Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Sulthan Ariq R.R (31219256) A3 Makalah Bi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 91

MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL

PT. NIPPON INDOSARI CORPORINDO

Makalah ini Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional

Dosen Pengampu : Anggit Yoebrilianti, SE., MM

OLEH :

Sulthan Ariq Rizqullah Ramadhan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SERANG RAYA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberi


Rahmat dan Anugerahnya sehingga makalah ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya. Sholawat dan salah semoga tetap tercurahkan kepada Baginda
Muhammad SAW beserta sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Makalah
yang berjudul “Manajemen Rantai Pasokan Pada Produk Bantal Dan Guling
Studi Kasus Home Industry Monica Collection Semarang” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bisnis Internasional.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anggit Yoebrilianti, SE., MM


selaku dosen pengampu mata kuliah Bisnis Internasional, karena telah
membimbing dalam penulisan makalah ini dengan baik. Rasa terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan paper ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah


ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Untuk itu kami, memohon kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini
dikemudian hari. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca
khususnya.

Cilegon, 3 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL. ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah. ..................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah. .............................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian. ................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian. .............................................................. 5
1.5 Jadwal Penelitian. ................................................................ 6
1.6 Sistematika Penelitian… ..................................................... 7

BAB II PROFIL PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk


2.1 Sejarah Perusahaan. ............................................................. 8
2.2 Visi dan Misi Perusahaan. ................................................. 10
2.3 Logo PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk ...................... 11
2.4 Struktur Organisasi ............................................................ 12
2.5 Job Description ................................................................. 13
2.6 Nilai – Nilai Perusahaan .................................................... 21
2.7 Sejarah Pencatatan Saham ................................................ 22
2.8 Jaringani Usaha ................................................................. 23
2.9 Rencana Usaha ............................................................. 23
2.10 Produk Perusahaan. ........................................................... 24
2.11 Kinerja Usaha Terikini ...................................................... 26

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Pengertia Laporan Keuangan. ........................................... 29
3.2 Tujuan Laporan Keuangan. ............................................... 31
3.3 Manfaat Laporan Keuangan. ............................................. 31
3.4 Alat Analisis Laporan Keuangan ...................................... 32
3.5 Keterbatasan Laporan Keuangan. ...................................... 35
3.6 Pihak-pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan. ........ 36
3.7 Jenis Laporan Keuangan… ............................................... 37
3.8 Pengertian dan Jenis Rasio Keuangan. .............................. 38
3.9 Laporan keuangan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 39
3.10 Analisis Rasio Keuangan PT. Nippon Indosari
Corporindo Tbk Periode 2016 -2018 ................................. 44
3.11 Analisis Rasio Keuangan PT. Siantar Top....................... 62
3.12 Hasil Analisa Data Perbandingan Rasio Keuangan .......... 80

iii
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan. ....................................................................... 84
4.2 Saran. ................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 88

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Ikhtisar Data Keuangan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk ....... 3
1.2 Jadwal Penelitian. ............................................................................ 6
2.1 Susunan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi .......................... 13
2.2 Sejarah Pencatatan Saham PT. Nippon Indosari
Corporindo Tbk. ............................................................................ 22
3.1 Laporan Posisi Keuangan. ............................................................. 39
3.2 Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan). ........................................... 40
3.3 Laporan Laba Rugi ........................................................................ 41
3.4 Data Current Ratio Tahun 2016-2018 ........................................... 42
3.5 Data Quick Ratio Tahun 2016-2018. ............................................. 44
3.6 Data Cash Ratio Tahun 2016-2018. ............................................. 46
3.7 Data Debt Ratio Tahun 2016-2018. .............................................. 47
3.8 Data Debt to Equity Ratio Tahun 2016-2018. ............................... 49
3.9 Data Total Assets Turnover Tahun 2016-2018. ............................. 50
3.10 Data Fixed Assets Turnover Tahun 2016-2018.............................. 52
3.11 Data Gross Profit Margin Tahun 2016-2018................................. 55
3.12 Data Net Profit Margin Tahun 2016-2018.................................... 57
3.13 Data Return On Equity Tahun 2016-2018. .................................... 58
3.14 Data Return On Investment Tahun 2016-2018. ............................. 61
3.15 Laporan Posisi Keuangan PT. Siantar Top .................................... 62
3.16 Laporan Posisi Keuangan PT. Siantar Top.(Lanjutan). ................. 63
3.17 Laporan Laba Rugi PT, Siantar Top. ............................................. 64
3.18 Data Current Ratio PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. ................ 65
3.29 Data Quick Ratio PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. ................... 67
3.20 Data Cash Ratio PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. .................... 68
3.21 Data Debt Ratio PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. ..................... 69
3.22 Data Debt to Equity Ratio PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. ..... 70
3.23 Data Total Assets Turnover PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. ... 71
3.24 Data Fixed Assets Turnover PT. Siantar Top Tahun 20162018. ... 73
3.25 Data Gross Profit Margin PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. ..... 74
3.26 Data Net Profit Margin PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. ........ 75
3.27 Data Return On Equity PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. .......... 76
3.28 Data Return On Investment PT. Siantar Top Tahun 2016-2018. ... 76
3.39 Hasil Perbandingan Rasio Keuangan PT. Nippon Indosari
Corporindo Tbk dan PT. Siantar Top ............................................ 78

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Logo PT.Nippon Indosari Corporindo Tbk. ........................... 11


2.2 Struktur Organisasi PT. Nippon Indosari
Corporindo Tbk. ..................................................................... 12
2.3 Informasi Pemegang Saham ................................................... 12

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang

baik membuat terjadinya berbagai jenis persaingan perusahaan. Hal ini membentuk

setiap perusahaan agar bisa membuat hasil yang professional untuk perkembangan

perusahaan itu sendiri. Dengan adanya persaingan berbagai jenis perusahaan baik

perusahaan jasa maupun barang diperlukan adanya penampilan kinerja keuangan

yang baik dari setiap perusahaan yang bersaing dan ditunjang dengan berbagai jenis

strategi dari perusahaan itu sendiri.

PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk merupakan sebuah perusahaan yang

bersifat terbuka dan bergerak di bidang industri makanan terutama roti. Tujuan dari

didirikannya perusahaan ini adalah untuk memberikan kepada masyarakat

Indonesia dalam memproduksi dan mendistribusikan beragam produk roti yang

baik, halal, berkualitas tinggi, higienis dan terjangkau. Produk-produk dari

perusahaan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk pun mulai dikenal oleh

masyarakat dengan baik. Banyak masyarakat tidak ragu dan mempercayakan

kualitas produk roti perusahaan.

Seperti umumnya perusahaan yang lain, PT. Nippon Indosari Corporindo juga

membuat laporan guna untuk memenuhi gambaran atau informasi yang menyeluurh

untuk mengenai keadaan harta, hutang, modal dan pendapatan serta biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk dapat berguna bagi

1
2

perusahaan itu sendiri juga maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam

perusahaan tersebut. Namun laporan keuangan itu hanya menyajikan data yang

bersifat umum dan merupakan sebuah laporan saja, sehingga perlu dilakukannya

sebuah analisis yang lebih jauh untuk laporan keuangan tersebut agar menjadi

relevan, jelas, dimengerti, dipercaya, dapat dijui kebenarannya, dan dapat dipercaya

sebagai informasi untuk mengambil sebuah keputusan baik dari perusahaan atau

pihak-pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan.

Manajemen keuangan berpengaruh dalam setiap aktivitas dari perusahaan

tersebut. Oleh karena itu, seorang manajer keuangan dibutuhkan dan diharapkan

mampu menunjukkan kinerja dari perusahaan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar

perusahaan dapat memberikan kinerja dan pengelolaan operasional secara baik dan

efektif sehingga dapat memberikan pertumbuhan dalam setiap aktivitas perusahaan

tersebut.

Menurut Kasmir (2012:7) laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan paa saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Laporan keuangan disusun guna menyediakan informasi terkait dengan

posisi keuangan, perubahan posisi keuangan dan kinerja suatu entitas sehingga

laporan keuangan tersebut memerikan manfaat bagi para pengguna dalam

mengambil keputusan. Laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi atau suatu

perusahaan meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan

modal dan catatan atas laporan keuangan.


3

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari sekian banyaknya

transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan tersebut. Transaksi dan peristiwa

yang bersifat financial (keuangan) dicatat, digolongkan dan diringkas dengan cara

tepat dalam satuan uang yang kemudian ditafsirkan untuk berbagai tujuan. Laporan

keuangan yang disusun untuk memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri

dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Penggunaan

Modal Keja dan juga Laporan Arus Kas.

Dalam laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban suatu perusahaan

untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode

tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi

dan posisi perusahaan pada saat terkini. Kemudian laporan keuanganlah yang akan

menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan untuk saat sekarang dan

kedepannya dengan melihat berbagai persoalan yang ada dalam laporan keuangan

tersebut.

Tabel 1.1
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
Ikhtisar Data Keuangan
Periode 2016 – 2018
Tahun Aktiva Hutang Kas dan Total Total Total Laba
Lancar Lancar Setara Aktiva Ekuitas Hutang
Kas Jangka
Panjang
2016 949.414 320.501 610.989 2.919.640 1.476.889 1.156.387 279.777
2017 2.319.937 1.027.176 1.895.069 4.559.573 1.739.467 712.291 135.364
2018 1.876.409 525.422 1.294.525 4.393.810 1.476.909 951.487 127.171
Sumber : PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk, 2019

Berdasarkan dari Tabel 1.1 yang berisikan ikhtisar data keuangan

perusahaan dari tahun 2016, 2017, hingga 2018 yang memberikan gambaran

terhadap perubahan posisi keuangan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk pada
4

tahun-tahun tesebut. Setiap tahun terlihat naik turunnya jumlah baik aktiva lancar,

hutang lancar, kas dan setara kas, total aktiva, total ekuitas, dan total hutang jangka

panjang. Namun untuk laba perusahaan dapat dilihat bahwa mengalami penurunan

dari tahun ke tahun. Laba perusahaan tahun 2016 sebesar Rp. 279.777 (dalam jutaan

rupiah) mengalami penurunan drastis pada tahun 2017 sebesar Rp. 144.412 (dalam

jutaan rupiah) menjadi Rp. 135.364 (dalam jutaan rupiah). Kemudian pada tahun

2018 perusahaan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk juga mengalami penurunan

sebesar Rp. 8.193 (dalam jutaan rupiah) menjadi Rp. 127.171 (dalam jutaan rupiah).

Perubahaan posisi keuangan tersebut belum cukup untuk menjelaskan perubahan

kinerja perusahaan disetiap tahunnya. Maka dari itu, diperlukan analisis yang lebih

spesifik agar dapat diperoleh sebuah gambaran yang lebih jelas tentang peningkatan

maupun penurunan kinerja perusahaan disetiap tahunnya. Dalam mengadakan

analisa laporan keuangan suatu perusahaan, maka diperlukan adanya ukuran

tertentu. Ukuran tersebut yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah

rasio keuangan.

Berdasarkan uraian di atas dan untuk mengetahui sejauh mana kineja dari

perusahaan saat ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap PT.

Nippon Indosari Corporindo Tbk dan menuliskannya dalam bentuk Tugas Akhir

dengan judul “Analisis Rasio Keuangan PT. Nippon Indosarsi Corporindo Tbk

pada periode 2016 – 2018”


5

1.2 Rumusan Masalah

Rasio Keuangan merupakan salah satu cara untuk mengukur dari laporan

keuangan perusahaan. Melalui Rasio keuangan tersebut maka dapat dianalisis baik

buruknya keadaan posisi keuangan dari perusahaan tersebut dari satu periode ke

periode berikutnya. Maka adapun yang menjadi perumusan masalah sehubungan

dengan analisis rasio keuangan perusahaan yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya selama tahun 2016 – 2018?

2. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam mendanai kegiatan usahanya

selama tahun 2016 – 2018?

3. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

tahun 2016 – 2018?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

dari kinerja keuangan pada PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk pada tahun 2016

– 2018.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penulisan ini adalah :
1. Bagi PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

Sebagai bahan tambahan masukan dan informasi bagi perusahaan PT.

Nippon Indosari Corporindo Tbk guna melihat perkembangan


6

perusahaan dan pengambilan keputusan perusahaan berdasarkan kinerja

keuangan di masa yang akan datang.

2. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pengembangan pola pikir peneliti terhadap pengetahuan

mengenai keuangan terkhusus pada bagian rasio keuangan.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan referensi bagi peneliti-peneliti

yang nantinya dapat memberikan perbandingan lain untuk melihat

masalah yang sama pada masa yang akan datang.

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada perusahaan PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk yang berlangsung pada bulan Oktober sampai dengan

Desember 2019 yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 1.1
Jadwal Penelitian

No Kegiatan Okt-19 Nov-19 Des- 19


III IV I II III IV I II
1 Pengajuan Judul
Pengajuan Dosen
2 Pembimbing
3 Pengumpulan Data
Penyusunan Tugas
4
Akhir
Bimbingan Tugas
5
Akhir
Penyelesaian Tugas
6
Akhir
7

1.6 Sistematika Penelitian


Sistematika penelitian dari Tugas Akhir ini mencakup dari 4 bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penelitian yang

dilaksanakan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang sejarah ringkas

perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi,

strategi usaha perusahaan, sejarah pencatatan saham

perusahaan dan produk perusahaan.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti memaparkan dan menganalisis data

sesuai dengan topik dan hasil pengujian.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti memberikan kesimpulan dari

penelitian yang dilakukan terhadap PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk dan saran yang akan diajukan untuk

pengembangan proses pengolahan data di PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk


BAB II

PROFIL PT. NIPPON INDOSARI CORPORINDO Tbk

2.1. Sejarah PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk merupakan salah satu perusahaan roti

dengan merek dagang Sari Roti terbesar di Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada

tahun 1995 sebagai sebuah perusahaan penanaman modal asing dengan nama PT

Nippon Indosari Corporation. Sari Roti merupakan produsen roti dengan kapasitas

cakupan pendistribusian sebesar 24.000 outlet yang tersebar di Indonesia.

Perkembangan perusahaan ini semakin meningkat dengan semakin meningkatnya

permintaan konsumen sehingga perseroan mulai meningkatkan kapasitas produk

dengan menambahkan dua lini produksi, yakni roti tawar dan roti manis sejak tahun

2001. Perusahaan meluncurkan produk komersial pertama dengan merek Sari Roti.

Dengan sasaran utama wanita karir dan ibu rumah tangga, perubahan skala

industri bakeri diharapkan dapat lebih meningkatkan mutu produk bakeri yang

dihasilkan. Dari industri tradisional yang terkadang kurang higienis, pengemasan

yang kurang menarik, serta tidak adanya jaminan pangan halal, dan menggunakan

teknologi tradisional, menjadi produk berteknologi tinggi dengan kemasan yang

menarik dan terjamin kehalalan serta higienitas produknya. Untuk lebih

meningkatkan pemasaran dan nilai jual produk, maka dikembangkan pula beberapa

variasi produk yang tetap mengacu pada mutu internasional, namun dengan tidak

meninggalkan cita rasa lokal.

8
9

Hal ini seiring dengan pembukaan pabrik baru yang mulai merambah hingga

Pasuruan, Jawa Timur pada tahun 2005. Tak hanya sampai di situ, perusahaan

semakin gencar untuk melebarkan sayap usaha-nya dengan membuka pabrik ke-

tiga yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat pada tahun 2008.

Sejak tanggal 28 Juni 2010 perseroan telah melakukan Penawaran Umum

Perdana dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bisnis roti yang

dijalani perusahaan ini semakin berkembang, dengan ini perusahaan semakin giat

melakukan pembangunan pabrik baru di beberapa tempat, seperti pembangunan

tiga pabrik sekaligus di Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), dan

Cikarang (Jawa Barat) pada tahun 2011 serta pembangunan dua pabrik di

Palembang (Sumatera Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Pada tahun 2006, perseroan ini telah berhasil mendapatkan sertifikat HACCP

(Hazard Analysis Critical Control Point) yang merupakan sertifikat jaminan

keamanan pangan sebagai bukti komitmen Perseroan dalam mengedepankan

prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada setiap produk Sari Roti. Produk Sari

Roti juga telah terdaftar melalui Badan BPOM Indonesia dam memperoleh

sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Tak hanya itu PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. juga telah berhasil

memperoleh beberapa penghargaan, di antaranya Top Brands sejak tahun 2009

hingga 2011, Top Brand for Kids sejak tahun 2009 hingga 2012 Marketing Awards

2010, Indonesia Original Brands 2010, Investor Award 2012, penghargaan dari

Forbes Asia dan beberapa penghargaan lainnya. Pada tahun


10

2016, Perseroan mendirikan usaha patungan yang bergerak dalam industri makanan

di Filipina dengan nama Sarimonde Foods Corporation. Kemudian pada tahun

2018, Perseroan mengoperasikan pabrik ke-11 yang berlokasi di Batam.

Beberapa produk Sari Roti antara lain Roti Tawar Spesial 6 Slices, Roti

Tawar Keju, Sandwich Isi Coklat, Sandwich Isi Krim Peanut, Chiffon Cup Cake

Strawberry, Chiffon Cup Cake Pandan, Chiffon Cup Cake Coklat, Roti Isi Mix

Fruit, Roti Isi Krim Coklat Vanilla, Roti Isi Krim Coklat, Roti Isi Krim Keju, dan

beberapa varian produk lainnya. Dengan tetap dijaga-nya komitmen Sari Roti

dalam proses produksi mulai dari tahap pemilihan bahan-bahan yang berkualitas,

tahap pemrosesan hingga pendistribusian yang dilakukan secara profesional dengan

bantuan tenaga-tenaga ahli di bidang-nya membuat Sari Roti selalu menjadi

makanan pilihan bagi keluarga Indonesia.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1. Visi

“Senantiasa tumbuh dan mempertahankan posisi sebagai perusahaan roti

terbesar di Indonesia melalui penetrasi pasar yang luas dan dalam dengan

menggunakan jaringan distribusi yang luas untuk menjangkau Konsumen di

seluruh Indonesia.”

2.2.2. Misi

“Memproduksi dan mendistribusikan beragam produk yang halal,

berkualitas tinggi, higienis dan terjangkau bagi seluruh Konsumen Indonesia.”


11

2.3. Logo PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk

Logo adalah sebuah lambang atau simbol khusus yang digunakan untuk

mewakili suatu perushaaan atau organisasi. Sebuah logo yang unik didesain dan

diciptakan secara khusus oleh perusahaan sebagai identitas atau pembeda dari

perusahaan kompetitor atau pesaing. Karena difungsikan sebagai identitas sebuah

perusahaan maka logo harus divisualisasikan secara unik agar mudah diingat serta

relevan sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai apa yang ditawarkan

oleh perusahaan.

Sumber : www.sariroti.com , 2019


Gambar 2.1
Logo Sari Roti PT. Nippon Indosari Corporindo, Tbk
12

2.4. Struktur Organisasi PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

Sumber : https://www.sariroti.com/tata-kelola-perusahaan/#struktur-organisasi ,
tahun 2019
Gambar 2.2
Struktur Organisasi PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
13

Tabel 2.1
Susunan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. Periode Tahun 2015-2020.

Dewan Komisaris Nama


Presiden Komisaris Benny Setiawan Santoso
Komisaris Tan Hang Huat
Komisaris Independen Jusuf Arbianto Tjondrolukito
Direksi
Presiden Direktur dan CEO Wendy Sui Cheng Yap
Direktur Yenni Husodo
Direktur Kaneyosi Morita
Direktur Seiji Kusunoki
Direktur Indrayana
Direktur Independen Chin Yuen Loke
Sumber : www.sariroti.com , 2019
2.5. Job Description

Berikut ini adalah Job Description dari Perusahaan PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk:

1. Presiden Direktur

Presiden direktur, dalam hal ini adalah pimpinan tertinggi PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk yang memiliki wewenang penuh terhadap perusahaan. Dalam

pelaksanaannya, presiden direktur dibantu oleh seorang direktur.

2. Direktur

Direktur bersama-sama dengan direktur operasional membantu presiden

direktur dan bertanggung jawab penuh atas jalannya kegiatan operasional

perusahaan.
14

3. Direktur Operasional

Direktur operasional bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan

perusahaan sehingga tujuan dari perusahaan tercapai, yakni mencapai prestasi

yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk yang bermutu.

4. Business Development Executive

Business development executive bertanggung jawab penuh apabila terdapat

perluasan pabrik dan penambahan lini-lini di dalam pabrik untuk meningkatkan

kapasitas produksi seiring dengan peningkatan pangsa pasar. Selain itu,

bertanggung jawab apabila terdapat penambahan mesin-mesin produksi.

Business development executive bertanggung jawab langsung kepada direktur

operasional.

5. General Manager (GM) Finance and Accounting

General manager finance and accounting bertanggung jawab atas aliran

keuangan yang dilakukan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk termasuk

pembukuannya. Departemen ini terbagi menjadi beberapa sub bagian, yaitu:\

A. Finance and Accounting Manager (FAM) Cikarang Finance and

Accounting Manager Cikarang

Bertanggung jawab untuk mengawasi keuangan hasil penjualan dan juga

bertugas dalam menghitung stock opname terhadap bahan baku, biaya

pajak, biaya produk-produk yang ditolak atau dikembalikan, maupun biaya

operasional umum. FAM Cikarang membawahi accounting yang

bertanggung jawab terhadap tagihan-tagihan para supplier, outlet,

agen, dan yang lainnya. Sub bagian ini harus


15

membuat pembukuan tentang lembar tagihan sehingga dapat

dipertanggungjawabkan kepada GM finance and accounting.

B. Internal Audit (IA) and System Procedur Manager

Internal audit memiliki tugas melakukan pemeriksaan terhadap keuangan

perusahaan dan pemeriksaan terhadap sistem perusahaan. Internal audit

bertanggung jawab kepada direktur operasional dan keputusan diserahkan

kepadanya. Sedangkan sistem prosedur memiliki tugas membuat sistem

atau prosedur pembayaran, penagihan, dan hal-hal yang berhubungan

dengan bagian accounting serta audit yang akan dibakukan oleh perusahaan.

Bagian ini juga bertaggung jawab melakukan audit internal semua

kegiatan yang berlangsung dalam PT Nippon Indosari Corpindo Tbk serta

mengawasi prosedur SOP yang berlaku di perusahaan.

C. Purchasing Manager

Purchasing bertanggung jawab penuh terhadap pengadaan barang-barang

untuk perusahaan, baik itu untuk keperluan produksi seperti bahan baku,

bahan penunjang, mesin, peralatan maupun untuk keperluan perusahaan

lainnya.

D. Information Technology Manager

Information technology bertanggung jawab terhadap sistem jaringan

informasi dalam PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Information technology

bertugas pula dalam hal komputerisasi di perusahaan.


16

6. Product Development and Quality Assurance (PDQA) Manager

Departemen ini dipimpin oleh seorang manajer PDQA. Departemen PDQA

bertanggung jawab terhadap pengembangan produk, menciptakan produk baru,

pengawasan bahan baku, pengawasan saat proses produksi, dan pengawasan

mutu produk. PDQA terbagi atas dua bagian, yaitu:

A. Product Development (PD)

Product development bertugas untuk melakukan pengembangan produk

baru, pengembangan produk yang sudah ada dengan beberapa alternatif,

yaitu dengan pemakaian bahan baku yang berbeda, alternatif parameter

proses, dan perubahan total dari konsep yang telah ada. Pembuatan konsep

produk (diversifikasi produk) dalam rangka pengembangan maupun

perbaikan produk untuk jangka panjang dilakukan oleh bagian spesialisasi

dari PD.

