Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Risk Assesment

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 44

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN

DAN PENGENDALIAN RISIKO


( Manajemen Risiko )

RISK
ASSESSMENT
PENDAHULUAN

❑ Setiap aktivitas pekerjaan yang dilakukan di Laboratorium


mengandung potensi bahaya dan risiko untuk terjadinya KAK/
PAK, mulai dari ringan sampai dengan berat.

❑ Banyak studi menunjukkan bahwa petugas kesehatan berisiko


untuk terkena Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) ataupun mengalami
Kecelakaan Akibat Kerja ( KAK )

❑ Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian


dilakukan
kecelakaan
supaya kerja / PAK tidak itu,
diperlukan ketrampilan
terjadi. Untuk dalam identifikasi potensi
bahaya, melakukan
penilaian dan pengendalian
risiko.
MANAJEMEN RISIKO
■ Identifikasi sumber bahaya
■ Penilaian risiko
■ Pengendalian Risiko untuk
(Tindakan menghilangkan /
mengurangi risiko)

Tujuan :
menghilangkan / meminimalkan dampak
DEFINISI

1. HAZARD: adalah potensi bahaya yg telah ada (faktor


intrinsik yg melekat pd sesuatu) yg dpt menyebabkan
kerusakan / kerugian. ( bahan kimia, bahan biologi,
bagian-2 mesin, metoda / situasi kerja.
2. DANGER: adlh peluang bahaya sudah nampak,
(kemungkinan suatu hazard menimbulkan dampak pd
keselamatan/kesehatan), biasanya tergantung pajanan,
frekuensi, dose-response.
3. RISIKO (RISK): adalah prediksi tingkat keparahan
bila terjadi bahaya.
4. INSIDENT : munculnya kejadian
bahaya yang tidak diinginkan

5. ACCIDENT: kejadian bahaya yang


disertai adanya korban dan atau kerugian

6. (SELAMAT / AMAN): adalah


SAF suatu dimana munculnya
E
telah dapat sumber
dikendalikan
bahaya ketingkat
kondisi
yang dpt diterima ( Safe lawan kata
dari danger).
ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
(ANALYSIS AND RISK ASSESSMENT)
Merupakan bagian dari Manajemen Risiko (Risk Management),
tahapannya sbb:

KOMITMEN

PERSIAPAN

IDENTIFIKASI
BAHAYA MONITOR &
ANALISA REVIEW
RISIKO
AKIBAT PELUAN
G

PENILAIAN
RISIKO
PENANGANAN
RISIKO
1. KOMITMEN

Kegiatan manajemen risiko harus mendapat


dukungan dari pihak manajemen, karena:

❖ Manajemen terlibat dalam pengambilan keputusan


❖ Terkait kebijakan organisasi secara keseluruhan
❖ Terkait alokasi sumber daya (personil, finansial,
sarana, dll.
2. PERSIAPAN

Agar pelaksanaan manajemen risiko berjalan


dgn lancar, maka diperlukan persiapan-2,
antara lain:
⮞ Ruang lingkup kegiatan manajemen risiko;
⮞ Personil yang terlibat dalam kegiatan
manajemen risiko;
⮞ Standar atau acuan dalam menentukan
kriteria risiko;
⮞ Prosedur / mekanisme laporan, pemantauan,
dan review;
3. IDENTIFIKASI BAHAYA

ADA TIGA PERTANYAAN YANG DAPAT DIPAKAI


SEBAGAI PANDUAN:
1. Apakah ada sumber yang dapat menimbulkan cedera?
2. Siapa yang terpapar dengan sumber tersebut?
3. Bagaimana cedera dapat terjadi / timbul?
a. APAKAH ADA SUMBER YANG DAPAT MENIM-
BULKAN CEDERA?
- BAHAN / MATERIAL (B)
- ORANG / PEKERJA (O)
- CARA / METODE KERJA (C)
- ALAT / MESIN (A)
- LINGKUNGAN KERJA (L)

b. SIAPA YANG TERPAPAR DENGAN SUMBER


TERSEBUT?
- PEKERJA USIA MUDA / LANJUT;
- PRIA / WANITA;
- WANITA HAMIL;
- PIHAK KETIGA (KONTRAKTOR, TAMU, DLL).
c. BAGAIMANA CEDERA DPT TERJADI / TIMBUL?
APAKAH SESEORANG DAPAT…………………………?

⮚ Terjatuh / terpeleset
⮚ Terpapar B3
⮚ Tertusuk jarum suntik bekas
⮚ Mengeluarkan tenaga berlebihan
⮚ Terpapar dengan suhu Extrem
⮚ Tersengat listrik
Sumber bahaya
❑ Manusia ( fisik, mental, cara kerja,
pengetahuan, Skill, dll )
❑ Peralatan ( disain, kualitas , modifikasi,
pemeliharaan dan perbaikan)
❑ Material ( karakteristik, toksisitas )
❑ Lingkungan ( tempat kerja kurang
memadai, sempit, kotor, lembab, licin, dll )
JENIS POTENSI BAHAYA
DI LABORATORIUM

✔ Biological : bakteri, virus, parasit


✔ Kimia : Karsinogen, iritan, dll
✔ Fisik : bising, getaran, cahaya, suhu,
radiasi
✔ Listrik : kesetrum listrik tegangan
tinggi, arus bocor, sambaran petir
✔ Physiological : shift kerja, beban
kerja, target, stress kerja
✔ Ergonomic : kerja monoton, tempat
kerja, posisi berlebihan, dsb.
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja

Lingkungan
Beban kerja
kerja - Fisik
-Fisik
- Kimia
-Mental
- Biologi
- Ergonomi
- Psikologi
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
d. TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA:

BANYAK ALAT BANTU YG DAPAT


KAN UTK MENGIDENTIFIKASI
DIGUNA- BAHAYA
DI TEMPAT KERJA, AL:
⮚ INSPEKSI
⮚ Accident investigasi
⮚ Job Safety Analysis (JSA)
INSPEKSI: Keuntungan

■ Perbaikan dengan segera


■ Kontak langsung dengan karyawan
■ Karyawan tanggap terhadap KTA & TTA
■ Menetapkan alat keselamatan yang sesuai
■ Meningkatkan kesadaran K3
JSA ( Job Safety Analysis )

■ Tata cara untuk meneliti bahaya dalam


setiap langkah kerja, lalu mencari
metode untukmenghilangkan bahaya
tsb (amati langsung proses analisis,
uraikan per tahap, identifikasi
bahayanya, rekomendasikan
pengendalian bahayanya)
4. ANALISA RISIKO

ADALAH KEGIATAN ANALISA SUATU RISIKO


DGN CARA MENENTUKAN BESARNYA
KEMUNGKINAN DAN TINGKAT KEPARAHAN DARI
AKIBAT SUATU RISIKO.

Risiko = Kemungkinan x Dampak


PELUANG (PROBABILITY):
adalah kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/
kerugian ketika terpapar dengan suatu bahaya.

BEBERAPA JENIS PELUANG:


• Peluang org jatuh ketika melewati lantai licin;
• Peluang pekerja terhisap uap B3 saat bekerja
• Peluang tertusuk jarum saat melakukan flebotomi
• Peluang tersengat listrik ketika ada kabel
yg terkelupas
• Peluang kurir kecelakaan saat mengantar sampel
DAMPAK (Konsekuensi):
adlh tingkat keparahan/kerugian yg mungkin terjadi
dari suatu kecelakaan

Contoh tingkat keparahan pada manusia:


- Fatality atau kematian;
- Cacat;
- Perawatan medis;
- First aid.
PAPARAN (EXPOSURE): adalah frekuensi atau
durasi seseorang terpapar dgn suatu sumber
bahaya.

Parameter paparan: misalnya:


- Terus menerus (beberapa kali dalam sehari);
- Seringkali (sekali dalam sehari);
- Kadang-kadang (seminggu sekali/sebulan sekali)
- Jarang (sekali dalam setahun
atau beberapa tahun).
Risk Assesment (Penilaian
Risiko)

■ adalah penilaian suatu risiko dgn cara


membandingkannya thdp tingkat/kriteria
risiko yang telah ditetapkan.

■ Menentukan apakah risiko bisa diterima atau


ditolak
Sederhananya:

■ Apa saja sumber bahaya yang ada


■ Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
■ Siapa yang dapat mengalami
■ Seberapa besar kemungkinannya
■ Seberapa besar dampaknya jika risiko terjadi

Lihat Pengendalian yang sudah ada


Penilaian Risiko terhadap B3

■ Kategori / Jumlah
■ Patogenitas (kemampuan menimbulkan penyakit)
■ Virulensi (tingkat patogenitas)
■ Cara penularan / transmisi
■ Sifat toxisitasnya
■ Stabilitas di lingkungan
Kapan penilaian risiko
dilaksanakan ?
1. Sebelum memulai suatu pekerjaan yang baru
2. Saat ada perpindahan atau renovasi
3. Pergantian personel
4. Bekerja dengan agen biologi infeksius yang baru
5. Peralatan baru, supplies, reagent dll
6. Ada kejadian/insiden
7. Perubahan kebijakan
CARA PENILAIAN RISIKO
Ada 2 cara Penilaian Risiko, yaitu:
🖛 Kualitatif;
🖛 Semikuantitatif;

RISK = Probability x Severity


PENILAIAN RISIKO SECARA KUALITATIF

Menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara


membandingkan terhadap suatu deskripsi / uraian dari
parameter (peluang dan akibat) yang digunakan.

Umumnya pada metode ini menggunakan bentuk matriks


risiko dengan 2 parameter, yaitu: peluang dan akibat.
Berikut ini adalah contoh sistem penilaian yang ada
pada:

Australian Standard 4360:1995, ttg Risk Management.


MATRIKS PENILAIAN RISIKO (AS / NZS 4360 :
Tabel-3: 1995 (lanjutan)
Matriks Penilaian
Risiko
AKIB
Pelua 1 2 3AT 4 5
ng
A S S T T T
B M S S T T
C R M S T T
D R R M S T
E R R M S S

Keterangan:
T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen puncak, dan penanganan dengan
segera / kondisi darurat. S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan
tindakan perbaikan secepat mungkin.
M: Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil tindakan
penanganan / kondisi bukan darurat.
R: Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.

Catatan!: Acuan di atas hanya berupa panduan / guidance dan dapat disesuaikan dengan kondisi
masing-masing.
ANALISA SEMI KUANTITATIF

■ Uraian / deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan dengan nilai / score tertentu.
■ Parameter yang dipakai dapat lebih banyak, misalnya parameter pemaparan. Tingkat risiko
dinyatakan sebagai hasil penjumlahan/ perkalian dari score
■ Berikut ini ditujukkan contoh analisa semikuantitatif.

KRITERIA PENILAIAN RISIKO (Metode Semikuantitatif)

KRITERIA KETERANGAN NILAI


Peluang/Probability
Almost certain / Hampir Sangat mungkin akan terjadi / hampir dipastikan akan terjadi pada 1
pasti semua kesempatan. 0
Quite possible / Mungkin Mungkin akan terjadi atau bukan sesuatu hal yang aneh utk terjadi (50 – 6
terjadi 50 kesempatan.)
Unusual but possible / Biasanya tidak terjadi namun masih ada kemungkinan untuk dapat 3
Tidak biasa namun dpt terjadi tiap saat
Remotely
terjadi possible / Kecil Kecil kemungkinannya untuk terjadi / sesuatu yang 1
kinann
kemung- kebetulan terjadi
ya
Conceivable / Sangat Belum pernah terjadi sebelumnya setelah bertahun-tahun terpapar 0.
kecil bahaya / kecil sekali 5
kemungkinannya
Practically impossible / kemungkinannya
Belum untuk
pernah terjadi terjadi
sebelumnya di manapun / merupakan sesuatu yang 0.
Secara praktek tidak tidak mungkin untuk terjadi 1
mungkin terjadi
KRITERIA PENILAIAN RISIKO – Metode Semikuantitatif
(Lanjutan)
KRITERIA KETERANGAN NILAI
Pemaparan
Continue / Terus- Pemaparan terjadi beberapa kali 1
menerus dalam sehari. 0
Frequent / Pemaparan terjadi harian / minimal sekali 6
Sering
Occasional / Kadang- dalam sehari.
Pemaparan terjadi seminggu 3
kadang
Infrequent / Tidak sekali.
Pemaparan terjadi antara seminggu sampai sekali 2
sering dalam sebulan.
Rare / Pemaparan terjadi beberapa kali dalam 1
Jarang setahun.
Very rare / Sangat Pemaparan terjadi sejkali dalam 0.
jarang setahun. 5
No exposure / Tidak Pemaparan tidak pernah 0
terpapar terjadi.
Dampak/Seve
rity
Catastrophe / Banyak kematian, kerugian sangat besar / 10
Malapetaka berhenti total. 0
Disaster / Beberapa kematian, kerugian besar / sebagian 4
Bencana proses berhenti. 0
Very serious / Sangat Menyebabkan satu kematian, kerugian 1
serius cukup besar. 5
Serious / Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota tubuh 7
Serius secara permanen.
Casualty treatment / Menyebabkan cidera yang memerlukan perawatan medis atau tidak dapat 3
Perawatan medis masuk bekerja.
First aid treatment / Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya perlu 1
P3K penanganan P3K.
RISIKO = PELUANG X
DAMPAK
■ Di atas 400 : Sangat tinggi; hentikan kegiatan dan perlu
perhatian manajemen puncak.
■ 200 – 400 : Tinggi; perlu mendapat perhatian dari manjemen
puncak dan tindakan perbaikan segera dilakukan.
■ 70 – 200 : Substantial; lakukan perbaikan secepatnya dan
tidak diperlukan keterlibatan pihak manajemen puncak.
■ 20 – 70 : Menengah; tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
kemudian, dan penanganan cukup dilakukan dgn prosedur yg
ada.
■ Di bawah 20 : Rendah; risiko dapat diterima.

Sumber: - Mathematical Evaluation for controlling


Hazards by William T,
Naval Ordinance Laboratory, Maryland.
- Practical Risk Analysis for Safety Management by G.F.
Kinney & A.D. Wiruth, Naval Weapon Center, China Lake,
RISIKO YANG DITERIMA
Menentukan suatu risiko dapat diterima,
tergantung pada pertimbangan:
🖝 Tindakan pengendalian yang telah ada;
🖝 Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll);
🖝 Regulasi / standar yang berlaku;
🖝 Rencana keadaan darurat;
🖝 Catatan / data kecelakaan terdahulu, dll.
Catatan: Walaupun suatu risiko masih dapat diterima
akan tetapi harus tetap selalu dipantau /
dimonitor.
RISIKO YANG TIDAK DITERIMA

Harus dilakukan upaya PENGENDALIAN agar tidak


menimbulkan kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan
pengamanan risiko dapat dilakukan sbb:
🖝 Hindari risiko;
🖝 Kurangi / Minimalkan risiko;
🖝 Transfer risiko;
Hasil Penilaian Risiko

Setiap laboratorium kemungkinan dapat berbeda , karena


adanya :
- Perbedaan Fasilitas
- Perbedaan Peralatan yang ada
- Perbedaan Jumlah dan Kompetensi SDM
- Perbedaan Kontrol pengendalian yang ada
- Perbedaan Kebijakan Manajemen
HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO

Eliminasi
Substitusi
Rekayasa/pengendalian teknik

Pengendalian Administrasi

Alat Pelindung Diri


🠶 ELIMINASI (menghilangkan sumber bahaya /
tahapan proses berbahaya.
🠶 SUBSTITUSI:
🖛 Mengganti bahan/ reagensia
🖛 Mengganti metode pemeriksaan

🠶 REKAYASA TEKNIK:
🖛Design fasilitas (BSL 2)
🖛 Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding);
🖛 Pemasangan ventilasi, Tekanan, pengaaturan ACH, dll
🖛 Pemasangan alat sensor otomatis
🖛 Peralatan Keselamatan (Sentrifuse bertutup, BSC)
🠶 PENGENDALIAN ADMINISTRASI:
🖛 Vaksinasi, Cek kesehatan
🖛 Pergantian shift kerja, rotasi, Alur
kerja
🖛 SOP
🖛 Training, Pelatihan, Suspervisi

🠶 ALAT PELINDUNG DIRI:


🖛 lab coat;
🖛 Safety shoes;
🖛 Masker;
🖛 Safety goggles;
🖛 Hand gloves.
🖛 dll.
CONTOH PENGENDALIAN TEKNIK
BAHAYA FISIK

■ Bahaya panas : ventilasi


■ Bahaya bising : pemeliharaan alat,
penataan ruangan,
(pembatasan
pajanan)
CONTOH PENGENDALIAN
BAHAYA KIMIA

■ Substitusi : toksisitas lebih rendah


■ Rekayasa Teknik: Lemari asam, sistem ventilasi
■ Administratif : MSDS, SPO, training,
penyediaan rambu2, Cek kesehatan awal
dan berkala
CONTOH PENGENDALIAN
BAHAYA BIOLOGI
■ Rekayasa Teknik: BSL 2, BSC, peralatan
keselamatan, Spill Kit
■ Administratif : SPO, Training, Vaksinasi, Cek
kesehatan berkala
■ APD : Lab coat, hand gloves, masker,
safety shoes, gogle glass
PEMANTAUAN DAN TINJAUAN ULANG

🠶 Setelah rencana tindakan pengendalian risiko


dilakukan, maka selanjutnya perlu dipantau
pelaksanaannya dan kemudian ditinjau ulang
apakah tindakan tersebut sudah baik & efektif.
🠶 Bentuk pemantauan antara lain:
🖛 Inspeksi;
🖛 Audit.
CONTOH ISIAN
Lokasi : Laboratorium ...
IBPPR Dibuat oleh : Ditinjau oleh :

Td tgn :
Disahkan oleh :
Td tgn :
_
Disahkan tgl/bln/thn : 9 September 2022 Td tgn :

IDENTIFIKASI BAHAYA PENILAIAN RISIKO PENGENDALIAN RISIKO

Risiko Awal
NO Potensi kecelakaan Pengendalian yang Tingkat PJ
Deskripsi Hazard P D
Dampak sudah ada Tingkat Risiko
P D
Risiko

Tertusuk Jarum Suntik


Jarum Suntik B 2 S C 1 R
Infeksi Hepatitis, HIV

B 2 S C 2 M
SPO, APD, (sarung tangan Mengganti sistem vacum ,revisi
Ka. Lab
1 Melakukan flebotomi Jas lab, safety shoes, SPO flebotomi , training,
masker) imunisasi hepatitis B

Terpapar (aerosol,
B 2 S B 1 M
droplet)
Mesin sentrifuge

Percikan Darah Terpapar (droplet) B 2 S B 1 M


SPO, APD, (sarung tangan Menyediakaan sentrifuge
Melakukan Sentrifugasi Jas lab, safety shoes, bertutup, revisi SPO , perbaikan Ka. Lab,
2 lingkungan bising Gangguan pendengaran B 2 S B 1 M
sampel masker) sentrifuge, / perawatan berkala, Pj QC
tambahan APD ear plug, dan
sarpras
arus pendek listrik pd
alat sentrifuge Tersengat listrik B 2 S B 1 M

terpapar (droplet/
Pasien / sampel B 4 T D 2 R
aerosol/kontak)
APD ( Lab coat, masker, SPO cleaning disinfecting
Mengambil sampel swab Tertular penyakitt B 4 T D 2 R
3 sarung tangan ), SPO cuci ruangan/ kohorting ruangan, Ka. Lab
Naso/Oro
tangan, vaksinasi, training
B 4 T D 2 R
Jangan jadikan K3 sebagai
beban, melainkan kebutuhan

44

Anda mungkin juga menyukai