Makalah Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Al Quran
Makalah Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Al Quran
Makalah Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Al Quran
Disusun oleh :
Erni Kurniawati
Iwan Saefuddin Anwar
Muhammad Al Haidar
Muhammad Dona Heryatna
Zein Miftahuddin
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir Manajemen
Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2024
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya
sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tidak bisa diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. M. Saroni, M.Ag. yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui penelitian
dalam makalah ini.
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca bisa mendapatkan perspektif baru. Setelah
berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap apa yang sudah kami teliti bisa bermanfaat
untuk orang lain.
Jika ada kritik dan saran terkait ide tulisan maupun penyusunannya, kami akan
menerimanya dengan senang hati.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
kualitas sumber daya manusia yang memiliki sikap profesional. (Zain, 2013: 16) Di era
modern saat ini, kualitas pendidikan tidak bisa dilepaskan dari manajemen sumber daya
manusia yang unggul dan berkualitas. Maju mundurnya institusi pendidikan bisa dilihat
dari manajemen sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Dari konsep menejemen
sumberdaya manusia ini kemudian diterapkan dalam pengembangan pendidikan Islam
berkemajuan. Dalam kaitannya ini menarik untuk dikaji bagaimana kualitas
pendidikan dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas,
sebagaimana diharapkan, agar bangsa Indonesia menjadi semakin produktif, efisien
dan memiliki kepercayaan diri yang kuat sehingga mampu bersaing dengan bangsa
bangsa lain dalam kancah global. (Sidik, 2016: 109).
Lebih tegas lagi, Djaelani Haluty menyatakan, Kualitas SDM tidak akan
sempurna tanpa ketangguhan mental spiritual keagamaan. Sumber daya manusia yang
mempunyai dan memegang nilai-nilai agama akan lebih tangguh secara ruhaniah.
Sumber daya manusia yang tidak disertai dengan kesetiaan kepada nilai-nilai
keagamaan hanya akan membawa manusia ke arah pengejaran kenikmatan duniawi
atau hedonisme berkala. Apabila semangat hedonisme sudah menguasai akal pikiran
manusia maka bisa dipastikan yang terjadi adalah eksploitasi alam sebesar besarnya
tanpa rasa tanggung jawab dan bahkan penindasan terhadap sesama manusia juga akan
terjadi. Dengan demikian pengembangan SDM berdasarkan konsep Islam adalah
bentuk manusia yang beraklak mulia, yang senantiasa menebarkan rahmat bagi alam
semesta, inilah yang akan menjadi arah tujuan pengembangan SDM dalam konsep
Islam.(Haluty, 2014:9)
Alquran yang merupakan petunjuk (Hudan) yang telah diturunkan oleh Allah
swt. Kepada Nabi Muhammad saw untuk seluruh ummat manusia. Di samping Alquran,
Allah juga memberikan pedoman kedua yaitu Hadis yang merupakan penjelas dari
Alquran yang keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Semangat
Alqurandalam mengarahkan manusia adalah menjadi manusia Khoiro Ummah (Ummat
terbaik) untuk membimbing, mengarahkan manusia dalam konsep kebaikan, mencegah
dari perbuatan keji dan kemungkaran menuju penghambaan serta Tauhid murni kepada
Allah swt. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam firman-Nya Surat Ali Imran : 110
2
ْ َ َ َ ََْ ْ َ َ ْ ُ َ َ ُ ْ ُ َ ه
ٱَّلل ۗ َول ْو َء َام َن أه ُل ْ َ ْ َ ُ َْ َّ ْ َ ْ ُ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ
ِ وف وتنهون ع ِن ٱلمنك ِر وتؤ ِمنون ِبِ اس تأم ُرون ِبٱلمع ُر ِ كنتم خ ْي أم ٍة أخ ِرجت ِللن
َ ُ َْ ُ َْ َ َ ُ ْ ْ ْ َ َ َ َ ه َ ْ
١١٠ ٱل ِكت ٰـ ِب لكان خ ْْ ر ًۭيا ل ُهم ۚ ِّمن ُه ُم ٱل ُمؤ ِمنون َوأ ك َ ُيه ُم ٱلف ٰـ ِسقون
“Kamu (umat Islam ) adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia,(karena kamu) menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang
munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun
kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (Q.S Ali Imran: 110)
Ayat di atas menjelaskan bahwa segala potensi yang telah diberikan Allah
harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik baiknya. Potensi manusia berfikir harus
selalu bergerak dan bermanfaat kehidupannya. Kualitas Sumber Daya Manusia
terbukti menjadi faktor determinan bagi keberhasilan pembangunan dan kemajuan
suatu bangsa. Guru di sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan pembelajaran
yang memegang peranan sangat penting dengan tujuan menciptakan sumber daya
manusia yang unggul dan berkualitas. Hal itulah yang mendorong penulis untuk
berusaha mengkaji dan mengungkapkan konsep manajemen sumber daya manusia
serta hal-hal yang berkaitan dengan MSDM dalam Alquran dilihat dari sudut pandang
kajian tafsir tematik (maudhui).
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaiamanakah konsep perencanaan sumber daya manusia dalam perspektif
Alquran?
2. Bagaimanakah konsep pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam perspektif Alquran?
3. Bagaimanakah evaluasi sumber daya manusia dalam perspektif Alquran?
C. Tujuan Penelitian
Studi ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif
mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam perspektif Alquran.
Karena Alquran dan Hadis sebagai wasiat yang telah diwariskan Nabi Muhammad
kepada ummatnya. Siapa saja yang mampu berpegang teguh terhadap keduanya maka
manusia tidak akan pernah sesat selama lamanya. Penerapan manajemen sumber daya
manusia untuk konsep tatanan pendidikan Islam. Adapun tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1. Mengungkapkan bagaimana konsep perencanaan MSDM dalam perspektif
Alquran.
2. Mengungkapkan bagaimana konsep pengembangan dan pelatihan MSDM
dalam perspektif Alquran.
3. Mengungkapkan evaluasi MSDM dari perspektif Alquran.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau signifikansi dalam penelitian ini adalah:
1. Aspek Teoritis (keilmuan)
Penelitian ini diharapkan dapat menawarkan konsep studi Manajemen
SDM. Dilihat dari sudut pandang Alquran dengan pendekatan studi tematik
(Maudhui). Atau dengan kata lain adanya penelitian ini diharapkan mampu
memberikan khazanah dan wacana keilmuan baru dengan pengembangan
manajemen SDM berbasis Alquran serta relevansinya dengan teori modern
4
2. Aspek praktis
Adapun kegunaan secara praktis adalah sebagai berikut:
1. Hasil peneltian ini diharapkan menjadi pedoman dalam praktek manajemen
SDM yang didasari nila-nilai keislaman yang bersumber dari Alquran
2. Diharapkan mampu memberikan kontribusi ilmiah bagi peningkatan kualitas
pendidikan Islam, baik dari sisi manajemen lembaga pendidikan maupun
proses pengembangan manajemn SDM sehingga dapat menghasilkan
pendidikan bermutu dan berdaya saing tinggi di kancah global.
3. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi usaha internalisasi nilai-nilai
keislaman kedalam konsep-konsep manajemen SDM modern yang selama ini
berkembang di barat kemudian Indonesia mengadopsinya, serta berlaku di
lembaga-lembaga bisnis atau perusahaan, dan lebih spesifik lagi
penerapannya dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan
Islam.
4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan
pengetahuan positif kepada masyarakat, khususnya para akademisi yang
mengkaji manajemen SDM dari perspektif Alquran.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
6
teknik. Taylor bekerja di sebuah pabrik baja sedangkan Fayol bekerja di tambang
batu bara. Dari pengalaman berkarya diperusahaan besar tersebut, karya-
karyanya dijadikan referensi dan rujukan terkait ilmu manajemen dan juga
sumber daya manusia.
