Wellness">
Laporan Pendahuluan Persalinan Normal Di Ruang Utari Rsud Panembahan Senopati
Laporan Pendahuluan Persalinan Normal Di Ruang Utari Rsud Panembahan Senopati
Laporan Pendahuluan Persalinan Normal Di Ruang Utari Rsud Panembahan Senopati
Disusun oleh :
Disusun oleh :
yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada
usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi sehat (JNPK-KR Depkes RI, 2012). Persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar rahim melalui
jalan lahir atau jalan lain (Diana, 2019). Persalinan merupakan proses membuka dan
menipisnya serviks sehingga janin dapat turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu) dengan adanya kontraksi rahim pada ibu. Prosedur secara ilmiah lahirnya bayi
dan plasenta dari rahim melalui proses yang dimulai dengan terdapat kontraksi uterus yang
menimbulkan terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran mulut rahim (Irawati, Muliani, &
Arsyad, 2019)
B. JENIS-JENIS PERSALINAN
Jenis-jenis Persalinan Menurut Kusumawardani (2019) jenis-jenis persalinan
1. Persalinan yang spontan adalah suatu proses persalinan secara langsung menggunakan
2. Persalinan buatan adalah suatu proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan atau
pertolongan dari luar, seperti: ekstraksi forceps (vakum) atau dilakukan operasi section
caesaerea (SC).
3. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi ketika bayi sudah cukup mampu
bertahan hidup diluar rahim atau siap dilahirkan. Tetapi, dapat muncul kesulitan dalam
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Rosyati, 2017) tanda dan gejala persalinan yaitu sebagai berikut :
1. Tanda Inpartu
dalam 10 menit).
2. Tanda-tanda persalinan
a. Ibu merasa ingin meneran atau menahan napas bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada bagian rectum dan vagina.
Menurut Girsang beberapa jam terakhir dalam kehamilan ditandai adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar
melalui jalan lahir normal. Persalinan kala satu disebut juga sebagai proses pembukaan
yang dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10cm) (Girsang, 2017).
a. Fase Laten Fase laten dimulai dari permulaan kontraksi uterus yang regular
sampai terjadi dilatasi serviks yang mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase ini
berlangsung selama kurang lebih 6 jam. Pada fase ini dapat terjadi perpanjangan
apabila ada ibu yang mendapatkan analgesic atau sedasi berat selama
persalinan. Pada fase ini terjadi akan terjadi ketidaknyamanan akibat nyeri yang
b. Fase Aktif Selama fase aktif persalinan, dilatasi serviks terjadi lebih cepat,
dimulai dari akhir fase laten dan berakhir dengan dilatasi serviks dengan
diameter kurang lebih 4 cm sampai dengan 10 cm. Pada kondisi ini merupakan
yang berlebih yang disertai kecemasan dan kegelisahan untuk menuju proses
melahirkan.
Kala dua disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari pembukaan lengkap
(10 cm) hingga bayi lahir. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam pada ibu
primigravida dan kurang lebih 1 jam pada ibu multigravida. Adapun tanda dan gejala
a. Kontraksi (his) semakin kuat, dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50-100 detik
b. Menjelang akhir kala satu, ketuban akan pecah yang ditandai dengan pengeluaran
c. Ketuban pecah pada pembukaan yang dideteksi lengkap dengan diikuti rasa ingin
mengejan
d. Kontraksi dan mengejan akan membuat kepala bayi lebih terdorong menuju jalan
lahir, sehingga kepala mulai muncul kepermukaan jalan lahir, sub occiput akan
bertindak sebagai hipomoklion, kemudian bayi lahir secara berurutan dari ubun-
Kala tiga disebut juga kala persalinan plasenta. Lahirnya plasenta dapat
e. Biasanya plasenta akan lepas dalam waktu kurang lebih 6-15 menit setelah bayi
lahir.
Kala empat adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan plasenta lahir
E. ETIOLOGI
Tanda-tanda persalinan yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah:
1. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his
c. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makin
besar.
disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena 13
lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
Adalah keluarnya cairan banyak secara mendadak dari jalan lahir. Hal ini
terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau
pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan
merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada
Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air
1. Keadaan yang membahayakan janin (berkurangnya aliran oksigen; penyakit pada ibu
seperti anemia, hipertensi, penyakit jantung), perdarahan, infeksi janin, cacat, plasenta
2. Distosia bahu adalah persalinan tidak berkembang karena bahu bayi tersungkur setelah
3. Rahim robek
5. Perdarahan pascakelahiran
6. Infeksi pascakehamilan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Sulistyawati (2011), yang terdiri dari pemeriksaan penunjang antara lain:
Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu setelah
2. Pemeriksaan USG.
3. Pemeriksaan Rontgen.
Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakkan diagnosis pasti kehamilan.
yang dilakukan pada persalinan kala I yaitu Anamnesis atau wawancara meliputi :
anak yang hidup; HPHT (Hari Pertama Haid yang Terakhir). Taksiran persalinan;
pada kala I yaitu: Pemeriksaan fisik, Tanda-tanda vital, Auskultasi DJJ, Kontraksi
ambil pada pasien yang akan melahirkan yaitu : nyeri persalinan. Faktor yang
berhubungan dengan nyeri persalinan yaitu: dilatasi serviks dan ekspulsi fetal
(Herdman, 2015).
wajah (misal mata kurang bercahaya, tampak kacau,gerakan mata berpencar,atau tetap
pada satu fokus, meringis), fokus pada diri sendiri, kontraksi uterin, mual, muntah,
nyeri, peningkatan nafsu makan, penurunan nafsu makan, penyempitan fokus, perilaku
fungsi urinarius, perubahan pola tidur, perubahan ketegangan otot, perubahan tekanan
darah, posisi rileks untuk mengatasi nyeri, tekanan perineal (Herdman, 2015).
3. Perencanaan Diagnosa
Tujuan: Nyeri dapat dihilangkan atau diturunkan sampai ambang batas adaptif.
Kriteria hasil:
wajah, berkeringat, mengernyit, tidak bisa beristirahat. Dengan skala 1: berat, skala
2: cukup berat, skala 3: sedang, skala 4: ringan, skala 5: tidak ada (Moorhead,
2016).
a. Manajemen nyeri
4. Implementasi
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat, bukan atas petunjuk tenaga
didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
napas dalam ini dikembangkan oleh Dr. Fernand Lamaze (1950) bertujuan untuk
merespon kontraksi dan mendapatkan kenyamanan saat persalinan. Teknik ini dapat
mengurangi nyeri pada saat his, meminta ibu bersalin untuk menghirup napas
sedalamnya melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut. Teknik pernapasan dibagi
menjadi yaitu: teknik pernapasan kala 1 awal (pada puncak kontraksi bernapaslah
dengan ringan dan pendekpendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama karena bisa
mengakibatkan ibu kekurangan oksigen), teknik pernapasan kala 1 akhir (anjurkan ibu
tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil
Back effluerage adalah massase dengan ujung jari yang ditekan dengan lembut dan
Mengusapnya dengan ringan, tetapi tidak memberikan penekanan yang kuat, dan ujung
jari tidak pernah terlepas dari pemukaan kulit terutama bila dilkukan pada permukaan
keperawatan yang diberikan untuk mengurangi nyeri persalinan kala 1 yaitu perubahan
posisi. Posisi side lying (lateral position) yaitu posisi dimana klien berbaring diatas
salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping (Yuliatun, 2008).
5. Evaluasi
perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan menilai
hasilyang diharapkan terhadap perubahan diri ibudan sejauh mana masalah ibu dapat
diatasi (Mitayani, 2011). Evaluasi yang diharapkan mengenai nyeri persalinan kala 1
yaitu: klien dapat mengikuti semua anjuran terkait dengan proses persalinan, klien
tampak lebih tenang, nyeri saat persalinan dapat dikurangi dengan terapi
1. Depkes RI. (2012). Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: JNPK-
2. Diana, et.al. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
3. Irawati, I., Muliani, M., & Arsyad, G. (2019). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat
terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Kala Satu Fase Aktif. Jurnal Bidan Cerdas
4. Rosyati, H. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Fakultas Kedokteran
5. Ananda, F, Girsang, E & Siagian, M., 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
6. Ari Kurniarum, S.SiT., M. K. (2016). asuhan kebidanan persalinan dan bbl komperhensif
7. Sulistyawati, A. D. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika