Makalah Kel.12 Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran
Makalah Kel.12 Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran
Makalah Kel.12 Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Karin Ariska, M.Pd
Disusun oleh:
Semester 5/PIAUD Kelas D
Kelompok 12:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penerapan Strategi
Pembelajaran Terpadu”. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta
yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Strategi Pembelajaran...................................................................................................................4
B. Strategi Pembelajaran Terpadu.....................................................................................................6
C. Prinsip-Prinsip, Manfaat, dan Metode dalam Pembelajaran Terpadu............................................9
D. Rancangan Penerapan Pembelajaran Terpadu PAUD.................................................................13
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................................................17
B. Saran...........................................................................................................................................17
BAB IV...............................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aset berharga bagi para generasi muda. Pengetahuan dan
pemahaman menjadi kunci sebagai bekal dalam menjalani kehidupan. Sehingga upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah,
lembaga pendidikan, menteri pendidikan maupun ahli pendidikan. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua lembaga pendidikan.1
Anak usia dini memerlukan pendidikan sejak dini untuk menstimulasi berbagai
potensi-potensi yang dimilikinya. Sesuai dengan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 14 berbunyi: ’’ Suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam pendidikan lebih lanjut,". 2 Pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini ini perlu diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga
pembelajaran yang diberikan pada anak usia perlu disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada anak usia dini tentunya menggunakan
berbagai macam strategi. Strategi pembelajaran yang tepat pada anak usia dini adalah
pembelajaran yang berpusat pada anak karena anak diberi kesempatan untuk membuat
rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan. Anak berhak menentukan sendiri apa yang
akan dipelajarinya. Anak juga dapat bereksplorasi dengan lingkungannya. Selain itu, metode
yang dipakai juga sudah cocok untuk dengan karakteristik belajar anak, seperti diantaranya:
“(1). Strategi pembelajaran yang berpusat pada anak, (2). Strategi pembelajran melalui
1
S. Rini, Penerapan Pendekatan Pembelajaran Terpadu Kimia Berbasis Kewirausahaan/
Chemoentrepreneurship (CEP) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar, Hasil Belajar, dan Motivasi
Berwirausaha Siswa, (2011)
2
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SPN, 2005: 5
bermain, (3). Strategi Pembelajaran melalui bercerita, (4). Strategi Pembelajaran melalui
bernyanyi, dan (5). Strategi Pembelajaran Terpadu”.3
Dengan suasana tersebut diharapkan anak sejak dini sudah terbiasa terlatih
mengaitkan informasi yang satu dengan informasi yang lain, sehingga nantinya dapat
menghadapi situasi lingkungan, silang pengetahuan atau silang perangkat dengan keasyikan
yang menyenangkan dan terlibat langsung dalam kehidupan nyata. Pembelajaran anak usia
dini diharapkan dapat membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, moral, dan agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang
kondusif, demokratis, dan kompetitif.6 Supaya potensi dan kemampuan-kemampuan tersebut
dapat berkembang sesuai tingkat perkembangannya perlu penerapan pembelajaran terpadu
secara benar, dikarenakan kesalahan penerapan sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan
secara optimal. Apalagi usia dini sering disebut usia keemasan (golden age) yaitu dari usia
lahir sampai 6 tahun dan menurut Undang-Undang Sisdiknas dan batasan usia lahir sampai 8
tahun secara teoritis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi pembelajaran?
2. Apa hakikat dari strategi pembelajaran terpadu?
3. Apa saja yang menjadi prinsip, manfaat, dan metode pembelajaran terpadu pada anak
usia dini?
4. Bagaimana desain atau rancangan pembelajaran terpadu dalam pendidikan anak usia
dini?
3
Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran TK (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), hal.7
4
Depdiknas, Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu (JakartaPuskur, Balitbang Depdiknas, 2007)
5
Semiawan Conny. R, Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini (Jakarta: PT Prehallindo, 2002), hal 74
6
Balitbang, Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Depdiknas, 2007), hal 2
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan paham mengenai makna strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui hakikat strategi pembelajaran terpadu.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip, manfaat, dan metode pembelajaran terpadu pada
anak usia dini.
4. Untuk mengetahui rancangan kegiatan pembelajaran terpadu yang dapat di
implementasikan langsung pada pembelajaran anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Pembelajaran
Istilah strategi (strategy) berasal dari kata Yunani, strategos gabungan dari kata
stratos (militer) dan ago (memimpin) yang berarti ilmu perang atau panglima perang. 7
Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur kejadian atau peristiwa.
Menurut KBBI (dakpusnya belum) strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber
daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai.
Pendapat lain dari Madjid bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan
secara sengaja untuk melakukan kegiatan dan tindakan.
Konsep pembelajaran pada anak usia dini seperti yang dijelaskan dalam
Permendikbud No. 146 Tahun 2014 adalah proses interaksi antara pendidik dengan anak
melalui kegiatan bermain pada lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan dengan
menggunakan berbagai sumber belajar.9 Dalam hal ini, pembelajaran harus berpusat pada
anak. Strategi pembelajaran menurut Mulyasa adalah pola umum rencana interaksi antara
siswa dengan guru dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar guna mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.10
7
Abdul Madjid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 3
8
Abdul Madjid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 5
9
Permendikbud No. 146 Tahun 2014
10
E. Mulyasa, Strategi Pembelajaran PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hal 62
11
Abdul Madjid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal 8
12
Isriana dkk, Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, konsep, dan implementasi) (Yogyakarta: Familia, 2015),
hal 12
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru
untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana aktivitas guru
mengajar dan aktivitas anak belajar.13 Menurut Fadlillah (2012) mengemukakan strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan merencanakan pembelajaran yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang harus dilakukan guru dan murid, termasuk di dalamnya
penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien.14 Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar, menjelaskan bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam
menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode, dan alat serta
evaluasi agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Strategi Deduktif
Adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-
konsep, kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi dari yang abstrak menuju ke hal
yang kongkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari umum ke khusus.
5. Strategi Induktif
13
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2013)
14
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD (Jakarta: Ar-Ruz Media, 2012)
Bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret kemudian secara
perlahan anak didik dihadapkan pada materi yang cukup rumit, strategi ini dinamakan
strategi pembelajaran dari khusus ke umum.15
Salah satu strategi yang biasa digunakan dalam kegiatan pengembangan di Taman
Kanak-kanak adalah strategi pembelajaran terpadu. Strategi pembelajaran terpadu termasuk
kedalam strategi induktif, dimana anak harus dimulai dari hal-hal yang telah dikenal anak
menuju yang lebih jauh; dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks.
Masitoh, dkk (2005) mengungkapkan salah satu prinsip pembelajaran yang sesuai
untuk anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu karena
melalui pembelajaran terpadu, seluruh pengembangan potensi anak di bidang fisik-motorik,
intelegensi, sosial emosional, bahasa, serta komunikasi dapat diintegrasikan secara
menyeluruh sehingga menjadi lebih bermakna bagi anak.18 Pembelajaran terpadu menurut
Aisyah (2008) adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
15
Drs. Isjoni M.Si, Ph.D., Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Jakarta: Alfabeta, 2010)
16
Syaifuddin Sabda, Model Pembelajaran TerpaduI IPTEK dan IMTAQ Quantum Teaching (Jakarta, 2006)
17
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
18
Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran TK (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005)
mengintegrasikan kegiatan yang mewakili semua bidang kurikulum atau bidang-bidang
pengembangan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, fisik/motorik, seni, sosial, dan
sebagainya.19 Semua bidang pengembangan yang ada dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan
belajar yang berpusat pada satu tema, oleh karena itu pembelajaran terpadu di Taman Kanak-
Kanak disebut juga pembelajaran tema.
Dalam Aisyah, dkk (2008) menyatakan bahwa “Pembelajaran tema adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang
anak dan lingkungannya”.20 Tema yang disajikan kepada anak harus dimulai dari hal-hal yang
telah dikenal anak menuju yang lebih jauh; dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih
kompleks. Penggunaan tema untuk mengorganisasikan pembelajaran bagi anak-anak telah
populer sejak John Dewey mengusulkan kurikulum yang dihubungkan dengan pengalaman
hidup yang riil atau nyata. Semua kegiatan dalam pembelajaran terpadu melibatkan
pengalaman langsung (hands on experience) bagi anak-anak serta membarikan berbagai
informasi atau pemahaman tentang lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini juga
memungkinkan anak menggeneralisasikan pengetahuan dan keterampilan dari satu
pengalaman ke pengalaman lainnya.
1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau sub-sub tema atau topik tertentu.
19
Siti Aisyah dkk, Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008)
20
Siti Aisyah dkk, Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008)
2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan
pelajaran dalam tema yang sama.
3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengaitkan berbagai
muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi anak didik.
5. Lebih bergairah belajar karena anak dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti
bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.
6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam
konteks tema yang jelas.
7. Budi pekerti dan moral anak didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pembelajaran terpadu atau pembelajaran tema bagi anak usia dini umumnya dan anak
usia taman kanak-kanak khususnya, memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan
pembelajaran lainnya. Karakteristik pembelajaran terpadu sebagai berikut.
1. Tema dalam pembelajaran terpadu harus sesuai dengan usia, perbedaan individu, dan
karakteristik sosial budaya anak.
2. Pembelajaran terpadu harus berkaitan secara langsung dengan pengalaman nyata anak
dan harus dikembangkan berdasarkan hal-hal yang telah mereka ketahui dan apa yang
ingin mereka ketahui.
3. Setiap tema dalam pembelajaran terpadu harus menyajikan konsep yang dapat
diselidiki oleh anak.
4. Setiap tema dalam pembelajaran terpadu harus didukung oleh suatu pengetahuan yang
telah diteliti secara cermat.
5. Pembelajaran terpadu harus mengintegrasikan isi dan proses belajar.
6. Informasi yang berhubungan dengan tema harus disampaikan kepada anak melalui
pengalaman langsung yang melibatkan penemuan aktif.
7. Kegiatan yang berhubungan dengan tema dalam pembelajaran terpadu harus
menggambarkan bidang kurikulum yang beraneka ragam dan mendukung
keterpaduannya.
8. Dalam pembelajaran terpadu, isi atau bahan ajar yang sama harus disajikan lebih dari
satu kali dan disajikan melalui jenis-jenis kegiatan yang bervariasi.
9. Tema dalam pembelajaran terpadu harus memungkinkan untuk dilaksanakan melalui
kegiatan proyek yang diprakarsai anak.
10. Pembelajaran terpadu harus memberikan kesempatan kepada anak untuk
merefleksikan hal-hal yang telah mereka pelajari.
11. Pembelajaran terpadu harus memasukkan cara-cara untuk melibatkan anggota
keluarga anak.
12. Setiap tema harus dapat diperluas atau direvisi sesuai dengan minat dan pemahaman
yang ditunjukan oleh anak.
Manfaat pembelajaran terpadu pada pendidikan anak usia dini, antara lain:
5. Melalui pembelajaran terpadu, guru dan praktisi lainnya mendorong mereka untuk
mengorganisasikan pemikiran, memilih kegiatan yang relevan, merumuskan tujuan
dan melaksanakan pembelajaran tersebut.
Menurut Fogarty ada 10 model kurikulum dan pembelajaran terpadu, terdiri atas :
1. Fragmented (terpisah)
2. Connected (terhubung)
3. Nested (tersarang/kumpulan/dalam satu rangkaian)
4. Sequenced (terurut)
5. Shared (terbagi)
6. Webbed (jaring laba-laba)
7. Threaded (tersambung, pasang benang)
8. Integrated (terintegrasi)
9. Imersed (terbenam)
10. Networked (jaringan)21
Dari sepuluh model pembelajaran terpadu, berdasarkan sifat keterpaduannya dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:
21
Robin Fogarty, The Mindfull School How to Integrate the Curricula (USA: IRI Skylight Training and
Publishing, Inc, 1991)
1. Integrasi dalam satu bidang studi/Model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi:
a. Model fragmented (terpisah)
b. Model connected (terhubung)
c. Model nested (tersarang)
2. Model antar bidang studi/ Integrasi. Materi dan Topik-topik penting Lintas Studi yang
meliputi:
a. Model sequenced (satu rangkai)
b. Model shared (terbagi)
c. Model webbed (jaring laba-laba)
d. Model threaded (satu alur)
e. Model integrated (terpadu)
1. Fragmented (Terpisah)
Kurikulum tradisional yang menetapkan untuk memisahkan dan membedakan
mata pelajaran. Pembelajaran konvensional yang memisahkan disiplin ilmu atas
beberapa materi pelajaran, tanpa adanya usaha untuk mengintegrasikan materi
pelajaran.
2. Connected (Terhubung)
Model kurikulum berfokus pada pembuatan hubungan yang jelas tiap
pelajaran, menghubungkan satu topik ke topik berikutnya, menghubungkan satu
konsep dengan konsep yang lainnya, menghubungkan satu ketrampilan ke
ketrampilan yang lain, menghubungkan pekerjaan satu hari ke hari berikutnya, atau
bahkan ide satu semester ke semester berikutnya. Kunci model ini adalah usaha untuk
menghubungkan kurikulum dengan disiplin ilmu dari asumsi bahwa siswa akan
mengerti hubungan secara otomatis.
3. Nested (Tersarang)
Model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian kurikulum
dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar
yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk
ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi keterampilan berfikir (thinking
skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing
skill).
4. Sequenced (Terurut)
Model pembelajaran dimana saat guru mengajarkan suatu mata pelajaran guru
dapat menyusun kembali topik mata pelajaran lain dalam urutan pengajaran itu dalam
topik yang sama atau relevan Model pemaduan topik-topik pada mata pelajaran yang
berbeda secara berurutan dengan cara mengajarkan materi yang memiliki topik sama
dalam upaya mengutuhkan materi tersebut.
5. Shared (Berbagi)
Model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan
antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau
pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap.
Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema.
7. Threaded (Galur)
Model pembelajaran yang mengembangkan gagasan pokok dengan berfokus
pada metakurikulum. Misalnya untuk melatih keterampilan berpikir (problem solving)
dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian dari problem
solving.
8. Integrated (Terpadu)
Model kurikulum yang dipadukan menunjukkan pendekatan dari luar cabang
ilmu pengetahuan hampir sama dengan model shared. Model integrated menekankan
pada empat disiplin mayor dengan menata prioritas kurikulum dan menemukan
ketrampilan, konsep, sikap dalam empat bagian.
9. Immersed (Terbenam)
Model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu
proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka
selain belajar biologi, fisika dan kimia, juga mempelajari komputer agar bisa
menuangkan hasil penelitiannya ke dalam tulisan untuk bisa dibaca oleh orang lain.
Mahasiswa tersebut juga mempelajari ilmu hukum agar bisa mematenkan hasil
penelitian supaya tidak ditiru orang lain. Setiap mata pelajaran yang dipelajari
tersebut ada kesatuan antara satu dengan yang lainnya. Model ini merupakan satu dari
model yang memungkinkan pelajar menyeberang dan atau tetap di dalam mata
pelajaran sesuai dengan minat dan kemauannya untuk belajar.
22
Robin Fogarty, The Mindfull School How to Integrate the Curricula (USA: IRI Skylight Training and
Publishing, Inc, 1991)
23
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal 67
24
B. Uno Hamzah, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009)
1. Perencanaan Pembelajaran
Dalam perencanaan pembelajaran, para pendidik, orang tua dan pengelola
mengadakan rapat bersama untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan satu tahun ke depan. Selanjutnya, hasil rapat bersama dituangkan ke dalam
Program tahunan yang berisi Pilihan Tema yang akan disampaikan selama setahun termasuk
didalamnya kegiatan penunjang lainnya, perencanaan semester, rencana kegiatan bulanan,
sampai rencana kegiatan harian.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan SOP (Standar Operasional Prosedur)
yang telah disepakati antara guru, orang tua dan anak. Adapun SOP pelaksanaan
pembelajaran Terpadu berbasis sentra di PAUD sebagai berikut:
25
Venty dkk, Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Sentra pada Rumah Kita Semarang (Edisi: Integrated
Model, Learning Center at PAUD, 2014)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran inovatif dan menyenangkan bagi anak dapat memicu peningkatan
terhadap hasil belajar. Penerapan pembelajaran terpadu yakni dengan mengaitkan antara
konsep dan proses, mata pelajaran maupun model pembelajaran yang digunakan oleh
pengajar, sehingga pembelajaran berlangsung secara inovatif dengan bersifat luwes maupun
fleksibel. Dengan demikian, anak tidak merasa tertekan dan jenuh saat sedang belajar.
Tumbuh rasa cinta terhadap belajar dan secara tidak langsung berdampak positif terhadap
peningkatan hasil belajar. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran terpadu memungkinkan
seorang pengajar untuk aktif mencari model pembelajaran yang tepat dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.
B. Saran
Seorang guru yang profesional adalah guru yang dapat menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan bagi anak. Dalam pembelajaran terpadu AUD guru mesti bisa
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi dalam proses belajar mengajar. Guru harus bisa
membuat kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas dengan kegiatan
bermain yang membuat anak tertarik, menyenangkan, dan tidak membuat mereka jenuh dan
bosan, serta yang tentunya juga kegiatan tersebut memberikan dampak positif atau
menstimulasi aspek-aspek tumbuh kembang mereka.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang, 2007. Kurikulum dan Hasil Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :
Depdiknas.
Conny R. Semiawan, 2002. Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini. Jakarta : PT
Prehallindo.
Fogarty, Robin (1991). The Mindfull School How to Integrate the Curricula. United States of
America: IRI Skylight Training and Publishing, Inc. 1991.
Hardini, Isriani dan Puspitasari, Dewi, 2015, Strategi Pembelajaran Terpadu (teori, konsep
dan implementasi), Cet.I, Yogyakarta: Familia.
Isjoni, Drs M.Si, Ph.D. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Alfabeta.
Ismatul Khasanah, Venty. 2014. Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Sentra pada Rumah
Kita Semarang. Edisi Integrated Model, Learning Center at PAUD.
Sabda, Syaifuddin. (2006) Model Pembelajaran Terpadu IPTEK dan IMTAQ Quantum
Teaching. Jakarta.
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Budi Asara.
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2005.