Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Askeb I

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN

“MELAKUKAN PENDOKUMENTASIAN AKSEPTOR PIL’’

Oleh:

1. Nita Rosari Adelina Purba (P07524123074)


2. Anjelina Putriani Manihuruk (PO7524123074)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI MEDAN

T.A. 2023/2024

1
I. Pendahuluan
Pengenalan tentang akseptor pil dimulai dengan menjelaskan penggunaan pil sebagai salah
satu metode kontrasepsi yang populer. Pil kontrasepsi adalah bentuk kontrasepsi hormonal
yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Pil ini bekerja dengan menghentikan
ovulasi, menebalkan lendir serviks, dan mencegah sperma mencapai sel telur. Penggunaan pil
kontrasepsi memiliki manfaat seperti mengatur siklus menstruasi, mengurangi risiko
kehamilan, dan membantu mengatasi beberapa kondisi kesehatan seperti endometriosis dan
nyeri menstruasi. Namun, seperti halnya metode kontrasepsi lainnya, penggunaan pil juga
memiliki risiko dan efek samping yang perlu dipahami oleh akseptor.

Tujuan pendokumentasian dalam asuhan kebidanan sangat penting untuk memastikan


catatan yang akurat dan terperinci tentang asuhan kebidanan yang diberikan kepada akseptor
pil. Pendokumentasian ini membantu dalam mengidentifikasi dan mencatat informasi penting
tentang akseptor pil, seperti riwayat kesehatan, riwayat penggunaan pil, efek samping yang
dialami, dan tindakan yang telah dilakukan. Dengan adanya catatan yang lengkap, tenaga medis
dapat memantau dan mengevaluasi efektivitas penggunaan pil kontrasepsi, serta memberikan
asuhan kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan akseptor. Selain itu, pendokumentasian juga
memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara tenaga medis yang terlibat dalam asuhan
kebidanan, sehingga memastikan kontinuitas perawatan yang optimal bagi akseptor pil.

II. Prinsip Pendokumentasian Manajemen Kebidanan


A. Metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan)
Metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan) adalah salah satu metode
pendokumentasian yang umum digunakan dalam manajemen kebidanan. Metode ini membantu
dalam menyusun catatan yang sistematis dan terstruktur tentang asuhan kebidanan yang
diberikan kepada akseptor pil.

1. Subjective (Subjektif):

Pada bagian subjektif, catatan yang dibuat berdasarkan informasi yang diberikan oleh
akseptor pil. Ini meliputi keluhan, riwayat kesehatan, riwayat penggunaan pil sebelumnya, dan
efek samping yang dialami. Informasi ini didapatkan melalui wawancara dengan akseptor dan
berfokus pada pengalaman dan persepsi subjektif mereka terkait penggunaan pil kontrasepsi.

2. Objective (Objektif):

2
Bagian objektif mencakup informasi yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik dan hasil tes
atau evaluasi lainnya. Ini mencakup pengukuran tekanan darah, pemeriksaan fisik seperti
pemeriksaan payudara dan perut, serta hasil laboratorium seperti tes darah atau tes pap smear.
Informasi objektif ini memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi fisik akseptor dan
respons tubuh terhadap penggunaan pil.

3. Assessment (Penilaian):

Pada bagian penilaian, catatan dibuat berdasarkan evaluasi dan analisis informasi subjektif
dan objektif yang telah dikumpulkan. Ini melibatkan penilaian kondisi kesehatan akseptor,
evaluasi efektivitas penggunaan pil kontrasepsi, serta identifikasi dan penilaian risiko yang
mungkin terkait dengan penggunaan pil.

4. Plan (Rencana):

Bagian rencana mencakup tindakan atau intervensi yang direncanakan untuk memberikan
asuhan kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan akseptor pil. Ini meliputi rekomendasi terkait
penggunaan pil kontrasepsi, pengelolaan efek samping yang dialami, edukasi tentang
penggunaan yang benar, serta jadwal kunjungan berikutnya.

Metode SOAP memberikan pendekatan yang sistematis dan terstruktur dalam


pendokumentasian asuhan kebidanan pada akseptor pil. Dengan menggunakan metode ini,
catatan kebidanan dapat tersusun dengan rapi dan mudah dipahami oleh tenaga medis yang
terlibat dalam perawatan akseptor.

B. Keterkaitan Manajemen Kebidanan dengan Asuhan Kebidanan dan


Pendokumentasian SOAP
Keterkaitan antara manajemen kebidanan, asuhan kebidanan, dan pendokumentasian SOAP
sangat erat dan saling mendukung dalam memberikan perawatan yang optimal kepada akseptor
pil. Berikut adalah penjelasan tentang keterkaitan ini:

1. Manajemen Kebidanan:

Manajemen kebidanan melibatkan perencanaan, organisasi, pengarahan, dan pengendalian


sumber daya yang terlibat dalam pelayanan kebidanan. Tujuan dari manajemen kebidanan
adalah untuk memastikan penyelenggaraan pelayanan kebidanan yang efektif, efisien, dan
berkualitas tinggi. Dalam konteks akseptor pil, manajemen kebidanan melibatkan perencanaan

3
dan pengelolaan program kontrasepsi, termasuk penyediaan pil kontrasepsi, edukasi,
pemantauan efektivitas penggunaan, dan manajemen efek samping.

2. Asuhan Kebidanan:

Asuhan kebidanan adalah pemberian perawatan yang komprehensif dan berkelanjutan


kepada akseptor pil. Asuhan kebidanan melibatkan pengumpulan informasi tentang kesehatan
dan riwayat penggunaan pil, evaluasi kondisi kesehatan, perencanaan tindakan, implementasi
tindakan, dan evaluasi hasil. Tujuan asuhan kebidanan adalah untuk memastikan kesehatan dan
kesejahteraan akseptor pil, serta meningkatkan efektivitas penggunaan pil kontrasepsi.

3. Pendokumentasian SOAP:

Pendokumentasian SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan) adalah metode


pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan. Metode ini membantu dalam
menyusun catatan yang sistematis dan terstruktur tentang asuhan kebidanan yang diberikan
kepada akseptor pil. Pendokumentasian SOAP mencakup pengumpulan informasi subjektif
dan objektif, penilaian kondisi kesehatan, serta perencanaan tindakan yang akan dilakukan.
Pendokumentasian yang baik menggunakan metode SOAP memungkinkan informasi yang
lengkap, akurat, dan mudah dipahami oleh tenaga medis yang terlibat dalam perawatan
akseptor.

Dengan demikian, manajemen kebidanan memastikan tersedianya sumber daya dan


program yang diperlukan dalam pelayanan kebidanan, sedangkan asuhan kebidanan
memberikan perawatan yang komprehensif kepada akseptor pil. Pendokumentasian SOAP
menjadi alat yang penting dalam memastikan catatan yang akurat dan terstruktur tentang
asuhan kebidanan yang diberikan kepada akseptor pil, sehingga memudahkan komunikasi dan
koordinasi antara tenaga medis yang terlibat dalam perawatan.

C. Standar Asuhan Kebidanan


Standar Asuhan Kebidanan adalah pedoman yang digunakan dalam memberikan
pelayanan kebidanan yang berkualitas dan komprehensif kepada pasien. Berikut adalah
beberapa sumber yang memberikan informasi tentang Standar Asuhan Kebidanan:

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 320 Tahun 2020 tentang Standar
Profesi Bidan: Keputusan ini mengatur tentang standar profesi bidan, termasuk standar
kompetensi dan kode etik profesi bidan. Standar kompetensi bidan mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang diperlukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

4
2. Karya Tulis Ilmiah "Standar Asuhan Kebidanan": Karya tulis ini membahas tentang standar
asuhan kebidanan yang mencakup pengetahuan umum, ketrampilan, dan perilaku yang
berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik. Selain itu, juga
mencakup asuhan pada berbagai tahap kehidupan seperti prakonsepsi, kehamilan, persalinan,
nifas, menyusui, dan perawatan bayi baru lahir.

3. Artikel "KMK atau Kepmenkes Nomor HK.01.07-Menkes-320-2020 Tentang Standar


Profesi Bidan": Artikel ini menjelaskan tentang standar profesi bidan yang ditetapkan oleh
KMK (Keputusan Menteri Kesehatan) atau Kepmenkes Nomor HK.01.07-Menkes-320-2020.
Standar profesi bidan mencakup kualitas, kesenangan, dan keseforan yang sesuai dengan
peraturan terkait pelayanan kebidanan yang bermutu dan berkesinambungan.

Dalam praktiknya, Standar Asuhan Kebidanan digunakan oleh tenaga medis, terutama
bidan, untuk memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Standar ini membantu dalam memastikan bahwa pelayanan kebidanan yang diberikan adalah
aman, efektif, dan berfokus pada kebutuhan pasien.

III. Langkah-langkah Pendokumentasian Asuhan Kebidanan


A. Langkah I: Pengumpulan Data
1. Wawancara dengan Pasien:

- Riwayat penyakit: Pasien tidak memiliki riwayat penyakit serius seperti diabetes,
hipertensi, atau gangguan pembekuan darah.
- Riwayat alergi: Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu.
- Riwayat operasi: Pasien belum pernah menjalani operasi sebelumnya.
- Riwayat keluarga: Pasien tidak memiliki riwayat keluarga terkait penyakit genetik atau
riwayat penyakit tertentu.
- Riwayat penggunaan pil kontrasepsi: Pasien mulai menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi sekitar 3 bulan yang lalu.

2. Pemeriksaan Fisik:

- Tekanan darah: Normal (120/80 mmHg)


- Payudara: Tidak ada kelainan, tidak ada benjolan atau nyeri pada palpasi.
- Abdomen: Tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan atau pembesaran organ.

B. Langkah II: Evaluasi dan Penilaian


1. Evaluasi Efek Samping:

5
- Pasien mengalami mual kadang-kadang setelah mengonsumsi pil kontrasepsi, namun
tidak mengganggu kualitas hidupnya secara signifikan.
- Tidak ada efek samping lain yang signifikan yang dilaporkan oleh pasien.

2. Penilaian Kondisi Kesehatan:

- Pasien dalam kondisi kesehatan yang baik, tanpa riwayat penyakit serius atau alergi yang
signifikan.
- Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah, payudara, dan abdomen dalam kondisi
normal.

3. Perencanaan Tindakan:

- Berdasarkan pengumpulan data dan evaluasi, pasien dapat melanjutkan penggunaan pil
kontrasepsi kombinasi sesuai dengan rekomendasi.
- Pasien akan diberikan edukasi tentang penggunaan yang benar, pentingnya kepatuhan
dalam mengonsumsi pil, dan tindakan yang harus dilakukan jika mengalami efek
samping yang mengganggu.

Pengumpulan data dan evaluasi/penilaian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan pada
akseptor pil penting untuk memahami kondisi kesehatan pasien, mengevaluasi efek samping
yang dialami, dan merencanakan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini akan
membantu dalam memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dan memastikan
keselamatan serta kesejahteraan pasien.

C. Langkah III: Perencanaan Tindakan


Setelah pengumpulan data dan evaluasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah perencanaan
tindakan dalam asuhan kebidanan pada seorang pasien yang merupakan akseptor pil:

1. Penentuan Rencana Tindakan:

- Berdasarkan data dan evaluasi, bidan akan menentukan rencana tindakan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
- Rencana tindakan akan mencakup pengaturan jadwal kunjungan pasien, pemberian
edukasi tentang penggunaan pil kontrasepsi, dan monitoring efek samping yang mungkin
dialami.

2. Edukasi Pasien:

6
- Bidan akan memberikan edukasi kepada pasien mengenai penggunaan yang benar dan
kepatuhan dalam mengonsumsi pil kontrasepsi.
- Pasien akan diberikan informasi tentang cara minum pil, waktu yang tepat untuk
mengonsumsi pil, dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi lupa minum pil.
- Pasien juga akan diberikan informasi tentang efek samping yang mungkin dialami dan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi efek samping tersebut.

D. Langkah IV: Implementasi Tindakan


Setelah perencanaan tindakan dibuat, langkah selanjutnya adalah implementasi tindakan dalam
asuhan kebidanan pada pasien:

1. Pemberian Informasi dan Edukasi:

- Bidan akan memberikan informasi dan edukasi kepada pasien sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditentukan.
- Pasien akan diberikan penjelasan tentang penggunaan pil kontrasepsi, efek samping yang
mungkin dialami, dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi lupa minum pil.

2. Monitoring dan Pemantauan:

- Bidan akan melakukan monitoring terhadap penggunaan pil kontrasepsi oleh pasien.
- Pasien akan dijadwalkan untuk kunjungan berikutnya guna memantau efek samping yang
dialami dan memberikan dukungan serta penyesuaian jika diperlukan.

E. Langkah V: Evaluasi dan Revisi


Setelah implementasi tindakan dilakukan, langkah terakhir adalah evaluasi dan revisi dalam
asuhan kebidanan pada pasien:

1. Evaluasi Efektivitas Tindakan:

- Bidan akan mengevaluasi efektivitas tindakan yang telah dilakukan berdasarkan respons
pasien, penggunaan pil kontrasepsi yang benar, dan pengelolaan efek samping.

2. Revisi Rencana Tindakan:

- Jika diperlukan, bidan akan merevisi rencana tindakan berdasarkan hasil evaluasi.
- Revisi dapat meliputi penyesuaian dosis pil, penggantian jenis pil, atau tindakan lain yang
diperlukan untuk memastikan pelayanan kebidanan yang optimal.

7
Evaluasi dan revisi secara berkala sangat penting dalam asuhan kebidanan pada pasien untuk
memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan memberikan
hasil yang diharapkan.

IV. Contoh Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Akseptor Pil


A. Kasus Ny. T dengan gangguan sakit kepala

Langkah I: Pengumpulan dan Penilaian

1. Pengumpulan Data:

- Wawancara dengan Ny. T:


- Frekuensi sakit kepala: Sekitar 2-3 kali seminggu.
- Intensitas sakit kepala: Biasanya ringan hingga sedang.
- Faktor pemicu: Stres, kurang tidur, dan perubahan hormon saat menstruasi.
- Riwayat kesehatan:
- Tidak ada riwayat penyakit kepala atau neurologis sebelumnya.
- Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan terkait sakit kepala.

2. Evaluasi dan Penilaian:

- Intensitas sakit kepala: Skala nyeri 3-5 (ringan hingga sedang).


- Jenis sakit kepala: Tension-type headache.
- Faktor pemicu: Stres, kurang tidur, dan perubahan hormon saat menstruasi.
- Pemeriksaan fisik: Tidak ada kelainan yang mencurigakan.

Langkah II: Perencanaan Tindakan

1. Penentuan Rencana Tindakan:

- Mengatur pola hidup sehat:


- Menjaga pola tidur yang teratur.
- Menghindari faktor pemicu sakit kepala, seperti stres dan kurang tidur.
- Mengelola stres dengan teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam.
- Penggunaan obat-obatan:
- Jika sakit kepala menjadi terlalu mengganggu, dapat menggunakan analgesik ringan
seperti paracetamol sesuai dosis yang dianjurkan.
- Monitoring dan pemantauan:
8
- Mengawasi perubahan frekuensi dan intensitas sakit kepala.
- Mengikuti jadwal kunjungan untuk memantau respons terhadap tindakan yang dilakukan.

Langkah III: Implementasi Tindakan

1. Pemberian Informasi dan Edukasi:

- Memberikan informasi kepada Ny. T tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat,
seperti pola tidur yang teratur dan menghindari faktor pemicu sakit kepala.
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, untuk mengelola
stres.
- Memberikan informasi tentang penggunaan analgesik ringan, seperti paracetamol, jika
sakit kepala menjadi terlalu mengganggu.

2. Monitoring dan Pemantauan:

- Mengawasi perubahan frekuensi dan intensitas sakit kepala setelah perubahan pola hidup
dan penggunaan obat-obatan.
- Menjadwalkan kunjungan berikutnya untuk memantau respons terhadap tindakan yang
dilakukan.

Langkah IV: Evaluasi dan Revisi

1. Evaluasi Efektivitas Tindakan:

- Mengevaluasi perubahan frekuensi dan intensitas sakit kepala setelah perubahan pola
hidup dan penggunaan obat-obatan.
- Menilai respons Ny. T terhadap teknik relaksasi dan manajemen stres yang diajarkan.

2. Revisi Rencana Tindakan:

- Jika perubahan pola hidup dan penggunaan obat-obatan tidak memberikan hasil yang
diharapkan, dapat merevisi rencana tindakan dengan mempertimbangkan terapi non-
farmakologis tambahan atau konsultasi dengan dokter spesialis.

Dalam kasus Ny. T dengan gangguan sakit kepala, pengumpulan data, evaluasi, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan revisi tindakan dilakukan untuk membantu Ny. T mengelola sakit
kepala yang dialaminya dan meningkatkan kualitas hidupnya.

9
B. Manajemen asuhan kebidanan pada Ny. T dengan gangguan sakit kepala dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Edukasi dan Konseling:

- Memberikan edukasi kepada Ny. T tentang penyebab sakit kepala, seperti stres, kurang
tidur, atau perubahan hormon saat menstruasi.
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, yang dapat
membantu mengurangi intensitas sakit kepala.
- Memberikan informasi tentang penggunaan obat-obatan yang aman dan sesuai dosis yang
dianjurkan, jika diperlukan.
- Mendorong Ny. T untuk mencatat frekuensi dan intensitas sakit kepala serta faktor
pemicunya.

2. Pengaturan Pola Hidup:

- Mendorong Ny. T untuk menjaga pola tidur yang teratur dengan waktu tidur yang cukup.
- Mengajarkan pentingnya menghindari faktor pemicu sakit kepala, seperti stres, kurang
tidur, atau makanan tertentu.
- Memberikan saran mengenai pola makan seimbang dan pentingnya mengonsumsi air
yang cukup.

3. Manajemen Stres:

- Mengajarkan teknik manajemen stres, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau aktivitas
fisik yang dapat membantu mengurangi stres.
- Mendorong Ny. T untuk mengidentifikasi faktor pemicu stres dan mencari cara untuk
mengatasinya, seperti dengan berbicara kepada orang terdekat atau melakukan hobi yang
menyenangkan.

4. Penggunaan Obat-obatan:

- Jika sakit kepala menjadi terlalu mengganggu, dapat direkomendasikan penggunaan


analgesik ringan, seperti paracetamol, sesuai dosis yang dianjurkan.
- Memberikan informasi tentang penggunaan obat-obatan yang aman dan mengingatkan
untuk tidak melebihi dosis yang dianjurkan.
- Menjelaskan tentang kemungkinan efek samping yang mungkin terjadi dan tindakan
yang harus dilakukan jika efek samping tersebut muncul.

10
5. Monitoring dan Pemantauan:

- Mengawasi perubahan frekuensi dan intensitas sakit kepala setelah penerapan


manajemen asuhan kebidanan.
- Menjadwalkan kunjungan berikutnya untuk memantau respons Ny. T terhadap tindakan
yang dilakukan dan memberikan dukungan serta penyesuaian jika diperlukan.

Dalam manajemen asuhan kebidanan pada Ny. T dengan gangguan sakit kepala,
penting untuk memberikan edukasi, pengaturan pola hidup, manajemen stres, dan penggunaan
obat-obatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Melalui pendekatan ini,
diharapkan dapat membantu mengurangi intensitas dan frekuensi sakit kepala yang dialami
oleh Ny. T.

C. Hasil dan Kesimpulan


Setelah melakukan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. T dengan gangguan sakit kepala,
berikut adalah hasil dan kesimpulan yang dapat diperoleh:

1. Hasil:

- Ny. T mendapatkan edukasi mengenai penyebab sakit kepala, faktor pemicu, dan teknik
manajemen stres.
- Ny. T menerapkan perubahan pola hidup, seperti menjaga pola tidur yang teratur dan
menghindari faktor pemicu sakit kepala.
- Ny. T menggunakan teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, untuk
mengurangi intensitas sakit kepala.
- Jika sakit kepala menjadi terlalu mengganggu, Ny. T menggunakan analgesik ringan
sesuai dosis yang dianjurkan.

2. Kesimpulan:

- Manajemen asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. T membantu dalam mengurangi
intensitas dan frekuensi sakit kepala yang dialaminya.
- Edukasi tentang penyebab sakit kepala, pengaturan pola hidup sehat, manajemen stres,
dan penggunaan obat-obatan yang tepat dapat membantu Ny. T mengelola sakit kepala
dengan lebih baik.
- Penggunaan teknik relaksasi dan penghindaran faktor pemicu sakit kepala merupakan
langkah yang efektif dalam mengurangi intensitas sakit kepala.

11
- Monitoring dan pemantauan secara teratur diperlukan untuk memantau respons Ny. T
terhadap tindakan yang dilakukan dan memberikan dukungan serta penyesuaian jika
diperlukan.

Dengan adanya manajemen asuhan kebidanan yang tepat, diharapkan Ny. T dapat mengelola
sakit kepala dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidupnya. Penting untuk terus
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap respons Ny. T terhadap tindakan yang dilakukan,
serta melakukan revisi jika diperlukan.

REFERENSI:

Penerbit Eureka. (2020). DOKUMENTASI KEBIDANAN. Repository Penerbit Eureka.


Tersedia di: repository.penerbiteureka.com. Diakses pada 29 Januari 2024.

Asuhan Kebidanan Akseptor Pil Kombinasi Pada Ny.T .... ResearchGate. Tersedia
di: www.researchgate.net. Diakses pada 29 Januari 2024.

Penerbit Eureka. (Tahun). DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN. Repository Penerbit


Eureka. Tersedia di: repository.penerbiteureka.com. Diakses pada 29 Januari 2024.

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan | PDF. Scribd. Tersedia di: www.scribd.com. Diakses


pada 30 Januari 2024.

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR PIL KOMBINASI PADA NY.T .... UMPRI. Tersedia
di: umpri.ac.id. Diakses pada 30 Januari 2024.

12

Anda mungkin juga menyukai