Laporan Penetapan Lemak Kasar Metode Ekstraksi Soxhlet REVISI
Laporan Penetapan Lemak Kasar Metode Ekstraksi Soxhlet REVISI
Laporan Penetapan Lemak Kasar Metode Ekstraksi Soxhlet REVISI
Oleh:
BAGUS HERMAWAN
1910516310019
Latar Belakang
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam zat pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena, kloroform
dan sebagainya Lemak tersusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus,
bercabang, atau membentuk struktur siklis. Lemak esensial merupakan prekursor
pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin, lemak juga berperan sebagai
penyusun membran yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme, lemak juga
dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K. (Setiadji, 2007).
Tujuan dari praktikum kali ini agar mahasiswa memahami cara melakukan
analisis lemak kasar dengan metode ekstraksi soxhlet, melakukan perhitungan kadar
lemak kasar baik kadar lemak, mampu menganalisis kadar lemak berbagai jenis bahan
atau produk pertanian.
Prinsip
Lemak diekstrak dengan pelarut non polar, seperti heksan dan dietil eter.
Setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung persentasenya.
METODOLOGI
Alat
Alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah alat ekstraksi lemak
lengkap dengan kondensor dan labu lemak, pemanas listrik atau uap, oven, neraca
analitik.
Bahan
Bahan yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah tapioka, kacang tanah,
biscuit, heksan atau pelarut lemak lainnya.
Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada pukul 08.00 – 09.40 di laboratorium Analisis
Kimia dan Lingkungan Industri, Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur Kerja
Ambil labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet yang akan
digunakan, keringkan dalam oven, dinginkan dalam desikator dan timbang.
Timbang 5 gram sampel dalam bentuk tepung dan kering serta langsung masukkan
ke dalam kertas saring, yang sesuai ukurannya, kemudian tutup dengan kapas yang
bebas lemak. Sebagai alternative sampel dapat di bungkus dengan kertas saring.
Letakkan timbel atau kertas saring yang berisi sampel tersebut, dalam alat ekstraksi
sohxlet, kemudian pasang alat kondesor diatasnya dan labu lemak di bawahnya.
A
A
Tuangkan pelarut dietil eter atau petroleum eter ke dalam labu lemak secukupnya,
sesuai dengan ukuran sohxlet yang di gunakan.
Lakukan refluks selama 5 jam sampai pelarut yang kembali ke labu lemak
berwarna jernih.
Destilasi pelarut yang ada di dalam labu lemak, tamping pelarutnya. Selanjutnya
labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi di panaskan kedalam oven pada suhu
105 derajat celcius.
Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator, timbang
labu beserta lemaknya tersebut. Berat dapat dihitung.
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Perhitungan :
Pembahasan
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat dia alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, benzena dan hidrokarbon
lainny. Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, juga
merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial.
Komponen lemak memegang peranan penting yang menenutkan karakteristik fisik
makanan seperti aroma, tekstur, rasa, dan penampilan. Jika lemak dihilangkan maka
salah satu karakteristik fisik menjadi hilang (Sudarmadji 2006).
Fungsi lemak bagi tubuh antara lain adalah sebagai komponen dasar dari
membran sel, sebagai sumber energi yang lebih efektif dibanding karbohidrat dan
protein (9:4), menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi, lemak khususnya
minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial, (spt linoleat, lenolenat dan
arakidonat), berperan sebagai sumber seakligus pelarut/alat angkut bagi vitamin A, D,
E dan K, sebagai cadangan energi, keberadaan simpanan lemak dapat sebagai
pelindung organ penting, keberadaan lemak bawah kulit melindungi terhadap
perubahan suhu luar mendadak & dari kehilangan panas yang tidak terduga.
Lemak merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh kita. Lemak
memiliki banyak fungsi yang sangat penting antara lain sebagai sumber energi,
pelumas sendi, memberikan cita rasa pada makanan dan fungsi penting lainnya. Oleh
karena itu keberadaan lemak dalam suatu bahan pangan perlu utuk dipertimbangkan
kadarnya karena selain memiliki fungsi yang penting bagi tubuh dan fungsi fungsional
lainnya, lemak juga memiliki efek negatif jika berlebihan. Lemak dapat dianalisis
dengan berbagai metode.Beberapa metode analisis lemak diantaranya, yaitu metode
Soxhlet, metode Goldgish, dan metode Babcock. Percobaan penetapan kadar lemak
pada praktikum dilakukan dengan metode Soxhlet. Hal ini dilakukan karena metode
Soxhlet lebih sesuai digunakan untuk menganalisa sampel dalam wujud padat seperti
pada sampel yang digunakan, sedangkan metode Babcock lebih sesuai untuk analisis
lemak berwujud cair (Sudarmadji 2003).
Kerugian atau kekurangan dari metode soxhlet yaitu metode ini dapat
menyebabkan reaksi peruraian oleh panas, karena pelarut yang didaur ulang dan secara
terus menerus dipanaskan, kemudian jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi
akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam
wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya, dan
metode ini tidak cocok digunakan untuk pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi,
seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu
berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif (Harper et al.
2000).
Penentuan kadar lemak pada bahan dilakukan selama beberapa jam tergantung
dari jumlah lemak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kandungan lemak
yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan (Darmasih,
2000).
Pada sampel pertama berupa kacang tanah didapatkan berat lemak sebesar
8,2253 g dan berat sampel 5,0798 g. Sehingga di dapat persentase lemak (wb) 161,92%.
Pada sampel kedua berupa tapioka diperoleh berat lemak sebesar 4,6219 g dan berat
sampel 5,0107 g. Sehingga di dapat persentase lemak (wb) 92,24%. Pada sampel
terakhir berupa biskuit diperoleh berat lemak sebesar -1,0898 g dan berat sampel
5,0627 g. Sehingga di dapat persentase lemak (wb) sebesar -21,52%. Dari percobaan
yang telah dilakukan pada ketiga sampel diketahui bahwa kadar lemak terendah wet
basis ada pada biskuit sebesar -21,52% dan kadar lemak tertinggi wet basis ada pada
kacang tanah sebesar 161,92%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah kadar lemak dapat dianalisa dengan
menggunakan metode ekstraksi dengan peralatan soxhlet, penentuan kadar lemak
penting untuk mengetahui persentase jumlah lemak yang ada dalam suatu bahan,
penentuan kadar lemak dapat dijadikan tolak ukur dalam memiliki makanan yang aman
untuk dikonsumsi, kadar lemak terendah wet basis ada pada biskuit sebesar -21,52%
dan kadar lemak tertinggi wet basis ada pada kacang tanah sebesar 161,92%.
Saran
Tidak ada saran pada praktikum kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
Harper V, Rodwell W,dan Mayes PA. 1979. Biokimia. Jakarta (ID): EGC.