Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Hal499-508radiarta Batur

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/275834025

MODEL SPASIAL TINGKAT KESUBURAN PERAIRAN DI DANAU BATUR


KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS

Article · December 2012


DOI: 10.15578/jra.7.3.2012.499-508

CITATION READS

1 1,335

2 authors, including:

Nyoman Radiarta
Institute for Marine Research and Observation
87 PUBLICATIONS   420 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Coral Disease Research in Indonesia View project

Sistem Informasi Spasial untuk Daerah Penangkapan Ikan dan Perubahan Lingkungan pada Ekosistem Pesisir View project

All content following this page was uploaded by Nyoman Radiarta on 05 May 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Model spasial tingkat kesuburan perairan di Danau Batur ..... (I Nyoman Radiarta)

MODEL SPASIAL TINGKAT KESUBURAN PERAIRAN


DI DANAU BATUR KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI
DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

I Nyoman Radiarta *) dan Sophia Lasma Sagala **)


*)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya
Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540
E-mail: radiarta@yahoo.com

**)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut
Jl. Br. Gondol Kec. Gerokgak Kab. Buleleng, Kotak Pos 140, Singaraja, Bali 81101

(Naskah diterima: 16 Februari 2012; Disetujui publikasi: 8 Agustus 2012)

ABSTRAK

Danau Batur telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Bangli sebagai kawasan
pengembangan minapolitan dengan komoditas pengembangan adalah ikan nila
menggunakan keramba jaring apung. Penelitian ini, bertujuan untuk melakukan analisis
spasial tingkat kesuburan (eutropikasi) perairan di Danau Batur Kabupaten Bangli
Provinsi Bali. Pengumpulan data lapangan dilakukan pada bulan Agustus 2011.
Sebanyak lima titik pengamatan disebar secara acak di danau sehingga dapat mewakili
karakteristik danau. Parameter kualitas perairan yang dikumpulkan meliputi kecerahan,
total nitrogen, total fosfat, dan klorofil-a. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis
berdasarkan indeks tingkat tropik dan ditampilkan secara spasial dengan menggunakan
sistem informasi geografis. Hasil analisis indeks tingkat tropik menunjukkan bahwa
Danau Batur sudah tergolong eutropik dengan nilai indeks berkisar antara 4,2-5,0.
Nilai indeks terbesar ditemukan di perairan dekat Desa Kedisan, sedangkan nilai
terkecil di sekitar perairan Desa Truyan. Kondisi ini perlu menjadi perhatian dalam
rangka pengelolaan dan pemanfaatan danau, khususnya untuk mendukung
pengembangan wilayah minapolitan.

KATA KUNCI: tingkat tropik, keramba jaring apung, nila, kualitas air, Danau
Batur, Bangli

ABSTRACT: Spatial model of trophic level in Batur Lake Bangli District


Bali Province using the application of geographic information
system. By: I Nyoman Radiarta and Sophia Lasma Sagala

Batur Lake has been selected as minapolitan development area for nile tilapia using
floating net cage by local government of Bangli District. The aim of this study was to
develop a spatial model of trophic level in Batur Lake Bangli District Bali Province.
Field observation was conducted in August 2011. A total of five sampling points was
randomly distributed so that it can represent a characteristic of the lake. Four
important water quality parameters were collected such as secchi disk depth, total
nitrogen, total phosphorus, and chlorophyll-a. All the parameters were analyzed
spatially based on trophic level index and geographic information system. The result
shows that Batur Lake had categorized as eutrophic lake with 4.2-5.0 range of trophic
level index. The highest index was observed in the area around the Kedisan Sub-
district, while the lowest was found in the area around the Truyan Subdistrict.

499
J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 3 Tahun 2012: 499-508

Eutrophication condition of the lake needs to be considered in order to support


management and utilization of the lake, especially for minapolitan development
area.

KEYWORDS: trophic level, floating net cage, nile tilapia, water quality,
Batur Lake, Bangli

PENDAHULUAN sasaran tersebut, maka pengelolaan danau


harus mencakup beberapa aspek di antaranya:
Danau dan waduk merupakan potensi lingkungan perairan, teknologi budidaya,
perairan umum yang dapat dimanfaatkan untuk sosial, dan kelembagaan. Dari aspek ling-
berbagai aktivitas di antaranya untuk pengem- kungan perairan, kondisi tingkat kesuburan
bangan budidaya ikan air tawar. Jumlah danau (eutropikasi) suatu kawasan danau merupakan
dan waduk di Indonesia sekitar 76 buah faktor penting yang harus diperhatikan. Moni-
dengan total luasan mencapai 639.918 ha, toring secara berkala kondisi kualitas perairan
merupakan potensi yang sangat besar untuk sangat diperlukan demi mendukung penge-
dikembangkan (Anonim, 2011). Berdasarkan lolaan dan manajemen danau yang ber-
data statistik kelautan dan perikanan, potensi wawasan lingkungan. Peningkatan unsur hara
perikanan budidaya di perairan umum yang ada dalam perairan danau dapat menyebabkan
di Indonesia mencapai 158.125 ha, namun perairan menjadi subur. Proses ini disebut
pemanfaatan potensi lahan tersebut baru “kesuburan” atau eutropikasi, yang dapat
mencapai 1.390 ha (Anonim, 2011). Komoditas terjadi secara alami dari dalam perairan itu
yang umum dibudidayakan meliputi ikan nila sendiri ataupun karena dampak dari luar
dan mas. Provinsi Bali memiliki empat danau perairan (aktivitas manusia). Pada kondisi yang
yaitu: Danau Batur, Buyan, Bratan, dan ekstrim, eutropikasi ini dapat merugikan karena
Tamblingan. Dari keempat danau tersebut, dapat menstimulasi pertumbuhan alga yang
Danau Batur merupakan danau terluas yang dapat menutup permukaan perairan sehingga
terletak di Kabupaten Bangli. Danau ini akhirnya mengganggu sistem ekologi perairan.
merupakan danau kaldera dari Gunung Batur Tingkat kesuburan (eutropikasi) perairan danau
yang masih aktif. Danau Batur telah diman- dapat dianalisis berdasarkan nilai indeks dari
faatkan oleh masyarakat sekitar danau untuk suatu tingkat tropik (Carlson, 1977; Burns et
menunjang perekonomian meliputi pertanian/ al., 2000; Pavluk & Vaate, 2008). Nilai indeks
perkebunan, pariwisata, dan perikanan. dengan berbagai variasi kisaran nilai, umum-
Perikanan budidaya yang berkembang di nya sangat berhubungan erat dengan kondisi
Danau Batur adalah budidaya ikan nila dengan kualitas perairan, karena parameter yang di-
menggunakan keramba jaring apung (KJA). gunakan untuk menghitung nilai indeks ini
Luasan area yang dimanfaatkan mengalami dapat merefleksikan kondisi dinamik dari suatu
peningkatan dari 6,2 ha di tahun 2005 menjadi perairan (Drake et al., 2011). Parameter yang
8,11 ha tahun 2010; dengan jumlah produksi digunakan untuk menganalisis tingkat tropik
mencapai 189,15 ton pada tahun 2010 terdiri atas beberapa parameter fisik, kimia, dan
(Anonim, 2010). Peningkatan produksi ini akan biologi, contoh indeks status tropik/indeks
terus dipacu, sesuai dengan penetapan Danau Carlson’s (Carlson, 1977) atau indeks tingkat
Batur sebagai kawasan minapolitan budidaya tropik (Burns et al., 2000).
ikan air tawar dengan komoditas pengem- Sistem informasi geografis (SIG) telah
bangannya adalah ikan nila. banyak dimanfaatkan untuk berbagai bidang
Seperti kawasan danau dan waduk yang kajian. Analisis dengan SIG ini selain dapat
lain, pembangunan infrastruktur dan peman- memberikan tampilan secara utuh dalam suatu
faatan perairan danau untuk kegiatan per- kawasan, juga pembaharuan analisis dapat
ikanan seringkali mempengaruhi kelangsungan dengan mudah dilakukan jika tersedianya data
dan kelestarian perairan danau. Untuk men- terkini (Johnston, 1998). Untuk bidang sumber
dukung pengelolaan danau yang berwawasan daya perikanan budidaya, SIG dapat digunakan
lingkungan, maka diperlukan pengelolaan untuk menganalisis zonasi peruntukan lahan,
yang terpadu dengan melibatkan seluruh kajian kondisi lingkungan perairan, peren-
stakeholder agar fungsi danau tetap terjaga canaan pengembangan perikanan budidaya,
dan danau tetap lestari. Untuk mencapai monitoring dan inventarisasi perikanan

500
Model spasial tingkat kesuburan perairan di Danau Batur ..... (I Nyoman Radiarta)

budidaya, dan pemetaan pemanfaatan lahan BAHAN DAN METODE


pesisir (Nath et al., 2000; Kapetsky & Anguilar-
Manjarrez, 2007). Contoh aplikasi SIG untuk Penelitian ini telah dilakukan di Danau Batur
monitoring dan inventarisasi perikanan Kabupaten Bangli Provinsi Bali (Gambar 1).
budidaya yang berkaitan dengan pengelolaan Danau Batur yang terletak pada posisi 8o13’-
dan manajemen danau/waduk adalah peme- 8o18’ Lintang Selatan dan 115o22’-115o26’
taan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Cirata Bujur Timur merupakan danau kaldera aktif
(Radiarta et al., 2005; Radiarta & Adri, 2009). terbentuk dari proses vulkanisme Gunung
Aplikasi SIG untuk penelitian eutropikasi Batur. Berada pada ketinggian 1.080 m di atas
permukaan laut, danau ini memiliki luas
danau belum banyak dimanfaatkan di Indone-
permukaan sekitar 1.607 ha dengan panjang
sia. Analisis yang umumnya digunakan adalah
garis pantai 21 km. Kawasan sekitar danau
berdasarkan perhitungan numerik (Suryono et
telah lama dimanfaatkan untuk kegiatan
al., 2008) ataupun multivariat statistik (Sulastri
pertanian sayuran. Sedangkan kawasan dalam
et al., 2010).
danau, kegiatan budidaya dengan KJA telah
Tujuan penelitian ini adalah untuk meng- berkembang, dan menyebar di sepanjang
analisis secara spasial tingkat eutropikasi pinggir danau. Komoditas perikanan yang telah
perairan di Danau Batur Kabupaten Bangli. dikembangkan adalah ikan nila. Menurut
Tingkat eutropikasi perairan dianalisis ber- Rencana Pembangunan Jangka Menengah
dasarkan indeks tingkat tropik dengan mem- Daerah (RPJMD) Bappeda Kabupaten Bangli
perhatikan empat parameter utama yaitu: 2010-2015, pengembangan budidaya per-
kecerahan, total nitrogen, total fosfat, dan ikanan di kawasan danau diarahkan maksimal
klorofil-a. Distribusi spasial tingkat kesuburan 5%-10% dari luas perairan danau (Anonim,
kemudian dianalisis dengan menggunakan 2010). Selain itu, kegiatan pariwisata juga telah
SIG. berkembang pesat di kawasan danau.

115o23’E 115o24’E 115o25’E 115o26’E

8 o14’S

8 o15’S 0 15 30

Kilometers

Keterangan (Legend):

Lokasi pengamatan
Sampling points
8 o16’S
Jalan (Road)

Sungai (River)

Garis kontur (Contour)

Pemukiman
Settlement
8 o17’S

115o23’E 115o24’E 115o25’E 115o26’E

Gambar 1. Karakteristik lokasi penelitian dan distribusi lokasi titik pengamatan kualitas
perairan di Danau Batur Kabupaten Bangli
Figure 1. Characteristic of the study area and distribution of water quality sampling
points in Batur Lake Bangli District

501
J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 3 Tahun 2012: 499-508

Pengumpulan data lapangan telah di- kecerahan (m), dan korofil-a (mg/m3). Tingkat
lakukan pada bulan Agustus 2011. Lokasi tropik untuk masing-masing parameter dan TLI
pengamatan kualitas perairan disebar secara dihitung dengan menggunakan persamaan
acak sehingga dapat mewakili karakteristik sebagai berikut (Burns et al., 2000; Pavluk &
danau yang disurvai. Sebanyak lima titik Vaate, 2008):
pengamatan kualitas air berhasil dikumpulkan
TLnitrogen = -3,61 + 3,01 log (Ntotal)
(Gambar 1). Pengambilan contoh air dilakukan
pada kedalaman < 0,5 m (permukaan). Metode TLphosphorus = 0,218 + 2,92 log (Ptotal)
pengambilan, preservasi, dan analisis contoh
air mengacu pada metode standar (APHA, TLtransparency = 5,10 + 2,27 log (1/secchi disk
2005). Data yang dikumpulkan meliputi: para- depth – 1/40)
meter fisik (kedalaman dan kecerahan), kimia TLchlorophyll = 2,22 + 2,54 log (chlorophyll )
(total nitrogen dan total fosfat), dan kesuburan
perairan (konsentrasi klorofil-a). Posisi geo- TLI = (TLnitrogen + TLphosphorus +
grafis dari lokasi pengamatan diperoleh TLtransparency + TLchlorophyll) / 4
dengan menggunakan global positioning
system (GPS). Nilai perhitungan TLI diklasifikasikan
menjadi tujuh kelas mulai dari < 1 (ultra
Analisis kondisi tingkat tropik dari suatu
microtrophic) sampai > 6 (hypertrophic).
perairan dapat dilakukan dengan menghitung
Kisaran nilai masing-masing parameter dan
berbagai jenis indeks (Carlson, 1977; Pavluk
TLI yang dihubungkan dengan tingkat tropik
& Vaate, 2008). Satu pendekatan indeks yang
disajikan pada Tabel 1. Kisaran nilai tersebut
dapat digunakan untuk menganalisis tingkat
mengacu pada Burns et al. (2000) dan Pavluk
tropik dari suatu danau yaitu indeks tingkat
& Vaate (2008).
tropik (Burns et al., 2000; http://old.boprc.
govt.nz/Environment/Trophic-Level-Index. Untuk melakukan analisis spasial, data
aspx). Indeks tingkat tropik (trophic level titik di masing-masing lokasi pengamatan
index /TLI) merupakan indikator untuk kualitas diinterpolasi dengan menggunakan metode
perairan danau. Untuk menghitung TLI ada inverse distance weighted (IDW; Johnson &
empat parameter yang diperhatikan yaitu: McChow, 2001) yang terdapat dalam program
total nitrogen (mg/m3), total fosfat (mg/m3), ArcGIS v.10. Data raster yang dihasilkan

Tabel 1. Tingkat tropik dan kisaran nilai masing-masing parameter untuk analisis indeks tingkat
tropik
Table 1. Trophic state and corresponding quantitative parameters of the trophic level index

Kat egori
St at us Kec erahan Tot al Tot al
pengkayaan
t ingkat Klorofil-a Secchi fosfat nit rogen
nut rien
t ropik TLI Chlorophyll-a disk Tot al Tot al
Nut rient
( Trophic (mg/m3) dept h phosphorus nit rogen
enrichm ent
st at e) (m) ( mg/m3) (mg/m3)
cat egory

Ultra micro- Practically


0.0-1.0 < 0.33 > 25 < 1.8 < 34
trophic pure
Microtrophic Very low 1.0-2.0 0.33-0.82 25-15 1.8-4.1 34-73
Oligotrophic Low 2.0-3.0 0.82-2.0 15-7 4.1-9.0 73-157
Mesotrophic Medium 3.0-4.0 2.0-5.0 7.0-2.8 9-20 157-337
Eutrophic High 4.0-5.0 5.0-12.0 2.8-1.1 20-43 337-725
Supertrophic Very high 5.0-6.0 12.0-31.0 1.1-0.4 43-96 725-1,558
Hypertrophic Saturated > 6.0 > 31 < 0.4 > 96 > 1,558

Keterangan (Note):
TLI = Indeks tingkat tropik (Trophic level index)

502
Model spasial tingkat kesuburan perairan di Danau Batur ..... (I Nyoman Radiarta)

kemudian digunakan untuk menghitung bagian alami dari sistem dinamik suatu danau.
tingkat tropik sesuai dengan persamaan di Semakin banyak kandungan/konsentrasi
atas. Perhitungan ini dilakukan dengan meng- plankton dalam perairan danau akan mem-
gunakan raster calculator (spatial analysis pengaruhi tingkat kecerahan perairan ter-
tool) dalam ArcGIS v.10. sebut. Kondisi ini akan membuat perairan
danau terlihat hijau yang dapat berdampak
HASIL DAN BAHASAN pada penurunan oksigen terlarut, mem-
pengaruhi nilai pH, serta pada kondisi yang
Data hasil analisis kualitas perairan disaji- ekstrim dapat menimbulkan bau yang tidak
kan pada Tabel 2. Keempat parameter yang sedap. Pengukuran konsentrasi klorofil-a
diukur menggambarkan dinamika kondisi suatu berkisar antara 9,91-61,49 mg/m3; dengan
danau (Pavluk & Vaate, 2008). Nitrogen dan konsentrasi tertinggi ditemukan di stasiun 4.
fosfat merupakan sumber nutrien bagi tum- Nilai kecerahan perairan berkisar antara 1-1,8
buhan. Tingginya konsentrasi nitrogen dan m (Tabel 2).
fosfat pada perairan danau umumnya ber-
sumber dari kegiatan pertanian, limbah rumah Gambar 2 menampilkan hasil perhitungan
tangga, ataupun bersumber dari panas bumi. indeks tingkat tropik masing-masing stasiun
Danau Batur merupakan danau kaldera dari pengamatan. Hasil ini menunjukkan bahwa
Gunung Batur, sehingga dampak dari aktivitas secara umum seluruh stasiun pengamatan
gunung ini bisa berpengaruh terhadap kondisi sudah masuk dalam kategori eutropik (TLI: 4-5;
kualitas perairan danau. Kisaran total nitrogen Burns et al., 2000). Nilai indeks terendah
dan total fosfat hasil analisis yaitu 227-393 ditemukan di stasiun 5, dan nilai indeks
mg/m3 dan 14-32 mg/m3 (Tabel 2). Nilai total tertinggi ditemukan di stasiun 2.
fosfat tertinggi ditemui di stasiun 1 yang Peta tematik distribusi spasial tingkat tropik
terletak di tengah danau. Sedangkan total dari masing-masing parameter kualitas air
nitrogen tertinggi ditemui di stasiun 2 yang yang dianalisis dengan IDW dan skala tingkat
berlokasi dekat dengan pemukiman dan tropik disajikan pada Gambar 3. Distribusi
kegiatan budidaya ikan nila dengan KJA. spasial tingkat tropik total nitrogen terbagi
Kondisi serupa juga ditemukan oleh Suryono menjadi dua status tingkat tropik yaitu:
et al. (2008) di Danau Batur yaitu konsentrasi mesotropik (TL nitrogen : 3-4) dan eutropik
fosfat yang tinggi terdekteksi di tengah dan (TL nitrogen: 4-5) (Gambar 3A). Berdasarkan
bagian dasar danau, dan konsentrasi total konsentrasi total nitrogen, perairan danau
nitrogen yang tinggi ditemui di bagian Selatan umumnya tergolong mesotropik. Kondisi
danau di sekitar perairan Desa Kedisan. eutropik tersebar di bagian Barat Daya, sekitar
Klorofil-a merupakan indikator yang baik perairan Desa Kedisan, dan Timur Laut danau,
untuk melihat tingkat kesuburan perairan yang sekitar perairan Desa Truyan.
berhubungan dengan kandungan plankton Gambar 3B menunjukkan distribusi spasial
(alga). Kandungan plankton (alga) merupakan tingkat tropik total fosfat (TLfosfat). Berdasarkan

Tabel 2. Data kualitas air hasil pengamatan di Danau Batur Kabupaten Bangli
Table 2. Water quality data from field measurement in Batur Lake Bangli District

Kecerahan Tot al Tot al


Lint ang Bujur Kedalaman Secchi fosfat nit rogen Klorofil
St asiun Tot al Tot al
Lat it ude Longit ude Dept h disk Chlorophyll
St at ion
(S) (E) (m) dept h phosphorus nit rogen (mg/m3)
3 3
(m) (mg/m ) (mg/m )

1 8.25857 115.40807 26.1 1.0 32 302 16.36


2 8.26948 115.39043 65.9 1.8 28 393 60.54
3 8.26679 115.41161 40.7 1.35 14 227 40.99
4 8.24795 115.40656 44.3 1.3 14 291 61.49
5 8.24211 115.42467 20.1 1.5 15 371 9.91

503
J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 3 Tahun 2012: 499-508

6
Supertrophic
5
Indeks tingkat tropik
Trophic level index

Eutrophic
4
Mesotrophic
3
Oligotrophic
2
Microtrophic
1
1 2 3 4 5
Stasiun pengamatan (Sampling stations)

Gambar 2. Status tingkat tropik Danau Batur berdasarkan indeks tingkat tropik di masing-
masing stasiun pengamatan
Figure 2. Trophic state of Batur Lake based on trophic level index from each station
measurement

A B
TL Nitrogen TL Fosfat
TL Nitrogen TL Phosphorus

3.0-4.0 3.0-4.0
4.0-5.0 4.0-5.0

C D
TL Kecerahan TL Klorofil-a
TL Secchi disk depth TL Chlorophyll-a

4.0-5.0 4.0-5.0
5.0-6.0 5.0-6.0
6.0-7.0

0 1.5 3

Kilometers

Gambar 3. Distribusi spasial indeks tingkat tropik dari masing-masing parameter:


(A) TLnitrogen, (B) TLfosfat, (C) TLkecerahan, dan (D) TLklorofil-a
Figure 3. Spatial distribution of trophic level index based on each indicator: (A)
TLnitrogen, (B) TLposphorus, (C) TLsecchi disk depth, and (D) TLchlorophyll-a

504
Model spasial tingkat kesuburan perairan di Danau Batur ..... (I Nyoman Radiarta)

TLfosfat, wilayah perairan danau secara se- masuk dalam kategori mesotropik, namun
imbang terbagi menjadi dua status tingkat tahun 2007 ada beberapa lokasi yang sudah
tropik yaitu mesotropik (TL fosfat: 3-4) dan menunjukkan kategori eutropikringan. Stasiun
eutropik (TLfosfat: 4-5). Kondisi mesotropik yang masuk dalam kategori eutropik ringan ini
umumnya tersebar merata di bagian Utara, berlokasi di dekat Desa Kedisan.
sedangkan eutropik tersebar di bagian Selatan
Analisis tingkat tropik perairan danau dapat
danau.
digunakan untuk melihat kondisi kualitas
Distribusi spasial tingkat tropik untuk perairan danau (Sechi & Sulid, 2007; Parparov
kecerahan (TLkecerahan) ditampilkan pada Gambar et al., 2010). Hal ini sangat diperlukan dalam
3C. Berdasarkan tingkat tropik parameter ini, kaitannya dengan pengelolaan danau. Peng-
perairan danau hampir seluruhnya didominasi hitungan tingkat tropik dapat dilakukan
oleh eutropik (TL kecerahan: 4-5), dan hanya dengan cara menghitung nilai indeks tropik
sebagian kecil tergolong supertropik di antaranya menggunakan indeks status tropik
(TL kecerahan: 5-6). Daerah dengan kategori (Carlson’s index), indeks tingkat tropik (TLI),
supertropik terpusat di tengah danau (Gambar indeks diatom, atau indeks tropik berdasarkan
3C). macrophytes (Carlson, 1977; Burns et al.,
Konsentrasi klorofil-a di perairan Danau 2000; Pavluk & Vaate, 2008). Pendekatan
Batur menunjukkan kondisi perairan yang integritas ekologi juga telah digunakan
sangat tinggi pengkayaan nutriennya. Hal ini dengan melihat keterkaitan antara beberapa
ditandai dengan semakin tinggi status/nilai indeks ekologi seperti yang didemonstrasikan
tingkat tropik konsentrasi klorofil-a (TLklorofil) oleh Drake et al. (2011) di beberapa danau
yang ditemukan (Gambar 3D). Kategori hiper- di New Zealand. Perhitungan nilai indeks ini
tropik (TLklorofil: > 6) mendominasi wilayah dapat juga dilakukan secara spasial dengan
perairan danau. Perairan dengan status memanfaatkan SIG (Xu et al., 2001; Kexia et
supertropik (TLklorofil: 5-6) ditemukan di bagian al., 2005; Shang & Shang, 2007) ataupun data
tengah dan Timur Laut danau. Sedangkan penginderaan jauh (Thiemann & Kaufmann,
eutropik (TLklorofil: 4-5) tersebar hanya sebagian 2000; Zhengjun et al., 2008).
kecil di wilayah Timur Laut danau. Pada penelitian ini, perhitungan tingkat
Dengan menggabungkan seluruh para- tropik tidak hanya berdasarkan pada satu
meter yang digunakan untuk menghitung parameter kualitas perairan saja, namun
tingkat tropik di penelitian ini, akhirnya merupakan penggabungan dari beberapa
diperoleh peta akhir indeks (status) tingkat parameter (fisik, kimia, dan biologi) yang
tropik Danau Batur (Gambar 4). Hasil analisis merefleksikan dinamika dari perairan danau.
menunjukkan bahwa Danau Batur seluruhnya Dengan menggabungkan beberapa parameter
masuk dalam kategori eutropik. Namun, jika ini akan memberikan gambaran yang lengkap
dilihat dari nilai indeks tingkat tropik secara tentang tingkat tropik dari suatu perairan
rinci dapat digambarkan bahwa degradasi danau. Untuk lebih memperhatikan aspek
perubahan nilai ini sangat jelas terlihat dengan tingkat kepentingan dari suatu parameter,
nilai terbesar (TLI: 4,8-5,0) ditemukan di bagian dalam analisis akhir penentuan indeks tingkat
Barat Daya sekitar perairan Desa Kedisan, dan tropik dapat pula diberikan bobot sesuai
nilai terendah di bagian Timur Laut sekitar dengan tingkat kepentingan parameter
perairan Desa Truyan (TLI: 4,2-4,4). Kondisi ini tersebut (Xu et al., 2001). Pemberikan bobot
dapat disebabkan di bagian Barat Daya sekitar ini tentunya akan berbeda sesuai dengan
Desa Kedisan merupakan lokasi yang cukup karakteristik perairan danau dan jenis para-
berkembang dengan banyaknya perumahan, meter yang digunakan untuk menghitung
perhotelan, dermaga pariwisata, perkebunan indeks tingkat tropiknya. Perhitungan TLI di
sayur, dan aktivitas budidaya ikan air tawar penelitian ini, hanya didasarkan pada per-
dengan KJA. Hasil dari penelitian ini me- hitungan aritmetik dengan menggabungkan
nunjukkan kondisi perairan danau telah seluruh empat parameter yang digunakan
mengalami penurunan dibandingkan dengan yaitu kecerahan, total nitrogen, total fosfat,
pemantauan yang dilakukan oleh Suryono et dan klorofil-a. Nilai yang dihasilkan TLI ini
al. (2008). Penelitian Suryono et al. (2008), berkisar antara < 1 sampai > 6 (Tabel 1). Semakin
yang melakukan pengamatan lapangan dari besar nilai TLI yang diperoleh mengindikasi-
tahun 2005-2007 menunjukkan bahwa kondisi kan kondisi kualitas perairan danau semakin
perairan Danau Batur tahun 2005-2006 masih jelek, atau sebaliknya.

505
J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 3 Tahun 2012: 499-508

115o23’E 115o24’E 115o25’E 115o26’E

8 o14’S

8 o15’S 0 15 30

Kilometers

Keterangan (Legend):
Kontur TLI (TLI contour)

4.2-4.4
8 16’S
o

4.4-4.6
4.6-4.8
4.8-5.0
Jalan (Road)
Sungai (River)
8 o17’S Pemukiman (Settlement)
TLI (4.0-5.0)

115o23’E 115o24’E 115o25’E 115o26’E

Gambar 4. Peta akhir distribusi spasial indeks tingkat tropik di Danau Batur Kabupaten Bangli
Provinsi Bali
Figure 4. Final map for spatial distribution of trophic level index in Batur Lake Bangli
District Bali Province

Hasil analisis TLI di penelitian ini menun- kembangan aktivitas budidaya ikan. Hal ini
jukkan bahwa nilainya berkisar antara 4-5 atau akan dirasakan jika terjadi kondisi ekstrim baik
masuk dalam kategori eutropik. Kategori ini jika dari faktor dalam danau (kualitas perairan)
dihubungkan dengan kondisi kualitas perairan maupun luar danau (klimatologi dan peman-
Danau Batur mengindikasikan kondisi yang faatan lahan), akan menimbulkan dampak yang
jelek. Hasil dari penelitian ini hanya mem- merugikan bagi aktivitas budidaya ikan yaitu
berikan gambaran tunggal, karena data yang berupa kematian ikan dalam jumlah yang besar,
dikumpulkan hanya berasal dari satu kali seperti yang terjadi di Waduk Cirata (Krismono
pengamatan. Monitoring secara berkala, baik et al., 2001; Abery et al., 2005).
bulanan ataupun musiman, perlu dilakukan
sehingga dapat menghasilkan gambaran yang KESIMPULAN
lebih lengkap. Hasil ini sangat penting bagi
pengelolaan danau sehingga dapat diman- Danau Batur telah ditetapkan oleh
faatkan secara maksimal. Saat ini, Danau Batur Pemerintah Daerah Bangli sebagai wilayah
telah ditetapkan sebagai kawasan pengem- pengembangan minapolitan untuk komoditas
bangan minapolitan ikan nila dengan meng- ikan nila. Untuk mendukung program tersebut,
gunakan KJA. Pada saat penelitian dilakukan, diperlukan dukungan data dan informasi
telah banyak berkembang KJA ikan nila sekitar tentang karakteristik danau. Hasil analisis
pesisir danau terutama di bagian Barat perairan tingkat kesuburan (eutropikasi) berdasar-
danau dari Desa Kedisan sampai ke Toyo kan indeks tingkat tropik dari parameter
Bungkah. Jika monitoring tidak dilakukan kecerahan, total nitrogen, total fosfat, dan
dengan baik, maka dampak negatif yang klorofil-a menunjukkan bahwa Danau Batur
ditimbulkan oleh rendahnya kondisi kualitas sudah tergolong eutropik dengan nilai indeks
perairan akan berakibat buruk bagi per- berkisar antara 4,2-5,0. Kategori eutropik ini

506
Model spasial tingkat kesuburan perairan di Danau Batur ..... (I Nyoman Radiarta)

menunjukkan bahwa perairan Danau Batur Burns, N., Bryers, G., & Bowman, E. 2000. Proto-
memiliki kualitas perairan yang relatif rendah col for monitoring trophic levels of New
(kurang baik). Nilai indeks terbesar ditemukan Zealand lakes and reservoirs. Lakes Con-
di bagian Barat Daya danau yaitu di perairan sulting Client Report 99/2. Pauanui 2850,
sekitar Desa Kedisan. Daerah di sekitar Desa New Zealand, 130 pp.
Kedisan merupakan daerah dengan per- Carlson, R.E. 1977. A trophic state index for
tumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yaitu lakes. Limnology and Oceanography,
banyak terdapat daerah pemukinan, per- 22(2): 361-369.
hotelan, pertanian, dan KJA. Monitoring secara Drake, D.C., Kelly, D., & Schallenberg, M. 2011.
berkelanjutan sangat diperlukan di Danau Shallow coastal lakes in New Zealand:
Batur guna mendukung pelaksanaan mina- curret conditions, catchment-scale human
politan dan pengelolaan waduk yang ber- disturbance, and determination of ecologi-
wawasan lingkungan. cal integrity. Hidrobiologia, 658: 87-101.
UCAPAN TERIMA KASIH Johnson, K. & McChow, J. 2001. Using ArcGIS
spatial analysis. Environmental Systems
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Research Institute (ESRI), Inc, USA, 236 pp.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Johnston, C.A. 1998. Geographic information
Bangli atas bantuannya selama kegiatan systems in ecology. Methods in Ecology.
lapangan. Kami juga mengucapkan terima kasih Blackwell Science, 239 pp.
kepada tim survai minapolitan: Sdr. Rasidi dan Kapetsky, J.M. & Anguilar-Manjarrez, J. 2007.
Azis Fatah Efendi, yang telah membantu Geographic information systems, remote
kelancaran pengumpulan data lapangan. sensing and mapping for the development
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian and management of marine aquaculture.
Kajian Kelayakan Lahan untuk Pengembangan FAO Fish. Tech. Pap. No. 458. Rome, 125
Minapolitan Pusat Penelitian dan Pengem- pp.
bangan Perikanan Budidaya Tahun anggaran Kexia, X., Huaicheng, G., Yanfeng, S., & Yongtai,
2011. H. 2005. Assessment of the spatial-tempo-
DAFTAR ACUAN ral eutrophic character in the Lake Dianchi.
J. of Geographical Sciences, 15(1): 37-43.
Abery, N.W., Sukadi, F., Budhiman, A.A., Krismono, A.S.N., Krismono, & Kartamihardja, E.S.
Kartamihardja, E.S., Koeshendrajana, S., 2001. Dampak budidaya ikan dalam
Buddhiman, & De Silva, S.S. 2005. Fisher- keramba jaring apung terhadap
ies and cage culture of three reservoirs in peningkatan unsur N dan P di perairan
West Java, Indonesia: a case study of ambi- Waduk Saguling, Cirata, dan Jatilihur. J. Pen.
tious development and resulting interac- Perik. Indonesia, 7( ): 22-30.
tions. Fisheries Management and Ecology, Nath, S.S., Bolte, J.P., Ross, L.G., & Aguilar-
12: 315-330. Manjarrez, J. 2000. Applications of geo-
Anonim. 2010. Rencana Pembangunan Jangka graphical information systems (GIS) for spa-
Menengah Daerah 2010-2015. Bappeda tial decision support in aquaculture. Aqua-
Kabupaten Bangli, 100 hlm. cultural Engineering, 23: 233-278.
Anonim. 2011. Kelautan dan perikanan dalam Parparov, A., Gal, G., Hamilton, D., Kasprzak, P.,
angka. Kementerian Kelautan dan & Ostapenia, A., 2010. Water quality assess-
Perikanan, 120 hlm. ment, trophic classification and water re-
APHA (American Public Health Association). sources management. J. Water Resource
2005. Standard Methods for the Examina- and Protection, 2: 907-915.
tion of Water and Wastewater, 21st Edition. Pavluk, T. & Vaate, A. 2008. Trophic index and
American Water Works Association (AWWA)/ efficiency. Ecological Indicators. Elsevier,
American Public Works Association/Water p. 3,602-3,608.
Environment Federation. Washington, USA, Radiarta, I N. & Adri, I. 2009. Pemetaan distribusi
1,368 pp. keramba jaring apung ikan air tawar di
Akan, G., Ozkoc, H.B., Tulek, S., & Cuce, H. Waduk Cirata, Jawa Barat dengan multi tem-
2010. Integrated environmental quality poral data ALOS AVNIR-2. J. Ris. Akuakultur,
assessment of Kizilirmak River and its 4( ): 439-446.
coastal environment. Turkish J. of Fisher- Radiarta, I N., Prihadi, T.H., & Sunarno, T. 2005.
ies and Aquatic Sciences, 10: 453-462. Pemantauan perikanan budidaya berbasis

507
J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 3 Tahun 2012: 499-508

KJA di Waduk Cirata dengan menggunakan Thiemann, S. & Kaufmann, H. 2000. Determina-
multi-temporal data landsat 7. Warta tion of chlorophyll content and trophic
Penelitian Perikanan Indonesia, 11: 2-8. state of lakes using field spectrometer and
Sechi, G.M. & Sulis, A. 2007. Multi-reservoir IRS-1C satellite data in the Mecklenburg
system optimization using chlorophyll-a Lake Disrict, Germany. Remote Sensing
trophic indexes. Water Resources Manage- Environment, 73: 227-235.
ment, 21: 849-860. Xu, F-L., Tao, S., Dawson, R.W., & Li, B-G. 2001. A
Shang, G.P. & Shang, J.C. 2007. Spatial and tem- GIS-based methods of lake eutrophication
poral variations of eutrophication in West- assessment. Ecological Modelling, 144: 231-
ern Chaohu Lake, China. Environment Moni- 244.
toring Assessment, 130: 99-109. Zhengjun, W., Jianming, H., & Guisen, D. 2008.
Sulastri, Suryono, T., Sudarso, Y., & Use of satellite imagery to assess the
Nomosatriyo S. 2010. Pengembangan trophic state of Miyun Reservoir, Beijing,
kriteria status ekologis danau-danau kecil China. Environmental Pollution, 155: 13-19
di Pulau Jawa. Limnotek, 17(1): 58-70.
Suryono, T., Nomosatriyo S., & Mulyana, E. 2008.
Tingkat kesuburan danau-danau di
Sumatera dan Bali. Limnotek, 15(2): 99-111.

508

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai