Tugas Kep - Jiwa Kel.9
Tugas Kep - Jiwa Kel.9
Tugas Kep - Jiwa Kel.9
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
ELSA HABI
RAHMAT IBRAHIM
PUTRI MUTIARA AMELIA SURATINOYO
ZUYYINAH A. MOHAMAD
A. Latar belakang
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.
Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam
namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama,
berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat.
Dalam hal medis, kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat
merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling
ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi
nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang
berkontribusi untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga dan masyarakat.
Intinya kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan
sharing pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab
bersama untuk merawat pasien. Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah
esensi dasar dari kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan
hubungan perawat dengan ahli medis lainnya.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi peran perawat jiwa?
2. Bagaimana pelayanan dan kolaborasi interdisiplin kesehatan dan
keperawatan jiwa?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang bagaimana peran
perawat dalam kolaborasi dan interdisiplin dalam
kesehatan dan keperawatan jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan peran perawat.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan kolaborasi dan
interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan dan
keperawatan jiwa
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan
profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan
tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan
kepedulian khususnya kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi
baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan
pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien sakit jiwa. Anggota tim kesehatan
meliputi: pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi,
manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya
memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai
antar sesama anggota tim.
Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam
interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat
berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.
1. Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Pelayanan Keperawatan Jiwa
Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi
praktisi profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan
kepada pasien. Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan
pendekatan profesional untuk masalah-masalah dalam tim dari pada
menyalahkan seseorang atau atau menghindari tangung jawab.
Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan
keperawatan jiwa antara lain:
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
b. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
c. Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
d. Meningkatnya kohesifitas antar profesional
e. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
f. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami
orang lain.
2. Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam Keperawatan
Jiwa
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan
mudah. Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi:
a. Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim
b. Struktur organisasi yang konvensional
c. Konflik peran dan tujuan
d. Kompetisi interpersonal
e. Status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif
maka keluarga, perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus berkolaborasi
satu dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih
berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing profesi memiliki kompetensi
profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan dapat menjadi
kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kolaborasi yang efektif
antara anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan
keperawatan jiwa yang berkualitas.
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah
dalam keperawatan jiwa. Ada banyak hambatan antara anggota interdisiplin,
meliputi ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim, struktur
organisasi yg konvensional, konflik peran dan tujuan, kompetisi interpersonal,
status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
B. Saran
Dengan disusunnya makalah penelitian ini
mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah
dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini.
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan
pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih
baik pada makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA