Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Skripsi Strategi Pengembangan Desa Wisata Di Sentra Pengrajin Keris Desa Aeng Tong - Tong Kabupaten Sumenep

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 146

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI SENTRA

PENGRAJIN KERIS DESA AENG TONG - TONG


KABUPATEN SUMENEP

SKRIPSI

Oleh :

ANDIKA SURI LASMANA


NPM : 715.2.1.1693

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIRARAJA
2019
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI SENTRA
PENGRAJIN KERIS DESA AENG TONG - TONG
KABUPATEN SUMENEP

SKRIPSI

Oleh :
ANDIKA SURI LASMANA
NPM : 715.2.1.1693

Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIRARAJA
2019

i
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI SENTRA
PENGRAJIN KERIS DESA AENG TONG - TONG
KABUPATEN SUMENEP

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen
Program Studi : Manajemen

Oleh :
ANDIKA SURI LASMANA
NPM : 715.2.1.1693

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIRARAJA
2019

ii
STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI SENTRA
PENGRAJIN KERIS DESA AENG TONG - TONG
KABUPATEN SUMENEP

Disusun oleh :

ANDIKA SURI LASMANA


NPM : 715.2.1.1693

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji


Pada tanggal 03 Juli 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua : Rusnani, SE., MM


Anggota : 1. Ahmad Ghufrony, SE., MM
2. Miftahol Arifin, SE., MM

Sumenep, 08 Juli 2019

Dekan Ketua Tim Penguji

Ahmad Ghufrony, SE., MM Rusnani, SE., MM


NIDN 0704128504 NIDN 0025066309

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : ANDIKA SURI LASMANA

N.P.M : 715.2.1.1693

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA DI SENTRA PENGRAJIN


KERIS DESA AENG TONG - TONG KABUPATEN SUMENEP

Diajukan untuk diuji pada tanggal 03 Juli 2019, adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi


ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian saya melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar
dan ijazah yang telah diberikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Wiraraja batal saya terima.

Sumenep, 08 Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Materai
6000

ANDIKA SURI LASMANA

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. MAHASISWA
Nama : Andika Suri Lasmana
N.P.M : 715.2.1.1693
Program Studi : Manajemen
Tempat / Tanggal Lahir : Sumenep, 05 November 1996
Agama : Islam
Jumlah Saudara Anak ke : Anak pertama dari 2 (dua) bersaudara
Alamat Rumah : Dusun Jepun Timur RT. 003 RW. 002 Kel/Desa
Lenteng Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep.
Status : Mahasiswa

B. ORANG TUA
Nama Ayah : Misnal
Nama Ibu : Siti Romlah
Alamat Rumah : Dusun Jepun Timur RT. 003 RW. 002 Kel/Desa
Lenteng Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep.
Alamat Kantor / Telepon : - / 082337145570
Pekerjaan / Jabatan : Pedagang / -

C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat SD di SDN Lenteng Timur 1 tahun 2009
2. Tamat SLTP di SMPN 1 Lenteng tahun 2012
3. Tamat SLTA di SMAN 1 Lenteng tahun 2015
4. Pendidikan Tinggi (PT)

Nama PT Tempat Semester Tahun Keterangan


Universitas JL. Raya Sumenep -
Wiraraja Pamekasan KM 05 VIII 2019 S1
Sumenep Patean Sumenep

D. RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun Bekerja di Pangkat / Jabatan
Golongan
- - - -

Dibuat dengan sebenarnya


Oleh
Foto

3x3
ANDIKA SURI LASMANA

v
MOTTO

Tiada doa yang lebih indah,

Selain doa agar skripsi ini cepat selesai

Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea,

Kubingkai dalam bab sejumlah lima,

Jadilah mahakarya,

Gelar sarjana kuterima,

Orang tua, calon istri dan calon mertua pun bahagia

Berangkat dengan penuh keyakinan,

Berjalan dengan penuh keikhlasan,

Istiqomah dalam menghadapi cobaan,

YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Manajemen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Wiraraja. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahanda Misnal dan Ibunda Siti Romlah atas segala doa, dorongan dan kasih
sayangnya demi keberhasilan penulis. Dan kepada adik kandungku Intan nur
aini yang selalu memberi semangat kepada penulis.
2. Bapak Dr. Sjaifurrachman, SH., CN., MH selaku Rektor Universitas Wiraraja.
3. Bapak Ahmad Ghufrony, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
4. Ibu Rusnani, SE., MM selaku dosen pembimbing.
5. Ibu Very Andrianingsih, SE., MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Wiraraja yang selalu
memberikan ilmu dan pembelajaran sehingga dapat menambah wawasan
penulis.
7. Pihak pengelola dan masyarakat desa wisata keris Aeng tong-tong yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis dalam melakukan penelitian.
8. Bapak Taufik Rahman selaku kepala desa Aeng tong-tong kecamatan Saronggi
Kabupaten Sumenep.
9. Bapak H. Nor Hadi selaku ketua pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong,
yang telah membantu memberikan data-data kepada penulis sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.

vii
10. Romdhan Habibur Rahman selaku pengrajin keris yang ada di desa Aeng
tong-tong yang selalu membantu dan menemani penulis dalam mengambil
data selama melakukan penelitian.
11. Teman-teman Mahasiswa kelas manajemen “A” 2015 yang selalu
memberikan support dan dukungan kepada penulis.
12. Kepada teman-teman Mahasiswa Manajemen yang selalu memberikan
semangat dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Sumenep, 08 Juli 2019

ANDIKA SURI LASMANA

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI .....................................................


HALAMAN SAMPUL DALAM SKRIPSI ................................................. i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT .................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
1.5. Fokus Penelitian ............................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9


2.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9
2.1.1. Strategi dan Manajemen Strategi ........................................ 9
2.1.2. Perencanaan Strategis ......................................................... 18
2.1.3. Pengertian Pengembangan dan Pengembangan Pariwisata. 19
2.1.4. Pengertian Desa Wisata dan Prinsip Pengembangan Desa
Wisata .................................................................................. 20
2.1.5. Kriteria Desa Wisata ........................................................... 21
2.1.6. Komponen Pengembangan Desa Wisata ............................ 21
2.1.7. Pengertian Pariwisata .......................................................... 23
2.1.8. Jenis-Jenis Pariwisata ......................................................... 23
2.2. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 25
2.3. Rancangan Isi ................................................................................ 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 34


3.1. Jenis Penelitian .............................................................................. 34
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
3.2.1. Tempat ................................................................................ 34
3.2.2. Waktu Penelitian ................................................................. 34
3.3. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 35
3.3.1. Jenis Data ............................................................................ 35
3.3.2. Sumber Data ....................................................................... 36

ix
3.4. Informan ........................................................................................ 37
3.4.1. Informan Kunci ................................................................... 37
3.4.2. Informan Utama .................................................................. 37
3.4.3. Informan Pendukung ........................................................... 37
3.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37
3.5.1. Observasi ............................................................................ 37
3.5.2. Wawancara .......................................................................... 38
3.5.3. Dokumentasi ....................................................................... 38
3.6. Teknik Analisis Data ..................................................................... 39
3.6.1. Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) ........................... 39
3.6.2. Matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal) ............................... 39
3.6.3. Matriks SWOT (Strenght,Weakness,Opportunity,Threat). . 40
3.6.4. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). . 42
3.7. Uji Keabsahan Data ...................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 44


4.1. Hasil Penelitian ............................................................................. 44
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................... 44
4.1.2. Hasil Penelitian ................................................................... 63
1. Faktor Eksternal .............................................................. 77
2. Faktor Internal ................................................................. 79
3. Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) ....................... 80
4. Matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal) ........................... 82
5. Matriks SWOT (Strenght,Weakness,Opportunity,Thread) 84
6. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) 89
4.2. Pembahasan ................................................................................... 92
4.2.1. Analisis Alternatif Strategi ................................................. 98
4.2.2. Dampak Strategi Pengembangan Pada Desa Wisata Keris
Aeng tong-tong ................................................................. 100

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 102


5.1. Simpulan ....................................................................................... 102
5.1.1. Berdasarkan Faktor Eksternal ............................................ 102
5.1.2. Berdasarkan Faktor Internal ................................................ 103
5.1.3. Berdasarkan Matriks SWOT ............................................... 104
5.1.4. Berdasarkan Matriks QSPM ............................................... 105
5.2. Keterbatasan .................................................................................. 105
5.3. Saran ............................................................................................. 106
5.3.1. Bagi Objek .......................................................................... 106
5.3.2. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................ 106

JADWAL PENELITIAN .............................................................................. 107


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 108
LAMPIRAN ................................................................................................... 110

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 32

3.1. Matriks SWOT .......................................................................................... 41

4.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumenep 2017 ........... 45

4.2. Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah Menurut Desa 2016 ........... 47

4.3. Mata Pencaharian Penduduk Desa Aeng Tong-Tong 2018 ...................... 53

4.4. Data Informan ........................................................................................... 63

4.5. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) ................................................. 81

4.6. Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) ..................................................... 83

4.7. Matriks SWOT .......................................................................................... 85

4.8. Matriks QSPM .......................................................................................... 90

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Rancangan isi ............................................................................................ 32

4.1. Struktur Organisasi Pokdarwis ................................................................. 58

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 110

2. Daftar wawancara informan kunci 1 ............................................................ 116

3. Daftar wawancara informan kunci 2 ............................................................ 119

4. Daftar wawancara informan utama 1............................................................ 123

5. Daftar wawancara informan utama 2 ........................................................... 125

6. Daftar wawancara informan pendukung 1.................................................... 127

7. Daftar wawancara informan pendukung 2 ................................................... 129

8. Surat Permohonan Izin Riset ....................................................................... 131

9. Surat Keterangan Selesai Riset .................................................................... 132

10. Kartu Bimbingan Skripsi ........................................................................... 133

11. Berita Acara Penilaian Skripsi ................................................................... 134

xiii
ABSTRAK

Andika Suri Lasmana. 2019. Strategi Pengembangan Desa Wisata di Sentra


Pengrajin Keris Desa Aeng Tong - Tong Kabupaten Sumenep. Skripsi.
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja.
Pembimbing : Rusnani SE., MM.

Strategi pengembangan pariwisata merupakan suatu usaha untuk


memajukan objek wisata agar lebih menarik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dalam
pengembangan desa wisata keris Aeng tong-tong, faktor internal apa saja yang
menjadi kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan desa wisata keris Aeng
tong-tong, strategi apa saja yang tepat dan dapat digunakan untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan ke desa wisata keris Aeng tong-tong.

Penelitian ini dilakukan pada desa wisata di sentra pengrajin keris Desa
Aeng tong-tong Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. Metode Penelitian
yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif dengan metode purposive sampling,
Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu Analisis SWOT, Matriks
EFE, Matriks EFI, Matriks SWOT dan Matriks QSPM.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi mengembangkan dan


membangun berbagai pilihan destinasi wisata yang ada selain dari wisata utama
yaitu wisata keris, memperoleh total nilai daya tarik sebesar 3,30 dan strategi
meningkatkan promosi melalui berbagai media, memperoleh total nilai daya tarik
sebesar 2,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi alternatif terbaik
untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa wisata keris Aeng tong-tong
ialah strategi mengembangkan dan membangun berbagai pilihan destinasi wisata
yang ada selain dari wisata utama yaitu wisata keris.

Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Matriks EFE, Matriks EFI, Matriks


SWOT, Matriks QSPM.

xiv
ABSTRACT

Andika Suri Lasmana. 2019. Tourism Village Development Strategy in the


Keris Craftsman Center of Aeng Tong-Tong Village Sumenep Regency. Thesis.
Management Study Program Faculty of Economics and Business Wiraraja
University. Advisor : Rusnani SE., MM.

The tourism development strategy is an attempt to advance tourism objects


to be more attractive. This study aims to find out what external factors are
opportunities and threats in the development of the tourism village of Keris Aeng
Tong-tong, what internal factors are the strengths and weaknesses in the
development of the Keris Aeng Tong-tong tourism village, what strategies are
right and can used to increase tourist visits to the tourist village of Keris Aeng
Tong-tong.

This research was carried out in a tourist village in the center of the keris
craftsman in Aeng Tong-tong Village, Saronggi District, Sumenep Regency. The
research method used is descriptive qualitative with purposive sampling method,
the data collection technique uses observation, interviews and documentation.
Data analysis techniques used were SWOT Analysis, EFE Matrix, EFI Matrix,
SWOT Matrix and QSPM Matrix.

The results of this study indicate that the strategy of developing and
building various choices of tourist destinations that exist apart from the main
tourism namely keris tourism, obtaining a total value of attraction of 3.30 and a
strategy to increase promotion through various media, obtaining a total value of
attraction of 2.65. Thus it can be concluded that the best alternative strategy to
increase tourist visits to the tourist village of Keris Aeng Tong-tong is the strategy
of developing and building various choices of tourist destinations that exist apart
from the main tourism, namely keris tourism.

Keywords : Development Strategy, EFE Matrix, EFI Matrix, SWOT Matrix,


QSPM Matrix.

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terdiri dari

beberapa suku bangsa, agama, bahasa dan juga terdiri dari beberapa budaya

serta kesenian yang beragam pula. Indonesia juga merupakan negara yang

besar dan mempunyai banyak potensi yang sangat luar biasa, dengan beragam

potensi yang dimilikinya jika dikelola dengan baik maka ini akan sangat

bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Salah satu potensi yang dimiliki Indonesia ialah sektor pariwisata, Wisata

adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan Pariwisata adalah

berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta

layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan

pemerintah daerah. (Pasal 1 UU RI No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan). Sebagai negara yang memiliki potensi pariwisata yang

besar, tentu membuat sektor pariwisata Indonesia menjadi sorotan. Industri

pariwisata di Indonesia harus mendapat perhatian khusus dari

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah dalam mengembangkan

potensi pariwisatanya.

1
2

Pengembangan industri pariwisata sendiri mempunyai pengaruh yang

cukup kuat bagi perkembangan suatu wilayah di daerah sekitar tempat

wisata, karena dapat bertindak sebagai industri sektor utama, yaitu sektor

unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Agar tidak

menjadi daerah yang tertinggal, dengan potensi di sektor pariwisata yang

dimiliki daerah tersebut, harusnya dapat menjadi modal utama untuk

mengembangkan daerah tersebut untuk meningkatkan pendapatan asli

daerah (PAD), dan juga pendapatan masyarakat di sekitar tempat wisata.

Hal tersebut juga sejalan dengan yang tercantum pada UU RI No. 10

Tahun 2009 pasal 4 tentang Kepariwisataan, yang menyatakan bahwa

penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan

alam lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat

citra bangsa, memperluas dan memeratakan lapangan kerja, mendorong

pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan objek dan

daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan

mempererat persahabatan antar bangsa.

Salah satu daerah yang mempunyai potensi wisata yang sangat besar

ialah kabupaten Sumenep, kabupaten Sumenep terletak di ujung timur pulau

Madura, dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 2,093,47 km2. dan

mempunyai jumlah pulau sebanyak 126, dengan 126 pulau yang dimilikinya

tentunya punya banyak tempat destinasi wisata yang harus dikembangkan.

Beragam destinasi wisata yang ada di Sumenep antara lain : wisata alam,
3

wisata religi, wisata budaya, wisata kesehatan, wisata sejarah, wisata bahari,

wisata kuliner, wisata minat khusus, wisata buatan dan geowisata.

Dengan adanya potensi-potensi sumber daya kepariwisataan yang ada, ini

merupakan kesempatan bagi pemerintah kabupaten Sumenep untuk

mengembangkan aset kekayaan daerah yang potensial untuk meningkatkan

pendapatan daerah dari sektor pariwisata.

Salah satu tempat wisata yang perlu dikembangkan oleh pemerintah

kabupaten Sumenep ialah desa wisata di sentra pengrajin keris desa Aeng

tong-tong, kecamatan Saronggi, kabupaten Sumenep. Pada masa kerajaan

dulu, keris sangat populer dikalangan para bangsawan, hampir setiap

bangsawan mempunyai keris baik sebagai senjata yang sakti mandraguna

maupun sebagai simbol kebangsawanannya. Contoh keris yang sangat

populer pada zaman kerajaan dahulu salah satunya yaitu keris Empu

Gandring. Kepopuleran keris sampai saat ini masih tetap eksis, walaupun

keris jaman sekarang tidak digunakan sebagai senjata, namun digunakan

sebagai koleksi pajangan atau sebagai cinderamata yang masih tetap diburu

oleh para kolektor keris.

Keris Indonesia juga telah terdaftar di UNESCO sebagai warisan budaya

dunia sejak 2005. Sumenep dikenal dengan sebutan kota keris karena di

Sumenep terdapat banyak pengrajin keris. Desa Aeng tong-tong menjadi

sentra pengrajin keris terbesar di Sumenep bahkan di dunia, jika sebagian

besar dari kita masih menganggap bahwa kawasan Yogyakarta dan Jawa
4

tengah yang menjadi sentra dari keris. Namun, justru yang menjadi pusat dari

pembuatan keris itu ada di kabupaten Sumenep. di sebuah desa bernama

Aeng tong-tong lah keberadaan keris-keris dari Indonesia bertahan dan tetap

dilestarikan hingga terkenal ke seluruh penjuru dunia.

Di Sumenep sendiri ada total 640 orang pengrajin keris yang tersebar di 3

kecamatan yaitu kecamatan Saronggi, kecamatan Bluto, dan kecamatan

Lenteng. Namun, yang paling besar ialah di kecamatan Saronggi, tepatnya di

desa Aeng tong-tong sendiri.

Aeng tong-tong merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan

Saronggi, kabupaten Sumenep. Desa ini merupakan pusat pembuatan keris

terbesar di dunia, hampir seluruh penduduk di desa ini berprofesi sebagai

pengrajin keris. Hal ini berlangsung secara turun-temurun sejak zaman

kerajaan Sumenep hingga sekarang. Karena banyaknya pengrajin keris di

desa ini di tetapkan sebagai “Desa Keris”. Dan juga pada tanggal 23 Oktober

2018 sentra pengrajin keris Aeng tong-tong mendapatkan penghargaan

sebagai desa wisata terbaik nomor 2 se Jawa Timur.

Selain dari wisata keris yang termasuk wisata budaya di Aeng tong-tong

juga ada beragam wisata lain diantaranya wisata alam, wisata religi, dan juga

wisata sejarah. Untuk wisata alam ada Air terjun, dan juga Goa polay, wisata

religi ada Bhuju’/makam diantaranya Bhuju’ mariye, Bhuju’ serna, Bhuju’

jimat, Bhuju’ asri, Bhuju’ kacang, Bhuju’ addul dan juga masih banyak

bhuju’-bhuju’ lainnya, wisata sejarah ada Perreng mandhi, Batu besar/batu


5

kerbui, Rumah kuno yang berusia kurang lebih 300 tahun, Batu patapan, Batu

miring, dan juga seperangkat alat makan kuno anti basi. Jadi ketika kita

berkunjung ke desa Aeng tong-tong yang bisa kita nikmati bukan hanya satu

wisata tetapi banyak destinasi wisata yang bisa kita nikmati disana.

Namun yang menjadi permasalahan pada desa wisata keris Aeng tong-

tong yaitu masih belum adanya pengembangan yang berarti baik dari

pengelola desa wisata maupun dari pihak pemerintah kabupaten Sumenep

dilihat dari segi fasilitas, aksesibilitas, maupun dari pengembangan daya tarik

wisatanya, sejauh ini usaha yang di lakukan oleh pemerintah kabupaten

Sumenep dalam hal ini Dinas pariwisata, kebudayaan pemuda dan olahraga

hanya pada sektor pemasarannya yaitu mengikutsertakan dalam kegiatan

pameran dan juga pada sektor sumber daya manusia yaitu membentuk

kelompok sadar wisata (POKDARWIS) namun pokdarwisnya disana masih

belum berjalan secara maksimal. Hal ini sangat disayangkan mengingat

banyaknya potensi yang ada di desa wisata Aeng tong-tong tapi masih belum

dimanfaatkan secara optimal.

Melihat dari banyaknya potensi yang ada inilah peneliti yakin dan

optimis jika desa Aeng tong-tong sebagai desa wisata terus dikembangkan

maka akan semakin banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Sumenep

dan berkunjung ke tempat sentra pengrajin keris ini. Maka dari itu tempat ini

perlu dikembangkan agar semakin baik, dan dapat meningkatkan pendapatan

daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat. Selain itu juga dapat memperluas dan memeratakan kesempatan


6

kerja bagi masyarakat, serta dapat membuka lapangan pekerjaan yang dapat

menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian tentang bagaimana strategi pengembangan yang tepat untuk

digunakan di sentra pengrajin keris desa Aeng tong-tong agar menjadi desa

wisata yang terbaik di Jawa timur, nasional maupun di dunia.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian pada pengembangan desa wisata sentra

pengrajin keris Aeng tong-tong adalah :

1.2.1. Faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman

pada pengembangan desa wisata sentra pengrajin keris Aeng tong-

tong ?

1.2.2. Faktor-faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan

kelemahan pada pengembangan desa wisata sentra pengrajin keris

Aeng tong-tong ?

1.2.3. Strategi apa saja yang tepat dan dapat digunakan untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan ke desa wisata sentra pengrajin keris Aeng

tong-tong ?
7

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan

penelitian ini adalah :

1.3.1. Untuk mengetahui faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi

peluang dan ancaman pada pengembangan desa wisata sentra

pengrajin keris Aeng tong-tong.

1.3.2. Untuk mengetahui faktor-faktor internal apa saja yang menjadi

kekuatan dan kelemahan pada pengembangan desa wisata sentra

pengrajin keris Aeng tong-tong.

1.3.3. Untuk mengetahui strategi apa saja yang tepat dan dapat digunakan

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa wisata sentra

pengrajin keris Aeng tong-tong.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Kontribusi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta

dapat mengembangkan teori dibidang akademik, dan menjadi

referensi bagi yang akan melakukan penelitian selanjutnya terkait

dengan strategi pengembangan desa wisata.

1.4.2. Kontribusi Praktis

Dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan baik

bagi pengelola desa wisata maupun penulis terkait dengan strategi apa
8

saja yang akan digunakan untuk pengembangan desa wisata keris

Aeng tong-tong agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

1.4.3. Kontribusi Kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pengelola

desa wisata sentra pengrajin keris Aeng tong-tong sebagai bahan

masukan atau bahan pertimbangan untuk memecahkan masalah yang

dihadapi terutama mengenai strategi pengembangan desa wisata agar

dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk

berkunjung ke desa Aeng tong-tong.

1.5. Fokus Penelitian

Pada penelitian ini difokuskan pada strategi pengembangan pada desa

wisata di sentra pengrajin keris yang ada di desa Aeng tong-tong, kecamatan

Saronggi, kabupaten Sumenep, dilihat dari aspek aksesibilitas seperti

bagaimana akses menuju desa wisatanya, aspek fasilitas seperti kesiapan

fasilitas yang mendukung kegiatan pariwisata, aspek sumber daya manusia

seperti bagaimana kesiapan sumber daya manusianya dalam mengelola desa

wisatanya, aspek daya tarik wisata seperti potensi-potensi yang bisa

dikembangkan antara lain wisata alam, wisata religi, wisata budaya dan

wisata sejarah, juga aspek pemasarannya seperti bagaimana pemasaran yang

dilakukan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Strategi dan Manajemen Strategi

Menurut Hitt et al. (dalam Mario barreto dan Ketut giantari 2015)

Strategi merupakan sebuah set yang terintegrasi dan terkoordinasi

melalui sebuah komitmen dan tindakan yang dirancang untuk

meningkatkan kompetensi inti dan mencapai keunggulan bersaing.

Sedangkan menurut Dirgantoro (dalam Mario barreto dan Ketut

giantari 2015:779) Strategi adalah bagaimana suatu organisasi

mengidentifikasi suatu kondisi yang dapat berpeluang memberikan

keuntungan terbaik dan membantu mencapai tujuan yang diharapkan

serta mengarahkan seluruh sumber daya kearah manajerial.

Strategi : rencana jangka panjang, dikuti tindakan yang ditujukan

untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah "kemenangan".

Asal kata "strategi" turunan dari kata dalam bahasa Yunani, strategos.

Strategi : rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang

menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

lingkungan, dirancang untuk memastikan tujuan utama dari

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

organisasi. Glueck dan Jauch (dalam Sedarmayanti 2014:2).

9
10

a. Pengertian strategi secara umum :

Strategi : proses penentuan rencana pemimpin puncak berfokus

pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan

cara/upaya bagaimana agar tujuan dapat dicapai.

Strategi : proses yang menentukan adanya perencanaan terhadap

top manajer yang terarah pada tujuan jangka panjang perusahaan,

disertai penyusunan upaya bagaimana agar mencapai tujuan yang

diharapkan.

b. Pengertian strategi secara khusus :

Strategi : tindakan yang bersifat senantiasa meningkat, terus-

menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan pelanggan di masa depan. Strategi hampir selalu

dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa

yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan

perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti perusahaan

perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.

Strategi : tindakan yang bersifat terus-menerus, mengalami

peningkatan dan dilakukan sesuai sudut pandang tentang apa yang

diinginkan serta diharapkan oleh konsumen dimasa depan. Dengan

strategi ini maka ada yang hampir dimulai dari apa yang selalu

untuk bisa terjadi dan bukan yang dimulai dari apa yang terjadi.

Dengan terjadinya ada suatu kecepatan berinovasi pada pasar yang


11

baru dan juga perubahan pola konsumen yang sangat memerlukan

kemampuan inti, maka hendaknya perusahaan perlu mencari dan

nengambil kemampuan inti/kompetensi inti dalam bisnis yang

dilakukan.

c. Pengertian Manajemen Strategi

Arti Manajemen strategi :

Proses/rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang

bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara

melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan

dliimplementasikan oleh seluruh jajaran dalam organisasi, untuk

mencapai tujuan.

Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang

menentukan kinerja perusahaan jangka panjang. Manajemen

strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi

(perencanaan strategi/ perencanaan jangka panjang), implementasi

strategi dan evaluasi serta pengendalian. J. David Hunger &

Thomas Weelen (dalam Sedarmayanti 2014:3).

Kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan

(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang

dirancang untuk mencapai sasaran organisasi. Pearch dan Robinson

(dalam Sedarmayanti 2014:3).


12

Perencanaan berskala besar (perencanaan strategi) yang

berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan

ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan

mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi

berinteraksi secara efektif (misi), dalam usaha menghasilkan

sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan

atau jasa serta pelayanan) berkualitas, diarahkan pada optimalisasi

pencapaian tujuan (strategi) dan berbagai sasaran (tujuan

operasional) organisasi. Nawawi (dalam Sedarmayanti 2014:3).

Seni dan ilmu dalam memformulasikan, melaksanakan, dan

mengevaluasi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi yang

bersifat lintas fungsi seperti : pemasaran, keuangan/akuntansi

produk/riset operasi dan pengembangan, sistem informasi dan

sebagainya untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi. David

(dalam Sedarmayanti 2014:3).

Seni dan pengetahuan merumuskan, mengimplementasikan

serta, mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang

memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Berfokus

pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran,

keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan

pengembangan, serta informasi komputer untuk mencapai

keberhasilan organisasional. David (dalam Sedarmayanti 2014:3).


13

Proses untuk selalu menempatkan posisi organisasi pada titik

yang strategis sehingga di dalam perkembangan selanjutnya

organisasi akan terus memperoleh prospek strategi.

Mengintegrasikan antara perencanaan strategi dengan upaya

yang bersifat selalu meningkatkan kualitas organisasi, efisiensi

anggaran, optimalisasi penggunaan sumber daya organisasi,

evaluasi program, pemantauan dan penilaian kinerja serta

pelaporan kinerja.

Membicarakan hubungan antara organisasi dan lingkungannya

dan memberi petunjuk bagaimana menghadapi serta

menanggulangi perubahan sehingga organisasi tetap mampu

mengendalikan arah perjalanan menuju sasaran yang dikehendaki.

d. Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam

perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang, hal

ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai

strategi selama 30 tahun terakhir. Definisi strategi pertama yang

dikemukakan oleh Chandler (dalam Sedarmayanti 2014:4)

menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari

suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber

daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman

yang baik mengenai konsep strategi dan konsep lain yang


14

berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.

Konsep tersebut adalah:

1) Distinctive competence, tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik

dibandingan dengan pesaingnya. Menurut Day dan Wensley

(dalam Sedarmayanti 2014:4) identifikasi distinctive competence

dalam organisasi meliputi:

a) Keahlian tenaga kerja.

b) Kemampuan sumber daya.

Dua faktor tersebut menyebabkan perusahaan dapat unggul

dibandingkan dengan pesaingnya

2) Competitive advantage, keunggulan bersaing disebabkan

strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang

pasar. jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam

persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memilih

prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga tinggi atau produk

dengan biaya rendah, bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip

ini, Porter menyatakan terdapat tiga strategi generik, yaitu:

a) Strategi diferensiasi, cirinya adalah perusahaan mengambil

keputusan untuk membangun persepsi pasar potensial

terhadap suatu produk/jasa untuk membangun persepsi pasar

potensial terhadap yang unggul agar tampak berbeda dengan


15

produk lain. Dengan demikian, diharapkan calon konsumen

mau membeli dengan harga mahal karena adanya perbedaan

itu.

b) Strategi kepemimpinan biaya menyeluruh, cirinya adalah

perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada

pelanggan, dengan cara memfokuskan harga jual produk

yang murah, sehingga biaya produksi, promosi, riset dapat

ditekan, bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekadar

meniru produk dari perusahaan lain.

c) Strategi fokus, cirinya adalah perusahaan mengonsentrasikan

pada pangsa pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing

dengan menggunakan strategi kepemimpinan biaya

menyeluruh /diferensiasi.

e. Tahap Manajemen Strategi

1) Perumusan Strategi

Perumusan strategi mencakup pengembangan visi, misi,

identifikasi peluang dan ancaman suatu organisasi, kesadaran

akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka

panjang, pencarian strategi alternatif, dan pemilihan strategi

tertentu untuk mencapai tujuan. Isu perumusan strategi

mencakup penentuan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis yang

tidak akan dijalankan, bagaimana mengalokasikan sumber


16

daya /diversifikasi operasi dilakukan, perlukah perusahaan

terjun internasional, perlukah merger/penggabungan usaha,

bagaimana menghindari pengambilalihan yang merugikan.

Karena tidak ada organisasi yang sumber daya yang tak terbatas,

penyusun strategi harus memutuskan strategi alternatif mana

yang akan paling menguntungkan perusahaan.

2) Penerapan Strategi

Penerapan strategi mengharuskan perusahaan menetapkan

tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan

mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang telah

dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategi budaya yang

suportif pada strategi, penciptaan struktur organisasional efektif,

pengerahan ulang upaya pemasaran, penyiapan gembangan serta

pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan kompensasi

karyawan dengan kinerja organisasi.

Penerapan strategi sering disebut "tahap aksi" dan

manajemen strategi. Menerapkan strategi berarti memobilisasi

karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah

dirumuskan. Sering dianggap sebagai tahap yang sulit dalam

manajemen strategi, penerapan/implementasi strategi

membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal.

Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan


17

manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih merupakan

seni daripada pengetahuan. Strategi tersebut dirumuskan, namun

bila tidak diterapkan tidak ada gunanya. Keterampilan

interpersonal sangat penting bagi penerapan strategi yang

berhasil.

3) Penilaian Strategi

Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen

strategi. Manajer pasti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak

berjalan baik. Penilaian/evaluasi strategi merupakan cara utama

untuk memperoleh informasi semacam ini. Semua strategi

terbuka untuk dimodifikasi di masa yang akan datang, karena

berbagai faktor eksternal dan internal terus berubah. Tiga

aktivitas penilaian strategi yang mendasar : (1) peninjauan ulang

faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi

saat ini, (2) pengukuran kinerja, (3) pengambilan langkah

korektif. Penilaian strategi diperlukan karena apa yang berhasil

saat ini tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan menciptakan

persoalan baru dan berbeda. Organisasi yang mudah berpuas diri

akan mengalami kegagalan. Aktivitas perumusan, penerapan,

dan penilaian strategi terjadi di tiga tingkat hierarki di organisasi

besar: korporat, divisional atau unit bisnis strategi, dan

fungsional. (Sedarmayanti 2014:12).


18

2.1.2. Perencanaan Strategis

Menurut Darsana (dalam Mario barreto dan Ketut giantari

2015:780), Perencanaan strategis (strategic planning) adalah suatu

proses pengalihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi,

kebijaksanaan dari program-program strategik yang diperlukan untuk

tujuan-tujuan tersebut, dan penetapan metode-metode yang diperlukan

untuk menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan telah

diimplementasikan.

Secara lebih ringkas perencanaan strategis merupakan proses

perencanaan jangka panjang yang disusun dan digunakan untuk

menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan

strategis :

a. Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar dalam mana

semua bentuk-bentuk perencanaan lainnya harus diambil.

b. Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah

pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.

c. Perencanaan strategis sering merupakan titik permulaan bagi

pemahaman dan penilaian kegiatan-kegiatan manajer dan

organisasi.
19

2.1.3. Pengertian Pengembangan dan Pengembangan Pariwisata

Kata pengembangan dapat dikaitkan dengan dua hal, yaitu proses

dan tingkat perkembangan sesuatu. Lebih lanjut Pearce (dalam Dewa

Putu Oka Prasiasa, 2017:108) menemukenali lima konteks dan

konotasi penggunaan kata pengembangan, yaitu pertumbuhan

ekonomi, modernisasi, pemerataan keadilan, transformasi sosio-

ekonomi, dan pengorganisasian kembali tata ruang. Pearce juga

menyatakan bahwa pengembangan merupakan konsep yang dinamis

sehingga interpretasi atas maknanya telah dan akan berubah seirama

dengan perjalanan waktu.

Mario barreto dan Ketut giantari (2015:783) mengemukakan

pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan

atau memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik

dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang

ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan untuk

mengunjunginya. Alasan utama dalam pengembangan pariwisata

pada suatu daerah tujuan wisata, baik secara lokal maupun

regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat

erat kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau

negara tersebut. Pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah

tujuan wisata akan selalu diperhitungkan dengan keuntungan dan

manfaat bagi masyarakat banyak.


20

2.1.4. Pengertian Desa Wisata dan Prinsip Pengembangan Desa Wisata

Desa Wisata adalah desa yang memiliki potensi keunikan dan

daya tarik wisata yang khas, baik berupa karakter fisik lingkungan

alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya kemasyarakatan yang

dikelola dan dikemas secara menarik dan alami dengan

pengembangan fasilitas pendukung wisatanya, dalam suatu tata

lingkungan yang harmonis dan pengelolaan yang baik dan terencana

sehingga siap untuk menerima dan menggerakkan kunjungan

wisatawan ke desa tersebut, serta mampu menggerakkan aktifitas

ekonomi pariwisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan

pemberdayaan masyarakat setempat. Muliawan (dalam Prasetyo hadi

atmoko 2014:147). Lebih lanjut menurut Muliawan (dalam Prasetyo

hadi atmoko 2014:147) prinsip pengembangan desa wisata adalah

sebagai salah satu produk wisata alternatif yang dapat memberikan

dorongan bagi pembangunan pedesaan yang berkelanjutan serta

memiliki prinsip-prinsip pengelolaan antara lain :

a. Memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat setempat.

b. Menguntungkan masyarakat setempat.

c. Berskala kecil untuk memudahkan terjalinnya hubungan timbal

balik dengan masyarakat setempat.

d. Melibatkan masyarakat setempat.

e. Menerapkan pengembangan produk wisata pedesaan.


21

2.1.5 Kriteria Desa Wisata

Menurut Muliawan (dalam Prasetyo hadi atmoko 2014:147)

Kriteria dari desa wisata adalah sebagai berikut :

a. Memiliki potensi keunikan dan daya tarik wisata yang khas

(sebagai atraksi wisata), baik berupa karakter fisik lingkungan alam

pedesaan maupun kehidupan sosial budaya kemasyarakatan.

b. Memiliki dukungan dan kesiapan fasilitas pendukung

kepariwisataan terkait dengan kegiatan wisata pedesaan, yang

antara lain dapat berupa : akomodasi/penginapan, ruang interaksi

masyarakat dengan wisatawan/tamu, atau fasilitas pendukung

lainnya.

c. Memiliki interaksi dengan pasar (wisatawan) yang tercermin dari

kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut. Adanya dukungan,

inisiatif dan partisipasi masyarakat setempat terhadap

pengembangan desa tersebut terkait dengan kegiatan

kepariwisataan (sebagai desa wisata).

2.1.6 Komponen Pengembangan Desa Wisata

Komponen-komponen dalam pengembangan desa wisata menurut

Karyono (dalam Prasetyo hadi atmoko 2014:148) adalah :

a. Atraksi dan kegiatan wisata, atraksi wisata dapat berupa seni,

budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, hiburan, jasa dan

lain-lain yang merupakan daya tarik wisata. Atraksi ini


22

memberikan ciri khas daerah tersebut yang mendasari minat

wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut. Kegiatan wisata

adalah apa yang dikerjakan wisatawan atau apa motivasi wisatawan

datang ke destinasi yaitu keberadaan mereka disana dalam waktu

setengah hari sampai berminggu-minggu.

b. Akomodasi, akomodasi pada desa wisata yaitu sebagian dari

tempat tinggal penduduk setempat dan atau unit-unit yang

berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.

c. Unsur institusi atau kelembagaan dan SDM, dalam pengembangan

desa wisata lembaga yang mengelola harus memiliki kemampuan

yang handal.

d. Fasilitas pendukung wisata lainnya, pengembangan desa wisata

harus memiliki fasilitas-fasilitas pendukung seperti sarana

komunikasi.

e. Infrastruktur lainnya, insfrastruktur lainnya juga sangat penting

disiapkan dalam pengembangan desa wisata seperti sistem

drainase.

f. Transportasi, transportasi sangat penting untuk memperlancar akses

tamu.

g. Sumber daya lingkungan alam dan sosial budaya.

h. Masyarakat, dukungan masyarakat sangat besar peranannya seperti

menjaga kebersihan lingkungan, keamanan, keramah-tamahan.


23

i. Pasar domestik dan mancanegara, pasar desa wisata dapat pasar

wisata domestik maupun mancanegara.

2.1.7. Pengertian Pariwisata

Menurut Pasal 1 UU RI No. 10 tentang kepariwisataan, Wisata

adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Menurut Spillane (dalam Agus hardiyanto, Irwan soejanto dan

Intan berlianty 2018). Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke

tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun

kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian

dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,

budaya, alam, dan ilmu.

2.1.8. Jenis-jenis Pariwisata

Seseorang yang melakukan perjalanan wisata ke suatu daerah

biasanya karena ingin sekedar untuk refreshing dan sekedar untuk

berjalan-jalan. Selain itu, ada juga yang melakukan perjalanan

wisata karena ada urusan bisnis ke suatu daerah. Ada berbagai


24

jenis pariwisata yang dikelompokkan berdasarkan tujuan atau motif

seseorang atau kelompok yang melakukan perjalanan wisata. Berikut

jenis-jenis pariwisata menurut Spillane (dalam Hardiyanto agus,

Soejanto irwan dan berlianty intan 2018) :

1. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang

meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari

udara segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahunya,

untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu

yang baru, untuk menikmati keindahan alam, atau bahkan untuk

mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota.

2. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang

menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat,

untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang

ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

3. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk

mempelajari adat istiadat, kelembagaan dan cara hidup rakyat

daerah lain, selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah,

peninggalan peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat

keagamaan, atau untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik,

teater, tarian rakyat dan lain-lain.


25

2.2. Penelitian Terdahulu

2.2.1. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Hardiyanto, Irwan Soejanto

dan Intan Berlianty pada tahun 2018, dengan judul Analisis Strategi

Pembangunan Desa Wisata Di Sentra Pengrajin Keris, Objek

penelitiannya di sentra pengrajin keris Banyumurup desa Girirejo

kecamatan Imogiri kabupaten Bantul, Metode analisis data

menggunakan analisis SWOT dan hasil penelitiannya sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelitian diketahui total nilai tertimbang

matriks IFAS pengunjung sebesar 2,5073. Total nilai tertimbang

EFAS pengunjung sebesar 2,221. Faktor Internal yang dimiliki yaitu

suasana khas pedesaan, melihat proses pembuatan keris, pemandangan

alam yang indah, keramahan masyarakat, terdapat bangunan

bersejarah. Sedangkan faktor Eksternal yaitu melestarikan budaya

Jawa, meyerap tenaga kerja, pemanfaatan teknologi untuk media

promosi, kesan positif dari wisatawan yang pernah berkunjung,

perluasan segmen wisatawan dari berbagai minat seperti fotografi,

pendidikan atau penelitian.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu

Variabelnya menggunakan “Strategi Pembangunan” sedangkan

penelitian penulis menggunakan “Strategi Pengembangan”, Jenis

penelitiannya menggunakan “Kuantitatif” sedangkan penelitian

penulis menggunakan “Kualitatif”, Tahun penelitiannya “2018”

sedangkan penelitian penulis “2019”, Metode pengumpulan datanya


26

menggunakan “Kuisioner” sedangkan penelitian penulis “Tidak

menggunakan Kuisioner”.

2.2.2. Penelitian yang dilakukan oleh Selamet Joko Utomo dan Bondan

Satriawan pada tahun 2017, dengan judul Strategi Pengembangan

Desa Wisata Dikecamatan Karangploso Kabupaten Malang, Objek

penelitiannya di kecamatan Karangploso kabupaten Malang, Metode

analisis data menggunakan analisis SWOT dan hasil penelitiannya

sebagai berikut :

Hasil analisis menunjukkan kecamatan Karangploso memiliki

potensi internal dan eksternal pariwisata yang dapat dikembangkan

menjadi desa wisata. Strategi yang digunakan berupa klaster

pengembangan desa wisata, lembaga desa wisata dan pengembangan

desa wisata dengan tema desa wisata berperspektif go green yang

unik, khas dan sehat yang berbasis pada keunggulan hortikultura.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu

Merupakan penelitian “Eksplorasi” sedangkan penelitian penulis

merupakan penelitian “Deskripsi”, Tahun penelitiannya “2017”

sedangkan penelitian penulis “2019”, Objek penelitiannya “Desa

wisata di kecamatan Karangploso kabupaten Malang” sedangkan

penelitian penulis di “Desa wisata sentra pengrajin keris desa Aeng

tong-tong kabupaten Sumenep”.

2.2.3. Penelitian yang dilakukan oleh A.Yusuf Kholil dan Ninin

Khoirunnisa pada tahun 2018, dengan judul Strategi Pengembangan


27

Desa Wisata Gubugklakah, Objek penelitiannya di desa Gubugklakah

kecamatan Poncokusumo kabupaten Malang, Metode analisis data

menggunakan analisis SWOT dan hasil penelitiannya sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa desa

Gubugklakah merupakan suatu desa yang memiliki potensi besar

untuk dijadikan sebagai desa wisata karena memiliki suatu objek dan

daya tarik wisata dan menempatkan desa ini pada sel V pada

matriks IE, maka strategi terbaik yang dapat dilaksanakan adalah

Growth and Stability Strategy, dimana implementasi strategi yang

paling tepat adalah melaksanakan strategi intensif dan integrasi.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu

Metode analisis datanya menggunakan 2 analisis yaitu “Analisis

Deskriptif dan Analisis Kualitatif” sedangkan penelitian penulis

menggunakan 1 analisis yaitu “Deskriptif Kualitatif”, Teknik

pengambilan sampelnya menggunakan 2 teknik yaitu “Critical case

sampling dan Accidental sampling” sedangkan penelitian penulis

menggunakan 1 teknik yaitu “Purposive sampling”, Tahun

penelitiannya “2018” sedangkan penelitian penulis “2019”, Objek

penelitiannya “Desa wisata Gubugklakah” sedangkan penelitian

penulis di “Desa wisata sentra pengrajin keris desa Aeng tong-tong

kabupaten Sumenep”.

2.2.4. Penelitian yang dilakukan oleh I Made Adi Dharmawan, I Made

Sarjana dan I Dewa Ayu Sri Yudhari pada tahun 2014, dengan judul
28

Strategi Pengembangan Desa Wisata Di Desa Belimbing Kecamatan

Pupuan Kabupaten Tabanan, Objek penelitiannya di desa Belimbing

kecamatan Pupuan kabupaten Tabanan, Metode analisis data

menggunakan analisis SWOT dan hasil penelitiannya sebagai berikut :

Berdasarkan analisis SWOT diperoleh strategi pengembangan

sebagai berikut : (a) Strategi S-O adalah pengembangan pariwisata

pedesaan untuk menjaga daya tarik dan promosi di desa Belimbing.

(b) Strategi W-O adalah untuk meningkatkan fasilitas dan

infrastruktur. (c) Strategi S-T menjangkau masyarakat setempat,

dalam rangka meningkatkan keamanan dan pertahanan. (d) Strategi

W-T adalah strategi administrasi dan manajemen desa Belimbing juga

sebagai pelatihan bahasa dan pemandu wisata bagi masyarakat

setempat.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu Metode

penelitiannya menggunakan 2 metode yaitu “Kualitatif dan

Kuantitatif” sedangkan penelitian penulis menggunakan 1 metode

yaitu “Kualitatif”, Teknik pengumpulan datanya menggunakan

metode “Kepustakaan“ sedangkan penelitian penulis “Tidak

menggunakan metode Kepustakaan”, Tahun penelitiannya “2014”

sedangkan penelitian penulis “2019”, Objek penelitiannya “Desa

wisata Belimbing kecamatan Pupuan kabupaten Tabanan” sedangkan

penelitian penulis di “Desa wisata sentra pengrajin keris desa Aeng

tong-tong kabupaten Sumenep”.


