Makalah Agama Hindu
Makalah Agama Hindu
Makalah Agama Hindu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Hindu merupakan salah satu Agama yang dianut oleh sebagian umat
manusia di jagat raya ini. Eksistensi Agama Hindu masih eksis sampai saat ini.
Agama Hindu sebenarnya adalah suatu bidang keagamaan dan kebudayaan yang
meliputi zaman sejak kira-kira 1500 SM hingga sekarang. Dalam perjalanan
berabad-abad itu Agama Hindu berkembang sambil berubah dan terbagi-bagi,
sehingga agama ini memiliki ciri-ciri yang bermacam-macam yang oleh pengikutnya
diutamakan, tetapi kadang tidak diindahkan sama sekali. Orang pribumi sendiri
Agama Hindu disebut Sanatama Dharma, yang berarti agama yang kekal. Dengan ini
orang Hindu manyatakan keyakinan, bahwa agama tidaklah terikat zaman, agama
ada bersamaan dengan hidup, sebab agama adalah makanan rohani manusia.
B. Latar Belakang
Rumusan masalah yang penulis ambil dalam penyusunan makalah ini antara
lain sebagai berikut :
1) Bagaimana asal-usul dan pengertian agama Hindu ?
2) Bagaimana konsep ketuhanan agama Hindu ?
3) Bagaimana kitab suci, system kasta, dan system asrama dalam agama Hindu ?
4) Bagaimana pembagian aliran-aliran dalam agama Hindu ?
C. Latar Belakang
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penyusunan makalah ini antara
lain sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui asal-usul pengertian agama Hindu.
2) Untuk mengetahui konsep ketuhanan agama Hindu.
3) Untuk mengetahui kitab suci, system kasta, dan system asrama dalam agama
Hindu
4) Untuk mengetahui bagaimana pembagian aliran-aliran agama Hindu.
a) Shruti (yang didengar) dianggap sebagai yang suci yang berada di dalam asal-
usul segala sesuatu. Kitab Shruti berisi pujian-pujian kuno dari kitab Weda. 11
Kitab Weda sendiri terdiri atas empat samhita (himpunan) yaitu:12
Rig Weda
Berisi mantera-mantera dalam bentuk nyanyian-nyanyian yang diguna-kan
ketika mengundang para Dewa agar hadir pada upacara- upacara korban
yang dipesembahkan kepada mereka (para Dewa). Para pendeta yang
8
Sufra’at Mansur, Agama-Agama Besar Masa Kini, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 35.
9
Faridi, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 89.
10
Ahmad Shalaby, Agama-agama Bedar di India, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), hlm. 26.
11
Michael Keene, Agama-Agama Dunia, hlm. 20. 12.
12
Faridi, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 89-90.
b) Smriti (yang diingat) yakni setiap tradisi (ucapan, perbuatan, tulisan), kitab ini
berisi cerita rakyat seumpama Krishna dan lainnya. Didalam himpunan Smriti
itu termasuk Brahmana, Upanishad, Mahabarata, Bhagavad Gita, Ramayana,
Purana, dan lainnya.13
Isi kitab Weda pada umumnya mengenai ritus (upacara-upacara
keagamaan), terutama soal korban. Bermacam-macam cara koerban diuraikan di
dalamnya dan yang terpenting ialah koban yang menggunakan air soma
(semacam minuman yang penyelenggaraanya memerlukan banyak tenaga dan
biaya).
13
Michael Keene, Agama-Agama Dunia, hlm. 27.
14
Fardiri, Agama Jalan Kedamaian, hlm. 92.
15
Ibid., hlm. 93.
16
Ibid., hlm. 94.
17
Ibid., hlm. 95.
18
Honig, Ilmu Agama, hlm. 125.
3) Wishnuisme
Sebelum timbul Buddhisme, di dalam Hinduisme telah kelihatan
perkembangan kea rah suatu ajaran , yang kemudian menjadi terkenal denagn nama
“Bhakti-marga”. Tetapi Buddhisme telah menghambat perkembangan tersebut. Baru
beberapa abad kemudian, ketika Buddhisme di india mulai hilang dapatlah aliran
itu(Hindu) berkembang luas tetapi yang terpenting ialah aliran Waicnawa, yakni
penyembah Wishnu sebagai dewa yang tertinggi. Aliran ini berkembang dari suatu
kebaktian sebelum Buddhisme, yakni kebaktian –Krshna, tertuju kepada Krshna
Wasudewa, yang kemudian dipandang sebagai penjelmaan, suatu awatara Wishnu.
Aliran Wishnuistis ini meluas baik ke India-Utara maupun ke India – Selatan.
didalam Bhagavad – Gita telah kita jumpai suatu permulaan dari kesadaran teologis
dari aliran ini.
Corak-corak pokok ajaran whisnuisme ialah: Ramanuya tidak menerima ajaran
tentang maya. Menurut dia adanya Weda itu telah lebih dahulu daripada dunia.
Weda-weda itu diwartakan kepada manusia karena iba hati. Lahir dan mati itu hanya
keadaan-keadaan peralihan. Nyawa tetap sama adanya. Itulah yang merupakan
penderitaan baginya. Segala materi itu mengandung sedikit dari nyawa, berjiwa,
meskipun berlain-lainan tarafnya. Tujuan segala hal ialah, supaya nyawa-nyawa itu
melepaskan diri dari materi. Untuk itu ”marga-marga” tersebut diatas dapat
menolongnya. Apa yang dikerjakan oleh Ramanuya ialah,bahwa dia memberi
keteguhan dogmatis kepada kesalehan-Bhakti para penyair.
4) Shiwaisme
Pati atau Shiwa mempunyai kesadaran, berwatak laki-laki dan ia adalah budi
yang berpikir. Sebagai sisi jasmaninya ia mempunyai sakti, yang juga berkesadaran,
19
Ibid., hlm. 128.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
20
Ibid., hlm. 142-143.
DAFTAR PUSTAKA