B. Quality Assurance (QA)

Quality assurance bertanggung jawab atas kualitas mutu dan jaminan mutu

produk yang dihasilkan, perbaikan, dan pengontrolan (pengawasan) mutu

produk dengan rangkaian sistem pendukung seperti GMP (Good

Manufacturing Practices), SSOP (Sanitation Standard Operating

Procedures), HACCP (Hazard Analysis and Critical Point), dan Sistem

Jaminan Halal (SJH). Pengontrolan dilakukan dari dalam yaitu dari area

produksi langsung dan berdasarkan kontak keluhan konsumen. QA terbagi

dalam empat bagian Quality Control (QC), yaitu:


17

1) QC raw material,

bertugas untuk memeriksa kondisi bahan baku saat diterima, apakah

bahan baku yang telah datang sesuai dengan ketentuan mutu

yang telah ditetapkan, serta memeriksa kondisi penyimpanan bahan

baku.

2) QC field,

memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengawasi proses produksi

mulai dari tahap pencampuran hingga produk jadi, menangani masalah

yang muncul saat dilapangan produksi, menanalisa produk yang ditolak

dan hilang (lost product) serta evaluasinya. QC field Membawahi QC

checker, yang bertugas mengawasi proses produksi saat pengemasan

produk serta menolak produk yang tidak sesuai dengan standar produk

jadi.

3) QC system

yang lebih mengacu pada pembuatan dan perevisian sistem dan prosedur

operasi standar produk jadi yang dilakukan untuk memenuhi syarat mutu

atau mutu yang diinginkan, yaitu HACCP dan Sistem Jaminan Halal.

4) Lab analysis,

memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu analisis mikrobiologi,

analisis kimia, organoleptik, dan analisis lainnya.


18

7. National Sales Manager

Departemen ini bertanggung jawab terhadap penjualan produk, biasanya

dilakukan penetapan target jumlah penjualan yang harus dicapai. Bagian ini

terbagi menjadi beberapa sub bagian yaitu :

a. Branch Sales Jabotabek

Bertanggung jawab terhadap pengaturan penjualan produk pada agen-agen

di daerah Jabotabek hingga Purwakarta dan Banten.

b. Branch Sales Jawa Barat

Bertanggung jawab terhadapa pengaturan penjualan produk pada agen-agen

di daerah Bandung dan Cirebon.

c. Key Account

Bertanggung jawab untuk menganalisa pasar, produk-produk yang ada

di pasaran, menganalisa produk pada RO (Reguler Outlet) yaitu untuk

estimasi banyaknya produk yang akan dijual, menangani display produk

yang ada di pasaran serta bertanggung jawab terhadap pembukaan outlet-

outlet baru.

8. Marketing Manager

Bertanggung jawab dalam hal pemasaran produk, melakukan survei pasar

dengan Melakukan penilaian terhadap kompetitor, menampung keluhan

konsumen yang masuk, membuat konsep awal produk-produk pengembangan

yang telah diperkirakan akan segera diluncurkan bersama dengan bagian


19

produk spesialis PD, dan melakukan perhitungan biaya keseluruhan. Sehingga

dalam hal ini bekerja sama dengan bagianpurchasing dan PDQA.

9. Supply Chain Management (SCM)

Departemen ini bertugas dalam hal inventori bahan baku, pendistribusian produk

jadi. Depertemen ini terbagi menjadi beberapa sub bagian, yaitu :

a. Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Production planning and inventory control secara umum bertanggung jawab

mengatur atau merencanakan banyaknya produk yang akan diproduksi,

menerima, dan mengeluarkan bahan baku. Tangung jawab dilakukan oleh

kedua bagian yaitu bagian inventory control yang bertugas mengatur

pemesanan, penerimaan, penyimpanan bahan baku serta pengunaannya

dalam produksi agar tidak terjadi penumpukan bahan baku di gudang.

Sedangkan product planning bertugas mengumpulkan data tentang estimasi

penjualan produk dalam rangka penentuan permintaan barang OTF (Order

To Factory).

b. Finished Goods (FG) and Distribution

Finished goods bertanggung jawab terhadap barang (produk jadi) yang akan

dikirim. Antara lain adalah pengaturan penempatan barang, jumlah

barang berdasarkan OTF, waktu penerimaan dan pengiriman maksimal

barang ke outlet-outlet, mengatur barangretur serta mengatur dan

mengawasi pengaturan keluar-masuk krat-krat yang digunakan dalam

pendistribusian barang. Sedangkan distribusi bertanggung jawab mengatur

pengiriman barang yang telah dikemas


20

ke RO, distribution channel dan agen berdasarkan jumlah barang, agen atau

outlet, serta area pemasaran.

10. General Manager Plant

Departemen ini bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional produksi roti.

Departemen ini terbagi menjadi dua sub bagian, yaitu :

A. Production Assistant Manager

Production assistant manager bertanggung jawab terhadap semua hal yang

terkait produksi dari tahap pencampuran hingga pengemasan, yaitu serah

terima bahan baku dari gudang bahan baku hingga pengemasan barang jadi

serta pengawasan serah terima barang jadi kepada bagian finished goods.

B. Technician Assistant Manager

Technician assistant manager bagian ini bertanggung jawab terhadap

pengaturan, pengawasan dan perbaikan mesin dan peralatan yang

digunakan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

11. Human Resources and Development-General Affair (HRD-GA) Manager

Departemen ini bertanggung jawab terhadap hal yang berhubungan

dengan hak dan kewajiban sumber daya manusia dalam PT Nippon Indosari

Corpindo Tbk serta kegiatan operasional perusahaan secara umum.

Departemen ini terbagi menjadi dua sub bagian, yaitu :

a. HRD Head

HRD head bertugas mengatur prihal penerimaan karyawan dan pemenuhan

kebutuhan jumlah karyawan PT Nippon Indosari Corpindo


21

Tbk, mengatur hak dan kewajiban karyawan, fasilitas karyawan dalam

bentuk uang serta bertugas untuk menjalankan fungsi sosial perusahaan

seperti acara kunjungan pihak luar (masyarakat umum) dan penerimaan

praktek lapang atau magang.

b. General Affair (GA)

General affair bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan non

produksi secara umum seperti pembayaran listrik, telepon, air, taman,

kebersihan serta fasilitas karyawan seperti baju kerja, loker, kantin, dan

lain-lain.

2.6. Nilai – Nilai Perusahaan

1. Result

bergerak cepat (Run) untuk memberikan kinerja terbaik (Performance)

dan hasil yang optimal (Result) dengan tetap mengedepankan kepuasan

Pelanggan.

2. Organization

memiliki nilai (Values) dan budaya (Culture) untuk bekerja dengan hati

(Passion) dan mempunyai semangat tinggi untuk senantiasa

memberikan yang terbaik (Spirit of Excellence).

3. Teamwork

Kinerja dan pencapaian sebagai satu keluarga besar merupakan hasil

kerja sama (Cooperation) dan koordinasi (Coordination) yang unggul

dari semua bagian perusahaan .

4. Implementation
22

memastikan setiap strategi dapat terlaksana dengan baik (Follow

through to completion) melalui eksekusi yang sempurna (Execution).

2.7. Sejarah Pencatatan Saham PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham

saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010.

Tabel 2.2
Sejarah Pencatatan Saham PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

Jenis Pencatatan Saham Tgl Pencatatan

Saham Perdana @ Rp1.250,- 151.854.000 28-Jun-2010

Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 860.506.000 28-Jun-2010

Pemecahan Saham (Stock Split) 4.049.440.000 29-Nop-2013

Sumber : Britama.com, 2015

Sumber : https://www.sariroti.com/informasi-investor/#laporan-tahunan/ , 2019

Gambar 2.3
Informasi Pemegang Saham PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
23

2.12. Jaringan Usaha

Adapun bidang usaha dari PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk adalah sebagai

Perusahaan yang menjadi penyedia dan penjual pada bidang makanan terkhusus pada

prodik roti, Perusahaan senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi

dengan memiliki bahan baku yang berkualitas tinggi yang sebelumnya melalui

proses Riset dan Pengembangan, memiliki pasokan bahan baku sendiri, memiliki

tenaga kerja yang handal dan kompeten dalam bidangnya serta memberikan proses

pelatihan yang berkelanjutan sesuai dengan rangka pencapaian visi dan misi

perusahaan melalui penerapan Good Manufacturing Practices (GMP), Sanitation

Standard Operating Procedures (SSOP), Hazard Analysis and Critical Control Point

(HACCP), dan Sistem Jaminan Halal (SJH).

Mengutamakan kepuasan pelanggan yang berorientasi dengan melakukan

berbagai proses penseleksian terhadap semua produk sari roti seperti menggunakan

metal detector untuk memastikan kemasan aman sebelum sampai kepada

pelanggan dan melakukan proses pendistribusian maksimal 24 jam

2.13. Rencana Usaha

Untuk mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan pelayanan

terhadap konsumen dan dilakukan suatu rencana kerja sebagai berikut :


1.

1. Mempercepat waktu proses pencampuran yang menggunakan metode

sponge and dough mixing untuk 100% bahan baku yang sudah terseleksi

dengan waktu 2 jam/proses pencampuran dari proses pencampuran yang

sebelumnya selama 3 jam/proses pencampuran.


24

2. Memastikan 100% produk sari roti yang telah dikemas akan dilewatkan

terlebih dahulu pada metal detector dengan waktu satu detik untuk setiap

kemasan.

3. Menetapkan waktu proses pendistribusian maksimal 24 jam untuk semua

produk sari roti (100% produk sari roti yang telah siap didistribusikan

kepada konsumen).

4. Menurunkan tingkat kondisi roti yang lembek setelah roti keluar dari oven

sebesar 0,00 2 % untuk tahun 2016 dari tahun sebelumnya sebesar 0,005%

dari jumlah produk sari roti yang telah diproduksi.

5. Melakukan proses sterilisasi pada setiap peralatan produksi untuk setiap

harinya

2.14. Produk PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk yang bergerak di dalam makanan yang

berfokus kepada makanan roti menjual berbagai macam produk roti seperti berikut

ini :

1. Produk Roti Tawar

Beberapa diantara produk Roti tawar yang dikeluarkan oleh perusahaan yaitu:

a. Roti Tawar Spesial, merupakan roti tawar yang dibuat dan dibungkus

dalam ukuran normal dan jumbo, Produk roti tawar dari Sari Roti mulai

diproduksi tahun 1996, produk ini merupakan produk andalan Sari Roti.

Produk ini memiliki beberapa varian seperti roti tawar kulit, roti tawar

tanpa kulit, dan roti tawar gandum dengan harga Rp 16.000.


25

b. Roti Raisin, merupakan roti dalam kemasan yang disajikan dengan isi 4

lapis roti dengan taburan kismis dan praktis.

2. Produk Roti Isi

Beberapa diantara produk Roti isi yang dikeluarkan oleh perusahaan yaitu :

a. Roti Sandwich, merupakan roti tawar yang telah diisi oleh varian macam

selai favorit bagi setiap pelanggan. Produk sandwich sering disebut

dengan Sari Roti mini, karena memiliki ukuran kecil roti tawar isi krim.

Varian krim sandwich Sari Roti adalah krim cokelat, krim keju, krim

kacang,dan krim klasik dengan harga Rp 4.500,.

b. Roti Sobek, merupakan roti dalam kemasan praktis dengan porsi yang pas

untuk berbagi saat bersama, dan dipadukan dengan selai di dalamnya.

c. Roti Krim, merupakan roti yang di dalam kemasan yang diisi oleh krim.

3. Produk Kue

Beberapa diantara produk Kue yang dikeluarkan oleh perusahaan yaitu:

a. Dorayaki, merupakan Pancake asal jepang dengan tekstur yang lembut.

Produk dorayaki adalah produk terbaru dari Sari Roti, produk dorayaki

berbeda dengan produk Sari Roti lain karena merupakan kue dengan

bentuk bundar yang diisi dengan selai. Varian rasa dorayaki hanya ada 3

yaitu cokelat, strawberry, dan srikaya dengan harga Rp 5.000.

b. Kastella, merupakan produk Kue yang berisikan dobel coklat yang lembut

dan dikemas dalam satu ukuran jumbo yang bisa dinikmati oleh keluarga.
26

c. Bamkuhen, merupakan Kue tradisional dari Jerman dan dikenal juga di

Jepang sebagai makanan pencuci mulut, kue tersebut dikemas dan

disajikan oleh perusahaan.

2.11 Kinerja Usaha Terkini

Memberikan Service Excellent merupakan hal penting bagi setiap

perusahaan. Baik interen (hubungan antar karyawan) maupun eksteren (hubungan

antara perusahaan dengan pemakai / pengguna ).Service Excellent ini

berhubungan erat dengan interaksi antar manusia. Hubungan timbal balik yang ada

di dalamnya yakni pengharapan untuk ingin selalu dihargai merupakan kebutuhan

setiap individu.

Perusahaan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk akan berkomitmen untuk

dapat memberikan sajian produk yang baik dan berkualitas dengan mutu yang

tinggi. Sesuai dengan visi dan misi perusahaan untuk dapat mempertahankan posisi

sebagai produsen roti terbesar di Indonesia.

Dalam menyediakan dan memasarkan produk perusahaan, PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk selalu ingin memberikan rasa nyaman kepada

konsumennya. Hal ini diterapkan mereka dengan menyediakan produk yang tanpa

bahan pengawet dan adanya jaminan dari tanggal pembuatan dan tanggal

kadaluarsa dari produk mereka. PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk juga

mengganti produk mereka yang sudah lama jika sudah melewati dari batas

kadaluarsa roti tersebut.


27

Untuk mengantisipasi potensi munculnya pencemaran lingkungan hidup,

Perseroan senantiasa menerapkan dan melaksanakan sistem pengelolaan

lingkungan dan melakukan pemantauan lingkungan secara berkala.

Perseroan melengkapi seluruh pabrik Perseroan dengan ruangan pelayanan

kesehatan karyawan dan tenaga paramedis yang profesional. Selain itu, Perseroan

pun melengkapi setiap aktivitas operasional dengan sistem yang telah tertata dan

senantiasa ditinjau secara berkala untuk memastikan bahwa seluruh Karyawan

bekerja di dalam lingkungan yang baik.

Dalam rangka memberikan rasa aman, Perseroan melengkapi seluruh area

kerja dengan satuan pengaman yang siap melindungi Karyawan selama berada di

area kerja Perseroan. Selain itu, Area kerja Perseroan pun dilengkapi dengan smoke

detector, alat pemadam api ringan (APAR), hydrant, jalur evakuasi , tim evakuasi

dan tim K3 yang dapat diandalkan.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 28) Laporan keuangan adalah produk dari

manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaaan

sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan

ini menyediakan posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam

suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan

untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan perusahaan.Sebagai

sumber informasi,laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan,

mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun

antara perusahaan sejenis.

Menurut Sirait (2014 : 9) Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan

hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagia ikhtisar dari transaksi- transaksi

keuangan selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai per tahun, per

12 bulan atau per 6 bulan tergantung perusahaan, namun umumnya per 12 bulan.

Laporan keuangan ini bertujuan untuk memerikan informasi keuangan kepada para

pemakai yang digunakan sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Halim (2015 : 61) Analisis laporan keuangan merupakan hasil akhir

dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan oleh berbagai pihak.

28
29

Menurut Kasmir (2012 : 7) Laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini

adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan

keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu

(untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya

tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan interanl perusahaan. Di samping itu,

dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah

menganalisis laooran keuangan tersebut.

Menurut Wahyudiono (2014 : 11) Analisis laporan keuangan adalah untuk

membantu pemakai dalam memperkirakan masa depan perusahaan dengan

membandingkan, mengevaluasi dan menganalisis kecenderungan dari berbagai

aspek keuangan perusahaan.

Menurut Murhadi (2012 : 13) Laporan posisi keuangan adalah laporan yang

menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada masa tertentu. Laporan

posisi keuangan terdiri atas 3 (tiga) eleen utama yaitu aset, liabilitias dan ekuitas/

Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan

salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer

keuangan, yaitu :

1. Merencanakan

2. Mencari

3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan dan


30

4. Memaksimalkan nilai perusahaan.

3.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 11) Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

3.3 Manfaat Laporan Keuangan

Menurut Fahmi (2017:109), Adapun manfaat yang bisa diambil dengan

dipergunakannya rasio keuangan, yaitu :

a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat

menilai kinerja dan prestasi perusahaan;


31

b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai

rujukan untuk membuat perencanaan;

c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi

kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan;

d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi kreditor dapat digunakan

untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan

adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok

pinjaman;

e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilai bagi pihak

stakeholder organisasi.

3.4 Alat Analisis Laporan Keuangan

a. Alat Analisis (Khusus)

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:33), teknik dan alat analisis (khusus)

dibahas satu persatu, seperti analisis laba kotor (Gross Profit analysis),

analisis anggaran modal (Capital Budgeting Analysis), analisis modal kerja

(Working Capital Analysis), analisis sewa guna usaha (Leasing Analysis), dan

analisis pendanaan jangka panjang (Funding Long Term Analysis).

b. Alat Analisis (Umum)

Menurut Sjahrial dan Purba (2013:33), terdapat alat penting untuk

analisis keuangan, yaitu:


32

1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif (Comparative Analysis)

Analisis laporan keuangan komparatif (comparative financial

statement analysis) merupakan teknis analisis dengan cara menelaah laporan

neraca, laporan rugi laba atau laporan arus kas yang berurutan dari suatu

periode ke periode berikutnya. Analisis laporan komparatif juga disebut

analisis horizontal karena saat kita menelaah laporan komparatif kita

menganalisis saldo akun atau pos dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri.

Informasi terpenting yang didapat dari analisis laporan komparatif adalah

kecenderungan atau trend (trend) atas akun atau pos yang saling terkait.

Terdapat dua teknis analisis laporan komparatif:

a) Analisis perubahan tahun ke tahun (year to year change analysis)

adalah perbandingan laporan keuangan selama periode dekat atau tiga

tahun untuk melihat dan melakukan analisis perubahan tahun ke tahun

dalam tiap-tiap pos

1. Jika jumlah-jumlah negatif muncul ditahun awal atau tahun dasar dan

jumlah posistif ditahun berikutnya (atau sebaliknya), kita tidak dapat

menghitung perubahan persentase yang bermakna.

2. Jika ditahun awal (tahun dasar) jumlahnya kecil, perubahan persentase

dapat dihitung namun angka persentase tersebut diinterpretasikan

dengan hati-hati.

3. Jika ada jumlah untuk tahun awal atau tahun dasar, tidak ada perubahan

persentase yang dapat dihitung.


33

4. Jika sebuah akun atau pos memiliki nilai pada tahun awal atau tahun

dasar dan kosong ditahun berikutnya, penurunannya adalah 100 persen.

b) Analisis tren angka indeks (trend indeks analysis) memerlukan tahun

dasar untuk seluruh pos, dimana angkanya diberi angka indeks 100

persen.

2. Analisis Laporan Keuangan Berukuran Sama (Common Size


Analysis)

Analisis laporan keuangan berukuran sama (common size financial

statement analysis) bertujuan untuk melihat struktur daftar neraca dan daftar

rugi- laba untuk pos tertentu terhadap sub total dan atau total pos tersebut yang

dinyatakan dalam persentase saja. Untuk neraca sub total atau total diberikan

nilai 100 persen, untuk rugi-laba, penjualan bersih diberikan nilai 100 persen.

Analisis common size disebut juga analisis vertikal karena evalusi pos

tertentu terhadap sub total atau total pos tersebut dilakukan dari ats kebawah

untuk laporan neraca, sedangkan untuk laporan rugi-laba dilakukan dari

bawah keatas.

3. Analisis Rasio (Ratio Analysis)

Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu analisis paling

popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana menggunakan

operasi aritmatika, namun interpretasinya kompleks.

4. Analisis Laporan Arus Kas (cash flow statement analysis)

Analisis laporan arus kas adalah sangat sulit untuk merumuskan analisis
34

arus kas standar, karena kondisi perusahaan berbeda satu sama lain. Namun

demikian kunci utama analisis arus kas terletak pada menetapkan sumber dan

penggunaan kas itu sendiri. Saat menganalisis sumber dan penggunaan kas,

analisis harus berfokus pada pertanyaan- pertanyaan berikut.

1. Apakah penggantian atau pembelian aktiva tetap berasal dari dana

internal atau eksternal?

2. Jika perusahaan melakukan ekspansi ataupun mengakuisisi bisnis, dari

manakah sumber pendanaannya?

3. Apakah kebijakan perusahaan tentang pembayaran deviden sangat

sensitif terhadap arus kas?

4. Apakah perusahaan bergantung pada pendanaan eksternal?

3.5 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 16) Laporan keuangan yang disusun pasti memiliki

keterbatasan teretentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang

dimiliki perusahaan yaitu :

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana

data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang. Bukan hanya

untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-

pertimbangan tertentu.

4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi

ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan


35

selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya

dihitung dari yang paling rendah.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi

dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat

formalnya.

3.6 Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Menurut Syahrial dan Purba (2013 : 9) Pembuatan dan penyusunan laporan

keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berebagai pihak, baik pihak

internal maupun external perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan

ekonomi. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut yaitu :

1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder)

Mereka ini sangat berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan saat ini,

sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan

sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam

menghasilkan laba atau keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik

atau pemegang saham.

2. Manajemen (Management)

Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode

tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang

ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan

pemutusan hubungan kerja.

3. Kreditor (Creditor)
36

Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta konsekuensinya (bunga) dapat

dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan.

4. Pemerintah (Goverment)

Apakah perusahaan jujur melaporkan keuangan sesungguhnya, sudah barang

tentun berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah /

negara secara adil dan jujur.

3.7 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 29) Jenis laporan keuangan utama menurut

Standar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan

ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aset disajikan dalam kriteria

lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek

dan jangka panjang. Ekuitas dalah hak residual atas aset perusahaan setelah

dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Dalam perseroan terbatas

(PT), ekuitas dapat diklasifikasikan sebagai setoran modal oleh pemegang

saham, penyisihan/pencadangan laba dan saldo laba yang tidak dicadangkan

serta selisih penilaian.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya)

serta laba atau rugi yang di peroleh perusahaan selama periode tertentu.

Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat

atau fungsi dalam perusahaan.


37

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam

memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas, operasi,

investasi dan pendanaan.

3.8 Pengertian dan Jenis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 104) Rasio Keuangan adalah kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara

membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara

satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar

komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang

diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun

beberapa periode.

Menurut Hanafi dan Halim (2014 : 74) Pada dasarnya analisis rasio

dikelompokkan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya.

2. Rasio Aktivitas

Rasio yang mengukur segala mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat

tingkat aktivitas aset.

3. Rasio Solvabilitas
38

Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban janga panjangnya.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba

(Profitabilitas)
39

3.9 Penyajian Laporan Keuangan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk.

Berikut ini laporan keuangan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk pada

tahun 2016 – 2018 :

Tabel 3.1
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2016 – 2018
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah)
2018 2017 2016
Aset
Aset lancar
Kas dan setara kas 1.294.525 1.895.069 610.989.
Piutang usaha
Pihak ketiga - neto 206.166 164.515 138.850
Pihak berelasi 206.783 160.402 141.530
Piutang lain-lain - pihak ketiga 41.126 13.032 3.572
Persediaan 65.127 50.264 50.746
Beban dibayar dimuka 7.313 7 7.951 2.135
Pajak dibayar dimuka 2m,15a 49.222 24.119 269
Uang muka 6.144 4.581 1.320
TOTAL ASET LANCAR 1.876.409 2.319.937 949.414
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap 2.222.133 1.993.663 1.842.722
Aset takberwujud - neto 61.438 62.295 62.056
Deposito jaminan 19.938 22.302 21.790
Investasi jangka panjang 22.281 14.508 -
Aset tidak lancar lainnya
Aset keuangan 17.501 14.516 6.409
Aset non-keuangan 174.108 132.350 37.247
TOTAL ASET TIDAK
LANCAR 2.517.401 2.239.636 1.970.226
TOTAL ASET 4.393.810 4.559.573 2.919.640
Sumber : https://www.sariroti.com/informasi-investor/#laporan-tahunan , Tahun 2019
40

Tabel 3.2
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk Laporan Posisi Keuangan Lanjutan
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2016 – 2018
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah)
2018 2017 2016
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman bank jangka Pendek 41.358 119.270
Utang pajak 29.692 7.791 11.877
Utang usaha
Pihak ketiga 125.226 95.574 110.777
Pihak berelasi 64.860 54.496 61.675
Utang lain-lain
Pihak ketiga 195.940 103.448 83.714
Pihak berelasi 8.859 8.811 782
Beban akrual 59.484 138.278 51.674
Bagian jangka pendek atas utang obligasi 499.505
Total Liabilitas Jangka Pendek 525.422 1.027.176 320.501
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Jaminan pelanggan 21.336 23.018 23.018
Pinjaman bank jangka panjang 206.793
Liabilitas pajak tangguhan - neto 92.168 77.378 62.892
Utang obligasi 498.968 498.209 995.987
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 128.062 109.811 73.707
Liabilitas jangka panjang lainnya 4.158 3.872
TOTAL LIABILITAS JANGKA
PANJANG 951.487 712.291 1.156.387
TOTAL LIABILITAS 1.476.909 1.739.467 1.476.889
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal
- Rp20 par per saham
Modal dasar - 17.200.000.000 saham
Modal saham ditempatkan dan
disetor penuh 6.186.488.888 saham 123.729 123.729 101.236
Saham tresuri (77.244) - (767)
Tambahan modal disetor 1.458.867 1.458.867 173.001
Selisih kurs atas penjabaran
laporan keuangan (826) (1.787) (1.913)
Saldo laba Telah ditentukan Penggunaan 10.000 8.000 6.000
Belum ditentukan penggunaannya 1.327.358 1.185.185 1.121.741
Ekuitas yang dapat Diatribusikan
Kepada pemilik entitas induk 2.841.883 2.773.993 1.399.298
Kepentingan nonpengendali 75.017 46.111 43.453
TOTAL EKUITAS 2.916.901 2.820.105 1.442.751
Total Liabilitas dan Ekuitas 4.393.810. 4.559.573. 2.919.640
Sumber : Sumber : https://www.sariroti.com/informasi-investor/#laporan-tahunan , Tahun 2019
41

Tabel 3.3
Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian
Untuk Tahun 2016-2018 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
2018 2017 2016
PENJUALAN NETO 2.766.545 2.491.100 2.521.920
BEBAN POKOK PENJUALAN (1.274.332) (1.183.169) 1.220.832
LABA BRUTO 1.492.213 1.307.930 1.301.088
Beban usaha (1.353.753) (1.106.974) (918.136)
Penghasilan operasi lainnya 58.019 57.661 62.800
Beban operasi lainnya (2.064) (1.452) (2.706)
LABA USAHA 194.414 257.164 443.044
Penghasilan keuangan 84.633 35.121 22.438
Pajak atas penghasilan keuangan (16.920) (7.014) (4.482)
Biaya keuangan 17,19,20 (82.233) (91.930) (91.584)
Bagian rugi dari entitas asosiasi (467)
Penghasilan (beban) lainnya 7.509 (7.193)
LABA SEBELUM PAJAK
Penghasilan Beban Pajak 186.936 186.147 369.416
PENGHASILAN - NETO 59.764 50.783 89.639
LABA TAHUN BERJALAN 127.171 135.364 279.777
PENGHASILAN (RUGI)
KOMPREHENSIF LAIN (LOSS)
Laba (rugi) pengukuran kembali
atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang 9.988 (14.654) (13.585)
Pajak Penghasilan terkait (2.497) 3.663
Pos yang akan direklasifikasi laba rugi
pada periode berikutnya :
Selisih kurs karena penjabaran Laporan 1.638 94 (2.799)
PENGHASILAN (RUGI) Komprehensif
Tahun Berjalan Setelah Pajak 9.129 (10.896) (16.385)
TOTAL PENGHASILAN
Komprehensif Tahun Berjalan 136.301 124.467 263.392
Laba (rugi) tahun berjalan yang
dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk 172.687 145.981 279.960
Kepentingan nonpengendali 2b (45.515) (10.617) (183)
Total 127.171 135.364 279.777
Total penghasilan (rugi) komprehensif
tahun berjalan diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk 181.140 135.058 264.461
Kepentingan nonpengendali (44.838) (10.590) (1.069)
Total 136.301 124.467 263.392
LABA PER SAHAM DASAR 28,07 27,66 55,31
Sumber : https://www.sariroti.com/informasi-investor/#laporan-tahunan , Tahun 2019
42

3.10 Analisis Rasio Keuangan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk


1. Rasio Likuiditas
A. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh

tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Menurut Kasmir (2012 : 134)

rumus menghitung current ratio adalah sebagai berikut:

Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Assets)

Utang Lancar (Current Liabilities)

Sumber: Hantono (2017:10)


Berikut ini disajikan hasil perhitungan current ratio PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4
PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
Data Current Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar
2016 949.414 320.501
2017 2.319.937 1.027.176
2018 1.876.409 525.422
Sumber: Data Diolah (2019)
Berikut ini disajikan hasil perhitungan current PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk untuk tahun 2016 hingga 2018 :

= 296 %
43

= 225 %

= 357 %

Berdasarkan hasil sajian perhitungan Current Ratio (Rasio Lancar) PT.

Nippon Indosari Corporindo Tbk, pada tahun 2016 sebesar 296 % dan

mengalami penurunan sebanyak 71% menjadi 225 % di tahun 2017, hal ini

dikarenakan oleh meningkatnya hutang lancar perusahaan yang lebih besar

dari pada meningkatnya aktiva lancar perusahaan, lalu pada tahun 2018

mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 132 % menjadi 357 % yang

disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar yang tinggi dan penurunan dari

hutang lancar.

B. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Menurut Hantono (2017:10), Rasio cepat adalah mengukur apakah

perusahaan memiliki aset lancar (tanpa harus menjual persediaan) untuk

menutupi kewajiban jangka pendeknya, semakin baik kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban lancarnya. Jika hasilnya mencapai 1:1 atau

100% maka ini akan berakibat baik jika terjadi likuidasi. Karena perusahaan

akan mudah untuk menguangkan aktiva tersebut untuk membayar

kewajibannya.
44

Quick Ratio = Current Assets - Inventory

Current Liabilities

Sumber: Hantono (2017:10)


Berikut ini disajikan hasil perhitungan quick ratio PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat pada

Tabel 3.5 berikut ini :

Tabel 3.5
Data Quick Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Aktiva Hutang
Tahun Inventory
Lancar Lancar
2016 949.414 50.746 320.501
2017 2.319.937 50.264 1.027.176
2018 1.876.409 65.127 525.422
Sumber: Data Diolah (2019)
Berikut ini disajikan hasil perhitungan quick ratio PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat berikut ini:

= 280 %

= 220 %
45

= 344 %

Berdasarkan hasil perhitungan quick ratio (rasio cepat), PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk selama tahun 2016 – 2018 menunjukkan nilai dari rasio cepat

perusahaan yang menurun dan kemudian meningkat kembali. Pada tahun

2016 rasio cepat perusahaan berada di angka 280 % lalu mengalami

penurunan sebesar 60 % menjadi 220 % pada tahun 2017, hal ini berpengaruh

oleh pergerakan hutang lancar yang meningkat dari pada aktiva lancarnya,

dan pada tahun 2018 telah meningkat sebesar 124 %menjadi 344

% , hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan dari aktiva lancar dan adanya

pengurangan dari hutang lancar di tahun tersebut.

C. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash ratio atau rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Menurut

Kasmir (2012 : 139 ) untuk menghitung cash ratio digunakan rumus sebagai

berikut :

Cash Ratio = Kas + dan setara kas

Current Liabilities

Sumber: Hantono (2017:10)


Berikut ini disajikan hasil perhitungan cash ratio PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat pada Tabel

3.6 berikut ini :


46

Tabel 3.6
Perhitungan Cash Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Kas dan setara kas Hutang Lancar
2016 610.989 320.501
2017 1.895.069 1.027.176
2018 1.294.525 525.422
Sumber: Data Diolah (2019)
Berikut ini disajikan hasil perhitungan cash ratio PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat berikut ini:

= 190 %

= 184 %

= 246 %

Berdasarkan hasil perhitungan cash ratio, PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

selama tahun 2016 mendapatkan hasil 190 % dan kemudian pada tahun 2017

mengalami penurunan sekitar 6 % di angka 184 % , hal ini dikarenakan dari adanya

peningkatan dari hutang lancar namun sejalan dengan kas dan setara kas dari

perusahaan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk . Lalu pada tahun 2018

mengalami kenaikan sekitar 62 % menjadi 246 % yang disebabkan oleh hutang

lancar perusahaan yang berkurang .


47

2. Rasio Solvabilitas
A. Debt Ratio
Menurut Kasmir (2018:156), Debt ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan

kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa

besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Debt Ratio = Total Debt


Total Assets
Sumber: Kasmir (2018:156)
Berikut ini disajikan hasil perhitungan debt ratio PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat pada Tabel

3.7 berikut ini:

Tabel 3.7
Perhitungan Debt Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Total Liabilitas Total Aktiva
2016 1.476.889 2.919.640
2017 1.739.467 4.559.573
2018 1.476.909 4.393.810
Sumber: Data Diolah (2019)
Berikut ini disajikan hasil perhitungan debt ratio PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat berikut ini:

= 50 %
48

= 38 %

= 33 %

Berdasarkan hasil perhitungan debt ratio, PT. Nippon Indosari Corporindo

Tbk dapat dilihat bahwa sekitar 50% pendanaan perusahaan dibiayai dengan

utang (liabilitas) untuk tahun 2016. Lalu pada tahun 2017 diketahui bahwa

hasil perhitungan debt ratio perusahaan adalah sebesar 38

% yang di mana berarti 38 % pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang,

lalu pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 33 % yang berarti

adanya penurunan dari hutang perusahaan sekitar dari 38 % menjadi 33 %.

B. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas.Menurut Kasmir (2012 : 159) untuk menghitung debt to equity

digunakan rumus sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt)

Ekuitas (Equity)

Sumber: Kasmir (2018:158)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan debt to equity , PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat pada

Tabel 3.8 berikut ini:


49

Tabel 3.8
Perhitungan Debt to Equity Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)

Tahun Total Liabilitas Total Ekuitas


2016 1.476.889 1.442.751
2017 1.739.467 2.820.105
2018 1.476.909 2.916.901

Sumber: Data Diolah (2019R)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan debt to equity PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada berikut ini:

= 102 %

= 61 %

= 50 %

Berdasarkan Tabel 3.8 perhitungan debt to equity, PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk, diketahui hasilnya pada tahun 2016 sebesar 102 % dari total

ekuitas perusahaan dibiayai dengan pinjaman modal (Hutang), lalu pada tahun 2017

mengalami penurunan menjadi 61 % dari total ekuitas perusahaan dibiayai dengan

pinjaman modal (Hutang), kemudian pada tahun 2018 hasil dari


50

perhitungan tersebut sebesar 50 % dari ekuitas perusahaan dibiayai dengan

pinjaman modal (Hutang),

3. Rasio Aktivitas

A. Total Assets Turn Over

Total assets turnover adalah merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur

berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Menurut

Kasmir (2012 : 85) untuk menghitung total assest turnover digunakan

rumus sebagai berikut :

Total Assets Turnover = Penjualan

Total Aktiva

Berikut ini disajikan hasil perhitungan total assets turnover PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada Tabel 3.9berikut ini

Tabel 3.9
Perhitungan Total Assets Turnover Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Penjualan Total Aktiva
2016 2.521.920 2.919.640
2017 2.491.100 4.559.573
2018 2.766.545 4.393.810
Sumber: Data Diolah (2019)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan total assets turnover PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada berikut ini :


51

= 0,8 Kali

= 0,5 Kali

= 0,6 Kali

Berdasarkan hasil perhitungan rasio total assets turnover, PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk ,mengalami perputaran aktiva tahun 2016 sebanyak

0,6 kali yang artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan 0,6 kali

penjualan, pada tahun 2017 perputaran aktiva sebanyak 0,5 kali artinya setiap

Rp1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan 0,5 penjualan dan pada tahun 2018

perputaran aktiva sebanyak 0,6 kali artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat

menghasilkan 0,6 penjualan.

B. Fixed Assets Turn Over

Menurut Sadalia (2010:60), perputaran aktiva tetap merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada

aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan.

Menurut Kasmir (2012 : 184) untuk menghitung fixed assets turnover

digunakan rumus sebagai berikut :


52

Fixed Assets Turn Over = Penjualan

Total Aktiva Tetap

Berikut ini disajikan hasil perhitungan fixed assets turnover PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada Tabel 3.10 berikut ini :

Tabel 3.10
Data Fixed Assets Turnover Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Penjualan Total Aset Tetap
2016 2.521.920 1.842.722
2017 2.491.100 1.993.663
2018 2.766.545 2.222.133
Sumber : Data Diolah (2019)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan fixed assets turnover PT.

Nippon Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 :

= 1,3 Kali

= 1,2 Kali

= 1,2 Kali

Berdasarkan hasil perhitungan rasio fixed assets turnover, PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk pada tahun 2016 dana yang tertanam pada aktiva

tetap berputar sebanyak 1,3 kali yang artinya setiap Rp1- aktiva tetap dapat

menghasilkan Rp 1,3 penjualan, pada tahun 2017 dana yang tertanam pada
53

aktiva tetap berputar sebanyak 1,2 kali artinya setiap Rp1- aktiva tetap dapat

menghasilkan Rp 1,2 penjualan, lalu pada tahun 2018 dana yang tertanam

pada aktiva tetap berputar sebanyak 1,2 kali artinya setiap Rp1- aktiva tetap

dapat menghasilkan Rp 1,2 penjualan, Terlihat bahwa pada tahun 2016

hingga 2018 perusahaan menghasilkan perputaran yang cenderung menurun

dan tidak bisa memanfaatkan penggunaan dana dan penjualan perusahaan.

4. Rasio Profitabilitas

A. Gross Profit Margins

Gross profit margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu

rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Menurut

Kasmir (2012 : 199) untuk menghitung gross profit margin digunakan rumus

sebagai berikut :

Profit Margin = Penjualan Bersih – HPP

Sales

Sumber: Hery (2017:312)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan gross profit margin , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat

dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini :


54

Tabel 3.11
Perhitungan Gross Profit Margin Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)

Tahun Laba Kotor Penjualan


2016 1.301.088 2.521.920
2017 1.307.930 2.491.100
2018 1.492.213 2.766.545

Sumber: Data Diolah (2019)


Berikut ini disajikan hasil perhitungan gross profit margin , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

berikut ini :

= 50 %

= 52 %

= 53 %

Berdasarkan hasil perhitungan rasio gross profit margin, , pada tahun 2016

PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk menghasilkan sebesar 50 % dan pada

tahun 2017 menghasilkan nilai rasio 52 % , kemudian pada tahun 2018

mengalami peningkatan menjadi 53 %. Dengan nilai rasio yang di hasilkan


55

dari perusahaan tersebut dapat dikatakan perusahaan masih dalam keadaan

baik jika dilihat dari standar industri rata-rata gross profit margin adalah 30%

B. Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan. Menurut Kasmir

(2012 : 200) untuk menghitung net profit margin digunakan rumus sebagai

berikut :

Net Profit Margin = Earning After Inererst and TAX (EAIT)

Sales

Sumber: Hery (2017:313)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan net profit margin , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada Tabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.12
Perhitungan Net Profit Margin Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Laba Besih Penjualan
2016 369.416 2.521.920
2017 186.147 2.491.100
2018 186.936 2.766.545
Sumber: Data Diolah (2019)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan net profit margin , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada berikut ini:


56

= 14 %

=7%

=6%

Berdasarkan Tabel 3.12 perhitungan rasio net profit margin dari perusahaan

PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk selama tahun 2016 adalah sebesar 14

% yang kemudian pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 7 % dan

tahun 2018 juga mengalami penurunan menjadi 6 %. Ini menunjukkan adanya

laba bersih perusahaan yang rendah jika dibandungkan dengan tingkat

penjualan perusahaan. namun perusahaan masuk kedalam kategori kurang

baik karena standar industri untuk rasio ini adalah sebesar 20%.

C. Return On Equity (ROE)

Menurut Hery (2017:314), Return on Equity merupakan rasio yang

menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitasdalam menciptakan laba

bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar

jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana ynag tertanam

dalam ekuitas. Menurut Kasmir (2012 : 204) untuk menghitung return on

equity digunakan rumus sebagai berikut :


57

ROE = Earning After Interest and Tax

Equity

Sumber: Hery (2017:315)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan return on equity , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

berikut ini:

Tabel 3.13
Perhitungan Return on Equity Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Laba Besih Total Equitas
2016 369.416 1.442.751
2017 186.147 2.820.105
2018 186.936 2.916.901
Sumber: Data Diolah (2019)
Berikut ini disajikan hasil perhitungan return on equity , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat pada

berikut ini :

= 25 %

=6%

=6%
58

Berdasarkan Tabel 3.13 perhitungan rasio return on equity, , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk pada tahun 2016 menunjukkan bahwa tingkat

pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 25 % lalu pada tahun 2017

mengalami penurunan menjadi 6 % , kemudian pada tahun 2018 6 %. Namun,

jika rata-rata industri untuk return on equity adalah 22% masih dibawah rata-

rata industri hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu

menghasilkan laba secara maksimal dari dana yang berarti kinerja keuangan

perusahaan kurang baik.

D. Return On Inestment ( ROI )

Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah

aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Menurut Kasmir (2012 :

202) untuk menghitung return on investment digunakan rumus sebagai

berikut :

Return On Investment = Earning After Interest and Tax

Total Assets

Sumber: Hery (2017:314)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan return on Investment , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada Tabel 3.14 berikut ini :


59

Tabel 3.14
Perhitungan Return on Investment Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Laba Besih Total Aktiva
2016 369.416 2.919.640
2017 186.147 4.559.573
2018 186.936 4.393.810

Sumber: Data Diolah (2019)


Berikut ini disajikan hasil perhitungan return on Investment , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat

pada berikut ini:

= 12 %

=4%

=4%

Berdasarkan Tabel 3.14 perhitungan rasio return on investment, , PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 menunjukkan

tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 12

%, pada tahun 2017 pengembalian investasi sebesar 4 % yang di mana

mengalami penurunan sebesar 8 % dan pada tahun 2018 pengembalian


60

investasinya sebesar 4 % . Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya

margin laba karena perputaran aktiva.

3.11 Analisis Rasio Keuangan PT. Siantar Top

1. Tentang PT. Siantar Top

PT. Siantar Top merupakan perusahaan manufaktur makanan ringan yang

didirikan oleh Shindo Sumidono. PT. Siantar Top didirikan pada tahun 1972.

Dengan mengadopsi pepatah Cina “Rakyat utamakan makan, makan

utamakan rasa” maka dimulai dari bentuk industri rumah tangga di Sidoarjo

dengan produk yang dibuat pertama sekali pada saat itu adalah kerupuk ubi

dengan jumlah karyawan 5 orang. Sebagai polopor industri makanan ringan

di Jawa Timur dan dengan bertambahnya jenis produk yang dihasilkan dan

juga jumlah permintaan sehingga pada tahun 1987 didirikan suatu pabrik

dalam skala yang cukup besar dengan nama PT. Siantar Top yang berlokasi

di Sidoarjo (Surabaya).

PT. Siantar Top mengembangkan produk-produk makanan

berkualitas dengan mengutamakan cita rasa terbaik (taste Specialist) dan

harga yang terjangkau.

Visi : “Menjadi Perusahaan terkemuka yang terus tumbuh dan berkembang

demi kepuasan bersama.”

Misi : “Menyediakaan produk yang kompetitif harganya, terjamin mutu,

halal dan legalitasnya. Memberi kontribusi bagi kesejahteraan

bersama (stakeholder, karyawan, dan masyarakat).”


61

Untuk menganalisis rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan laporan

posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi perusahaan. Berikut adalah laporan

posisi keuangan dan laporan laba rugi PT. Siantar Top tahun 2016, 2017 dan 2018.

Tabel 3.15
Laporan Posisi Keuangan Untuk Tahun Berakhir
Per 31 Desember 2016 – 2018 PT. Siantar Top
(Dalam Jutaan Rupiah)
2018 2017 2016
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 64.106 69.954 24.759
Investasi jangka pendek 345.143 164.534 197.805
Piutang usaha 158.456 122.580. 116.018
Pihak berelasi 263.919 247.714 245.124
Piutang lain-lain 21.971 18.217. 9.549
Pihak berelasi 4 325 325
Persediaan, neto setelah dikurangi 313.291 299.078 279.955
Pajak dibayar di muka 4.272 11.743 10.307
Biaya dibayar di muka 7.895 8.157 5.316
Uang muka, lancar 71.746 5.680 31.333
Jumlah Aset Lancar 1.250.806 947.986 920.494.
ASET TIDAK LANCAR
Piutang lain-lain - pihak berelasi 20.997 19.644 19.419
Uang muka, tidak lancar 178.635 180.118 221.585
Investasi pada entitas asosiasi 8.749
Taksiran tagihan pajak penghasilan 1.117 533 116
Aset pengampunan pajak 26.570 26.570 27.099
Properti investasi 40.481 37.656 37.857
Aset tetap, neto setelah dikurangi 1.096.143 1.125.768 1.107.152
Aset lain-lain, neto 6.596 4.154 3.482
Beban ditangguhkan, hak atas tanah 1.090
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.380.382 1.394.446 1.416.712
JUMLAH ASET 2.631.189 2.342.432 2.337.207
Sumber : https://siantartop.co.id/id/hubungan-investor/laporan-tahunan , Tahun 2016 – 2018
62

Tabel 3.16
Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan) PT. Siantar Top 2016 – 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)
2018 2017 2016
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank 18.598 20.085 6.771
Utang usaha, Pihak ketiga 232.453 191.057 191.716
Utang lain-lain
Pihak ketiga 38.760 34.651 31.940
Pihak berelasi 6.377 10.175 4.878
Utang pajak 3.804 31.185 12.149
Beban yang masih harus dibayar 53.663 45.254 48.232
Pendapatan diterima di muka 440 1.310 2.931.477.066
Uang muka penjualan 22.883 16.618 4.122.648.637
Pinjaman jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Utang bank jangka panjang - 8.625 40.352.487
Utang Lembaga Keuangan 299.690 - -
Utang obligasi - 214.452.093
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 676.673 358.963 557.548.
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan, neto 34.190 23.773 18.298.901
Pinjaman jangka panjang setelah bagian
yang jatuh tempo dalam satu tahun
Utang bank jangka panjang - 14.687 50.011
Utang obligasi 199.383 498.298 497.601
Liabilitas diestimasi atas imbalan Kerja 71.886 58.829 43.735
Jaminan pelanggan 2.667 3.107 1.500
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 308.128 598.696 611.147
Jumlah Liabilitas 984.801 957.660 1.168.695
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Modal saham – nilail Rp. 100 per saham
Modal dasar – 3.000.000.000 Saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh – 1.310.000.000 saham 131.000 131.000 131.000
Tambahan modal disetor 1.347 1.347 1.347
Saldo laba 1.502.876 1.247.680 1.031.314.
Komponen ekuitas lainnya 4.658 7.815 7.630
Sub-jumlah 1.630.565 1.372.212 1.156.031
Kepentingan non-pengendali 15.822 12.559 12.480
Jumlah Ekuitas 1.646.387 1.384.772 1.168.512
Jumlah Liabilitas dan Ekujtas 2.631.189 2.342.432 2.337.207
Sumber : https://siantartop.co.id/id/hubungan-investor/laporan-tahunan , Tahun 2016 – 2018
63

Tabel 3.17
Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian
PT. Siantar Top Untuk Tahun 2016-2018 (Dalam Jutaan Rupiah)
2018 2017 2016
PENJUALAN NETO 2.826.957 2.825.409 2.629.107
BEBAN POKOK PENJUALAN 2.207.268 2.211.949 2.079.869
LABA KOTOR 619.688 613.459 549.237
Pendapatan lain-lain 61.558 63.768 28.584
Beban penjualan 168.669 187.164 171.366
Beban umum dan administrasi 112.859 100.764 95.718
Beban keuangan 54.067 71.977 86.645
Beban lain-lain 20.955 28.775 6.343
Laba sebelum taksiran Beban Pajak
Beban Pajak 324.694 288.545 217.746
Taksiran Beban Pajak 69.605 72.521 43.569
Lana Tahun Berjalan 255.088 216.024 174.176
Penghasilan Komprehensif lain Pos-
Pos yang tidak akan Direklafikasi
ke Laba Rugi
Kerugian aktuaria 900 2.230. 2.617
Pajak penghasilan terkait pos-pos
Yang tidak akan direklasifikasi ke
laba rugi 180 446 523
Sub-jumlah 720 1.784 2.093
Pos-Pos yang tidak akan
Direklafikasi ke Laba Rugi
Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan 3.249 2.131 1.596
Pajak penghasilan terkait pos-pos
yang akan direklasifikasi ke laba Rugi 812.291 532 319
Sub-jumlah 2.436 1.598 1.277
Jumlah Penghasilan Komprehensif 3.156 185 3.371
Jumlah Penghasilan
Komprehensif Tahun Berjalan 258.245 215.838 170.805
Jumlah laba (rugi) tahun berjalan
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 255.195 216.365 174.472
Kepentingan non-pengendali 106 341 295
Jumlah Laba Tahun Berjalan 255.088 216.024 174.176
Jumlah penghasilan (rugi)
komprehensif tahun berjalan
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 258.352 216.180 171.100
Kepentingan non-pengendali 106 341 295
Jumlah Penghasilan
Komprehensif Tahun Berjalan 258.245 215.838 170.805
LABA PER SAHAM DASAR 194,81 165,16 133,18
Sumber : https://siantartop.co.id/id/hubungan-investor/laporan-tahunan , Tahun 2016 – 2018
64

Berikut ini adalah analisis Rasio Keuangan PT. Siantar Top dari tahun

2016 hingga 2018 :

1. Analisis Kemampuan PT. Siantar Top dalam Memenuhi Kewajiban

Jangka Pendeknya Berdasarkan Rasio Likuiditas.

Adapun perhitungan rasio likuiditas sebagai berikut :

A. Current Ratio (Rasio Lancar)


Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Assets)

Utang Lancar (Current Liabilities)

Tabel 3.18
Data Current Ratio PT. Siantar Top Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar
2016 920.494. 557.548
2017 947.986 358.963
2018 1.250.806 676.673
Sumber: Data Diolah (2019)

= 165 %

= 264 %

= 184 %
65

Berdasarkan hasil sajian perhitungan Current Ratio (Rasio Lancar6 Current

Ratio (Rasio Lancar) PT. Siantar Top, pada tahun 2016 sebesar 165% dan

mengalami peningkatan menjadi 264% di tahun 2017 lalu mengalami

penurunan di tahun 2018 menjadi 184%. Selama tahun 2016-2018 mengalami

pergerakan yang meningkat dari 165% menjadi 184% yang mengartikan

bahwa PT. PT. Siantar Top mampu membayar hutang lancarnya dengan

jaminan aktiva lancarnya setiap tahun.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Quick Ratio = Current Assets - Inventory

Current Liabilities

Tabel 3.19
Data Quick Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Aktiva Hutang
Tahun Inventory
Lancar Lancar
2016 920.494. 326.911 557.548
2017 947.986 324.658 358.963
2018 1.250.806 397.204 676.673
Sumber: Data Diolah (2019)

= 106 %

= 173 %
66

= 126 %

Berdasarkan hasil perhitungan quick ratio (rasio cepat), ), PT. Siantar

Top selama tahun 2016 – 2018 menunjukkan pergerakan yang cenderung naik

dan kemudian turun dari 106% di tahun 2016 lalu mengalami kenaikan pada

tahun 2017 menjadi 173 % dan pada tahun 2018 menjadi 126% . Dalam

kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan tingkat persediannya

dalam keadaan baik dari tahun 2016 hingga 2018. di tahun 2016, hal ini

dikarenakan bahwa nilai rasio perusahaan berada diatas 100%. Tingkat quick

ratio tertinggi terjadi pada tahun 2017 sebesar 173%. Berdasarkan

perhitungan rasio cepat pada tahun 2016 perusahaan dapat membayar Rp 1

hutang lancar dengan Rp 1,06 aktiva lancar, pada tahun 2017 perusahaan

dapat membayar Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,73 aktiva lancar dan pada

tahun 2018 perusahaan dapat membayar Rp 1 hutang lancar dengan Rp. 1,26

aktiva lancar.

C. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash Ratio = Kas + dan setara kas

Current Liabilities
67

Tabel 3.20
Perhitungan Cash Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)

Tahun Kas dan setara kas Hutang Lancar


2016 24.759 557.548
2017 69.954 358.963
2018 64.106 676.673

= 4,4 %

= 19 %

=9%

Berdasarkan hasil perhitungan cash ratio, PT. Siantar Top selama tahun 2016

dan 2017 menunjukkan pergerakan yang meningkat dari 4,4 % menjadi 19

%. Lalu pada tahun 2018 menjadi 9 % Namun hal ini masih sangat kurang untuk

dikategorikan baik dikarenakan hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan kas tidak baik dikarenakan

nilai rasio perusahaan berada di bawah 100%. Hal ini disebabkan oleh kas dan

setara kas dari perusahaan tersebut yang lebih kecil dari pada hutang lancarnya.
68

2. Analisis Kemampuan PT. Siantar Top dalam Mendanai Kegiatan

Usahanya Berdasarkan Rasio Solvabilitas

1. Debt Ratio

Debt Ratio = Total Debt


Total Assets

Tabel 3.21
Perhitungan Debt Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Total Liabilitas Total Aktiva
2016 1.168.695 2.337.207
2017 957.660 2.342.432
2018 984.801 2.631.189
Sumber: Data Diolah (2019)

= 50 %

= 40 %

= 37 %

Berdasarkan hasil perhitungan debt ratio, PT. Siantar Top dapat dilihat

bahwa sekitar 50% pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang (liabilitas)

untuk tahun 2016. Artinya setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp50,00

dibiayain oleh utang (liabilitas) dan Rp.50,00


69

disediakan oleh pemegang saham (ekuitas), pada tahun 2017 setiap

Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.40,00 dibiayai oleh utang (liabilitas)

dan Rp. 60,00 disediakan oleh pemegang saham (ekuitas), dan pada tahun

2018 setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp. 37,00 di biayai oleh utang

(liabilitas) dan Rp. 63,00 disediakan oleh pemegang saham (ekuitas).

2. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt)

Ekuitas (Equity)

Tabel 3.22
Perhitungan Debt to Equity Ratio Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Total Liabilitas Total Ekuitas
2016 1.168.695 1.168.512
2017 957.660 1.384.772
2018 984.801 1.646.387

Sumber: Data Diolah (2019)

= 100 %

= 69 %

= 59 %
70

Berdasarkan Tabel 3.8 perhitungan debt to equity, PT. Siantar Top, bahwa

pada tahun 2016 perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 100%, pada tahun 2016

dan perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 69 % dan pada tahun 2017 perusahaan

dibiayai oleh utang sebanyak 59 % selama tahun 2016 – 2018 bahwa menunjukkan

pergerakan tidak relatif aman.

3. Analisis Kemampuan Manajemen PT. Siantar Top dalam Menghasilkan

Laba Berdasarkan Rasio Aktivitas

A. Total Assets Turn Over

Total Assets Turnover = Penjualan

Total Aktiva

Tabel 3.23
Perhitungan Total Assets Turnover Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Penjualan Total Aktiva
2016 2.629.107 2.337.207
2017 2.825.409 2.342.432
2018 2.826.957 2.631.189
Sumber: Data Diolah (2019)

= 1,1 Kali

= 1,2 Kali
71

= 1 Kali

Berdasarkan hasil perhitungan rasio total assets turnover, PT. Siantar Top

mengalami perputaran aktiva tahun 2016 sebanyak 1,1 kali yang artinya

setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan 1,1 penjualan pada tahun 2017

perputaran aktiva sebanyak 1,2 kali yang artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap

dapat menghasilkan 1,2 penjualan dan pada tahun 2018 perputaran aktiva

sebanyak 1 kali yang di mana artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat

menghasilkan 1 penjualan. Hal ini menunjukkan kondisi perusahaan kurang

baik jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total assets turnover

yaitu 2 kali, berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang

dimiliki. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan lagi penjualannya.

B. Fixed Assets Turn Over

Fixed Assets Turn Over = Penjualan

Total Aktiva Tetap

Tabel 3.24
Data Fixed Assets Turnover Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Penjualan Total Aset Tetap
2016 2.629.107 1.107.152
2017 2.825.409 1.125.768
2018 2.826.957 1.696.143
Sumber : Data Diolah (2019)
72

= 2,3 Kali

= 2,5 Kali

= 1,6 Kali

Berdasarkan hasil perhitungan rasio fixed assets turnover, fixed assets

turnover, PT. Siantar Top, pada tahun 2016 dana yang tertanam pada aktiva

tetap berputar sebanyak 2,3 kali artinya setiap Rp1- aktiva tetap dapat

menghasilkan Rp 2,3 penjualan, pada tahun 2017 dana yang tertanam pada

aktiva tetap berputar sebanyak 2,5 kali artinya setiap Rp1- aktiva tetap dapat

menghasilkan Rp 2,5 penjualan, lalu pada tahun 2018 dana yang tertanam

pada aktiva tetap berputar sebanyak 1,6 kali artinya setiap Rp1- aktiva tetap

dapat menghasilkan Rp 1,6 penjualan, Terlihat bahwa dalam tahun 2016

hingga 2018 ada mengalami kenaikan dan penurunan perputaran aktiva tetap

yang dimana hal ini kurang baik bagi perusahaan jika dibandingkan dengan

rata-rata industri untuk total asset turn over sebanyak 5 kali.


73

4. Analisis Kemampuan Manajemen PT. Siantar Top dalam

Menghasilkan Laba Berdasarkan Rasio Profitabilitas

A. Gross Profit Margins

Profit Margin = Penjualan Bersih – HPP

Sales

Tabel 3.25
Perhitungan Gross Profit Margin Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Laba Kotor Penjualan
2016 549.237 2.629.107
2017 613.459 2.825.409
2018 619.688 2.826.957
Sumber: Data Diolah (2019)

= 20 %

= 21 %

= 21 %

Berdasarkan hasil perhitungan rasio gross profit margin, , PT. Siantar

Top, dengan nilai rasio yang di hasilkan dari perusahaan tersebut dapat

dikatakan perusahaan masih dalam keadaan yang tidak sehat karena jika

standar industri rata-rata gross profit margin adalah 30% maka perusahaan
74

dalam keadaan yang baik atau efisien dalam pengendalian harga pokok yang

terkait dengan produksi perusahaan.

B. Net Profit Margin

Net Profit Margin = Earning After Inererst and TAX (EAIT)

Sales

Tabel 3.26
Perhitungan Net Profit Margin Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)
Tahun Laba Besih Penjualan
2016 174.176 2.629.107
2017 216.024 2.825.409
2018 258.245 2.826.957
Sumber: Data Diolah (2019)

= 6,6 %

= 6,6 %

= 7,6 %

Berdasarkan Tabel 3.12 perhitungan rasio net profit margin dari

perusahaan PT. Siantar Top, selama tahun 2016 – 2018 menunjukkan

peningkatan yang stabil namun perusahaan masuk kedalam kategori kurang

baik karena standar industri untuk rasio ini adalah sebesar 20%.
75

5. Return On Equity (ROE)

ROE = Earning After Interest and Tax

Equity

Tabel 3.27
Perhitungan Return on Equity Tahun 2016 – 2018 (dalam juta Rp)

Tahun Laba Besih Total Equitas


2016 174.176 1.168.512
2017 216.024 1.384.772
2018 258.245 1.646.387

Sumber: Data Diolah (2019)

= 6,6 %

= 7,6 %

= 15,6 %

Berdasarkan Tabel 3.13 perhitungan rasio return on equity, , PT. Siantar

Top, pada tahun 2016 menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi

yang diperolehnya sebesar 6,6 % lalu pada tahun 2017 menjadi 7,6

% , kemudian pada tahun 2018 7,2 %. Artinya, hasil pengembalian investasi

mengalami peningkatan dari tahun 2016 hingga 2018.. Namun, jika rata-rata

industri untuk return on equity adalah 22 % masih dibawah rata-rata industri


76

hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan laba

secara maksimal dari dana yang berarti kinerja keuangan perusahaan kurang

baik.

6. Return On Investment ( ROI )

Return On Investment = Earning After Interest and Tax

Total Assets

Tabel 3.28
Perhitungan Return on Investment Tahun 2016 – 2018
(dalam juta Rp)
Tahun Laba Besih Total Aktiva
2016 174.176 2.337.207
2017 216.024 2.342.432
2018 258.245 2.631.489
Sumber: Data Diolah (2019)

= 7,4 %

= 9,2 %

= 9,8 %
77

Berdasarkan perhitungan rasio return on investment, , PT. Siantar Top,

dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 menunjukkan tingkat pengembalian

investasi yang diperolehnya sebesar 7,45%, pada tahun 2017 pengembalian

investasi sebesar 9,22% yang di mana mengalami penaikan sebesar 1,77%

dan pada tahun 2018 pengembalian investasinya sebesar 9,81% mengalami

peningkatan kembali namun relatif kecil sebesar 0,59% dari tahun

sebelumnya namun keadaan perusahaan masih kurang baik karena berada

dibawah rata-rata industri. Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya margin

laba karena perputaran aktiva.


78

3.12 Hasil Analisa Data Perbandingan Rasio Keuangan PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk dengan PT. Siantar Top

Tabel 3.29
Hasil Perbandingan Rasio Keuangan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
dan PT. Siantar Top
PT. Nippon Indosari PT. Siantar Top Tbk
Rasio Corporindo Tbk
Keuangan Tahun Tahun
2016% 2017% 2018% 2016% 2017% 2018%
Rasio
Likuiditas
Current ratio 296 225 357 165 264 184
Quick ratio 280 220 344 106 173 126
Cash ratio 190 184 246 4,4 19 9
Rasio
Solvabilitas /
Leverage
Total debt to
total asset ratio 50 38 30 50 40 37
Total debt to
102 61 50 100 69 59
total equity ratio
Rasio Aktivitas
Fixed assets
turn over(x) 1,3 1,2 1,2 2,3 2,5 1,6
Total assets turn
0,8 0,5 0,6 1,12 1,2 1
over(x)
Rasio
Profitabilitas
Net profit
14 7 6 6,62 7,64 9,1
margin
Gross profit
50 52 53 20 21 21
margin
Return on
12 4 4 7,45 9,22 9,81
investment
Return on equity 25 6 6 6,62 7,64 15,8

Sumber : Data Diolah , 2020


79

Berdasarkan Tabel 3.29 dapat diketahui dari perbandingan Rasio Keuangan

kedua perusahaan diatas yang berisikan :

1. Jika dilihat dari current ratio, maka kedua perusahaan mampu memenuhi

kewajiban jangka pendeknya setiap tahun. Dapat dilihat PT. Nippon Indosari

Corporindo Tbk lebih baik dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya dengan baik dibandingkan PT. Siantar Top. Hal ini ditunjukkan

oleh rasio yang dimiliki PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk lebih besar

dibandingkan PT. Siantar Top.

2. Jika dilihat dari rasio hutang (debt ratio), kedua perusahaan sudah dalam

keadaan baik. Akan tetapi rasio hutang yang dimiliki dilihat PT. Nippon

Indosari Corporindo Tbk lebih baik dibanding PT. Siantar Top. karena

menunjukkan penurunan setiap tahunnya dan lebih rendah dari pada PT.

Siantar Top yang artinya hutang perusahaan semakin menurun.

3. Jika dilihat dari rasio Total Assets Turnover dari kedua perusahaan, bahwa

kedua perusahaan masih dalam keadaan tidak mampu dan tidak baik, namun

jika dilihat dari tingkat perputarannya, maka PT. Siantar Top masih lebih baik

daripada perusahaan PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

4. .Jika dilihat dari rasio return on equity, kedua perusahaan juga belum mampu

menghasilkan laba maksimal melalui ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.

Dapat dilihat bahwa PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk lebih baik dalam

mengelola ekuitasnya untuk menghasilkan laba dibandingkan dengan PT.

Siantar Top , hal ini ditunjukkan oleh rasio yang dimiliki PT.
80

Nippon Indosari Corporindo Tbk lebih tinggi dibandingkan dengan PT.

Siantar Top.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT.

Nippon Indosari Corporindo Tbk maka penulis mengambil beberapa kesimpulan

dan saran yang dianggap sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam

penyempurnaan dimasa yang akan datang.

4.1 Kesimpulan

1. Dari kedua komponen rasio likuiditas ,dapat dilihat current ratio PT.

Nippon Indosari Corporindo Tbk dalam keadaan likuid, artinya

perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva lancar dikarenakan perbandingan aktivanya

lebih besar dibandingkan kewajiban yang dimiliki.

2. Dilihat dari persentase rasio solvabilitas, Pada Debt Ratio

menunjukkan bahwa rasio perusahaan tinggi dan di atas 35 % yang di

mana hal ini tidak baik dikarenakan semakin tinggi rasionya makan

semakin tidak baik perusahaan dalam membayar kewajibannya,

seperti diketahui semakin besar hutang yang ditanggung perusahaan

maka dapat mengurangi laba perusahaan, namun jika dilihat dari Debt

to Equity rasio perusahaan.

3. Dari kedua persentase rasio Aktzivitas yang telah dianalisis, maka

dapat diketahui bahwa keadaan perusahaan dalam memanfaatkan

perputaran aktivitas perusahaan dalam kategori tidak baik..

81 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

4. Dilihat dari rasio profitabilitas, pada PT. Nippon Indosari Corporindo

Tbk menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan tidak efektif dan

tidak mampu menghasilkan laba dengan baik melalui aktiva dan

modal sendiri yang dimiliki perusahaan

5. Dari Analisis Rasio likuiditas dari tahun 2016 hingga 2018

menunjukkan bahwa kondisi PT. Siantar Top dalam keadaan likuid,

artinya perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban

jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki

perusahaan.

6. Rasio Solvabilitas dari tahun 2015 hingga 2017 menunjukkan bahwa

komposisi hutang kurang memadai terhadap total aktiva yang dimiliki

namun untuk modal sendiri (ekuitas) relatif aman meskipun

mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Dengan demikian PT.

Siantar Top belum cukup mampu dalam menanggulangi beban-

bebannya.

7. Dilihat dari rasio-rasio dari tahun 2016 hingga 2018 menunjukkan

bahwa PT. Siantar Top memiliki nilai rasioyang belum cukup baik

pada rasio Fixed Assets Turnover dan total Assets Turnover yang di

mana perusahaan belum cukup mampu untuk memaksimalkan

aktivitas perusahaannya.

8. Dilihat dari rasio-rasio profitabilitas dari tahun 2016 hingga 2018

dapat menunjukkan bahwa PT. Siantar Top kondisi perusahaan yang

kurang baik.
83

4.2 Saran

1. PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk harus mampu meningkatkan rasio

likuiditas perusahaan dengan cara meningkatkan kas dan setara kas dan

mengurangi utang lancar sehingga dapat meningkatkan likuiditas

perusahaan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.

2. PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk sebaiknya dapat meningkatkan

rasio perusahaan yang belum baik dengan cara mengurangi pinjaman

hutang perusahaan, hal ini karena Jika rasio perusahaan dalam kondisi

baik, perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan

pinjaman apabila sewaktu – waktu perusahaan membutuhkan dana

yang cukup besar untuk membiayai kegiatan operasional.

3. PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk sebaiknya meningkatkan

kinerjanya pada rasio Inventory Turnover agar perusahaan mencapai

nilai rata-rata industri dan pada rasio total Assets Turnover perusahaan

harus memanagement persediaan produk agar produk yang

diperjualkan dapat sesuai dengan yang ditargetkan oleh perusahaan.

4. PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk memiliki nilai profitabilitas yang

telah menghasilkan laba bagi perusahaan, namun sebaiknya perusahaan

harus mampu meningkatkan laba ditahun berikutnya dengan cara

mengelola ekuitas dan aktiva yang sudah dimiliki perusahaan tersebut

agar perusahaan mendapatkan laba yang diperoleh lebih optimal.


84

5. PT. Siantar Top sebaiknya mempertahankan kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya dengan aktiva lancar agar tetap likuid untuk tahun

berikutnya.

6. PT. Siantar Top sebaiknya memperbaiki dan meningkatkan kinerja

rasio leverage agar kedepannya perusahaan bisa menjadi lebih baik

lagi mengingat dari kemampuan perusahaan yang kurang belum bai,

hal ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi pinjaman hutang

perusahaan.

7. PT. Siantar Top sebaiknya meningkatkan kinerjanya pada rasio

Inventory Turnover agar perusahaan mencapai nilai rata-rata

industri dan untuk rasio total Assets Turnover perusahaan harus

lebih mengefesiensikan produk yang akan di jual sehingga dapat

meningkatkan penjualan perusahaan agar perusahaan lebih baik lagi

untuk tahun yang akan datang.

8. PT. Siantar Top sebaiknya meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan dengan jalan menekankan biaya usaha dan pengelolaan

modal secara efisien. Perusahaan harus mampu meningkatkan

volume penjualan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah

pendapatan yang akan berimbas pada peningkatan laba perusahaan

dengan demikian kemampuan perusahaan untuk meningkatkan

profitabilitasnya pada masa yang akan datang lebih baik.


85

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham, 2017. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Halim, Abdul. 2015. Auditing : Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan,


Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Hanafi, Mamduh M, dan Abdul Halim. 2014. Analisis Laporan Keuangan,


Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Hery, 2017. Teori Akuntansi Pendekatan Konsep dan Analisis. Jakarta: PT.
Gramedia

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Murhadi, Werener R. 2012. Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valuasi


Saham, Jakarta : Salemba Empat

Sadalia, Isfenti. 2010. Manajemen Keuangan. Medan: USU Press.

Sirait, Pirmatua. 2014. Pelaporan dan Laporan Keuangan. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Sjahrial, Dermawan, dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan,


Jakarta : Mitra Wacana Media.

Syahyunan. 2015. Manajemen Keuangan 1, Medan : USU Press.

Wahyudiono, Bambang. 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan, Jakarta :


Raih Asa Sukses

https://www.sariroti.com/informasi-investor/laporan-tahunan/ 23 Desember 2019


/ 20.00

https://www.britama.com/index.php/2012/10/sejarah-dan-profil-singkat-roti/23
Desember 2019 / 05.00

https://www.sariroti.com/tata-kelola-perusahaan/#komite-dewan-komisaris/23
Desember 2019 / 05.00

Anda mungkin juga menyukai