Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023
Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023
Modul Ajar Fisika Fase E 2022-2023
Identitas
Nama Sekolah SMA Negeri 14 Semarang
Mata pelajaran Fisika
Kelas/Fase X/E
Tujuan Pembelajaran 10.1. Peserta didik mampu mengidentifikasi komponen pengukuran, besaran-
besaran fisika, satuan dan dimensi suatu besaran fisika, serta mampu
mengkoversi satuan-satuan pada besaran alat ukur yang sama.
Asesmen
Asesmen Awal Asesmen Formatif Asesmen Sumatif
Pretest Tes Tertulis
Kegiatan Remedial Remedial Pengayaan
Dan Pengayaan Tes Tertulis Tes Tertulis
Lampiran
Materi
1. Besaran, Dimensi, dan Sistem Satuan sebesar 2x10-7 newton setiap meter (ditetapkan
a. Besaran Pokok tahun 1948).
Misalkan seseorang berkata,”Rumahku berjarak 3 5. Satu Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu titik tripel air
kilometer dari sini”. Dari kalimat tersebut dalam fisika ada 3 (ditetapkan tahun 1954).
hal yang penting. Kata “jarak” menunjukkan besaran yang 6. Satu candela adalah intensitas cahaya suatu
diukur, “3” menunjukkan besarnya (nilai) pengukuran dan sumber yang memancarkan radiasi monokromatik
“kilometer” menunjukkan satuan pengukuran. Besaran pada frekuensi 540x1012 Hertz dengan intensitas
adalah sifat-sifat atau keadaan pada benda yang dapat radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam
diukur dan dinyatakan dalam angka-angka. Secara umum arah tersebut (ditetapkan tahun 1979).
besaran dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran 7. Satu mol adalah jumlah atom karbon dalam 0,012
turunan. Besaran pokok adalah besaran yang dimensi dan kg karbon-12 (C-12). Satu mol terdiri atas
satuannya didefinisikan atau ditetapkan melalui perjanjian 6,025x1023 buah partikel. Nilai ini disebut bilangan
internasional. Perjanjian ini disepakati dalam forum Avogadro (ditetapkan tahun 1971).
Conference Generale des Poids et Measures (Konferensi b. Besaran Turunan dan Dimensi
Umum Timbangan dan Ukuran) yang biasa dilaksanakan Besaran turunan adalah besaran yang satuan dan
tiap 6 tahun sekali. Tujuh besaran pokok beserta satuannya dimensinya diturunkan dari satuan dan dimensi
dapat dilihat pada Tabel 1.1. besaran pokok. Dimensi besaran turunan menyatakan
bagaimana besaran turunan itu diturunkan atau
Tabel 1.1 Besaran Pokok disusun dari besaran pokok.
No. Besaran Satuan Lambang Lambang Contoh:
satuan Dimensi
1. Luas = panjang x panjang, maka satuan luas = m
1. Pajang meter m [L]
x m = m2
2. Massa kilogram kg [M]
3. Waktu sekon s [T] Dimensi luas = [L] x [L] = [L]2
4. Suhu kelvin K [θ] 2. Laju = Jarak/Waktu, maka satuan laju = m/s = ms-
1
5. Kuat Arus ampere A [I]
Listrik Dimensi laju =[L] /[T] = [L][T]-1
6. Intensitas candela cd [J] 3. Massa jenis = massa/volume atau ρ =m/V, maka
Cahaya satuan ρ = kg/m3= kg m-3.
7. Jumlah mol Mol [N] Dimesi ρ=[M][L]-3
zat
c. Kegunaan dimensi di antaranya adalah sebagai
Satuan haruslah tetap, artinya tidak berubah-ubah terhadap
berikut.
perubahan waktu, tempat. atau keadaan lainnya. Berikut ini
a) Untuk mengetahui apakah sebuah rumus benar
adalah penetapan satuan besaran pokok yang berlaku saat
atau salah.
ini :
Contoh soal:
1. Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam Rumus perpindahan s= vo t + ½ at2, dengan s adalah
ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon (ditetapkan perpindahan, vo adalah kecepatan, a adalah
tahun 1983). percepatan dan t adalah waktu. Apakah rumus tersebut
2. Satu kilogram adalah massa sebuah silinder logam benar?
yang terbuat dari Platina Iridium yang disimpan pada Penyelesaian:
Lembaga Internasional tentang berat dan ukuran di Rumus tersebut mungkin benar jika dimensi ruas
Sevres, Perancis (ditetapkan tahun 1887). kanan sama dengan dimensi ruas kiri.
3. Satu sekon adalah waktu yang diperlukan sebuah atom Ruas kiri : S dimensinya = [L]
Cesium 133 untuk bergetar sebanyak 9.192.632.770 Ruas kanan suku I : vo.t dimensinya = [L][T]-1x [T] =
kali (ditetapkan tahun 1967). [L]
4. Satu ampere adalah kuat arus pada dua Ruas kanan suku II : ½ at2 dimensinya = [L][T]-2 [T]2
penghantar sejajar yang berjarak 1 meter di = [L] (keterangan: 1⁄2 tidak berdimensi)
hampa udara sehingga menimbulkan gaya
Karena dimensi ruas kiri sama dengan dimensi ruas Satuan Konversi satuan
kanan, kesimpulannya rumus s= vot + ½ at2 benar secara 1 mil 1760 yard
dimensi. 1 yard 3 feet
1 feet 12 inci
Catatan: 1 inci 2,54 cm
1 ton 907,2 kg
Sebuah rumus yang dimensi ruas kanan sama dengan 1 kuintal 100 kg
ruas kirinya, tidak menjamin bahwa persamaan tersebut 1 ons (oz) 0,02835 kg
benar. Akan tetapi, persamaan yang benar bisa 1 pon (lb) 0,4536 kg
1 slug 14,59 kg
dipastikan dimensi ruas kanannya sama dengan ruas
1 tahun 3,156 x 107 detik
kirinya. Contoh: rumus s= vo.t + at2, ruas kiri dan 1 hari 8,640 x 104 detik
kanannya memiliki dimensi yang sama, tetapi persamaan 1 jam 3600 detik
tersebut salah karena dalam kinematika (cabang fisika 1 menit 60 detik.
yang mempelajari tentang gerak), rumus hubungan s, vo,
a, dan t yang benar adalah s= vo + ½ at2.
Dalam sistem satuan selain MKS dikenal pula sistem
b) Untuk menurunkan persamaan atau rumus. cgs (centimeter gram sekon).Misalnya: satuan gaya
Contoh soal: untuk MKS adalah kg ms-2 (atau biasa disingkat
newton) dan dalam cgs adalah g.cm.s-2 (atau
Jika sebuah batu diikat dengan tali lalu diputar
disingkat dyne). Berikut ini adalah konversi satuan-
horisontal, maka tangan kita harus terus menarik satuan yang sering dipakai dalam fisika.
tali, tidak boleh kendor atau lepas. Artinya tangan ➢ 1 dyne = 10-5 newton
kita mengerjakan gaya (F) pada batu melalui tali. ➢ 1 erg = 10-7 joule
Seberapa besar gaya atau tarikan tangan kita, ➢ 1 kalori = 0,24 joule
dapat diduga tergantung pada massa batu (m), ➢ 1 kWh = 3,6 x 106 joule
panjang tali (l) dan seberapa cepat berputar (v). ➢ 1 liter = 10-3 m3 = 1 dm3
Jadi bagaimana bentuk persamaan atau rumus ➢ 1 ml = 1 cm3 = 1 cc
yang menghubungkan 𝐹, 𝑚, 𝑙 dan 𝑣? ➢ 1 atm = 1,013 x 105 pascal
Penyelesaian: ➢ 1 gauss = 10-4 tesla
Dimensi gaya F = [M][L][T]-2 Keunggulan sistem SI di antaranya adalah tersedianya
massa m = [M] awalan-awalan tertentu (seperti : senti, kilo, mili, mikro,
panjang l = [L] mega dan lain-lain) untuk menyatakan hasil
dan kecepatan v = [L][T]-1. pengukuran yang sangat besar atau sangat kecil.
Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri. Contoh : 10.000 meter atau 104 m cukup ditulis 10 km,
51.000.000 farad atau 5 x 10–6 farad cukup ditulis 5 μf.
F = malbvc
Tabel 1.3 menyatakan awalan-awalan dalam SI.
[M][L][T]-2 =[M]a[L]b{[L][T]-1}c Tabel 1.3 Awalan-awalan dalam SI
[M][L][T]-2 =[M]a[L]b[L]c[T]-c
[M][L][T]-2 =[M]a[L]b+c[T]-c
Pretest
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan baik dan benar!
(skor 20)
(skor 20)
Asesmen
Materi
Untuk alat ukur yang memiliki skala nonius, ketidakpastiannya adalah skala terkecil noniusnya.
Tentukanlah nilai ketidakpastian untuk pengukuran tunggal menggunakan jangka sorong.
Tuliskanlah hasil pengukuran jangka sorong sesuai dengan aturan cara penulisan hasil
pengukuran di atas.
B. Mikrometer Sekrup
Carilah informasi mengenai:
1. Komponen-komponen yang ada pada mikrometer sekrup (lihat Gambar 1.8).
Kalian dapat mencoba untuk membandingkan penggunaan alat ukur panjang untuk mengukur
panjang dari beberapa benda yang ada di sekitar Kalian, misalnya botol dan buku tulis.
Contoh Asesmen
Tes Lisan
Guru menyiapkan alat ukur panjang (Mistar, Jangka sorong, dan Mikrometer Skrup). Peserta didik
dihadapkan dengan beberapa jenis alat ukur panjang (Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer Skrup).
Peserta didik diminta menyebtukan nama dan fungsi alat, serta melakukan pengukuran menggunakan
alat-alat tersebut.
Indikator Penilaian:
1. Peserta didik mampu menyebutkan semua nama alat-alat yang dihadapannya dengan benar.
2. Peserta didik mampu menyebutkan semua fungsi alat-alat yang dihadapannya dengan benar.
3. Peserta didik mampu melakukan pengukuran panjang pensil menggunakan mistar yang patah.
4. Peserta didik mampu melakukan pengukuran diameter dalam pipa menggunakan jangka sorong.
5. Peserta didik mampu melakukan pengukuran diameter luar pipa menggunakan jangka sorong.
6. Peserta didik mampu melakukan pengukuran kedalaman tutup botol menggunakan jangka sorong.
7. Peserta didik mampu melakukan pengukuran diameter kelereng menggunakan mikrometer skrup.
8. Peserta didik mampu melakukan pengukuran ketebalan kertas karton menggunakan mikrometer
skrup.
Pengayaan:
1. 6.
Hasil : Hasil :
2. 7.
Hasil:
Hasil :
3. 8.
Hasil :
Hasil :
4. 9.
Hasil : Hasil :
5. 10.
Hasil :
Hasil :
Identitas
Nama Sekolah SMA Negeri 14 Semarang
Mata pelajaran Fisika
Kelas/Fase X/E
Tujuan 10.3. Peserta didik mampu menerapkan konsep dan operasi angka penting
Pembelajaran serta ketidakpastian dalam menuliskan hasil pengukuran.
Asesmen
Materi
2. Angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal (angka nol di sebelah kiri angka bukan
nol) bukanlah angka penting
Contoh:
0, 0000012 hanya memiliki 2 (dua) angka penting.
Enam angka 0 yang berada di kiri angka 12 tidaklah penting karena angka taksiran tidak
mungkin berada di digit awal, melainkan selalu berada di digit bagian akhir.
(Catatan: Angka 0,0000012 dapat dituliskan dalam notasi ilmiah sebagai 1,2 × 10-6. Jumlah angka
dalam mantisanya ada 2, ini menunjukkan untuk menentukan jumlah angka penting dari angka yang
dituliskan dalam notasi ilmiah cukup dilihat mantisanya).
3. Angka nol dibelakang angka bukan nol dalam desimal merupakan angka penting.
Contoh:
2,0 memiliki dua angka penting
2,0300 memiliki lima angka penting
4. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tetapi tanpa tanda desimal bukanlah angka penting,
kecuali ada tanda khusus, misal garis bawah
Contoh:
34000 hanya memiliki dua angka penting
34000 memiliki tiga angka penting
34000 memiliki empat angka penting
Karena hasil akhir harus memiliki 1 angka taksisan kita harus bulatkan dan angka taksir pada
sepersatuan, maka dituliskan menjadi 27,1 cm
Catatan:
Untuk perkalian angka hasil pengukuran dengan angka hasil membilang, hasil akhirnya harus
memiliki jumlah angka penting tersedikit dari angka hasil pengukuran.
Contoh soal:
Keramik lantai memiliki panjang 50,25 cm dan lebar 20,1 cm. Jika terdapat 25 buah keramik
tersebut ditata untuk menutup lantai, berapakah luas lantai yang tertutup keramik?
Pembahasan:
Angka 50,25 (terdiri dari 4 angka penting) dan 20,1 (terdiri dari 3 angka penting) adalah angka hasil
pengukuran dan angka 25 adalah angka hasil membilang. Untuk menentukan luas lantai yang
tertutup keramik, maka ketiga angka terebut harus dikalikan sebagai berikut: 50,25 x 20,1 x 25 =
25.250,625. Karena hasil akhirnya harus memilki 3 angka penting maka harus ditulis menjadi 25200
cm2 atau 2,52 x 104 cm2 (Keterangan: Untuk penulisan notasi ilmiah jumlah angka penting yang
diperhitungkan hanya di mantisanya dan perhatikan pula aturan pembulatan angka 5)
B. Ketidakpastian Pengukuran
Pengamatan Besaran Fisika biasanya diperoleh dari pengukuran Alat ukur yang dianalisis menjadi teori atau
postulat. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besarann yang akan diukur dengan besaran sejenis
yang telah ditetapkan sebagai satuan. Besaran pembanding yang ditetapkan sebagai satauan dimaksud
adalah sistem satuan yang ditetapkan secara internasional sebagaimana diuraikan diatas. Dalam setiap
pengukuran biasanya kita di baying-bayangi oleh pertanyaan-pertanyaan bagaimanakah hasil pengukuran
kita, bagaimaana cara melaporkannya, apakah jaminannya bahwa hasil pengukuran kita tidak salah,
seberapa kurang tepatnya pengukuran kita dan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya ingin mendapatkan
kepastian. Artinya dalam setiap pengukuran selalu diikuti dengan ketidakpastian dan apakah ketidakpastian
hasil pengukuran itu?
Secara umum faktor munculnya ketidakpastian hasil pengukuran disebabkan karena adanya kesalahan
(error). Ada 3 kategori kesalahan yaitu kesalahan umum, acak, dan sistemik.
Kesalahan Umum
Kesalahan-kesalahan umum (gross errors) disebabkan kesalahan manusia, antara lain kesalahan
pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat, pemakaian instrumen yang tidak sesuai, kesalahan
penaksiran dan paralaks (kesalahan yang timbul apabila pada waktu membaca skala posisi mata
pengamat tidak tegak lurus terhadap skala tersebut).
Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja/kesalahan acak (random errors)
Kesalahan acak disebabkan oleh gejala yang tidak dapat secara langsung diketahui sehingga tidak
mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas, seperti: fluktuasi tegangan
listrik, gerak Brown molekul udara, getaran landasan
Kesalahan kesalahan sistematis (systematic errors)
Bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Yang termasuk
ketidakpastian sistematik antara lain:
Kesalahan kalibrasi alat
Kesalahan yang terjadi karena cara memberi nilai skala pada saat pembuatan alat tidak tepat,
sehingga berakibat setiap kali alat digunakan suatu kesalahan melekat pada hasil pengukuran.
Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat terhadap alat standar.
Kesalahan nol
Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol. Pada sebagian besar alat umumnya sudah
dilengkapi dengan sekrup pengatur/pengenol
Waktu respon yang tidak tepat
Akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data
yang seharusnya diukur. Misalnya, saat mengukur periode getar menggunakan stopwatch, terlalu
cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.
Kondisi yang tidak sesuai
Kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misal, mengukur nilai transistor saat
dilakukan penyolderan, atau mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar
logam. Hasil yang diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi
sesuatu yang diukur maupun alat pengukurnya
Kesalahan pandangan/paralak
Kesalahan ini timbul apabila pada waktu membaca skala, mata pengamat tidak tegak lurus di atas
jarum penunjuk/skala.
dan hasilnya dinyatakan dengan pola (𝑥 ± ∆𝑥), dengan 𝑥 adalah hasil pengukuran terbaik dan ±∆𝑥
adalah ketidakpastian mutlak.
Dimana :
𝑥̅ = hasil pengukuran nilai rata-rata (pengukuran berulang)
∆𝑥 = ketidakpastian mutlak pengukuran.
Ketidakpastian mutlaknya ditentukan dengan rumus simpangan baku (stantar deviasi),
dengan :
𝑛 = jumlah pengulangan pengukuran
𝑥𝑖 = hasil pengukuran ke-i
Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian relatif merupakan persentase perbandingan ketidakpastian mutlak dengan hasil pengukuran
terbaik.
∆𝑥
Ketidakpastian relatif untuk pengukuran tunggal ditentukan dengan = × 100%
𝑥
∆𝑥
Ketidakpastian relatif untuk pengukuran berulang ditentukan = × 100%
𝑥̅
Semakin kecil ketidakpastian relatif, maka makin tepat pengukuran tersebut. Nilai ketidakpastian dalam
pengukuran akan mempengaruhi jumlah angka berarti yang boleh diikutsertakan dalam penulisan. Semakin
besar jumlah angka berarti yang boleh diikutsertakan maka semakin tepat pengukuran tersebut. Adapun
ketentuan jumlah angka berarti (angka penting) yang boleh dilaporkan adalah:
Contoh soal:
1. Mistar memiliki skala terkecil adalah 1 mm. Misal kalian mengukur panjang meja dan didapatkan hasil
kita 34,2 cm. Nyatakan hasil pengukuran tersedut dengan dilengkapi ketidakpastian mutlak dan relatif!
Pembahasan:
Mistar memiliki nst= 1 mm, karena pengukuran dilakukan satu kali maka ketidakpastiannya
(𝛥𝑙) = 1 ⁄ 2 𝑛𝑠𝑡 = 0,5 mm = 0,05 cm.
Sehingga hasil pengukurannya jika dinyatakan dengan ketidakpastian mutlak adalah 𝑙 = (34,20 ±
0,05)m.
𝛥𝑙 0,05
Ketidakpastian relatifnya dapat dihitung dengan = 𝑙 𝑥100% = 34,2 𝑥 100 % = 0,146 %.
Karena ketidakpastian relatifnya 0,146% dekat dengan 0,1% maka penulisan akhir hasilpengukurannya
dituliskan dengan 4 angka berarti. Sehingga hasil pengukurannya jika dinyatakan dengan
ketidakpastian mutlak adalah (34,20 ± 0,146 %) cm.
2. Pengukuran arus listrik yang melewati resistor diulang sebanyak 6 kali dengan hasil: 12,8 mA, 12,2 mA,
12,5 mA, 13,1 mA, 12,9 mA, dan 12,4 mA. Laporkan hasil pengukuran tersebut!
Pembahasan:
Hasil perhitungan ketidakpastian relatif didapatkan nilai 1,1%. Nilai ini dekat dengan 1% sehingga
penulisan akhirnya harus terdiri dari 3 angka berarti sebagai berikut: I = (12,6 ± 0,1)mA
Catatan: Aturan penulisan hasil pengukuran, angka dibelakang tanda desimal (koma) pada hasil akhir
pengukuran dan ketidakpastian mutlaknya jumlahnya harus sama. Seperti pada dua contoh di atas.
Contoh soal no 1 dihasilkan L= (34,20 ± 0,05) cm dan soal no 2 dihasilkan I= (12,6 ± 0,1) m
Contoh Asesmen
Penilaian Harian
1. Tentukan jumlah angka penting hasil pengukuran berikut ini!
a. 1,34 cm
b. 12.000 km
c. 3.000 m
d. 2,30 A
e. 1,08 gram
f. 0,70 gram/m3
g. 1,25 × 10−6 F
h. 0,035 H
i. 20,03 cm
j. 4,020 C
(skor 25)
2. Hitung hasil operasi berikut ini dengan menggunakan aturan angka penting!
a. 1,25 cm + 20,7 cm = ….
b. 8,5 mm - 1,96 mm = ….
c. 1,24 A × 4,5 V = ….
d. 4,25 gram ÷ 8,5 cm3 = ….
e. (6,4 cm) 3
= ….
(skor 25)
3. Hasil pengukuran diameter koin dengan jangka sorong adalah 1,24 cm. Jika NST jangka sorong 0,1 mm
Laporkan hasil pengukuran tersebut disertai ketidakpastiannya! (skor 20)
4. Sekelompok peserta didik melakukan pengukuran tinggi pantulan bola yang dijatuhkan ke lantai. Pengukuran
dilakukan pengulangan dan didapatkan data ketinggian 68,70 cm, 68,90 cm, 68,80 cm, 68,90 cm, 68,70 cm,
68,90 cm, 68,80 cm, 68,90 cm, 68,80 cm, 68,70 cm. Tuliskan hasil pengukuran tersebut lengkapi dengan
ketidakpastian mutlak dan relatifnya. (skor 30)
Soal Remedial Dan Pengayaan
(skor 30)
2. Hitung hasil operasi berikut ini dengan menggunakan aturan angka penting!
a. 1,20 cm + 3,7 cm = ….
b. 1,28 A × 2,5 V = ….
c. 8,40 gram ÷ 16,8 cm3 = ….
d. (1,2 cm)3 = ….
(skor 20)
3. Hasil pengukuran diameter koin dengan jangka sorong adalah 2,34 cm. Jika NST jangka sorong 0,1 mm
Laporkan hasil pengukuran tersebut disertai ketidakpastiannya! (skor 20)
4. Sekelompok peserta didik melakukan pengukuran waktu jatuh bola yang dijatuhkan ke lantai. Pengukuran
dilakukan pengulangan dan didapatkan data waktu jatuh sebagai berikut 0,84 s; 0,90 s; 0,84 s; 0,86 s, 0,88
s; 0,85 s; 0,84 s, 0,88 cm, 0,86 s, 0,87 s, 0,86 s. Tuliskan hasil pengukuran tersebut lengkapi dengan
ketidakpastian mutlak dan relatifnya. (skor 30)
Identitas
Nama Sekolah SMA Negeri 14 Semarang
Mata pelajaran Fisika
Kelas/Fase X/E
Tujuan 10.4. Peserta didik mampu merancang dan melakukan percobaan untuk
Pembelajaran menyelidiki suatu kasus terkait pengukuran.
Asesmen
Contoh Asesmen
Peserta didik diminta menerapkan kemampuan menggunakan alat ukur dan prosedur ilmiah
dengan cara membuat rancangan dan melakukan percobaan terkait gerak jatuh bebas, ayunan
bandul, atau getaran pegas.
Tujuan 10.5. Peserta didik mampu mengidentifikasi fakta-fakta pemanasan global dan
Pembelajaran perubahan iklim dunia.
10.6. Peserta didik mampu menjelaskan mekanisme terjadinya efek rumah kaca dan
penipisan Ozon, serta menganalisis dampak pemanasan global dan perubahan
iklim dunia
10.7. Peserta didik mampu memberikan solusi dalam mengatasi pemanasan global
dan perubahan iklim dunia.
Pertemuan Materi
Pertemuan 1 Fakta-fakta pemanasan gobal dan perubahan iklim dunia
Pertemuan 2 Fakta-fakta pemanasan gobal dan perubahan iklim dunia
Pertemuan 3 Mekanisme terjadinya efek rumah kaca dan penipisan Ozon serta dampak pemanasan global
dan perubahan iklim dunia
Pertemuan 4 Mekanisme terjadinya efek rumah kaca dan penipisan Ozon serta dampak pemanasan global
dan perubahan iklim dunia
Pertemuan 5 Mekanisme terjadinya efek rumah kaca dan penipisan Ozon serta dampak pemanasan global
dan perubahan iklim dunia
Pertemuan 6 Solusi mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim dunia
Pertemuan 7 Solusi mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim dunia
Pertemuan 1
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik untuk 5 menit
(Mengkondisikan siswa belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta didik.
siap pembelajaran dan Selanjutnya menyinggung capaian yang ditargetkan dan karakter profil
Pertanyaan pemantik) pancasila yang dilatihkan (bisa melalui cerita ringan atau cerita
inspirasi)
Kegiatan Inti Guru menampilkan gambar/video mengenai bencana alam seperti 20 menit
(Pembelajaran kebakaran hutan, banjir, mencairnya es di kutub. Siswa mengamati
Berdiferensiasi, Model gambar/video yang ditampilkan dan setiap siswa membuat pertanyaan
pembelajaran HOTS& terkait gambar/video yang ditampilkan
4C, Literasi & Numerasi, Guru melakukan brainstorming untuk menggali pengetahuan peserta 20 menit
Profil Pelajar Pancasila, didik mengenai penyebab pemanasan global dan perubahan iklim :
dan Budaya Lingkungan - Coba sebutkan perubahan lingkungan yang terjadi di sekitar?
Hidup) - Apakah dampak yang disebabkan oleh perubahan lingkungan
tersebut?
Guru memberi penjelasan mengenai fakta-fakta terkait perubahan 20 menit
lingkungan sekitar
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (satu kelompok 5 menit
terdiri dari 5-6 siswa)
Guru memberi penugasan kepada siswa untuk mengamati lingkungan 10 menit
sekitar dan fakta-fakta perubahan di lingkungan sekitar untuk
dipresentasikan di pertemuan selanjutnya
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa saja 5 menit
(Refleksi Siswa dan pelajaran yang didapatkan hari ini.
Guru) Menutup pelajaran dengan berdoa 5 menit
Pertemuan 2
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik untuk 5 menit
(Mengkondisikan siswa belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta didik
siap pembelajaran dan
Pertanyaan pemantik)
Kegiatan Inti Guru mengingatkan kembali tugas investigasi kelompok pada 5 menit
(Pembelajaran pertemuan sebelumnya. Siswa menyiapkan bahan presentasi
Berdiferensiasi, Model
pembelajaran HOTS& Siswa melakukan presentasi dan tanya jawab (setiap kelompok 6 menit 60 menit
4C, Literasi & Numerasi, x 10 kelompok)
Profil Pelajar Pancasila,
dan Budaya Lingkungan Guru memberi arahan dan penejlasan lanjut terkait fakta-fakta 10 menit
Hidup) perubahan lingkungan yang telah disajikan
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa saja 10 menit
(Refleksi Siswa dan pelajaran yang didapatkan hari ini kemudian menutup pelajaran dengan
Guru) berdoa
Pertemuan 3
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik untuk 5 menit
(Mengkondisikan siswa belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta didik.
siap pembelajaran dan Selanjutnya menyinggung capaian yang ditargetkan dan karakter profil
Pertanyaan pemantik) pancasila yang dilatihkan (bisa melalui cerita ringan atau cerita inspirasi)
Kegiatan Inti Guru menampilkan gambar/video mengenai terjadinya efek rumah kaca 15 menit
(Pembelajaran dan penipisan lapisan ozon
Berdiferensiasi, Model
pembelajaran HOTS& Guru melakukan brainstorming untuk menggali pengetahuan peserta 15 menit
4C, Literasi & Numerasi, didik mengenai terjadinya efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon:
Profil Pelajar Pancasila, - Apakah yang kalian ketahui mengenai efek rumah kaca dan penipisan
dan Budaya Lingkungan lapisan ozon?
Hidup)
Guru memberi penjelasan mengenai penyebab efek rumah kaca dan 20 menit
penipisan lapisan ozon
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa saja 10 menit
(Refleksi Siswa dan pelajaran yang didapatkan hari ini dan menutup pelajaran dengan
Guru) berdoa
Pertemuan 4
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik untuk 5 menit
(Mengkondisikan siswa belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta didik
siap pembelajaran dan
Pertanyaan pemantik)
Kegiatan Inti Guru mengingatkan kembali mengenai tugas makalah di pertemuan 5 menit
(Pembelajaran sebelumnya dan siswa mengumpulkan makalah tersebut
Berdiferensiasi, Model
pembelajaran HOTS& Guru memilih beberapa makalah untuk didiskusikan bersama 20 menit
4C, Literasi & Numerasi,
Profil Pelajar Pancasila, Guru menanyakan terkait hal-hal penting dalam makalah serta 20 menit
dan Budaya Lingkungan membahas bagian isi makalah yang sekiranya belum sesuai materi
Hidup)
Guru membahas lebih lanjut mengenai aktivitas manusia yang dapat 30 menit
menyebabkan pemanasan global serta dampak pemanasan global
dalam kehidupan
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa saja 10 menit
(Refleksi Siswa dan pelajaran yang didapatkan hari ini, memberitahukan adanya tes tertulis
Guru) untuk pertemuan selanjutnya kemudian menutup pelajaran dengan
berdoa
Pertemuan 5
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik untuk 5 menit
(Mengkondisikan siswa belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta didik
siap pembelajaran dan
Pertanyaan pemantik)
Kegiatan Inti Guru mengingatkan kembali mengenai tes tertulis yang akan diadakan 5 menit
(Pembelajaran hari ini dengan materi pokok penyebab dan dampak dari pemanasan
Berdiferensiasi, Model global
pembelajaran HOTS&
4C, Literasi & Numerasi, Guru mengatur tempat duduk siswa secara acak serta membagikan soal 5 menit
Profil Pelajar Pancasila, tes tertulis
dan Budaya Lingkungan
Hidup) Siswa mengerjakan soal tes tertulis 60 menit
Pertemuan 7
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik untuk 5 menit
(Mengkondisikan siswa belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta didik
siap pembelajaran dan
Pertanyaan pemantik)
Kegiatan Inti Guru mengingatkan kembali tugas powerpoint kelompok pada 5 menit
(Pembelajaran pertemuan sebelumnya. Siswa menyiapkan bahan presentasi
Berdiferensiasi, Model Siswa melakukan presentasi dan tanya jawab (setiap kelompok 6 menit 60 menit
pembelajaran HOTS& x 10 kelompok)
4C, Literasi & Numerasi, Guru memberi arahan dan penjelasan lanjut terkait solusi pemanasan 10 menit
Profil Pelajar Pancasila, global dan perubahan lingkungan di Semarang yang telah disajikan
dan Budaya Lingkungan
Hidup)
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa saja 10 menit
(Refleksi Siswa dan pelajaran yang didapatkan hari ini kemudian menutup pelajaran dengan
Guru) berdoa
Asesmen
Asesmen Awal Asesmen Formatif Asesmen Sumatif
- Tes Tertulis, Tugas Investigasi kelompok, Tes Tertulis
Presentasi
Kegiatan Remedial Remedial Pengayaan
Dan Pengayaan Tes Tertulis Tes Tertulis
Lampiran
Materi
Perubahan akhir akibat terjadinya pemanasan global sudah menjadi kosakata umum dalam percakapan
masyarakat sehari-hari terutama di kalangan ilmuwan. Namun, fenomena ini masih belum dipahami secara tepat
oleh masyarakat sehingga tidak jarang terjadi kesalahpahaman atau kesulitan dalam membedakan antara
perubahan iklim dengan variasi iklim yang kadang-kadang terjadi dengan gejala yang agak ekstrem. Seperti yang
sudah sering kita alami adanya musim kemarau atau musim penghujan yang sangat panjang. Menghangatnya isu
pemanasan global ini, mengingat timbulnya dampak yang sangat besar terhadap kehidupan di dunia yang diduga
menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim dunia dengan berbagai akibat yang ditimbulkannya. Pemanasan
global suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan
bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak
jumlahnya di atmosfer, terutama gas karbon dioksida (CO2). Gas CO2 ini yang menjadi biang keladi dari terjadinya
pemanasan global melalui proses yang disebut efek rumah kaca.
Tahukan Anda apakah sumber energi yang terdapat di Bumi? Sumber energi di bumi berasal dari
matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika
energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer
Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana
yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan
ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut
berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di
atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya,
planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu ratarata sebesar 15°C (59°F), bumi sebenarnya telah lebih
panas 33°C (59°F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es
akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di
atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Efek rumah kaca merupakan gambaran awal mengenai bagaimana dampak pemanasan global akan
menimpa bumi dan segenap isinya.
2. Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global (global warming) atau sekarang lebih dikenal sebagai perubahan iklim global
(climate change) adalah memanasnya iklim bumi secara umum. Memanasnya bumi telah diobservasi
peneliti sejak tahun 1950-an dan terus bertambah panas sejak itu. Selain bertambah panas dari tahun ke
tahun, di beberapa wilayah di bumi mengalami perubahan cuaca yang ekstrim. Oleh karena itulah
fenomena ini disebut juga sebagai perubahan iklim global (climate change). Penyebab pemanasan global
secara langsung berkaitan dengan efek rumah kaca. Jika gas-gas rumah kaca makin meningkat
jumlahnya di atmosfer, maka efek pemanasan global akan semakin signifikan. Sejak revolusi industri,
gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi semakin
bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah manusia.
Berikut ini dijabarkan secara lebih detail mengenai penyebab-penyebab langsung maupun tidak
langsung yang mengakibatkan pemanasan global:
a. Bertambahnya gas-gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca
secara global; setiap penyebab bertambahnya efek rumah kaca juga berkontribusi langsung
terhadap pemanasan global seperti:
1) Energi; karena hampir sebagian besar pembangkit listrik di dunia menggunakan minyak bumi
dan batu bara, maka tentu saja aspek ini berpengaruh sangat besar terhadap pemanasan
global karena permintaan listrik sangatlah tinggi dan makin meninggi setiap tahun yang pada
saat ini, konstribusi terhadap pemanasan global sekitar seperempatnya.
2) Transportasi; karena hampir seluruh sistem transportasi menggunakan bahan bakar fosil, maka
semakin banyak orang yang memakai kendaraan pribadi akan berdampak pada peningkatan
gas karbon dioksida di atmosfer yang saat ini berkonstribusi sebesar 20% terhadap pemanasan
global.
3) Industri peternakan sapi; industri peternakan sapi menghasilkan gas methana yang sangat
besar ke atmosfer. Gas-gas ini dihasilkan dari kentut sapi dan kotoran sapi yang diproduksi
oleh bakteri pengurai selulosa di perut sapi. Hampir setengah dari penyebab pemanasan global
disebabkan oleh hal ini karena masifnya industri ini di seluruh dunia karena konsumsi susu dan
daging sapi oleh manusia yang begitu besar.
4) Industri pertanian; pupuk yang digunakan dalam pertanian melepaskan gas nitrous oxide ke
atmosfer yang merupakan gas rumah kaca.
5) Limbah industri dan tambang industri seperti pabrik semen, pabrik pupuk, dan penambangan
batu baru serta minyak bumi memproduksi gas rumah kaca seperti karbon dioksida.
6) Limbah rumah tangga; limbah rumah tangga menghasilkan gas methana dan karbon dioksida
yang dihasilkan dari bakteri-bakteri pengurai sampah.
b. Pencemaran laut; lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan tetapi
akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga banyak
ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat menyerap karbon
dioksida lagi.
c. Penebangan dan pembakaran hutan; penebangan dan pembakaran hutan sangat berdampak buruk
karena hutan dapat menyerap karbon dioksida di atmosfer.
d. Mencairnya es di kutub; permukaan es berwarna putih dapat memantulkan lebih dari 60% sinar
matahari, akan tetapi jika semakin banyak es yang mencair, maka sinar matahari tidak dipantulkan
seperti sebelumnya karena lautan hanya dapat memantulkan sinar matahari sepersepuluhnya saja
Amati perubahan lingkungan di sekitar tempat tinggal kalian (Semarang) dan sebutkan fakta-
fakta di lapangan (terkait perubahan garis/batas pantai, terjadinya rob dan banjir, kebakaran hutan, dll).
Hasil investigasi dipresentasikan di pertemuan ke-2!
Bersama kelompok siswa mendiskusikan perubahan lingkungan di sekitar tempat tinggal dan kaitannya dengan
pemanasan global serta mencari solusi untuk pemanasan global tersebut. Hasil diskusi disajikan dalam bentuk
powerpoint kemudian dipresentasikan di pertemuan k
Identitas
Nama Sekolah SMA Negeri 14 Semarang
Mata pelajaran Fisika
Kelas/Fase X/E
Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1 10.8. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-jenis pencemaran
Pertemuan 2 lingkungan, serta mengalisis dampak pencemaran lingkungan.
Pertemuan 2 10.9. Peserta didik mampu membuktikan fakta-fakta pencemaran lingkungan
Pertemuan 3 di lingkungan sekitar tempat tinggal
Pertemuan 4 10.10. Peserta didik mampu memberikan solusi dari dampak pencemaran
Pertemuan 5 lingkungan di lingkungan sekitar tempat tinggal
Pertemuan 1
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik 5 menit
(Mengkondisikan untuk belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta
siswa siap didik. Selanjutnya menyinggung capaian yang ditargetkan dan
pembelajaran dan karakter profil pancasila yang dilatihkan (bisa melalui cerita
Pertanyaan pemantik) ringan atau cerita inspirasi)
Kegiatan Inti Guru menampilkan gambar/video mengenai pencemaran 20 menit
(Pembelajaran lingkungan. Siswa mengamati gambar/video yang ditampilkan
Berdiferensiasi, Model dan setiap siswa membuat pertanyaan terkait gambar/video
pembelajaran HOTS& yang ditampilkan
4C, Literasi & Guru melakukan brainstorming untuk menggali pengetahuan 20 menit
Numerasi, Profil peserta didik mengenai jenis-jenis pencemaran lingkungan:
Pelajar Pancasila, dan
- Apa yang kalian ketahui mengenai pencemaran lingkungan?
Budaya Lingkungan
- Apa perbedaan pencemaran air, udara, dan tanah?
Hidup)
Guru memberi penjelasan mengenai jenis-jenis dan dampak 20 menit
pencemaran lingkungan
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (satu 5 menit
kelompok terdiri dari 5-6 siswa)
Guru memberi penugasan kepada siswa untuk membuat 10 menit
makalah mengenai jenis-jenis dan dampak pencemaran
lingkungan
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa 5 menit
(Refleksi Siswa dan saja pelajaran yang didapatkan hari ini.
Guru) Menutup pelajaran dengan berdoa 5 menit
Pertemuan 2
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik 5 menit
(Mengkondisikan untuk belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta
siswa siap didik
pembelajaran dan
Pertanyaan pemantik)
Kegiatan Inti Guru mengingatkan kembali tugas makalah kelompok pada 5 menit
(Pembelajaran pertemuan sebelumnya. Siswa menyiapkan bahan presentasi
Berdiferensiasi, Model Siswa melakukan presentasi dan tanya jawab (setiap kelompok 60 menit
pembelajaran HOTS& 6 menit x 10 kelompok)
4C, Literasi & Guru memberi arahan dan penjelasan lanjut terkait makalah 10 menit
Numerasi, Profil
yang dipresentasikan terutama bagian dampak dari
Pelajar Pancasila, dan
pencemaran lingkungan
Budaya Lingkungan
Hidup)
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa 10 menit
(Refleksi Siswa dan saja pelajaran yang didapatkan hari ini kemudian menutup
Guru) pelajaran dengan berdoa
Pertemuan 3
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik 5 menit
(Mengkondisikan untuk belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta
siswa siap didik. Selanjutnya menyinggung capaian yang ditargetkan dan
pembelajaran dan karakter profil pancasila yang dilatihkan (bisa melalui cerita
Pertanyaan pemantik) ringan atau cerita inspirasi)
Kegiatan Inti Guru menampilkan video berita mengenai pencemaran 15 menit
(Pembelajaran lingkungan di wilayah Semarang
Berdiferensiasi, Model Guru melakukan brainstorming untuk menggali pengetahuan 15 menit
pembelajaran HOTS& peserta didik mengenai terjadinya pencemaran lingkungan di
4C, Literasi & sekitar:
Numerasi, Profil -Apakah kalian pernah membuang sampah sembarangan?
Pelajar Pancasila, dan
-Dampak apa yang sekiranya terjadi akibat sampah yang kalian
Budaya Lingkungan
buang secara sembarangan?
Hidup)
Guru memberi penjelasan mengenai dampak buruk aktivitas 15 menit
manusia yang menyebabkan pencemaran lingkungan
Diskusi dan tanya jawab terkait materi yang disampaikan 20 menit
Guru memberi tugas investigasi kelompok (tiap kelompok 6 10 menit
siswa) terkait dampak pencemaran lingkungan di sekitar tempat
tinggal dari berbagai segi kehidupan (kesehatan, social,
ekonomi, dsb) dalam bentuk powerpoint dan di presentasikan
di pertemuan selanjutnya
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa 10 menit
(Refleksi Siswa dan saja pelajaran yang didapatkan hari ini dan menutup pelajaran
Guru) dengan berdoa
Pertemuan 4
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan peserta didik 5 menit
(Mengkondisikan untuk belajar, membaca doa dan mendata kehadiran peserta
siswa siap didik
pembelajaran dan
Pertanyaan pemantik)
Kegiatan Inti Guru mengingatkan kembali mengenai tugas investigasi dan 5 menit
(Pembelajaran siswa menyiapkan bahan presentasi
Berdiferensiasi, Model
pembelajaran HOTS& Siswa melakukan presentasi dan tanya jawab (setiap kelompok 60 menit
4C, Literasi & 6 menit x 10 kelompok)
Numerasi, Profil Guru menanyakan hal-hal yang sekiranya belum sesuai 10 menit
Pelajar Pancasila, dan berdasarkan materi presentasi yang dipaparkan kemudian
Budaya Lingkungan menyimpulkan materi terkait dampak dari pencemaran
Hidup) lingkungan di sekitar
Guru memberikan gambaran materi untuk pertemuan 5 menit
selanjutnya
Penutup Guru memberi pertanyaan kepada siswa terkait pelajaran apa 5 menit
(Refleksi Siswa dan saja pelajaran yang didapatkan hari ini, memberitahukan
Guru) adanya tes tertulis untuk pertemuan selanjutnya kemudian
menutup pelajaran dengan berdoa
Pertemuan 5
Pertemuan 6
Asesmen
Materi
Zat pencemar dikenal juga dengan istilah limbah (sampah). Limbah merupakan bahan
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, seperti kegiatan rumah tangga yang
kehadirannya dapat berdampak negatif bagi lingkungan.
Berdasarkan sifatnya limbah dapat digolongkan menjadi limbah cair, limbah padat,
limbah daur ulang, limbah organik, dan limbah bahan berbahaya beracun (B3).
1. Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan terjadinya perubahan penurunan kualitas air di suatu tempat
perairan seperti laut, sungai, danau, dan air tanah.
Penyebab terjadinya pencemaran air:
Pembuangan hasil bekas limbah industri, rumah tangga, ke perairan
Adanya partikel-partikel tanah di perairan, akibat adanya erosi.
Penggunaan bahan peledak dan racun dalam kegiatan menangkap ikan.
Tumpahannya minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas
pantai.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuk dan bercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam
atmosfer, sehingga memunculkan polusi udara.
Penyebab terjadinya pencemaran udara:
Bebasnya karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2) ke udara, yang dapat
berasal dari asap kendaraan, asap pembakaran atau kebakaran, asap rokok, asap
cerobong pabrik.
Adanya asap vulkanik dari aktivitas letusan gunung berapi, sehingga dapat
menebarkan partikel-partikel debu ke udara.
Bebasnya partikel, nitrogen oksida, dan oksida sulfur ke udara, akibat asap dari
pembakaran batu bara pada pembangkit listrik atau pabrik.
Adanya Chloro Fluoro Carbon (CFC), dari hasil kebocoran mesin pendingin seperti
kulkas dan AC mobil.
3. Pencemaran Tanah (Darat)
Pencemaran tanah atau darat merupakan penurunan kualitas tanah akibat masuknya ke
dalam polutan ke lingkungan tanah, berupa zat kimia, debu, panas, suara, radiasi, dan
mikroorganisme.
Penyebab terjadinya pencemaran tanah terbagi menjadi 3 golongan yaitu:
Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan manusia. Umumnya,
limbah domestik berupa sampah basah atau organik yang mudah diurai
Limbah industri, yaitu limbah padat berupa lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan, seperti sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood,
pengawetan buah, dan lain-lain.
Limbah pertanian, biasanya berasal dari pestisida atau DDT (Dikloro Difenil
Trikloroetana) yang digunakan oleh petani untuk memberantas hama tanaman.
Limbah pertanian ini juga merupakan jenis pencemaran lingkungan.
Contoh Asesmen
4. Tugas Presentasi
Bersama kelompok siswa mendiskusikan pencemaran lingkungan dan dampak
pencemaran lingkungan di sekitar tempat tinggal. Hasil diskusi disajikan dalam
bentuk powerpoint kemudian dipresentasikan di pertemuan selanjutnya!
5. Tugas Investigasi Kelompok
Asesmen
Materi
Identitas
Nama Sekolah SMA Negeri 14 Semarang
Mata pelajaran Fisika
Kelas/Fase X/E
Asesmen
Materi
Identitas
Nama Sekolah SMA Negeri 14 Semarang
Mata pelajaran Fisika
Kelas/Fase X/E
Asesmen
Materi
A. Sumber Energi
Terdapat berbagai jenis sumber energi yang dapat dimanfaatkan saat ini.
1. Energi dari Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil terbentuk dari proses ilmiah yang dialami oleh sisa-sisa hewan dan
tanaman purba dalam kurun waktu yang sangat lama dengan orde jutaan tahun.
Bahan bakar fosil tersusun atas senyawa Hidrokarbon. Contoh bahan bakar fosil
adalah batubara, minyak bumi, gas alam, dan lain-lain.
2. Energi Biogas
Energi biogas berasal dari limbah organik yang diolah melalui proses anaerobic
digestion dengan bantuan bakteri tanpa oksigen, contohnya kotoran sapi, sampah
dedaunan, dan sampah-sampah lain yang berasal dari organisme yang belum lama
mati atau organisme hidup.
3. Energi Air
Energi air merupakan salah satu energi paling banyak digunakan untuk keperluan
pembangkit energi listrik, khususnya di Indonesia. Air ada dimana-mana, jumlahnya
tidak pernah habis, dan tetap. Prinsip kerjanya adalah aliran air di permukaan Bumi
dibendung kemudian dialirkan menuju ke tempat yang lebih rendah untuk memutar
turbin sehingga menghasilkan energi listrik.
4. Energi Angin
Energi angin merupakan sumber energi yang memanfaatkan angin untuk memutar
kincir angin sehingga dihasilkan energi listrik.
5. Energi Matahari
Energi matahari merupakan sumber energi yang memanfaatkan matahari untuk
menyinari atau memberi energi pada perangkat lempengan logam sel surya, sehingga
menghasilkan energi listrik.
6. Energi Gelombang Laut
Energi gelombang laut atau ombak merupakan energi yang bersumber dari gerak naik
turunnya gelombang air laut. Gerakan naik turun gelombang air tersebut memberikan
tekanan pada turbin, hingga turbin dapat berputar dan mengahasilkan energi listrik.
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki potensi tinggi yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi dari gelombang laut. Namun, sumber ini masih dalam taraf
pengembangan di Indonesia.
7. Energi Pasang Surut
Energi pasang surut merupakan energi yang bersumber dari proses pasang surut air
laut. Terdapat dua jenis sumber energi pasang surut air laut, yaitu perbedaan tinggi
rendah air laut saat pasang dan surut, dan arus pasang surut terutama pada selat-
selat yang kecil. Tekanan yang dihasilkan oleh air laut memutar turbin sehingga
menghasilkan energi listrik. Seperti energi gelombang laut, Indonesia sebagai negara
maritim memiliki potensi dalam pemanfaatan energi pasang surut air laut, namun
masih dalam taraf pengembangan. 8. Energi Panas Bumi Salah satu sumber energi
yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah geothermal atau panas bumi.
Indonesia merupakan negara dengan sistem hidrotermal untuk sumber geotermal
terbesar di dunia dengan potensi lebih dari 17.000 MW yang dapat menghemat 40
persen sumber daya panas bumi dunia. Kondisi geologis Indonesia yang terletak pada
pertemuan tiga lempeng tektonik utama (Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik)
memberikan dampak banyaknya energi panas bumi di Indonesia. Indonesia
menempati urutan keempat di dunia, bahkan dari variabel suhu tinggi, Indonesia
menempati urutan kedua. Jumlah potensi energi panas bumi di Indonesia sangat
besar yaitu lebih dari 252 lokasi yang tersebar di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara,
Bali, Sulawesi hingga Maluku.
B. Sumber Energi Terbarukan dan Sumber Energi Tak Terbarukan
Kalian telah memahami bahwa energi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia di seluruh penjuru dunia saat ini. Bagaimana cara agar kebutuhan energi dapat
terpenuhi? Bagaimana cara menekan penggunaan energi listrik yang berlebih? Untuk
menyelesaikan masalah kebutuhan energi tersebut, seluruh potensi sumber energi yang
ada perlu dimanfaatkan seoptimal mungkin. Sumber energi dapat dikategorikan menjadi
dua jenis, yaitu sumber energi terbarukan dan sumber energi tak terbarukan.
Sumber Energi Terbarukan
Sumber energi terbarukan merupakan sumber energi yang dapat digantikan oleh proses
alami dalam kurun waktu yang sebanding dengan penggunaannya, sehingga tidak akan
pernah dapat habis.
Sumber Energi Tak Terbarukan
Sumber energi tak terbarukan merupakan sumber energi yang terbatas dan proses
pergantiannya dalam kurun waktu yang sangat lama secara alami, sehingga pada
akhirnya dapat habis.
Tujuan 10.14. Peserta didik mampu merancang dan membuat alat sederhana
Pembelajaran (prototipe) penghasil energi sebagai solusi ketersediaan energi yang
ada di lingkungan sekitar tempat tinggal.
Asesmen
Contoh Asesmen
Peserta didik diminta membuat kelompok kerja kemudian membuat prototipe penghasil energi seperti generator,
windturbine, atau sel surya.