Sejarah telah mencatat bahwa seiring dengan bertumbuhnya berbagai
bentuk organisasi, semakin banyak ilmuwan yang menaruh perhatian pada
penggalian dan pengembangan teori manajemen. Dari Akumulasi teori
manajemen tersebut kemudian melahirkan apa yang dinilai sebagai Gerakan
Human Relations. Sebagai pelopor utama adalah Elton Mayo, seorang ahli
psikolog dari Universitas Harvard. Mayo bersama rekan-rekannya melakukan
penelitian pada suatu perusahaan lampu pijar di Hawhorne Chicago. Hipotesa
yang ingin dibuktikan dalam penelitiannya adalah terdapat faktor-faktor tertentu
yang berpengaruh pada sikap perilaku dan produktivitas para pekerja. Hasil
temuan mereka mengungkapkan bahwa sikap dan perilaku positif serta
produktivitas para karyawan tidak terlalu dipengaruhi oleh faslitas dan kondisi
kerja, melainkan oleh perhatian yang diberikan oleh sistem manajemen kepada
mereka. (Siagian, 1997: 39).
Mengetahui sejarah manajemen amat sangat penting agar bisa diperoleh
gambaran yang gamblang dan jelas mengenai kemunculan kegiatan manajemen
di masa lalu sampai pada perkembangan manajemen saat modern ini. Menurut
Widodo (2020:1) ada kesulitan dalam melacak historis manajemen karena sejarah
perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu
sendiri, karena kegiatan manusia dalam kesehariannya membutuhkan manajemen
secara langsung ataupun tidak langsung.
Dilihat dari perkembangannya ada tiga fase yang melatar belakangi
munculnya teori sejarah manajemen; 1) Fase prasejarah, mulai dari masa sebelum
masehi dan berakhir pada 1 M. Fase ini mencakup pada peradaban Mesopotamia,
Babilonia, Mesir Kuno, Tiongkok Kuno, Romawi Kuno dan Yunani Kuno. 2)
Fase sejarah pada tahun 1 M sampai dengan 1886, bermula di Roma. Zaman ini
memunculkan tokoh-tokoh pengembangan administrasi, salah satunya George
Von Zinke yang menulis kurang lebih 537 karya ilmiah. 3) Fase modern pada
tahu 1886 hingga saat ini. Pada zaman ini perkembangan manajemen didasari
munculnya tokoh-tokoh administrasi publik. Fredick W. Taylor yang telah
mengawali timbulnya manajemen ilmiah di Amerika dengan mengeluarkan karya
7
ilmiah The Principles of Scientific Management karya tersebut diterbitkan pada
tahun 1911. Sejak saat itu Taylor dikenal dengan sebutan Bapak Manajemen
Ilmiah. Di Prancis terkenal tokoh Manajemen perusahaan Henry Farol mengarang
buku Administration Industrielle et General. (Widodo&Nurhayati, 2022: 2).
Gambaran singkat tentang sejarah menejemen menjelaskan bahwa praktik
manajemen sejatinya sudah muncul sejak adanya peradaban manusia. Karena
ketika manusia melakukan usaha kerja dalam pencapaian tujuan bersama juga
saat itu telah terjadi aktifitas manajemen.
Manajemen dalam Islam 2000 tahun yang lalu telah menjadi topik
pembicaraan dan pembahasan, pada saat menciptakan Adam Allah mengunakan
istilah Khalifah sebagai tujuan penciptaannya. Dalam sejarah Islam telah tercatat
bagaimana Sirah Nabawiyah yang menjelaskan revolusi spiritual perjalanan Nabi
Muhammad menyampaikan risalah dakwah Islam. Antonio (2009: 33) mengutip
pernyataan Prof. K.S. Ramakhrinsa salah seorang ahli filsafat di India dalam
bukunya Muhammad the Prophet of Islam memberikan komentar tentang Nabi
Muahammad: “Ia tidak belajar ilmu filsafat di sekolah Athena atau Roma, Persia,
Cina dan India. Tetapi beliau dapat memproklamirkan kebenaran yang tertinggi
dari nilai abadi kepada ummat manusia. Dirinya buta aksara tetapi beliau dapat
berbicara dengan kefasihan lidah dan kegairahan untuk menggerakkan manusia
menangis dalam kegembiraan. Dilahirkan sebagai anak yatim dan diberkati tanpa
harta benda duniawi, beliau dicintai semua orang. Beliau tidak belajar diakademi
militer, tetapi beliau dapat menyusun pasukannya melawan rintangan yang tak
seimbang dan memperoleh kemenangan-kemenangan melalui kekuatan moral
yang beliau susun. Manusia berbakat dengan kejeniusan retorik memang langka.
Termasuk Descartes, memasukkan Muhammad sebagai orator yang sempurna
diantara orator yang langka di dunia”.
Muhammad saw adalah teladan yang baik dalam berbagai aspek kehidupan.
Tidak ada manusia yang demikian sempurna dapat diteladani karena dirinya
terdapat berbagai sifat mulia. Semua teori kepemimpinan dan manajemen ada
dalam diri Nabi Muhammad, diantaranya empat fungsi manajemen
kepemimpinan yang dikembangkan oleh Stepen Covey, Manajemen
Kepemimpinnan harus mencakup perintis (pathfinding), penyelaras (aligning),
pemberdaya (empowering) dan panutan (modelling) semua teori di atas ada dalam
diri Nabi Muhammad. (Antonio, 2009: 22) itulah yang menyebabkan sosok
8
Muhammad menjadi panutan dunia yang diabadikan Allah dalam Alquran:
َ َ َّ َ َ َ َ َ َٔ ْ َ َّ ُ أ َ ٌ َ َ َ ٌ ِّ َ َ َ َ أ ُ ۟ َّ َ َ ْ َ أ ُ َ ِ َّ َ أ َ َ َ ُ أ
٢١ ٱَّلل ك ىث ًۭيا اخر وذكرٱَّلل أسوة حسن ًۭة لمن كان يرجوا ٱَّلل وٱليوم ٱلـ ى ول ى
لقد كان لكم ىف رس ى
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Q.S Al Ahzab : 21)
2. Konsep Manajemen
Penggunaan istilah manajemen pada zaman sekaranag ini sudah tidak asing
lagi dikalangan masyarakat, karena dalam segala hal kegiatan manajemen
menjadi sebuah tiang pokok yang selalu menjadi penyangga dalam sebuah kegiatan
organisasi. Kegiatan organisasi sudah sangat terkenal dan masyhur dikalangan
masyarakat, sehingga kata manajemen tidak dapat dipungkiri telah masuk dalam
setiap kegiatan. Widodo menjelaskan ada empat dimensi pengertian Manajemen; 1)
Manajemen sebagai ilmu, dikatakan sebagai ilmu karena menajemen dilihat sebagai
suatu pengetahuan yang sistematis untuk memahami orang lain bekerja yang ada
disiplin ilmu, memiliki obyek, sistematika, metode dan ada pendekatan. 2)
Manajemen sebagai proses, manajemen sebagai proses dapat diartikan sebagai
proses karena setiap aktifitasnya dilakukan melalui proses yang berlangsung untuk
ketercapaian tujuan yang ditetapkan, baik dari segi pemberdayaan dan pemanfaatan
yang dimiliki sebuah organisasi atau institusi untuk mencapai tujuan. 3) Manajemen
sebagai seni, dapat diartikan dalam kegiatan manajemen terdapat usaha kerjasama
dan kerja bersama- sama antara satu individu dengan individu lainnya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuan organisasi. 4)Manajemen sebagai profesi, dapat
diartikan sebagai langkah untuk mencapai kinerja terbaik maka dibutuhkan
keahlian dan ketrampilan tertentu. (Widodo&Nurhayati, 2020: 3).
Manajemen merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan
menggunakan serta memberdayakan segala potensi sumber daya yang ada, baik
manusia maupun sumberdaya lainnya. Manajemen adalah seni dalam
mengorganisasi sesuatu untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu secara efektif
serta efisien. Agar tujuan suatu organisasi dapat terwujud dengan baik, maka
adanya manajemen menjadi sangat penting. Manajemen merupakan suatu proses
sosial yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi dan
9
keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu yang telah ditetapkan
dengan efektif.
Menurut Ali (2018), Manajemen dapat diartikan dalam tujuh sudut pandang
berikut: Pertama manajemen sebagai alat atau cara (Means), Kedua Manajemen
sebagai tenaga atau daya kekuatan (Force), Ketiga manajemen sebagai sistem
(System), Keempat Manajemen sebagai proses (Process), Kelima Manajemen
sebagai Fungsi (Function), Keenam Manajemen sebagai tugas (Task), dan Ketujuh
Manajemen sebagai aktivitas atau usaha (Activity).
Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu
secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan
sesuatu sesuai dengan aturan serta memiliki manfaat. (Didin Hafidhuddin, 2003: 3)
Jadi perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak
pernah direncanakan, jika perbuatan itu tidak pernah direncanakan, maka tidak
termasuk dalam kategori manajemen yang baik.
Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan tentang arti
Manajemen. Manajemen adalah sebuah sistem yang terdapat proses mengatur,
mengolah, menganalisis serta mempersiapkan yang terdiri dari subyek dan obyek
untuk mencapai maksud dan tujuan bersama agar organisasi dan instasi dapat
berjalan dengan baik, terukur, terarah secara sistematis, logis dan transparan.
10
apabila mampu merumuskan rencana ke depan serta mampu mengambil
keputusan dengan bijak dan baik sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi
dalam dunia pendidikan Islam, sehingga dapat dikatakan bahwa apabila tidak ada
sumber daya manusia yang handal, maka pendidikan Islam atau sebuah
organisasi tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan bisa memberi pengaruh yang
baik. (Sri Harmonika, 2017).
Lebih jauh lagi, Priyono menjelaskan bahwa sebuah organisasi memiliki
berbagai macam sumber daya sebagai input untuk diubah menjadi output berupa
produk barang atau jasa. Sumber daya tersebut meliputi modal, teknologi dan
manusia. Diantara berbagai macam sumber daya tersebut, manusia atau sumber
daya manusia SDM merupakan elemen yang paling penting. Sementara itu
Schuler, Dowling, Smart dan Huber mendefinisinikan MSDM sebagaimana
dikutip Priyono adalah: merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja
organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat penting dalam memberi
kontribusi bagi tujuan-tujuan organisasi, dan penggunaan beberapa fungsi dan
kegiatan untuk memastikan bahwa SDM tersebut digunakan secara efektif dan adil
bagi kepentingan individu, organisasi dan masyarakat. (Priyono, 2010:17).
Dalam konteks agama Islam, konsep MSDM adalah menuntut manusia
untuk membina hubungan harmoni antara dirinya dengan Tuhannya, antara
dirinya dengan orang lain dan lingkungannya, serta dirinya dengan pekerjaannya
secara konstruktif. Apa yang dia lakukan dan apa yang ada dalam benak
pikirannya dituntut memiliki motivasi ibadah dengan makna konteks ibadah yang
sangat luas. (Rofiq, 2009: 9).
Dalam Islam, pengelolaan sumber daya manusia mengacu kepada apa yang
telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw didasarkan pada konsep Islam
mengenai manusia itu sendiri. Konsep pertama: manusia diciptakan untuk
beribadah kepada Tuhan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat:
56 “Dan tidaklah Aku ciptakan manusia dan Jin kecuali hanya untuk beribadah
kepadaKu. Ibadah disini bukan arti sempit, akan tetapi ibadah dalam arti yang
sangat luas. Setiap kegiatan manusia bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk
mencari keridhaan Allah. Bekerja, bermasyarakat, berdagang, bermuamalah, dan
berpolitik kesemuanya itu merupakan bentuk ibadah. Konsep kedua manusia
sebagai Khalifatullah fil ardh (wakil Allah di bumi) yang bertugas menjaga,
melestarikan, mengelola segala apa yang telah Allah hamparkan untuk
11
manusia di muka bumi. Sebagaimana firman Allah surat al Baqarah: 30
12
Dari beberapa definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa manajemen sumber
daya manusia adalah segala bentuk kegiatan yang berkaitan erat dengan
pengakuan unsur terpenting dalam organisasi dan sebuah lembaga adalah manusia.
Kedudukan manusia merupakan hal yang sangat vital yang perlu mendapatkan
perhatian secara serius. Dengan demikian segala bentuk aktivitas untuk mencapai
keberhasilan organisasi atau lembaga melalui perencanaan, kebijakan, praktik,
serta sistem yang dapat mempengaruhi baik perilaku, sikap, serta kinerja disebut
manajemen sumber daya manusia.
13
Berdasarkan uraian tentang tujuan sumber daya manusia di atas dapat
diketahui bahwa tujuan esensial manajemen sumber daya manusia dalam lembaga
pendidikan adalah pencapaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang
mampu menciptakan lingkungan dan konsisi kerja yang harmonis tanpa
mengorbankan unsur-unsur manusia yang terlibat dalam kegiatan pendidikan, dari
sini tujuan individu, fungsional dan kelompok organisasi dapat tercapai dengan
baik dan maksimal.
c. Penilaian Kinerja
Tahapan setelah perekrutan staf atau karyawan maka langkah
selanjutnya adalah menentukan bagaimana kinerja yang terbaik dengan
memberikan penghargaan atas kinerja yang dicapainya. Sebaliknya lembaga
atau organisasi juga harus mengevaluasi jika terjadi kekurangan kinerja yang
tidak mencapai tujuan awal. Dalam penilaian kinerja dapat dilakukan dengan
dua kegiatan, pertama penilaian dan pengevaluasian perilaku pekerja, kedua
analisia dan pemberian motivasi perilaku pekerja. Kegiatan penilaian kinerja
dinilai sangat sulit baik bagi penilai maupun yang dinilai. Untuk mengindari
14
adanya konflik maka harus diformulasikan dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan dari bab II, penulis mengambil tiga kesimpulan sebagai
berikut:
1. Konsep Perencanaan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Alquran dibuat dengan
niat dan arah yang baik karena hakikatnyta dalam pandangan Islam, segala sesuatu
terletak pada pondasi niat. Konsep perencanaan yang diawali dengan kekuatan takwa
kepada Allah akan menghasilkan program-program yang terbaik, sedangkan konsep
tawakkal menjadi bagian yang Allah ajarkan kepada manusia dalam perencanaan
SDM. Konsep Perencanaan diawali dengan Pengadaan SDM yang kuat dan amanah,
harus terorganisir dengan rapi dan baik, serta di bawah kepemimpinan orang-orang
yang berjiwa leadership, visioner dan mengedepankan akhlakul karimah.
2. Konsep Alquran tentang pengembangan dan pelatihan SDM ditujukan pada manusia
yang berakal dan selalu berfikir kritis. Manusia diminta terus mengasah
kemampuannya untuk terus berfikir, menemukan sesuatu. Akal dan pikiran keduanya
mempunyai peran penting dalam menjalankan tugas dan amanah dari Allah. SDM
unggul dan Khoiro Ummah dibuktikan dengan spirit bekerja, selalu disiplin,
produktif, mengedepankan profesioanilatas serta istiqamah di jalan kebenaran dan
ketaatan kepada Allah.
3. Konsep Evaluasi dan Controlling Perpektif Alquran didasarkan petunjuk dan
sekaligus sebagai peringatan, bahwa manusia semuanya berada di dalam pengawasan
Allah. Konsep Muraqabah atau evaluasi baik secara individu maupun kolektif selalu
dihadirkan dalam rangka memperbaiki dan menjaga kinerja. Manusia dalam
melaksanakan pekerjaan dan amanahnya merasa diawasi oleh Allah, prinsip evaluasi
dan controlling bukan hanya untuk individual, tetapi kolektif dalam sebuah organisasi
dan instansi agar terwujud sistem tata kelola dan perencanaan yang baik untuk
mencapai arah tujuan secara maksimal.
16
B. Implikasi
Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan dalam tataran konsep manajemen
sumber daya manusia maka kesimpulan di atas tentu mempunyai implikasi dalam bidang
manajemen khususnya sumber daya manusia. Sehubungan dengan hal tersebut maka
implikasinya adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian mengenai konsep manajemen sumber daya manusia dalam
Alquran mempunyai hubungan erat dengan kualitas sebuah institusi pendidikan,
khusunya lembaga pendidikan Islam. sumber daya manusia mempunyai andil besar dalam
menggerakkan pendidikan menuju pendidikan yang modern, Islami dan mempunyai daya
saing tinggi. Sudah seharusnya lembaga pendidikan Islam menunjukkan kinerja
manajemen yang unggul dan profesional. Selama ini masih banyak lembaga pendidikan
Islam kurang mendapatkan perhatian yang serius dalam pengelolaan sumber daya
manusia. Maka dalam mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya usaha serta upaya
yang sungguh-sungguh dari pihak penyelenggara pendidikan Islam dalam rangka
meningkatkan mutu SDM yang berkualitas dengan cara mengadakan perbaikan pada
aspek manajemen yang dijalankan lembaga pendidikan yang bersangkutan, dengan
melakukan dan mengadakan pola perbaikan pada manajemen SDM diharapkan kualitas
Civitas Guru dan Stakeholder yang ada di lembaga pendidikan Islam betul betul SDM
unggul dan berkualitas baik ranah internal maupun dalam kancah global.
C. Saran
Dalam penelitian ini hendaknya memberi semangat kepada pembaca untuk terus
memahami makna Manajemen Sumber Daya Manusia, beserta fungsi serta aplikasi secara
langsung dalam konteks pendidikan Islam yang terkandung dalam Alquran dan Hadis,
sehingga dapat menambah wacana dan kajian yang lebih luas, menyeluruh dan
komprehensif dan diharapkan menjadi rujukan utama untuk mengelola manajemen SDM
dalam perspektif Islam, pendidikan Islam diharapkan tidak kehilangan kompas rujukan
bagaimana mengelola SDM yang unggul, kekinian, berkemajuan serta berdaya saing
tinggi.
Penulis berharap dalam penelitian Tesis ini dapat menggerakkan semangat dalam
penelitian mahasiswa, menjadi kontribusi yang terbaik untuk kajian-kajian SDM
17
selanjutnya, hal ini dikandung maksud sebagai pijakan bagi para peneliti di masa yang
akan datang untuk menelaah, meneliti secara detail dan mendalam terkait ayat-ayat
Alquran tematik dan juga hadis hadis yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia dan
juga sekaligus menjadi pelengkap penelitian yang sudah ada sebelumnya.
Akhirnya, Masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, sehingga masukan,
saran dan kritik yang membangun sangat dinantikan penulis untuk menyempurnakan
peniltian ini menjadi lebih baik lagi dan semoga bermanfaat dalam rangka untuk
sumbangsih penelitian ilmiah dibidang pengembangan Manajemen Sumber Daya
Manusia dalam perspektif Alquran.
18
DAFTAR PUSTAKA
--------------------. (2016). Tafsir Tematik Ekonomi Syariaah. Bogor: UIKA Press. Antonio,
Muhammad Syafii. (2009) Muhammad SAW The Super Leader Super Manager.
Jakarta: Tazkia Publissing.
Abadi, Al Fairus Ya’kub. (2012). Tanwir al Miqbas Min Tafsir Ibn Abbas. Beirut: Dar Al Kutub
Al Ilmiyyah.
Abdullah, Muhammad Amin. (2020). Multidisiplin, Interdisiplin, & Transdisiplin; Metode Studi
Agama & Studi Islam di Era Kontemporer. Yogyakarta: IB Pustaka.
Aedi, Nur. (2016). Manajemen Pendidik dan Tenaga Pendidikan. Yogyakarta: Gosyen Publising.
Afandi, Pandi. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Konsep dan Indikator. Riau:
Zanafa Publissing.
Aisyiyah, Nasyiatul. (2021). Perencanaan dan Kebijakan Ekonomi Nabi Yusuf As. Jurnal
Istinarah: Riset Keagamaan, Sosial dan Budaya, 3 (2), 21-22.
Akilah, Fahmiah. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Lembaga Pendidikan.
Sulawesi: IAIN Bone.
Alim, Akhmad. (2016). Metodologi Penelitian Tafsir Tematik. Bogor: UIKA Press.
Azwardi., Mutiara Ritonga., & Nasri Khoirul. (2021). Tafsir Ayat-Ayat Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jurnal Educational Research and Social Studies, 2 (1),109-112.
Fathina, Rasyidah. (2017). Model Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Islam (Analisis
Manajemen Sumber Daya Manusia pada Era Rasulullah. Malang: UIN Malik Ibrahim.
Hafidhuddin, Didin & Tanjung Hendri. (2005). Manajemen Syariah Dalam Praltik. Jakarta:
Gema Insani Press.
Haluty, Djaelany. (2014). Islam dan Manajemen Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas. Jurnal
Irfani, 10 (01), 64-74.
19
Harmonika, Sri. (2017). Hadits-Hadits tentang Manajemen Sumber Daya Manusia. Jurnal at
Tadair, 01 (01), 7-14.
Hudzaifaturrahman, (2012). Ayat Ayat Berfikir menurut Tafsir Ibu Kasir. Yogyakarta:
PUTM PP Muhammadiyah.
Ilyas, Yunahar. (2007) Tipologi Manusia Menurut Al Qur’an. Yogyakarta: Labda Press.
Katsir, Al Hafiz Imaduddin Abu Al Fida’ Ismail Ibnu. (2009). Tafsir Al Qur’an Al Adzim. Kairo:
Dar At Taufiqiyyah Li At Turats.
Khaer, Miftahul. (2012). Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al Qur’an dan Hadis
Kutub At Tis’ah Serta Relevansinya Dengan Teori Manajemen Pendidikan Modern.
Tesis. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.
Kurniawati, Dhoni. (2018). Manajemen Sumberdaya Manusia Dalam Perspektif Islam dan
Elevansinya Dengan Manajemen Modern. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam,
11 (01), 19-40.
Magister Manajemen Pendidikan Islam,. (2017). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Magelang:
Universitas Muhammadiyah Magelang.
Mestika Zed. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Mukti, Beta Pujanga.(2019) Strategi Ketahanan Pangan Nabi Yusuf Studi Analisis Tentang
Sistem Ketahanan Pangan Nabi Yusuf dalam Surat Yusuf Ayat 46-49. Jurnal Tarjih
dan Pengembangan Pemikiran Islam, 16, (1), 35-47.
Nashir, Haedar. (2013). Ibrah Kehidupan Sosiologi Makna Untuk Pencerahan Diri. Yogyakarta:
Penerbit Suara Muhammadiyah.
Oktayani,Dewi. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Islam Riau : STIE Syariah
Bengkalis.
20
Priyono. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Sidoarjo: Zifatama Publiser. Rahmi, Elvi.
(2018). Eksistensi Sumber Daya Manusia Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Pena Islam,
1 (2). 86-100.
Redaksi, (2021) Tafsir Tahlili Surat Al Isra’ 13-14. Diperoleh 12 Juli 2022 dari
https://tafsiralquran.id/tafsir-surah-al-isra-ayat-13-14/.
Rofiq, Aunur. Sumber Daya Manusia Berkualitas Perspektif Nabi Suaib Dalam Al Qur’an.
Rohmah, Noer. (2019). Pengawasan Pendidikan Dalam Perspektif Al Qur’an dan Hadits. Jurnal
Pendidikan Ilmiah: Tarbiyatuna, 4, (2), 31-52.
Salam, Abdus. (2013). Manajemen Insani Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sari, Milya. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan
IPA. Jurnal Penelitian Bidang IPA, Padang : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol.
Sidik, Firman. (2016). Guru Berkualitas Untuk Sumber Daya Manusia Berkualitas. Tadbir: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 4, (2), 109-114.
Susanto, Ahmad. (2016) Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Jakarta: Prenada Media Group.
Wijayanti, Intan. (2014). Al-Qur’an dan al-Hadis Sebagai Kajian Manajemen Sumber Daya
Manusia Pendidikan Islam. Makalah Hasil Penelitian STAIN Ponorogo.
Wahyuni., Fitri, & Azizah Suci. (2022). Budaya Organisasi dalam Perspektif al Qur’an dan Hadis.
Jurnal Al Mikraj, 2, (2), 38-51.
Widodo Hendro., & Nurhayati Etyk (2020). Manajemen Pendidikan Sekilah, Madrasah dan
Pesantren. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
21