Skripsi Yetty Ikhwany Daulay
Skripsi Yetty Ikhwany Daulay
Skripsi Yetty Ikhwany Daulay
SKRIPSI
OLEH
SKRIPSI
OLEH
Menyatakan bahwa:
1. Skipsi dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Luka
Perineum di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Bulu Tahun 2021” adalah
asli dan bebas dari plagiat.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan dari Komisi
pembimbing dan masukan dari Komisi Penguji
3. Skripsi ini merupakan tulisan ilmiah yang dibuat dan ditulis sesuai dengan
pedoman penulisan serta tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan oleh orang lain, kecuali dikutip secara tertulis
dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan dalam tulisan saya dengan
disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku
Demikian pernyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunkan sebagaimana mestinya.
Riwayat Pendidikan
1. SDN INPRES Sadabuan, Tahun Lulus 1997
2. SMPN 4 Padang Sidempuan, Tahun Lulus 2000
3. SMAN 6 Padang Sidempuan, Tahun Lulus 2003
4. AKBID Henderson Pematang Siantar, tahun Lulus 2006
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITA AUFA ROYHAN DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
Abstrak
Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2020 sebesar 205 per 100.000 KH. Penyebab kematian
ibu di Indonesia pada tahun 2020 masih didominasi oleh perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan dan infeksi masa nifas khususnya infeksi pada luka perineum. Tujuan penelitian
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan perawatan luka perineum
di Wilayah kerja Puskesmas Batang Bulu Tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu nifas yang
berkunjung ke Wilayah kerja Puskesmas Batang Bulu yang berjumlah 35 orang. Teknik
pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Metode analisis data yaitu analisis univariat
dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
perawatan luka perineum dengan nilai p = 0,000 < α = 0,05, dan ada hubungan antara sikap
dengan perawatan luka perineum dengan nilai p = 0,000 > α = 0,05. Disarankan agar ibu nifas
lebih aktif menggali informasi tentang kesehatan ibu khususnya mengenai perawatan luka
perineum, baik informasi dari pelayanan kesehatan maupun dari lingkungan. Petugas kesehatan
agar lebih aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya
kepada ibu mengenai kesehatan ibu nifas khususnya tentang perawatan luka perineum pada ibu
nifas.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas dengan Perawatan Luka Perineum di Wilayah
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
1. Dr. Anto J, Hadi, SKM, M.Kes, MM, selaku Rektor Universitas Aufa
Padangsidimpuan.
ini.
ii
Padangsidimpuan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan guna perbaikan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSYARATAN
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .. ................................................................................. i
DAFTAR ISI…............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 7
1.4.1 Bagi Responden ............................................................ 7
1.4.2 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan .............................. 7
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya.. ........................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………....... 8
2.1 Nifas ......................................................................................... 8
2.1.1 Defenisi Nifas. .............................................................. 8
2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas .......................................... 11
2.1.3 Tahapan dalam Masa Nifas.. ........................................ 11
2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas .......................................... 12
2.2 Perawatan Luka Perineum.. ...................................................... 15
2.2.1 Defenisi Perawatan Luka Perineum.. ........................... 15
2.2.2 Tujuan Perawatan Luka Perineum.. ............................. 15
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Luka Perineum 16
2.2.4 Hal yang Perlu Diperhatikan Selama Masa Nifas. ....... 18
2.2.5 Perawatan pada Tindakan Pasca Episiotomi.. .............. 24
2.2.6 Perawatan Apabila Terjadi Infeksi.. ............................. 25
2.2.7 Prinsip-prinsip Pencegahan Infeksi.. ............................ 26
2.3 Pengetahuan.............................................................................. 27
2.3.1 Defenisi Pengetahuan.. ................................................. 27
2.3.2 Pengukuran Pengetahuan.. ........................................... 28
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.. ...... 30
2.4 Sikap.. ...................................................................................... 31
iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Pengetahuan
Perawatan tentang
Sikap Ibu
Pendidika Pekerja Luka PerawatanLuka
Umur ibu n ibu an Perineum Perineum
7 7 7 7
N Valid 7
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1,43 2,14 1,71 1,43 2,00 1,43
Std. Error of Mean 0 0 0 0 0 0
Median 1,00 2,00 2,00 1,00 1,00 1,00
Mode 1 2 2 1 1 1
Minimum 1 1 1 1 1 1
Maximum 3 3 2 2 2 2
Sum 7,43 10,14 8,71 6,43 7,00 6,43
Frequency Table
Umur ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
57,1 57,1
Valid 1 4 57,1
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
57,1 57,1
Valid Tidak dilakukan 4 57,1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
57,1 57,1
Valid Kurang 4 57,1
Crosstabs
[DataSet1] C:\Users\use\Documents\SPSS JUNA.sav
Cases
Baik Count 2 1 3
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,45.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
[DataSet1] C:\Users\use\Documents\SPSS JUNA.sav
Cases
Positif Count 2 1 3
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,45.
b. Computed only for a 2x2 table
1
BAB 1
PENDAHULUAN
manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai
dengan sehat (Hidayat, 2004). Perineum adalah bagian pembukaan pintu bawah
panggul yang terletak diantara vulva dan anus. Perineum terdiri atas otot Fascia
menyehatkan daerah antara kedua paha yang di batasi antara lubang dubur dan
bagian alat kelamin luar pada wanita yang habis melahirkan agar terhindar dari
persalinan dan masa nifas. Setiap tahap harus menjadi pengalaman yang positif,
memastikan wanita dan bayinya mencapai potensi penuh untuk kesehatan dan
terakhir, sekitar 295.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan
persalinan pada tahun 2017. Penyebab langsung yang paling umum dari cedera
dan kematian ibu adalah kehilangan darah yang berlebihan, infeksi, tekanan darah
tinggi, aborsi yang tidak aman, dan gangguan persalinan, serta penyebab tidak
langsung seperti anemia, malaria, dan penyakit jantung (Kemenkes RI, 2014).
Infeksi masa nifas adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri masuk dan
mendukung. Setiap hari di tahun 2017, sekitar 810 wanita meninggal karena
penyebab yang dapat dicegah terkait kehamilan dan persalinan. Afrika Sub-Sahara
dan Asia Selatan menyumbang sekitar 86% (254.000) dari perkiraan kematian ibu
global pada tahun 2017. Afrika Sub-Sahara saja menyumbang sekitar dua pertiga
(58.000). Wanita meninggal akibat komplikasi selama dan setelah kehamilan dan
persalinan.
sebagian besar dapat dicegah atau diobati. Komplikasi lain mungkin ada sebelum
hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat (kebanyakan
darah tinggi selama kehamilan, komplikasi dari persalinan, aborsi tidak aman.
Sisanya disebabkan oleh atau terkait dengan infeksi seperti malaria atau terkait
dengan kondisi kronis seperti penyakit jantung atau diabetes (WHO, 2019).
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah
216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah
sebesar 302.000 kematian. Target kematian ibu tahun 2020 = 16 kematian ibu
3
(91,5/100.000 KH), sedangkan jumlah kematian ibu sampai bulan agustus 2020 =
(SUPAS 2015) targer AKI RPJMN 2024 = 183/100.000 KH, Target AKI global
Angka kematian ibu (AKI) di indonesia tercatat 177 kematian per 100.000
kelahiran hidup pada 2017. Rasio itu sudah lebih baik dari belasan tahun
sebelumnya yang lebih dari 200 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Kendati,
AKI indonesia masih ketiga tertinggi di Asia Tenggara (Badan Pusat Statistik ,
2021)
Negara yang mempunya AKI yang lebih besar dari Indonesia adalah
Myanmar (250 kematian per 100.000 kelahiran hidup) dan Laos (185 kematian
per 100.000 kematian hidup). AKI di Kamboja, Timor Leste, dan Filifina juga
masih diatas 100 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Upaya percepatan
penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu
pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bago ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana
kematian ibu tercatat sebanyak 205 kematian, lebih rendah dari data yang tercatat
pada tahun 2016 yaitu 239 kematian. Bila jumlah kematian ibu dikonversi ke
angka kematian ibu, maka AKI di Sumatera Utara adalah sebesar 85/100.000
4
sebenarnya pada populasi. Berdasarkan hasil supas tahun 2015, AKI di Indonesia
hidup. Berdasarkan hasil survey AKI dan AKB yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebesar 268 per 100.000 kelahiran hidup. AKI
oleh perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi
(207 kasus) (Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018). Penelitian
menunjukan bahwa hanya 47% infeksi potensial yang terjadi pada hari ketujuh,
dengan 78% infeksi terjadi pada hari ke-14, dan 90% pada hari ke-21. Infeksi
masa nifas masih berperan sebagai penyebab utama kematian ibu terutama di
Negara berkembang seperti Indonesia ini, masalah ini terjadi akibat dari
pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna. Faktor penyebab lain
terjadinya infeksi nifas diantaranya, daya tahan tubuh yang kurang, perawatan
nifas yang kurang baik karna adanya luka perineum, kurang gizi/mal nutrisi,
dari dasar panggul. Perineum yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya
rata-rata 4 cm
5
jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri,
baik panjang maupun kedalaman luka. Perawatan luka perineum bertujuan untuk
(Kumalasari, 2015).
antara pengetahuan dengan perawatan luka perineum dengan 𝜌value (0,000) <𝛼
Hal ini dikarenakan ibu yang tingkat pengetahuannya baik lebih memahami cara
diperlukan sikap positif dan pengetahuan yang baik tentang perawatan luka
secara observasi dan wawanca pada bulan November 2021 terdapat ibu nifas
≥ 7 hari dikarenakan ibu tidak mengetahui cara perawatan luka perineum yang
benar dan kurangnya waktu ibu dalam melakukan personal hygiene karena terlalu
sibuk mengurus bayinya. Dan 2 orang ibu nifas yang penyembuhan luka
perineumnya dalam waktu 7 hari dikarenakan ibu nifas sudah mengetahui cara
“Hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan perawatan luka perineum di
Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan
perawatan luka perineum di Wilayah kerja Puskesmas Batang Bulu Tahun 2021?
perawatan luka perineum di Wilayah kerja Puskesmas Batang Bulu Tahun 2021.
Tahun 2021
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak satu jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Masa pasca persalinan
adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi. Bagi ibu yang mengalami
yang sangat bermakna selama hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan perubahan
emosional, perubahan fisik secara dramatis, hubungan keluarga dan aturan serta
mungkin menjadi masa perubahan dan penyesuaian sosial atau pun perseorangan
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Marmi, 2012). Waktu masa nifas
yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan
atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai
masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti atau tetap keluar darah, maka
perhatikanlah bila keluarnya disaat ada (kebiasaan) haid, maka itu darah haid atau
menstruasi. Akan tetapi, jika darah keluar terus dan tidak pada masa-masa
9
haidnya dan darah itu uterus tidak berhenti mengalir, maka ibu harus segera
angka kematian ibu dan bayi di indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam
menanggulangi kematian ibu dan bayi dibanyak negara, para pakar kesehatan
terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir
yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam
keselamatan jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu negara
dapat dengan serta merta dijalankan dan memberi dampak menguntungkan bila
Secara garis besar terdapat tiga proses penting dimasa nifas, yaitu sebagai
berikut:
Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat
Pada wanita yang tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram dengan ukuran kurang
lebih sebesar telur ayam. Selama kehamilan, rahim makin lama akan makin
membesar. Bentuk otot rahim mirip jala berlapis tiga dengan serat-seratnya yang
melintang kanan, kiri dan transversal. Diantara otot-otot itu ada pembuluh darah
yang mengalirkan darah ke plasenta. Setelah plasenta lepas, otot rahim akan
berhenti. Setelah bayi lahir, umumnya berat rahim menjadi sekitar 1000 gram dan
kemudaian beratnya berkurang jadi sekitar 500 gram. Sekitar 2 minggu beratnya
semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-60 gram. Pada saat ini
dianggap bahwa masa nifas sudah selesai. Namun sebenarnya rahim akan kembali
keposisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa
nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini, bukan hanya rahim saja yang kembali
Selama hamil darah ibu relatif lebih encer karena cairan darah ibu banyak,
hemoglobinnya (Hb) akan tampak sedikit menurun dari angka normalnya sebesar
11-12 gr%. Jika hemoglobinnya terlalu rendah, maka bisa terjadi anemia atau
kekurangan darah. Oleh karena itu, selama hamil ibu perlu diberi obat-obatan
penambah darah, sehingga sel-sel darahnya bertambah dan konsentrasi darah atau
sirkulasi darah ibu akan kembali sepeerti semula. Darah kembali mengental,
dimana kadar perbandingan sel darah dan cairan darah kembali normal.
Proses ini timbul setelah plasenta atau ari-ari lepas. Plasenta mengandung
penghambatan ASI. Setelah plasenta lepas, hormon plasenta itu tidak dihasilkan
lagi, sehingga terjadi produksi ASI. ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan.
11
Namun, hal yang luar biasa adalah sebelumnya payudara sudah terbentuk
kolostrum yang sangat baik untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkiran 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian
bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian BBL terjadi
1. Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
2. Tujuan khusus
setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat
banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu,
2. Periode intermedial atau early postpartum (24 jam-1 minggu) difase ini
perdarahan, lokea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui bayinya dengan
baik.
3. Periode late postpartum (1-5 minggu) diperiode ini bidan tetap melakukan
merupakan pelayanan kesehatan yang sesuai standart pada ibu mulai 6 jam
sampai dengan 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa
nifas penting diberikan pada ibu dan bayi, karena merupakan masa krisis
baik ibu dan bayi. 60 % kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 50 %
kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama. Demikian dengan
halnya dengan masa neonates juga merupakan masa krisi dari kehidupan
bayi. Dua pertiga dari kematian bayi terjadi 4 minggu setelah persalinan, dan
60 % kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah lahir (Sari, 2015).
a. Gizi
800 kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun
kedua 400 kalori. Jadi jumlah kalori tersebut adalah tambahan dari kebutuhan
kalori perharinya. Misal pada ibu dengan kebutuhan perhari 1800 kalori plus
tambahan 800 kalori sehingga kalori yang dibutuhkan sebanyak 2600 kalori.
Demikian pula pada 6 bulan selanjutnya dibutuhkan rata-rata 2300 kalori dan
tahun kedua 2200 kalori. Asupan cairan 3 liter/hari, 2 liter didapat dari air minum
dan 1 liter dari cairan yang ada pada kuah sayur, buah dan makanan yang lain.
untuk istirahat pada siang hari kira-kira 2 jam dan malam 7-8 jam
3) Depresi
c. Senam Nifas
14
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang
persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik seperti dinding perut menjadi
mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar tetap prima,
senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak perlu
takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak
setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk
semula.
dan persalinan
persalinan
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang
dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik
sebagai berikut:
membrane mukosa
d. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 kali sehari
berikut:
1. Gizi
luka perineum.
2. Ambulasi
3. Obat-obatan
koagulasi intravascular.
4. Keturunan
protein-kalori.
5. Sarana prasarana
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan pada ibu untuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti
pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap
bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan
antiseptic dan selalu ingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh
karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomi. Anjuran yang dapat
sabun dan air, kemudian daerah vulva sampai anus harus kering
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
e. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau
2. Pakaian
karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna
untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar
didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga
dengan pakaian dalam, agar tdak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya
3. Rambut
Setalah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat
antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan
akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut denga condionert yang cukup,
4. Kebersihan kulit
Setelah persalian, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam
yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit
5. Perawatan Payudara
memperlancar pengeluaran susu. Agar tujuan perawatan ini dapat tercapai, perlu
c. Pemasukan gizi ibu harus leih baik dan lebih banyak untuk mencukupi
produksi ASI
yaitu 1-2 hari setelah bayi lahir dan dilakukan 2 kali sehari
(Sulistyawati, 2015).
6. Vagina
Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae kembali.
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap seperti ukuran
sebelum hamil pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah melahirkan. Rugae akan
terlihat kembali pada minggu ke-3 atau ke-4. Estrogen setelah melahirkan sangat
22
(Maryunani, 2012).
a. Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK
dan BAB air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh
dari arah depan kebelakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang
menempel disekitar vagina baik itu dari air seni maupun feses yang
diganti. Bila seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah
pembalut tidak diganti, maka vagina akan tetap lembap dan kotor.
BAK/BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasakan tak
nyaman lagi
7. Perineum
melahirkan, perineum menjadi agak bengkak/ edema/ memar dan mungkin ada
luka jahitan bekas robekan aatau episiotomy, yaitu sayatan untuk memperluas
pengeluaran bayi. Proses penyembuhan luka episiotomi sama seperti luka operasi
lain. Perhatikan tanda-tanda infeksi pada luka episiotomy seperti nyeri, merah,
panas, bengkak, atau keluar cairan tidak lazim. Penyembuhan luka biasanya
dan mungkin ada luka jahitan bekas luka robekan atau episiotomi. Ada beberapa
hal yang dapat dianjurkan oleh ibu, antara lain ibu harus:
Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
d. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, maka ibu harus
menggunakan sabun.
24
perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan
sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan,
baru kemudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjurkan untuk
mencuci tangan. Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut
yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali
dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika. (Sari, 2015).
Pada prinsipnya, urgensi kebersihan pada vagina pada saat nifas dilandasi
b. Vagina berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar yang
beberapa hal yang harus dilakukan agar proses pemulihan berlangsung seperti
1. Untuk menghindari rasa sakit kala buang air besar, ibu dianjurkan
begitu tinja yang dikeluarkan menjadi tidak keras dan ibu tak perlu
25
tinja.
2. Jika kondisi robekan yang terlalu luas pada anus, hindarkan banyak bergerak
3. Jika kondisi robekan tidak mencapai anus, ibu disarankan segera melakukan
4. Setelah buang air kecil dan besar atau pada saat hendak mengganti pembalut
darah nifas, bersihkan vagina dan anus dengan air seperti biasa. Jika ibu
5. Bila memang dianjurkan dokter, luka dibagian perineum dapat diolesi salep
antibiotik
Bagi ibu yang melahirkan secara normal, sering kali mendapat luka jahitan
pada daerah perineum (apisiotomi). Agar tidak terkena infeksi, ibu dianjurkan:
1. Mengganti pembalut setiap kali selesai buang air besar dan buang air kecil
2012).
Infeksi bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan perawatan pasca
persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada diperineum sehingga memilih
26
kuman dan bakteri sehingga mudah terinfeksi. Gejala-gejala infeksi yang dapat
diamati adalah:
3. Keputihan
Bila ada tanda-tanda seperti diatas, segera periksakan diri kedokter. Infeksi
1. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap
(tanpa gejala)
akan dan telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tak utuh, lecet
27
4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi
lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus
diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir,
infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Dilakukan pula upaya untuk menurunkan
2.3 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau responden
terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal: tentang penyakit (penyebab,
28
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
a. Penelitian kuantitatif
fenomena, yang menyangkut berapa banyak, berapa sering, berapa lama dan
administered):
b. Penelitian Kualitatif
suatu fenomena itu terjadi, atau mengapa terjadi. Misalnya penelitian kesehatan
mencari jawaban seberapa besar kasus demam berdarah tersebut, dan berapa
penelitian kualitatif akan mencari jawaban mengapa komunitas ini sering terjadi
kasus demam berdarah, dan mengapa masyarakat tidak mau melakukan 3 M, dan
1. Wawancara mendalam
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
kehidupan keluarga.
3. Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
2. Sosial Budaya
Ogburn).
2.4 Sikap
konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga
positif atau negatif yang biasanya diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak
objeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah dan dapat dipelajari, oleh karena itu sikap dapat
berubah pada orang bila terdapat keadaan dan syarat tertentu yang
d. Objek sikap merupakan suatu hal tertentu atau kumpulan dari hal-hal
a. Sikap selalu memiliki objek, yaitu selalu mempunyai sesuatu hal yang
dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu, sikap
c. Sikap Positif, negatif dan netral berarti setiap orang memiliki karakteristik
d. Intensitas sikap, sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan
berubah.
yang dimilikinya.
ditentukan oleh sikap yang terkait dengan apa yang orang-orang ingin lakukan
serta terdiri dari keyakinan tentang konsekuensi dari melakukan perilaku, aturan-
variabel, baik variabel yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap sedangkan variabel
Pengetahuan
Sikap
diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka
1. Ha: Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan perawatan
luka perineum
2. Ho: Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan
BAB 3
METODE PENELITIAN
hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu nifas dengan perawatan luka
perineum di Wilayah kerja Puskesmas Batang Bulu Tahun 2021 yang diamati
2021, karena masih banyak ibu yang kurang paham tentang perawatan luka
perineum.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang ada di Wilayah
kerja Puskesmas Batang Bulu dengan jumlah 35 orang pada bulan November
tahun 2021.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berada di
sampel yaitu accidental sampling yaitu tekhnik pengambilan sampel dengan cara
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat
Kriteria Inklusi:
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
3. Confidentiality (kerahasiaan)
(Hidayat, 2017).
sebagai berikut:
pekerjaan
jika jawaban benar dan 0 jika jawaban salah ( Notoatmodjo, 2012). Nilai
berikut:
1) Kurang, apabila skor yang diperoleh responden 1-5, dengan nilai ≤ 50%.
2) Baik, apabila skor yang diperoleh responden 6-10, dengan nilai ≥50 %
jika jawaban benar dan diberikan bobot nilai 0 jika salah. Nilai tertinggi
38
benar dan 0 jika jawaban salah. Nilai maksimal = 5 dan nilai minimal = 0.
sampling.
39
Dalam melakukan analisis data, data yang telah terkumpul diolah dengan
1. Editing
2. Coding
pengolahan data
41
3. Tabulating
sesuai kriteria..
4. Cleaning
5. Data entry
Pada langkah ini, data–data yang diperoleh dimasukan kedalam lembar kerja
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
statistik yang digunakan adalah uji chi square dengan nilai α = 0,05 yang
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas
dengan perawatan luka perineum di Wilayah kerja Puskesmas Batang Bulu Tahun
2021
Karakteristik F %
Umur (Tahun)
< 20 4 57,1
20 – 35 2 28,6
>35 1 14,3
Pendidikan
SD 1 14,3
SMP 4 57,1
SMA 2 28,6
Perguruan Tinggi 0 0
Pekerjaan
PNS 0 0
Pegawai Swasta 0 0
Wiraswasta 0 0
IRT 2 28,6
Petani 5 71,4
Jumlah 7 100,0
Hasil Tabel 4.1 Ditinjau dari segi umur mayoritas responden berusia <20
tahun sebanyak 4 orang (57,1%), minoritas berumur > 35 tahun sebanyak 1 orang
4.1.2 Pengetahuan
Pengetahuan F %
Kurang 4 57,1
Baik 3 42,9
Jumlah 7 100,0
4.1.3 Sikap
Sikap F %
Negatif 4 57,1
Positif 3 42,9
Jumlah 7 100,0
orang (57,1%) dan minoritas responden memiliki sikap Positif sebanyak 3 orang
(42,9%).
44
F % F % F %
Kurang 3 42,9 1 14,3 4 57,1
Baik 2 28,6 1 14,3 3 42,9 0,000
Hasil uji nilai p = 0,000 (p < 0,05) hal ini mengidentifikasikan Ho ditolak,
BAB 5
PEMBAHASAN
sebanyak 4 orang (57,1%). Usia adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun
yang dihitung dari kelahiran hingga saat ini (Hartanto, 2015). Menurut
Winkjosastro (2014), usia reproduksi yang aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-30 tahun sebab kehamilan di usia < 20 tahun dan > 35 tahun sering
terjadi penyulit (komplikasi) baik pada ibu maupun janin. Usia reproduksi yang
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun, kematian maternal pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih
tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian
penyembuhan luka. Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari
pada orang tua. Sebab fungsi penyatuan jaringan pada kulit ibu post partum yang
sudah tidak usia reproduktif telah mengalami penurunan akibat faktor usia.
Penelitian ini didukung oleh Sampe (2014), yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara usia dengan lama penyembuhan luka perineum pada penelitian
ini disebabkan karena banyak responden dengan rata-rata usia <20 tahun sebanyak
57,1%.
47
responden yaitu <20 tahun merupakan umur dimana seseorang berada dalam
fungsi reproduksi yang belum matang akan lebih besar resiko selama kehamilan
hingga persalinan. Usia 20-35 tahun merupakan usia dimana seseorang sudah
dianggap matang baik secara fisiologis, psikologis dan kognitif. Faktor usia
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua. Sebab
fungsi penyatuan jaringan pada kulit ibu post partum yang sudah tidak usia
(14,3%). Pendidikan merupakan kegiatan atau proses belajar yang terjadi dimana
saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila
didalam dirinya terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi, sehingga makin baik
kesehatan diri dan keluarganya. Secara emosional ibu yang sudah siap untuk
melahirkan dan memiliki anak diharapkan mampu memelihara kesehatan diri dan
48
untuk seorang ibu dan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu terutama
dalam hal kesehatan ibu nifas. Ibu dengan pendidikan tinggi akan memiliki
pengetahuan lebih baik dalam hal kesehatan khususnya kesehatan ibu. Semakin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya bila pendidikan yang
dimiliki.
sebanyak 2 orang (28,6%). Pekerjaan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk
mencari nafkah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini
ini sebagian besar responden bekerja sebagai Petani. Seorang ibu rumah tangga
49
atau ibu yang tidak bekerja lebih banyak melakukan kegiatan di dalam rumah
khususnya perawatan luka perineum yang dilakukan oleh ibu nifas untuk
Berdasarkan teori diatas, peneliti berasumsi bahwa ibu yang bekerja juga
merupakan alasan ibu untuk tidak mempunyai waktu untuk melakukan perawatan
luka perineum. Ibu yang melakukan perawatan perineum secara tepat akan lebih
5.2 Pengetahuan
menunjukan hasil tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum
kurang yaitu sebanyak 4 orang (57,1%) dan responden yang pengetahuannya Baik
sebanyak 3 orang (42,9%). Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini
Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau responden
terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal: tentang penyakit (penyebab,
dengan benar pertanyaan yang berkaitan dengan perawatan luka perineum pada
ibu nifas. Pengetahuan ibu dijadikan dasar untuk berperilaku salah satunya dalam
menurut Wawan dan Dewi (2014) terdiri dari faktor internal yaitu pendidikan,
pekerjaan, umur, dan faktor eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya.
luka perineum. Dalam penelitan ini pengetahuan tentang perawatan luka perineum
responden paling banyak adalah tingkat pendidikan Rendah (SD SMP )sebesar
57,1%.
ibu maka ibu akan melakukan perawatan luka perineum dengan benar sehingga
atau ibu merasa perawatan luka perineum bukan merupakan hal yang sangat
Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri tahun 2013 tentang pengetahuan ibu nifas
sedangkan penelitian Arami (2020) menunjukkan hasil bahwa ibu nifas dengan
pengetahuan baik ada 25 responden (38,5%), dan ibu nifas dengan pengetahuan
5.3 Sikap
tahun 2021 mayoritas responden memiliki sikap Positif yaitu sebanyak 4 orang
(57,1%), dan responden yang memiliki sikap Negatif sebanyak 3 orang (42,9%).
Sikap responden yang tidak melakukan perawatan luka perineum dengan benar
terhadap objek tertentu sebagai suatu penghayatan yang terdiri dari menerima,
merespon, menghargai dan bertanggungjawab. Sikap akan diikuti atau tidak oleh
Sikap mempunyai segi motivasi yang berarti segi dinamis menuju suatu tujuan,
berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula
tertentu. Ini bisa disebabkan oleh karena lokasi responden tersebut berdekatan
Berdasarkan teori diatas, peneliti berasumsi bahwa ibu dengan sikap baik
perawatan luka perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan luka perineum
menimbulkan infeksi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Widyastuti et al., (2016)
menunjukkan sikap ibu nifas di RSUD Wonosari Gunung Kidul yaitu positif 43
orang (81,1%) dan negatif 10 orang (18,9%). Penelitian ini sejalan dengan
Anggraini (2015) penelitian ini dilakukan pada 53 responden dengan hasil rata-
rata sikap responden sebagian besar positif sejumlah 49 responden (92,5%), dan
mencegah kontaminasi dari rectum, menangani dengan lembut pada jaringan yang
53
(Bahiyatun, 2013).
perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan
sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan,
baru kemudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjurkan untuk
mencuci tangan. Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut
yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali
dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika (Sari, 2015).
pengetahuan responden yang dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa responden
berada pada kategori pengetahuan kurang dan cukup. Responden yang memiliki
pengetahuan yang baik akan melakukan perawatan luka perineum dengan baik
dan benar. Jika perawatan luka perineum tidak dilakukan dengan benar maka luka
judul gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum
yang benar di RSUD Surakarta diperoleh hasil pengetahuan baik, dengan sebagian
responden telah mengetahui cara perawatan luka perineum yang benar. Sedangkan
dengan perawatan luka perineum, terdapat ibu nifas yang berpengetahuan Kurang
ibu nifas yang berpengetahuan Kurang dan yang tidak melakukan perawatan luka
statistik dengan uji chi-square terdapat bahwa (p-value 0,000) berarti Ho ditolak
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas
penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek
yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu
segala sesuatu yang diketahui berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan
luka perineum ini masih kurang maksimal. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh
luka perineum itu sendiri secara detail. Selain itu, tingkat pendidikan ibu yang
55
rendah membuat para ibu tidak mengetahui cara perawatan luka dengan baik dan
benar, rasa takut juga sangat mempengharuhi ibu tentang melakukan cara
perawatan luka seperti takut membersihkan vulva karena tidak tahu cara
tertentu pada masa nifas tersebut. Faktor predisposisi lainnya yang mendukung
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Haris dan Harjanti (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
ibu nifas di BPS Kota Semarang, dengan hasil perhitungan uji chi-square
diperoleh p-value = 0,00. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Ratih (2017)
dengan judul hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka
perineum di rumah bersalin Rossita yang menunjukkan hasil bahwa ada hubungan
nilai p = 0,02.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Arami (2017) yang berjudul
Pratama Lista Kelambir Lima Hamparan Perak Kab. Deli Serdang Tahun 2017,
nifas dengan perawatan luka perineum di Klinik Pratama Lista Kelambir Lima
Hamparan Perak Kab. Deli Serdang Tahun 2017 dengan nilai p =0,00.
56
luka perineum terdapat ibu nifas yang memiliki sikap Positif yang melakukan
perawatan luka perineum sebanyak 1 orang (14,3%) sedangkan ibu nifas yang
memiliki sikap Positif dan yang tidak melakukan perawatan luka perineum
uji chi-square terdapat bahwa (p-value = 0,000) berarti Ho ditolak artinya terdapat
psikologi. Dengan demikian, perasaan dalam merespon suatu objek dapat positif
yaitu perasaan senang, menerima, terbukadan lain-lain dan dapat negatif yaitu
perasaan tidak senang, tidak menerima, tidak terbuka dan lain-lain. Sikap
terhadap perawatan luka perineum tetapi masih ada yang belum melakukan
tentang cara melakukan perawatan luka perineum yang benar dan takut jika salah
motivasi, kemampuan, persepsi, dan kepribadian. Hal ini berkaitan dengan faktor-
kesehatan tentang PHBS dalam hal ini tentang vulva hygiene. Pengetahuan yang
baik diikuti dengan sikap ibu yang positif sedangkan pengetahuan yang kurang
lebih cenderung bersikap negatif. Sikap ibu untuk melakukan perawatan luka
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ratih (2017) dengan judul
hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di
rumah bersalin Rossita yang menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sikap dengan perawatan luka perineum dengan nilai p = 0,04.
ada hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara sikap ibu nifas
dengan perawatan luka perineum dengan nilai p = 0,000. Ibu yang mempunyai
sikap positif mempunyai kemungkinan 0,69 kali lebih besar untuk melakukan
negatif.
58
BAB 6
6.1 Kesimpulan
kesimpulan :
1. Mayoritas responden berada pada usia <20 tahun, dan mayoritas responden
berpendididkan SMP
perineum.
4. Terdapat hubungan antara sikap ibu nifas dengan perawatan luka perineum di
6.2 Saran
1. Responden
Ibu nifas lebih aktif menggali informasi tentang perawatan luka perineum.
3. Peneliti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. (2013). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Kemenkes RI. (2014). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Gavi
Lestariatik, F. (2015). Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka
Perineum di Klinik Delima Belawan. Karya Tulis Ilmiah. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Nugroho, T., dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3).
Yogyakarta : Nuha Medika
Ratih, R .H. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang
Perawatan Luka Perineum di Rumah Bersalin Rossita Pekanbaru 2017.
Jurnal Kebidanan. Vol. 1. No. 1. Pp. 64-68
Sari, E. P. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta: CV. Trans Info Media
Sulistyawati, A. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta:
Andi
Walyani, dkk. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta
: PT. Pustaka Baru Press
Wawan, A. dan Dewi, M. (2014). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Kepada Yth.
Responden Penelitian
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasisiwi Universitas
Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan Program Studi Ilmu Kebidanan Fakultas
Kesehatan.
Nama : Yetty Ikhwani Daulay
NIM : 20061078
Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas dengan Perawatan
Luka Perineum di Wilayah kerja Puskesmas Batang Bulu Tahun 2021”.
Data yang diperoleh hanya digunakan untuk keperluan penelitian.
Kerahasiaan data dan identitas saudari tidak akan disebarluaskan.
Saya sangat menghargai kesediaan saudari untuk meluangkan waktu
menandatangani lembaran persetujuan yang disediakan ini. Atas kesediaan dan
kerja samanya saya ucapkan terima kasih.
Penulis
2
dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Yetty Ikhwany Daulay, mahasiswi
penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas dengan
2021”.
Responden
(…..……………………)
3
KUESIONER
A. INDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : …………….
2. Umur : …………….
3. Pendidikan : ……………..
4. Pekerjaan :
B. PENGETAHUAN
Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara benar pada
pernyataan dibawah ini.
C. SIKAP
Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara benar pada
pernyataan dibawah ini
Tidak
No Setuju
Pernyataan Setuju
. (S)
(TS)
Melakukan perawatan luka robek di
daerah kemaluan ibu saat melahirkan
1
berguna untuk mencegah terjadinya
infeksi.
Setelah ibu nifas buang air besar (BAB)
atau buang air kecil (BAK) sebaiknya
2 mengeringkan bagian luka
kemaluannya dengan handuk bersih
atau tisu.
Melakukan perawatan luka robek di
daerah kemaluan harus dilakukan tiap
3
hari karena untuk mempercepat proses
penyembuhan luka.
Ibu nifas seharusnya mengganti
4
pembalutnya 2 kali dalam 1 hari.
Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi
5
makan yang mengandung gizi.
6
Ket: