Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Laporan Nyangku

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PROSESI UPACARA ADAT SAKRAL NYANGKU


PENYUCIAN BENDA-BENDA PUSAKA

Di susun oleh :

Nama Kelompok : Kelompok 1 (IJM)


Kelas : XI TKJ 3
Program Keahlian : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
Nama Anggota :

1. Fina Mulyati
2. Ade Isti Ismayanti
3. Pania Rahmawati
4. Nadilla Cahyati
5. Nurjanah
BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Panjalu adalah sebuah Kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis Jawa Barat,
Panjalu dikenal dengan penduduknya yang banyak merantau menjadi pedagang,
khususnya di daerah Kota Bandung yaitu berada di pasar Caringin maupun
Jatayu. Namun selain terkenal dengan warganya yang mahir dengan berdagang,
Panjalu dikenal sebagai destinasi wisata ziarahnya, salah satu tujuan wisata
utamanya yaitu situ lengkong dimana tempat makam salah satu pendiri
kerajaan Panjalu berada di tengah - tengah danau tersebut. Prabu Sanghyang
Borosngora adalah salah satu raja Panjalu yang menyebarkan agama Islam di
Panjalu, setelah pulang dari sayembara mecari ilmu sejati sampai negeri Arab
bertemu Sayidina Ali membawa sebuah kepercayaan yaitu agama Islam, selain
membawa keyakinan tersebut Prabu Sanghyang Borosngora dibekali sebuah
senjata yaitu Pedang Zulfikar , yang hingga saat ini pedang tersebut tersimpan
rapih di museum bumi alit.

Selain peninggalan sejarah dan wisata alamnya Panjalu memiliki kesenian


khas yang lahir di Panjalu seperti wayang landung, buta kararas tilas, hingga alat
musik gemyung. Panjalu memiliki banyak potensi yang seharusnya masyrakat
luas untuk mengetahuinya, selain membantu menjaga pelestarian
kebudayaannya juga membantu pendapatan daerah setempat. Dalam rangka
menghormati perjuangan Prabu Sanghyang Borosngora yang telah
menyebarkan agama Islam di Panjalu setiap setahun sekali tepatnya saat bulan
Maulud Nabi Muhammad SAW. Selain menyambut Maulud Nabi, masyarakat
Panjalu mengadakan upacara adat yaitu upacara adat nyangku, nyangku yang
berarti nya’angan laku, menerangi perilaku jika dalam arti bahasa arab yaitu
yanko artinya mensucikan diri. Nyangku sendiri yaitu membersihkan benda
benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora saat penyebaran
agama Islam di Panjalu, salah satunya Pedang Zulfikar peninggalan Sayidina Ali
dan keris komando serta pusaka pusaka kerajaan lainya

Upacara adat nyangku ini juga dijadikan untuk pengenalan wisata alam dan
kesenian yang ada di Panjalu, sebelum pelaksanaan pembersihan benda pusaka,
panitia penyelenggara (Yayasan Borosngora) memberikan waktu selama
seminggu lebih untuk menampilkan pentas kesenian yang ada di Panjalu. Selain
itu kuliner dan oleh oleh ciri khas Panjalu dijual belikan oleh masyarakat
setempat, dan acara ini menjadi peluang usaha bagi para masyrakat Panjalu
yang memiliki jumlah penduduk sekitar 50.438 jiwa terhitung pada tahun 2015,
Masyrakat yang mayoritas adalah petani dan pedagang namun jumlah
pengangguran yang masih tinggi sekitar 2.215 jiwa. Dengan adanya acara
tahunan ini mereka yang tidak memiliki pekerjaan bisa menghasilkan
penghasilan. Upacara adat nyangku sudah dicatat oleh kementrian pendidikan
dan budaya sebagai WBTB (warisan budaya tak benda) pada tahun 2017 agar
diakui oleh UNESCO sehingga upacara adat nyangku ini dipermanenkan milik
Indonesia, hal ini bisa mendorong agar upacara nyangku tidak dikenal hanya
orang Jawa Barat saja melainkan bisa mendunia. Upacara adat nyangku ini
menjadi sebuah potensi untuk mengenalkan Panjalu secara menyeluruh oleh
karena itu upacara adat nyangku ini perlu dipromosikan lebih luas lagi, bukan
hanya pecinta kebudayaan saja tetapi bagi yang belum mengetahui upacara ini
untuk mengetahuinya , karena sangat membantu untuk pelestarian kebudayaan
dan menjadikan Panjalu menjadi salah satu pilihan untuk berdestinasi wisata
pilihan karena upacara adat nyangku sudah menjadi festival agenda tahunan
yang diselenggarakan. Namun dalam segi promosi yang dilakukan masih sangat
kurang untuk mencapai target yang lebih luas, oleh karena itu perlu di
tingkatkan kegiatan promosi yang dilakukan sehingga bisa mencapai target yang
sebelumnya belum pernah mengunjungi Panjalu

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan


di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :

1.Apa yang dimaksud dengan adat nyangku ?

2.Bagaimana runtuyan proses adat nyangku ?

3.Bagaimana adat nyangku di pandang dari segi budaya dan agama ?

4.Dampak positif dan negatif daru adat nyangku ?

5.Bagaimana cara untuk memperkenalkan budaya panjalu ?

c. Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah :

1.Untuk mengetahui pengertian adat nyangku.

2.Untuk mengetahui runtuyan adat nyangku.

3..Untuk mengetahui adat nyangku dipandang dari segi budaya dan agama.

4..Untuk mengetahui dampak positif dan negatif adat nyangku.

5. Mengenalkan panjalu ke masyrakat yang lebih luas.


BAB II ISI

a. Pengertin adat nyangku


Nyangku adalah suatau rangkaian prosesi adat penyucian benda-
benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora dan Para
Raja serta Bupati Panjalu.

b. Runtuyan proses adat nyangku

Pelaksanaan Upacara Adat Nyangku :


1. Pengambilan Air Keramat 

Prosesi ini dalam bahasa Sunda disebut sebagai tirta


kahuripan. Tahap ini dilakukan dengan mengambil air dari tujuh
sumber mata air yang berbeda. 

Mata air tersebut dipercaya sebagai petilasan Prabu Samhyang


Borosngora, yang letaknya tersebar di dalam dan di luar desa.

Tujuh mata air ini antara lain: 

 Mata air Situ Lengkong


 Mata air Karantenan
 Mata air Kapunduhan
 Mata air Cipanjalu
 Mata air Kubang Kelong 
 Mata air Pasangrahan
 Mata air Kulah Bongbang Rarang 
 Mata air Bombang Kancana

Air yang diambil dari tujuh mata air tersebut kemudian di simpan dan
diletakkan dalam wadah khusus. 
Biasanya oleh para santri akan didoakan selama empat puluh hari
sampai kepada pelaksanaan upacara adat Nyangku dimulai.

2. Penyerahan Tirta Kahuripan 

Prosesi ini dilakukan dengan penyerahan air tirta kahuripan dari


sesepuh adat kepada Ketua Yayasan Borosnaga. 
Malam hari sebelum upacara adat berjalan akan diadakan pengajian
dan pembacaa Sholawat Nabi di dalam pasucian "Bumi Alit."

Kemudian dilanjutkan dengan tradisi kesenian Gambyong dan


Debus. 

3. Upacara Adat Nyangku berlangsung

Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengambil benda-benda


pusaka di Pasucian "Bumi Alit."

Kemudian benda pusaka dikirab ke Pulau Nusa Gede di tengah danau


Desa Panjalu. Benda-benda pusaka ini digendong seperti bayi oleh
para keturunan Raja Panjalu.

Tidak hanya itu kirab ini juga diikuti oleh masyarakat dan sesepuh
desa dengan diiringi kesenian Gembyung dan
lantunan Sholawat Nabi.

Itulah penjelasan tentang upacara adat Jawa Barat Nyangku, mulai


dari sejarah, tujuan, dan pelaksanaannya. 

c. Adat nyangku dipandang dari segi budaya dan agama

Pendekatan antropologi dimaknai sebagai suatu sudut pandang atau


cara melihat dan memperlakukan suatu gejala yang menjadi
perhatian terkait bentuk fisik dan kebudayaan sebagai hasil dari cipta,
karsa dan rasa manusia.Upacara ini erat kaitanya dengan agama dan
budaya. Sejauh mana Agama memberi pengaruh terhadap Budaya
dan sebaliknya, sejauh mana kebudayaan suatu kelompok masyarakat
memberi pengaruh terhadap Agama.

d. Dampak positif dan negatif dari adat nyangku

Dampak positif dari adat nyangku :


Dengan adanya acara tahunan ini atau acara adat nyangku mereka yang
tidak memiliki pekerjaan bisa menghasilkan penghasilan,seperti berdagang
dan mengadakan pameran/festival.

Dampak negative dari acara adat nyangku :


Banyak orang luar yang memanfaatkan untuk melakukan pencurian barang
ketika acara tersebut berlangsung atau saat keadaan ramai.
e. Bagaimana cara memperkenalkan budaya panjalu ke lingkungan
masyarakat
Dengan mengadakan acara festival panjalu,dan menampilkan beberapa
kebudayaan yang ada di daerah panjalu.

f. Berikut beberapa dokumentasi dari acara

UPACARA SAKRAL ADAT NYANGKU :


-Pembawaan tujuh mata air

-Pembawaan benda pusaka


-Penyucian benda pusaka
BAB III PENUTUP

Kesimpulan :

Upacara adat nyangku merupakan upacara adat warisan


dari raja-raja Panjalu yang masih menjadi tradisi turun
temurun masyarakat desa Panjalu. Dalam upacara adat
nyangku, museum Bumi Alit dan Situ Lengkong
mempunyai hubungan ynag tidak dapat dipisahkan dari
keberadaan sejarah desa Panjalu. Tujuan
dilaksanakanya upacara adat nyangku adalah untuk
memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, serta
sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan
masyarakat Panjalu dan juga sebagai cara untuk
mengevaluasi diri dengan cara mengkritisi dirisendiri,
mengakui perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai
dengan norma adat dan norma agama dalam upacaya
membangun pribadi turunan Panjalu yang lebih baik
dan dinamis. Penyerapan makna papagon Panjalu yang
sarat akan nilai-nilai kebaikan menjadi dasar dan norma
untuk diterapkan dalam prilaku setiap individu
masyarakat Desa Panjalu.

Transformasi dan implementasi nilai-nilai budaya


upacara adat nyangku dalam era modernisasi pada saat
ini masih di pertahankan dan menjadi pedoman bagi
masyarakat desa Panjalu dan dijungjung tinggi
masayarakat terutama dalam nilai budaya, nilai
kekeluargaan, nilai kebersamaan dan nilai gotong
royong. Menurut mereka agar nilai-nilai tersebut tidak
terkikis oleh perkembangan zaman mereka harus bijak
dalam menanggapi adanya arus modernisasi dalam
kebudayaan, serta mereka beranggapan bahwa tidak
selamanya arus modernisasi berdampak negatif
tergantung kita menyikapi dan menanggapi arus
perkembangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=upacara+adat+nyangku+panjalu&ei=eX9bY6ekKN_Dz7sP-
oq1gAg&oq=&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAEYAzIUCAAQ6gIQtAIQigMQtwMQ
1AMQ5QIyFAgAEOoCELQCEIoDELcDENQDEOUCMhQIABDqAhC0AhCKAxC
3AxDUAxDlAjIRCAAQ6gIQtAIQigMQtwMQ5QIyFAgAEOoCELQCEIoDELcDE
NQDEOUCMhQIABDqAhC0AhCKAxC3AxDUAxDlAjIUCAAQ6gIQtAIQigMQt
wMQ1AMQ5QIyFAgAEOoCELQCEIoDELcDENQDEOUCMhEIABDqAhC0AhC
KAxC3AxDlAkoECEEYAEoECEYYAFAAWABg5CloAXAAeACAAQCIAQCSAQC
YAQCgAQGwAQnAAQE&sclient=gws-wiz

Anda mungkin juga menyukai