Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah, Rika Nurjanah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

NAMA : RIKA NURJANAH


NIM : 1401022368
KELAS : 177

Masalah yang
No Analisis eksplorasi
telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Pemahaman a. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
Peserta Didik Kelas 1. Siti Fatimah (2017) Penyebab sulitnya analisis, pemahaman
6 SDN memahami konsep IPA adalah IPA mengandung Membandingkan Cara
Nagarakembang I banyak konsep yang abstrak, banyak persamaan Perkembangbiakan
pada Mata matematis, serta mengandung banyak gambar Tumbuhan belum
Pelajaran IPA pada yang sulit untuk dijelaskan secara fisis. mencapai kompetensi
Materi karena :
Membandingkan 2. Sukatmi (2021) Rendahnya prestasi belajar IPA 1. Minimnya
Cara disebabkan oleh : pemanfaatan media
Perkembangbiakan a) Masih banyak ditemukan pembelajaran IPA belajar
Tumbuhan Masih yang belum melibatkan siswa untuk terjun 2. Masih didominasi
Rendah langsung dalam kegiatan pembelajaran oleh guru dengan
metode ceramah
misalnya melakukan demonstrasi.
yang monoton
b) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang tidak melatih
masih didominasi oleh guru dengan metode siswa untuk
ceramah yang monoton tidak melatih belajar secara aktif
siswa untuk belajar secara aktif dan dan kreatif
kreatif. Melalui metode ceramah siswa tidak 3. Faktor internal (IQ,
mendapatkan pengalaman langsung dalam Minat. Kesiapan
belajar IPA. Akibatnya prestasi belajar IPA Belajar,
siswa masih rendah dan kegiatan belajar Konsentrasi siswa)
siswa belum menyentuh kerja ilmiah dalam 4. Faktor eksternal
proses pembelajaran. (metode, media
yang digunakan
3. H. P.S. Muttaqin , Sariyasa , N. K. Suarni (2021) guru, suasana
menurut Umi, (2016) menyebutkan lemahnya kelas, lingkungan
tingkat pemahaman konsep-konsep IPA yang sekolah dan rumah)
sebenarnya sudah diajarkan, yang berakibat pada
tidak mampunya untuk mengaplikasikan,
menerangkan keterhubungan antar konsep, dan
memecahkan masalah dalam IPA. Salah satu
penyebab lemahnya pemahaman konsep dan hasil
belajar IPA disinyalir karena masih minimnya
pemanfaatan media pembelajaran terutama
yang berbasis teknologi sebagai alat
penyampai pesan dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah-sekolah.
4. Ir. Yendri Wirda, M.Si , Dkk (2020) Sejumlah
faktor yang diduga berhubungan dengan capaian
hasil belajar siswa, sebagai berikut:
1) Ukuran Rombongan Belajar (Class Size)
2) Kepemimpinan Instruksional (Instructional
Leadership)
3) Status Sosial Ekonomi (Social Economy
Status)
4) MetakogniTutor Sebaya (Peer Tutoring)
5) Pembinaan (Mentoring
6) kecukupan dan mutu fasilitas belajar
7) Umpan Balik (Feedback)
8) Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative
Learning)
9) Pembelajaran Individual (Individualized
Instructions)
10) Iklim Sekolah
11) Keterlibatan Orang Tua (Parental
Engagement)
12) Kesehatan Siswa

b. Sumber Wawancara kepada Guru/ Kepsek/


Pengawas/ Pakar
Penyebab kemampuan membaca siswa masih
rendah :
1. KEPALA SEKOLAH
Faktor penyebab yang mempengaruhi siswa
dalam belajar adalah IQ siswa, cara belajar
siswa, dan cara guru dalam
menerangakan.
Narasumber: (Endang Sumarna, S.Pd)

2. GURU
Anak sulit memahami perkembangbiakan
tumbuhan, karena anak masih sulit
membedakan antara vegetatif buatan dan
alami, istilah-istilah ilmiah dari ipa yang
sulit diingat oleh anak. Media yang cocok
dalam pemahaman perkembangbiakan
hewan adalah pembelajaran dihubungkan
dengan konteks sehari-hari,contohnya
observasi langsung pada tumbuhan.
Narasumber (Muhalim, S.Pd)

3. PENGAWAS
Faktor yang mempengaruhi pemahaman
siswa ditunjang oleh berbagai faktor diantara
faktor keluarga dan sekolah, faktor
keluarga yaitu cara orangtua mendidik,
asupan makanan, latar belakang keluarga db.
Faktor sekolah diantaranya, fasilitas,
metode cara mengajar guru, suasana
belajar di kelas dsb.
Narasumber (Jaja Jawahir, S.Pd)

4. DOSEN
Faktor yang mempengaruhi pemahaman
siswa dalam belajar yaitu fator internal dan
eksternal. Faktor internal yang ada dalam
diri siswa yang berbeda-beda ada yang susah
menangkap dalam pelajaran bahasa tapi
mudah dalam mata pelajaran matematika,
kesiapan siswa dalam belajar, minat dalam
belajar. Faktor Eksternal seperi cara guru
dalam mengajar, sumber belajar.
Narasumber : (Siti Khozatu Rohmah, M.Pd)

2 Peserta Didik Kelas a. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


6 Kesulitan Dalam 1. Defi Prasasti , Fitri Maulida Awalina , Ulia analisis, penyebab
Mata Pelajaran Usawatun Hasana (2020) Faktor yang Kesulitan dalam Mata
Matematika Pada mempengaruhi kesalahan peserta didik dalam Pelajaran Matematika
Materi pada Materi
mengerjakan soal matematika antara lain:
Mengoprasikan Mengoprasikan
Bilangan Bulat 1) Kurangnya pemahaman peserta didik Bilangan Bulat yaitu :
terhadap materi. 1. Pemahaman siswa
2) Tidak teliti dalam mengerjakan soal, serta terhadap sistem
Kurangnya minat peserta didik dalam operasi bilangan
belajara matematika. bulat masih kurang
2. Model
pembelajaran yang
2. Adzra Afifah Mahmuda, dkk ( 2021) Faktor
digunakan guru
siswa yang mengalami kesulitan dalam 3. Cara mengajar guru
menyelesaikan soal operasi hitung bilangan dan memfasilitasi
bulat yaitu: belajar siswa
1) Pemahaman siswa dalam penjumlahan dan 4. Penggunaan media
pengurangan sifat operasi bilangan bulat pembelajaran yang
masih kurang. Hal ini dikarenakan siswa belum maksimal
mengalami kesulitan mengoperasikan
bilangan yang memuat tanda negatif;
kesulitan menerjemahkan maksud soal ke
dalam kalimat matematika.
2) Pemahaman siswa terhadap sistem
operasi bilangan bulat masih kurang.
Soal-soal yang mengenai operasi hitung
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian antarabilangan positif dan negatif
kebanyakan siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikannya.
3) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita dan penalaran maupun pemecahan
soal masih kurang. Soal-soal dalam
matematika terbagi menjadi 3 aspek yaitu
soal tentang pemahaman konsep, penalaran
dan komunikasi maupun soal pemecahan
masalah (Depdiknas, 2006:346).
4) Kurangnya pengulangan materi yang
diajarkan oleh guru kepada siswa. Hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu mengajar
guru dengan kemampuan yang harus dicapai
oleh siswa.

3. Muhibbin Syah (2023) Faktor-faktor penyebab


timbulnya kesulitan belajar:
1) faktor intern siswa, yakni hal-hal atau
keadaan keaadan yang muncul dalam diri
siswa sendiri yang meliputi karakter siswa,
sikap terhadap belajar, motivasi belajar,
konsentrasi belajar, mengolah bahan
belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya
diri, dan kebiasaan belajar.
2) Faktor eksternal siswa,yakni hal-hal atau
keadaan-keadaan yang datang dari luar diri
siswa terdiri dari sekolah, guru, teman, dan
model pembelajaran yang digunakan
guru.

4. Mukminah, Hirlan, Sriyani (2021) Untuk


mengatasi kesulitan belajar matematika yang
dialami siswa di sekolah dasar maka hal yang
penting yang harus dilakukan adalah
memberikan pengalaman belajar secara konkret
dan melakukan beberapa pengajaran remedial
seperti: 1) pelatihan penguasaan tugas dan
keterampilan; 2) pelatihan penguasaan proses;
3) pelatihan perilaku (Martini Jamaris:2015:48).
Bimbingan belajar merupakan proses
pemberian bantuan kepada siswa dalam usaha
mencegah dan mengatasi kesulitan belajar
(Saring Marsudi dkk:2010:115)
b. Sumber Wawancara kepada Guru/ Kepsek/
Pengawas
Penyebab siswa dalam memahami sebuah bacaan
masih rendah :
1. KEPALA SEKOLAH
Faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam
mata pelajaran matematika yaitu siswa
menganggap matematika sulit, kurangnya
konsentrasi siswa dan kurangnya minat
terhadap mata pelajaran Matematika.
Narasumber : (Endang Sumarna, S.Pd)

2. GURU
Materi yang harus dikuasai pada bilangan bulat
adalah oprasi hitung yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Kendala yang dihadapi pada saat mengajarkan
bilangan bulat anak masih terbalik-balik dalam
mengidentifikasi bilanga positif dan negatif
apalagi lagi dalam penjumlahan dan
pengurangan sehingga untuk pemahaman
bilangan bulat harus berulang-ulang latihan
soal. Media yang cocok garis bilangan.
Narasumber : (Endang Sumarna, S.Pd)

3. PENGAWAS
Faktor kesulitan dalam mata pelajaran
matematika yaitu faktor minat siswa terhadap
mata pelajar matematika yang dianggap sulit,
motivasi belajar, IQ dalam menangkap
pembelajaran dan kesehatan. Sedangkan faktor
eksternal meliputi lingkungan keluarga,
penggunaan metode pembelajaran yang
kurang variatif, penggunaan media
pembelajaran yang belum maksimal, serta
sarana dan prasarana di sekolah.
Narasumber : (Jaja Jawahir, S.Pd)

4. DOSEN
Faktor kesulitan siswa dalam belajar yaitu
1) Ontologi yaitu kesiapan siswa untuk
memahami materi.
2) Epistimologi yaitu apakah mereka selalu
mengulangi materi.
3) Dedaktif yaitu cara mengajar guru dan
memfasilitasi belajar siswa.
Narasumber: (Siti Khozatu Rohmah, M.Pd)
3 Peserta Didik Kelas a. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan
6 Pada Mata 1. Eka Nur Oktafiani1, Dedy Irawan (2021) analisis,kemampuan
Pelajaran Bahasa Kesulitan yang dialami siswa pada materi peserta didik kelas 6
Indonesia paragraf adalah kesulitan dalam menentukan dalam Menentukan Ide
Mengalami ide pokok (tidak mengetahui letak ide pokok Pokok pada Sebuah
Kesulitan dalam atau gagasan utama disetiap bacaan Paragraf belum
Menentukan Ide paragaf). Sulit menemukan dan menentukan mencapai kompetensi
Pokok Pada Sebuah informasi atau hal-hal penting yang terdapat karena :
Paragrap. dalam suatu bacaan paragraf, serta sulit dalam1. Siswa tidak
menulis suatu paragraf (pola penulisan yang mengetahui letak
masih salah. Penggunaan huruf belum sesuai ide pokok atau
EYD. Tidak memperhatikan kata penghubung, gagasan utama
masih salah dalam menggunakan Bahasa disetiap bacaan
Indonesia dalam menulis sebuah cerita atau paragaf
bacaan paragraf. Faktor yang menyebabkan 2. kurang minatnya
siswa mengalami kesulitan dalam materi siswa pada
paragraf adalah kurang minatnya siswa pada pelajaran Bahasa
pelajaran Bahasa Indonesia, mempunyai Indonesia
keyakinan bahwa Bahasa Indonesia sulit 3. Anak tidak
dipahami dan sulit untuk dipelajari, tidak menyenangi dalam
adanya semangat belajar. membaca
4. Guru masih
2. Muhammad Rizal Fauzi (2020) Indikator konvensional
seorang siswa mampu menentukan ide pokok
paragraf dapat dilihat berdasarkan komponen-
komponen berikut (Tampubolon, 2015): a)
menentukan kata kunci pada paragraf; b)
mengidentifikasi kalimat utama pada paragraf;
c) menentukan kalimat penjelas; d) menentukan
simpulan yang tepat pada paragraf.

b. Sumber Wawancara kepada Guru/ Kepsek/


Pengawas
1. KEPALA SEKOLAH
Faktor anak kesulitan membaca dalam
menentukan ide pokok adalah anak males untuk
membaca, anak tidak tertarik pada teks yang
panjang-panjang, pemahaman siswa terhadap
isi bacaan.
Narasumber : (Endang Sumarna, S.Pd)

2. GURU
Anak kesulitan dalam menentukan ide pokok
susah dalam menangkap isi sebuah cerita dalam
menemukan kata kunci dalam sebuah paragraf.
Media yang cocok menemukan ide pokok
adalah selalu dilatih membaca naskah karangan
sehinggga siswa terbiasa membaca dalam
menetukan isi dari sebuah paragrap. Mengatasi
anak kesulitan belajaran adalah dengan
memberikan bimbingan khusus.
Narasumber : (Muhalim, S.Pd)

3. PENGAWAS
Faktor yang menyebabkan siswa kesulitan
dalam menentukan ide pokok yaitu Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri siswa, yaitu kurangnya kosakata yang
dimiliki siswa untuk menetukan kalimat,
kesulitan jika menemukan kalimat yang
panjang, Sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang berasal dari luar siswa yaitu metode
pengajaran yang digunakan guru masih
konvensional, penggunaan media yang masih
terkesan monoton.
Narasumber: (Jaja Jawahir, S.Pd)

4. DOSEN
Faktor anak kesulitan dalam menentukan ide
pokok, anak tidak menyenangi dalam
membaca sehingga anak harus cinta terlebih
pada membaca, dan diberikan bacaan-bacaan
yang menarik.
Narasumber : (Siti Khozatu Rohma, M.Pd)

4 Miskonsepsi Pada a. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


Mata Pelajaran 1. Een Unaenah,Anisa Oktavia, Nur Indah K, analisis miskonsepsi
Matematika Materi Rieska Hadisumarno P, Sri Ismawati, Nurul pada mata pelajaran
FPB dan KPK Dwi A, Apik Woro (2020) Penyebab siswa matematika materi
melakukan miskonsepsi kesalahan dalam FPB dan KPK
menyelesaikan KPK dan FPB adalah subyek disebabkan :
tidak menguasai konsep kelipatan, konsep
faktor, algoritma mencari KPK, algoritma 1. Tingkat
mencari FPB, membedakan bilangan prima dan pemahaman siswa
dalam menangkap
bukan bilangan prima, sedangkan kesalahan pembelajaran yang
lainnya adalah akibat subjek kurang teliti dan berbeda-beda.
lupa. 2. Siswa tidak
menguasai konsep
2. Ahmad Dzulfikar , Ciptianingsari Ayu Vitantri kelipatan
(2017) Amini (2005) menyebutkan bahwa 3. ketidakjelsan guru
dalam menjelaskan
terdapat hubungan antara miskonsepsi
materi
matematika yang terjadi pada siswa dengan 4. Anak belum paham
miskonsepsi pada guru yang mengindikasikan terhadap materi,
bahwa guru ikut mengambil peran dalam ada cara-cara yang
membelajarkan miskonsepsi yang terjadi. Oleh salah yang
karena itu, pemahaman guru terhadap diajarkan oleh guru
miskonsepsi matematika pada jenjang sekolah
dasar penting dimiliki.

3. Imam Kusmaryono, Rida Fironika


Kusumadewi, Nuhyal Ulia, Nila Ubaidah,
M.Pd. (2019) Penyebab terjadinya miskonsepsi
yaitu (1) Guru tidak menyadari bahwa
pengetahuan matematika yang mereka miliki
salah atau keliru; (2) Pengetahuan matematika
yang dimiliki guru telah diterima sebagai
doktrin-doktrin yang kaku tanpa ada alasan
untuk menyangkal selama bertahun-tahun
lamanya. (3) keyakinan guru terhadap
pengetahuan yang diterimanya, bersifat stabil,
permanen dan mengakar "miskonsepsi
ontologis,"dalam pemikiran guru. (4) Guru
menafsirkan pengalaman baru melalui
pemahaman yang keliru, sehingga menghambat
masuknya informasi baru dengan benar.

b. Sumber Wawancara kepada Guru/ Kepsek/


Pengawas
1. KEPALA SEKOLAH
Faktor siswa mengalami miskonsepsi adalah
tingkat pemahaman siswa dalam menangkap
pembelajaran yang berbeda-beda.
Narasumber (Endang Sumarna, S.Pd)

2. GURU
Faktor yang menyebabkan siswa mengalami
miskonsepsi antara FPB dan KPK karena
kesalahan dalam dalam menetukan langkah-
langkah dalam menyelesaikan soal, apalagi
dalam soal cerita FPB dan KPK anak kesusahan
dalam menentukan sebuah jalan cerita,
mengidentifikasi soal. Siswa yang mengalami
kesulitan hitung paling banyak terjadi ketika
siswa mengerjakan faktorisasi prima atau
membuat pohon faktor, menjawab hasil dari
FPB dan KPK. Kesalahan hitung ini disebabkan
karena siswa kurang teliti dalam menghitung,
padahal cara yang digunakan dan langkah dalam
mengerjakan sudah benar namun karena kurang
teliti dalam menghitung jawaban yang diperoleh
salah. Narasumber : (Muhalim, S.Pd)

3. PENGAWAS
Miskonsepsi dalam pembelajaran karena faktor
pemahaman anak yang berbeda dan
ketidakjelsan guru dalam menjelaskan materi.
Narasumber: (Jaja Jawahir, S.Pd)

4. DOSEN
Penyebab anak mengalami miskonsepsi yaitu
anak belum paham terhadap materi, ada cara-
cara yang salah yang diajarkan oleh guru. Anak
harus diajarkan konsepnya terlebih dahulu, dan
bahan ajar harus selalu dilakukan evaluasi oleh
guru.
Narasumber : (Siti Khohatu Rohmah)

5 Model a. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


Pembelajaran 1. Fibrila Neteria, Ahmad Mulyadiprana, Resa analisis model
Inovatif di Kelas 6 Respati (2020) mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran Inovatif
proses pembelajaran IPS yaitu: pada mata pelajaran
pada Mata
1) Guru kesulitan membuat dan memanfaatkan IPS belum dilakukan
Pelajaran IPS KD media pembelajaran yang terasa masih asing yaitu :
3.1 atau jarang diterapkan, 1. Kreatifitas guru
Mengidentifikasi 2) Kurangnya pihak - pihak yang memberi untuk membuat
Karakteristik motivasi bagi guru untuk mengembangkan media-media
Geografis Dan proses belajar mengajar dengan media pembelajaran
Kehidupan Sosial tertentu yang masih jarang dilakukan di sendiri rendah
sekolah, 2. Guru hanya
Budaya, Ekonomi,
3) Kreatifitas guru untuk membuat media- menggunakan
Politik Di Wilayah media pembelajaran sendiri rendah. bahan ajar yang
Asean Masih ada tanpa
Belum Dilakukan 2. Selfi Rahmi Andini, Vianes Muliza Putri , Meila membuat bahan
Yufriana Devi, Yeni Erita (2021) Berdasarkan ajar sendiri
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, G. D. 3. Terlalu nyaman
S., & Firmansyah (2019) dengan judul dengan cara
“Pengembangan Pembelajaran Inovatif mengajarnya
Berbasis Pendapingan Bagi Guru Sekolah sehingga tidak
Dasar” Realita di lapangan menunjukkan bahwa mengikuti
guru sekarang jarang mengembangkan perkembanga
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan zaman
karakteristik siswanya. Karena guru hanya
menggunakan bahan ajar yang ada tanpa
membuat bahan ajar sendiri, maka proses
pembelajaran yang dilakukan tetap tekstual,
guru hanya menjelaskan materi yang sudah ada
di buku teks, maka proses pembelajaran yang
dilakukan tetap tekstual, guru hanya
menjelaskan materi yang sudah ada di buku teks
sedangkan siswa hanya mendengarkan dan
mencatat penjelasan gurunya, guru memegang
kendali dalam pembelajaran. Sebagian besar
guru belum pernah menyiapkan perangkat
pembelajaran berbasis model pembelajaran
yang inovatif. Untuk itu, dalam rangka
meningkatkan hasil belajar siswa melalui
keterampilan proses, dan lain-lain, maka
diperlukan perangkat pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran inovatif
yang memungkinkan siswa mempelajari secara
langsung keadaan alam sekitar.

3. Nurdyansyah, S.Pd., M.Pd dan Eni Fariyatul


Fahyuni. M.Pd.I : (2016) Pendidik sebagai
inovator. Berkat kamajuan ilmu pengetahuan
dan teknoligi, maka masyarakat senantiasa
berubah dan berkembang dalam semua aspek.
Perubahan dan perkembangan itu menuntut
terjadinya inovasi pendidikan. Tanggung jawab
melaksanakan inovasi itu diantaranya terletak
pada penyelenggaraan pendidikan.

b. Sumber Wawancara kepada Guru/ Kepsek/


Pengawas
1. KEPALA SEKOLAH
Faktor guru belum melakukan pembelajaran
inovatif adalah karena dalam mengajar guru
masih melakukan pembelajaran secara
kovesional, dalam membuat perencanaan (RPP)
tidak sesuai dengan karakteristik siswa.
Narasumber : (Endang Sumarna, S.Pd)

2. GURU
Guru jarang melakukan inovasi pembelajaran
karena terlalu nyaman dengan cara
mengajarnya sehingga tidak mengikuti
perkembanga zaman, khususnya pada mata
pelajaran IPS yang haya pemahama dan
hapalan. Pembelajaran inovatif yang cocok
pada mata pelajaran IPS siswa diajak
bereksploitasi sendiri.
Narasumber : (Muhalim, S.Pd)

3. PENGAWAS
Faktor guru belum melakukan pembelajaran
secara inovatif adalah guru tidak mengikuti
pelatihan-pelatihan dan diklat.
Narasumber : (Jaja Jawahir, S.Pd)
4. DOSEN
Faktor guru belum melakukan pembelajaran
secara inovatif yaitu :
1) pemahaman guru tentang pembelajaran
inovatif, ataupun ketika mengetahui
pembelajaran inovatif tidak dilaksanakan
prakteknya dalam pembelajaran, sehingga
guru harus dibekali workshop yang dibekali
praktek sehingga terbayang-bayang oleh
guru dan bisa mempraktekan langsung.
2) Tidak bayaknya waktu untuk
menyiapkanya sehingga sulit untuk
mengaplikasikanya.
Narasumber : (Siti Khozatu Rohmah, M.Pd)

6 Pemanfaatan TIK a. Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan


dalam 1. Erwin Sawitri, Made Sumiati Astiti , dan Yessi analisis pemanfaatan
Pembelajaran Fitriani (2019) Hambatan-hambatan TIK dalam
pengintegrasian TIK dalam pembelajaran, dapat pembelajaran masih
Masih Kurang
kurang, karena:
dalam Mata disimpulkan dengan dua kelompok, yaitu :
1. Sarana dan
Pelajaran PKN 1) Secara Fisik Secara fisik dapat berupa prasarana yang
Materi KD 3.4 sarana dan prasarana yang belum belum memadai
Menelaah memadai terutama untuk sekolah-sekolah 2. Tidak adanya
Persatuan dan yang berlokasi di pelosok kemauan guru
Kesatuan Terhadap 2) Secara Non-fisik a. Kepercayaan diri guru untuk
kurang dalam menggunakan TIK dalam memanfaatkan
Kehidupan
TIK
Berbangsa dan melaksanakan proses PBM b. Kurangnya
3. Keterbatasan
Bernegara Beserta kompetensi guru, yang dimaksud disini waktu yang ada
Dampaknya adalah kurangnya kompetensi guru dalam untuk melakukan
mengintegrasikan TIK kedalam pedagogis berbagai
praktek c. Sikap guru dan resistensi yang persiapan guna
melekat terhadap perubahan pemanfaatan TIK
bagi kegiatan
pembelajaran
2. Sudirman Siahaan (2015) menyebutkan
Sehubungan dengan kendala/hambatan
(barriers) yang dihadapi oleh guru untuk
memanfaatkan TIK dalam kegiatan
pembelajaran,
1) Keterbatasan di bidang akses,
Keengganan/penolakan (resistansi) untuk
melakukan perubahan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran,
2) Keterbatasan waktu yang ada untuk
melakukan berbagai persiapan guna
pemanfaatan TIK bagi kegiatan
pembelajaran,
3) Keterbatasan dalam hal pengembangan
potensi diri melalui pelatihan dibidang
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, dan
4) Keterbatasan dukungan teknis dalam hal
pemanfaatan TIK

3. Defany Dwi Rahmadhani, Indah Cahaya Putri,


Dinie Anggraeni, Yayang Furi Furnamasari:
(2021) Penggunaan sarana pembelajaran
berbasis TIK dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan keinginan dan minat baru
dalam inovasi pembelajaran, membangkitkan
motivasi dan merangsang kegiatan belajar.

b. Sumber Wawancara kepada Guru/ Kepsek/


Pengawas dan Dosen
1. KEPALA SEKOLAH
Faktor pemafaatan TIK masih kurang dalam
pembelajaran yaitu kurangnya sarana dan
prasarana yang ada disekolah.
Narasumber (Endang Sumarna, S.Pd)

2. GURU
Pemanfaatan TIK masih kurang dalam
pembelajaran karena kurangnya pemahaman
guru dalam penggunaan TIK dan sarana dan
prasaranya di sekolah masih terbatas
Narasumber: (Muhalim, S.Pd)

3. PENGAWAS
Faktor pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
masih kurang yaitu sarana dan prasarana yang
ada disekolah belum lengkap, Pengetahuan
teknis guru tentang teknologi informasi dan
komunikasi yang terbatas
Narasumber : (Jaja Jawahir, S.Pd)

4. DOSEN
Faktor pemanfaatan TIK masih rendah yaitu
tidak adanya akses, tidak adanya sarana TIK,
pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK, guru
tidak memiliki pengetaguan tentang TIK dan
tidak adanya kemauan guru untuk
memanfaatkan TIK.
Narasumber : (Siti Khozatu Rohma, M.Pd)

Link Rangkuman Literatur:

https://docs.google.com/document/d/1et8JNrhPc8o_xYfC89hTQzpLyWmMyoYV/edit?usp=sharing
&ouid=110473886631845906821&rtpof=true&sd=true

Link Laporan Wawancara

https://drive.google.com/file/d/1isI1s3nXLadvbSQhuG8zwpCKkMfRrbds/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai