Percobaan Iv
Percobaan Iv
Percobaan Iv
MIKROSKOP
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan Mikroskop dengan
benar
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara memelihara mikroskop
B. Dasar Teori
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yaitu micros yang berarti kecil dan
scopein berarti melihat. Jadi mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat
objek yang terlalu kecil untuk diihat dengan mata kasar. Ilmu yang
mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata
(Wijana, 2015:37).
Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dalam
bidang bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur
dari benda-benda kecil. Ada 2 prinsip dasar yang berbeda untuk mikroskop,
yaitu mikroskop optic dan mikroskop elektron. Mikroskop optic dapat
dibedakan menjadi mikroskop biologi, dan mikroskop stereo (Yudiarti,
2004:3).
1. Macam-macam Mikroskop
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai pembesaran maksimum 1000 kali
dan mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan
tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki
tiga system lensa yaitu : lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor.
Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal
(monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop
2
terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasang tiga lensa
tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat.Sistem lensa yang ketiga
adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan
lensa-lensa mikroskop lain (Hernata, 2013:3-4).
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari
sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun
cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan
mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor. Pada mikroskop
modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya
matahari (Hernata, 2013:4).
Menurut Yatim (1990:10-13), mikroskop cahaya ada empat macam
yaitu :
1) Mikroskop biasa , sumber cahaya untuk menerangi obyek bisa dari
sinar alam (cahaya matahari) langsung, bisa pula dari lampu listrik
yang dipasang dibawah obyek. Perbesaran 100-1000x. dipakai
untuk melihat sel atau makhluk renik yang masih hidup dan dibuat
sedian melalui proses mikroteknik. Mikroskop biasa, prinsipnya
ditemukan Hans dan Zaccharias Janssen (1590), mempergunakan
cahaya sebagai pemantul bayangan obyek. Mikroskop ini memiliki
kombinasi 2 lensa : obyektif dan okuler. Obyek yang kurang dari ½
panjang gelombang cahaya tak dapat dibedakan dalam mikroskop
biasa. Panjang gelombang cahaya rata-rata 5.500 A. Karena
obyektif tak dapat membedakan obyek dengan diameter kurang
dari 2.750 A. karena itu sel dengan bagian-bagiannya yang kasar
dapat dilihat dengan mikroskop biasa, tapi bahan-bahan yang
halus dan terinci tidak, harus dengan mikroskop elektron.
2) Mikroskop fluoresensi, mikroskop ini memiliki sumber cahaya
yang khusus dari yang bergelombang pendek. Yang dipakai ialah
sinar ultraviolet. Jika cahaya ini menyinari obyek berbinar
(fluoresensi), dipantulkan cahay dengan gelombang lebih panjang.
3
Karena itu kalau dilihat dibawah mikroskop organel atau bagian sel
yang berbinar itu yang tampak, yang lain gelap. Mikroskop ini
dipakai untuk menemukan sel kanker, karena pada sel-sel ini kadar
AND tinggi sekali sehingga warna berbinar inti sel sangat
menyolok dibandingkan dengan sel normal. Mikroskop fluoresensi
juga dipakai untuk menetapkan apakah suatu sel mengandung
kromosom Y (penentu jenis kelamin jantan) atau tidak.
3) Mikroskop fase-kontras, bagian-bagian sel yang tak diwarnai
secara mikroteknik dapat dibedakan dibawah mikroskop, kalau
cahaya yang datang menuju obyek membuat pembiasan berbeda-
beda, karena itu dapatlah dibedakan dibawah mikroskop.
Pembiasan cahaya yang berbeda-beda ini dilaksanakan oleh suatu
sistem optik khusus. Mikroskop jenis ini cocok untuk mengamati
sel hidup atau sel pertanaman.
4) Mikroskop polarisasi, ini adalah jenis mikroskop cahaya yang
mengandung prisma Nicol dari kalsit atau balsam, yang membuat
cahaya yang datang ke obyek dipolarisasi. Bagian obyek yang
berhablur atau bersegi-segi, dapat dilihat dibawah mikroskop.
Mikroskop ini dipakai untuk mengamati sel tulang, dinding sel
tumbuhan, serat kolagen,otot,saraf,cilia dan flagella, juga untuk
mengamati butiran tepung dan lemak yang dikandung sel.
b. Mikroskop Elektron
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang relative besar dengan perbesaran 7
hingga 30 kali. Komponen pada mikroskop stereo hamper sama
dengan mikroskop cahaya. Perbedaannya pada ruang ketajaman lensa
mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop
cahaya sehingga dapat melihat bentuk tiga dimensi yang diamati
(Wijana, 2015:39).
Mikroskop jenis ini dipakai untuk mengamati benda tebal aupun
tipis, transparan maupun tidak tembus cahaya. Mikroskop stereo dibuat
4
agar dapat mengamati bayangan secara tiga dimensi dan tidak terbalik.
Daya resolusi relatif lemah dengan lapangan pemandangan yang luas
(Gabriel, 1990:188).
c. Mikroskop elektron
Mikroskop elektron ditemukan oleh Knoll dan Ruska (1932),
mempergunakan sebagai pemantul bayangan suatu objek. Karena
elektron tak dapat dilihat oleh mata maka bayangan obyek dierima
layar flouresen (berbinar) atau film potret, dari situlah baru mata dapat
mengamatinya. Mikroskop elektron dikembangkan dalam bidang
biologi baru pada tahun 50-an (Yatim, 1990:13).
Secara umum sistem penyinaran dan lensa pada mikroskop
elektron sama dengan mikroskop cahaya. Pada mikroskop elektron ada
“electron gun” yang menghasilkan elektron ekivalensi dengan sumber
cahaya pada mikroskop cahaya (Gabriel, 1990:199).
Mikroskop elektron dapat memperbesar kemampuan penglihatan
kita sampai 1 nanometer. Pada level ini memungkinkan kita untuk
dapat melihat protein khusus atau molekul asam inti. Pada umumnya,
mikroskop elektron ada dua macam, yaitu transmission electron
microscope (TEM) dan scanning electron microscope (SEM) (Wijana,
2015:39).
Pada mikroskop elektron transmisi, eletron didifraksi oleh
specimen atau contoh sampel dan lensa magnetic berikutnya
difokuskan pada layar. Sedangkan pada mikroskop eletron scanning,
sinar elektron difokuskan menjadi suatu berkas sinar dan langsung
berakhir pada sampel (Gabriel, 1990:200).
D. Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum
2. Dihubungkan kabel penghubung ke mikroskop lalu kesumber listrik atau
stop kontak
3. Dinyalakan mikroskop dengan menekan tombol ON
4. Diletakkan preparat pada meja objek kemudian jepit dengan penjepit
preparat, lalu diatur dengan menggunakan pemutar vertikal dan pemutar
horizontal
5. Diatur intensitas cahaya dengan memutar pengatur sumber cahaya
6. Diamati objek dengan perbesaran lemah, lalu diambil gambar
7. Diputar lensa objektif menuju perbesaran yang lebih kuat
8. Diamati apakah terdapat perubahan luas bidang pandang
9. Diambil gambar pada perbesaran kuat