Bab 1 DM TN K
Bab 1 DM TN K
Bab 1 DM TN K
KELOMPOK 1
ACHMAD DELIAR NUR NASUTION 22222001
ALDI IRAWAN 22222004
FEBIOLA 22222025
INDRIANA EKA YULIANTI 22222033
JOKO PRASETYO 22222034
PRATI TRI ANGGRAINI 22222051
RESKA HARIYANI 22222057
SANDRA WIDI ASTUTI 22222065
SRI DEVY MAHARANI 22222070
TIARA WULANDARI 22222073
Pembimbing Klinik :
Wenny Vintara, S.Kep., Ners
Pembimbing Akademik :
Marwan Riki Ginanjar, S.Kep., Ns., M.Kep
Menyetujui :
Pembimbing Klinik (CI) Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
VISI
Menjadi Rumah Sakit unggul, amanah dan terpercaya di Indonesia
MISI
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan berorientasi pada
keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu berdasarkan pada etika dan
profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat
Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan
Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai rumah sakit pendidikan dan
pelatihan di Indonesia.
MOTTO
Kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Tn. K di Ruang PDL Laki-Laki Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI tahun 2022” tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan kasus ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menjalankan praktik klinik Profesi Ners di RSUD Palembang BARI tahun 2022.
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Hj. Makiani, SH.,MM.,MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI
2. Heri Shatriadi, M.Kes selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang
3. Dr.Amalia, M.Kes sebagai Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI
4. Dr.Alfarobi, M.Kes sebagai Wakil Direktur Umum Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI
5. Bembi Farizal, S.ST.Pi.,MM sebagai Kepala Bagian Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat)
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
6. Bety Maryanti, SKM.,M.Kes sebagai kepala Sub Bagian Kerjasama Dan Pendidikan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
7. Hj. Masrianah, S.Kep.,Ns.,M.Kes Kabid Pelayanan Keperawatan RSUD Palembang
BARI
8. Ismardi, S.Kep.,Ns sebagai Koordinator Pembimbing Klinik RSUD Palembang BARI
9. dr. H. Yulius Fitora, M.Kes Kepala Instalani Rawat Inap RSUD Palembang BARI
10.Wenny Ventiara, S.Kep., Ners Pembimbing Klinik RSUD Palembang BARI
11.Marwan Riki Ginanjar, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing Akademik IKesT
Muhammadiyah Palembang
12. Seluruh karyawan dan karyawati RSUD Palembang BARI
13. Seluruh dosen dan staf IKesT Muhammadiyah Palembang
Kami menyadari laporan kasus ini masih banyak kekurangan, dengan demikian saran
dan kritik yang sangat membantu kami harapkan dan kami terima dengan senang hati.
Kami berharap semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
tenaga kesehatan lain pada khususnya.
Palembang, 2022
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola penyakit negara berkembang saat ini mengalami pergeseran dari
penyakit infeksi ke penyakit akibat gaya hidup, yang ternyata berhubungan
dengan adanya perubahan aspek sosial, ekonomi, dan demografi pada masyarakat
di masing-masing negara (Srisiri et al., 2017). Indonesia merupakan salah satu
negara berkembang yang mengalami pergeseran pola ini meskipun angka kejadian
infeksi di Indonesia masih cukup tinggi. Sementara itu, kejadian penyakit tidak
menular seperti hipertensi dan diabetes melitus terus mengalami peningkatan
(Sudoyo et al., 2014). Menurut Gowshall dan Robinson (2018), penyakit tidak
menular sejauh ini merupakan penyebab kematian pertama di dunia. Pada tahun
2016, sebanyak 75% dari 57 juta kematian yang terjadi secara global diakibatkan
oleh penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular yang menjadi penyebab
kematian utama secara berturut-turut adalah penyakit kardiovaskular, kanker,
penyakit pernapasan kronik dan diabetes melitus (Wamai, Kengne, dan Levitt,
2018).
Diabetes melitus adalah penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan
hiperglikemia akibat adanya gangguan pada sekresi insulin dan/atau kerja insulin
(Wu et al., 2014). Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan jangka panjang
berupa disfungsi atau kegagalan organ tubuh khususnya mata, ginjal, saraf, dan
pembuluh darah. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular
yang angka kejadiannya akan terus meningkat dimasa yang akan datang (Tjekyan,
2014).
Menurut International Diabetes Federation (2017), sebanyak 425 juta
penduduk di seluruh dunia menderita diabetes melitus pada tahun 2017 dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 629 juta penduduk pada tahun 2045. IDF
memperkirakan terdapat 212,4 juta penduduk dunia dengan diabetes melitus tidak
terdiagnosis dan berisiko mengalami komplikasi. Hasil studi yang dilakukan oleh
2
terkena diabetes melitus meningkat hingga dua sampai enam kali lipat pada pasien
yang memiliki orang tua atau saudara kandung penderita DM (Fatimah, 2015).
Kemudian, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Nguyen et al. (2011) dengan
data dari National Center for Health Statistics (NHANES) di Amerika Serikat
menunjukkan sekitar 80,3% pasien diabetes mengalami kelebihan berat badan
(IMT 25) dan 49,1% mengalami obesitas (IMT 30). Selain itu, penelitian oleh
Lastra, Syed, & Kurukulasuriya (2014) menunjukkan bahwa sekitar 50% pasien
hipertensi mengalami resistensi insulin dan kontrol tekanan darah yang baik dapat
mencegah serta memperlambat progresivitas terjadinya komplikasi mikrovaskular
dan makrovaskular.
Mengingat besarnya masalah yang ditimbulkan oleh diabetes melitus,
Kementrian Kesehatan RI memprioritaskan pengendalian diabetes melitus
diantara gangguan penyakit metabolik lainnya. Salah satu pendekatan dalam
pengendalian diabetes melitus adalah dengan mengendalikan berbagai faktor
risiko di fasilitas layanan primer seperti dokter keluarga, praktik swasta, dan
puskesmas (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Puskesmas merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya. Berdasarkan data pasien diabetes melitus di Kota Palembang,
terdapat sekitar 4.352 pasien diabetes melitus dengan penderita terbanyak berada
di wilayah kerja Puskesmas Merdeka dengan total kunjungan sebanyak 776 pasien
atau sekitar 17,83% (Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2016).
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan pada klien diabetes mellitus melalui penuyusunan seminar proposal
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan Diabetes Mellitus di
Ruang PDL Laki-Laki RSUD Palembang Bari”
4
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mengaplikasikan serta mampu melaksanakanilmu tentang
Asuhan Keperawatan secara komprehensif dengan proses pendekatan yang
meliputi aspek bio, psiko, spiritual, dalam bentuk pendokumentasian padaTn.K
dengan masalah keperawatan Diabetes Mellitus diruang PDL Laki-Laki RSUD
Palembang BARI.
2. Tujuan Khusus
a) Mampu melaksanakan pengkajiankeperawatanpada Tn.A dengan masalah
keperawatan Diabetes Mellitus di RSUD Palembang BARI.
b) Mampu merumuskandiagnosiskeperawatanpada Tn.A dengan masalah
keperawatan Diabetes Mellitus di RSUD Palembang BARI.
c) Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada Tn.A dengan masalah
keperawatan Diabetes Mellitus di RSUD Palembang BARI.
d) Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn.A dengan masalah
keperawatan Diabetes Mellitus di RSUD Palembang BARI.
e) Melakukanevaluasitindakankeperawatanpada Tn.A dengan masalah
keperawatan Diabetes Mellitus diRSUD Palembang BARI.
f) Mampu melaksanakan discharge planning