang lancar atau (net working capital) atau konsep
kualitatif
16
Modal kerja menurut Kasmir (2013:210) adalah modal yang digunakan
jangka pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki
suatu perusahaan atau setelah aktiva lanca dikurangi dengan utang lancar. Atau
dengan kata lain modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva
lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat berharga, piutang,
Secara umum konsep modal kerja dibagi menjadi 3 (tiga) macam yaitu:
a. Konsep kuantitatif
Konsep ini sering disebut dengan modal kerja (gross working capital).
b. Konsep kualitatif
Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital).
c. Konsep fungsional
17
pula sebaiknya, jika dana yang digunakan sedikit, maka laba pun akan menurun.
saling hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Modal kerja juga
manfaat ekonomis di masa yang akan datang. Semakin besar aset diharapkan
perusahaan.
2.3.4 Likuiditas
18
diwujudkan bila jumlah harta lancar lebih besar daripada utang lancar.
kewajibannnya yang jatuh tempo dan perusahaan yang tidak likuid adalah
tempo.
pendeknya.
penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan
berikutnya.
pinjaman.
19
yang berdampak respon positif dari investor. Adanya kecenderungan perusahaan
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi menghasilkan tingkat arus kas masa
modal rendah.
2.3.6 Profitabilitas
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
akuntansi yang diambil dari laporan keuangan. Oleh karena itu, profitabilitas dala
konteks analisis rasio untuk mengukur peendapatan menurut laporan rugi laba
secara keseluruhan yang ditujukan oleb besar kecilnya tingkat kentungan yang
sehingga beberapa poin penting dari hasil penelitian terdahulu dapat diadikan acan
20
dalam penelitian ini. Berikt akan diuraikan beberapa penelitian terkaits struktur
modal.
pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan likuiditas terhadap struktur
modal pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia tahun 2008-2010. Hasil
pertumbuhan aset, dan struktur aset terhadap struktur modal. Hasil penelitian
struktur aset secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap strktur modal.
dan signifikan terhadap struktur modal, dan variabel independen lainnya yaitu
pertumbuhan aktiva berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
21
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Terdahulu
22
3. Pertumbuhan aset
berpengaruh negatif
terhadap struktur
modal
4. Struktur aktiva
memiliki pengaruh
negatif terhadap
struktur modal.
5 Suweta Variabel Independen:
(2016) 1. Pertumbuhan 1. Pertumbuhan
penjualan penjualan
2. Struktur aset berpengaruh positif
3. Pertumbuhan aset dan signifikan
Variabel Dependen terhadap struktur
Struktur modal modal
2. Struktur aset
berpengaruh positif
terhadap struktur
modal
3. Pertumbuhan aktiva
berpengaruh positif
terhadap struktur
modal.
6 Kartika Variabel Independen: 1. Profitabilitas
(2016) 1. Profitabilitas berpengaruh
2. Struktur aset negatif terhadap
3. Pertumbuhan struktur modal
penjualan 2. Strukur aset
4. Ukuran perusahaan berpengaruh positif
Variabel Dependen terhadap struktur
Struktur Modal modal
3. Pertumbuhan
penjualan
berpengaruh positif
terhadap struktur
4. Ukuran perusahaan
berpengaruh positif
terhadap struktur
modal
7 Siregar Variabel Independen 1. Struktur aset,
(2017) 1. Struktur Aset risiko, likuiditas
2. Modal Kerja ukuran perusahaan
23
3. Pertumbuhan Aset dan profitabilitas
4. Risiko tidak berpengaruh
5. Likuiditas terhadap struktur
6. Ukuran Perusahaan modal
7. Profitabilitas 2. Modal kerja dan
Variabel Dependen pertumbuhan aset
Struktur Modal berpengaruh secara
signifikan terhadap
struktur modal
independen (X) yaitu struktur aset, modal kerja, pertumbuhan aset, likuiditas,
struktur modal pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
gambar 2.1
Likuiditas (X4)
24
Pertumbuhan
Penjualan (X5)
Profitabilitas (X6)
Gambar 2. 1
Kerangka Konseptual
masing komponen aset, baik aset lancar maupun aset tetap. Perusahaan yang
sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan
modalnya dari modal permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang sifatnya hanya
sebagai pelengkap. Pada penelitian Insiroh (2014) struktur aset dapat dipandang dari
perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan. Struktur aset dapat
dipandang dari 2 sisi yaitu aset yang harus tersedia untuk operasional perusahaan
selama periode akuntansi berlangsung serta yang harus disediakan untuk operasional
jaminan untuk mendapatkan hutang dari pihak luar. Perusahaan dengan nilai aktiva
yang besar lebih mudah dipercaya mendapatkan pinjaman dari pihak luar karena lebih
mudah akses kesumber dana dibandingkan perusahaan yang masih berskala kecil.
Berdasarkan uraian tersebut maka struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.
25
Modal kerja bersih (Net Working Capital) yaitu selisih antara aset lancar dan
kewajiban lancar yang mana aset tersebut diharapkan bisa dikonversi menjadi kas
dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Besar kecilnya kebutuhan modal
kerja terutama tergantung pada periode perputaran atau periode terikatnya modal
kerja dan pengeluaran kas rata-rata setiap harinya. Dengan jumlah pengeluaran yang
tetap setiap hari, tetapi dengan periode perputaran yang semakin lama, maka jumlah
Kenaikan modal kerja bersih menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki
oleh perusahaan mampu menutupi hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar yang
perusahaan membayar tagihan tepat waktu menjadi lebih rendah. Hal ini
Berdasarkan uraian tersebut maka modal kerja berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.
dana yang memadai. Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas
operasional. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara
26
Terjadinya peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan
hutang akan semakin lebih besar dari pada modal sendiri. Hal ini didasarkan
keyakinan kreditor atas dana yang ditanamlam kedalam perusahaan dijamin oleh
likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang.
Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana
internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana
Perusahaan yang pertumbuhan penjualan yang stabil dapat lebih aman, lebih
banyak pinjaman, dan lebih mampu menanggung beban yang lebih tinggi
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat lebih banyak membutuhkan dana sehingga
27
penjualan dan laba yang tinggi memiliki kecenderungan penggunaan hutang sebagai
sumber dana eksternal yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan
penjualan, maka akan semakin tinggi pula struktur modal perusahaan. Berdasarkan
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.
ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang didapat dari
preferensi pendanaan pertama dengan dana internal berupa laba ditaham, sehingga
maka raso hutang menjadi menurun (dengan asumsi hutang relatif rendah).
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.
28
2.6 Hipotesis Penelitian
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori.
Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara
atas masalah yang dirumuskan. Adapun dalam penelitian ini adalah : struktur aset,
berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Objek penelitian ini adalah pengaruh struktur aset, modal kerja, pertumbuhan aset,
29
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016 baik
website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan waktu peneltian dilakukan
1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), dimana rasio yang digunakan pada struktur modal yaitu DER.
3. Batasan yang akan diteliti adalah Struktur Aset, Modal Kerja, Pertumbuhan Aset,
Definisi opersional adalah suatu konsep yang diberikan suatu variabel atau
memberikan suatu opersional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel
tersebut.
30
3.4.1 Variabel Dependen
variabel lain yang merupakan pengaruh yang terjadi pada variabel bebas
Total Utang
Debt to Equity Ratio (DER) = X 100 %
Modal
Variabel independen yaitu variabel yang bebas dan tidak terpengaruh oleh
1) Struktur Aset
artian absolute maupun dalam artian relatif antara aset lancar dengan
aset tetap.
31
Aset Tetap
Struktur Aset = X 100 %
Total Aset
2) Modal Kerja
produksinya.
yaitu:
3) Pertumbuhan Aset
4) Likuiditas
32
Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan rasio likuiditas.
ratio (CR).
Aset Lancar
Current Ratio = x 100 %
Kewajiban Lancar
5) Pertumbuhan Penjualan
6) Profitabilitas
33
diperhatikan manajer di dalam pemilihan strktur modal. Semakin
Tabel 3. 1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Indikator Formula Skala
Penelitian Operasional
34
periode
sebelumnya (aset t-
1) terhadap total
aset periode
sebelumnya (aset t-
1),
Likuiditas (X4) Kemampuan CR Aset lancar Rasio
perusahaan Kewajiban lancar
memenuhi x
kewajiban jangka 100%
pendeknya. Rasio
antara aset lancar
terhadap kewajiban
lancer
Pertumbuhan Presentase GS Perum.Penjuala Rasio
Penjualan (X5) kenaikan atau n=
penurunan Penjualan t – penjualan t−1
penualan dari Penjualant−1
periode-periode x 100%
selanjutnya
Profitabilitas Rasio antara laba ROA Laba Setelah Pajak Rasio
(X6) bersih setelah pajak Total aset
terhadap total aset x 100%
3.5.1 Populasi
35
3.5.2 Sampel
sebagai berikut:
2. Masih beroperasi hingga tahun 2016 dan tidak memiliki ekuitas negatif atau
Tabel 3. 2
Daftar Populasi dan Sampel
PenelitianPerusahaan Perbankan
NO KODE NAMA PERUSAHAAN KRITERIA SAMPEL
1 2 3
1 AGRS Bank Agris Sampel 1
36
11 BDMN Bank Danamon Sampel 9
Indonesia
12 DNAR Bank Dinar Sampel 10
37
Syariah
32 BEKS Bank Pembangunan
Daerah Banten
33 BJBR Bank Pembangunan Sampel 23
Daerah Jawa Barat
Banten
34 BJTM Bank Pembangunan Sampel 24
Daerah Jawa Timur
35 BNLI Bank Permata
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data
yang berbentuk angka. Data yang dikumpulkan dalam penelitian inii diukur dalam
bentuk skala numerik. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
data sekunder dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin diterbitkan
setiap tahun oleh pihak-pihak yang berkompeten yang diperoleh dari website Bursa
38
3.7 Metode Pengumpulan Data
yang diperoleh dari publikasi resmi, buku, artikel, jurnal yang berhubungan dengan
penelitian. Data keangan setiap bank diperoleh dari website yaitu www.idx.co.id.
Metode analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini
ataupun simultan
statistik deskriptif antara lain melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji data bila dalam suatu
terdiri dari:
39
a. Uji Normalitas
b. Heteroskedastisitas
c. Multikolinearitas
Inflation Factor (VIF). Nilai Tolerance diatas (>) 0,1 dan nilai VIF dibawah
(<) 10.
1. Jika nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
d. Uji Autokorelasi
40
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Uji ini hanya digunakan untuk
Tabel 3. 3
Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson
Kriteria Pengujian Kesimpulan Keputusan
O<d<dl Terjadi autokorelasi Tidak
positif
dl≤d≤du Tidak ada Tidak ada
autokorelasi positif keputusan
4-dl<d<4 Terjadi autokorelasi Tidak
positif
4-du≤d≤4-dl Tidak ada Tidak ada
autokorelasi negatif keputusan
Du<d<4-du Tidak ada
autokorelasi positif
atau negative
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
41
sejumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model oleh
pengujian yaitu :
secara signifikan.
42
2) Jika nilai sig F < 0.05, maka Ho ditolak, artinya variabel
signifikan.
pengujian yaitu:
43
secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat
X2 = Modal Kerja
X3 = Pertumbuhan Aset
X4 = Likuiditas
X5 = Pertumbuhan Penjualan
X6 = Profitabilitas
44
e = Disturbance error
BAB IV
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
Pengujian asumsi klasik dan linear berganda menggunakan software SPSS versi 22.
45
SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah
ditentukan.
memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama periode
2014-2016.
Tabel 4 1
Deskripsi Penarikan Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1 Populasi 43
2 Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 40
2014-2016.
3 Masih beroperasi hingga tahun 2016 dan tidak memiliki 29
ekuitas negatif atau tidak mengalami kerugian.
4 Perusahaan yang mempublikasikan laporan 37
keuangannya dengan rutin dan lengkap tahun 2014-2016
secara berturut-turut
absolut maupun dalam artian relatif aset lancar dengan aset tetap. Struktur
46
Aset Tetap
Struktur Aset = X 100 %
Total Aset
menjadi sampel.
47
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan 0.0097 0.0108 0.0179
Nasional
27 BVIC Bank Victoria 0.0107 0.0244 0.0209
28 SDRA Bank Woori Saudara 0.0190 0.0163 0.0157
Indonesia 1906
29 BBYB Bank Yudha Bhakti 0.0063 0.0156 0.0158
Sumber : Data diolah 2018
bersih yaitu:
menjadi sampel.
48
7 BBCA Bank Central Asia 70154809 24743558 580320684
8 BNGA Bank CIMB Niaga 23880806 208609172 208241899
9 BDMN Bank Danamon Indonesia 58522288 123374194 44329223
10 DNAR Bank Dinar 239725 271136 207903
11 BINA Bank Ina 302127 318672 478019
12 BMAS Bank Maspion 496307 531407 813535
13 MAYA Bank Mayapada 1526780 3939142 6390678
14 BNII Bank Maybank Indonesia 25260043 25600465 26351209
15 MEGA Bank Mega 4062432 4801668 5519817
16 BBMD Bank Mestika 1941032 2004902 2147791
17 NAGA Bank Mitraniaga 153682 183837 188278
18 NOBU Bank Nationalnobu 1135762 1125201 1273972
19 BBNI Bank Negara Indonesia 33380101 37861038 36439097
20 BBNP Bank Nusantara
Parahyangan 1005417 1989072 6519910
21 NISP Bank OCBC NISP 18350333 5828203 116070967
22 PNBN Bank Pan Indonesia 23937117 26995350 34528434
23 BJBR Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat Banten 11986969 12718258 13142755
24 BJTM Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur 5751965 5983578 6368717
25 BSIM Bank Sinarmas 2276091 2297760 11173019
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan
Nasional 13407078 16000429 18483239
27 BVIC Bank Victoria 2775150 2514607 2839958
28 SDRA Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 2127133 2329133 2507089
29 BBYB Bank Yudha Bhakti 167430 217302 460446
Sumber : Data diolah 2018
49
mungkin perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya
menjadi sampel.
50
24 BJTM Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur 0,15 0,13 0,01
25 BSIM Bank Sinarmas 0,22 0,31 0,12
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan
Nasional 0,08 0,08 0,13
27 BVIC Bank Victoria 0,12 0,09 0,12
28 SDRA Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 1,64 0,22 0,13
29 BBYB Bank Yudha Bhakti 0,17 0,27 0,21
Sumber : Data diolah 2018
4.2.1.4 Likuiditas
menjadi sampel.
Aset Lancar
Current Ratio = x 100 %
Kewajiban Lancar
51
5 BNBA Bank Bumi Arta 1,10 1,09 1,09
6 BACA Bank Capital Indonesia 1,09 1,07 1,08
7 BBCA Bank Central Asia 1,15 1,17 1,18
8 BNGA Bank CIMB Niaga 1,13 1,11 1,12
9 BDMN Bank Danamon Indonesia 1,21 1,23 1,28
10 DNAR Bank Dinar 1,20 1,17 1,11
11 BINA Bank Ina 1,18 1,18 1,26
12 BMAS Bank Maspion 1,12 1,12 1,19
13 MAYA Bank Mayapada 1,05 1,09 1,12
14 BNII Bank Maybank Indonesia 1,22 1,20 1,20
15 MEGA Bank Mega 1,07 1,09 1,10
16 BBMD Bank Mestika 1,30 1,28 1,27
17 NAGA Bank Mitraniaga 1,09 1,10 1,09
18 NOBU Bank Nationalnobu 1,25 1,21 1,17
19 BBNI Bank Negara Indonesia 1,10 1,10 1,08
20 BBNP Bank Nusantara
Parahyangan 1,12 1,15 1,16
21 NISP Bank OCBC NISP 1,22 1,23 1,19
22 PNBN Bank Pan Indonesia 6,95 1,19 1,23
23 BJBR Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat Banten 1,20 1,17 1,15
24 BJTM Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur 1,18 1,16 1,18
25 BSIM Bank Sinarmas 1,13 1,10 1,10
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan
Nasional 1,22 1,25 1,26
27 BVIC Bank Victoria 1,15 1,13 1,13
28 SDRA Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 1,18 1,15 1,14
29 BBYB Bank Yudha Bhakti 1,07 1,07 1,13
Sumber : Data diolah 2018
52
penjualan pada periode sebelumnya. Rumus untuk menghitung
menjadi sampel.
53
24 BJTM Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur 20,63 15,17 4,27
25 BSIM Bank Sinarmas 29,09 32,61 21,09
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan
Nasional 12,23 5,43 4,96
27 BVIC Bank Victoria 34,28 -0,86 7,30
28 SDRA Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 10,32 516,05 14,45
29 BBYB Bank Yudha Bhakti 12,68 35,69 25,94
Sumber : Data diolah 2018
4.2.1.6 Profitabilitas
menjadi sampel.
54
3 AGRO Bank BRI Agro 0,93 0,96 0,91
4 BBKP Bank Bukopin 0,85 1,02 1,04
5 BNBA Bank Bumi Arta 1,00 0,87 1,11
6 BACA Bank Capital Indonesia 0,81 0,75 0,66
7 BBCA Bank Central Asia 2,99 3,03 3,05
8 BNGA Bank CIMB Niaga 1,01 0,18 0,86
9 BDMN Bank Danamon Indonesia 1,37 1,31 1,60
10 DNAR Bank Dinar 0,19 0,63 0,61
11 BINA Bank Ina 0,79 0,81 0,77
12 BMAS Bank Maspion 0,51 0,75 1,24
13 MAYA Bank Mayapada 1,19 1,38 1,35
14 BNII Bank Maybank Indonesia 0,50 0,73 1,18
15 MEGA Bank Mega 0,90 1,54 1,64
16 BBMD Bank Mestika 2,73 2,56 1,69
17 NAGA Bank Mitraniaga 0,33 0,54 0,54
18 NOBU Bank Nationalnobu 0,27 0,27 0,34
19 BBNI Bank Negara Indonesia 2,60 1,80 1,89
20 BBNP Bank Nusantara
Parahyangan 1,02 0,78 0,11
21 NISP Bank OCBC NISP 1,29 1,25 1,30
22 PNBN Bank Pan Indonesia 1,14 0,86 1,26
23 BJBR Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat Banten 1,48 1,56 1,13
24 BJTM Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur 2,47 2,07 2,39
25 BSIM Bank Sinarmas 0,73 0,66 1,19
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan
Nasional 2,51 2,16 2,05
27 BVIC Bank Victoria 0,49 0,40 0,39
28 SDRA Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 0,84 1,32 1,37
29 BBYB Bank Yudha Bhakti 0,45 0,73 1,64
Sumber : Data diolah 2018
55
dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri
Total Utang
Debt to Equity Ratio (DER) = X 100 %
Modal
56
23 BJBR Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat Banten 9,02 9,81 9,00
24 BJTM Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur 5,29 5,80 4,97
25 BSIM Bank Sinarmas 5,72 6,59 5,97
26 BTPN Bank Tabungan Pensiunan
Nasional 5,11 0,01 0,02
27 BVIC Bank Victoria 10,48 9,48 8,44
28 SDRA Bank Woori Saudara
Indonesia 1906 3,21 4,40 3,60
29 BBYB Bank Yudha Bhakti 8,88 0,12 0,18
min, max, sum, standar deviasi, variance, range, dn lain-lain. Statistik deskriptif
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
57
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui :
1. Nilai minimum struktur modal adalah 0,010 dan nilai struktur modal
maksimum 11, 520. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari struktur
2. Nilai minimum struktur aset adalah 0.001 dan nilai struktur aset maksimum
0,144. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari struktur aset adalah 0,024
dan 0,025
3. Nilai minimum modal kerja adalah 153.682 dan nilai modal kerja maksimum
58.032.068. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari modal kerja adalah
4. Nilai minimum pertumbuhan aset adalah -0,110 dan nilai pertumbuhan aset
5. Nilai minimum likuiditas adalah 1,050 dan nilai likuiditas maksimum 6,950.
Sementara rata-rata dan standar deviasi dari likuiditas adalah 1,216 dan 0,624
3,05. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari profitabilitas adalah 1,114
dan 0,727.
58
4.4 Uji Asumsi Klasik
terdistribusi secara
penelitian ini
menggunakan Normal
menunjukkan pola atau titik-titik menyebar disekitar garis normal atau mengikuti
garis diagonal.
Gambar 4. 1
59
Grafik Normal P-P Plot
Hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada diagram histogram gambar
Gambar 4. 2
Histogram normal P-P plot
dengan normal.
Hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada uji normalitas one sample
Unstandardized
Residual
N 87
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 2,40722342
Most Extreme Differences Absolute ,047
Positive ,035
Negative -,047
Test Statistic ,047 60
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber : Data diolah SPSS 2018
Nilai signifikan 0,200 lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi 0,05. Hal ini
model regresi memiliki hubungn linier yang sempurna atau mendekati sempurna
(koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik
lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila
nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1, maka dinyatakan tidak
terjadi multikolinieritas.
Coefficientsa
61
Toleran
B Std. Error Beta ce VIF
Pertumbuhan
,000 ,005 -,004 -,040 ,968 ,930 1,076
Penjualan
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance setiap variabel
lebih dari o,10 dan VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
62
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa nilai DW 1,850, nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%. Jumlah Sampel (n) = 87 dan
jumlah variabel independen (k=6) = 6.87, maka diperoleh nilai du 1,801. Nilai
DW 1,850 lebih besar dari nilai du 1,801 dan lebih kecil dari (4-du= 4-1,801=
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y,
dan ZPRED pada sumbu X. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
yang jelas, dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedasitas pada model
regresi.
63
Untuk memperkuat bukti bahwa penelitian ini tidak terdapat
tabel 4.13.
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Penelitian ini dianalisis dengan model regresi linear berganda untuk melihat
seberapa besar pengaruh struktur aset, modal kerja, pertumbuhan aset, likuiditas,
Y=a+b1X1+b2X2=b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+e
Dimana :
64
Y = Struktur Modal
X1 = Struktur Aset
X2 = Modal Kerja
X3 = Pertumbuhan Aset
X4 = Likuiditas
X5 = Pertumbuhan Penjualan
X6 = Profitabilitas
A = Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi
e = error atau variabel gangguan
Tabel 4.14
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Pertumbuhan
,000 ,005 -,004 -,040 ,968
Penjualan
65
Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
Keterangan :
2. X1 adalah variabel struktur aset yang memiliki nilai koefisien regresi sebesasr -
28,861. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan 1% variabel struktur aset maka
3. X2 adalah variabel modal kerja yang memiliki nilai koefisien regresi sebesar
1,077. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan 1% variabel modal kerja maka
struktur modal akan mengalami kenaikan sebesar 1,077 dengan asumsi variabel
lain tetap
pertumbuhan aset maka struktur modal akan mengalami penurunan sebesar 1,774
0,983. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan 1% variabel likuiditas maka
66
6. X5 adalah variabel pertumbuhan penjualan yang memiliki nilai koefisien regresi
1,350. Hal ini mempunyai arti bahwa kenaikan 1% variabel profitabilitas maka
struktur modal akan mengalami penurunan sebesar 1,350 dengan asumsi variabel
lain tetap.
1. Jika nilai sig < 0,05 atau F hitung > F tabel maka Ho ditolak, secara statistik
2. Jika nilai sig >0,05 atau F hitung < F tabel maka Ho diterima, maka secara
Tabel 4.15
67
Hasil Uji Simultan (F-test)
ANOVAa
Total 694,385 86
Sumber : Data diolah SPSS 2018
0,000<0,05 dan nilai F hitung 5,245>F tabel 2,21, sehingga dapat disimpulkan
variabel dependen.
1. Jika nilai sig < 0,05 atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan terdapat
2. Jika nilai sig > 0,05 atau t hitung < t tabel maka Ho diterima dan tidak
Nilai t tabel = (0,05/2: 87-6-1) = 0,025 : 80, maka nilai t tabelnya yaitu
sebesar 1,990
68
Tabel 4.16
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Pertumbuhan
,000 ,005 -,004 -,040 ,968
Penjualan
1. Variabel struktur aset memiliki nilai t hitung > t tabel dimana -2,686 >
1,990 dengan tingkat signifikansi 0,009 lebih kecil dari 0,05, sehingga
struktur modal
2. Variabel modal kerja memiliki nilai t hitung < t tabel dimana 0,269 <
1,990 dengan tingkat signifikansi 0,789 lebih besar dari 0,05, sehingga
struktur modal.
69
sehingga dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh
4. Variabel likuiditas memiliki nilai t hitung > t tabel dimana -2,250 >
1,990 dengan tingkat signifikansi 0,027 lebih kecil dari 0,05, sehingg
modal.
-0,040 < 1,990 dengan tingkat signifikansi 0,968 lebih besar dari 0,05
6. Variabel profitabilitas memiliki nilai t hitung > t tabel dimana -3,384 >
1,990 dengan tingkat signifikansi 0,01 lebih kecil dari 0,05, sehingga
struktur modal.
bebas.
Tabel 4 17
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
70
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni struktur aset, modal kerja,
hasil bahwa nilai t hitung > t tabel dimana -2,686 > 1,990 dengan tingkat
signifikansi 0,009 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa
struktur aset berpengaruh terhadap variabel struktur modal. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) dan yang
menggunakan aktiva sebagai jaminan untuk mendapatkan hutang dari pihak luar.
Perusahaan dengan nilai aktiva yang besar lebih mudah dipercaya mendapatkan
pinjaman dari pihak luar karena lebih mudah akses ke sumber dana dibandingkan
71
4.7.2 Pengaruh Modal Kerja terhadap Struktur Modal
hasil bahwa nilai t hitung < t tabel dimana 0,269 < 1,990 dengan tingkat
signifikansi 0,789 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
hasil bahwa memiliki nilai t hitung > t tabel dimana -2,220>1,990 dengan
tingkat signifikansi 0,029 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa
72
yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan
hitung > t tabel dimana -2,250 > 1,990 dengan tingkat signifikansi 0,027 lebih
kecil dari 0,05, sehingg dapat dinyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap
variabel struktur modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
memiliki memiliki nilai t hitung < t tabel dimana -0,040 < 1,990 dengan tingkat
signifikansi 0,968 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa
tingkat pendapatan jasa pada perbankan, salah satu pendapatan jasa tersebut
73
bank medapatkan upah berupa bunga, sehingga hal tersebut tidak mempengaruhi
hitung > t tabel dimana -3,384 > 1,990 dengan tingkat signifikansi 0,01 lebih
terhadap variabel struktur modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penilitian
Struktur Modal
Dari hasil pengujian secara simultan, variabel struktur aset, modal kerja,
menunjukkan hasil nilai F hitung 5,245>F tabel 2,21 dan nilai signifikansi
74
kerja, pertumbuhan aset, likuiditsas, pertumbuhan penjualan dan profitabilitas
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pembahasan dari penelitian dengan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Mak hdapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
75
1. Hasil pengujian menunjukkan struktur aset, modal kerja, pertumbuhan aset,
perusahaan di Indonesia
profitabilitas.
76
3. Periode penelitian hanya tiga tahun sehingga hasil penelitan tidak bisa melihat
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka berikut saran yang dapat diberikan oleh
penulis:
yang lebih beragam dan menambah periode penelitian menjadi lebih panjang ,
telah dilakukan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham, 2016. Pengantar Manajemen: Keuangan Teori dan soal Jawab.
Bandung: Alfabeta.
Harahap, Sofyan Syafitri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Irmayanto, Juli, 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Penerbit Universitas
Trisakti,.
78
Iskandar, Tania, 2014. “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal dan
likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri & Chemical di Bursa
Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi, volume 1 nomor 2.
79
Profitabilitas (Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia)”, Jurnal akuntansi, volume 3 dan nomor 2.
Setiadharma, 2017. “The Effect of Asset Structure and Firm Size on Firm Value with
Capital Structure as Intervening Variable”, Juournal of Business & Financial
AffairsI, volume 6 nomor 4.
Siregar, Fatmawati, 2017. “Pengaruh Struktur Aset, Modal Kerja, Pertumbuhan Aset,
Risiko, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”,
Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Utari, Dewi, Tari Purwanti dan Darsono Prawinegoro, 2014. Manajemen Keuangan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
80
Wijaya, I Putu Andre Sucita, 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, Dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Serta Harga Saham”,
Jurnal Akuntansi. volume 6 nomor 3.
www.idx.co.id
81