Tugas
Tugas
Tugas
Inflasi Inflasi adalah kecendrungan dari harga harga untuk naik secara
umum dan terusmenerus dalam kurun waktu tertentu. Diartikan juga
sebagai naiknya terus menerus tingkat harga pada suatu perekonomian
akibat kenaikan permintaan agregat/penurunan penawaran. Indeks
harga konsumen adalah ukuran tingkat harga sebagai indikator inflasi.
IHK dihitung setiap bulan berdasar perkembangan harga barang dan
jasa yang dikonsumsi rumah tangga seluruh ibu kota propinsi di
Indonesia (D. Soebagiyo dan E. H. Prasetyawati, 2002)
1.
Contoh lain dari pengaruh suatu proyek adalah tidak terjadi perubahan
produksi tanpa adanya proyek. Misalnya saja di lokasi transmigrasi, di mana
tanpa adanya proyek transmigrasi maka daerah tersebut tidak akan
berkembang. Pada contoh ini produksi tanpa proyek akan sama dengan
produksi sebelum bisnis
2. Dalam melakukan analisis manfaat-biaya yang harus diperhatikan adalah melakukan
hal-hal berikut: (i) Identifying relevant impacts, Melakukan identifikasi hal-hal mana
yang relevan terkena dampak dari kebijakan. Misal: keluasan wilayah,
orang-orang/pihak-pihak. Pihak-pihak mana yang paling berkepentingan dengan
Kebijakan, (ii) Monetizing impacts, Mengukur sejauhmana biaya-biaya yang
dikeluarkan memberikan kompensasi yang wajar dengan hasil yang diperolehnya.
(iia) Valuing inputs: Mengukur sejauhmana biaya-biaya yang dikeluarkan memberikan
kompensasi yang wajar dengan hasil yang diperolehnya. (iib) Valuing Outcomes;
menilai sejauhmana hasil yang didapatkan melalui pendekatan opportunity
cost atau survey willingness to pay. (iic) Oportunity cost: Pemilihan sejumlah
sumberdaya yang paling efisien, yang diukur melalui penilaian sejauhmana sumberdaya
itu telah mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk digunakan untuk menghasilkan
hal lain, (iii) Discounting for time and Risk, Menghitung perkiraan nilai hari ini dari
biaya dan manfaat yang akan diperoleh pada masa yang akan datang. Faktor diskonto
didasarkan pada asumsi bahwa nilai uang pada masa yang akan datang pada arus biaya
dan manfaat tidak sama pada setiap tahunnya. (iv) Choosing Among Polices, Memilih
kebijakan yang mendatangkan manfaat (net benefits) yang paling memenuhi criteria
yang ditetapkan.
3. Benefit Cost Ratio atau B/C Ratio merupakan suatu ukuran perbandingan antara
pendapatan dengan Total Biaya Produksi sebuah proyek usaha. Dimana “B”
adalah benefit atau keuntungan, sementara “C” adalah cost atau biaya.
- NPV adalah rasio perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan nilai
sekarang dari arus kas keluar selama periode waktu tertentu. Nilai NPV dapat
digunakan untuk memperhitungkan nilai uang dan membandingkan alternatif
investasi serupa. Jika nilai NPV positif, maka investasi sebaiknya dilakukan.
Metode ini dianggap sebagai metode penilaian investasi yang paling baik. Pasalnya,
investor dapat menghitung nilai arus investasi masa depan di masa sekarang. Namun,
kelemahannya, segala sesuatu di masa depan yang diperhitungkan hanyalah asumsi
yang tidak bisa dipastikan.
4. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat
pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai
sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama
dengan nol.
- Pada umumnya pengambilan keputusan investasi berdasarkan NPV dan IRR
akan memberikan hasil yang sama, artinya “apabila suatu usulan investasi dinilai
layak berdasarkan NPV, maka usulan investasi tersebut juga dinilai layak
berdasarkan IRR”.
Namun demikian, menurut kalangan akademisi, NPV dianggap lebih unggul
dibandingkan IRR, karena NPV dapat mengatasi fenomena multiple IRR dan conflict
ranking projects, sedangkan IRR tidak dapat mengatasi fenomena tersebut. Meskipun
demikian, NPV juga memiliki kelemahan, yaitu NPV tidak memiliki safety margin
(sedangkan IRR memiliki safety margin) dan NPV kalah populer dibandingkan dengan
IRR (para investor pada umumnya lebih tertarik menggunakan IRR, karena IRR dapat
segera dibandingkan dengan cost of capital).
5.
Menurut pendapat saya hal 3 tersebut juga berlaku pada negara. Tergantung negara
tersebut mempunyai dana atau ketahanan fiskal yang memadai, di mana negara yang
mempunyai ketahanan dana yang kuat cenderung akan menjadi Risk taker(investor
agresif) contoh nya negara Qatar yang mengeluarkan dana USD229 miliar atau setara
Rp3.598,96 triliun (kurs Rp15.716) untuk piala dunia. Di mana mereka berharap dengan
investasi besar tersebut bisa berdampak pada pariwisata Qatar dan bisa memberikan
rasa aman kepada para investor negara lain untuk berinvestasi di Qatar.