29

2.2.5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Faisal, Darsiharjo dan

Reiza Miftah Wirakusuma pada tahun 2016, dengan judul Strategi

Pengembangan Desa Mekarjaya Menjadi Desa Wisata Di

Kabupaten Garut, Objek penelitiannya di desa Mekarjaya kabupaten

Garut, Metode analisis data menggunakan analisis SWOT dan hasil

penelitiannya sebagai berikut :

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, strategi pengembangan

yang baik dalam pengembangan desa Mekarjaya menjadi desa wisata

di Garut diantaranya adalah : Mengoptimalkan segala potensi yang

dimiliki oleh desa, kerjasama dengan pemerintah daerah,

membuat kelompok penggerak pariwisata, menjadwalkan acara-

acara kesenian, membuat tema desa wisata yang akan di bentuk,

mengajak semua masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pembangunan, mengajak hotel sekitar untuk bekerjasama dengan

memberikan paket aktivitas di desa Mekarjaya.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu Teknik

analisis datanya hanya menggunakan “Matrik SWOT’ sedangkan

penelitian penulis menggunakan “ Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks

SWOT dan matriks QSPM”, Tahun penelitiannya “2016” sedangkan

penelitian penulis “2019”, Objek penelitiannya “Desa wisata

Mekarjaya kabupaten Garut” sedangkan penelitian penulis di “Desa

wisata sentra pengrajin keris desa Aeng tong-tong kabupaten

Sumenep”.
30

2.2.6. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mujanah, Tri Ratnawati dan Sri

Andayani pada tahun 2015, dengan judul The Strategy Of Tourism

Village Development In The Hinterland Mount Bromo, East Java,

Objek penelitiannya di kawasan Hinterland Gunung Bromo Jawa

Timur, Metode analisis data menggunakan analisis SWOT dan hasil

penelitiannya sebagai berikut :

Strategi yang dikembangkan adalah strategi pertumbuhan atau

pertumbuhan agresif untuk pengembangan pariwisata pedesaan di

pedalaman gunung Bromo. Ini diperlukan oleh ekspansi pasar dengan

kampanye yang giat bekerja sama dengan agen perjalanan dan melalui

intemet, tetapi juga menambah banyak atraksi di desa-desa sekitarnya

dengan jenis tanaman kebun seperti wortel, kubis dan kentang. Selain

itu juga berkaitan dengan atraksi budaya dan upacara pemakaman

yang menarik. Juga perlu membangun komunitas atau kegiatan

ekonomi dengan menjadikannya pusat oleh-oleh seperti keripik

kentang desa Wonokitri. Ini harus menjadi produsen kentang yang

sangat baik, juga harus membangun pusat kuliner dan pusat hadiah.

Mereka juga harus memotivasi dan memberdayakan orang sebagai

pemandu wisata dengan melatih cara memberikan layanan yang baik.

Mereka harus meningkatkan kapasitas home stay sesuai dengan

kebutuhan wisatawan. Akhirnya, model strategi pengembangan desa

wisata dapat menjadi model dimana pengembangan wisata pedesaan


31

membutuhkan dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah yang

melibatkan semua instansi terkait.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu Jenis

penelitiannya “Kuantitatif” sedangkan penelitian penulis “Kualitatif”,

Teknik analisis datanya hanya menggunakan “Analisis SWOT’

sedangkan penelitian penulis menggunakan “ Matriks EFE, Matriks

IFE, Matriks SWOT dan Matriks QSPM”, Teknik pengumpulan

datanya menggunakan “Survei dan Wawancara” sedangkan penelitian

penulis menggunakan “Observasi, Wawancara dan Dokumentasi”,

Tahun penelitiannya “2015” sedangkan penelitian penulis “2019”,

Objek penelitiannya “Desa wisata di kawasan Hinterland Gunung

Bromo Jawa Timur” sedangkan penelitian penulis di “Desa wisata

sentra pengrajin keris desa Aeng tong-tong kabupaten Sumenep”.


32

Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
Penulis, Tahun & Judul
No
Penelitian
Hasil penelitian Persamaan Perbe
1. Agus Hardiyanto, Ir.Irwan Strategi yg digunakan yaitu dengan Teknik Variabel,
Soejanto, dan Intan Berlianty meningkatkan pemasaran wisata, analisis data, penelitian
(2018) “Analisis Strategi meningkatkan kualitas sumber daya Objek penelitian
Pembangunan Desa Wisata Di manusia, memelihara mutu daya tarik penelitiannya Metode
Sentra Pengrajin Keris” wisata, menjaga kelestarian dan sama- sama pengumpu
bangunan bersejarah. tentang keris.
2. Selamet Joko Utomo dan Strategi yang digunakan berupa Jenis Tahun pen
Bondan Satriawan (2017) pembuatan klaster desa wisata penelitian, dan Objek
”Strategi Pengembangan Desa berperspektif go green yang unik, khas Teknik penelitian
Wisata Dikecamatan dan sehat yang berbasis pada analisis data,
Karangploso Kabupaten keunggulan hortikultura. dan Variabel.
Malang”
3. A.Yusuf Kholil dan Ninin Strategi terbaik yang dapat Jenis Metode an
Khoirunnisa (2018) ”Strategi dilaksanakan adalah Growth and penelitian, data, Tekn
Pengembangan Desa Wisata Stability Strategy, dimana Teknik analisis pengambi
Gubugklakah” implementasi strategi yang paling tepat data dan sampel, T
adalah melaksanakan strategi intensif Variabel. penelitian
dan integrasi. Objek pen
4. I Made Adi Dharmawan,I Strategi yang dapat dilakukan yaitu Teknik analisis Jenis pene
Made Sarjana dan I Dewa Ayu menjaga keaslian daya tarik wisata, data dan Teknik
Sri Yudhari (2014) “Strategi meningkatkan promosi, meningkatkan Variabel. pengumpu
Pengembangan Desa Wisata fasilitas dan infrastruktur, Tahun pen
Di Desa Belimbing meningkatkan keamanan, dan Objek
Kecamatan Pupuan Kabupaten menyediakan pemandu wisata. penelitian
Tabanan”
5. Muhammad Faisal, Darsiharjo Strategi yang dapat dilakukan yaitu : Jenis Teknik an
dan Reiza Miftah Wirakusuma bekerjasama dengan pemerintah, penelitian dan data, Tahu
(2016) “Strategi membentuk kelompok sadar wisata, Variabel. penelitian
Pengembangan Desa mengadakan acara-acara kesenian, Objek pen
Mekarjaya Menjadi Desa melakukan promosi.
Wisata Di Kabupaten Garut”
6. Siti Mujanah, Tri Ratnawati Strategi yang dapat dilakukan yaitu : Variabel. Jenis pene
dan Sri Andayani (2015) melakukan promosi dengan Teknik an
“The Strategy Of Tourism bekerjasama dengan agen perjalanan data, Tekn
Village Development In The atau melalui internet, menambah pengumpu
Hinterland Mount Bromo, atraksi budaya, membangun pusat oleh Tahun pen
East Java” oleh, melatih pemandu wisata, dan Objek
meningkatkan kapasitas home stay. penelitian
Sumber : data primer diolah peneliti.
33

2.3. Rancangan Isi

Latar Belakang
Belum adanya pengembangan yang berarti baik dari pengelola desa wisata
maupun dari pihak pemerintah kabupaten Sumenep dilihat dari segi fasilitas,
aksesibilitas, maupun dari pengembangan daya tarik wisatanya, padahal
mempunyai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan.

Judul Penelitian
Strategi Pengembangan Desa Wisata di Sentra Pengrajin Keris Desa Aeng
Tong-Tong Kabupaten Sumenep.

Rumusan Masalah
Faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman, faktor internal
apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dan strategi apa yang tepat dan
dapat digunakan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di sentra pengrajin
keris Aeng tong-tong kabupaten Sumenep.

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor eksternal, faktor internal, dan strategi apa yang tepat
dan dapat digunakan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di sentra
pengrajin keris Aeng tong-tong kabupaten Sumenep.

Teknik Analisis Data & Uji Keabsahan Data


Teknik analisis data menggunakan : Matriks EFE, Matriks EFI, Matriks SWOT
dan Matriks QSPM, Uji keabsahan data menggunakan : Uji kredibilitas yaitu
perpanjangan pengamatan.

Harapan
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan juga bagi desa
wisata keris Aeng tong-tong untuk mengembangkan desa wisatanya agar lebih
banyak lagi wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut.

Sumber : data primer diolah peneliti.


Gambar 2.1.
Rancangan Isi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif, sehingga dalam penelitian ini penulis tidak membuat kesimpulan

atas fenomena yang terjadi tetapi penulis hanyalah memberikan

penggambaran secara deskripsi tekstual mengenai kegiatan operasional desa

wisata, kelemahan-kelemahan yang ditemukan dan memberikan rekomendasi

yang dapat membantu peningkatan kualitas kegiatan operasional desa wisata

keris Aeng tong-tong.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat

Tempat (objek) pada penelitian ini yaitu sentra pengrajin keris

yang terletak di desa Aeng tong-tong, kecamatan Saronggi, kabupaten

Sumenep.

3.2.2. Waktu Penelitian

Peneliti akan melaksanakan penelitian selama 4 bulan, mulai

bulan Februari sampai Mei 2019.

34
35

3.3. Jenis dan Sumber Data


3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini adalah :

a. Data Subjek (self-report data)

Merupakan jenis data penelitian berupa opini, sikap,

pengalaman, atau karakteristik seseorang atau sekelompok orang

yang menjadi subjek penelitian (responden). Peneliti mengambil

data dengan beberapa informan tentang opini, sikap dan

pengalamannya sebagai pengambil kebijakan, mulai dari

pemerintah kabupaten Sumenep, pengelola dan masyarakat desa

wisata keris Aeng tong-tong.

b. Data Fisik (physical data)

Merupakan jenis data penelitian berupa objek atau benda fisik,

antara lain dalam bentuk bangunan atau bagian dari bangunan.

Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti

keberadaan atau kejadian masa lalu yang dikumpulkan melalui

metode observasi. Peneliti mengambil data tentang keadaan fisik

yang ada di desa wisata Aeng tong-tong, seperti keadaan fisik desa,

akses jalannya, dan fasilitas yang ada.

c. Data Dokumenter (documentary data)

Merupakan jenis data penelitian berupa arsip yang memuat

apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi serta siapa yang terlibat
36

dalam suatu kejadian. Peneliti mengambil data tentang sejarah keris

Aeng tong-tong, struktur organisasi pokdarwis dan juga siapa tokoh

keris Aeng tong-tong.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dihimpun peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini adalah :

a. Data Primer

Data primer diperoleh peneliti langsung dari responden yang

menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini data primer yang

diperlukan mengenai strategi pengembangan apa yang sudah atau

akan dilakukan oleh pemerintah untuk pengembangan desa wisata

keris Aeng tong-tong, sejarah, struktur pokdarwis disertai tugas

pokok dan fungsinya, juga aturan dan kebijakan yang berhubungan

dengan desa wisata keris Aeng tong-tong.

b. Data Sekunder

Data sekunder di dalam penelitian langsung didapat dari

sumber selain responden yang menjadi sasaran penelitian. Data-

data yang diperlukan antara lain data jumlah pengrajin keris di

Sumenep, data gambaran umum kabupaten Sumenep, gambaran

umum kecamatan Saronggi, data gambaran umum desa Aeng tong-

tong dan profil desa Aeng tong-tong.


37

3.4. Informan

Informan penelitian (Sampel sumber data) merupakan orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan lokasi

penelitian (Moleong, 2010:132). Proses penentuan informan dalam penelitian

ini menggunakan purposive sampling.

3.4.1. Informan Kunci

Penelitian ini memilih Bambang Hidayanto Susilo, MM. dari

Dinas pariwisata, kebudayaan pemuda dan olahraga dan juga H. Nor

Hadi sebagai ketua pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong

sebagai informan kunci.

3.4.2. Informan Utama

Dalam penelitian ini yang dijadikan informan utama adalah

Romdhan Habibur Rahman dan juga Hadi Dwi Santoso sebagai

pengelola/masyarakat yang ada di desa wisata keris Aeng tong-tong.

3.4.3. Informan Pendukung

Untuk informan pendukung peneliti memilih wisatawan yang

berkunjung di desa wisata sentra pengrajin keris desa Aeng tong- tong

Yaitu Yusri Bastiyar dan Sukmandana Aulia Rachman.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Observasi

Observasi dilakukan agar mendapatkan temuan dilapangan yang

berkaitan dengan potensi pengembangan desa wisata terhadap


38

peningkatan pengunjung di desa wisata keris Aeng tong-tong, peneliti

menggunakan teknik observasi secara langsung. Dalam hal ini peneliti

langsung terjun lapangan, sehingga penelitian ini bersifat fakta atau

riil dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

3.5.2. Wawancara

Wawancara (interview) digunakan sebagai media dalam

mengumpulkan data yang didapat dengan melakukan

percakapan/tanya jawab untuk menggali atau memperoleh informasi

untuk kebutuhan penelitian, data yang dibutuhkan peneliti antara lain

mengenai strategi pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah

kabupaten Sumenep dalam hal ini Dinas pariwisata, kebudayaan

pemuda dan olahraga, juga yang dilakukan oleh pengelola desa wisata

keris Aeng tong-tong.

3.5.3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara memotret keadaan dan

proses yang sedang dilakukan di lokasi saat terjun ke lokasi seperti

memotret keadaan sekarang baik dari segi fasilitas, dan

aksesibilitasnya dari desa wisata keris Aeng tong-tong. Dokumentasi

dapat digunakan sebagai bahan acuan dan data awal dalam melakukan

wawancara dengan mengadakan penelusuran lebih jauh tentang

fenomena yang terjadi dalam data yang ada. Sekaligus dapat dijadikan

sebagai bahan pembanding dari informasi yang diperoleh.


39

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal)

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dengan menganalisis faktor-

faktor dari lingkungan eksternal yang terdiri dari peluang dan

ancaman. Langkah-langkah dalam membuat Matriks Evaluasi Faktor

Eksternal yakni :

a. Membuat daftar faktor-faktor eksternal peluang dan kemudian

ancaman dengan rasio dan presentase dengan 5 sampai 10 faktor.

b. Memberikan bobot pada setiap faktor dari (0,0) tidak terpenting

sampai dengan (1,0) amat penting.

c. Memberikan peringkat 1 (respon jelek) sampai dengan 4 (respon

luar biasa) dari masing-masing fakor yang didasarkan pada

efektivitas strategi yang digunakan.

d. Mengalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai.

Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk menentukan total nilai

bobot.

3.6.2. Matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal)

Matriks Evaluasi Faktor Internal dengan menganalisis faktor-

faktor dari lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan

kelemahan. Langkah-langkah dalam membuat Matriks Evaluasi

Faktor Internal yakni :

a. Membuat daftar faktor-faktor internal kekuatan dan kemudian

kelemahan dengan rasio dan presentase dengan 5 sampai 10 faktor.


40

b. Memberikan bobot pada setiap faktor dari (0,0) tidak terpenting

sampai dengan (1,0) amat penting.

c. Memberikan peringkat 1 sampai 4 dengan peringkat 1 dan 2 untuk

kelemahan serta 3 dan 4 untuk kekuatan.

d. Mengalikan setiap bobot dengan peringkat untuk menentukan nilai.

3.6.3. Matriks SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)

Analisis SWOT merupakan salah satu identifikasi secara

sistematis agar dapat menentukan strategi perusahaan. Secara umum,

penggunaan strategi dapat dilakukan dengan cara mengetahui

Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman) hal yang terdapat pada

sektor eksternal, dan mengetahui Strenght (kekuatan) atau Weakness

(kelemahan) yang ada didalam suatu perusahaan.

Analisis SWOT diperuntukkan agar mengetahui besarnya faktor

kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau

organisasi, untuk melakukan pengkajian faktor-faktor tertentu agar

mendapat jalan keluar untuk mengatasi hambatan perusahaan dalam

mencapai target.

a. Strenght merupakan faktor internal untuk mengetahui pendukung

perusahaan untuk mencapai target. Faktor pendukung dapat berupa

sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh

berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta

hubungan baik antara penyedia jasa dan pelanggan (supplier dan

buyer).
41

b. Weakness merupakan faktor internal untuk mengetahui penghambat

perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat

berupa fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan,

kemampuan mengelola, keahlian pemasaran, kualitas sumber daya

manusia dan citra perusahaan.

c. Opportunity merupakan faktor eksternal yang mendukung dalam

pencapaian tujuan dapat berupa perubahan kebijakan, perubahan

persaingan, perubahan teknologi dan perkembangan hubungan

penyedia jasa dan pelanggan (supplier dan buyer).

d. Threat merupakan faktor eksternal yang menghambat perusahan

dapat berupa masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang

lambat.

Tabel 3.1.
Matriks SWOT

EFI
EFE Strenght (S) Weakness (W)
Strategi (SO) Strategi (WO)
Opportunity(O) Menggunakan Kekuatan Mengatasi kelemahan
untuk memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
peluang
Strategi (ST) Strategi (WT)
Threat (T) Menggunakan kekuatan untuk Meminimalkan kelemahan
menghindari ancaman dan menghindari ancaman

Sumber : data sekunder diolah peneliti.


42

3.6.4. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

QSPM adalah alat yang membuat para perencana strategi dapat

menilai secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan,

didasarkan atas faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal

yang telah dikenali terlebih dahulu. Sebagaimana alat-alat analisis

perumusan strategi yang lain, QSPM juga memerlukan penilaian

intuitif yang baik.

Langkah untuk mengembangkan QSPM :

Langkah 1. Buatlah daftar peluang/ancaman eksternal kunci dan

kekuatan/kelemahan internal kunci dari perusahaan di kolom kiri

QSPM.

Langkah 2. Berilah Bobot pada setiap faktor eksternal dan internal.

Langkah 3. Periksalah matriks-matriks pencocokan di tahap 2, dan

kenalilah strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan

organisasi untuk diterapkan.

Langkah 4. Tentukanlah Nilai Daya Tarik (AS).

1 = Tidak menarik; 2 = Agak menarik; 3 = Wajar menarik;

4 = Sangat menarik.

AS = Daya Tarik, TAS = Total Daya Tarik.

Langkah 5. Hitunglah TAS = Total Nilai Daya Tarik.

Langkah 6. Hitunglah Jumlah Total Nilai Daya Tarik.


43

3.7. Uji Keabsahan Data

Teknik uji keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Uji

Kredibilitas, peneliti menggunakan perpanjangan pengamatan, hal ini

dilakukan dengan melanjutkan hasil wawancara dengan para informan dan

juga mengamati kembali data-data yang telah didapat di awal. Selain itu,

perpanjangan pengamatan yang mendalam dilakukan untuk mengecek

kesesuaian atau kebenaran data yang telah diperoleh sebelumnya.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Kabupaten Sumenep

Kabupaten Sumenep berada diujung timur Pulau Madura yang

terletak diantara 113032’54" - 116016’48" Bujur Timur dan 4055’ -

7024’ Lintang Selatan, dengan batas-batas sebagai berikut :

1) Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura

2) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

3) Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan

4) Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores

Wilayah Kabupaten Sumenep terdiri dari daratan dan

kepulauan. Sebanyak 126 pulau (Sesuai dengan hasil sinkronisasi

luas Kabupaten Sumenep Tahun 2002), tersebar membentuk

gugusan pulau-pulau baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni.

Pulau paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di

Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 mil laut dari Pelabuhan

Kalianget, dan pulau yang paling timur adalah Pulau Sakala dengan

jarak ±165 mil laut dari Pelabuhan Kalianget.

Sumenep memiliki 126 pulau terdiri dari 48 pulau yang

berpenghuni dan 78 pulau tidak berpenghuni, Luas wilayah

44
45

Kabupaten Sumenep 2.093,47 (dua ribu sembilan puluh tiga koma

empat puluh tujuh) km2 dengan 45,21% (empat puluh lima koma

dua puluh satu persen) merupakan wilayah kepulauan dengan

wilayah yang luas 946,53 (sembilan ratus empat puluh enam koma

lima tiga) km2. Kabupaten Sumenep memiliki 27 (dua puluh tujuh)

Kecamatan, 334 (tiga ratus tiga puluh empat) Desa, 4 (empat)

Kelurahan, 1.484 (seribu empat ratus delapan puluh empat) Dusun,

5.928 (lima ribu sembilan ratus dua puluh delapan) RT, dan 2.233

dua ribu dua ratus tiga puluh tiga) RW. (Sumenep Dalam Angka

2018 : BPS Kabupaten Sumenep).

Tabel 4.1.
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumenep
Tahun 2017

No. Kecamatan Jumlah Luas Persentase


Desa Areas (%)
(km2)
010 Pragaan 14 57,84 2,76
020 Bluto 20 51,25 2,45
030 Saronggi 14 67,71 3,23
040 Giligenting 8 30,32 1,45
050 Talango 8 50,27 2,40
060 Kalianget 7 30,19 1,44
070 Kota Sumenep 16 27,84 1,33
071 Batuan 7 27,10 1,29
080 Lenteng 20 71,41 3,41
090 Ganding 14 53,97 2,58
100 Guluk-guluk 12 59,57 2,85
110 Pasongsongan 10 119,03 5,69
120 Ambunten 15 50,54 2,41
130 Rubaru 11 84,46 4,03
140 Dasuk 15 64,50 3,08
150 Manding 11 68,88 3,29
160 Batuputih 14 112,31 5,36
46

No. Kecamatan Jumlah Luas Persentase


Desa Areas (%)
(km2)
170 Gapura 17 65,78 3,14
180 Batang-batang 16 80,36 3,84
190 Dungkek 15 63,35 3,03
200 Nonggunong 8 40,08 1,91
210 Gayam 10 88,40 4,22
220 Raas 9 38,90 1,86
230 Sapeken 11 201,89 9,64
240 Arjasa 19 241,99 11,56
241 Kangayan 9 204,68 9,78
250 Masalembu 4 40,85 1,95
Jumlah 334 2.093,47 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep.

Kabupaten Sumenep memiliki berbagai macam destinasi

wisata, antara lain : wisata alam, wisata religi, wisata budaya,

wisata kesehatan, wisata sejarah, wisata bahari, wisata kuliner,

wisata minat khusus, wisata buatan dan geowisata. Dari masing-

masing destinasi wisata yang ada, semuanya mempunyai keunikan

tersendiri yang mampu menarik wisatawan lokal maupun

wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Sumenep.

b. Kecamatan Saronggi

Kecamatan Saronggi merupakan salah satu dari 27 kecamatan

yang termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Sumenep,

Kecamatan Saronggi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Kecamatan Kota Sumenep

2) Sebelah Selatan : Kecamatan Bluto

3) Sebelah Timur : Pulau Madura


47

4) Sebelah Barat : Kecamatan Lenteng

Berdasarkan keadaan geografisnya Kecamatan Saronggi

mempunyai areal seluas 6.771,02 hektar berada pada ketinggian

dibawah 500 meter dari permukaan laut atau termasuk daerah

dataran rendah.

Kecamatan Saronggi mempunyai 14 desa diantaranya : Desa

Aeng Tong-tong, Desa Juluk, Desa Saronggi, Desa Tanah Merah,

Desa Langsar, Desa Pagarbatu, Desa Tanjung, Desa Kebundadap

Timur, Desa Kebundadap Barat, Desa Saroka, Desa Nambakor,

Desa Muangan, Desa Talang, dan Desa Kambingan Timur.

Tabel 4.2.
Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah Menurut Desa
Tahun 2016

No. Desa/ Kelurahan Luas (Km2) Persentase


(%)
1. Desa Aeng Tong-tong 1,46 2,16
2. Desa Juluk 4,24 6,26
3. Desa Saronggi 5,25 7,75
4. Desa Tanah Merah 5,07 7,49
5. Desa Langsar 9,41 13,90
6. Desa Pagarbatu 7,31 10,80
7. Desa Tanjung 4,51 6,66
8. Desa Kebundadap Timur 2,56 3,78
9. Desa Kebundadap Barat 1,67 2,47
10. Desa Saroka 2,55 3,77
11. Desa Nambakor 12,54 18,52
12. Desa Muangan 3,26 4,81
13 Desa Talang 6,36 9,39
14 Desa Kambingan Timur. 1,52 2,24
Jumlah 67,71 100,00
Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) Saronggi.
48

Adapun menurut jenis tanahnya wilayah ini dapat dibagi

menjadi 4 (empat) kelompok besar, yakni :

1) Tanah Mediteran : 28.36 Km2 (41.89 %)

2) Tanah grumosol : 13.56 Km2 (20.02 %)

3) Tanah latosol : 6.36 Km2 ( 9.40 %)

4) Tanah alluvial : 19.43 Km2 (28.69 %)

(Sumber : Kecamatan Saronggi Dalam Angka 2017 : BPS


Kabupaten Sumenep).

Kecamatan Saronggi juga memiliki tempat-tempat wisata yang

lumayan banyak, hal ini untuk ikut serta dalam menyongsong Visit

Sumenep 2019, tempat-tempat wisata yang ada di Kecamatan

Saronggi antara lain yaitu wisata keris di desa Aeng tong-tong,

wisata Telaga Kermata di desa Saronggi, wisata Pantai Kundang

Wetan di desa Tanjung, wisata Apoeng Kheta di desa Muangan,

wisata Goa Esto di desa Saroka, wisata Goa Kandalia di desa

Langsar, dan masih banyak lagi tempat-tempat wisata yang masih

belum dikembangkan, tapi memiliki potensi yang besar dalam

bidang pariwisata.

c. Desa Aeng Tong - Tong

Desa Aeng tong-tong merupakan sebuah desa yang terletak di

Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Desa ini berjarak ± 7

KM dari pusat kota Sumenep. Berdasarkan keadaan geografisnya


49

desa ini mempunyai areal luas wilayah 1,46 KM2. Dan mempunyai

2 jenis tanah yaitu, Tanah Sawah seluas 89,39 Ha dan Tanah

Kering seluas 56,42 Ha.

Desa Aeng tong-tong memiliki batas wilayah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara : Desa Talang, dan Desa Ares Timur

2) Sebelah Selatan : Desa Palongan

3) Sebelah Timur : Desa Juluk, dan Desa Palongan

4) Sebelah Barat : Desa Sera Timur, dan Desa Talang

Desa Aeng tong-tong mempunyai 3 Dusun diantaranya Dusun

Duko, Dusun Endana dan Dusun Gendis. Desa ini juga memiliki

jumlah penduduk sebanyak 1.396 jiwa, yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 665, dan perempuan sebanyak 731, dengan 521 kepala

keluarga yang tersebar di 3 Rukun Warga (RW) dan 9 Rukun

Tetangga (RT). (Kecamatan Saronggi Dalam Angka 2017 : BPS

Kabupaten Sumenep).

1) Sejarah Desa Aeng tong-tong

Sejarah berdirinya desa Aeng tong-tong ini hanya diketahui

secara lisan dan belum ada penyebaran kisah atau sejarah

mengenai berdirinya desa Aeng tong-tong melaui tulisan. Selain

itu, untuk mengetahui sejarah desa Aeng tong-tong ini bisa

dilakukan dengan melihat peninggalan-peninggalan lama yang

masih ada dan juga dari cerita tutur yang sudah turun temurun

diceritakan kepada generasi penerusnya.


50

Pada awalnya, menurut cerita orang Aeng tong-tong berasal

dari Bukabu, beliau diyakini sebagai Pangeran Bukabu dan ada

juga yang meyakini beliau putra dari Pengeran Bukabu, jadi ada

2 versi menurut cerita. Awalnya Pangeran Bukabu membabat

atau menebang hutan dari arah timur dan diberi nama “Duko”.

Duko berasal dari kata dukon artinya orang yang dapat

mengobati seseorang dari berbagai macam penyakit dengan cara

spiritual, karena pada saat itu banyak orang yang datang untuk

berobat kepada sesepuh desa Aeng tong-tong yang akhirnya

sekarang dijadikan nama perkampungan Duko. Setelah

terbentuknya dusun Duko beliau kemudian memperluas

daerahnya ke barat dan membangun sebuah dusun lagi yang

dinamakan “Endana”. Istilah Endana berasal dari kata

“Ekadana” yang artinya disedekahkan, Setelah itu beliau

melanjutkan perjalanan ke arah selatan dengan membabat hutan

dan membangun sebuah tempat ibadah, panjang tiang tempat

ibadah ini berukuran tidak sama sehingga salah satu tiangnya

diberi semacam sambungan yang terbuat dari batu dengan

tujuan agar tinggi tiang tersebut sama (dalam istilah madura

“Sendih”). Istilah inilah yang kemudian dijadikan nama dari

Dusun Gendis.

Jadi di Aeng tong-tong itu ada 3 dusun, dan itu ada makna

maknanya tersendiri. Kenapa bisa dinamakan Aeng tong-tong


51

karena awalnya daerahnya gersang tidak ada air, beliau yang

diyakini sebagai Pangeran Bukabu membawa air dengan cara di

“tenteng” kalau disini di “tong-tong” jadi “air yang di tong-

tong” sehingga kemudian dijadikan nama desa yaitu Desa Aeng

tong-tong.

Mengapa lari ke keris, dulu yang ada pandhi / peralatan

pandai besi pertama yaitu di desa ini, mungkin dulu digunakan

untuk membuat peralatan pertanian. Setelah itu cerita ini putus,

tidak ada yang tahu mengenai perkembangannya. Sehingga

kemudian muncul Ju’ Serna, Ju’ Jimat dan Ju’ Asri, ketiga tokoh

ini yang sangat berkaitan dengan Sumenep, hanya saja dicatatan

sejarah tidak ada atau tidak tertulis, walaupun Aeng tong-tong

ini dicatatan sejarahnya tidak tertulis, atau hanya cerita tutur tapi

ini perlu dilestarikan sebagai generasi penerusnya.

Pertama Ju’ Serna beliau diyakini sebagai guru dari raja

Sumenep waktu perang ke Aceh, beliau mendapatkan “tana

merdhikan” / tanah bebasan, orang yang memiliki tanah

merdhikan biasanya orang yang sangat berjasa terhadap raja

Sumenep, Kedua yaitu Ju’ Jimat beliau sebagai pembuat

senjatanya raja Sumenep ketika berperang, Ketiga Ju’ Asri

beliau sebagai panglimanya raja sumenep. Ketiga tokoh ini

mendapatkan tanah merdhikan dari raja sumenep.


52

Di desa Aeng tong-tong juga diyakini sebagai tempat

persembunyian dari raja-raja Sumenep, karena disana terdapat

tanah yang dinamakan “sarenih” setelah ditelusuri sarenih ini

merupakan anak dari Pangeran Bukabu atau ibu dari Potre

Koning. Ceritanya dulu waktu Potre Koning hamil tapi tidak

bersuami, hal ini menjadi aib bagi raja, maka dari itu raja

mengusir Potre Koning dari kerajaan, dan pada waktu itu Potre

Koning diyakini pergi ke desa Aeng tong-tong, karena disana

terdapat orang-orang kepercayaan kerajaan Sumenep untuk

dijadikan sebagai tempat persembunyiannya.

2) Perekonomian Masyarakat Desa Aeng tong-tong

Secara umum, masyarakat desa Aeng tong-tong bermata

pencaharian sebagai pengrajin keris, selain sebagai pengrajin

keris juga beberapa penduduk bermata pencaharian lainnya yaitu

sebagai petani, pedagang, guru, wiraswasta dan lainnya yang

baik secara langsung ataupun tidak langsung telah berkontribusi

dalam kemajuan perekonomian desa.

Berbagai modal sumber daya yang ada di Desa Aeng-tong

yang mendukung kegiatan perekonomian diantaranya :

a) Adanya penduduk tamat sarjana atau perguruan tinggi

sebanyak 78 orang.
53

b) Banyaknya SDM usia produktif yang dapat mendorong

berkembangnya potensi yang ada di desa.

c) Kemampuan untuk membuat kerajinan keris yang telah

diturunkan oleh orang tua kepada anak cucu.

d) Mata pencaharian penduduk yang beraneka ragam.

Tabel 4.3.
Mata Pencaharian Penduduk Desa Aeng Tong-Tong
Tahun 2018

No. Mata Pencaharian Jumlah Orang


1. Petani 1.233
2. Buruh tani 136
3. Buruh swasta 41
4. Pegawai negeri 9
5. Pengrajin 185
6. Pedagang 27
7. Peternak 34
8. Nelayan -
9. Montir 9
10 Dokter -
11. TNI 1
12. POLRI -
13. Penjahit 4
14. Tukang 32
Sumber : Website Desa Aeng tong-tong.

3) Pertanian di Desa Aeng tong-tong

Pertanian di Desa Aeng tong-tong tidak hanya terpaku pada

satu komoditas melainkan berbagai macam komoditas seperti

tembakau, jagung, padi, cabe jamu dan asam, akan tetapi setiap

komoditas hasil pertanian berbeda sesuai dengan musim masing-

masing komoditas tersebut.


54

Kegiatan irigasi pertanian masyarakat khususnya petani

desa Aeng tong-tong menggunakan sumber air yang ada di desa

sebagai irigasi, selain komoditas pokok pertanian, juga terdapat

lahan khusus yang memang digunakan untuk lahan kelapa yang

disebut tanah “pecaton” atau tanah kas desa.

4) Potensi yang ada di Desa Aeng tong-tong

Desa Aeng tong-tong merupakan desa yang mempunyai

banyak potensi, mulai dari potensi sumber daya alam, budaya,

dan sejarah yang dapat dieksplor. Potensi sumber daya alam

meliputi kebun kelapa, tembakau, asem dan cabe jamu, untuk

potensi budaya yaitu adanya pengrajin keris di desa tersebut,

bahkan mayoritas penduduk di desa Aeng tong-tong berprofesi

sebagai pengrajin keris, keris yang mereka jual mampu

menembus pasar internasional, tak jarang mereka mendapatkan

pesanan dari Cina, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia,

Jerman, dan Belanda, bahkan ada yang sampai datang langsung

ke desa Aeng tong-tong untuk melihat proses pembuatan keris

secara langsung, sedangkan untuk sejarah adalah adanya sebuah

batu besar bernama batu kerbui, sejarah awal pembuatan keris di

desa Aeng tong-tong dan juga terdapat kitab kuno tentang cara

pembuatan keris. Di sana juga terdapat Asta/Bhuju’ yang

merupakan makam dari para tokoh-tokoh Aeng tong-tong antara

lain :
55

1. Asta Agung : merupakan makam dari odeng dari seorang

tokoh yang bernama Bhuju’ Diran, tokoh tersebut merupakan

seorang petapa jalan yang pernah bertemu dengan guru

Agung.

2. Asta Duwek : yaitu orang pertama yang membabat Aeng

tong-tong atau orang yang mengawali untuk tinggal di desa

Aeng tong-tong, orang tersebut bernama Bhuju’ Duwek. 

3. Asta Asri : yaitu makam dari panglima raja Sumenep.

4. Asta Serna : yaitu makam dari guru raja Sumenep yang

bernama Bhuju’ Serna, bahkan beliau tidak  pernah diketahui

jika ikut  serta dalam perang ke Aceh pada zama dulu,

bahkan diduga saat pergi ke Aceh Bhuju’ Serna datang

dengan cara terbang.

5. Asta Jimat : yaitu makam pangeran Jimat,  pangeran tersebut

adalah tukang pandhi / pandai besi, bukti tanah pertikaian,

tokoh yang sangat berperan.

6. Asta Mariyah: yaitu makam dari Mariyah yaitu mumpuni di

desa Aeng tong-tong.

7. Bhuju’ Gendis : yaitu peralatan kuno yang ada di Desa Aeng

tong-tong seperti tombak yang terdapat tulisan arab, namun

tombak tersebut telah dicuri oleh seseorang.  Peninggalan

yang lain yaitu peralatan makan yang masih kuno dan


56

peralatan ini mempunyai kelebihan yaitu dapat membuat

makanan tidak mudah cepat basi.

Jadi di Desa Aeng tong-tong mempunyai banyak potensi

wisata yang bisa dikembangkan selain dari wisata keris yang

termasuk wisata budaya di Aeng tong-tong juga ada beragam

wisata lain diantaranya wisata alam, wisata religi, dan juga

wisata sejarah. Untuk wisata alam ada Air terjun, dan juga Goa

polay, wisata religi ada Bhujuk/makam diantaranya Bhujuk

mariye, Bhujuk serna, Bhujuk jimat, Bhujuk asri, Bhujuk kacang,

Bhujuk addul dan juga masih banyak bhujuk-bhujuk lainnya,

wisata sejarah ada Perreng mandhi, Batu besar/batu kerbui,

Rumah kuno yang berusia kurang lebih 300 tahun, Batu patapan,

Batu miring, dan juga seperangkat alat makan kuno anti basi.

Jadi ketika kita berkunjung ke desa Aeng tong-tong yang bisa

kita nikmati bukan hanya satu wisata tetapi banyak destinasi

wisata yang bisa kita nikmati disana.

5) Keunikan Keris Aeng Tong-Tong

Keris yang dibuat oleh  masyarakat Aeng tong-tong

memiliki ciri khas yang berbeda dari keris-keris yang berasal

dari daerah lain. Jika keris pada umumnya hanya diorientasikan

pada senjata saja, namun untuk keris yang dibuat oleh

masyarakat Aeng tong-tong juga memandang dari segi estetika.


57

Beberapa ciri khas dari keris tersebut dapat dilihat dari

variasi dan keunikan corak, bentuk dan pamor atau ukiran yang

terdapat pada permukaan kerisnya. Setiap keris yang dibuat oleh

pengrajin memiliki keunikan serta kerumitan tersendiri, karena

setiap pengrajin keris di desa Aeng tong-tong memiliki teknik

dan metode khusus dan rahasia untuk membuat keris-keris

tersebut.

Daya tarik lain dari keris Aeng tong-tong yaitu pada bahan-

bahan yang digunakan juga beranekaragam. Beberapa bahan

yang digunakan yaitu logam besi, kuningan, emas, arang, nikel,

baja, tembaga dan lain-lain. Selain itu memiliki kekuatan mistik

yang dapat digunakan sebagai senjata. Beberapa keris juga

diberi dengan ramuan racun untuk menambah keampuhan

senjata ini.

Masyarakat Aeng tong-tong melakukan pembuatan keris

secara turun-temurun. Kerajinan keris di desa Aeng tong-tong

telah menembus pasar internasional dalam penjualan kerisnya,

sehingga dapat menambah devisa bagi negara serta menambah

penghasilah masyarakat Aeng tong-tong sendiri. Hal ini

menunjukkan bahwa keris-keris yang diproduksi oleh

masyarakat Aeng tong-tong telah diminati oleh penggemar keris

dari nusantara maupun pengemar keris dari mancanegara.


58

6) Struktur Organisasi POKDARWIS (Kelompok Sadar

Wisata) “Pelar Agung” Desa Wisata Keris Aeng tong-tong

Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep.

PENASEHAT I
PELINDUNG

PENASEHAT II

KETUA WAKIL KETUA

SEKRETARIS SEKRETARIS KOORDINATOR BENDAHARA BENDAHARA


I II SEKSI I II

KEAMANAN / SENI KEAGAMAAN PARIWISATA


KESEJAHTERAAN BUDAYA / PEMUDA DAN HUMAS
SOSIAL KEROHANIAN OLAHRAGA

ANGGOTA

Gambar 4.1.
Struktur Organisasi Pokdarwis

Pelindung : Kepala Desa Aeng Tong-Tong.

Penasehat I : Ali Suryanto

Penasehat II : Madrim

Ketua Pokdarwis : H.Nor Hadi (P.Sanamo)

Wakil Ketua : Hodis

Sekretaris I : Wawan Nofianto S.IP


59

Sekretaris II : Robbid Dhamiri S.P

Bendahara I : Rusdi

Bendahara II : Tasrik Kurnianto

Koordinator Seksi : Hendrik Jatmiko

Seksi - Seksi :

Keamanan / Kesejahteraan Sosial :

1. Ahrifansah
2. Mat Halim
Seni Budaya :

1. Misbah
2. Ach. Warrah
3. Suryadi
Keagamaan dan Kerohanian :

1. Sadili
2. Misradin
Pariwisata Pemuda dan Olahraga :

1. Masdodik LF
2. Edi Santoso
Humas :

1. Misyanto
2. Suhabib
3. Agus Suparman
Anggota :

1. Doni 6. Molyadi
2. Ramdhan 7. Sugik
3. Sapik 8. Hefni
4. Laili 9. Deki
5. Ra’is 10. Arief
60

Tugas Pokok dan Fungsi POKDARWIS (Kelompok Sadar

Wisata) “Pelar Agung” Desa Wisata Keris Aeng tong-tong.

Ketua :

a) Memimpin kelompok sadar wisata.

b) Memberikan pengarahan pada anggota.

c) Mengkoordinir kegiatan-kegiatan serta bertanggung jawab

mengenai pelaksanaan kegiatan.

d) Memimpin pertemuan maupun diskusi kelompok.

e) Menandatangani surat-surat.

f) Berkoordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

yang membidangi pariwisata.

Wakil Ketua :

a) Membantu tugas ketua.

b) Mewakili ketua dalam berbagai kegiatan bila ketua

berhalangan.

c) Bertanggungjawab kepada ketua kelompok.

Sekretaris :

a) Menyusun dan melaksanakan kegiatan administrasi.

b) Mempersiapkan bahan-bahan pertemuan kelompok.

c) Mengadakan hubungan dan koordinasi dengan pihak luar

terkait.
61

d) Menghimpun dan notulasi  seluruh hasil rapat dan

pertemuan.

e) Bertanggung jawab kepada ketua.

Bendahara :

a) Bertanggung jawab atas pendapatan dan pengeluaran uang.

b) Melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan secara

tertib.

c) Bertanggung jawab kepada ketua.

Seksi Keamanan dan Kesejahteraan Sosial :

a) Berupaya menjaga keamanan dan ketertiban di Desa Wisata

Keris Aeng tong-tong.

b) Bekerjasama dengan pihak keamanan.

c) Berkoordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada

ketua.

Seksi Seni dan Budaya :

a) Melestarikan kegiatan kesenian dan kebudayaan lokal.

b) Mengadakan serta menyelenggarakan kegiatan kesenian dan

kebudayaan.

c) Membuat usulan program kegiatan yang berhubungan

dengan seni dan budaya.

d) Inventarisasi kesenian beserta data-data.


62

e) Berkoordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada

ketua.

Seksi Keagamaan dan Kerohanian :

a) Melestarikan kegiatan keagamaan dan kerohanian.

b) Mengadakan serta menyelenggarakan kegiatan keagamaan

dan kerohanian.

c) Membuat usulan program kegiatan yang berhubungan

dengan keagamaan dan kerohanian.

d) Berkoordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada

ketua.

Seksi Pariwisata, Pemuda dan Olahraga :

a) Menggali, membina dan mengembangkan berbagai potensi

sumber daya wisata, serta kekhasan/keunikan lokal sebagai

daya tarik pariwisata.

b) Membina para generasi muda untuk ikut serta dalam

kegiatan kepariwisataan.

c) Berkoordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada

ketua.

Seksi Humas :

a) Memberikan informasi dari pengurus mengenai kegiatan

kepariwisataan kepada masyarakat.

b) Memberikan informasi dari masyarakat kepada pengurus.


63

c) Berkoordinasi antar seksi serta bertanggung jawab kepada

ketua.

4.1.2. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan narasumber atau informan

dalam pengambilan data selama penulis melakukan penelitian di

lapangan yaitu melalui metode wawancara dapat dilihat pada tabel

4.4. di bawah. Dalam proses penentuan informan yang digunakan

penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling

yaitu proses penentuan sampel dengan kriteria tertentu yang sesuai

dengan penelitian penulis. Untuk daftar informan dapat dilihat pada

tabel berikut ini

Tabel 4.4.
Data Informan

No. Nama Jenis Status Informan


Informan
1. Bambang Hidayanto Informan Dinas pariwisata,
Susilo, MM kunci kebudayaan pemuda
dan olahraga
Kabupaten Sumenep
2. H. Nor Hadi Informan Ketua pengelola desa
kunci wisata keris Aeng
tong-tong
3. Romdhan Habibur Informan Pengelola/Masyarakat
Rahman utama
4. Hadi Dwi Santoso Informan Pengelola/Masyarakat
utama
5. Yusri Bastiyar Informan Wisatawan
pendukung
6. Sukmandana Aulia Informan Wisatawan
Rachman pendukung
Sumber : data primer diolah peneliti.
64

Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat diketahui bahwa dalam

penelitian ini yang dijadikan informan semuanya ada 6 (enam) orang,

yang terdiri dari Informan kunci sebanyak 2 (dua) orang, Informan

utama sebanyak 2 (dua) orang dan juga Informan pendukung

sebanyak 2 (dua) orang. Di informan kunci penulis memilih Bambang

Hidayanto Susilo, MM sebagai informan kunci karena beliau

menjabat sebagai Kepala seksi pemberdayaan sumber daya pariwisata

di Dinas pariwisata, kebudayaan pemuda dan olahraga Kabupaten

Sumenep dan juga beliau paham dan mengerti tentang bagaimana dan

mau dijadikan seperti apa pariwisata yang ada di Kabupaten Sumenep.

Di informan kunci juga penulis memilih H. Nor Hadi karena beliau

sebagai ketua pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong yang

mengerti tentang bagaimana dan seperti apa desa wisata keris Aeng

tong-tong ini. Di informan utama penulis memilih Romdhan Habibur

Rahman dan Hadi Dwi Santoso karena mereka sebagai

pengelola/masyarakat desa Aeng tong-tong. Di informan pendukung

penulis memilih Yusri Bastiyar dan juga Sukmandana Aulia Rachman

sebagai wisatawan yang berkunjung ke desa wisata keris Aeng tong-

tong.

Berbicara pengembangan pariwisata itu tidak hanya berkaitan

dengan pengembangan destinasi wisata saja, tapi ini berkaitan dengan

seluruh aspek-aspek yang mempunyai kepentingan dalam

pengembangan pariwisata, dalam hal ini menjadi satu kesatuan yang


65

utuh antara masing-masing aspek dilihat dari segi aksesibilitasnya,

fasilitasnya, sumber daya manusianya, daya tarik wisatanya maupun

dilihat dari segi pemasarannya.

Dalam hal ini, seluruh komponen-komponen penting bertanggung

jawab atas terwujudnya pengembangan pariwisata baik dari

pemerintah Kabupaten Sumenep maupun dari lembaga pengelola desa

wisata yang ada di desa Aeng tong-tong haruslah bersinergi dan saling

bekerjasama dalam hal pengembangan desa wisata keris di desa Aeng

tong-tong.

Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi, wawancara

dengan para narasumber dan juga hasil dokumentasi penelitian selama

peneliti mengambil data di objek terkait dengan pengembangan desa

wisata keris Aeng tong-tong dapat kita lihat dari berbagai aspek antara

lain :

a. Aksesibilitas

Aspek aksesibilitas merupakan aspek yang sangat penting

dalam hal pengembangan desa wisata, karena menjadi elemen

penting yang harus menjadi perhatian atau prioritas utama dalam

bidang pengembangan pariwisata. Hal ini dikarenakan aksesibilitas

menuju tempat atau objek wisata haruslah baik dan bagus, agar

para wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata tersebut

merasa nyaman dan akan tertarik untuk mengunjunginya kembali.


66

Tetapi jika aksesnya sudah buruk maka wisatawan yang akan

berkunjung akan berpikir dua kali untuk kembali mengunjungi

tempat tersebut. Maka dari itu aspek aksesibilitas ini haruslah

menjadi fokus utama dalam pengembangan desa wisata keris Aeng

tong-tong agar wisatawan tertarik untuk berkunjung kembali.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan penulis, jika dilihat

dari aspek aksesibilitas, dalam hal ini mengenai akses untuk

menuju ke desa wisata keris Aeng tong-tong masih kurang begitu

baik atau dalam kata lain jalannya masih banyak yang rusak

berlubang dan juga akses jalannya masih sempit, jadi kalau

memang mau dijadikan tempat wisata yang besar dan maju maka

diperlukan pelebaran jalan, minimal bus wisatawan bisa masuk.

Saat ini hanya bisa dilewati 1 mobil itupun tidak bisa

bersinggungan atau berbarengan karena jalannya sempit dan cukup

untuk 1 mobil saja. Berdasarkan wawancara dengan Yusri Bastiyar

yang merupakan Wisatawan asal Manding ketika ditanya oleh

penulis mengenai akses menuju tempat wisata keris Aeng tong-

tong.

“...menurut saya aksesnya masih belum bagus ya.. jadi jalannya

masih berlubang lubang juga agak sempit jalannya, kalau bis itu

gak bisa masuk, jadi ini perlu diperbaiki agar wisatawan yang akan

berkunjung lebih nyaman...”.

(Wawancara pada hari Senin 29 April 2019 Jam 10.00 WIB.).


67

Hal senada juga disampaikan oleh Sukmandana Aulia

Rachman yang merupakan Wisatawan asal Parsanga ketika ditanya

tentang bagaiman akses menuju desa wisata keris Aeng tong-tong.

“...ya lumayan lah..tapi ada beberapa bagian jalan yang masih

berlubang dan juga kurang lebar jalannya itu, jadi perlu diperlebar

juga biar kendaraan besar bisa masuk...”.

(Wawancara pada hari Senin 29 April 2019 Jam 10.00 WIB.).

Untuk itu berdasarkan permasalahan yang ada pengelola

tentunya akan melakukan langkah untuk mengatasi permasalahan

yang ada seperti yang disampaikan oleh para pengelola berikut,

Berdasarkan wawancara dengan Romdhan Habibur Rahman beliau

sebagai Pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong, ketika ditanya

Usaha apa yang akan dilakukan untuk mengatasi atau memperbaiki

akses jalan menuju desa wisata keris Aeng tong-tong.

“...nanti kita koordinasi dengan kepala desa Aeng tong-tong juga

dengan pemerintah kabupaten Sumenep, untuk memperbaiki serta

memperlebar akses jalan menuju kesini biar wisatawan enak yang

mau berkunjung...”.

(Wawancara pada hari Senin 29 April 2019 Jam 11.00 WIB).

Hal ini juga disampaikan oleh Hadi Dwi Santoso sebagai

Pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong, mengenai usaha apa


68

yang akan dilakukan untuk mengatasi atau memperbaiki akses

jalan menuju desa wisata keris Aeng tong-tong.

“...nanti kita akan koordinasi dengan beberapa pihak seperti pihak

desa dan juga pihak pemerintah kabupaten Sumenep...”.

(Wawancara pada hari Senin 29 April 2019 Jam 11.00 WIB.).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan di atas,

akses menuju desa wisata keris Aeng tong-tong masih belum

memadai, ini perlu dilakukan perbaikan agar dapat menunjang

kegiatan pariwisata. Menurut pengelola desa wisata keris Aeng

tong-tong untuk mengatasi masalah ini masih mau dikoordinasikan

dengan kepala desa Aeng tong-tong dan juga akan koordinasi

dengan pemerintah kabupaten Sumenep agar segera melakukan

perbaikan akses jalan menuju desa wisata keris Aeng tong-tong.

b. Fasilitas

Aspek fasilitas juga merupakan aspek yang sangat penting

dalam bidang pariwisata, karena ini berkaitan dengan kenyamanan

wisatawan saat berada di objek wisata, ini juga harus menjadi

perhatian dan prioritas utama dalam pengembangan pariwisata,

fasilitas dalam bidang pariwisata haruslah menjadi kewajiban yang

harus dipenuhi dalam membangun sebuah tempat wisata. Karena

kenyamanan para wisatawan haruslah menjadi prioritas utama dan

harus terpenuhi agar para wisatawan merasa betah dan akan tertarik
69

untuk berkunjung lagi ke tempat tersebut. Berdasarkan hasil

observasi dan pengamatan penulis, jika dilihat dari segi fasilitas

yang ada sekarang di desa wisata keris Aeng tong-tong masih

sangat terbatas, fasilitas yang sudah siap menunjang pengembangan

desa wisatanya hanya tersedianya museum dan galeri keris saja,

tapi tidak dilengkapi fasilitas-fasilitas lain seperti toilet umum,

papan penunjuk jalan, tempat ibadah dan lain lain masih tidak ada.

Jadi perlu penambahan fasilitas-fasilitas lain yang dapat menunjang

kegiatan operasional desa wisata, dan dapat membuat para

wisatawan yang berkunjung merasa nyaman, betah dan ingin

mengunjunginya lagi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Yusri

Bastiyar yang merupakan wisatawan asal Manding menyatakan

bahwa kekurangannya banyak, ketika ditanya oleh penulis tentang

fasilitas apa saja yang perlu dilengkapi.

“...banyak ya.. mulai dari papan penunjuk jalannya ini perlu


dikasi penunjuk jalan agar para wisatawan yang akan
berkunjung itu tidak bingung soalnya kan desa ini masih
masuk kedalam tidak pas di pinggir jalan besar. Kedua dari
fasilitas umum seperti tempat ibadah kayak musholla, WC
umum dan lain lain, juga ininya bawahnya ini kan masih
belum di paving ini bawahnya kalau hujan kan becek...”.
(Wawancara pada hari Senin 29 April 2019 Jam 10.00 WIB.).

Hal senada juga disampaikan oleh Sukmandana Aulia

Rachman yang merupakan Wisatawan asal Parsanga, ketika

ditanya oleh penulis tentang fasilitas apa saja yang perlu

dilengkapi.
70

“...cukup banyak lah ya. kayak kamar mandi gitu, WC umum,

tempat parkir dan lainnya...”.

(Wawancara pada hari Senin 29 April 2019 Jam 10.00 WIB.).

Berdasarkan keluhan-keluhan fasilitas yang kurang memadai

tentunya pihak-pihak terkait melakukan beberapa langkah atau

terobosan untuk mengatasi permasalahan yang ada salah satunya

berdasarkan wawancara dengan Bambang Hidayanto Susilo, MM.

beliau dari Dinas pariwisata, kebudayaan pemuda dan olahraga

Kabupaten Sumenep.

”....pengembangannya ya... nanti disana tahun 2019 ini akan

dibangun gapura, itu yang bangun kita itu kerjasama sama UPT-

UPT terkait, UPT Cipta karya nanti yang bangun...”.

(Wawancara pada hari Jumat 22 Februari 2019 Jam 10.00 WIB.).

Hal itu juga disampaikan oleh Romdhan Habibur Rahman

sebagai pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong.

“...nantinya ini akan dibangun lagi fasilitasnya seperti musholla dan

lain-lain demi kenyamanan para wisatawan yang berkunjung Cuma

tidak sekarang karena kan kita terbatas sama modalnya...”.

(Wawancara pada hari Senin 29 April 2019 Jam 11.00 WIB.).

Hal senada juga disampaikan oleh Hadi Dwi Santoso yang juga

sebagai pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong.


71

“...kan nantinya akan dipusatkan di galeri sana jadi semua hal


yang sekiranya dibutuhkan itu akan ditambah seperti tempat
ibadah atau mushollah, kantin, tempat parkir, kamar mandi
dan lain-lain. Yang sekiranya dapat menunjang
pengembangan tempat wisata ini, akan kita prioritaskan...”.
(Wawancara pada hari Senin 29 April 2019 Jam 11.00 WIB.).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, fasilitas

yang ada sekarang masih belum memadai dalam menunjang

kegiatan pariwisata. Tetapi berdasarkan keterangan dari pihak

pengelola, ini akan segera diatasi dan akan segera dibagun berbagai

fasilitas yang dapat menunjung kegiatan kepariwisataan dan juga

akan berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait agar dapat segera

dibangun berbagai fasilitas yang diperlukan.

c. Sumber Daya Manusia

Aspek sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat

penting dalam menunjang pengembangan pariwisata, karena

seluruh kegiatan dalam sektor pariwisata semuanya yang

mengendalikan adalah sumber daya manusia, jika sumber daya

manusianya baik, maka image tempat wisata itu akan baik, dan

juga sebaliknya jika aspek sumber daya manusianya buruk maka

image tempat wisata tersebut juga buruk. Aspek sumber daya

manusia disini berkaitan dengan bagaimana pelayanan para

pengelola wisata terhadap para wisatawan haruslah baik dan ramah,

sehingga para wisatawan merasa nyaman dan betah selama berada

ditempat wisata tersebut dan ingin kembali mengunjungi tempat

wisata tersebut lagi. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan


72

informan kunci yaitu H. Nor Hadi, beliau sebagai ketua pengelola

desa wisata keris Aeng tong-tong, Penulis bertanya tentang apakah

sudah terbentuk kelompok sadar wisata atau POKDARWIS untuk

mengelola desa wisata keris Aeng tong-tong ?

“... Jika dilihat dari aspek sumber daya manusianya, di desa


wisata keris Aeng tong-tong sudah dibentuk kelompok sadar
wisata (POKDARWIS) namun untuk saat ini masih belum
berjalan secara maksimal, untuk pokdarwisnya sendiri
diambil dari masyarakat desa Aeng tong-tong sendiri dan
sudah dilakukan pelatihan dengan cara melakukan studi
banding keberbagai tempat wisata di Sumenep yang sudah
maju dan terkenal, seperti gili labak, giliyang, dan pantai
sembilan...”.
(wawancara pada hari Minggu 17 Maret 2019 Jam 12.00
WIB.).

Berdasarkan wawancara dengan Bambang Hidayanto Susilo,

MM beliau dari Dinas pariwisata, kebudayaan pemuda dan

olahraga Kabupaten Sumenep. Usaha program pelatihan yang

dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sumenep untuk

POKDARWIS di sentra pengrajin keris Aeng tong-tong ialah

“...kita ke JAMBORE desa wisata, biasanya kan tiap-tiap


provinsi kan ada tiap tahun, setahun 2 kali, terus ada aksi
SAPTA PESONA dalam rangka untuk pelaku usaha untuk
POKDARWIS di jawa timur, tiap tahun pindah-pindah sih..
itu untuk menggerakkan dan menggairahkan untuk
POKDARWIS, pemerintah itu tetap perhatian terhadap
POKDARWIS-POKDARWIS...”.
(Wawancara pada hari Jumat 22 Februari 2019 Jam 10.00
WIB.).

Setelah ada pelatihan tentu ada pengawasan atau monitoring

yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Sumenep terhadap

pokdarwis, hal ini seperti yang disampaikan oleh Bambang


73

Hidayanto Susilo, MM beliau dari Dinas pariwisata, kebudayaan

pemuda dan olahraga Kabupaten Sumenep.

“...Ada dong pembinaan itu bukan sekedar, pariwisata itu


seperti ini, pembinaan itu dilaksanakan secara kontinu dan
suistenable terus menerus dan berkelanjutan, itu kuncinya,
jadi bukan sekali dilakukan terus selesai, kembali lagi pada
masyarakatnya sendiri kita, kita ada kunjungan kita ada
monitoring...”.
(Wawancara pada hari Jumat 22 Februari 2019 Jam 10.00
WIB.).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, di desa

Aeng tong-tong sudah dibentuk kelompok sadar wisata

(POKDARWIS) dan juga sudah dilakukan pelatihan terhadap

pokdarwisnya juga telah diajak studi banding ke tempat wisata lain

yang sudah lebih maju.

d. Daya Tarik Wisata

Aspek daya tarik wisata wisata juga menjadi aspek penting

dalam pengembangan pariwisata, aspek ini merupakan satu alasan

utama mengapa para wisatawan mau berkunjung ke tempat wisata

tersebut, maka dari itu aspek daya tarik wisata ini merupakan aspek

yang paling harus selalu menjadi prioritas utama dalam

membangun pariwisata, karena yang menjadi wisatawan tertarik

untuk mengunjungi suatu tempat atau objek wisata yaitu melihat

dari ada apa di tempat wisata tersebut atau dengan kata lain yang

dilihat dan menjadi pertimbangan yaitu merupakan aspek daya tarik

wisatanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Nor Hadi,

beliau sebagai ketua pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong,


74

pertanyaannya adalah di desa wisata keris Aeng tong-tong itu ada

apa saja pak, yang dapat dieksplor selain dari wisata keris atau daya

tarik wisata lain disini apa saja ?

“... Desa Aeng tong-tong mempunyai berbagai macam bentuk


destinasi wisata antara lain wisata budaya, wisata alam,
wisata religi dan wisata sejarah. Di wisata budaya ada Sentra
pembuatan keris dan juga budaya Taneyan lanjeng, untuk
wisata alam ada Air terjun, dan juga Goa polay, wisata religi
ada Bhujuk/makam diantaranya Bhujuk mariye, Bhujuk serna,
Bhujuk jimat, Bhujuk asri, Bhujuk kacang, Bhujuk addul dan
juga masih banyak bhujuk-bhujuk lainnya, wisata sejarah ada
Perreng mandhi, Batu besar/batu kerbui, Rumah kuno yang
berusia kurang lebih 300 tahun, Batu patapan, Batu miring,
dan juga seperangkat alat makan kuno anti basi...”.
(Wawancara pada hari Minggu 17 Maret 2019 Jam 12.00
WIB.).

Jadi ketika kita lihat banyak sekali potensi daya tarik wisata di

desa Aeng tong-tong tapi masih belum dimanfaatkan secara

maksimal demi kemajuan dan kemakmuran masyarakat desa Aeng

tong-tong sendiri. Hal ini juga nantinya di Aeng tong-tong untuk

tempat wisata kerisnya akan dipusatkan disatu tempat hal ini

seperti yang disampaikan oleh H. Nor Hadi, beliau sebagai ketua

pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong.

“... Rencana kedepannya nanti di desa Aeng tong-tong


wisatanya akan dipusatkan, maksudnya akan dijadikan satu
dan di tempatkan di galeri itu, kami sudah punya lahan disitu
rencananya mau dijadikan pusat wisatanya mulai dari orang
yang membuat keris, mengukir keris hingga menjual keris.
Juga untuk masyarakat yang ingin berjualan disana juga kan
enak, jadi wisatawan yang ingin berkunjung itu biar tidak
kesana kemari harus jalan dari rumah ke rumah, kalo
dipusatkan kan enak. Juga rencana saya ingin mengadakan
transportasi khusus itu, kayak odong-odong tapi khusus
wisata, jadi wisatawan yang berkunjung bisa menggunakan
75

kendaraan itu, tapi ini masih terkendala dengan modalnya ini


masih gak ada...”.
(Wawancara pada hari Minggu 17 Maret 2019 Jam 12.00
WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, daya tarik

wisata yang ada di desa wisata keris Aeng tong-tong sangatlah

beragam, diantaranya terdapat wisata alam, wisata religi, wisata

sejarah dan wisata budaya, yang bisa diangkat dan dibangun

sehingga bisa menjadi daya tarik yang dapat menarik wisatawan

untuk berkunjung.

e. Pemasaran

Aspek yang terakhir ialah aspek pemasaran, aspek pemasaran

merupakan salah satu aspek yang menentukan sukses atau tidaknya

suatu tempat atau objek wisata, karena sebagus apapun tempat

wisata yang kita punya tapi tidak ada promosi atau pemasaran

maka tidak akan ada orang yang tahu tentang tempat wisata yang

kita punya. Untuk itu dalam mempromosikan sebuah pariwisata

kita harus punya strategi dengan cara menggandeng pihak lain

sebagai partner kita dalam mempromosikan tempat atau objek

wisata kita. Berdasarkan wawancara dengan H. Nor hadi, beliau

sebagai ketua pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong. Penulis

bertanya tentang usaha pemasaran atau promosi apa yang sudah

atau selama ini dilakukan oleh desa wisata keris Aeng tong-tong

agar dapat dikenal oleh masyarakat dan dapat menarik wisatawan

untuk berkunjung kesini ?


76

“...Desa wisata keris Aeng tong-tong sudah melakukan promosi

melalui media sosial seperti instagram, facebook dan juga blog

desa...”.

(Wawancara pada hari Minggu 17 Maret 2019 Jam 12.00 WIB.).

Berdasakan observasi dan pengamatan penulis promosi yang

sudah dilakukan oleh desa wisata keris Aeng tong-tong masih

belum berdampak banyak terhadap peningkatan jumlah pengunjung

ke desa wisata keris Aeng tong-tong, hal ini dikarenakan usaha

promosi yang dilakukan masih belum maksimal karena tidak

update dalam melakukan promosi desanya. Berdasarkan

wawancara dengan Bambang Hidayanto Susilo, MM beliau dari

Dinas pariwisata, kebudayaan pemuda dan olahraga Kabupaten

Sumenep. Usaha promosi yang sudah dilakukan oleh pemerintah

kabupaten Sumenep yaitu mengikutkannya pameran industri

diberbagai daerah.

“....mereka kita ajak ke pameran industri di Malang, disana


ada pameran wisata dan POKDARWIS, mereka diajak
kesana untuk menjajakkan dagangannya, walaupun keris itu
sudah dikenal dimana-mana, tetapi itu dalam rangka untuk
kayak gini, promosi itu bukan sekedar memamerkan barang
dagangannya tetapi mempertemukan dengan industri yang
lain, misalnya seperti ini, saya dagang keris, terus saya keris
ketemu dengan orang yang jual kaos, disana orang malang
atau orang dari daerah lainnya lah, itu bisa dikolaborasikan.
Misalnya disini kan masih belum ada souvenir keris yang
kecil itu, yang ada cuma gantungan kunci itu, keris yang kecil
tulisan Aeng tong-tong, di daerah lain sudah ada industri
yang seperti itu, ya kan dengan yang terjangkau, murah.
maksudnya saya ingin tanya lah buat seperti itu seperti apa
bagaimana, kan disini kan bisanya buat keris pusaka, dan
souvenir pun hadiahnya gede-gede, untuk yang mini-mini
77

kan gantungan kunci untuk wisatawan kelas menengah


kebawah kan bisa terjangkau, begitu pun bisa dengan industri
kaos, saya ajak seperti itu. Guide itu bukan hanya untuk
memamerkan terus jualan gak, tapi untuk merangkai link
bisnis dengan yang lain, merangkai dengan link bisnis
pariwisata yang lain, dengan industri yang lain...”.
(Wawancara pada hari Jumat 22 Februari 2019 Jam 10.00
WIB.).

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, usaha

pemasaran yang sudah dilakukan antara lain mengikutsertakan

pameran dan juga melakukan promosi melalui media sosial.

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas baik melalui observasi

maupun wawancara dengan para narasumber dapat diketahui faktor

eksternal yang menjadi peluang dan ancamannya, juga faktor

internalnya yang menjadi kekuatan dan kelemahannya pada desa

wisata keris Aeng tong-tong adalah sebagai berikut :

1) Faktor Eksternal

Berdasarkan faktor eksternalnya yang menjadi peluang dan

ancaman dari desa wisata keris Aeng tong-tong dapat diketahui

sebagai berikut :

a) Opportunity (Peluang)

Opportunity atau Peluang merupakan situasi utama yang

menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan.

Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan,

perubahan dalam kondisi persaingan/regulasi, perubahan

teknologi, dan membaiknya hubungan dengan pembeli/pemasok


78

dapat menjadi peluang bagi perusahaan. (Sedarmayanti 2014).

Berikut dapat diketahui daftar peluang dalam pengembangan

desa wisata keris Aeng tong-tong.

1. Adanya program visit Sumenep 2019.

2. Termasuk daerah tujuan wisata di Sumenep.

3. Pembangunan dan pengembangan sarana pendukung.

4. Menjadi desa wisata terbaik nomor 2 se Jawa timur.

5. Satu-satunya desa wisata di Sumenep yang mempunyai

banyak potensi untuk dikembangkan.

6. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke

Sumenep.

b) Thread (Ancaman)

Thread atau Ancaman merupakan situasi utama yang tidak

menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman

merupakan penghalang utama bagi perusahaan dalam mencapai

posisi saat ini atau yang diinginkan. (Sedarmayanti 2014).

Berikut dapat diketahui daftar ancaman dalam pengembangan

desa wisata keris Aeng tong-tong.

1. Banyaknya pesaing desa wisata lain yang sudah mulai

berkembang.

2. Pengaruh budaya luar/Adanya akulturasi budaya.

3. Tercemarnya lingkungan.

4. Kondisi keamanan.
79

5. Berubahnya pola pikir dan perilaku masyarakat.

6. Adanya penduduk pendatang.

2) Faktor Internal

Berdasarkan faktor internalnya yang menjadi kekuatan dan

kelemahan dari desa wisata keris Aeng tong-tong dapat diketahui

sebagai berikut :

a) Strenght (Kekuatan)

Strenght atau Kekuatan merupakan sumber daya/kapabilitas

yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang

membuat perusahaan relatif lebih unggul dibanding dengan

pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang

dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya dan kompetensi

yang tersedia bagi perusahaan. (Sedarmayanti 2014). Berikut

dapat diketahui daftar kekuatan dalam pengembangan desa

wisata keris Aeng tong-tong.

1. Mempunyai banyak pilihan destinasi wisata mulai dari wisata

budaya, wisata alam, wisata religi dan wisata sejarah.

2. Mempunyai kelompok sadar wisata (POKDARWIS).

3. Mempunyai keindahan panorama alam yang masih asri dan

terjaga.

4. Gotong royong yang kuat antar masyarakat untuk

membangun dan mengembangkan desa wisata secara

mandiri.
80

5. Keramahan masyarakat.

6. Terdapat banyak pengrajin keris yang masih melestarikan

budaya.

b) Weakness (Kelemahan)

Weakness atau Kelemahan merupakan keterbatasan atau

kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya/kapabilitas suatu

perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan

dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.

(Sedarmayanti 2014). Berikut dapat diketahui daftar kelemahan

dalam pengembangan desa wisata keris Aeng tong-tong.

1. Akses menuju lokasi desa wisata masih belum memadai.

2. Tidak tersedianya fasilitas yang mendukung.

3. Objek wisata masih belum dikelola secara maksimal.

4. Pengetahuan masyarakat terhadap konsep desa wisata masih

minim.

5. Tidak ada Tour Guide yang berpengalaman dan bisa

berbahasa asing.

6. Objek wisata masih belum dikenal luas oleh masyarakat.

7. Kurangnya akses transportasi.

8. Kurangnya dukungan yang besar dari pemerintah.

3) Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal)

Matriks evaluasi faktor eksternal digunakan untuk

mengevaluasi faktor eksternal sebuah perusahaan. Data eksternal


81

dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut

berbagai persoalan. Hal ini penting karena faktor eksternal

berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap

perusahaan. (Sedarmayanti 2014). Berikut dapat diketahui daftar

peluang dan ancaman dari pengembangan desa wisata keris Aeng

tong-tong.

Tabel 4.5.
Matriks EFE (Evaluasi Faktor Eksternal)

Nilai
No. Faktor Eksternal Bobot Peringkat tertimbang
Peluang / Opportunity
1. Adanya program visit Sumenep 0,10 3 0,30
2019.
2. Termasuk daerah tujuan wisata di 0,05 3 0,15
Sumenep.
3. Pembangunan dan pengembangan 0,05 2 0,10
sarana pendukung.
4. Menjadi desa wisata terbaik nomor 0,15 4 0,60
2 se Jawa timur.
5. Satu-satunya desa wisata di
Sumenep yang mempunyai banyak 0,10 3 0,30
potensi untuk dikembangkan.
6. Peningkatan jumlah wisatawan 0,05 3 0,15
yang berkunjung ke Sumenep.
Ancaman / Thread
1. Banyaknya pesaing desa wisata 0,10 3 0,30
lain yang sudah mulai berkembang.
2. Pengaruh budaya luar/Adanya 0,15 4 0,60
akulturasi budaya.
3. Tercemarnya lingkungan. 0.05 2 0,10
4. Kondisi keamanan. 0,05 2 0,10
5. Berubahnya pola pikir dan perilaku 0,05 3 0,15
masyarakat.
6. Adanya penduduk pendatang. 0.10 3 0,30
TOTAL 1,00 3,15
Sumber : data primer diolah peneliti.
82

Penentuan skor bobot berdasarkan penilaian setiap faktor

kunci mulai dari (0,0) tidak terpenting, sampai (1,0) amat penting.

Untuk penentuan peringkat mulai dari skor 1 (Respon jelek)

sampai dengan skor 4 (Respon luar biasa).

Berdasarkan tabel 4.5. di atas dapat diketahui bahwa faktor

kunci “Menjadi desa wisata terbaik nomor 2 se Jawa timur”

mendapatkan bobot terbesar yaitu 0,15 dari daftar peluang dalam

pengembangan desa wisata keris Aeng tong-tong, sedangkan yang

mendapatkan bobot terbesar dari ancaman pada pengembangan

desa wisata keris Aeng tong-tong yaitu “Pengaruh budaya

luar/adanya akulturasi budaya” dengan bobot sebesar 0,15 dengan

peringkat 4 untuk keduanya, dengan jumlah nilai tertimbang

sebesar 3,15 untuk faktor eksternalnya.

4) Matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal)

Matriks evaluasi faktor internal digunakan untuk

mengevaluasi faktor internal sebuah perusahaan atau lembaga

yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap

penting. (Sedarmayanti 2014). Berikut dapat diketahui daftar

kekuatan dan kelemahan dari pengembangan desa wisata keris

Aeng tong-tong.
83

Tabel 4.6.
Matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal)

No. Faktor Internal Bobot Peringkat Nilai


tertimbang
Kekuatan / Strenght
1. Mempunyai banyak pilihan
destinasi wisata mulai dari wisata 0,10 4 0,40
budaya, wisata alam, wisata religi
dan wisata sejarah.
2. Mempunyai kelompok sadar wisata 0,05 3 0,15
(POKDARWIS).
3. Mempunyai keindahan panorama 0.05 3 0,15
alam yang masih asri dan terjaga.
4. Gotong royong yang kuat antar
masyarakat untuk membangun dan 0,10 3 0,30
mengembangkan desa wisata
secara mandiri.
5. Keramahan masyarakat. 0,05 3 0,15
6. Terdapat banyak pengrajin keris
yang masih melestarikan budaya. 0,10 4 0,40
Kelemahan / Weakness
1. Akses menuju lokasi desa wisata 0,10 2 0,20
masih belum memadai.
2. Tidak tersedianya fasilitas yang 0,10 2 0,20
mendukung.
3. Objek wisata masih belum dikelola 0,05 2 0,10
secara maksimal.
4. Pengetahuan masyarakat terhadap 0,05 1 0,05
konsep desa wisata masih minim.
5. Tidak ada Tour Guide yang 0,05 2 0,10
berpengalaman dan bisa berbahasa
asing.
6. Objek wisata masih belum dikenal 0,10 2 0,20
luas oleh masyarakat.
7. Kurangnya akses transportasi. 0,05 1 0,05
8. Kurangnya dukungan yang besar 0,05 1 0,05
dari pemerintah.
TOTAL 1,00 2,50
Sumber : data primer diolah peneliti.
84

Penentuan skor bobot berdasarkan penilaian setiap faktor kunci

mulai dari (0,0) tidak terpenting, sampai (1,0) amat penting. Untuk

penentuan peringkat mulai dari skor 1 (Respon jelek) sampai

dengan skor 4 (Respon luar biasa). dengan peringkat 1 dan 2 untuk

kelemahan serta 3 dan 4 untuk kekuatan.

Berdasarkan tabel 4.6. di atas dapat diketahui bahwa faktor

kunci “Mempunyai banyak pilihan destinasi wisata mulai dari

wisata budaya, wisata alam, wisata religi dan wisata sejarah” dan

faktor kunci “Terdapat banyak pengrajin keris yang masih

melestarikan budaya” mendapatkan bobot paling besar yaitu 0,10

dengan peringkat sama-sama 4 dari daftar kekuatan dalam

pengembangan desa wisata keris Aeng tong-tong, sedangkan yang

mendapatkan bobot terbesar dari kelemahan pada pengembangan

desa wisata keris Aeng tong-tong yaitu faktor kunci “Akses menuju

lokasi desa wisata masih belum memadai”, faktor kunci “Tidak

tersedianya fasilitas yang mendukung” dan juga faktor kunci

“Objek wisata masih belum dikenal luas oleh masyarakat” dengan

bobot 0,10 dan peringkat 2 untuk ketiga-tiganya, dan jumlah nilai

tertimbangnya sebesar 2,50.

5) Matriks SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Thread)

Analisis SWOT merupakan salah satu identifikasi secara

sistematis agar dapat menentukan strategi perusahaan. Secara

umum, penggunaan strategi dapat dilakukan dengan cara


85

mengetahui Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman) hal yang

terdapat pada sektor eksternal, dan mengetahui Strenght (kekuatan)

atau Weakness (kelemahan) yang ada didalam suatu perusahaan.

Matriks SWOT diperuntukkan agar mengetahui besarnya faktor-

faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman dan juga

faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi, untuk melakukan

pengkajian faktor-faktor tertentu agar mendapat jalan keluar untuk

mengatasi hambatan perusahaan dalam mencapai target. Berikut

dapat diketahui daftar peluang dan ancaman juga kekuatan dan

kelemahan dari pengembangan desa wisata keris Aeng tong-tong.

Tabel 4.7.
Matriks SWOT

Strenght (S) Weakness (W)


EFI
1) Mempunyai banyak pilihan 1) Akses menuju lokasi desa
destinasi wisata mulai dari wisata masih belum memadai.
wisata budaya, wisata alam, 2) Tidak tersedianya fasilitas
wisata religi dan wisata sejarah. yang mendukung.
2) Mempunyai kelompok sadar 3) Objek wisata masih belum
wisata (POKDARWIS). dikelola secara maksimal.
3) Mempunyai keindahan 4) Pengetahuan masyarakat
panorama alam yang masih asri terhadap konsep desa wisata
dan terjaga. masih minim.
4) Gotong royong yang kuat antar 5) Tidak ada Tour Guide yang
masyarakat untuk membangun berpengalaman dan bisa
dan mengembangkan desa berbahasa asing.
wisata secara mandiri. 6) Objek wisata masih belum
EFE 5) Keramahan masyarakat. dikenal luas oleh masyarakat.
6) Terdapat banyak pengrajin keris 7) Kurangnya akses transportasi.
yang masih melestarikan 8) Kurangnya dukungan yang
budaya. besar dari pemerintah.
86

Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO

1) Adanya program visit 1) Mengembangkan dan 1) Membangun dan


Sumenep 2019. membangun berbagai pilihan memperbaiki akses jalan.
2) Termasuk daerah destinasi wisata yang ada selain (W1,W8,O2,O3,O6)
tujuan wisata di dari wisata utama yaitu wisata 2) Membangun fasilitas dan
Sumenep. keris. sarana pendukung lainnya.
3) Pembangunan dan (S1,S3,S4,S6,O1,O2,O4,O5,O6) (W2,W3,W8,O3,O4,O5,O6)
pengembangan sarana 2) Memberdayakan masyarakat 3) Memberikan pendidikan dan
pendukung. lokal dalam pengembangan pelatihan tentang desa wisata
4) Menjadi desa wisata wisata. (S2,S4,S5,O2,O3,O5) kepada masyarakat untuk
terbaik nomor 2 se 3) Menjaga dan tetap melestarikan kepuasan wisatawan.
Jawa timur. keindahan alam yang ada. (W4,W5,W8,O1,O4,O6)
5) Satu-satunya desa (S1,S3,O1,O4,O5) 4) Meningkatkan promosi
wisata di Sumenep melalui berbagai media.
yang mempunyai (W3,W6,W8,O1,O2,O4,O5,
banyak potensi untuk O6)
dikembangkan.
6) Peningkatan jumlah
wisatawan yang
berkunjung ke
Sumenep.

Thread (T) Strategi ST Strategi WT

1) Banyaknya pesaing 1) Memberikan penyuluhan kepada 1) Memberikan pelatihan


desa wisata lain yang wisatawan dan juga masyarakat tentang pengelolaan kawasan
sudah mulai lokal untuk melestarikan serta dan penataan lingkungan
berkembang. menjaga lingkungan dan ciri bagi masyarakat.
2) Pengaruh budaya khas masyarakat desa. (W3,W4,T1,T3)
luar/Adanya akulturasi (S2,S3,S5,T2,T3,T5,T6) 2) Meningkatkan kualitas
budaya. 2) Memberikan pelayanan yang keunggulan objek wisata
3) Tercemarnya terbaik dan kesan yang untuk mengatasi persaingan
lingkungan. mendalam kepada para pariwisata.
4) Kondisi keamanan. wisatawan yang berkunjung. (W1,W2,W3,W6,W7,W8,T1)
5) Berubahnya pola pikir (S2,S5,T1) 3) Memberikan penguatan
dan perilaku 3) Mempertahankan dan pengetahuan kepada
masyarakat. meningkatkan keamanan di masyarakat tentang
6) Adanya penduduk lingkungan desa. (S2,S4,T4,T6) pentingnya menjaga
pendatang. kebudayaan lokal.
(W4,T2,T5)
4) Memberikan pelatihan
berbahasa kepada masyarakat
lokal. (W4,W5,T1,T2)
Sumber : data primer diolah peneliti.
87

Berdasarkan tabel 4.7. di atas dapat diketahui bahwa hasil

analisis strategi pada pengembangan desa wisata keris Aeng tong-

tong sebagai berikut :

a) Strategi S-O :

Strategi S-O atau strategi kekuatan-peluang merupakan

strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang

direkomendasikan sebagai strategi kekuatan-peluang yaitu :

1. Mengembangkan dan membangun berbagai pilihan destinasi

wisata yang ada selain dari wisata utama yaitu wisata keris.

(S1,S3,S4,S6,O1, O2,O4,O5,O6).

2. Memberdayakan masyarakat lokal dalam pengembangan

wisata. (S2,S4,S5,O2,O3,O5).

3. Menjaga dan tetap melestarikan keindahan alam yang ada.

(S1,S3,O1,O4,O5).

b) Strategi W-O :

Strategi W-O atau strategi kelemahan-peluang yaitu

bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang

direkomendasikan sebagai strategi kekuatan-peluang yaitu :

1. Membangun dan memperbaiki akses jalan.

(W1,W8,O2,O3,O6).
88

2. Membangun fasilitas dan sarana pendukung lainnya.

(W2,W3,W8,O3,O4,O5,O6).

3. Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang desa wisata

kepada masyarakat untuk kepuasan wisatawan.

(W4,W5,W8,O1,O4,O6).

4. Meningkatkan promosi melalui berbagai media.

(W3,W6,W8,O1,O2,O4,O5,O6).

c) Strategi S-T :

Strategi S-T atau strategi kekuatan-ancaman yaitu

menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi dampak ancaman eksternal. Alternatif strategi yang

direkomendasikan sebagai strategi kekuatan-peluang yaitu :

1. Memberikan penyuluhan kepada wisatawan dan juga

masyarakat lokal untuk melestarikan serta menjaga

lingkungan dan ciri khas masyarakat desa.

(S2,S3,S5,T2,T3,T5,T6).

2. Memberikan pelayanan yang terbaik dan kesan yang

mendalam kepada para wisatawan yang berkunjung.

(S2,S5,T1).

3. Mempertahankan dan meningkatkan keamanan di lingkungan

desa. (S2,S4,T4,T6).
89

d) Strategi W-T :

Strategi W-T atau strategi kelemahan-ancaman yaitu taktik

defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal

dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang

direkomendasikan sebagai strategi kekuatan-peluang yaitu :

1. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan kawasan dan

penataan lingkungan bagi masyarakat. (W3,W4,T1,T3).

2. Meningkatkan kualitas keunggulan objek wisata untuk

mengatasi persaingan pariwisata.

(W1,W2,W3,W6,W7,W8,T1).

3. Memberikan penguatan pengetahuan kepada masyarakat

tentang pentingnya menjaga kebudayaan lokal. (W4,T2,T5).

4. Memberikan pelatihan berbahasa kepada masyarakat lokal.

(W4,W5,T1,T2).

6) Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

QSPM merupakan teknik yang secara objektif dapat

menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan. Metode ini

adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk

melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif,

berdasarkan faktor kunci kesuksesan internal-eksternal yang telah

diidentifikasi sebelumnya. (Sedarmayanti 2014)

Berikut dapat diketahui alternatif strategi yang digunakan

dalam matriks QSPM di bawah ini sebagai berikut :


90

Tabel 4.8.
Matriks QSPM

Mengembangkan dan Meningkatkan


membangun berbagai pilihan promosi melalui
destinasi wisata yang ada berbagai media
ALTERNATIF STRATEGI selain dari wisata utama
Faktor - faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS
Peluang / Opportunity
1. Adanya program visit Sumenep 0,10 4 0,40 4 0,40
2019.
2. Termasuk daerah tujuan wisata
di Sumenep. 0,05 3 0,15 3 0,15
3. Pembangunan dan
pengembangan sarana 0,05 2 0,10 - -
pendukung.
4. Menjadi desa wisata terbaik 0,15 4 0,60 4 0,60
nomor 2 se Jawa timur.
5. Satu-satunya desa wisata di
Sumenep yang mempunyai 0,10 3 0,30 3 0,30
banyak potensi untuk
dikembangkan.
6. Peningkatan jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Sumenep. 0,05 3 0,15 3 0,15
Ancaman / Thread
1. Banyaknya pesaing desa
wisata lain yang sudah mulai 0,10 2 0,20 3 0,30
berkembang.
2. Pengaruh budaya luar/Adanya 0,15 - - - -
akulturasi budaya.
3. Tercemarnya lingkungan. 0,05 - - - -
4. Kondisi keamanan. 0,05 - - - -
5. Berubahnya pola pikir dan 0,05 - - - -
perilaku masyarakat.
6. Adanya penduduk pendatang. 0,10 - - - -
Total 1.00
Kekuatan / Strenght
1. Mempunyai banyak pilihan
destinasi wisata mulai dari
wisata budaya, wisata alam, 0,10 4 0,40 3 0,30
wisata religi dan wisata
sejarah.
2. Mempunyai kelompok sadar 0,05 3 0,15 - -
wisata (POKDARWIS).
91

Mengembangkan dan Meningkatkan


membangun berbagai pilihan promosi melalui
ALTERNATIF STRATEGI destinasi wisata yang ada berbagai media
selain dari wisata utama
Faktor - faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS
Kekuatan / Strenght
3. Mempunyai keindahan
panorama alam yang masih asri 0,05 3 0,15 3 0,15
dan terjaga.
4. Gotong royong yang kuat antar
masyarakat untuk membangun 0,10 4 0,40 - -
dan mengembangkan desa
wisata secara mandiri.
5. Keramahan masyarakat. 0,05 - - - -
6. Terdapat banyak pengrajin
keris yang masih melestarikan 0,10 3 0,30 - -
budaya.
Kelemahan / Weakness
1. Akses menuju lokasi desa 0,10 - - - -
wisata masih belum memadai.
2. Tidak tersedianya fasilitas yang 0,10 - - - -
mendukung.
Objek wisata masih belum
3. dikelola secara maksimal. 0,05 - - 2 0,10

4. Pengetahuan masyarakat
terhadap konsep desa wisata 0,05 - - - -
masih minim.
5. Tidak ada Tour Guide yang
berpengalaman dan bisa 0,05 - - - -
berbahasa asing.
6. Objek wisata masih belum 0,10 - - 1 0,10
dikenal luas oleh masyarakat.
7. Kurangnya akses transportasi. 0,05 - - - -
8. Kurangnya dukungan yang 0,05 - - 2 0,10
besar dari pemerintah.
Jumlah total nilai daya tarik 1,00 3.30 2,65
Sumber : data primer diolah peneliti.

Penentuan skor bobot berdasarkan penilaian setiap faktor kunci

mulai dari (0,0) tidak terpenting, sampai (1,0) amat penting.

Penentuan nilai daya tarik (AS) didasarkan pada, 1 = Tidak


92

menarik; 2 = Agak menarik; 3 = Wajar menarik; 4 = Sangat

menarik.

Berdasarkan tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa strategi

alternatif dipakai ialah 2 strategi, pertama yaitu Mengembangkan

dan membangun berbagai pilihan destinasi wisata yang ada selain

dari wisata utama yaitu wisata keris, memperoleh total nilai daya

tarik sebesar 3,30. Sedangkan strategi alternatif kedua yaitu

Meningkatkan promosi melalui berbagai media, memperoleh total

nilai daya tarik sebesar 2,65.

4.2. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7. Matriks SWOT di atas dapat

diketahui beberapa strategi yang dapat diterapkan pada pengembangan desa

wisata keris Aeng tong-tong agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan,

beberapa strategi tersebut antara lain :

a. Strategi S-O :

1) Mengembangkan dan membangun berbagai pilihan destinasi

wisata yang ada selain dari wisata utama yaitu wisata keris.

Selain dari wisata utama yaitu wisata budaya dalam hal ini sentra

pengrajin keris, di Aeng tong-tong juga perlu dibangun dan

dikembangkan wisata lainnya sebagai wisata pendukung dari wisata

utama, antara lain seperti wisata alam, wisata religi, dan juga wisata

sejarah yang ada. Jadi ketika kita berkunjung ke desa Aeng tong-tong
93

yang bisa kita nikmati bukan hanya satu wisata tetapi banyak destinasi

wisata yang bisa kita nikmati disana, ini bisa menjadi daya tarik yang

menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke desa wisata keris Aeng

tong-tong.

2) Memberdayakan masyarakat lokal dalam pengembangan wisata.

Dalam hal pengembangan pariwisata perlu banyak pihak yang

perlu dilibatkan dalam pengembangannya, baik dari pihak pemerintah

maupun dari lembaga atau swasta, hal ini perlu koordinasi dan

kerjasama dengan pihak-pihak lainnya seperti penginapan atau hotel,

agen perjalanan atau travel, dan pihak lainnya. Berbicara

pengembangan pariwisata apalagi berhubungan dengan konsep

pariwisata berbasis desa wisata pihak yang paling sentral terlibat

langsung dalam pengembangannya yaitu masyarakat lokal di objek

wisata, maka dari itu perlu pemberdayaan terhadap masyarakat lokal

dalam hal pembangunan desa wisata.

3) Menjaga dan tetap melestarikan keindahan alam yang ada.

Salah satu hal yang menjadi daya tarik wisatawan ketika

berkunjung ke desa wisata keris Aeng tong-tong yaitu keindahan alam

yang alami dan asri, maka dari itu keindahan alam harus dijaga dan

dilestarikan untuk tetap menjadi daya tarik dan menjadi salah satu

alasan wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata keris Aeng tong-

tong.
94

b. Strategi W-O :

1) Membangun dan memperbaiki akses jalan.

Jalan atau aksesibilitas merupakan salah satu hal penting yang

menjadi fokus utama dalam pembangunan dan pengembangan desa

wisata karena jalan yang baik akan memberikan kesan nyaman bagi

wisatawan yang berkunjung. Di desa wisata keris Aeng tong-tong

sendiri perlu diperbaiki dan diperlebar jalannya agar dapat memberikan

kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung.

2) Membangun fasilitas dan sarana pendukung lainnya.

Fasilitas yang baik dan lengkap akan memberikan kesan nyaman

dan akan membuat wisatawan betah selama berada di objek wisata,

maka dari itu pembangunan fasilitas serta sarana dan prasarana yang

mendukung dalam pengembangan pariwisata haruslah didahulukan dan

dilengkapi agar memberikan rasa nyaman pada wisatawan yang

berkunjung ke desa wisata keris Aeng tong-tong.

3) Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang desa wisata kepada

masyarakat untuk kepuasan wisatawan.

Pelayanan yang baik akan membuat wisatawan yang berkunjung

akan merasa senang dan bahagia, dalam konsep desa wisata masyarakat

ikut serta dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan yang

berkunjung, pelatihan dan pendidikan tentang bagaimana dan seperti

apa konsep desa wisata itu, serta bagaimana melayani wisatawan, pelu
95

dilakukan agar dapat memberikan kepuasan terhadap wisatawan yang

berkunjung ke desa wisata keris Aeng tong-tong.

4) Meningkatkan promosi melalui berbagai media.

Promosi merupakan elemen penting dalam pengembangan desa

wisata, dengan promosi objek wisata akan dikenal luas, promosi bisa

melalui berbagai media seperti media cetak maupun media eletronik,

promosi yang paling murah dan gampang yaitu melakukan promosi

melalui media eletronik, seperti melalui media sosial Facebook,

Twitter, Instagram, WhatsApp maupun melalui blog dll. Dengan

adanya promosi yang gencar dan aktif maka desa wisata keris Aeng

tong-tong akan dikenal luas oleh masyarakat sehingga banyak

wisatawan yang tertarik untuk berkunjung.

c. Strategi S-T :

1) Memberikan penyuluhan kepada wisatawan dan juga masyarakat

lokal untuk melestarikan serta menjaga lingkungan dan ciri khas

masyarakat desa.

Menjaga dan tetap melestarikan budaya lokal merupakan keharusan

yang harus dijaga dan tetap dilestarikan karena merupakan salah satu

keunikan yang menjadi daya tarik dari pariwisata yang berbasis desa

wisata, dalam hal melestarikan budaya lokal ini merupakan tanggung

jawab masyarakat yang ada di desa tersebut dan wisatawan harus juga

bertanggung jawab menjaga lingkungan yang ada, agar keaslian yang

menjadi ciri khas masyarakat desa dapat terjaga dan dilestarikan.


96

2) Memberikan pelayanan yang terbaik dan kesan yang mendalam

kepada para wisatawan yang berkunjung.

Memberikan kesan yang baik kepada wisatawan akan membuat

wisatawan yang pernah berkunjung akan kembali ingin mengunjungi

tempat itu lagi, maka dari itu pelayanan yang baik dan berkesan akan

membuat wisatawan senang, disini para pengelola desa wisata keris

Aeng tong-tong dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik

ketika ada wisatawan yang berkunjung agar dapat memberikan kesan

baik bagi wisatawan.

3) Mempertahankan dan meningkatkan keamanan dilingkungan

desa.

Keamanan menjadi hal penting, rasa aman akan membuat

wisatawan yang berkunjung akan merasa nyaman, semakin banyak

orang yang berkunjung maka semakin besar pula tingkat kejahatan yang

kemungkinan akan terjadi, maka dari itu keamanan haruslah menjadi

prioritas utama demi kenyamanan dan keamanan di lingkungan desa.

d. Strategi W-T :

1) Memberikan pelatihan tentang pengelolaan kawasan dan penataan

lingkungan bagi masyarakat.

Pengelolaan kawasan dan penataan lingkungan merupakan suatu

hal yang penting dalam pengembangan desa wisata, karena ini

merupakan aspek penting yang harus dilakukan demi kemajuan desa

wisata, dalam hal ini pengelola desa wisata atau masyarakat haruslah
97

bahu membahu dalam penataan lingkungan serta pengelolaan kawasan

dilingkungan desa wisata, agar terciptanya desa wisata yang baik dan

maju.

2) Meningkatkan kualitas keunggulan objek wisata untuk mengatasi

persaingan pariwisata.

Kualitas keunggulan objek wisata haruslah terus diperbarui agar

wisatawan tertarik untuk mengunjungi objek wisata tersebut, hal ini

agar dapat menarik wisatawan untuk berkunjung, saat ini persaingan

pariwisata cukup ketat dan sudah banyak tempat wisata yang berlomba-

lomba untuk membangun tempat wisatanya sebagus mungkin agar

dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Maka dari itu kualitas desa

wisata keris Aeng tong-tong haruslah terus dikembangkan sebagus dan

semenarik mungkin agar dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.

3) Memberikan penguatan pengetahuan kepada masyarakat tentang

pentingnya menjaga kebudayaan lokal.

Keaslian budaya lokal tidak boleh hilang, ini harus tetap dijaga dan

dilestarikan agar tidak hilang dan dilupakan, karena ini menjadi daya

tarik bagi wisatawan untuk berkunjung, keunikan dan keragaman

budaya menjadi kekuatan daya tarik bagi desa wisata, generasi muda

haruslah mau dan bersedia untuk melestarikan kebudayaan nenek

moyang atau leluhur yang sudah ada agar tidak hilang tanpa jejak,

hingga anak cucu kita tidak tahu apa saja kebudayaan leluhur mereka.
98

4) Memberikan pelatihan berbahasa kepada masyarakat lokal.

Bahasa merupakan cara yang digunakan untuk berkomunikasi,

untuk berkomunikasi diperlukan bahasa yang sama untuk dimengerti

dan dipahami oleh lawan bicara, perbedaan bahasa akan membuat

kesulitan dalam berkomunikasi, maka dari itu kesamaan bahasa itu

penting, memberikan pelatihan berbahasa kepada masyarakat itu

penting, hal ini untuk memberikan pelayanan yang nyaman bagi

wisatawan yang berkunjung ketika ada wisatawan yang mau

berkomunikasi dengan masyarakat. Selain itu masyarakat juga bisa

menjadi tour guide untuk wisatawan domestik.

4.2.1. Analisis Alternatif Strategi

Dari 14 (Empat belas) strategi yang sudah didapatkan berdasarkan

perhitungan matriks SWOT, maka perlu dianalisis lagi untuk

mengetahui strategi terbaik yang akan digunakan dalam

pengembangan desa wisata di sentra pengrajin keris desa Aeng tong-

tong untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.8. Matriks QSPM di atas

terdapat 2 (Dua) strategi alternatif terbaik yang bisa digunakan untuk

meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa wisata keris Aeng tong-

tong. 2 (Dua) strategi tersebut yaitu Mengembangkan dan membangun

berbagai pilihan destinasi wisata yang ada selain dari wisata utama

yaitu wisata keris. Strategi alternatif yang kedua yaitu Meningkatkan

promosi melalui berbagai media. Alasan peneliti memilih 2 alternatif


99

strategi tersebut karena berdasarkan perhitungan dalam matriks

SWOT yang paling banyak berpengaruh pada masing-masing faktor

kunci, baik dari faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

pada desa wisata keris Aeng tong-tong.

Pada strategi alternatif pertama yaitu mengembangkan dan

membangun berbagai pilihan destinasi wisata yang ada selain dari

wisata utama, memperoleh total nilai daya tarik sebesar 3,30.

Sedangkan strategi alternatif kedua yaitu Meningkatkan promosi

melalui berbagai media, memperoleh total nilai daya tarik sebesar

2,65. Dengan demikian strategi alternatif yang terbaik ialah strategi

yang pertama yaitu Mengembangkan dan membangun berbagai

pilihan destinasi wisata yang ada selain dari wisata utama yaitu wisata

keris, karena mendapatkan total nilai daya tarik terbesar yaitu 3,30.

Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi alternatif yang didapat dari

perhitungan matriks QSPM di atas dapat diterapkan untuk

pengembangan desa wisata keris Aeng tong-tong agar dapat

meningkatkan kunjungan wisatawan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus

Hardiyanto, Irwan Soejanto dan Intan Berlianty pada tahun 2018,

dengan judul penelitian “Analisis Strategi Pembangunan Desa Wisata

Di Sentra Pengrajin Keris” penelitian ini dilakukan di sentra pengrajin

keris Banyumurup Desa Girirejo Kecamatan Imogiri Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan menghasilkan strategi


100

utama yang didapatkan adalah strategi W-O yaitu Memanfaatkan

media sosial untuk promosi, agar dapat meningkatkan kunjungan

wisatawan.

4.2.2. Dampak Strategi Pengembangan Pada Desa Wisata Keris Aeng

tong-tong

Dengan diterapkannya strategi pengembangan pada desa wisata

keris Aeng tong-tong, tentunya akan memberikan beberapa dampak

yang akan terjadi, dampak-dampak tersebut antara lain :

a. Meningkatnya perekonomian masyarakat.

Dengan adanya pengembangan pada desa wisata keris Aeng

tong-tong tentunya akan memberikan dampak bagi masyarakat

disekitar tempat wisata, hal ini karena masyarakat bisa

meningkatkan perekonomian mereka dengan cara seperti berjualan

disekitar tempat wisata, masyarakat juga bisa menyewakan rumah

mereka sebagai tempat penginapan untuk para wisatawan. Secara

tidak langsung ini akan memberikan dampak yang sangat besar

terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di desa wisata

keris Aeng tong-tong sendiri.

b. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dengan adanya pengembangan desa wisata keris Aeng tong-

tong tentunya akan membuat tempat wisata ini akan semakin bagus

dan akan membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung, ketika

banyak wisatawan yang berkunjung maka akan menghasilkan


101

pendapatan yang besar pula bagi pengelola wisata. Dan dalam

peraturan pemerintah menyatakan bahwa tempat wisata harus

memberikan retribusi kepada daerah dimana tempat wisata itu ada

dan dalam hal ini yang mendapatkan retribusi dari usaha pariwisata

ini yaitu pemerintah kabupaten Sumenep. Sehingga ini akan

membantu pemerintah kabupaten Sumenep dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata.

c. Menyerap tenaga kerja.

Dengan adanya pengembangan pada desa wisata keris Aeng

tong-tong tentunya akan dapat menyerap tenaga kerja, khususnya

masyarakat desa Aeng tong-tong sendiri, dalam hal ini masyarakat

bisa bekerja sebagai pengelola disana atau sebagai pemandu wisata

(Tour guide) yang mendampingi para wisatawan yang berkunjung

ke desa wisata keris Aeng tong-tong.

d. Membuat desa wisata keris Aeng tong-tong semakin dikenal

luas oleh para wisatawan.

Dengan adanya pengembangan pada desa wisata keris Aeng

tong-tong tentunya akan membuat desa wisata ini semakin terkenal

dan dapat menarik para wisatawan, baik wisatawan nusantara

maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke desa wisata

keris Aeng tong-tong.


BAB V
PENUTUP

5.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

5.1.1. Berdasarkan faktor eksternalnya yang menjadi peluang dan ancaman

dari desa wisata keris Aeng tong-tong dapat diketahui sebagai berikut :

a) Opportunity (Peluang)

1. Adanya program visit Sumenep 2019.

2. Termasuk daerah tujuan wisata di Sumenep.

3. Pembangunan dan pengembangan sarana pendukung.

4. Menjadi desa wisata terbaik nomor 2 se Jawa timur.

5. Satu-satunya desa wisata di Sumenep yang mempunyai banyak

potensi untuk dikembangkan.

6. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumenep.

b) Thread (Ancaman)

1. Banyaknya pesaing desa wisata lain yang sudah mulai

berkembang.

2. Pengaruh budaya luar/Adanya akulturasi budaya.

3. Tercemarnya lingkungan.

4. Kondisi keamanan.

5. Berubahnya pola pikir dan perilaku masyarakat.

102
103

6. Adanya penduduk pendatang.

5.1.2. Berdasarkan faktor internalnya yang menjadi kekuatan dan kelemahan

dari desa wisata keris Aeng tong-tong dapat diketahui sebagai berikut :

a) Strenght (Kekuatan)

1. Mempunyai banyak pilihan destinasi wisata mulai dari wisata

budaya, wisata alam, wisata religi dan wisata sejarah.

2. Mempunyai kelompok sadar wisata (POKDARWIS).

3. Mempunyai keindahan panorama alam yang masih asri dan

terjaga.

4. Gotong royong yang kuat antar masyarakat untuk membangun

dan mengembangkan desa wisata secara mandiri.

5. Keramahan masyarakat.

6. Terdapat banyak pengrajin keris yang masih melestarikan budaya.

b) Weakness (Kelemahan)

1. Akses menuju lokasi desa wisata masih belum memadai.

2. Tidak tersedianya fasilitas yang mendukung.

3. Objek wisata masih belum dikelola secara maksimal.

4. Pengetahuan masyarakat terhadap konsep desa wisata masih

minim.

5. Tidak ada Tour Guide yang berpengalaman dan bisa berbahasa

asing.

6. Objek wisata masih belum dikenal luas oleh masyarakat.

7. Kurangnya akses transportasi.


104

8. Kurangnya dukungan yang besar dari pemerintah.

5.1.3. Strategi yang didapat dari hasil perhitungan matriks SWOT ialah

sebagai berikut :

a) Strategi S-O :

1. Mengembangkan dan membangun berbagai pilihan destinasi

wisata yang ada selain dari wisata utama yaitu wisata keris.

2. Memberdayakan masyarakat lokal dalam pengembangan wisata.

3. Menjaga dan tetap melestarikan keindahan alam yang ada.

b) Strategi W-O :

1. Membangun dan memperbaiki akses jalan.

2. Membangun fasilitas dan sarana pendukung lainnya.

3. Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang desa wisata kepada

masyarakat untuk kepuasan wisatawan.

4. Meningkatkan promosi melalui berbagai media.

c) Strategi S-T :

1. Memberikan penyuluhan kepada wisatawan dan juga masyarakat

lokal untuk melestarikan serta menjaga lingkungan dan ciri khas

masyarakat desa.

2. Memberikan pelayanan yang terbaik dan kesan yang mendalam

kepada para wisatawan yang berkunjung.

3. Mempertahankan dan meningkatkan keamanan di lingkungan

desa.
105

d) Strategi W-T :

1. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan kawasan dan penataan

lingkungan bagi masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas keunggulan objek wisata untuk mengatasi

persaingan pariwisata.

3. Memberikan penguatan pengetahuan kepada masyarakat tentang

pentingnya menjaga kebudayaan lokal.

4. Memberikan pelatihan berbahasa kepada masyarakat lokal.

5.1.4. Berdasarkan perhitungan matriks QSPM dapat diketahui bahwa

strategi alternatif yang dipakai ialah 2 strategi, Pada strategi alternatif

pertama yaitu mengembangkan dan membangun berbagai pilihan

destinasi wisata yang ada selain dari wisata utama, memperoleh total

nilai daya tarik sebesar 3,30. Sedangkan strategi alternatif kedua yaitu

Meningkatkan promosi melalui berbagai media, memperoleh total nilai

daya tarik sebesar 2,65. Dengan demikian strategi alternatif yang

terbaik ialah strategi yang pertama yaitu Mengembangkan dan

membangun berbagai pilihan destinasi wisata yang ada selain dari

wisata utama yaitu wisata keris, karena mendapatkan total nilai daya

tarik terbesar yaitu 3,30.

5.2. KETERBATASAN

Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Lingkup penelitiannya hanya di desa Aeng tong-tong Kecamatan

Saronggi, padahal tempat pengrajin keris di Kabupaten Sumenep tersebar


106

di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Saronggi, Kecamatan Bluto dan

Kecamatan Lenteng.

2. Waktu penelitian relatif sempit, karena untuk mendapatkan data yang

maksimal membutuhkan waktu yang cukup lama hingga berbulan-bulan.

5.3. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

5.3.1. Bagi Objek

Pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong diharapkan dapat

menerapkan strategi yang sudah didapat pada hasil penelitian ini yaitu

“Mengembangkan dan membangun berbagai pilihan destinasi wisata

yang ada selain dari wisata utama yaitu wisata keris” dan

“Meningkatkan promosi melalui berbagai media” agar desa wisata

keris Aeng tong-tong bisa mengembangkan wisatanya sehingga dapat

menarik wisatawan untuk berkunjung.

5.3.2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Menambah dan memperluas lingkup penelitian, tidak hanya di

desa Aeng tong-tong Kecamatan Saronggi saja, karena tempat

pengrajin keris di Kabupaten Sumenep tersebar di 3 kecamatan yaitu

Kecamatan Saronggi, Kecamatan Bluto dan Kecamatan Lenteng.


107

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Februari Maret April Mei Juni Juli


No Uraian 2019 2019 2019 2019 2019 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
penelitian
2. Penunjukan dosen
pembimbing
3. Penyusunan dan
bimbingan proposal
4. Penyerahan proposal
yang telah di tanda
tangani dosen
pembimbing ke FEB
UNIJA
5. Pelaksanaan ujian
proposal
6. Penyerahan proposal
yang sudah di revisi
dan ACC dosen
pembimbing
7. Penyusunan dan
bimbingan skripsi
8. Penyerahan skripsi
yang sudah di ACC
pembimbing dan di
sahkan oleh Dekan
9. Seminar skripsi
10. Ujian skripsi
11. Revisi skripsi
12. Penyerahan skripsi
yang sudah di revisi
dan di tandatangani
oleh dosen penguji
108

DAFTAR PUSTAKA

Aengtongtong.desa.id. 12 Agustus 2017. Situs asta aengtongtong. Diakses tanggal


9 Mei 2019 dari http://aengtongtong.desa.id/wisata/situs-asta-aengtongtong.
Atmoko, Hadi Prasetyo. 2014. Pengembangan potensi desa wisata Brajan di
Kabupaten Sleman. Jurnal Media Wisata. 12, 147-148.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2018. Kecamatan Saronggi Dalam
Angka 2017. Sumenep : BPS Kabupaten Sumenep.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep. 2018. Sumenep Dalam Angka 2018.
Sumenep : BPS Kabupaten Sumenep.
Barreto, mario dan Giantari, ketut. 2015. Strategi pengembangan objek wisata air
panas di desa Marobo, kabupaten Bobonaro, Timor Leste. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 11, 773-796.
Darsana, I Wayan (2011) dalam Barreto, mario dan Giantari, Ketut. 2015.
Strategi pengembangan objek wisata air panas di desa Marobo, kabupaten
Bobonaro, Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana,
11, 773-796.
Dharmawan I Made Adi, Sarjana I Made dan Yudhari I Dewa Ayu Sri. 2014.
Strategi pengembangan desa wisata di desa Belimbing kecamatan Pupuan
kabupaten Tabanan. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 3, 1-11.
Dirgantoro (2004) dalam Barreto, mario dan Giantari, ketut. 2015. Strategi
pengembangan objek wisata air panas di desa Marobo, kabupaten Bobonaro,
Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 11, 773-
796.
Faisal Muhammad, Darsiharjo dan Wirakusuma Reiza Miftah. 2016. Strategi
pengembangan desa Mekarjaya menjadi desa wisata di kabupaten Garut.
Jurnal Manajemen Resort dan Leisure. 13, 75-85.
Hardiyanto Agus, Soejanto Irwan dan Berlianty Intan. 2018. Analisis strategi
pembangunan desa wisata di sentra pengrajin keris. Jurnal OPSI - Jurnal
Optimasi Sistem Industri. 11, 1-13.
Hitt et al. (2011) dalam Barreto, mario dan Giantari, ketut. 2015. Strategi
pengembangan objek wisata air panas di desa Marobo, kabupaten Bobonaro,
Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 11, 773-
796.
Karyono, Hari (1997) dalam Atmoko, Hadi Prasetyo. 2014. Pengembangan
potensi desa wisata Brajan di kabupaten Sleman. Jurnal Media Wisata. 12,
147-148.
109

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2009. Undang-Undang No. 10


Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta : KEMENKUMHAM.
Kholil, A.Yusuf dan Khoirunnisa, Ninin. 2018. Strategi pengembangan desa
wisata Gubugklakah. Jurnal OPTIMA. 11, 27-40.
Moleong, J. L. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Mujanah Siti, Ratnawati Tri dan Andayani Sri. 2015. The strategy of tourism
village development in the hinterland Mount Bromo, East Java. Journal of
Economics, Business, and Accountancy Ventura. 18, 81-90.
Muliawan, H. 2008. dalam Atmoko, Hadi Prasetyo. 2014. Pengembangan potensi
desa wisata Brajan di kabupaten Sleman. Jurnal Media Wisata. 12, 147-148.
Pearce dalam Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2017. Strategi pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat desa wisata Timbrah kecamatan Karangasem
kabupaten Karangasem. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian-
Denpasar, 30 September 2017. 103-126.
Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2017. Strategi pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat desa wisata Timbrah kecamatan Karangasem kabupaten
Karangasem. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian-Denpasar, 30
September 2017. 103-126.
Sedarmayanti. 2014. Manajemen Strategi. Bandung : PT Refika Aditama.
Spillane (1987) dalam Hardiyanto agus, Soejanto irwan dan Berlianty intan.
2018. Analisis strategi pembangunan desa wisata di sentra pengrajin keris.
Jurnal Optimasi Sistem Industri OPSI. 11, 1-13.
Utomo, Selamet Joko dan Satriawan, Bondan. 2017. Strategi pengembangan desa
wisata di kecamatan Karangploso kabupaten Malang. Jurnal Neo-Bis. 11,
142-153.
110

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian.

DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara dengan informan kunci 1, Bambang Hidayanto Susilo, MM (Dinas


pariwisata, kebudayaan pemuda dan olahraga Kabupaten Sumenep)

Wawancara dengan informan kunci 2, H. Nor Hadi (Ketua pengelola Desa Wisata
Keris Aeng tong-tong).

Wawancara dengan informan utama 1, Romdhan Habibur Rahman


(Pengelola/Masyarakat desa wisata keris Aeng tong-tong).
111

Wawancara dengan informan utama 2, Hadi Dwi Santoso (Pengelola/Masyarakat


desa wisata keris Aeng tong-tong).

Wawancara dengan informan pendukung 1, Yusri Bastiyar (Wisatawan).

Wawancara dengan informan pendukung 2, Sukmandana Aulia Rachman


(Wisatawan).
112

DOKUMENTASI PENELITIAN

Dokumentasi akses jalan menuju desa wisata keris Aeng tong-tong yang rusak
dan sempit.

Dokumentasi yang menunjukkan fasilitas yang ada hanyalah galeri dan museum
keris saja tidak dilengkapi fasilitas-fasilitas lain.
113

DOKUMENTASI POTENSI DAYA TARIK WISATA DI DESA WISATA


KERIS AENG TONG-TONG

Dokumentasi wisata alam yaitu Air terjun dan Goa Polay.

Dokumentasi wisata religi yaitu bhuju’ Serna dan bhuju’ Asri.


114

Dokumentasi wisata sejarah yaitu Batu Kerbui, yang dipercaya bisa keluar asap
dan keluar minyak kemenyan.

Dokumentasi wisata sejarah yaitu Rumah kuno yang berusia kurang lebih 300
tahun dan Batu Patapan yang merupakan tempat bertapanya empu Aeng tong-
tong.
115

Dokumentasi wisata budaya yaitu wisata keris.

Dokumentasi beberapa keris karya dari empu Aeng tong-tong.


116

Lampiran 2. Daftar Wawancara Informan Kunci 1

DAFTAR WAWANCARA

Kode : Informan Kunci (IK)

Nama : Bambang Hidayanto Susilo, MM (Dinas pariwisata, kebudayaan


pemuda dan olahraga Kabupaten Sumenep)

Hari / tanggal : Jumat, 22 Februari 2019

Waktu : 10.00 WIB.

Tempat : Ruang bidang pariwisata kantor DISPARBUDPORA Kabupaten


Sumenep

1. Kontribusi/usaha apa yang sudah atau akan di lakukan oleh pemerintah


Kabupaten Sumenep untuk pengembangan desa wisata keris Aeng tong-
tong ?

”....pengembangannya ya... nanti disana tahun 2019 ini akan dibangun


gapura, itu yang bangun kita itu kerjasama sama UPT-UPT terkait, UPT
cipta karya nanti yang bangun, jadi bukan semuanya dari pariwisata, itu
bukan pariwisata semua yang bangun, itu salah, kadang mahasiswa itu
salah orang, kayak pelabuhan itu untuk peningkatan pariwisata juga tapi
DISHUB yang bangun..”.

2. Usaha promosi/pemasaran apa yang sudah di lakukan pemerintah


Kabupaten Sumenep dalam hal ini Dinas pariwisata, kebudayaan pemuda
dan olahraga, dalam pengembangan desa wisata keris Aeng tong-tong ?
“....mereka kita ajak ke pameran industri di malang, disana ada pameran
wisata dan POKDARWIS, mereka diajak kesana untuk menjajakkan
dagangannya, walaupun keris itu sudah dikenal dimana-mana, tetapi itu
dalam rangka untuk kayak gini, promosi itu bukan sekedar memamerkan
barang dagangannya tetapi mempertemukan dengan industri yang lain,
misalnya seperti ini, saya dagang keris, terus saya keris ketemu dengan
orang yang jual kaos, disana orang malang atau orang dari daerah lainnya
lah, itu bisa dikolaborasikan. Misalnya disini kan masih belum ada
117

souvenir keris yang kecil itu, yang ada cuma gantungan kunci itu, keris
yang kecil tulisan Aeng tong-tong, di daerah lain sudah ada industri yang
seperti itu, ya kan dengan yang terjangkau, murah. maksudnya saya ingin
tanya lah buat seperti itu seperti apa bagaimana, kan disini kan bisanya
buat keris pusaka, dan souvenir pun hadiahnya gede-gede, untuk yang
mini-mini kan gantungan kunci untuk wisatawan kelas menengah kebawah
kan bisa terjangkau, begitu pun bisa dengan industri kaos, saya ajak seperti
itu. Guide itu bukan hanya untuk memamerkan terus jualan gak, tapi untuk
merangkai link bisnis dengan yang lain, merangkai dengan link bisnis
pariwisata yang lain, dengan industri yang lain...”.

3. Saya juga pernah pesan keris kecil kesana pak waktu ada festival keraton,
tapi mahal itu pak antara 80 sampai 90 ribu ?

“...untuk menekan ongkos produksi seperti itu dibutuhkan link-link bisnis


untuk menekan ongkos produksinya bahan produksi seperti itu...”.

4. Kalau data kunjungan disana ada pak ?

“... kesana aja yaa.. langsung ada, soalnya disana masih baru awal 2018
kemaren masih pengesahannya dikami masih belum masuk jadi destinasi
wisata, mungkin tahun ini masuk destinasi wisata...”.

5. Apakah sudah terbentuk POKDARWIS (kelompok sadar wisata) di sentra


pengrajin keris Aeng tong-tong ?

“... sudah dong..”.

6. Yang menjadi POKDARWIS masyarakat di desa Aeng tong-tong sendiri


atau ada yang dari luar desa Aeng tong-tong ?

“...ya masyarakat desa Aeng tong-tong sendiri, masak masyarakat lain...”.

7. Seperti apa program pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten


Sumenep untuk POKDARWIS di sentra pengrajin keris Aeng tong-tong ?

“...kita ke JAMBORE desa wisata, biasanya kan tiap-tiap provinsi kan ada
tiap tahun, setahun 2 kali, terus ada aksi SAPTA PESONA dalam rangka
untuk pelaku usaha untuk POKDARWIS di jawa timur, tiap tahun pindah-
pindah sih.. itu untuk menggerakkan dan menggairahkan untuk
118

POKDARWIS, pemerintah itu tetap perhatian terhadap POKDARWIS-


POKDARWIS...”.

8. Apakah ada monitoring atau pengawasan dan evaluasi terhadap


POKDARWIS setelah dilakukan pelatihan ?

“...Ada dong pembinaan itu bukan sekedar, pariwisata itu seperti ini,
pembinaan itu dilaksanakan secara kontinu dan suistenable terus menerus
dan berkelanjutan, itu kuncinya, jadi bukan sekali dilakukan terus selesai,
kembali lagi pada masyarakatnya sendiri kita, kita ada kunjungan kita ada
monitoring...”.
119

Lampiran 3. Daftar Wawancara Informan Kunci 2

DAFTAR WAWANCARA

Kode : Informan Kunci (IK)

Nama : H. Nor Hadi (ketua pengelola desa wisata keris Aeng tong-tong)

Hari / tanggal : Minggu, 17 Maret 2019

Waktu : 12.00 WIB.

Tempat : Rumah Romdhan (Salah satu pengrajin keris di Aeng tong-tong)

1. Bagaimana sejarah desa Aeng tong-tong ?

“...Pada awalnya, menurut cerita orang Aeng tong-tong berasal dari


Bukabu, beliau diyakini sebagai Pangeran Bukabu dan ada juga yang
meyakini beliau putra dari Pengeran Bukabu, jadi ada 2 versi menurut
cerita. Awalnya Pangeran Bukabu membabat atau menebang hutan dari
arah timur dan diberi nama “Duko”. Duko berasal dari kata dukon artinya
orang yang dapat mengobati seseorang dari berbagai macam penyakit
dengan cara spiritual, karena pada saat itu banyak orang yang datang untuk
berobat kepada sesepuh desa Aeng tong-tong yang akhirnya sekarang
dijadikan nama perkampungan Duko. Setelah terbentuknya dusun Duko
beliau kemudian memperluas daerahnya ke barat dan membangun sebuah
dusun lagi yang dinamakan “Endana”. Istilah Endana berasal dari kata
“Ekadana” yang artinya disedekahkan, Setelah itu beliau melanjutkan
perjalanan ke arah selatan dengan membabat hutan dan membangun
sebuah tempat ibadah, panjang tiang tempat ibadah ini berukuran tidak
sama sehingga salah satu tiangnya diberi semacam sambungan yang
terbuat dari batu dengan tujuan agar tinggi tiang tersebut sama (dalam
istilah madura “Sendih”). Istilah inilah yang kemudian dijadikan nama dari
Dusun Gendis.
Jadi di Aeng tong-tong itu ada 3 dusun, dan itu ada makna maknanya
tersendiri. Kenapa bisa dinamakan Aeng tong-tong karena awalnya
daerahnya gersang tidak ada air, beliau yang diyakini sebagai Pangeran
Bukabu membawa air dengan cara di “tenteng” kalau disini di “tong-tong”
120

jadi “air yang di tong-tong” sehingga kemudian dijadikan nama desa yaitu
Desa Aeng tong-tong.
Mengapa lari ke keris, dulu yang ada pandhi / peralatan pandai besi
pertama yaitu di desa ini, mungkin dulu digunakan untuk membuat
peralatan pertanian. Setelah itu cerita ini putus, tidak ada yang tahu
mengenai perkembangannya. Sehingga kemudian muncul Ju’ Serna, Ju’
Jimat dan Ju’ Asri, ketiga tokoh ini yang sangat berkaitan dengan
Sumenep, hanya saja dicatatan sejarah tidak ada atau tidak tertulis,
walaupun Aeng tong-tong ini dicatatan sejarahnya tidak tertulis, atau
hanya cerita tutur tapi ini perlu dilestarikan sebagai generasi penerusnya.
Pertama Ju’ Serna beliau diyakini sebagai guru dari raja Sumenep
waktu perang ke Aceh, beliau mendapatkan “tana merdhikan” / tanah
bebasan, orang yang memiliki tanah merdhikan biasanya orang yang
sangat berjasa terhadap raja Sumenep, Kedua yaitu Ju’ Jimat beliau
sebagai pembuat senjatanya raja Sumenep ketika berperang, Ketiga Ju’
Asri beliau sebagai panglimanya raja sumenep. Ketiga tokoh ini
mendapatkan tanah merdhikan dari raja sumenep.
Di desa Aeng tong-tong juga diyakini sebagai tempat persembunyian
dari raja-raja Sumenep, karena disana terdapat tanah yang dinamakan
“sarenih” setelah ditelusuri sarenih ini merupakan anak dari Pangeran
Bukabu atau ibu dari Potre Koning. Ceritanya dulu waktu Potre Koning
hamil tapi tidak bersuami, hal ini menjadi aib bagi raja, maka dari itu raja
mengusir Potre Koning dari kerajaan, dan pada waktu itu Potre Koning
diyakini pergi ke desa Aeng tong-tong, karena disana terdapat orang-orang
kepercayaan kerajaan Sumenep untuk dijadikan sebagai tempat
persembunyiannya...”.

2. Bagaimana sejarah keris Aeng tong-tong ?

“...Awalnya keris itu cuma di Aeng tong-tong, itupun tidak semua hanya
beberapa orang saja, kalau sekarang kan sudah menyebar, sudah ada 3
kecamatan, kan alhamdulillah ada Aeng tong-tong lah, sebenarnya
pemerintah kabupaten Sumenep umumnya masyarakat kabupaten
Sumenep lah, harus berterima kasih dengan adanya sesepuh-sesepuh Aeng
tong-tong karena jika seandainya tidak ada sesepuh Aeng tong-tong
mungkin keris di Sumenep sudah tidak ada, kenapa saya bilang begitu
karena satu contoh empu di sumenep itu banyak, seperti ki bringin, ki
banyuaju, ki poteran, ki jepahet, ki karang duwek, ki beremah dll. Tapi
penerusnya dimana tidak ada kan, tapi alhamdulillah yang ada penerusnya
cuma di sini, karena dulu ceritanya waktu penjajahan banyak yang dibuang
121

peralatannya keris, karena pada saat penjajahan orang yang punya keahlian
memang dibunuh karena takut membahayakan, dan di bawa ke romusa,
dan akhirnya disini tidak ada, tapi ada yang sembunyi-sembunyi masih
nekat satu dua orang termasuk sesepuh saya itu. Cuma ini perlu digaris
bawahi lagi bahwa keris dulu bukan dijual seperti sekarang, kalau
sekarang kan sudah sebagai home industry termasuk mata pencaharian,
kalau dulu buat keris itu 1 keris bisa membutuhkan waktu 1 tahun, karena
apa keris dulu sebagai jimat oleh orang dulu...”.

3. Siapakah tokoh keris Aeng tong-tong ?

“...tokoh keris aeng tong-tong itu ke Kacang...”.

4. Usaha apa yang sudah dilakukan oleh pengelola untuk pengembangan desa
wisata keris Aeng tong-tong ?

“...saya mengangkat tema penjamasan karena awalnya penjamasan itu


memang sudah ada disini cuma ritualnya kecil kecilan, dan hanya pusaka-
pusaka tertentu yang di jamas, mulai tahun 2017 saya coba angkat kembali
budaya jamasan keris, karena saya berfikir jika didiamkan otomatis akan
hilang, akan musnah, karena apa budaya-budaya yang masuk kesini sudah
mulai banyak akhirnya pemuda-pemuda tidak mungkin peduli dengan
budaya yang ada padahal ini penting, akhirnya saya berinisiatif untuk
mengangkat budaya itu dan ternyata direspon positif oleh pemerintah
kabupaten Sumenep...”.

5. Apakah POKDARWIS yang sudah dibentuk oleh pemerintah Kabupaten


Sumenep sudah berjalan ?

“... Jika dilihat dari aspek sumber daya manusianya, di desa wisata keris
Aeng tong-tong sudah dibentuk kelompok sadar wisata (POKDARWIS)
namun untuk saat ini masih belum berjalan secara maksimal, untuk
pokdarwisnya sendiri diambil dari masyarakat desa Aeng tong-tong sendiri
dan sudah dilakukan pelatihan dengan cara melakukan studi banding
keberbagai tempat wisata di Sumenep yang sudah maju dan terkenal,
seperti gili labak, giliyang, dan pantai sembilan...”.
122

6. Apa saja tempat wisata yang bisa dieksplore disini ?

“... Desa Aeng tong-tong mempunyai berbagai macam bentuk destinasi


wisata antara lain wisata budaya, wisata alam, wisata religi dan wisata
sejarah. Di wisata budaya ada Sentra pembuatan keris dan juga budaya
Taneyan lanjeng, untuk wisata alam ada Air terjun, dan juga Goa polay,
wisata religi ada Bhujuk/makam diantaranya Bhujuk mariye, Bhujuk serna,
Bhujuk jimat, Bhujuk asri, Bhujuk kacang, Bhujuk addul dan juga masih
banyak bhujuk-bhujuk lainnya, wisata sejarah ada Perreng mandhi, Batu
besar/batu kerbui, Rumah kuno yang berusia kurang lebih 300 tahun, Batu
patapan, Batu miring, dan juga seperangkat alat makan kuno anti basi...”.

7. Apakah rencana kedepannya untuk pengembangan desa wisata keris Aeng


tong-tong ?

“... Rencana kedepannya nanti di desa Aeng tong-tong wisatanya akan di


pusatkan, maksudnya akan dijadikan satu dan di tempatkan di galeri itu,
kami sudah punya lahan disitu rencananya mau dijadikan pusat wisatanya
mulai dari orang yang membuat keris, mengukir keris hingga menjual
keris. Juga untuk masyarakat yang ingin berjualan disana juga kan enak,
jadi wisatawan yang ingin berkunjung itu biar tidak kesana kemari harus
jalan dari rumah ke rumah, kalo dipusatkan kan enak. Juga rencana saya
ingin mengadakan transportasi khusus itu, kayak odong-odong tapi khusus
wisata, jadi wisatawan yang berkunjung bisa menggunakan kendaraan itu,
tapi ini masih terkendala dengan modalnya ini masih gak ada...”.

8. Untuk pemasarannya sendiri apa saja yang sudah dilakukan pak ?

“...Desa wisata keris Aeng tong-tong sudah melakukan promosi melalui


media sosial seperti instagram, facebook dan juga blog desa...”.
123

Lampiran 4. Daftar Wawancara Informan Utama 1

DAFTAR WAWANCARA

Kode : Informan Utama (IU)

Nama : Romdhan Habibur Rahman (Pengelola)

Hari / tanggal : Senin, 29 April 2019

Waktu : 11.00 WIB.

Tempat : Rumah Romdhan Habibur Rahman

1. Menurut Anda, seberapa penting peran tempat wisata ini dalam


mendorong perekonomian masyarakat lokal disini ?

“...cukup penting buat saya, soalnya gini, dengan adanya tempat wisata
otomatis berdampak pada perekonomian masyarakat disekitar tempat
wisatanya, karena dengan adanya kesempatan itulah masyarakat bisa
menggunakannya misalnya berjualan, atau menyediakan penginapan
terhadap para wisatawan yang berkunjung. Makanya saya bilang ini ada
dampaknya terhadap perekonomian masyarakat lokalnya juga...”.

2. Menurut Anda, kendala apa yang dialami dalam mengembangkan tempat


wisata ini ?

“...sejauh ini yang menjadi permasalahan utama dalam pengembangan


wisata disini itu dari segi modalnya, soalnya ini kita bangun galeri saja
pakai dana desa, jadi untuk membangun fasilitas-fasilitas lain kita gak bisa
karena dana desa itupun kan bukan cuma untuk ini saja tapi buat keperluan
seluruh desa kan...”.

3. Sejauh ini, seberapa besar peran masyarakat setempat dalam


mengembangkan tempat wisata ini ?

“...lumayan lah ya..karena setiap kali ada acara itu, kita urunan untuk
mensukseskan acara itu, juga kalau ada kerjaan dalam pembangunan
tempat ini juga kita gotong royong juga, jadi saya rasa lumayan lah peran
masyarakat sekitar sini dalam pengembangan tempat ini...”.
124

4. Seberapa besar peran pemerintah daerah dalam mengembangkan tempat


wisata ini ?

“...peran pemerintah daerah masih belum banyak ya..selama ini Cuma


dibidang SDM sama pemasarannya saja, dibidang SDM pemerintah
daerah membentuk POKDARWIS (kelompok sadar wisata), dan untuk
bidang pemasaranya pemerintah daerah membantu pemasarannya, seperti
mengikutkan pameran, pernah kesini juga dari pemerintah daerah dan
sempat merencanakan mau dibuat seperti apa nantinya tempat ini, dan
sudah ada rancangannya serta gambarnya, sekarang ada di galeri itu
gambarnya, tapi itu cuma rencana gak tau kapan di realisasikannya...”.

5. Bagaimana pemasaran yang sudah dilakukan untuk meningkatkan


kunjungan wisatawan ?

“...kami menggunakan berbagai media untuk mempromosikan wisata ini


seperti blog desa, kami kan sudah punya blog desa jadi itu kita manfaatkan
untuk mempromosikan tempat ini, selanjutnya kita pakai media sosial
seperti Facebook, Instagram, WhatsApp dan lain-lain...”.

6. Fasilitas apa saja yang akan ditambah di tempat wisata ini?

“...nantinya ini akan dibangun lagi fasilitasnya seperti musholla dan lain-
lain demi kenyamanan para wisatawan yang berkunjung Cuma tidak
sekarang karena kan kita terbatas sama modalnya...”.

7. Usaha apa yang akan dilakukan untuk mengatasi atau memperbaiki akses
jalan menuju kesini, seperti yang kita tahu kan jalannya kurang baik dan
sempit untuk kendaraan besar seperti bus kan tidak bisa masuk ?

“...nanti kita koordinasi dengan kepala desa Aeng tong-tong juga dengan
pemerintah kabupaten Sumenep, untuk memperbaiki serta memperlebar
akses jalan menuju kesini biar wisatawan enak yang mau berkunjung...”.

8. Program pelatihan yang diberikan untuk pokdarwis disini apa saja ?

“...untuk pelatihannya dulu kita diajak studi banding ke tempat-tempat


wisata yang sudah maju di Sumenep seperti gili labak, pantai sembilan
juga...”.
125

Lampiran 5. Daftar Wawancara Informan Utama 2

DAFTAR WAWANCARA

Kode : Informan Utama (IU)

Nama : Hadi Dwi Santoso (Pengelola)

Hari / tanggal : Senin, 29 April 2019

Waktu : 11.00 WIB.

Tempat : Rumah Romdhan Habibur Rahman (Salah satu pengrajin keris)

1. Menurut Anda, seberapa penting peran tempat wisata dalam mendorong


perekonomian masyarakat lokal disini ?

“...penting juga yaa..karena masyarakat juga bisa memanfaatkan tempat


wisata ini untuk mencari rizki dan dapat meningkatkan perekonomian
mereka dengan cara berjualan disini...”.

2. Menurut Anda, kendala apa yang dialami dalam mengembangkan tempat


wisata ini ?

“...kendalanya itu yang paling besar dipermodalan, kita itu untuk


mengembangkan wisata ini terbatas dipermodalannya karena untuk
mengembangkan wisata itu dibutuhkan modal yang tidak sedikit...”.

3. Sejauh ini, seberapa besar peran masyarakat setempat dalam


mengembangkan tempat wisata ini

“...sangat besar peran masyarakat disini dalam hal pengembangan wisata


disini, karena masyarakat juga turut andil dalam mengelola tempat ini,
karena disini itu selama ini yang mengelola tempat ini adalah masyarakat
Aeng tong-tong sendiri...”.
126

4. Seberapa besar peran pemerintah daerah dalam mengembangkan tempat


wisata ini ?

“...saya rasa peran pemerintah masih belum banyak dalam hal


pengembangan wisata disini...”.

5. Bagaimana pemasaran yang sudah dilakukan untuk meningkatkan


kunjungan wisatawan ?

“...untuk pemasaran yang sudah dilakukan selama ini yaitu melalui media
sosial seperti Facebook, Instagram , WhatsApp, dan lain lain...”.

6. Fasilitas apa saja yang akan ditambah di tempat wisata ini?

“...kan nantinya akan dipusatkan di galeri sana jadi semua hal yang
sekiranya dibutuhkan itu akan ditambah seperti tempat ibadah atau
musollah, kantin, tempat parkir, kamar mandi dan lain-lain. Yang
sekiranya dapat menunjang pengembangan tempat wisana ini, akan kita
prioritaskan...”.

7. Usaha apa yang akan dilakukan untuk mengatasi atau memperbaiki akses
jalan menuju kesini, seperti yang kita tahu kan jalannya kurang baik dan
sempit untuk kendaraan besar seperti bus kan tidak bisa masuk ?

“...nanti kita akan koordinasi dengan beberapa pihak seperti pihak desa
dan juga pihak pemerintah kabupaten Sumenep...”.

8. Program pelatihan yang diberikan untuk pokdarwis disini apa saja ?

“...kita diajak jalan jalan dan studi banding keberbagai tempat wisata di
sumenep, hal ini untuk mempelajari bagaimana mengelola tempat wisata
yang baik itu seperti apa...”.
127

Lampiran 6. Daftar Wawancara Informan Pendukung 1

DAFTAR WAWANCARA

Kode : Informan Pendukung (IP)

Nama : Yusri Bastiyar (Wisatawan asal Manding)

Hari / tanggal : Senin, 29 April 2019

Waktu : 10.00 WIB.

Tempat : Galeri dan Museum Keris Aeng Tong-Tong

1. Mengapa anda tertarik untuk mengunjungi tempat ini ?

“...saya tertarik mengunjungi tempat ini karena disini merupakan tempat


sentra keris terbesar di dunia dan ini merupakan suatu kebanggaan bagi
kita dan juga bagi kabupaten sumenep khususnya karena di sumenep ini
ada tempat pengrajin keris terbesar di dunia, yang masih tetap
melestarikan budaya leluhur dan ini luar biasa...”.

2. Bagaimana menurut pendapat anda mengenai tempat wisata ini ?

“...menurut saya ini sudah cukup bagus, disini kan sudah ada galerinya ya..
jadi wisatawan langsung bisa melihat keris kerisnya, tapi untuk melihat
proses pembuatannya masih harus ke rumah rumahnya pengrajin...”.

3. Menurut anda mengenai fasilitas yang ada apa saja yang perlu dilengkapi ?

“...banyak ya.. mulai dari papan penunjuk jalannya ini perlu dikasi
penunjuk jalan agar para wisatawan yang akan berkunjung itu tidak
bingung soalnya kan desa ini masih masuk kedalam tidak pas di pinggir
jalan besar. Kedua dari fasilitas umum seperti tempat ibadah kayak
musholla, WC umum dan lain lain, juga ininya bawahnya ini kan masih
belum di paving ini bawahnya kalau hujan kan becek...”.
128

4. Mengenai akses jalan menuju kesini bagimana menurut anda ?

“...menurut saya aksesnya masih belum bagus ya.. jadi jalannya masih
berlubang lubang juga agak sempit jalannya, kalau bis itu gak bisa masuk,
jadi ini perlu diperbaiki agar wisatawan yang akan berkunjung lebih
nyaman...”.

5. Anda mengetahui dari mana mengenai tempat wisata ini ?

“...tau dari temen juga dari internet, bahwa ada wisata keris di Aeng tong-
tong, jadi saya tertarik berkujung...”.

6. Apa saja yang perlu ditambah dari tempat wisata ini ?

“...saya denger disini juga ada air terjun ya.. jadi perlu juga dibangun itu
biar nanti wisatawan yang berkunjung kesini juga bisa menikmatinya, jadi
selain menikmati proses pembuatan keris juga bisa menikmati air
terjun...”.

7. Harapan anda tentang tempat wisata ini kedepannya seperti apa ?

“...harapannya ya..ini diperbaiki lahh..kayak fasilititasnya ditambah dan


juga jalannya diperbaiki juga.. kalau bagus tempat wisatanya kan enak,
wisatawan yang berkunjung kesini kan jadi tertarik dan betah...”.
129

Lampiran 7. Daftar Wawancara Informan Pendukung 2

DAFTAR WAWANCARA

Kode : Informan Pendukung (IP)

Nama : Sukmandana Aulia Rachman (Wisatawan asal Parsanga)

Hari / tanggal : Senin, 29 April 2019

Waktu : 10.00 WIB.

Tempat : Galeri dan Museum Keris Aeng Tong-Tong

1. Mengapa anda tertarik untuk mengunjungi tempat ini ?

“...ya karena ini merupakan sebuah kekayaan budaya yang dimiliki


indonesia ya..keris ini kan kebudayaan indonesia dan bahkan sudah diakui
oleh UNESCO ini harus terus dilestarikan itu yang membuat saya tertarik
untuk berkunjung ya.. untuk melihat bagaimana cara pembuatan kerisnya,
yang kedua dari pemandangannya juga cukup bagus yaa..”.

2. Bagaimana menurut pendapat anda mengenai tempat wisata ini ?

“...lumayan lah yaa..tapi perlu diperbaiki lagi ini kan masih belum ada
pembangunan yang berarti...”.

3. Menurut anda mengenai fasilitas yang ada apa saja yang perlu dilengkapi ?

“...cukup banyak lah ya.. kayak kamar mandi gitu, WC umum, tempat
parkir dan lainnya...”.

4. Mengenai akses jalan menuju kesini bagimana menurut anda ?

“...ya lumayan lah..tapi ada beberapa bagian jalan yang masih berlubang
dan juga kurang lebar jalannya itu, jadi perlu diperlebar juga biar
kendaraan besar bisa masuk...”.
130

5. Anda mengetahui dari mana mengenai tempat wisata ini ?

“...saya tau dari internet, itukan tahun kemaren tempat ini mendapatkan
penghargaan kan ya jadi saya tahu, makanya saya jadinya tertarik untuk
kesini mau lihat-lihat seperti apa sentra keris itu...”.

6. Apa saja yang perlu ditambah dari tempat wisata ini ?

“...apa yaa..ya paling cuma fasilitasnya ditambah aja biar wisatawannya itu
betah dan tertarik lagi untuk berkunjung kesini...”.

7. Harapan anda tentang tempat wisata ini kedepannya seperti apa ?

“...yaa..harapan saya nantinya ini diperbagus lagi tempatnya, dibangun lagi


biar bagus...”.

Anda mungkin juga menyukai