Revisi Bab I-Iv
Revisi Bab I-Iv
Revisi Bab I-Iv
PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar
Sarjana Terapan Kebidanan
DISUSUN OLEH :
NOVI RAHMADANI
2015302076
Judul Laporan tugas akhir : Hubungan Peran Orang Tua, Teman Sebaya, Media
NIM 2015302076
Laporan tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan tugas akhir : Hubungan Peran Orang Tua, Teman Sebaya, Media
Tahun 2021
NIM 2015302076
Laporan tugas akhir ini telah diuji dan di revisi sesuai saran-saran dari dewan
penguji.
Mengetahui,
Dewan Penguji :
Penguji I Penguji II
Moderator
iii
KATA PENGANTAR
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada peneliti sehingga
Peran Orang Tua, Teman Sebaya, Media Informasi, Dan Persepsi Remaja
Solok Tahun 2021”. Proposal laporan tugas akhir ini disusun dan diajukan sebagai
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin
1. Ibu Dr. Ns. Hj. Evi Hanita, S.Pd, M.Kes selaku rektor Universitas Fort De
Kock Bukittinggi.
3. Kepada Kepala Sekolah SMP Kecamatan Kubung beserta jajaran yang telah
mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran serta senantiasa sabar dan bijaksana
iv
dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Proposal
mengorbankan waktu, tenaga, dan fikiran serta senantiasa sabar dan bijaksana
8. Kedua orang tua dan keluarga serta sahabat yang telah memberikan doa,
dorongan serta kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
9. Semua teman sejawat dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan proposal ini.
kekurangan baik isi maupun kalimatnya oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
Penulis
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
E. Ruang Lingkup .............................................................................. 11
vi
G. Kerangka Teori ............................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
disebutkan bahwa Remaja adalah warga negara Indonesia yang berusia 16-30
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Sementara itu, menurut Badan
perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Sifat
pertimbangan yang matang, salah satu permasalahan yang terjadi pada masa
remaja adalah perilaku seks pranikah. Perilaku seksual pranikah merupakan salah
Permasalahan pada remaja yang terjadi saat ini diantaranya yaitu masalah
1
2
dan penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA), dan
berbagai hal yang berkaitan dengan perilaku seksual remaja lainnya. Perilaku
seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik
bagi lawan jenis maupun sesama jenis. Perilaku seksual dapat terjadi dalam
berbagai bentuk tingkat laku mulai dari perasaan tertarik terhadap pasangan,
hasrat seksual, sesama jenis maupun lawan jenis. Perilaku seksual pada remaja
mencium bibir, memegang buah dada diatas dan dibalik baju, memegang alat
kelamin diatas dan di bawah baju, dan melakukan senggama (Dewi & Lestari,
2020).
per 5 tahun) mengungkapkan, sekitar 2% remaja wanita usia 15-24 tahun dan 8%
remaja pria diusia yang sama mengaku telah melakukan hubungan seksual
pranikah remaja adalah pengawasan orang tua dan media informasi, namun
seksual berisiko santri (Masni, 2018). Penelitian lain di SMA Negeri 1 Indralaya
Utara dengan sampel 165 siswa menemukan ada hubungan pengaruh orang tua
terhadap perilaku seksual pranikah (Anissa Nurhayati, Nur Alam Fajar, 2017).
hubungan yang signifikan antara akses media informasi siswa dengan perilaku
seksual (Harni Andriani, Yasnani, 2016). Hasil yang sama diperoleh pada
penelitian yang dilakukan di SMAN 3 Bantul DIY dengan jumlah sampel 126
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di SMA An-
keterpaparan media massa dengan tindakan seksual dimana nilai p value 0,000
2017). Paparan media pornografi memiliki dampak yang buruk bagi remaja yang
akhirnya berujung pada perilaku seks bebas. Perilaku seks bebas memiliki urutan
paling ringan hingga berat dan sering dilakukan remaja ketika berpacaran (R &
W, 2018).
pemikiran serta keyakinan yang baik tentang pentingnya peran orang tua dalam
perilaku remaja, hal ini disebabkan telah dipengaruhi oleh budaya luar atau barat
mulai memisahkan diri dari orang tua dan memilih bersama teman-teman
luar keluarga. Apabila ikatan emosi dan konformitas kelompok pada remaja
kuat, maka hal ini bisa dijadikan sebagai faktor yang menyebabkan munculnya
tingkah laku remaja yang buruk. Lingkungan yang mendukung adanya perilaku
seksual terlebih perilaku seksual berisiko maka remaja akan lebih berpeluang
untuk melakukan perilaku seksual berisiko. Hal ini juga didukung dengan
signifikan antara konformitas teman sebaya dengan perilaku seksual, hal ini
oleh pelajar maka hal ini menunjukkan semakin tinggi juga perilaku seksualnya.
Hal lain yang dapat menyebabkan perilaku seksual remaja adalah faktor internal
yang berasal dari individu yaitu konsep diri.(Dewi & Lestari, 2020)
sosial dan psikologis yang besar. Hal ini terjadi dikarenakan adanya rasa ingin
tahu dan coba-coba yang besar pada remaja akibat adanya perubahan biologis
dan fisik pada masa pubertas. Sekitar 1 persen anak laki-laki dan 4 persen anak
usia 13 tahun, beberapa bahkan ketika berusia di bawah 10 tahun. Usia 13 dan 14
provinsi pada 41.885 remaja usia 15-24 tahun dan belum menikah menunjukkan
bahwa remaja pria dan wanita yang pernah melakukan hubungan seksual masing-
masing sebesar 9,2% dan 2,9% (Dr. Junaidi, SE, 2019). Survei tersebut juga
(Yulianto, 2020)
hubungan seksual lebih tinggi (8%) dibandingkan remaja wanita (2%). Remaja
laki-laki usia 20-24 tahun lebih banyak (14%) melakukan hubungan seksual
dibandingkan dengan kelompok usia 15-19 tahun (4%). Hasil ini meningkat dari
1,6% dari 6.927 remaja wanita usia 15-19 tahun mengatakan pernah melakukan
kehamilan pada masa remaja dan penularan penyakit menular seksual (PMS)
seperti HIV/AIDS. Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat berlanjut
pada aborsi yang berdampak pada masa depan remaja, janin yang dikandung dan
melahirkan berusia 15–19 tahun, dan sekitar 3,9 juta anak perempuan menjalani
aborsi yang tidak aman setiap tahunnya. Berdasarkan data KPAI dan Kementrian
seks di luar nikah, 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil diluar
nikah berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan
aborsi.Pada tahun 2015 di Amerika Serikat sebanyak 22% orang pada rentang
usia 14-24 tahunterinfeksi HIV, sedangkan 20 juta kasus pada rentang usia 15-24
Edwards, 2013)
meningkat setiap tahun. Jumlah kasus HIV sampai dengan tahun 2020 sebanyak
419.551 orang, sedangkan pada AIDS relatif stabil setiap tahunnya, dengan
HIV/AIDS didominasi pada kelompok usia 20-29 tahun, dengan jumlah 8 orang,
usia 30-39 tahun 3 orang. Sedangkan yang terendah ada usia 15-19 tahun 1 orang
lagi tidak mempunyai pasangan. Hasil wawancara yang dilakukan pada 8 orang
siswa/siswi tersebut terdapat 3 orang yang diperbolehkan oleh orang tua dan
orang tua. Dari 12 siswa/siswi yang diwawancara hanya 5 orang yang mendapat
informasi mengenai hal yang berhubungan dengan seks dari orang tua dan
informasi dari orang tua melainkan ia banyak dapat informasi dari teman
media.
sekolah, dan masyarakat agar dapat melalui masa peralihan dari anak-anak ke
harus diberikan sedini mungkin sehingga remaja dapat terhindar dari masalah
karena menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang tidak pantas untuk
kurang baik. Akibatnya, banyak remaja yang mencari informasi mengenai topik
reproduksi dan seksual melalui teman, media cetak, dan pornografi (Fadila &
Nugroho, 2018).
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Peran Orang Tua, Teman Sebaya,
B. Rumusan Masalah
Sebaya, Media Informasi dan Persepsi Remaja dengan Perilaku Seksual Remaja
di SMP”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut serta bahan bacaan di perpustakaan.
4. Bagi Responden
Tahun 2021. Variabel independen pada penelitian ini yaitu peran orang tua,
teman sebaya, media informasi dan persepsi remaja. Variabel dependennya yaitru
perilaku seksual remaja. Jenis penelitian ini menggunakan cara analitik dengan
1. Pengertian Remaja
25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan
usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Perbedaan defenisi
masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini merupakan periode
menjadi lebih berbeda. Remaja mulai memandang diri dengan penilaian dan
12
13
(Kusmiran, 2011).
dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan
disebut juga masa pubertas, merupakan masa transisi yang unik yang
ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi, dan psikis (Pinem, 2011).
Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin
meniru sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta keadaan sekitar
bervariasi.
Dalam tahap perkembangan remaja terdiri dari 3 tahap berdasarkan sifat atau
2) Ingin bebas.
3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir
abstrak.
4) Mampu berpikir
a. Perubahan fisik
laki-laki.
b. Perubahan kejiwaan
c. Perubahan sosial
(Dahro, 2010)
B. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap
lingkungannya. Hal ini bearti bahwa perilaku baru berwujud bila ada sesuatu
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang diamati langsung, maupun
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior cause) dan
faktor diluar perilaku (Non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri
sebagainya
2. Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat
2011)
hormonal, kurangnya peran orang tua melalui komunikasi antara orang tua
a. Kissing
bibir, disertai dengan rabaan pada bagian-bagian yang sensitif yang dapat
c. Berfantasi
d. Berpegangan tangan.
e. Meraba
seperti payudara, leher, paha atas, vagina, penis dan pantat. Bila kegiatan
senggama.
f. Berpelukan
Aktivitas ini membuat jantung berdegup lebih kencang, sehingga dapat
g. Masturbasi
dan vagina.
h. Oral
masyarakat.
i. Petting
kadar terbuka).
j. Intercouse/ senggama
1) Mastusbasi
2) Onani
kelamin.
laki baik dilakukan secara oral ataupun anal, yakni dengan memasukkan
menggunakan mulut, bibir dan lidah. Ini dilakukan oleh remaja untuk
banyak bakteri.
(Jannah, 2018)
b. Kurangnya pengaruh orang tua melalui komunikasi antara orang tua dan
d. Remaja dengan prestasi rendah dan tahap aspirasi yang rendah senderung
melakukan hubungan seksual. Hal ini akan menimbulkan akibta yang dapat
dirasakan bukan saja oleh pasangan, khususnya remaja putri, tetapi juga
orang tua, keluarga bahkan masyarakat. Berikut adalag akibat dari perilaku
seksual :
a. Bagi remaja
1) Remaja laki-laki menjadi tidak perjaka, wanita menjadi tidak
perawan.
b. Bagi keluarga
masyarakat.
c. Bagi masyarakat.
menurun.
dan berdosa.
b. Dampak fisiologis
c. Dampak sosial
perempuan yang hamil dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi
d. Dampak fisik
(PMS) yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular
1) Gonorea
selaput lendir mulut, mata, anus, dan beberapa organ tubuh lainnya.
2) Klamidia
3) Sifilis
senggama. Tanda dan gejala berawal dari sebuah luka yang muncul
yang tidak sakit didaerah tempat hubungan pertama kali terjadi (penis,
leher rahim, dubur, dinding belakang kerongkong/ faring).
4) Herpes
umum adalah bintil kecil berisi cairan yang terasa sakit, di alat
kelamin atau dubur dan mulut. Bintil akan timbul selama 1-3 minggu
5) HIV/AIDS
seksual yang tidak aman dan jarum suntik (bagi pecandu narkoba).
Gejala ringan seperti flu atau diare baru terlihat setelah beberapa
untuk HIV, akan tetapi ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengurangi resiko penularan HIV. Tindakan tersebut, antara
lain tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah, setia pada satu
Orang tua harus bersikap terbuka dan selalu siap dalam menjawab semua
merasa bahwa mereka bukan orang yang tepat untuk memberikan pendidikan
seks dengan sejumlah alasan. Beberapa diantara mereka merasa kurang mampu
dan tidak memiliki informasi untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar seks
pendidikan terkait seks dan hubungan, berbicara kepada anak mereka tentang
seks tetap merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Orang tua mungkin juga
diantaranya berasal dari keluarga yang bercerai atau pernai cerai, keluarga
dengan banyak konflik dan perpecahan. Hubungan orang tua yang harmonis akan
mengenai seksual kepada remaja, sehingga remaja tidak mencari sumber dari luar
orang tua dengan anak remajanya, maka makin rendah pula perilaku seksual
pranikah remaja.
D. Teman Sebaya
keluarga. Pemaparan diatas diperkuat oleh hasil penelitian dari Kristy Juing
pengaruh positif dan dapat pula berupa pengaruh negatif. Pengaruh positif
dukungan fisik, sumber dukungan ego, fungsi pembanding sosial dan fungsi
kasih sayang.
mereka akan merasa senang apabila diterima atau sebaliknya akan merasa
kesehatan reproduksi dan seksual yang diperoleh dari teman sebaya (peer)
Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif dan dapat pula berupa
a. Teman Dekat
b. Teman Kecil
c. Kelompok Besar
Kelompok besar terdiri beberapa kelompok kecil dan kelompok teman
d. Kelompok Terorganisasi
e. Kelompok Geng
Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas
teman dekat dimana biasanya hanya ada dua atau tiga orang saja didalamnya
E. Media Informasi
pengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada remaja untuk melakukan
baik dalam 12 bulan maupun satu bulan terakhir cenderung lebih tinggi pada
kelompok umur 20-24 tahun dibandingkan yang berumur 15-19 tahun. Secara
SDKI 2012 dibanding 14% wanita pada SDKI 2017. Pria yang mendengarkan
(IMS) dilihat 16 persen wanita dan 25 persen pria melalui televisi (BKKBN,
2017).
yang aman jika media memberikan informasi yang akurat tentang seksualitas dan
F. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
terjadi karena cara atau tradisi yang dimiliki seseorang berbeda dengan
orang lain. Hal ini biasa disebut persepsi. Dalam memandang suatu
Persepsi tidak akan lepas dari peristiwa, objek dan lingkungan sekitarnya.
(Rasyidillah, 2017)
2. Jenis-jenis persepsi
yang dipersiapkan maka hasil persepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Persepsi Positif
b. Persepsi Negatif
kenal tidaknya) dan tanggapan yang tidak selaras dengan obyek yang
dan stimulasi mengenai alat indera (reseptor). Proses stimulus mengenai alat
indera merupakan proses alami atau proses fisik. Dalam proses persepsi
itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu
stimulus saja, tetapi individu dikenakan berbagai macam stimulus yang
dinamakan tahap fisik atau kealamian, tahap kedua yang disebut tahap
fisiologis yang merupakan proses terakhir yang menyadari apa yang individu
berikut :
b. Kondisi lingkungan
lalunya.
diinginkannya tersebut.
dan menerima orang lain yang memiliki kepercayaan dan nilai yang sama
dengannya. Sedangkan prasangka dapat menimbulkan bias dalam
mempersepsikan sesuatu
memiliki resiko yang lebih rendah atau tidak beresiko sama sekali yang
memenuhi dorongan seksual pada saat sebelum menikah. Persepsi seperti ini
dirinya. Banyak remaja mengira bahwa kehamilan tidak akan terjadi pada
cukup kuat.
G. Kerangka Teori
Faktor predisposisi
Pengetahuan
Pendidikan
Sikap
Kepercayaan
Keyakinan
Persepsi
o Ekonomi
Faktor pendukung
Sarana kesehatan
Lingkungan sekitar Perilaku seksual remaja
Media informasi
Faktor pendorong
Peran orang tua
Teman sebaya
o Peran petugas kesehatan
Keterangan :
o Tidak diteliti
Diteliti
A. Kerangka Konsep
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,
atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah
kerangka konsep yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini dapat
Bagan 3.1
Persepsi Remaja Kerangka Konsep
39
40
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Peran Usaha orang tua yang Kuesioner Wawancara 0 Kurang Ordinal
orang tua dilakukan dalam hal baik
mengasuh, 1 Baik
komunikasi,
2. Teman Anak-anak dengan Kuesioner Wawancara 0 Kurang Ordinal
sebaya usia atau tingkat Baik
kedewasaan yang 1 Baik
kurang lebih sama.
Dimana dapat
memberikan pengaruh
terhadap persepsi dan
pergaulan remaja.
3. Media Media TV, radio, Kuesioner Wawancara 0 Tidak Ordinal
Informasi majalah, surat kabar, terpapa
handphone dll, yang 1 Terpapar
diperoleh remaja
tentang perilaku
seksual remaja.
4. Persepsi Bagaimana siswa Kuesioner Wawancara 0 Kurang Ordinal
menginterpretasikan, Baik
memandang dan 1 Baik
memberikan arti
tentang hal-hal yang
berkaitan dengan
perilaku seksual
remaja
5. Perilaku Segala Tingkah laku Kuesioner Wawancara 0Tidak Ordinal
Seksual remaja yang didorong Beresiko
Remaja hasrat melakukan 1 Beresiko
tindakan seksual.
Bentuk:
Bergandengan tangan,
berkencan,
berpelukan,
bercumbu, petting
sampai berhubungan
seks.
C. Hipotesis
1. Ada hubungan peran orang tua dengan perilaku seksual remaja di SMPN
2. Ada hubungan teman sebaya dengan perilaku seksual remaja di SMPN Se-
Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
42
43
1. Populasi
kelas VII dan VIII. Di dapatkan dari pengambilan data awal jumlah populasi
2. Sampel
2021. Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus
solvin.
a. Besar Sampel
n = 𝑁
1+𝑁 (𝑑2 )
122
n = 1+122 (0,12 )
122
n = 2,22
N : Besar populasi
n : Besar sampel
secara acak pada populasi yang heterogen dimana jumlah unit dalam
Keterangan :
SMPN 4 102
55 45,98= 46
122 𝑥
SMPN 9
20
𝑥 55 9,01= 9
122
JUMLAH 55
Tabel 4.2
Rincian Jumlah Responden Penelitian Tiap SMPN
No SMP Negeri 4
1 Kelas VII
53
𝑥 55 23,89= 24
122
2 Kelas VIII
49
𝑥 55 22,09= 22
122
Jumlah 46
No SMP Negeri 9
1 Kelas VII
12
𝑥 55 5,40= 5
122
2 Kelas VIII
8
𝑥 55 3,60= 4
122
Jumlah 9
1) Kriteria inklusi
2) Kriteria ekslusi
1. Data Sekunder
2. Data Primer
berikut :
2. Pengkodean (coding)
Data yang telah diberi kode dimasukkan ke dalam program atau sotfware
komputer.
4. Tabulasi
F. Analisa Data
1. Data Univariat
penelitian (peran orang tua, teman sebaya, media informasi, dan persepsi
remaja dengan perilaku seksual) dimana akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
2. Data Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang
uji chi-square Pvalue (0,05) dengan derajat kepercayaan 95%. Apabila hasil
hubungan yang bermakna antara variabel independen (pran orang tua, teman
seksual remaja). Sebaliknya bila nila P> 0,05 bearti secara statistik dapat
Teman dan Paparan Media Pornografi terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada
Anissa Nurhayati, Nur Alam Fajar, Y. (2017). Determinan perilaku seksual pranikah
pada remaja SMA Negeri 1 Indralaya Utara. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,
8(2), 83–90.
http://www.dhsprogram.com.
Dewi, P. S., & Lestari, M. D. (2020). Hubungan konformitas teman sebaya dan
https://ocs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/57791
Dr. Junaidi, SE, M. S. (2019). Tinjauan Hasil Survai Indikator Kinerja rpjmn
Keluarga Bererncana.
Fadila, W., & Nugroho, D. N. A. (2018). Masa Remaja dan Pengetahuan Kesehatan
informasi dan peran keluarga terhadap perilaku seksual pada siswa SMK Negeri
seksual pada pelajar di kota bukittinggi. Jurnal RAP UNP, 5(1), 82–91.
https://doi.org/10.22216/jen.v2i2.1695
https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/info
Bangsa Indonesia.
Kosati, tessa widya. (2018). Hubungan antara Peran Orang Tua, Teman Sebaya dan
http://ldfebui.org/wp-content/uploads/2017/08/BN-06-2017.pdf
Lestari, Tri Wiji, elisa ulfiana: suparmi. (2014). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi.
(Studi Kasus Santri Darul Arqam Gombara dan SMAN 6). Media Kesehatan
https://doi.org/10.12928/kesmas.v12i1.6908
Suwarni, L., & Selviana, S. (2015). Inisiasi Seks Pranikah Remaja Dan Faktor Yang
(pp. 10–17).
Wijayan, N. (2019). Peran teman sebaya dan media informasi terhadap perilaku
Winarti, Y., & Alamsyah, W. A. B. (2020). Hubungan Peran Orang Tua dengan
https://doi.org/10.33024/jdk.v9i3.3045
Kepada Yth :
Siswa/Siswi SMP Calon Responden Penelitian
Di Tempat
(Novi Rahmadani)
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (informed
Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah
ini Nama :
Umur :
Kelas :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden
penelitia yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Fort De Kock Bukitinggi
dengan judul : “Hubungan Peran Orang Tua, Teman Sebaya, Media Informasi,
Persepsi Remaja dengan Perilaku Seksual Remaja di SMPN Kecamatan
Kubung Kabupaten Solok Tahun 2021”. Tanda tangan saya ini menunjukkan
bahwa saya bersedia memberikan informasi dan memutuskan berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian ini tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
Informasi dan data yang saya berikan adalah benar sesuai dengan kenyataan,
pengetahuan dan pengalaman saya.
( )
KISI-KISI KUESIONER
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA, MEDIA
INFORMASI, PERSEPSI REMAJA DENGAN PERILAKU
SEKSUAL REMAJA SMPN KECAMATAN KUBUNG
KABUPATEN SOLOK TAHUN 2021.
Variabel Aspek yang di Nomor item Jumlah item
nilai pertanyaan
Peran Orang Tua Kurang baik, baik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10 Butir
8, 9, 10.
Teman Sebaya Kurang baik, baik. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 17 Butir
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17.
Media Informasi Kurang terpapar, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 12 Butir
terpapar 8, 9, 10, 11, 12.
Persepsi Remaja Tidak baik, baik 1,2,3,4,5,6,7, 10 Butir
8,9,10
Perilaku Seksual Tidak beresiko, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10 Butir
beresiko 8, 9, 10.
LAMPIRAN 4
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA, MEDIA
INFORMASI, PERSEPSI REMAJA DENGAN PERILAKU
SEKSUAL REMAJA SMPN KECAMATAN KUBUNG
KABUPATEN SOLOK TAHUN 2021.
Nomor Responden :
Tanggal :
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Asal Sekolah :
Pendidikan Terakhir Orang Tua :
a. Ayah :
b. Ibu :
Pekerjaan Orang Tua :
a. Ayah :
b. Ibu :
Tinggal Dengan :
a. Orang Tua ( )
b. Dengan Wali ( )
c. Kost ( )
C. TEMAN SEBAYA
Ungkapkan kebiasaan yang kamu lakukan dengan jwaban yang sejujurnya,
kami menjamin privasi anda akan terjaga dan ini tidak berpengaruh apapun
pada pendidikan anda. Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang sesuai
dengan pengalaman kamu.
No Pertanyaan Ya Tidak
Saya lebih banyak menghabiskan waktu bersama
1.
sahabat/teman dari pada orang tua
Saya mempercayai sahabat/teman dalam hal menyimpan
2.
masalah pribadi.
Saya suka menceritakan masalah pribadi kepada
3.
sahabat/teman.
Pendapat sahabat/teman mempunyai pengaruh penting
4.
terhadap keputusan saya.
Saya tidak suka dipengaruhi sahabat/teman untuk
5.
mempunyai pacar.
Sahabat/teman mengejek saya apabila belum pernah
6.
berciuman dengan pacar.
Saya mengikuti pendapat sahabat/teman untuk mempuyai
7.
pacar.
8. Saya banyak mendapatkan informasi tentang seksual
remaja dari sahabat/teman.
Saya mendapat informasi tentang hubungan seksual
9.
pertama kali dari sahabt/teman.
10. Saya dan sahabat/teman sama-sama mempunyai pacar.
Apa yang sudah saya lakukan dengan pacar, biasanya saya
11.
ceritakan pada sahabt/teman.
Apa saja yang sudah dilakukan sahabat kepada pacarnya,
12.
saya lakukan juga kepada pacar saya.
Saya mengetahui teman-teman saya berpacaran serius
telah melakukan :
a. Berpegangan tangan
b. Berpelukan
13.
c. Berciuman bibir
d. Saling meraba bagian tubuh yang sensitif
e. Hubungan badan
f. Menghamili atau dihamili oleh pacar
Sahabat/teman-teman menganggap wajar jika remaja
14.
seusia saya berciuman bibir dengan pacar.
Sahabat/teman-teman menganggap wajar jika remaja
15.
seusia saya melakukan masturbasi/onani/ngocok.
Sahabat/teman-teman menganggap wajar jika remaja
16.
seusia saya melakukan hubungan badan dengan pacar.
Sahabat/teman-teman beranggapan remaja seusia saya
17.
harus menggunakan kondom saat berhubungan badan.
Sumber : (Qomarasari, 2015)
D. MEDIA INFORMASI
Ungkapkan kebiasaan yang kamu lakukan dengan jawaban yang sejujurnya.
Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman anda.
Saya mendapat informasi tentang perilaku seksual (pornografi) dari :
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Televisi
2. Koran
3. Majalah
4. Buku
5. Leaflet/poster
6. Radio
7. Internet (Instagram, Whatsapp, Tik-tok, dll)
8. Handphone
9. Surat
10. Email
11. Vidio
12. Tape recorder
Sumber : (Qomarasari, 2015)
E. PERSEPSI REMAJA
Berilah tanda checklist (√) pada kolom pilihan kamu. (STS) sangat tidak
setuju, (TS) tidak setuju, (S) setuju, dan (SS) sangat setuju.
No. Pernyataan STS TS S SS
1. Melakukan hubungan seksual dapat
menurunkan tingkat stress pada seseorang.
2. Melakukan hubungan seks bebas akan
menyebabkan kehamilan.
3. Gejolak seksual hal wajar tapi bebas
melakukannya.
4. Masa remaja sering ditandai dengan
munculnya gejolak seksual.
5. Keingintahuan remaja tentang masalah
seks yang begitu besar sering
mengakibatkan
remaja mengalami perubahan pola pikir.
6. Terjadinya kehamilan dan penyakit
menular seksual banyak berawal dari
ketidaktahuan
remaja.
7. Remaja Identik dengan keingintahuan yang
besar dan suka coba-coba
8. Apabila telah melakukan hubungan
seks bebas ada rasa bersalah/berdosa
9. Penyakit menular seksual ditularkan melalui
hubungan seks.
10. Aborsi merupakan jalan keluar
Sumber :(Susanty, 2013)
F. PERILAKU SEKSUAL
Ungkapkan kebiasaan yang kamu lakukan dengan jawaban yang sejujurnya.
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman
kamu.
No Pertanyaan Ya Tidak
Saya sering membayangkan dan mengimajinasikan
1.
keindahan tubuh pacar.
2. Saya dengan pacar biasa pergangan tangan.
3. Saya mencium pipi pacar sebagai bentuk rasa sayang.
Saya berciuman bibir dengan pacar setaip ada
4.
kesempatan.
5. Saya berpelukan dengan pacar sat jalan-jalan.
Saya memegang/meraba bagian sensitif seperti alat
6. kelamin, leher, dan paha pacar/tunangan bila ada
kesempatan.
7. Saya melakukan mastrurbasi (merangsang alat kelamin)
bila keinginan seksual muncul.
Saya pernah melakukan oral seks (memasukkan alat
8.
kelamin ke dalam mulut lawan jenis)
Saya pernah melakukan petting (Mendekatkan/
9.
menempelkan alat kelamin dengan lawan jenis).
Saya pernah melakukan hubungan badan (senggama)
10.
dengan pacar/tunangan karena yakin kami akan menikah.
Sumber : (Qomarasari, 2015)