Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Rekayasa Ide Sport Search SD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

REKAYASA IDE

SPORT SEARCH UPT SD NEGERI 060872

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Mesnan, M.Kes.
Muhammad Reza Destya, S.Pd., M.Or.

KELOMPOK 1 :
DAMRIN MUHADDAS HARAHAP (6212210004)
CATHERINE UNIQUE SARAGIH (6211210014)
FINSEN WIJAYA DUHA (6212210003)
JUANDA IHSAN NASUTION (6211210025)
NISSA NURHASANAH (6212210002)
CINTAMI NANGGROE MULYANA (6211210011)
MELYSA HUMAIROH LUBIS (6211210009)
SOFIA RATNASARI PANJAITAN
RINALDO ELIAZER TARIGAN (6213210017)
AHMAD ZAHIS PRAWIRA (6212510015)
AUZAN SYUBAN (6201210002)

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan Rekayasa ide ini dengan tepat waktu.
Rekayasa ide ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tes Pengukuran dan Evaluasi.

Penyusunan tugas ini tidak terlepas dari bantuan oleh Bapak Dosen pembimbing Mata
kuliah Tes Pengukuran dan Evaluasi. Oleh karena itu kami menyampaikan terimakasih
kepada Bapak dosen pengampu mata kuliah Tes Pengukuran dan Evaluasi Bapak Drs.
Mesnan, M.Kes. dan Bapak Muhammad Reza Destya, S.Pd., M.Or. Yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing penyusunan tugas ini.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Untuk itu, dengan segala kerendahan
hati,kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki
tugas ini. Kami berharap tugas Rekayasa ide ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan pembaca dan kita semua.

Medan, 10 November 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sport search adalah suatu program yang dikembangkan oleh komisi Olahraga
Australia (The Australian Sport Commision) sebagai bagian dari AUSSIE SPORT, yakni
suatu pendekatan bangsa Autralia secara menyeluruh terhadap perkembangan olahraga
junior. Seiring dengan kemajuan di bidang ilmu dan teknologi, sekarang ini telah ditemukan
metode pemanduan bakat yang cukup baik. Metode pemanduan bakat tersebut adalah sport
search.
Sport search adalah suatu pendekatan yang unik dan inovatif untuk membantu anak (yang
berusia antara 11-15 tahun), agar dapat membuat keputusan yang didasari pada informasi
mengenai olahraga, tidak hanya menarik tetapi sesuai dengan anak.
Hidayatullah M.F. & Doewes M. (1999: 1) menyatakan bahwa “sport search adalah
suatu paket komputer interaktif yang memungkinkan anak menyelesaikan antara ciri-ciri fisik
dan pilihan olahraga yang disesuaikan dengan potensi olahraga anak”. Program tersebut juga
memberikan informasi lebih dari 80 cabang olahraga dan rincian tentang bagaimana cara-cara
mencari dan memilih berbagai cabang olahraga di masyarakat.
Ini merupakan suatu inisiatif yang memberikan sumbangan terhadap pendidikan dan
pengembangan anak dengan menekankan pada kesenangan, permainan yang fair,
pengembangan keterampilan, pengajaran yang berkualitas, partisipasi secara maksimum,
akses yang sebanding serta peluang peluang jiwa kepemimpinan di dalam olahraga, namun
Keberadaan sport search yang belum memasyarakat di lingkungan pendidikan merupakan
suatu faktor penghambat dalam pencarian atlet-atlet yang potensial di bidang olahraga.
Meskipun disitu telah dilakukan suatu pembinaan yang teratur, maka dalam pencapaian
prestasinya pun sulit untuk mencapai prestasi yang maksimal.

1.2. Identifikasi Masalah


1. Apa Penngertian sport search ?
2. Apa Saja Komponen sport search dan Apa Saja Jenis Tes Didalamnya?
3. Bagaimana Prosedur sport search?
4. Apa hubungan sport search dengan keterbakatan?
1.3. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menjelaskan Pengertian sport search
2. Untuk menjelaskan Komponen sport search
3. Untuk menjelaskan prosedur sport search
4. Untuk menjelaskan hubungan sport search dengan keterbakatan

1.4. Manfaat
1. Dapat menggunakan sport search dalam melihat keterbakatan anak
2. Menjalankan evaluasi penilaian anak dengan sport search
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Sport Search


Hidayatullah M.F. & Doewes M. (1999: 1) menyatakan bahwa “sport search adalah
suatu paket komputer interaktif yang memungkinkan anak menyelesaikan antara ciri-ciri fisik
dan pilihan olahraga yang disesuaikan dengan potensi olahraga anak”. Program tersebut juga
memberikan informasi lebih dari 80 cabang olahraga dan rincian tentang bagaimana cara-cara
mencari dan memilih berbagai cabang olahraga di masyarakat.
Pengertian metode sport search menurut M. Furqon & Muchsin Doewes (1991: 1)
adalah ”Suatu pendekatan yang unik dan inovatif untuk membantu anak yang berusia antara
11-15 tahun agar dapat mambuat keputusan - keputusan yang didasari pada informasi
mengenai olahraga” Sport Search memiliki potensi untuk mempersiapkan siswa secara
keseluruhan, tanpa memperdulikan apa bentuk atau kecakapan fisik anak, dengan informasi
yang diberikan untuk membantu didalam menentukan pilihan-pilihan olahraga yang sesuai,
dan diharapkan dapat mengarahkan siswa pengalaman yang berkaitan dengan olahraga
dengan cara yang lebih positif serta lebih menyenangkan.

2.2. Deskripsi Konseptual


1. Hakikat Komposisi Tubuh
Komposisi tubuh adalah persentase berat tubuh, yang berfungsi untuk
mengevaluasi status kesehatan seseorang (Sherwood, 2012). Komposisi tubuh
didefinisikan sebagai proporsi relative dari jaringan lemak dan jaringan bebas lemak
dalam tubuh. Komposisi tubuh terdiri dari empat komponen utama, yaitu lemak
tubuh, jaringan bebas lemak, mineral tulang dan juga cairan tubuh. Dua komponen
komposisi tubuh yang paling umum diukur adalah jaringan lemak tubuh total dan
jaringan bebas lemak (Williams, 2007).
2. Hakikat Daya Tahan
Daya tahan atau dapat disebut juga sebagai daya tahan jantung-paru adalah
ketahanan dari beberapa system organ yang bekerja dalam melakukan aktivitas fisik.
Dalam daya tahan, daya tahan tersebut meliputi ketahanan jantung dalam memompa
darah keseluruh tubuh, paru-paru untuk menghirup udara sebanyak banyaknya, dan
juga pembuluh darah, masing masing sangat berperan penting dalam mengambil dan
juga menyebarkan penggunaan oksigen untuk keberlangsungan hidup sel tubuh
manusia.
Bleep test adalah salah satu bentuk pengukuran dari daya tahan
kardiovaskuler. Bleep test dilakukan dengan cara berlari bolak balik sejauh 20 meter,
dengan durasi waktu yang ditentukan yang semakin meningkat seiring berjalannya
waktu. Tingkat daya tahan kardiovaskuler dapat diukur menggunakan tingkatan level
yang dapat diraih oleh testee saat melakukan tes tersebut.
3. Hakikat Kekuatan
Kekuatan merupakan komponen biomotor yang penting dan sangat diperlukan
untuk meningkatkan daya tahan otot dalam mengatasi beban selama berlangsungnya
aktivitas olahraga, Secara fisiologi, kekuatan adalah kemampuan neuromuskuler
untuk mengatasi tahanan beban luar dan beban dalam.
4. Hakikat Kecepatan
Menurut Harsono (2001:36), kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya
atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Abdul Kadir
Ateng (1997:67) menyatakan bahwasanya kecepatan adalah kemampuan individual
untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu sesingkat-
singkatnya. Kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari
system pengungkit tubuh atau kecepatan gerakan dari seluruh tubuh yang
dilaksanakan dalam waktu yang singkat (Dick,1998).
Kecepatan dapat diukur dengan menggunakan tes sprint 20 m, dimana
pelaksanaanya adalah dengan melakukan lari secepat-cepatnya dan menempuh jarak
sejauh 20 m. Tes ini digunakan untuk mengukur kecepatan, terutama kecepatan dari
otot tungkai yang digunakan untuk berlari.
5. Hakikat Daya Ledak
Menurut irwadi (2011 : 96), daya ledak otot merupakan gabungan beberapa
unsur fisik, yaitu kekuatan dan kecepatan. Artinya kemampuan daya ledak otot dapat
dilihat dari hasil suatu unjuk kerja yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan
kecepatan. Menurut Widiaastuti (2015 : 107), bahwasanya daya eksplosif memiliki
dua komponen, yaitu kekuatan dan juga kecepatan, maka power/daya eksplosif dapat
dimanipulasi atau ditingkatkan dengan meningkatkan kjekuatan otot tanpa
mengabaikan kecepatan. Sebaliknya, kecepatan dapat ditingkatkan tanpa
mengabaikan kekuatan, cara pendekatan seperti ini biasanya dengan memanipulasi
atau melatih keduanya secara bersamaan sehingga menghasilkan daya eksplosif yang
baik.
6. Hakikat Kelenturan
Kelentukan atau flexibility sering diartikan sebagai kemampuan seseorang
untuk menggerakkan tubuh atau bagian-bagian tubuh dalam suatu ruang gerak yang
seluas-luasnya, tanpa mengalami cedera pada persendian dan otot disekitar persendian
(Harsosno, 1998 : 163). Kelentukan merupakan efektivitas seseorang dalam
menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan pengeluaran tubuh pada bidang sendi
yang luas. Oleh karena kelentukan ini berpangkal pada luas gerak bagian tubuh di
sekitar persendian tertentu, maka kebutuhan akan taraf kelentukan ini akan berbeda-
beda pada setiap cabang olahraga.
7. Hakikat Keseimbangan
Keseimbangan menurut Harsono (1998 : 23), adalah kemampuan untuk
mempertahankan system neuromuscular dalam suatu posisi atau sikap yang efisien
selagi kita bergerak. Sementara itu, menurut Ratinus Darwis (1992 : 119),
keseimbangan atau balance adalah kemampuan untuk mempertahankan system saraf
otot tersebut dalam posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak.
Keseimbangan dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni keseimbangan statis dan
keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis adalah keseimbangan tubuh yang berada
diatas tumpuan yang kecil atau sempit. Sedangkan pada keseimbangan dinamis adalah
keseimbangan untuk bergerak dari satu titik ke titik lain dengan mempertahankan
keseimbangan tanpa terjatuh.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di UPT SD NEGERI 060872 beralamat di JL.
Sehati No. 142 Medan, Tegal Rejo, Kec. Medan Perjuangan, Kota Medan, Sumatera Utara,
Kode Pos 20237. Penelitian ini dilaksanakan di hari Jumat pada tanggal 06 Oktober 2023 dari
pukul 08.00 sampai dengan selesai.

3.2. Sampel Penelitian


Sampel adalah Sebagian atau wakil yang akan diteliti (Arikurto, 1998). Sampel yang
kami gunakan dalam penelitian ini adalah anak kelas 6 SD yang bejumlah 12 siswa.

3.3. Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang di amati (Sugiyono, 2017. Pada penelitian ini, instrumen yang
digunakan adalah menggunakan penelitian kuantitatif, dimana output berupa data
berdasarkan hasil dan juga nilai yang diperoleh dari setiap atlet. Setiap atlet akan menjalani
berbagai jenis tes untuk mengukur setiap komponen tes pengukuran, dan akan dinilai
berdasarkan hasil yang diraihnya. Berikut adalah bentuk-bentuk tes yang digunakan untuk
pengumpulan data penelitian ini.
1. Bio Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh atau IMT adalah salah satu bentuk tes yang digunakan untuk
mengukur salah satu tingkat kebugaran jasmani, dimana untuk mengukur tingkat
perbandingan tinggi badan dan berat badan untuk menentukan tubuh ideal yang dapat
memaksimalkan tingkat kebugaran jasmani.
 Alat dan Bahan :
 Timbangan.
 Meteran.
 Cara Pelaksanaan :
 Mengukur berat badan peserta tes.
 Mengukur tinggi badan peserta tes.
 Membagikan berat badan dan tinggi badan sesuai rumus berikut.
berat badan (kg)
=BMI
tinggi badan2 (m)

 Normal Pengukuran Tes BMI


Kategori Underweight Normal Overweight Obesitas
Hasil BMI <18,5 18,6-24,9 25,0-29,9 >30

(Gambar 1. Pelaksanaan Tes Bio Mass Index)

2. Bleep Test
Bleep Test adalah salah satu bentuk tes yang digunakan untuk mengukur tingkat
kemampuan dari daya tahan kardiovaskular, dimana daya tahan kardiovaskular adalah
daya tahan dari otot jantung dan juga otot serta kapasitas paru-paru untuk menghirup
oksigen dan juga memompakan darah keseluruh tubuh semaksimal mungkin.
 Alat dan Bahan :
 Speaker.
 Cone.
 Meteran.
 Blangko pengisian bleep test.
 Cara Pelaksanaan :
 Peserta melakukan pemanasan sebelum melakukan tes.
 Pelaksana tes menyiapkan tes, yakni cone yang disusun sepanjang 20
meter membentuk lintasan.
 Pelaksanaan tes adalah dengan berlari sepanjang lintasan 20 meter
tersebut dengan tempo yang diberikan oleh speaker.
 Tingkat kemampuan dinilai berdasarkan level yang diraih oleh peserta
tes.

(Gambar 2. Pelaksanaan Bleep Test)

 Bleep test akan dilaksanakan dengan norma sebagai berikut :


Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max

1 17,2 1 20,0
2 17,6 2 20,4
3 18,0 3 20,8
1 4 18,4 2 4 21,2
5 18,8 5 21,6
6 19,2 6 22,0
7 19,6 7 22,4
8 22,8

Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max


1 26,4
1 23,2 2 26,8
2 23,6 3 27,2
3 24,0 4 27,6
3 4 24,4 4 5 28,0
5 24,8 6 28,4
6 25,2 7 28,8
7 25,6 8 29,2
8 26,0 9 29,6

Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max

1 29,8 1 33,2
2 30,2 2 33,6
3 30,6 3 33,9
4 31,0 4 34,3
5 5 31,4 6 5 34,7
6 31,8 6 35,0
7 32,4 7 35,4
8 32,6 8 35,7
9 32,9 9 36,0
10 36,4

Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max


1 40,2
1 36,8 2 40,5
2 37,1 3 40,8
3 37,5 4 41,1
4 37,5 5 41,5
7 5 38,2 8 6 41,8
6 38,5 7 42,0
7 38,9 8 42,2
8 39,2 9 42,6
9 39,6 10 42,9
10 39,9 11 43,3

Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max


1 43,6 1 47,1
2 43,9 2 47,4
3 44,2 3 47,7
4 44,5 4 48,0
5 44,9 5 48,4
9 6 45,2 10 6 48,7
7 45,5 7 49,0
8 45,8 8 49,3
9 46,2 9 49,6
10 46,5 10 49,9
11 46,8 11 50,2

Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max

1 50,5 1 54,0
2 50,8 2 54,3
3 51,1 3 54,5
4 51,4 4 54,8
5 51,6 5 55,1
11 6 51,9 12 6 55,4
7 52,2 7 55,7
8 52,5 8 56,0
9 52,8 9 56,3
10 53,1 10 56,5
11 53,4 11 56,8
12 53,7 12 57,1
Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max

1 57,4 1 60,8
2 57,6 2 61,1
3 57,9 3 61,4
4 58,2 4 61,7
5 58,5 5 62,0
13 6 58,7 14 6 62,2
7 59,0 7 62,5
8 59,3 8 62,7
9 59,5 9 63,0
10 59,8 10 63,2
11 60,0 11 63,5
12 60,3 12 63,8
13 60,6 13 64,0

Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max


1 67,8
1 64,3 2 68,0
2 64,4 3 68,3
3 64,8 4 68,5
4 64,1 5 68,8
5 65,3 6 69,0
15 6 65,6 16 7 69,3
7 65,9 8 69,5
8 65,2 9 69,7
9 66,5 10 69,9
10 66,7 11 70,2
11 66,9 12 70,5
12 67,2 13 70,7
13 67,5 14 70,9

Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max


1 74,6
1 71,2 2 74,8
2 71,4 3 75,0
3 71,6 4 75,3
4 71,9 5 75,6
5 72,2 6 75,8
17 6 72,4 18 7 76,0
7 72,6 8 76,2
8 72,9 9 76,5
9 73,2 10 76,7
10 73,4 11 76,9
11 73,6 12 77,2
12 73,9 13 77,4
13 74,2 14 77,6
14 74,4 15 77,9
Level Repetisi VO2 Max Level Repetisi VO2 Max
1 81,5
1 78,1 2 81,8
2 78,3 3 82,0
3 78,5 4 82,2
4 78,8 5 82,4
5 79,0 6 82,6
6 79,2 7 82,8
19 7 79,5 20 8 83,0
8 79,7 9 83,2
9 79,9 10 83,5
10 80,2 11 83,7
11 80,4 12 83,9
12 80,6 13 84,1
13 80,8 14 84,3
14 81,0 15 84,5
15 81,3 16 84,8

Level Repetisi VO2 Max


1 85,0
2 85,2
3 85,4
4 85,6
5 85,8
6 86,1
7 86,3
21 8 86,5
9 86,7
10 86,9
11 87,2
12 87,4
13 87,6
14 87,8
15 88,0
16 88,2

 Penilaian tingkat kebugaran berdasarkan VO2 Max


Kategori Kurang Cukup Baik Amat Baik
VO2 Max <28.0 28,1-42 42,1-52,0 >52,1

3. Tes Sprint 40 Meter


Tes ini merupakan tes lari cepat, menempuh jarak 40 meter, dilakukan dalam
waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Tes ini merupakan adopsi dari
TKJI Kemdikbud 2008.
 Tujuan: Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa berakselerasi
secara efektif dan efisien.
 Alat dan Bahan :
 Lintasan lari (tidak licin) sepanjang 40 m dan lebar 1 m.
 Bendera kecil.
 Peluit.
 Tepung.
 Pencatat waktu (Stopwatch).
 Alat Tulis.
 Formulir Tes.
 Prosedur Pelaksanaan Tes :
 Persiapan Tes :
 Menyiapkan lintasan lari berjarak 40 m.
 Membuat tanda start dan finish dengan meletakkan penanda.
 Menyiapkan instrumen tes dan alat tulis.
 Menyiapkan peralatan lain yang akan digunakan.
 Pelaksanaan Tes :
 Siswa berdiri di belakang garis start.
 Saat aba-aba Ya siswa berlari secepat mungkin ke garis finish.
 Tes dilakukan sebanyak 1 kali tes.
 Pencatatan Skor :
 Penguji mencatat perolehan waktu siswa dari mulai start
sampai finish .
 Penguji mengkonversi hasil catatan waktu dengan norma tes.
 Validitas dan reliabilitas tes :
Nilai validitas 33nstrument tes Lari 40 meter sebesar 0.416
(valid), pengambilan keputusan validitas berdasarkan pada nilai
rhitung > rtabel dengan Alpha = 0.05. Nilai reliabilitas sebesar 0.519
(reliabilitas sedang).
 Norma pengukuran tes Sprint 40 m
Kategori Amat Kurang Kurang Sedang Baik Amat Baik

Waktu >3.9 3.7-3.8 3.4-3.6 3.1-3.3 <3


(Gambar 3. Pelaksanaan Tes Sprint 40 m)
4. Vertical Jump
Merupakan tes yang dilakukan dengan cara cara melompat secara tegak lurus ke
atas (vertical) menggunakan jangkauan lengan yang setinggi- tingginya. Tes ini
merupakan adopsi dari vertical jump test tanpa mengubah prosedur tes (Fukuda,
2019).
 Tujuan: Untuk mengukur daya ledak/power otot tungkai.
 Alat dan Bahan :
 1 buah Meteran (pita atau plastik atau besi).
 Bubuk kapur sebagai penanda.
 Dinding sedikitnya setinggi 365 cm (12 inch).
 Prosedur pelaksanaan tes :
 Siapkan dinding dengan tinggi kurang lebih 365 centimeter (144 inch)
lalu pasang penggaris pita di dinding dengan ketinggian 150-350 cm.
 Siswa berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kaki
menempel penuh di lantai, ujung jari tangan yang dekat dengan
dinding dibubuhi bubuk kapur.
 Kaki tetap menempel dilantai, satu tangan siswa yang dekat dengan
dinding meraih ke atas setinggi-tingginya, lalu catat tinggi raihan pada
bekas ujung jari paling tinggi.
 Sikap awal sebelum meloncat yaitu kaki dibuka selebar bahu, telapak
kaki tetap menempel di lantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak di
belakang badan. Lalu siswa meloncat ke atas setinggi mungkin dan
satu tangan siswa yang dekat dengan dinding meraih ke atas setinggi-
tingginya lalu menepukkan ujung jari yang telah dibubuhi kapur ke
dinding. Catat tinggi raihan pada bekas ujung jari paling tinggi.
 Siswa tidak boleh melakukan awalan melangkah ketika akan meloncat
ke atas.
 Siswa diberi kesempatan untuk melakukan tes sebanyak 2 kali.

5. Lempar tangkap Bola tenis


Tes lempar tangkap bola tenis sudah sering digunakan untuk proses seleksi
berbagai kepentingan proses penjaringan untuk atlet atau bahkan untuk tes masuk
perguruan tinggi yang berlatar belakang bidang olahraga. Tes lempar tangkap bola
tenis tersebut kemungkinan masih menggunakan logical validasi belum ditemukan
validasi secara kuantitatif terutama untuk bola voli.
 Tujuan : mengukur koordinasi mata – tangan.
 Sasaran : laki-laki dan perempuan yang berusia 10 tahun keatas.
 Perlengkaan : bola tenis, tembok sasaran, kapur
 Pelaksanaan :
 Dengan satu tangan dan ditangkap dengan tangan yang lain.
 Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai
merasa terbiasa.
 Sasaran berdiameter 30 cm, panjang 2,5 meter.
 Penilaian : Tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap tangan
memperoleh nilai satu.
 Untuk memperoleh nilai :
 Bola harus di lempar dari arah bawah (undearam).
 Bola mengenai sasaran.
 Bola harus dapat langsung di tangkap tangan tanpa halangan
sebelumnya.
 Testi tidak beranjak atau berpindah keluar garis batas untuk
menangkap bola.
 Melakukan lemparan sebanyak 20kali,10 lemparan pertama dan 10
lemparan kedua skor maksimal 20.

6. Lempar Bola basket


Lempar bola basket merupakan salah satu indikasi pengukuran terhadap kekuatan
otot terutama pada anggota gerak atas.
 Alat dan Bahan :
 Bola basket
 Ukuran pita pengukur sepanjang 15 meter dengan tingkat ketelitian 5
cm.
 Prosedur :
 Testi duduk dengan pantat, punggung, dan kepala bersandar didinding.
 Kaki diistirahatkan dalam keadaan menjulur secara horizontal kelantai
didepan tubuh.
 Testi menggunakan kedua tangan yang diangkat diatas dada untuk
mendorong bola secara horizontal kearah depan sejauh mungkin.
 Tidak diperbolehkan melempar melampaui tinggi lengan atau melebihi
tinggi bahu.
 Upayakan agar kepala, bahu, dan pantat tetap menempel pada dinding,
dan bola dilempar hanya dengan menggunakan otot-otot bahu dan
lengan.
 Berikan dua kali kesmpatan kepada testi untuk melakukan lemparan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


Hasil tes kondisi fisik anak kelas 6 SDN 060872. Analisis dilakukan setelah data
terkumpul.
NO NAMA IMT KATEGORI
1 PRINCE ARDHAN 16.65 NORMAL
2 MUHAMAD NANDA RISKY 17.01 NORMAL
3 NOVAL RAFKA RANGKUTI 13.17 UNDERWEIGHT
4 ALVIN DALI MUNTHE 15.57 NORMAL
5 RAPA 14.7 UNDERWEIGHT
6 FARHAN HAMID 18.88 NORMAL
7 JOSUA SIMBOLON 13.92 UNDERWEIGHT
8 ANGGA PRATAMA SIANIPAR 15.82 NORMAL
9 OKTO SIBURIAN 18.73 NORMAL
10 NIKOLAS HARITA 18.58 NORMAL
11 ALFARID 16.17 NORMAL
12 MUHAMMAD ALFI PASYAH 13.23 UNDERWEIGHT
(TABEL 1. HASIL PENGUKURAN BMI atau IMT anak kelas 6 SDN 060872)

NO NAMA RAIHAN NILAI


1 PRINCE ARDHAN 32 3
2 MUHAMAD NANDA RISKY 36 4
3 NOVAL RAFKA RANGKUTI 22 2
4 ALVIN DALI MUNTHE 26 2
5 RAPA 29 3
6 FARHAN HAMID 19 1
7 JOSUA SIMBOLON 29 3
8 ANGGA PRATAMA SIANIPAR 29 3
9 OKTO SIBURIAN 28 3
10 NIKOLAS HARITA 31 3
11 ALFARID 28 3
12 MUHAMMAD ALFI PASYAH 27 2
(TABEL 2. HASIL PENGUKURAN LONCAT TEGAK IMT anak kelas 6 SDN 060872)

NO NAMA HASIL NILAI


1 PRINCE ARDHAN 3,3 1
2 MUHAMAD NANDA RISKY 3,8 1
3 NOVAL RAFKA RANGKUTI 3 1
4 ALVIN DALI MUNTHE 2,26 1
5 RAPA 3,46 1
6 FARHAN HAMID 3,5 1
7 JOSUA SIMBOLON 2,8 1
8 ANGGA PRATAMA SIANIPAR 2,8 1
9 OKTO SIBURIAN 2,25 1
10 NIKOLAS HARITA 3,05 1
11 ALFARID 3,3 1
12 MUHAMMAD ALFI PASYAH 2,9 1
(TABEL 3. HASIL PENGUKURAN LEMPAR BOLA BASKET anak kelas 6 SDN 060872)

NO NAMA KALI NILAI


1 PRINCE ARDHAN 3 1
2 MUHAMAD NANDA RISKY 2 1
3 NOVAL RAFKA RANGKUTI 11 3
4 ALVIN DALI MUNTHE 1 1
5 RAPA 7 2
6 FARHAN HAMID 14 4
7 JOSUA SIMBOLON 7 2
8 ANGGA PRATAMA SIANIPAR 8 2
9 OKTO SIBURIAN 2 1
10 NIKOLAS HARITA 3 1
11 ALFARID 4 1
12 MUHAMMAD ALFI PASYAH 19 5
(TABEL 4. HASIL TES PENGUKURAN LEMPAR TANGKAP BOLA anak kelas 6 SDN
060872)

NO NAMA WAKTU NILAI


1 PRINCE ARDHAN 25.23 2
2 MUHAMAD NANDA RISKY 28,89 1
3 NOVAL RAFKA RANGKUTI 24.51 2
4 ALVIN DALI MUNTHE 25.62 2
5 RAPA 25.35 2
6 FARHAN HAMID 25.02 2
7 JOSUA SIMBOLON 23.07 3
8 ANGGA PRATAMA SIANIPAR 22.92 3
9 OKTO SIBURIAN 30.9 1
10 NIKOLAS HARITA 25.95 2
11 ALFARID 24.75 2
12 MUHAMMAD ALFI PASYAH 23.85 2
(TABEL 5. HASIL PENGUKURAN LARI KELINCAHAN anak kelas 6 SDN 060872)

NO NAMA
KANAN KIRI
1 PRINCE ARDHAN 7.03 4
2 MUHAMAD NANDA RISKY 7.45 4
3 NOVAL RAFKA RANGKUTI 7.85 3
4 ALVIN DALI MUNTHE 7.1 4
5 RAPA 7.32 4
6 FARHAN HAMID 7.17 4
7 JOSUA SIMBOLON 7.05 4
8 ANGGA PRATAMA SIANIPAR 6.71 5
9 OKTO SIBURIAN 9.92 1
10 NIKOLAS HARITA 7.21 4
11 ALFARID 7.16 4
12 MUHAMMAD ALFI PASYAH 6.45 5

(TABEL 6. HASIL DAN PENGUKURAN LARI 40 M anak kelas 6 SDN 060872)

NO NAMA LEVEL- NILAI 1 NILAI 2


BALIKAN
1 PRINCE ARDHAN 3-5 24,8 3
2 MUHAMAD NANDA RISKY 3-6 25,2 3
3 NOVAL RAFKA RANGKUTI 5-3 30,6 4
4 ALVIN DALI MUNTHE 5-3 30,6 4
5 RAPA 3-3 24,4 3
6 FARHAN HAMID 3-4 23,2 2
7 JOSUA SIMBOLON 3-1 23,2 2
8 ANGGA PRATAMA SIANIPAR 4-7 28,7 3
9 OKTO SIBURIAN 2-3 20,8 1
10 NIKOLAS HARITA 3-6 25,2 3
11 ALFARID 3-4 24,4 3
12 MUHAMMAD ALFI PASYAH 6-2 33,6 4

(TABEL 7. HASIL PENGUKURAN BLEEP TEST anak kelas 6 SDN 060872)

4.2. Pembahasan
1. Indeks Massa Tubuh (IMT)

BAB V
KESIMPULAN
Sport search dalam program pemanduan bakat ini dapat menunjukkan kemampuan
gerak dan profile kebugaran atlet (anak) serta informasi yang tepat untuk membantu memilih
cabang olahraga yang sesuai dengan potensi anak tersebut. Dengan demikian seorang guru
(pelatih) dapat mengarahkan kesenangan anak didiknya yang lebih positif.
Berdasarakan hasil penelitian Sport Search pada Anak Sekolah Dasar (SD) diperoleh
kesimpulan :
1. Anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060872 memiliki kondisi fisik yang lemah
dikarenakan hanya sebagaian saja yang memiliki daya tahan yang kuat dan
sebagiannya memiliki kondisi fisik yang belum maksimal dalam mengikuti instrumen
test.
2. Ada beberapa Siswa Sekolah Dasar (SD) Tidak sanggup melakukan item tes karena
kurangnya kondisii fisik siswa karena kurang latihan atau jarang sekali melakukan
aktifitas fisik.
3. Hasil tes ini menunjukkan bahwasanya siswa perlu banyak melakukan aktifitas
olahraga agar memiliki kondisi fisik yang maksimal dan baik
4. Siswa memiliki kondisi fisik yang bagus pada item kecepatan dan daya tahan.
5. Atlet memiliki kekurangan dalam jangkauan menggunakan alat bola lemparan chest
pas.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai