Askeb I
Askeb I
Askeb I
Oleh:
T.A. 2023/2024
1
I. Pendahuluan
Pengenalan tentang akseptor pil dimulai dengan menjelaskan penggunaan pil sebagai salah
satu metode kontrasepsi yang populer. Pil kontrasepsi adalah bentuk kontrasepsi hormonal
yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Pil ini bekerja dengan menghentikan
ovulasi, menebalkan lendir serviks, dan mencegah sperma mencapai sel telur. Penggunaan pil
kontrasepsi memiliki manfaat seperti mengatur siklus menstruasi, mengurangi risiko
kehamilan, dan membantu mengatasi beberapa kondisi kesehatan seperti endometriosis dan
nyeri menstruasi. Namun, seperti halnya metode kontrasepsi lainnya, penggunaan pil juga
memiliki risiko dan efek samping yang perlu dipahami oleh akseptor.
1. Subjective (Subjektif):
Pada bagian subjektif, catatan yang dibuat berdasarkan informasi yang diberikan oleh
akseptor pil. Ini meliputi keluhan, riwayat kesehatan, riwayat penggunaan pil sebelumnya, dan
efek samping yang dialami. Informasi ini didapatkan melalui wawancara dengan akseptor dan
berfokus pada pengalaman dan persepsi subjektif mereka terkait penggunaan pil kontrasepsi.
2. Objective (Objektif):
2
Bagian objektif mencakup informasi yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik dan hasil tes
atau evaluasi lainnya. Ini mencakup pengukuran tekanan darah, pemeriksaan fisik seperti
pemeriksaan payudara dan perut, serta hasil laboratorium seperti tes darah atau tes pap smear.
Informasi objektif ini memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi fisik akseptor dan
respons tubuh terhadap penggunaan pil.
3. Assessment (Penilaian):
Pada bagian penilaian, catatan dibuat berdasarkan evaluasi dan analisis informasi subjektif
dan objektif yang telah dikumpulkan. Ini melibatkan penilaian kondisi kesehatan akseptor,
evaluasi efektivitas penggunaan pil kontrasepsi, serta identifikasi dan penilaian risiko yang
mungkin terkait dengan penggunaan pil.
4. Plan (Rencana):
Bagian rencana mencakup tindakan atau intervensi yang direncanakan untuk memberikan
asuhan kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan akseptor pil. Ini meliputi rekomendasi terkait
penggunaan pil kontrasepsi, pengelolaan efek samping yang dialami, edukasi tentang
penggunaan yang benar, serta jadwal kunjungan berikutnya.
1. Manajemen Kebidanan:
3
dan pengelolaan program kontrasepsi, termasuk penyediaan pil kontrasepsi, edukasi,
pemantauan efektivitas penggunaan, dan manajemen efek samping.
2. Asuhan Kebidanan:
3. Pendokumentasian SOAP:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 320 Tahun 2020 tentang Standar
Profesi Bidan: Keputusan ini mengatur tentang standar profesi bidan, termasuk standar
kompetensi dan kode etik profesi bidan. Standar kompetensi bidan mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang diperlukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
4
2. Karya Tulis Ilmiah "Standar Asuhan Kebidanan": Karya tulis ini membahas tentang standar
asuhan kebidanan yang mencakup pengetahuan umum, ketrampilan, dan perilaku yang
berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat, dan etik. Selain itu, juga
mencakup asuhan pada berbagai tahap kehidupan seperti prakonsepsi, kehamilan, persalinan,
nifas, menyusui, dan perawatan bayi baru lahir.
Dalam praktiknya, Standar Asuhan Kebidanan digunakan oleh tenaga medis, terutama
bidan, untuk memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Standar ini membantu dalam memastikan bahwa pelayanan kebidanan yang diberikan adalah
aman, efektif, dan berfokus pada kebutuhan pasien.
- Riwayat penyakit: Pasien tidak memiliki riwayat penyakit serius seperti diabetes,
hipertensi, atau gangguan pembekuan darah.
- Riwayat alergi: Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu.
- Riwayat operasi: Pasien belum pernah menjalani operasi sebelumnya.
- Riwayat keluarga: Pasien tidak memiliki riwayat keluarga terkait penyakit genetik atau
riwayat penyakit tertentu.
- Riwayat penggunaan pil kontrasepsi: Pasien mulai menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi sekitar 3 bulan yang lalu.
2. Pemeriksaan Fisik:
5
- Pasien mengalami mual kadang-kadang setelah mengonsumsi pil kontrasepsi, namun
tidak mengganggu kualitas hidupnya secara signifikan.
- Tidak ada efek samping lain yang signifikan yang dilaporkan oleh pasien.
- Pasien dalam kondisi kesehatan yang baik, tanpa riwayat penyakit serius atau alergi yang
signifikan.
- Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah, payudara, dan abdomen dalam kondisi
normal.
3. Perencanaan Tindakan:
- Berdasarkan pengumpulan data dan evaluasi, pasien dapat melanjutkan penggunaan pil
kontrasepsi kombinasi sesuai dengan rekomendasi.
- Pasien akan diberikan edukasi tentang penggunaan yang benar, pentingnya kepatuhan
dalam mengonsumsi pil, dan tindakan yang harus dilakukan jika mengalami efek
samping yang mengganggu.
Pengumpulan data dan evaluasi/penilaian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan pada
akseptor pil penting untuk memahami kondisi kesehatan pasien, mengevaluasi efek samping
yang dialami, dan merencanakan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Hal ini akan
membantu dalam memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dan memastikan
keselamatan serta kesejahteraan pasien.
- Berdasarkan data dan evaluasi, bidan akan menentukan rencana tindakan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
- Rencana tindakan akan mencakup pengaturan jadwal kunjungan pasien, pemberian
edukasi tentang penggunaan pil kontrasepsi, dan monitoring efek samping yang mungkin
dialami.
2. Edukasi Pasien:
6
- Bidan akan memberikan edukasi kepada pasien mengenai penggunaan yang benar dan
kepatuhan dalam mengonsumsi pil kontrasepsi.
- Pasien akan diberikan informasi tentang cara minum pil, waktu yang tepat untuk
mengonsumsi pil, dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi lupa minum pil.
- Pasien juga akan diberikan informasi tentang efek samping yang mungkin dialami dan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi efek samping tersebut.
- Bidan akan memberikan informasi dan edukasi kepada pasien sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditentukan.
- Pasien akan diberikan penjelasan tentang penggunaan pil kontrasepsi, efek samping yang
mungkin dialami, dan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi lupa minum pil.
- Bidan akan melakukan monitoring terhadap penggunaan pil kontrasepsi oleh pasien.
- Pasien akan dijadwalkan untuk kunjungan berikutnya guna memantau efek samping yang
dialami dan memberikan dukungan serta penyesuaian jika diperlukan.
- Bidan akan mengevaluasi efektivitas tindakan yang telah dilakukan berdasarkan respons
pasien, penggunaan pil kontrasepsi yang benar, dan pengelolaan efek samping.
- Jika diperlukan, bidan akan merevisi rencana tindakan berdasarkan hasil evaluasi.
- Revisi dapat meliputi penyesuaian dosis pil, penggantian jenis pil, atau tindakan lain yang
diperlukan untuk memastikan pelayanan kebidanan yang optimal.
7
Evaluasi dan revisi secara berkala sangat penting dalam asuhan kebidanan pada pasien untuk
memastikan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan memberikan
hasil yang diharapkan.
1. Pengumpulan Data:
- Memberikan informasi kepada Ny. T tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat,
seperti pola tidur yang teratur dan menghindari faktor pemicu sakit kepala.
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, untuk mengelola
stres.
- Memberikan informasi tentang penggunaan analgesik ringan, seperti paracetamol, jika
sakit kepala menjadi terlalu mengganggu.
- Mengawasi perubahan frekuensi dan intensitas sakit kepala setelah perubahan pola hidup
dan penggunaan obat-obatan.
- Menjadwalkan kunjungan berikutnya untuk memantau respons terhadap tindakan yang
dilakukan.
- Mengevaluasi perubahan frekuensi dan intensitas sakit kepala setelah perubahan pola
hidup dan penggunaan obat-obatan.
- Menilai respons Ny. T terhadap teknik relaksasi dan manajemen stres yang diajarkan.
- Jika perubahan pola hidup dan penggunaan obat-obatan tidak memberikan hasil yang
diharapkan, dapat merevisi rencana tindakan dengan mempertimbangkan terapi non-
farmakologis tambahan atau konsultasi dengan dokter spesialis.
Dalam kasus Ny. T dengan gangguan sakit kepala, pengumpulan data, evaluasi, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan revisi tindakan dilakukan untuk membantu Ny. T mengelola sakit
kepala yang dialaminya dan meningkatkan kualitas hidupnya.
9
B. Manajemen asuhan kebidanan pada Ny. T dengan gangguan sakit kepala dapat
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Edukasi dan Konseling:
- Memberikan edukasi kepada Ny. T tentang penyebab sakit kepala, seperti stres, kurang
tidur, atau perubahan hormon saat menstruasi.
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, yang dapat
membantu mengurangi intensitas sakit kepala.
- Memberikan informasi tentang penggunaan obat-obatan yang aman dan sesuai dosis yang
dianjurkan, jika diperlukan.
- Mendorong Ny. T untuk mencatat frekuensi dan intensitas sakit kepala serta faktor
pemicunya.
- Mendorong Ny. T untuk menjaga pola tidur yang teratur dengan waktu tidur yang cukup.
- Mengajarkan pentingnya menghindari faktor pemicu sakit kepala, seperti stres, kurang
tidur, atau makanan tertentu.
- Memberikan saran mengenai pola makan seimbang dan pentingnya mengonsumsi air
yang cukup.
3. Manajemen Stres:
- Mengajarkan teknik manajemen stres, seperti meditasi, pernapasan dalam, atau aktivitas
fisik yang dapat membantu mengurangi stres.
- Mendorong Ny. T untuk mengidentifikasi faktor pemicu stres dan mencari cara untuk
mengatasinya, seperti dengan berbicara kepada orang terdekat atau melakukan hobi yang
menyenangkan.
4. Penggunaan Obat-obatan:
10
5. Monitoring dan Pemantauan:
Dalam manajemen asuhan kebidanan pada Ny. T dengan gangguan sakit kepala,
penting untuk memberikan edukasi, pengaturan pola hidup, manajemen stres, dan penggunaan
obat-obatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Melalui pendekatan ini,
diharapkan dapat membantu mengurangi intensitas dan frekuensi sakit kepala yang dialami
oleh Ny. T.
1. Hasil:
- Ny. T mendapatkan edukasi mengenai penyebab sakit kepala, faktor pemicu, dan teknik
manajemen stres.
- Ny. T menerapkan perubahan pola hidup, seperti menjaga pola tidur yang teratur dan
menghindari faktor pemicu sakit kepala.
- Ny. T menggunakan teknik relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, untuk
mengurangi intensitas sakit kepala.
- Jika sakit kepala menjadi terlalu mengganggu, Ny. T menggunakan analgesik ringan
sesuai dosis yang dianjurkan.
2. Kesimpulan:
- Manajemen asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. T membantu dalam mengurangi
intensitas dan frekuensi sakit kepala yang dialaminya.
- Edukasi tentang penyebab sakit kepala, pengaturan pola hidup sehat, manajemen stres,
dan penggunaan obat-obatan yang tepat dapat membantu Ny. T mengelola sakit kepala
dengan lebih baik.
- Penggunaan teknik relaksasi dan penghindaran faktor pemicu sakit kepala merupakan
langkah yang efektif dalam mengurangi intensitas sakit kepala.
11
- Monitoring dan pemantauan secara teratur diperlukan untuk memantau respons Ny. T
terhadap tindakan yang dilakukan dan memberikan dukungan serta penyesuaian jika
diperlukan.
Dengan adanya manajemen asuhan kebidanan yang tepat, diharapkan Ny. T dapat mengelola
sakit kepala dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidupnya. Penting untuk terus
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap respons Ny. T terhadap tindakan yang dilakukan,
serta melakukan revisi jika diperlukan.
REFERENSI:
Asuhan Kebidanan Akseptor Pil Kombinasi Pada Ny.T .... ResearchGate. Tersedia
di: www.researchgate.net. Diakses pada 29 Januari 2024.
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR PIL KOMBINASI PADA NY.T .... UMPRI. Tersedia
di: umpri.ac.id. Diakses pada 30 Januari 2024.
12