Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Kel.12 Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TERPADU

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah:
Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Karin Ariska, M.Pd

Disusun oleh:
Semester 5/PIAUD Kelas D

Kelompok 12:

Desta Ariyani Safitri 2011070182


Fini Septiani 2011070054
Restu Aprilliani 2011070184

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penerapan Strategi
Pembelajaran Terpadu”. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta
yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Perencanaan


dan Strategi Pembelajaran, bunda Karin Ariska, M.Pd yang telah membimbing penulis
dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kesalahan serta kekurangan, untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Mohon maaf jika
terdapat kesalahan pada makalah ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Demikian, Terimakasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, 28 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Strategi Pembelajaran...................................................................................................................4
B. Strategi Pembelajaran Terpadu.....................................................................................................6
C. Prinsip-Prinsip, Manfaat, dan Metode dalam Pembelajaran Terpadu............................................9
D. Rancangan Penerapan Pembelajaran Terpadu PAUD.................................................................13
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................................................17
B. Saran...........................................................................................................................................17
BAB IV...............................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aset berharga bagi para generasi muda. Pengetahuan dan
pemahaman menjadi kunci sebagai bekal dalam menjalani kehidupan. Sehingga upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah,
lembaga pendidikan, menteri pendidikan maupun ahli pendidikan. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua lembaga pendidikan.1

Anak usia dini memerlukan pendidikan sejak dini untuk menstimulasi berbagai
potensi-potensi yang dimilikinya. Sesuai dengan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 14 berbunyi: ’’ Suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan lebih lanjut,". 2 Pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini ini perlu diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga
pembelajaran yang diberikan pada anak usia perlu disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak.

Suryosubroto (1997:19) menyatakan bahwa “Proses belajar mengajar meliputi


kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi
dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu yaitu pengajaran. Pengembangan program pembelajaran merupakan salah satu upaya
untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Program pembelajaran mencakup perencanaan,
pendekatan, dan strategi pembelajaran, serta penilaian yang disusun secara sistematis. Oleh
karena itu, pengembangan program pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam
proses pendidikan program pembelajaran disusun untuk mengembangkan seluruh potensi
anak yang beragam selaras dengan tumbuh kembang anak dengan tetap memperhatikan
budaya daerah dan karakter bangsa melalui pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada anak usia dini tentunya menggunakan
berbagai macam strategi. Strategi pembelajaran yang tepat pada anak usia dini adalah
pembelajaran yang berpusat pada anak karena anak diberi kesempatan untuk membuat
rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan. Anak berhak menentukan sendiri apa yang
akan dipelajarinya. Anak juga dapat bereksplorasi dengan lingkungannya. Selain itu, metode
yang dipakai juga sudah cocok untuk dengan karakteristik belajar anak, seperti diantaranya:
“(1). Strategi pembelajaran yang berpusat pada anak, (2). Strategi pembelajran melalui

1
S. Rini, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Terpadu Kimia Berbasis Kewirausahaan/
Chemoentrepreneurship (CEP) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar, Hasil Belajar, dan Motivasi
Berwirausaha Siswa, (2011)
2
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SPN, 2005: 5
bermain, (3). Strategi Pembelajaran melalui bercerita, (4). Strategi Pembelajaran melalui
bernyanyi, dan (5). Strategi Pembelajaran Terpadu”.3

Penerapan pembelajaran terpadu mestinya telah dilakukan dalam pembelajaran anak


usia dini. Ini juga termasuk ke dalam salah satu prinsip dalam melaksanakan pendidikan anak
usia dini di dalam lembaga PAUD adalah menggunakan pembelajaran terpadu. 4 Tetapi dalam
kenyataannya masih banyak guru yang belum melaksanakan secara benar. Masih banyak
dijumpai antara aspek perkembangan yang satu dengan yang lain, masih berdiri sendiri-
sendiri dan belum terkait, meskipun telah diikat oleh tema. Pembelajaran terpadu atau
integrated learning tidak menghadirkan berbagai mata pelajaran terkotak-kotak, tetapi
berbagai mata pelajaran dikaitkan dengan topik yang relevan dengan core centre.5

Dengan suasana tersebut diharapkan anak sejak dini sudah terbiasa terlatih
mengaitkan informasi yang satu dengan informasi yang lain, sehingga nantinya dapat
menghadapi situasi lingkungan, silang pengetahuan atau silang perangkat dengan keasyikan
yang menyenangkan dan terlibat langsung dalam kehidupan nyata. Pembelajaran anak usia
dini diharapkan dapat membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, moral, dan agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang
kondusif, demokratis, dan kompetitif.6 Supaya potensi dan kemampuan-kemampuan tersebut
dapat berkembang sesuai tingkat perkembangannya perlu penerapan pembelajaran terpadu
secara benar, dikarenakan kesalahan penerapan sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan
secara optimal. Apalagi usia dini sering disebut usia keemasan (golden age) yaitu dari usia
lahir sampai 6 tahun dan menurut Undang-Undang Sisdiknas dan batasan usia lahir sampai 8
tahun secara teoritis.

Oleh karenanya diperlukan bahasan mengenai bagaimana penerapan strategi


pembelajaran terpadu pada pendidikan anak usia dini. Dimulai dari pengetahuan mendasar
dari pengertian strategi pembelajaran terpadu, tujuan, karakterisitik pembelajaran, prinsip,
manfaat, metode, hingga bagaimana cara guru menerapkannya atau mengimplementasikan
keseluruhan kegiatan pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran terpadu yang
terkhususkan untuk pembelajaran pada anak usia dini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi pembelajaran?
2. Apa hakikat dari strategi pembelajaran terpadu?
3. Apa saja yang menjadi prinsip, manfaat, dan metode pembelajaran terpadu pada anak
usia dini?
4. Bagaimana desain atau rancangan pembelajaran terpadu dalam pendidikan anak usia
dini?

3
Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran TK (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), hal.7
4
Depdiknas, Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu (JakartaPuskur, Balitbang Depdiknas, 2007)
5
Semiawan Conny. R, Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini (Jakarta: PT Prehallindo, 2002), hal 74
6
Balitbang, Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Depdiknas, 2007), hal 2
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan paham mengenai makna strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui hakikat strategi pembelajaran terpadu.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip, manfaat, dan metode pembelajaran terpadu pada
anak usia dini.
4. Untuk mengetahui rancangan kegiatan pembelajaran terpadu yang dapat di
implementasikan langsung pada pembelajaran anak usia dini.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Strategi Pembelajaran
Istilah strategi (strategy) berasal dari kata Yunani, strategos gabungan dari kata
stratos (militer) dan ago (memimpin) yang berarti ilmu perang atau panglima perang. 7
Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur kejadian atau peristiwa.
Menurut KBBI (dakpusnya belum) strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber
daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai.
Pendapat lain dari Madjid bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan
secara sengaja untuk melakukan kegiatan dan tindakan.

Sedangkan pembelajaran menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.


20 Tahun 2003 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pendapat Madjid sendiri menjelaskan tentang pembelajaran
pada dasarnya merupakan kegiatan terencana yang mengkoordinasikan/ merangsang
seseorang agar bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka
terdapat dua kegiatan pokok yang bermuara pada kegiatan pembelajaran yaitu bagaimana
orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar, yang kedua
adalah bagaimana orang melakukan tindakan menyampaikan ilmu pengetahuan melalui
kegiatan mengajar.8

Konsep pembelajaran pada anak usia dini seperti yang dijelaskan dalam
Permendikbud No. 146 Tahun 2014 adalah proses interaksi antara pendidik dengan anak
melalui kegiatan bermain pada lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan dengan
menggunakan berbagai sumber belajar.9 Dalam hal ini, pembelajaran harus berpusat pada
anak. Strategi pembelajaran menurut Mulyasa adalah pola umum rencana interaksi antara
siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar guna mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.10

Sedangkan menurut Madjid strategi pembelajaran adalah suatu rencana tindakan


dalam rangkaian kegiatan yang termasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. 11 Pendapat dari Isriani dan Dewi
memaknakan strategi terkait pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru dan anak
didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
digariskan .12

7
Abdul Madjid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 3
8
Abdul Madjid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 5
9
Permendikbud No. 146 Tahun 2014
10
E. Mulyasa, Strategi Pembelajaran PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hal 62
11
Abdul Madjid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 8
12
Isriana dkk, Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, konsep, dan implementasi) (Yogyakarta: Familia, 2015),
hal 12
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru
untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru
mengajar dan aktivitas anak belajar.13 Menurut Fadlillah (2012) mengemukakan strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan merencanakan pembelajaran yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang harus dilakukan guru dan murid, termasuk di dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien.14 Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar, menjelaskan bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam
menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode, dan alat serta
evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pada intinya dari berbagai pendapat tersebut menunjukkan bahwa strategi


pembelajaran masih bersifat perencanaan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu. Ada bermacam-macam strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru Taman
Kanak-Kanak, seperti:

1. Strategi Pembelajaran Langsung


Yaitu materi pembelajaran disajikan langsung pada anak didik dan anak didik
langsung mengolahnya, misalnya bermain balok, puzzle, melukis dan lain-lain.
Diharapkan anak didik bekerja secara menyeluruh dan peran guru hanya sebagai
fasilitator.

2. Strategi Belajar Individual


Dilakukan oleh anak didik secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan
keberhasilan pembelajaran anak didik sangat ditentukan oleh masing-masing individu
anak yang bersangkutan.

3. Strategi Belajar Kelompok Secara Beregu


Bentuk belajar kelompok bisa dalam pembelajaran kelompok besar, dan
kelompok kecil. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual
karena setiap individu dianggap sama.

4. Strategi Deduktif
Adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-
konsep, kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi dari yang abstrak menuju ke hal
yang kongkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.

5. Strategi Induktif

13
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2013)
14
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD (Jakarta: Ar-Ruz Media, 2012)
Bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret kemudian secara
perlahan anak didik dihadapkan pada materi yang cukup rumit, strategi ini dinamakan
strategi pembelajaran dari khusus ke umum.15

Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor


penting, yaitu:

a. Karakteristik tujuan pembelajaran


b. Karakteristik anak dan cara belajarnya
c. Tempat berlangsungnya kegiatan belajar
d. Tema pembelajaran
e. Pola kegiatan

Salah satu strategi yang biasa digunakan dalam kegiatan pengembangan di Taman
Kanak-kanak adalah strategi pembelajaran terpadu. Strategi pembelajaran terpadu termasuk
kedalam strategi induktif, dimana anak harus dimulai dari hal-hal yang telah dikenal anak
menuju yang lebih jauh; dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks.

B. Strategi Pembelajaran Terpadu


Prabowo dalam Saefudin Sabda (2003:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu
sebagai proses yang mempunyai beberapa ciri yaitu berpusat pada anak, proses pembelajaran
mengutamakan pemberian pengalaman langsung kepada anak.16 Karakteristik perkembangan
anak memberikan implikasi bagi para pendidik dalam mengorganisasikan kurikulum atau
program pendidikan yang pada gilirannya akan memberikan implikasi untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan yang tepat.17

Menurut Jamaris (2009) pembelajaran terpadu memberikan konsep belajar bermakna


yang dipelajari melalui pengalaman langsung alami. Pembelajaran terpadu menyajikan
berbagai konsep yang akan dipelajari secara terpadu. Hal ini akan sesuai dengan karakteristik
perkembangannya sehingga anak akan belajar dengan mudah dan bermakna. Pembelajaran
terpadu bertolak dari tema yang diambil dari lingkungan anak. Dengan demikian anak dapat
mengeksplor tematema tersebut sehingga didapatkan suatu konsep pengetahuan yang utuh
yang dekat dengan anak, sehingga anak akan leluasa dalam menggali pengetahuannya dan
anak belajar dengan motivasi tinggi dan kondisi yang menyenangkan, sehingga potensinya
dapat berkembang secara optimal.

Masitoh, dkk (2005) mengungkapkan salah satu prinsip pembelajaran yang sesuai
untuk anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu karena
melalui pembelajaran terpadu, seluruh pengembangan potensi anak di bidang fisik-motorik,
intelegensi, sosial emosional, bahasa, serta komunikasi dapat diintegrasikan secara
menyeluruh sehingga menjadi lebih bermakna bagi anak.18 Pembelajaran terpadu menurut
Aisyah (2008) adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
15
Drs. Isjoni M.Si, Ph.D., Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Jakarta: Alfabeta, 2010)
16
Syaifuddin Sabda, Model Pembelajaran TerpaduI IPTEK dan IMTAQ Quantum Teaching (Jakarta, 2006)
17
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
18
Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran TK (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005)
mengintegrasikan kegiatan yang mewakili semua bidang kurikulum atau bidang-bidang
pengembangan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, fisik/motorik, seni, sosial, dan
sebagainya.19 Semua bidang pengembangan yang ada dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan
belajar yang berpusat pada satu tema, oleh karena itu pembelajaran terpadu di Taman Kanak-
Kanak disebut juga pembelajaran tema.

Dalam Aisyah, dkk (2008) menyatakan bahwa “Pembelajaran tema adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang
anak dan lingkungannya”.20 Tema yang disajikan kepada anak harus dimulai dari hal-hal yang
telah dikenal anak menuju yang lebih jauh; dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih
kompleks. Penggunaan tema untuk mengorganisasikan pembelajaran bagi anak-anak telah
populer sejak John Dewey mengusulkan kurikulum yang dihubungkan dengan pengalaman
hidup yang riil atau nyata. Semua kegiatan dalam pembelajaran terpadu melibatkan
pengalaman langsung (hands on experience) bagi anak-anak serta membarikan berbagai
informasi atau pemahaman tentang lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini juga
memungkinkan anak menggeneralisasikan pengetahuan dan keterampilan dari satu
pengalaman ke pengalaman lainnya.

Jadi dapat disimpulkan, jika pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar


mengajar yang melibatkan beberapa kajian aspek perkembangan dalam satu tema
pembelajaran Anak Usia Dini. Pembelajaran terpadu (integrated learning) sebagai suatu
konsep dapat diartikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang terdiri beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna (meaningfull) kepada anak.
Bermakna diartikan dalam pembelajaran terpadu sebagai suatu bentuk pemahaman anak akan
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Pembelajaran terpadu berfokus pada proses
yang dilakukan anak saat berusaha memahami isi pembelajaran berbentuk pengetahuan
maupun keterampilan yang harus dikembangkan sebagai hasil pembelajaran.

Pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan filosofis, landasan psikologis, dan


landasan praktis. Landasan filosofis mencakup progresivisme, konstruktivisme dan
humanisme. Landasan psikologis meliputi perkembangan dan psikologi belajar. Landasan
praktis dilandasi prinsip-prinsip perkembangan dunia pengetahuan, pemberian pelajaran di
sekolah secara terpisah, kolaborasi antara berbagai mata pelajaran, dan adanya kesenjangan
yang terjadi antara teori dan praktek. Selain itu, pembelajaran terpadu berfungsi untuk
memberikan kemudahan untuk anak didik dalam memahami konsep materi yang tergabung
dalam tema, serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari
merupakan materi yang nyata (kontekstual) bagi anak didik.

Tujuan pembelajaran terpadu untuk anak usia dini diantaranya:

1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau sub-sub tema atau topik tertentu.

19
Siti Aisyah dkk, Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008)
20
Siti Aisyah dkk, Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008)
2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan
pelajaran dalam tema yang sama.
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai
muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi anak didik.
5. Lebih bergairah belajar karena anak dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti
bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam
konteks tema yang jelas.
7. Budi pekerti dan moral anak didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Pembelajaran terpadu atau pembelajaran tema bagi anak usia dini umumnya dan anak
usia taman kanak-kanak khususnya, memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan
pembelajaran lainnya. Karakteristik pembelajaran terpadu sebagai berikut.

1. Menyediakan pengalaman langsung tentang objek-objek nyata bagi anak pengalaman


langsung merupakan pengalaman yang diperoleh anak dengan menggunakan semua
inderanya, yaitu melihat, menyentuh, mendengar, meraba, dan merasa.
2. Menciptakan kegiatan sehingga anak menggunakan semua pemikirannya. Kegiatan-
kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran terpadu menantang anak untuk
menggunakan semua pemikiran dan pemahamannya.
3. Mengembangkan kegiatan sesuai dengan minat-minat anak.Kegiatan-kegiatan yang
dikembangkan dalam pembelajaran terpadu harus relevan dengan minat anak, karena
minat anak merupakan sumber ide yang potensial untuk menentukan tema.
4. Membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang
didasarkan pada hal-hal yang telah mereka ketahui dan telah dapat mereka lakukan
sebelumnya.
5. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang ditujukan untuk mengembangkan semua
aspek perkembangan kognitif, sosial, emosional, fisik afeksi, dan estetis, dan agama.
6. Mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik, interaksi
sosial, kemandirian, dan mengembangkan harga diri yang positif.
7. Memberikan kesempatan menggunakan bermain sebagai wahana belajar. Bermain
merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan semua aspek perkembangan
anak.
8. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman dalam
keluarga yang dibawa anak.
9. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak.

Dalam pembelajaran terpadu guru dapat melakukan kaloborasi dengan mendatangkan


“ahli” ke kelas sebagai model. Refleksi juga merupakan bagian penting dalam pembelajaran
terpadu. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang mau dipelajari atau berfikir
kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Pengetahuan yang bermakna di
peroleh dari proses, pengetahuan yang telah dimiliki anak , diperluas melalui konteks
pembelajaran yang kemudian di perluas sedikit demi sedikit. Kunci dari semua itu, baik guru
yang menerapkan strategi pembelajaran terpadu ataupun guru yang menerapkan strategi
pembelajaran yang lain adalah bagaimana pengetahuan mengendap di benak anak.

C. Prinsip-Prinsip, Manfaat, dan Metode dalam Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu atau tema lebih kompleks dan komprehensif dari pada
pendekatan pembelajaran lainnya karena melibatkan berbagai bidang pengembangan dan
kegiatan. Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu untuk pendidikan anak usia dini, sebagai
berikut:

1. Tema dalam pembelajaran terpadu harus sesuai dengan usia, perbedaan individu, dan
karakteristik sosial budaya anak.
2. Pembelajaran terpadu harus berkaitan secara langsung dengan pengalaman nyata anak
dan harus dikembangkan berdasarkan hal-hal yang telah mereka ketahui dan apa yang
ingin mereka ketahui.
3. Setiap tema dalam pembelajaran terpadu harus menyajikan konsep yang dapat
diselidiki oleh anak.
4. Setiap tema dalam pembelajaran terpadu harus didukung oleh suatu pengetahuan yang
telah diteliti secara cermat.
5. Pembelajaran terpadu harus mengintegrasikan isi dan proses belajar.
6. Informasi yang berhubungan dengan tema harus disampaikan kepada anak melalui
pengalaman langsung yang melibatkan penemuan aktif.
7. Kegiatan yang berhubungan dengan tema dalam pembelajaran terpadu harus
menggambarkan bidang kurikulum yang beraneka ragam dan mendukung
keterpaduannya.
8. Dalam pembelajaran terpadu, isi atau bahan ajar yang sama harus disajikan lebih dari
satu kali dan disajikan melalui jenis-jenis kegiatan yang bervariasi.
9. Tema dalam pembelajaran terpadu harus memungkinkan untuk dilaksanakan melalui
kegiatan proyek yang diprakarsai anak.
10. Pembelajaran terpadu harus memberikan kesempatan kepada anak untuk
merefleksikan hal-hal yang telah mereka pelajari.
11. Pembelajaran terpadu harus memasukkan cara-cara untuk melibatkan anggota
keluarga anak.
12. Setiap tema harus dapat diperluas atau direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman
yang ditunjukan oleh anak.

Manfaat pembelajaran terpadu pada pendidikan anak usia dini, antara lain:

1. Meningkatkan perkembangan konsep anak.


Tema membantu anak-anak memperoleh pemahaman yang lebih
komprehensif. Anak membentuk konsep melalui pengalaman langsung. Melalui
keterlibatan anak dalam pembelajaran terpadu, proses mental bekerja secara aktif
menghubungkan informasi yang terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan yang utuh.

2. Pembelajaran terpadu memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi pengetahuan


melalui berbagai kegiatan.
Kegiatan untuk mengeksplorasi pengetahuan dapat dilakukan melalui
interaksi, pengalaman mendengar, melihat, pengalaman antarpribadi, dan kegiatan
motorik sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Tema dalam pembelajaran terpadu
juga mendorong anak untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
topiktopik khusus, sehingga anak menjadi lebih tertarik terhadap suatu ide.

3. Membantu para guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan


profesionalnya.
Melalui pembelajaran terpadu, para guru dan praktisi lainnya mendorong
mereka untuk mengorganisasikan pemikiran, memilih kegiatan yang relevan,
merumuskan tujuan, dan melaksanakan pembelajaran tersebut.

4. Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan pada jenjang program yang berbeda.


Program ini tentu untuk semua tingkatan usia, dan untuk anak-anak yang mempunyai
kebutuhan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan untuk berkolaborasi antar
profesional.

5. Melalui pembelajaran terpadu, guru dan praktisi lainnya mendorong mereka untuk
mengorganisasikan pemikiran, memilih kegiatan yang relevan, merumuskan tujuan
dan melaksanakan pembelajaran tersebut.

Menurut Fogarty ada 10 model kurikulum dan pembelajaran terpadu, terdiri atas :

1. Fragmented (terpisah)
2. Connected (terhubung)
3. Nested (tersarang/kumpulan/dalam satu rangkaian)
4. Sequenced (terurut)
5. Shared (terbagi)
6. Webbed (jaring laba-laba)
7. Threaded (tersambung, pasang benang)
8. Integrated (terintegrasi)
9. Imersed (terbenam)
10. Networked (jaringan)21
Dari sepuluh model pembelajaran terpadu, berdasarkan sifat keterpaduannya dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:
21
Robin Fogarty, The Mindfull School How to Integrate the Curricula (USA: IRI Skylight Training and
Publishing, Inc, 1991)
1. Integrasi dalam satu bidang studi/Model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi:
a. Model fragmented (terpisah)
b. Model connected (terhubung)
c. Model nested (tersarang)

2. Model antar bidang studi/ Integrasi. Materi dan Topik-topik penting Lintas Studi yang
meliputi:
a. Model sequenced (satu rangkai)
b. Model shared (terbagi)
c. Model webbed (jaring laba-laba)
d. Model threaded (satu alur)
e. Model integrated (terpadu)

3. Model lintas/Minat peserta didik yang meliputi:


a. Model immersed (tercelup/tenggelam/masuk ke dalam)
b. Model network (jaringan kerja).

Ragam model kurikulum dan pembelajaran terpadu, antara lain:

1. Fragmented (Terpisah)
Kurikulum tradisional yang menetapkan untuk memisahkan dan membedakan
mata pelajaran. Pembelajaran konvensional yang memisahkan disiplin ilmu atas
beberapa materi pelajaran, tanpa adanya usaha untuk mengintegrasikan materi
pelajaran.

2. Connected (Terhubung)
Model kurikulum berfokus pada pembuatan hubungan yang jelas tiap
pelajaran, menghubungkan satu topik ke topik berikutnya, menghubungkan satu
konsep dengan konsep yang lainnya, menghubungkan satu ketrampilan ke
ketrampilan yang lain, menghubungkan pekerjaan satu hari ke hari berikutnya, atau
bahkan ide satu semester ke semester berikutnya. Kunci model ini adalah usaha untuk
menghubungkan kurikulum dengan disiplin ilmu dari asumsi bahwa siswa akan
mengerti hubungan secara otomatis.

3. Nested (Tersarang)
Model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian kurikulum
dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar
yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk
ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking
skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing
skill).

4. Sequenced (Terurut)
Model pembelajaran dimana saat guru mengajarkan suatu mata pelajaran guru
dapat menyusun kembali topik mata pelajaran lain dalam urutan pengajaran itu dalam
topik yang sama atau relevan Model pemaduan topik-topik pada mata pelajaran yang
berbeda secara berurutan dengan cara mengajarkan materi yang memiliki topik sama
dalam upaya mengutuhkan materi tersebut.

5. Shared (Berbagi)
Model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan
antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau
pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap.
Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema.

6. Webbed (Jaring Laba-Laba)


Menggambarkan pendekatan tematik untuk mengintergrasikan materi pokok.
Kegiatan pembelajaran yang memiliki keterkaitan materi yang secara metodologis
dapat dipadukan dengan memilih dan memilah tema atau pokok bahasan. Satu tema
dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran
menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide.
Karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kurikulum dimulai dengan
satu tema misalnya “transportasi”, “pekerjaan”, dan lain-lain.

7. Threaded (Galur)
Model pembelajaran yang mengembangkan gagasan pokok dengan berfokus
pada metakurikulum. Misalnya untuk melatih keterampilan berpikir (problem solving)
dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem
solving.

8. Integrated (Terpadu)
Model kurikulum yang dipadukan menunjukkan pendekatan dari luar cabang
ilmu pengetahuan hampir sama dengan model shared. Model integrated menekankan
pada empat disiplin mayor dengan menata prioritas kurikulum dan menemukan
ketrampilan, konsep, sikap dalam empat bagian.

9. Immersed (Terbenam)
Model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu
proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka
selain belajar biologi, fisika dan kimia, juga mempelajari komputer agar bisa
menuangkan hasil penelitiannya ke dalam tulisan untuk bisa dibaca oleh orang lain.
Mahasiswa tersebut juga mempelajari ilmu hukum agar bisa mematenkan hasil
penelitian supaya tidak ditiru orang lain. Setiap mata pelajaran yang dipelajari
tersebut ada kesatuan antara satu dengan yang lainnya. Model ini merupakan satu dari
model yang memungkinkan pelajar menyeberang dan atau tetap di dalam mata
pelajaran sesuai dengan minat dan kemauannya untuk belajar.

10. Networked (Jaringan)


Dari model immersed, para lulusan ahli tersebut mengadakan komunikasi atau
hubungan kerjasama dengan ahli-ahli yang lain. Jalinan kerjasama profesional antar
ahli ini biasanya dilakukan pada aturan-aturan yang jelas dan kadang-kadang tidak
begitu jelas. (Fogarty, 1991) Ada bertamanbagai macam model pembelajaran terpadu
Forgaty yang bisa diterapkan di kanak-kanak, misalnya model Connected
(terhubung), model webbed (terjaring), atau model integrated (terpadu). Penerapan
model pembelajaran ini tergantung dari masing-masing sekolah ataupun guru yang
menerapkannya. 22

D. Rancangan Penerapan Pembelajaran Terpadu PAUD


Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian atau rancangan persiapan tindakan
untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis besar, atau petunjuk-
petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana yang
direncanakan. Ahmad (2004) mendefinisikan perencanaan secara sederhana yaitu pemikiran
sebelum melaksanakan tugas.23 Perencanaan menurut Cunningham, (dalam Uno)
mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan,
fakta, imajinasi, dan asumsi, untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan
diri dan memfasilitasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan dan perilaku
dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyesalaian.24

Pembelajaran terpadu sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan


aktivitas berpikir dalam merancang butir-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai
tema, topik maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh anak sebagai pembelajaran
secara utuh dan padu. Atau dengan pengertian lain, pembelajaran terpadu adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau menggabungkan sejumlah
konsep dari berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat
perhatian untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak. Pembelajaran terpadu
juga merupakan suatu pembelajaran yang memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu
karakteristik pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang berpusat pada anak. Untuk itu
diperlukan rancangan dalam penerapan pembelajaran terpadu pada pendidikan anak usia dini.

Pelaksanaan Model Pembelajaran Terpadu berbasis sentra di PAUD dilaksanakan


dengan dua system yairu: pembelajaran yang tampak jelas, dan pembelajaran yang
terselubung (tersembunyi). Adapun pembelajaran yang tampak jelas dan tertulis, dituangkan
dalam tiga komponen utama yaitu: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran.

22
Robin Fogarty, The Mindfull School How to Integrate the Curricula (USA: IRI Skylight Training and
Publishing, Inc, 1991)
23
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal 67
24
B. Uno Hamzah, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009)
1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam perencanaan pembelajaran, para pendidik, orang tua dan pengelola
mengadakan rapat bersama untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan satu tahun ke depan. Selanjutnya, hasil rapat bersama dituangkan ke dalam
Program tahunan yang berisi Pilihan Tema yang akan disampaikan selama setahun termasuk
didalamnya kegiatan penunjang lainnya, perencanaan semester, rencana kegiatan bulanan,
sampai rencana kegiatan harian.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan SOP (Standar Operasional Prosedur)
yang telah disepakati antara guru, orang tua dan anak. Adapun SOP pelaksanaan
pembelajaran Terpadu berbasis sentra di PAUD sebagai berikut:

1) Penyambutan Anak (07.30-08.00)


Penyambutan ini dilakukan oleh guru atau pendidik di pintu gerbang.
Penyerahan anak dari orang tua atau pengantar, kepada Pendidik sambil mengucapkan
salam dan senyum hangat membimbing anak untuk memasuki halaman sekolah,
meletakkan tas pada tempatnya, dan melepaskan di rak sepatu di rak sepatu. Anak-
anak di perbolehkan bermain bebas sambil menunggu berkumpulnya temanteman
lainnya.

2) Kegiatan Opening / Berkumpul Bersama (08.00-08.30)\


Kegiatan ini diawali dengan membuat lingkaran besar dengan bergandengan
tangan antara guru dan seluruh siswa sambil bernyanyi bersama dan berolah tubuh
sederhana. Kemudian duduk bersama dan dilanjutkan dengan membaca doa sebelum
belajar, dan dilanjutkan dengan materi pagi.

3) Materi Pagi (08.30-09.30)


Kegiatan ini bertujuan untuk membekali anak dengan pengetahuan sesuai
dengan tema pembelajaran. Materi pagi berisi pengenalan sentra dan kegiatan main
yang akan dilakukan sepanjang hari itu. Pada saat materi pagi, anak diajak untuk main
tebak-tebakan sebagai pengenalan tema dan sentra, anak juga diingatkan dengan
materi pembelajaran yang telah lalu, serta cerita sederhana pengait materi lama
dengan materi baru.

4) Kegiatan Sentra (10.20-12.00)


Kegiatan sentra dilaksanakan dengan empat tahapan main yaitu:
a) Pijakan lingkungan main.
Dalam pelaksanana pembelajaran terpadu berbasis sentra, disini
setidaknya anak melakukan tiga macam jenis main, yaitu; sensori motor, main
pembangunan, dan bermain peran. Pendidik atau guru mengatur kesempatan
main dengan menyediakan tempat serta jumlah anak, sehingga saat anak
bermain memungkinkan untuk mengadakan interaksi dengan teman sebaya
lain.

b) Pijakan pengalaman awal main.


Adapun kegiatan anak pada pijakan pengalaman awal main antara lain:
guru mengucapkan salam dan membaca doa bersama-sama dipimpin oleh guru
dan atau kadangkadang dipimpin oleh anak secara bergiliran. Selanjutnya guru
membacakan buku cerita yang berkaitan dengan pilihan tema yang ditentukan.
Guru membuat kesepakatan main dan menjelaskan macam-macam kegiatan
main yang dapat dilakukan sepanjang hari itu. Guru menjelaskan bagaimana
menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia sekaligus mendeskripsikan
langkah-langkah penggunaanya. Pijakan sebelum main diakhiri dengan
pengenalan kosa kata baru yang akan ditemukan pada setiap kegiatan bermain.

c) Pijakan pengalaman awal setiap individu anak.


Pada pijakan pengalaman awal setiap individu, anak diberikan
kesempatan untuk memilih main. Guru mendampingi setiap anak dan
berdiskusi tentang apa yang dilakukannya. Perhatian guru terbagi rata ke
setiap anak pada setiap jenis kegiatan. Apabila ada konflik atau timbul
masalah antara siswa, guru mendampingi agar anak dapat menyelesaikan
masalah yang terjadi. Pada saat pijakan ini, konsep atau kosa kata baru yang
telah disampaikan sebelumnya, diulang kembali dengan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengucapkannya secara mandiri dan sendiri-
sendiri. Pada kesempatan inilah guru mulai mendokumentasikan semua
kegiatan anak, baik hasil karya, maupun foto proses kegiatan main.

d) Pijakan setelah main.


Dalam pijakan ini, guru mengingatkan setiap anak bahwa waktu main
sudah habis, dan mengingatkan anak untuk merapihkan alat dan bahan mainan
ke tempat semula. Kemudian guru mengajar anak berkumpul duduk melingkar
dan membawa dokumentasi kegiatan anak. Pada saat inilah guru membantu
anak untuk mengingat kembali aktivitas yang telah mereka lakukan. Anakanak
dengan bantuan dokumentasi dan hasil karya, diminta untuk menceritakan apa
yang telah mereka kerjakan dan mengulang kembali kosa kata yang
ditemukan. Selanjutnya anak ditanya bagaimana perasaan main hari ini.
Pijakan setelah main ditutup dengan mengucapkan doa bersama-sama.

3. Evaluasi pembelajaran merupakan proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar


dan perkembangan anak. Kegiatan ini meliputi observasi, konferensi dengan guru
lain, survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Kesemua
bentuk penilaian tersebut dapat disusun dalam bentuk portofolio. Evaluasi yang
dilakukan di PAUD Terdiri dari evaluasi harian, mingguan, bulanan, semesteran dan
tahunan.
Dengan demikian model pembelajaran terpadu yang dilaksanakan merupakan
gambaran konkrityang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan Rencana kegiatan
harian. Rencana kegiatan pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-
langkah yang relative sama dalam sehari, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan
kegiatan akhir atau penutup. Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran
yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta
didik siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti, merupakan proses untuk
mencapai kemampuan dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen,
elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatanya berupa menyimpulkan, umpan balik
dan tindak lanjut.25

25
Venty dkk, Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Sentra pada Rumah Kita Semarang (Edisi: Integrated
Model, Learning Center at PAUD, 2014)
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran inovatif dan menyenangkan bagi anak dapat memicu peningkatan
terhadap hasil belajar. Penerapan pembelajaran terpadu yakni dengan mengaitkan antara
konsep dan proses, mata pelajaran maupun model pembelajaran yang digunakan oleh
pengajar, sehingga pembelajaran berlangsung secara inovatif dengan bersifat luwes maupun
fleksibel. Dengan demikian, anak tidak merasa tertekan dan jenuh saat sedang belajar.
Tumbuh rasa cinta terhadap belajar dan secara tidak langsung berdampak positif terhadap
peningkatan hasil belajar. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran terpadu memungkinkan
seorang pengajar untuk aktif mencari model pembelajaran yang tepat dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.

B. Saran
Seorang guru yang profesional adalah guru yang dapat menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan bagi anak. Dalam pembelajaran terpadu AUD guru mesti bisa
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi dalam proses belajar mengajar. Guru harus bisa
membuat kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas dengan kegiatan
bermain yang membuat anak tertarik, menyenangkan, dan tidak membuat mereka jenuh dan
bosan, serta yang tentunya juga kegiatan tersebut memberikan dampak positif atau
menstimulasi aspek-aspek tumbuh kembang mereka.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Aisyah, Siti dkk. (2008). Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.

Balitbang, 2007. Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Depdiknas.

Conny R. Semiawan, 2002. Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini. Jakarta : PT
Prehallindo.

Depdiknas. (2007). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta Puskur,


Balitbang Depdiknas.

Fadlillah Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Jakarta: Ar-Ruz Media.

Fogarty, Robin (1991). The Mindfull School How to Integrate the Curricula. United States of
America: IRI Skylight Training and Publishing, Inc. 1991.

Hamzah B. Uno. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta; PT. Bumi Aksara. 2009.

Hardini, Isriani dan Puspitasari, Dewi, 2015, Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, konsep
dan implementasi), Cet.I, Yogyakarta: Familia.

Isjoni, Drs M.Si, Ph.D. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Alfabeta.

Ismatul Khasanah, Venty. 2014. Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Sentra pada Rumah
Kita Semarang. Edisi Integrated Model, Learning Center at PAUD.

Madjid, Abdul, 2013, Strategi Pembelajaran, Cet.II, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Masitoh, dkk (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Masitoh,dkk. (2006). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyasa, E, 2017, Strategi Pembelajaran PAUD, Cet.I, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Permendikbud No. 146 Tahun 2014.

Rini, S. (2011). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Terpadu Kimia Berbasis


Kewirausahaan/ Chemoentrepreneurship (CEP) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar,
Hasil Belajar, dan Motivasi Berwirausaha Siswa.

Sabda, Syaifuddin. (2006) Model Pembelajaran Terpadu IPTEK dan IMTAQ Quantum
Teaching. Jakarta.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Budi Asara.

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Yaumi Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai