Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Topik 1 Elaborasi Pemahaman Asesmen II Nanas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

MK PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN II

Topik 1 Elaborasi Pemahaman

(PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN)

Disusun Oleh
Nur Alfitra Salam
NPM : 239014485153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2024
ELABORASI PEMAHAMAN
PRINSIP PENGAJARAN DAN ASESMEN II

Bagaimana Anda mempertimbangkan teknik asesmen awal yang Anda pilih?


Asesmen awal dilakukan di awal pembelajaran untuk memberikan informasi kepada pendidik
tentang kesiapan belajar peserta didik. Asesmen awal dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
seperti presentasi, membuat peta konsep, graphic organizer, penilaian kinestetik, papan bicara,
jawaban bersama, contoh dan bukan contoh, tunjuk lima jari, menyebutkan hal-hal yang sudah
dipelajari, uraian singkat, ringkasan singkat, memecahkan masalah, kartu jawaban, dan
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh peserta didik. Dalam memilih teknik asesmen awal,
perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip asesmen yang adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar. Asesmen awal juga dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik tes atau teknik non tes seperti pengamatan dan
wawancara. Tahapan-tahapan dalam asesmen diagnosis terdiri atas persiapan, pelaksanaan, dan
tindak lanjut, dan tidak ada bentuk yang baku untuk masing-masing tahapan.
Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar murid. Prinsip asesmen adalah sebagai berikut:
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk guru, murid, dan orang
tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Contoh: Guru menguatkan asesmen di awal pembelajaran yang digunakan untuk merancang
pembelajaran sesuai dengan kesiapan murid. Guru merencanakan pembelajaran dengan
merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dan memberikan umpan balik agar murid
menentukan langkah untuk perbaikan ke depannya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan
pembelajaran.
Contoh: Guru memikirkan tujuan pembelajaran pada saat merencanakan asesmen dan
memberikan kejelasan pada murid mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran. Guru
menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan fungsi dan tujuan asesmen. Hasil
dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari
asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya, dan
sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai ke depannya.
Contoh: Guru menyediakan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen menjadi sebuah
proses pembelajaran dan bukan hanya untuk kepentingan menguji. Guru menentukan kriteria
sukses dan menyampaikannya pada murid, sehingga mereka memahami ekspektasi yang perlu
dicapai.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian murid bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta
strategi tindak lanjut. Contoh: Guru menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas,
mengutamakan informasi yang paling penting untuk dipahami oleh murid dan orang tua. Guru
memberikan umpan balik secara berkala kepada murid dan mendiskusikan tindak lanjutnya
bersama-sama, serta melibatkan orang tua.
5. Hasil asesmen digunakan oleh murid, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai
bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Contoh: Guru menyediakan waktu untuk membaca, menganalisis, dan melakukan refleksi
hasil asesmen. Guru menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan
hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh murid, guru, tenaga kependidikan,
dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Bagaimana Anda memutuskan instrumen asesmen yang Anda susun untuk melaksanakan
asesmen awal?
Seorang guru dapat memutuskan instrumen asesmen yang akan digunakan untuk melaksanakan
asesmen awal dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti tujuan asesmen, karakteristik
siswa, dan konteks pembelajaran. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh
seorang guru untuk memilih instrumen asesmen yang tepat:
1. Tentukan tujuan asesmen: Seorang guru harus menentukan tujuan asesmen terlebih dahulu,
apakah untuk mengetahui kemampuan awal siswa, mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa,
atau mengevaluasi efektivitas pembelajaran.
2. Pertimbangkan karakteristik siswa: Seorang guru harus mempertimbangkan karakteristik
siswa, seperti usia, tingkat kemampuan, dan gaya belajar, untuk memilih instrumen asesmen
yang sesuai.
3. Pertimbangkan konteks pembelajaran: Seorang guru harus mempertimbangkan konteks
pembelajaran, seperti kurikulum yang digunakan, metode pengajaran, dan lingkungan belajar,
untuk memilih instrumen asesmen yang sesuai.
4. Pilih instrumen asesmen yang sesuai: Setelah mempertimbangkan faktor-faktor di atas,
seorang guru dapat memilih instrumen asesmen yang sesuai, seperti tes tertulis, tes lisan,
observasi, atau portofolio.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, seorang guru dapat memilih instrumen
asesmen yang tepat untuk melaksanakan asesmen awal.

Bagaimana pelaksanaan asesmen awal? Apakah ada hal-hal menarik yang dapat Anda
pelajari?
Asesmen awal adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi yang dilakukan oleh guru
di sekolah untuk mengetahui kemampuan siswa dan siswi dalam memahami materi
pembelajaran. Asesmen awal ini dilakukan pada kurikulum merdeka dan dilakukan dengan
tujuan untuk mengidentifikasi kemampuan dasar anak sebelum merancang suatu pembelajaran.
Asesmen awal dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan seperti bermain
balok, pasir, menggambar, finger painting dan lain sebagainya. Terdapat beberapa jenis asesmen
awal, yaitu asesmen awal pembelajaran intrakurikuler, tes minat bakat, tes pemecahan masalah,
dan asesmen afektif. Pelaksanaan asesmen awal perlu dilakukan seefektif mungkin agar guru
dapat menyesuaikan dan memilih metode pembelajaran yang tepat bagi siswa.
Asesmen awal dapat memberikan banyak informasi penting bagi guru dan siswa. Dari asesmen
awal, guru dapat mengenali keberagaman tingkat kemampuan siswa, termasuk keterampilan dan
pengetahuan yang perlu ditingkatkan. Asesmen awal juga dapat membantu guru dalam
merancang pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu,
asesmen awal dapat membantu guru dalam mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan
prasyarat yang perlu dikuasai siswa sebelum mempelajari materi yang lebih kompleks. Asesmen
awal juga dapat membantu siswa dalam mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, sehingga
mereka dapat memperbaiki keterampilan dan pengetahuan yang perlu ditingkatkan.

Bagaimana kualitas data asesmen awal yang Anda peroleh?


Data asesmen awal adalah data yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar
peserta didik pada awal pembelajaran. Data ini dapat digunakan sebagai baseline untuk
mengukur kemajuan siswa selama periode pembelajaran, membantu guru dan siswa untuk
memantau perkembangan belajar dan membuat penyesuaian jika diperlukan, serta sebagai
rujukan untuk merancang kegiatan belajar yang responsif dan efektif. Namun, tidak ada
informasi yang spesifik mengenai kualitas data asesmen awal yang diperoleh.

Apakah Anda menemui hambatan dalam mengolah data asesmen awal?


Dalam mengolah data asesmen awal, para guru sering menghadapi berbagai hambatan. Beberapa
kesulitan yang mungkin dihadapi termasuk dalam hal mengidentifikasi materi asesmen sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek, menyusun
pertanyaan yang sesuai dengan capaian pembelajaran, dan menentukan tingkat kesulitan soal.
Selain itu, hambatan juga dapat muncul dalam pelaksanaan asesmen dan pengolahan data hasil
asesmen. Hal ini dapat memengaruhi penyusunan laporan hasil belajar. Oleh karena itu, penting
bagi para guru untuk memahami secara mendalam tentang asesmen diagnostik dan memiliki
keterampilan dalam mengelola data asesmen awal.

Bagaimana Anda dapat menemukan pemetaan karakteristik peserta didik terhadap


penyusunan rancangan pembelajaran dan asesmen?
Untuk menemukan pemetaan karakteristik peserta didik terhadap penyusunan rancangan
pembelajaran dan asesmen, guru dapat melakukan langkah-langkah berikut:
1. Menyesuaikan dengan Tahap Perkembangan Peserta Didik: Pembelajaran dan asesmen perlu
disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik, serta tingkat pencapaian mereka saat
ini.
2. Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar: Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan belajar,
minat, motivasi, dan informasi lain dari peserta didik dalam merencanakan pembelajaran.
3. Mengembangkan Modul Ajar yang Sesuai: Modul ajar perlu dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, bersifat esensial, menarik, bermakna, dan relevan.
4. Penyesuaian Pembelajaran dan Asesmen: Pembelajaran dan asesmen perlu disesuaikan
dengan tahap capaian serta karakteristik peserta didik.
5. Pemetaan Kebutuhan Siswa: Guru perlu membuat kategori besar yang mewakili karakteristik
dan kebutuhan siswa, kemudian merancang pembelajaran sesuai dengan pemetaan tersebut.
Untuk mewujudkan pembelajaran paradigma baru yang terdiferensiasi dan berfokus pada peserta
didik, satuan pendidikan harus melaksanakan tahapan-tahapan perencanaan pembelajaran dan
asesmen intrakurikuler. Terdapat tujuh tahapan perencanaan pembelajaran dan asesmen
intrakurikuler yaitu:
1. Menganalisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi
dalam fase usia.
2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostik
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan
peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Dalam kondisi tertentu,
informasi terkait latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta
didik, dan informasi lain dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
pembelajaran.
3. Mengembangkan modul ajar
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk mengembangkan perangkat ajar yang memandu
pendidik melaksanakan pembelajaran. Modul ajar yang dikembangkan harus bersifat esensial;
menarik, bermakna, dan menantang; relevan dan kontekstual; dan berkesinambungan.
4. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik
Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik. Karena itu, pembelajaran ini
disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik peserta didik. Ruang lingkup materi
pembelajaran adalah apa yang akan diajarkan oleh pendidik di kelas atau apa yang akan
dipelajari oleh peserta didik di kelas. Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses
pembelajaran, menyesuaikan produk hasil belajar, dan mengkondisikan lingkungan belajar.
5. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif
Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, terdapat lima prinsip asesmen yang
hendaknya diperhatikan. Prinsip pertama adalah asesmen sebagai bagian terpadu dari proses
pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai
umpan balik. Yang kedua adalah asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi
asesmen dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen.
Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable).
Keempat laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif. Terakhir, hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua.
6. Pelaporan kemajuan belajar
Bentuk Pelaporan hasil belajar yang efektif adalah pelaporan yang melibatkan orang tua
peserta didik, peserta didik dan pendidik sebagai partner; merefleksikan nilai-nilai yang
dianut oleh sekolah; menyeluruh, jujur, adil dan dapat dipertanggung jawabkan; jelas dan
mudah dipahami oleh semua pihak.
7. Evaluasi pembelajaran dan asesmen
Pembelajaran dan asesmen yang sudah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi. Pendidik
melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul ajar. Setelah itu
pendidik mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki.
Dengan mengidentifikasi hal tersebut maka modul ajar dapat disempurnakan kembali.

Anda mungkin juga menyukai