Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Wardania Azzahra

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

‫المفعول الجله‬

(Maf’ul Liajlih)
Wardania Azzahra (2320203888204019)
wrdniazzhra16@gmail.com

Abstrak

Maf’ul liajlih merupakan bagian dari pembahasan ilmu Nahwu. Ilmu nahwu adalah salah
satu cabang ilmu bahasa Arab yang mengatur tentang tata cara menempatkan kata secara tepat
dalam kalimat-kalimat bahasa Arab sehingga maknanya menjadi utuh. Maf’ul liajlih sebagai
bagian dari ilmu nahwu memiliki tujuan tertentu ketika diposisikan dalam kalimat, demikian
pula memiliki tata aturan tersendiri dalam penerapannya dalam kalimat. Dengan demikian hal
yang menjadi permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini ada tiga hal yaitu: (1) Apa
pengertian mah’ul (2) Bagaimana cara penerapan Maf’ul liajlih dalam kalimat ?, dan (3)
Bagaimana ‘irab Maf’ul liajlih?. Pertanyaan-pertanyaan di atas akan dijawab dengan
mengemukakan pengertian Maf’ul liajlih dan maf’ul ma’ah terlebih dahulu untuk memperoleh
pengetahuan dasar tentang keduanya, kemudian dilanjutkan dengan cara penerapannya dalam
kalimat, dan terakahir dikemukakan i’rabnya sebagai bentuk analis dari Maf’ul liajlih baik dari
segi bentuknya, hukum i’rabnya, maupun tanda- tanda i’rabnya.

Pendahuluan
Maf’ul liajlih ditinjau dari segi posisi pembahasannya dalam ilmu bahasa Arab merupakan
bagian dari pembahasan ilmu Nahwu. Ilmu Nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu
bahasa Arab yang sangat penting dipelajari. Ilmu-ilmu Bahasa Arab yang dimaksud adalah
meliputi ilmu al-aswat atau phonology (ilmu tentang bunyi bahasa), al-sarf atau morphology
(ilmu tentang pecahan kata), dan ilmu al-Nahwu atau syntax (ilmu tentang struktur kalimat), al-
mufradat atau vocabulary (ilmu tentang perbendaharaan kata), dan al-balaghah atau ilmu tentang
gaya bahasa.

Adapun pengertian ilmu Nahwu menurut Ali Ridho yaitu:

‫ِع ْلُم الَّنْح ِو ُھَو ِع ْلٌم ُیْبَح ُث ِفْیِھ َع ْن َأْح َو اِل اْلَك ِلَم اِت اْلَعَر ِبَّیِة ِم ْن َناِح َّیِة اِإْل ْع َر اِب َو اْل ِبَناِء َو َم ا َیْطَر ُأ َع َلْیَھا ِم ْن أْح َو اٍل ِفى َح اِل‬
‫َتْر ِكْیِبَھا َو َع اَل َقِتَھا ِبَغْیِرَھا ِم َن اْلَك ِلَم اِت َو ُتْع َر ُف ِبِھ َأْیًضا َم ا َیْلِز ُم َأْن َیُك ْو َن َع َلْیھ َأِخ ُر اْلَك ِلَم اِت ِم ْن َر ْفٍع َو َنْص ٍب َو َج ْز ٍم َو َج ٍّر‬

Artinya:
Ilmu Nahwu di dalamnya dibahas tentang hal-ihwal kata dari segi ‘irab dan bina’nya,
hal-ihwal struktur kata dan hubungan antara satu kata dengan kata yang lain, dan
dibahas juga mengenai penentuan hal-ihwal akhir kata dari segi rafa’nya, nashabnya,
jarnya, dan jazamnya.

Pembahasan dalam ilmu Nahwu adalah meliputi kata-kata yang berposisi marfu’,
manshub, majrur, dan majzum. Maf’ul liajlih adalah termasuk bagian dari isim-isim manshub
yang berbeda penerapan/penggunaan dan makanannya dengan isim-isim manshub lainnya.
Maf’ul liajlih digunakan untuk menegaskan alasan dari suatu pekerjaan atau perbuatan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam tulisan
ini adalah:
1. Apa pengertian maf’ul li ajlih?
2. Apa syarat-syarat maf’ul li ajlih?
3. Bagaimana penerapan maf’ul li ajlih dalam kalimat-kalimat bahasa Arab?

Metode penelitian
Metode penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif dengan
pendekatan studi kepustakaan (library research). Fokus penelitiannya adalah mengkaji dan
mendeskripsikan konsep maf'ul liajlih dalam ilmu nahwu (tata bahasa Arab) berdasarkan
sumber-sumber referensi yang relevan.

Pembahasan
1. Pengertian maf’ul liajlih
‫اْلَم ْفُعْو ُل أِل ْج ِلِھ َو ُھَو اِاْل ْس ُم اْلَم ْنُصْو ُب اَّلِذ ي ُیْذ َك ُر َبَیاًنا ِلَسَبِب ُو ُقْو ِع اْلِفْع ِل‬

Maf’ul li ajlih adalah isim yang dinashab yang dinyatakan sebagai penjelasan bagi
penyebab terjadinya fi’il (perbuatan).

Maf’ul liajlih di sebut juga dengan maf’ul min ajlih (‫ )المفعول من ألجله‬dan ma’ul lahu (
‫ )المفعول له‬menurut istilah ahli nahwu adalah ungkapan tentang isim mansub yang disebutkan
sebagai sebab dilakukkannya fi’il. Maf’ul li ajlih merupakan kata yamg diturunksn pada akhir
kluasa yang fungsinya menjelaskan alasan, sebab, atau tujuan dari aktivitas yang dilakukan oleh
subjek.
Maf’ul li ajlih digunakan sebagai jawaban terhadap pertanyaan ‫ ِلَم ا‬atau ‫ ِلَم اَذ ا‬artinya “mengapa”
seperti kalau ada sebuah pertanyaan “mengapa laki-laki itu berdiri?” jawabannya yang
menggunakan maf’ul liajlihi adalah “laki-laki itu berdiri karna menghormati tamu”, ungkapan
“karena menghormati tamu” itulah yang berposisi sebagai maf’ul liajlihi. Dalam kalimat bahasa
Arab pertanyaan dan jawabannya tersebut di atas
adalah:

‫(س) لماذا قام الّطالب؟‬ )‫قام لّطالب احتراما للضيوف (ج‬

2. Syarat-syarat maf’ul liajlih


a. Harus mashdar
b. Harus berupa mashdar qalbi, yang dimaksd dengan mashdar qolbi adalah kata itu tidak
menunjukkan perbuatan yang dilakukan oleh anggota badan seperti tangan atau lisan,
misalnya membaca dan memukul tapi dilakukan oleh perbuatan hati seperti rasa takut, cinta
dan sopan.
c. Harus sebagai alasan (sebab) dari apa yang sebelumnya (sebab dilakukan fi’il
yang disebutkan sebelumnya).
d. Amil dan isimnya itu harus satu dalam hal waktu. Amil dalam hal ini adalah
fi’il madhi atau fi’il mudhari’. Fi’il madhi adalah kata kerja yang telah dilakukan
di masa/waktu lampau, sedangkan fi’il mudhari’ adalah kata kerja yang sedang
atau akan dilakukan.
e. Isim dan amilnya harus satu pula dengan fa’ilnya.

Contoh maf’ul liajlih:


1) ‫( اكلت اّلحم حّبا له‬saya makan daging karna saya menyukainya)
2) ‫( سكن اّطّالب في المسجد اجالال للقرٓان‬saya tinggal di mesjid karena memuliakan alquran)
3) ‫ ( َو اَل َتْقُتُلْو ا َأْو اَل َد ُك ْم َخ ْش َیَة ِاْم اَل ٍق‬dan janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut
miskin)
4) ‫( بكت المسلمة خوفا للكلب‬muslimah itu menanngis karena takut annjing)
5) ‫( َاْج ِر ي ِاَلي اْلَم ْس ِج ِد َخ ْو ًفا ِللَّش ْیَطاِن‬saya berlari ke mesjid karena takut setan)

Semua isim yang memenuhi syarat-syarat diatas, boleh dii’rob dengan di-nashob-kan atau di-jar-
kan dengan huruf jar yang menunjukkan makna ta’lil (alasan), seperti huruf .‫ الالم‬Namun,
terkadang amil dan isimnya bisa saja tidak bersamaan dalam satu waktu.

contohnya :
‫( ِج ْئُتَك اْلَیْو َم ِلِال ْك َر اِم َغًدا‬Aku datang padamu hari ini untuk memuliakanmu besok).
Dalam keadaan ini, maka digunakanlah huruf jar ‫الالم‬.

Isim yang berkedudukan sebagai maf’ul li ajlih mempunyai 3 keadaan:


1). Ber-alif dan lam
Dalam keadaan ini isim yang menjadi maf’ul li ajlih harus di-jar-kan
dengan ‫( الالم التعلیل‬lam sebagai alasan).
Contohnya:
‫( َضَر ْبُت ِاْبِنْي ِللتْأِد ِیِب‬Aku memukul anak laki-lakiku dalam rangka mendidiknya).
2) . Sebagai mudhof
Jika kata itu adalah mudhof, maka boleh di-nashob-kan dan boleh pula dijar-
kan.
Contohnya:
‫( ُز ْر ُتَك َم َح َّبَة َاَد ِبَك‬Saya mengunjungimu karena saya menyenangi adabmu).
‫( ُز ْر ُتَك ِلَم َح َّبِة َاَد ِبَك‬Saya mengunjumi karena saya menyenangi adabmu)
3). Tidak ber-alif dan lam dan tidak di-idhofah-kan
Jika kata itu tidak ber-alif dan lam dan bukan pula mudhof maka seringnya
kata itu di-nashob-kan dan jarang di-jar-kan.
Contohnya:
‫( ُقْم ُت ِاْج اَل اًل ِلُاْلْسَتاِذ‬Saya berdiri untuk memuliakan ustadz).

3. I’rob maf’ul liajlih

‫َذ َھَب اْلُم ْسِلُم ِاَلي اْلَم ْس ِج ِد ِذ ْك ًر ا‬-


‫ فعل ماض مبني علي الفتح ال محل لھ من االعراب‬: ‫َذ َھَب‬
‫ اسم مرفوع وعالمة رفعھ الضمة الظاھرة على آخره ألنھ اسم المفرد‬: ‫اْلُم ْس ِلُم‬
‫ حرف جر مبني على السكون ال محل لھ من االعراب‬: ‫الى‬
‫ اسم مجرور مجرور بالى وعالمة جره الكسرة ألنھ اسم المفرد‬: ‫المسجد‬
‫ اسم منصوب ألنھ مفعول من أجلھ وعالمة نصبھ الفتحة ألنھ اسم المفرد‬: ‫ذكًرا‬
‫ حرف جر مبني على السكون ال محل لھ من االعراب‬: ‫ل‬
‫ لفظ الجاللة وھو اسم مجرور مجرور بالالم وعالمة جره الكسرة ألنھ اسم المفرد‬: ‫هّلل‬
‫َاَنا َقاِد ٌم َطَلًبا ِلْلِع ْلِم‬-
‫ ضمیر منفصل مبني على السكون في محل رفع مبتدأ‬: ‫َاَنا‬
‫ اسم مرفوع ألنھ خبر للمبتدأ وعالمة رفعھ الضمة الظاھرة على آخره ألنھ اسم المفرد‬: ‫َقاِدٌم‬
‫ اسم منصوب ألنھ مفعول من أجلھ وعالمة نصبھ الفتحة ألنھ اسم المفرد‬: ‫طلًبا‬
‫ حرف جر مبني على الكسرة ال محل لھ من االعراب‬: ‫ِل‬
‫ اسم مجرور مجرور بحرف جر (الم) وعالمة جره الكسرة ألنھ اسم المفرد‬: ‫العلم‬
‫ َتَص َّد ْقُت ِاْبِتِغ اَء َم ْر َض اِة هلّل‬-
‫ ضمیر متصل‬: )‫ (التاء‬.‫فعل ماض مبني على السكون ِال تصال بضمیر الرفع المتحرك‬: )‫ (َتَص َّد َق‬: ‫َتَص َّد ْقُت‬
.‫مبني على الضمة في محل رفع فاعل‬
‫ اسم منصوب ألنھ مفعول من أجلھ وعالمة نصبھ الفتحة ألنھ اسم المفرد وھو مضاف‬: ‫ِاْبِتِغ اَء‬
‫ اسم مجرورألنھ مضاف الیھ وعالمة جره الكسرة ألنھ اسم المفرد وھو مضاف‬: ‫َم ْر َض اِة‬
‫ لفظ جاللة اسم مجرورألنھ مضاف الیھ وعالمة جره الكسرة ألنھ اسم المفرد‬: ‫ِهلّل‬

Kesimpulan
Dari Pembahasan yang telahdilakukan diperoleh beberapa kesimpulan:
1. Maf’ul li ajlih adalah isim yang dinashob yang dinyatakan sebagai penjelasan
bagi penyebab terjadinya fi’il (perbuatan).
2. Syarat untuk Maf’ul Li Ajlih adalah berbentuk mashdar qalbi, sebagai alasan
(sebab) dari apa yang sebelumnya (sebab dilakukan fi’il yang disebutkan
sebelumnya), amil dan isimnya itu harus satu dalam hal waktu, dan isim dan
amilnya harus satu pula dengan fa’ilnya.
Contoh maf’ul liajlih yaitu:
‫( َذ ھ َب اْلُم ْس ِلُم ِاَلي اْلَم ْس ِج ِد ِذ ْك ًرا‬Orang muslim pergi ke masjid dalam rangka berdzikir kepada Allah).
‫( َاَغ َض ُب ُح ًّبا َلك‬Saya marah karena sayang kepadamu).
Daftar Pustaka
al-Hafid, Radhi. Pengembangan Materi dan Metode Pengajaran Bahasa Arab. Ujung
Pandang: Berkah, 1993.
Ridho, Ali. Al-Marja’ fi Al-Lughat Al-‘Arabiyah Nahwiha wa Sharfiha, juz I. Daar Al-Fikr,
t.th
Anwar, Moch.Ilmu Nahwu Terjemahan Matan AL-Jurumiyyah dan Imrithy. Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2018.

Anda mungkin juga menyukai