BP0005 21
BP0005 21
BP0005 21
Oleh:
Dr. Lusi Rachmiazasi Masduki, M.Pd.
Pukky Tetralian Bantining Ngastiti, S.Pd.,M.Mat.
Buku Ajar Geometri Transformasi
Model Guided Note Taking (GNT)
2021 I 00273
Penulis
Dr. Lusi Rachmiazasi Masduki, M.Pd.
Pukky Tetralian Bantining Ngastiti, S.Pd.,M.Mat.
ISBN : 978-623-6356-32-6
Editor
Dr.Abdul Rahman H.,M.T.,CT.,CHCP.
Desain Sampul
Lukas Liani, S.Psi
Layout
Asep Nugraha, S.Hum
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................v
Modul 1: Relasi, Fungsi, dan Transformasi...................1
Kegiatan Belajar 1: Relasi dan Fungsi....................1
Rangkuman Relasi dan Fungsi...............................5
Kegiatan Belajar 2: Transformasi............................6
Rangkuman Transformasi.....................................12
Tes Formatif Modul 1............................................13
Modul 2: Isometri dan Pencerminan.............................16
Kegiatan Belajar 1: Isometri..................................16
Rangkuman Isometri.............................................21
Kegiatan Belajar 2: Pencerminan..........................22
Rangkuman Pencerminan.....................................27
Tes Formatif Modul 2............................................28
Modul 3: Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah. 31
Kegiatan Belajar 1: Setengah Putaran..................31
Rangkuman Setengah Putaran.............................36
Kegiatan Belajar 2: Ruas Garis Berarah...............37
Rangkuman Ruas Garis Berarah..........................41
Tes Formatif Modul 3............................................42
Modul 4: Translasi..........................................................46
Kegiatan Belajar 1: Translasi................................46
Rangkuman Translasi...........................................51
v
Kegiatan Belajar 2: KetertutupanTranslasi............52
Rangkuman Ketertutupan Translasi......................54
Tes Formatif Modul 4............................................55
Modul 5: Rotasi...............................................................58
Kegiatan Belajar 1: Rotasi.....................................58
Rangkuman Rotasi................................................87
Kegiatan Belajar 2: Komposisi Rotasi...................88
Rangkuman Komposisi Rotasi............................103
Tes Formatif Modul 5..........................................104
Modul 6: Refleksi Geser dan Grup Isometri...............108
Kegiatan Belajar 1: Refleksi Geser.....................108
Rangkuman Refleksi Geser................................112
Kegiatan Belajar 2: Grup Isometri.......................113
Rangkuman Grup Isometri..................................117
Tes Formatif Modul 6..........................................118
Modul 7: Teorema Dasar Isometri...............................121
Kegiatan Belajar 1: Teorema Keunggulan dan
Teorema Dasar Isometri......................................121
Rangkuman Teorema Keunggulan dan Teorema
Dasar Isometri.....................................................129
Kegiatan Belajar 2: Kesamaan (Parity) dan
Persamaan Isometri............................................130
Rangkuman Kesamaan (Parity) dan Persamaan
Isometri................................................................142
Tes Formatif Modul 7..........................................144
v
Modul 8: Similaritas......................................................147
Kegiatan Belajar 1: Similaritas dan Dilatasi.........147
Rangkuman Similaritas dan Dilatasi....................156
Kegiatan Belajar 2: Teorema Similaritas dan
Persamaan Similaritas........................................157
Rangkuman Teorema Similaritas dan Persamaan
Similaritas............................................................162
Tes Formatif Modul 8..........................................163
Modul 9: Grup Simetri dan Grup Dihedral..................166
Kegiatan Belajar 1: Simetri dan Grup Simetri......166
Rangkuman Simetri dan Grup Simetri.................169
Kegiatan Belajar 2: Grup Dihedral dan Teorema
Leonardo.............................................................170
Rangkuman Grup Dihedral dan Teorema
Leonardo.............................................................173
Tes Formatif Modul 9..........................................174
Daftar Pustaka.........................................................175
Tentang Penulis...................................................... 177
v
Modul 1
Relasi, Fungsi, dan Transformasi
1
B. Macam-Macam Relasi
Definisi 1.2:
Misalkan A suatu (……………..……….), R suatu relasi
dari A ke A. R disebut relasi refleksi jika dan hanya jika
untuk setiap x A berlaku x, x A .
Contoh 1.2
Misalkan A = {1,2,3,4} dengan
R1 {(1,1), (2,4), (4,1), (4,4)}dan
R2 {(1,1), (2,2), (3,3), (4,1), (4,4)}. R1 bukan relasi
refleksi, sebab 2,3 A , sedangkan (2,2), (3,3) R1 .
akan tetapi, R2 adalah relasi refeksi sebab untuk setiap
x A maka (x, x) R2 yaitu
(1,1),(2,2), (3,3),(4,4) R2 .
Definisi 1.3:
Misalkan A suatu himpunan tak kosong, R suatu relasi
dari A ke A. Relasi R disebut (……………….) jika dan
hanya jika untuk setiap x, y R berlaku y, x R .
Contoh 1.3
R1 dan R2 pada contoh 1.2, masing-masing bukan
merupakan relasi simetri, sebab 2,4 R1 . Akan tetapi
4,2 R1 dan 4,1 R2 , tetapi 1,4 R2
Definisi 1.4:
Misalkan A suatu himpunan tak kosong, R suatu relasi
pada A. Relasi R disebut (.....................) jika dan
hanya
jika untuk setiap x, y, ( y, z) R berlaku x, z R
2
Definisi 1.5:
Misalkan A suatu himpunan, R suatu relasi pada A.
Relasi R disebut (......................) jika dan hanya jika R
adalah relasi refleksi, simetri, dan transitif.
Definisi 1.6:
Misalkan A,B dua himpunan dan R relasi dari A ke B
Relasi balikan (invers) dari R yang ditulis R-1
x, yy, x R.
Contoh 1.4
R1 dan R2 pada contoh 1.2, dapat ditentukan bahwa
R1
1
1,1, (4,2), (1,4), (4,4) dan
2 1,1, (2,2), (3,3), (1,4), (4,4)
R1
C. Pengertian Fungsi
Definisi 1.7
Suatu relasi f dari himpunan A ke himpunan B disebut
(……………….) jika dan hanya jika setiap x Aada
dengan tunggal y B sehingga (x, y) f .
Contoh 1.5
Misalkan R himpunan semua bilangan real. Ditetapkan
relasi f dari R ke R sebagai berikut.
1. f (x) x2 , x R
2. f (x) x3, x R
Manakah diantara relasi diatas yang merupakan fungsi?
Penyelesaian:
1. Karena x R, x2 x x ,maka x adalah
x
anggota R dan juga merupakan hasil yang tunggal
3
maka setiap
x R mempunyai peta, yaitu x2, jadi f
merupakan fungsi dari R ke R.
2. Karena x R, x3 x x x R , xxx
maka
adalah anggota R dan juga merupakan hasil yang
tunggal maka setiap x R mempunyai peta, yaitu x3,
jadi f merupakan fungsi dari R ke R.
D. Macam-Macam Fungsi
Definisi 1.8
Misalkan f (......................) dari himpunan A ke himpunan
B. Fungsi ini disebut fungsi A ke B jika dan hanya jika
y B ada x A sehingga y = f(x).
Definisi 1.9
Misalkan f fungsi dari himpunan A ke himpunan B.
Fungsi ini disebut (..........) dari A ke B jika dan hanya
jika
untuk setiap x, y A , jika x y f (x) f ( y) .
maka
Teorema 1.1
Misalkan f fungsi dari A ke B. Pernyataan x, y A , jika
xy f (x) f ( y) ekuivalen dengan pernyataan:
maka
x, y A jika f(x) = f(y) maka x = y.
Teorema 1.2
Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah satu-
satu jika dan hanya jika x, y A jika f(x) = f(y) maka x =
4
y.
Definisi 1.10
Fungsi f dari himpunan A ke himpunan B disebut
(……………….) jika dan hanya jika f merupakan fungsi
kepada dan fungsi satu-satu.
5
Rangkuman
6
Kegiatan Belajar 2 : Transformasi
A. Pengertian Transformasi
Definsi 1.11
Misalkan V bidang Euclides. Fungsi T dari V ke V
disebut suatu (……………….) jika dan hanya jika T
sebuah fungsi bijektif.
Contoh 1.6
Misalkan V bidang Euclides dan A sebuah titik tertentu
pada V. Ditetapkan relasi T sebagai berikut.
i) T(P) = A, jika P = A
ii) Jika p V p A ,T(P) = Q dengan Q
dan
merupakan titik tengah ruas garis AP .
Apakah relasi T merupakan suatu transformasi?
Penyelesaian
Karena yang harus diteliti relasi T sehubungan dengan
suatu transformasi, berdasarkan defiinsi 1.11,
diperoleh persyaratan suatu transformasi, yaitu:
1. T suatu fungsi dari V ke V
2. T suatu fungsi bijektif.
Dari definisi 1.10, diperoleh persyaratan bahwa suatu
fungsi bijektif adalah
1. Fungsi tersebut harus merupakan fungsi kepada
2. Fungsi tersebut harus merupakan fungsi satu-satu.
B. Komposisi Transformasi
Definisi 1.12
Andaikan diberikan dua transformasi T1 dan T2,
komposisi dari T1 dan T2 yang ditulis dengan notasi
T1 T2 ditetapkan sebagai:
T1 T2 P T1T2 P,P V
7
Teorema 1.3
Apabila diberikan dua transformasi T1 dan T2,
(……………….) dari T1 dan T2 merupakan suatu
transformasi. (Teorema ini disebut pula teorema
ketertutupan transformasi).
Contoh 1.7
Ambil transformasi T1 yang ditetapkan.
i) T(P) = A, jika P = A
ii) Jika P V p A ,T(P) = Q dengan Q
dan
merupakan titik tengah ruas garis AP .
Misalkan V bidang Euclides, sedangkan A suatu titik
tertentu. T1 ditetapkan untuk setiap P V ,
iii) Jika P=A, T1(P) = A.
iv) Jika P A, T1 (P)=P’ dengan P’ titik tengah AP .
Selanjutnya, kita ambil relasi T2 yang ditetapkan
sebagai berikut, misalnya V bidang Euclides dan g
suatu garis
tertentu. Untuk P V
setiap
v) Jika P g , T2 (P) = P
vi) Jika P T2 (P) = P’ dengan P’ titik tengah ruas
g
garis tegak lurus dari P ke g. Berdasarkan
Selidiki : 2.1, X V
a) Apakah T2 suatu transformasi ? dan
b) Apakah T1 T2 = T2 T1
? Penyelesaian:
1. Ditunjukkan bahwa
a. T2 fungsi dari V ke V
8
X g maka X
9
tunggalnya titik tengah ruas garis tegak lurus dari
X ke g. Jadi, untuk X V dan X g , ada
tunggal peta anggota V yang memenuhi 2.2, jadi
T2 suatu fungsi dari V ke V.
b. T2 fungsi bijektif
1) T2 fungsi kepada
Ambil sebarang Y V . Apabila Y g , ada
prapeta Y oleh T2, Apabila Y g , ada
tunggal garis l yang tegak g melalui Y.
Misalnya, [N] g l . Akhirnya ada garis
1
Gambar 1.2
1
Untuk X,Y pada sisi yang sama dengan g,
dengan
XY g . Karena XY g maka
jarak dari X ke g dengan jarak dari Y ke g
berbeda. Akibatnya T2 (X ) T2 (Y ) sebab
jarak dari T2 ( X ) ke g separuh jarak dari X ke
g. sementara itu, jarak dari T2 (Y) ke g
separuh jarak dari X ke g. Sementara itu,
jarak dari T2 (Y) ke g separuh jarak dari Y
ke
g. Perhatikan Gambar 1.3
Gambar 1.3
Untuk X,Y pada sisi yang sama oleh g, XY
tidak tegak lurus g. Hal ini berakibat ada
garis l melalui X tegak lurus g dan garis m
melalui Y tegak lurus g, g // l . Karena
T2 ( X ) l // m maka
T2 ( X ) m
l, dan
T2 (X ) T2 (Y ) , perhatikan gambar 1.4,
jadi T2 fungsi satu-satu.
1
Gambar 1.4
1
Karena T2 fungsi kepada dan satu-satu, T2 pun
suatu fungsi bijektif. Dengan demikian T2
merupakan fungsi dari V kepada V dan bijektif
sehingga T2 merupakan fungsi dari V kepada V
dan bijektif sehingga T2 disebut sebagai suatu
transformasi.
2. Ambil sumbu x sebagai garis g dan sumbu y
sebagai garis yang melalui titik A tegak lurus
garis g. Akibatnya, titik A dapat dimisalkan
berkoordinat (0,b), ambil sebarang titik
P(x, y) V 1, didapat
1
T (P) y merupakan titik tengah
1 x, b
2 2
AP, P(x, y) V .
1
T (P) P(x, y) V ,
2 x, y ,
2
Pandang
TT
(P) (P) 1 1 1 1
T T x, b y
T1 x, y
2 2 2 1 12
2
1 1
T T (P)
T T (P) T x, b y x, b y
2 1 21
2
2
2 2 4
Jadi T1 T2 (P) T2 (P),P(x, y) V
T1
Maka itu, T1 T2 T2 T1 akibat dari contoh ini,
dapat di Tarik kesimpulan bahwa pada
komposisi transformasi tidak bersifat komutatif.
Teorema 1.4
Komposisi transformasi bersifat asosiatif
1
C. Transformasi Balikan (invers)
Definisi 1.13
Suatu transformasi disebut (......................)
jika dan hanya jika setiap P V berlaku (P) =
P.
Teorema 1.5
Jika T suatu transformasi dan suatu
(……………….), berlaku T T T
Definisi 1.14
Suatu transformasi T1 disebut (......................)
(invers) dari trasnformasi T jika dan hanya jika
berlaku
T1 T T T1
Teorema 1.6
Setiap transformasi T mempunyai satu
transformasi balikan (invers)
Teorema 1.7
Misalkan diberikan dua1buah transformasi T1
dan T2, maka T T T T
1 1
1 2 2 1
1
Rangkuman
2 1 1 2
1
Tes Formatif Modul 1
1
x 1
A.
f(x) x2 5x 6
=
B. f(x, y)= (x, y)2x 2
y2 1, x R, y R
C. f(x, y)= (x, y) xy 1
D. f(x) = x – 2
1
D. T1 T2 T2 T1
1
8. Diberikan T suatu transformasi. Pernyataan yang
benar adalah….
A.
Semua titik pada bidang V berpindah tempat
oleh T
B.
Ada titik pada bidang V yang tidak berpindah
tempat oleh T
C.
Semua titik pada V mempunyai peta oleh T
D.
Tidak semua titik pada V mempunyai prapeta
oleh T
Untuk soal no 9) dan no 10) pilihlah
A. Jika 1 dan 2 benar
B. Jika 1 dan 3 benar
C. Jika 2 dan 3 benar
D. Jika 1, 2, dan 3 semuanya benar
9. Diberikan relasi himpunan semua transformasi
dan "" operasi komposisi. Pernyataan yang
benar adalah…
1. Relasi identitas yang ditetapkan
(P) P,P V maka g
2. "" tertutuppada
3. Jika T1 dan T2 maka T1 T2 .
10. Jika V bidang Euclides, relasi-relasi dari V ke V
berikut ini
yang merupakan transformasi adalah…..
1. T1(P) (x 1, 2y),P(x, y) V
2. T2 (P) (x, y 1),P(x, y) V
3. T3 (P) 1
( x, y 2),P(x, y) V
2
2
Modul 2
Isometri dan Pencerminan
2
Sekarang, perhatikan gambar 2.1 hubungkan masing-
masing P dan Q, P’ dan Q’, P dan M, serta P’ dan M.
2
Gambar 2.1
Kemudian, perhatikan PNM dengan P' NM .
Karena PN=NP’, PNM P' NM (sudut siku-siku)
dan NM=NM maka PNM P' NM . Akibatnya :
1. PM= P’M
2. PMN P' MN
Sekarang, pandang PQM dengan P'Q' M .
PM = P’M
NMQ NMQ'(siku-siku)
PMN P'MN
PMQ NMQ PMN
P' MQ' NMQ' P' MN
P' MQ' NMQ PMN
Akibatnya : PMQ P' MQ'
QM = Q’M
Dari (1), (2), dan (3) PQM P'Q' M
disimpulkan
Akibatnya, PQ=P’Q’.
Karena P dan Q siambil sebarang titik pada V, dapat
disimpulkan bahwa setiap pasangan titik P dan Q pada
V berlaku P’Q’=PQ. Jadi, transformasi T yang ditetapkan
memenuhi definisi 2.1. Maka itu, dapat disimpulkan
bahwa transformasi T merupakan suatu isometri.
2
B. Sifat-Sifat Isometri
Teorema 2.1
Setiap (......................) bersifat:
a) Memetakan garis menjadi garis
b) Mengawetkan ukuran sudut
c) Mengawetkan kesejajaran
Teorema 2.2
Apabila garis g dan h saling tegak lurus dan T suatu
isometri, maka T(g) dan T(h) juga saling tegak lurus.
Teorema 2.3
Komposisi dua buah isometri adalah sebuah
(......................).
Contoh 2.2
Misalkan diberikan enam buah titik (lihat gambar 2.2).
Karena urutan perputaran A, B, ke C berlawanan dengan
perputaran jarung jam, maka (A, B, C) berorientasi
positif. Sedangkan urutan perputaran P, Q, ke R sesuai
dengan perputaran jarum jam, akibatnya (P, Q, R)
berorientasi negative.
2
Gambar 2.2
Definisi 2.3
Misalkan T suatu transformasi. T disebut (......................)
apabila setiap ganda tiga titik (P1,P2,P3) yang tidak
kolinear orientasinya sama dengan orientasi dari
petanya. Sementara itu, lainnya disebut tidak
mengawetkan orientasi.
Definisi 2.4
Suatu transformasi T disebut (……………….) jika dan
hanya jika transformasi itu mengawetkan orientasi.
Sementara itu, transformasi T disebut transformasi
lawan jika dan hanya jika transformasi itu tidak
mengawetkan orientasi.
Definisi 2.5
(……………….) adalah isometri yang merupakan
transformasi langsung, sedangkan isometri lawan adalah
isometri yang merupakan transformasi lawan.
Contoh 2.3
Perhatikan transformasi yang ditetapkan dalam contoh
2.1, sudah ditelusuri bahwa transformasi T ini
merupakan suatu isometri. Apakah T merupakan
isometri langsung atau isometri lawan?
2
Perhatikan gambar 2.3. misalkan ambil tiga titik tak
kolinear sebarang; A, B, dan C. Kemudian, cari T(A),
T(B), dan T(C). misalkan T(A)=A’, T(B)=B’ dan T(C)=C’.
Gambar 2.3
Karena (A, B, C) berorientasi positif, sedangkan (A’, B’,
C’) berorientasi negative, maka transformasi T
merupakan transformasi lawan. Akibatnya, T suatu
isometri lawan.
2
Rangkuman
2
Kegiatan Belajar 2 : Pencerminan
A. Pengertian pencerminan
Definisi 2.6
Sebuah (......................) pada sebuah garis g adalah
fungsi g yang ditetapkan untuk setiap titik P pada
bidang Euclides V sebagai berikut:
a) Jika P g maka g (P) = P ( Gambar 2.4a)
b) Jika P g maka g (P) = Q sehingga g
Gambar 2.4
Selanjutnya, g disebut sumbu refleksi (cermin) g .
Contoh 2.4
Misalkan diberikan titik A,B, dan C serta garis g,
seperti pada gambar 2.5 dibawah ini.
Gambar 2.5
Lukis:
a) Titik A’ sehingga A’= g (A)
2
b) Titik B’ sehingga B’= g (B)
c) Titik C’ sehingga C’= g (C)
Penyelesaian
a) Karena A’= g (A) dan A g maka g merupakan
Definisi 2.7
Suatu transformasi yang balikannya adalah
transformasi itu sendiri disebut (......................).
Teorema 2.5
Setiap pencerminan pada garis merupakan suatu
involusi.
3
Teorema 2.6
Misalkan g pencerminan pada garis g dan P(x, y) V ,
apabila:
a) g (x, y) x 0maka g (P) (-x, y)
b) g (x, y) x 0maka (P) (x,-y)
g
c) g (x, y) x amaka (P) (2a - x, y)
g
f) g (x, y) y xmaka g (P) (-y,-x)
(1 m2 )x
2my 2mx (m2 1) y
g) g (x, y) y mxmaka (P)
1 ,
g
m2 1 m 2
Contoh 2.5
Diketahui garis g (x, y) y x h (x, y) y 0 serta
dan
titik-titik A(1,4) dan B(-2,1).
Tentukan :
a) A’ sehingga A' .
g h
b) A’ sehingga A A' g h
Penyelesaian: .A
a) Karena g (x, y) y x g (P) ( y, x),P(x, y)
maka
3
dan h (x, y) y 0 h (P) (x, y),P(x, y).
Jadi, maka
g h (P) g [h (P)] g [(x, y)] ( y, x),P(x, y)
Koordinat A’ dapat dicari dengan memakai rumus
komposisi dua pencerminan diatas, yaitu A’=
g h ( A) g h (1,3) 3,1.
3
b) B ( g h )(B')
( g h)1(B) ( g )1
h ( g ) h (B')
1
1 1
( )(B) (B')
g h
Contoh 2.6
Diketahui garis g (x, y) y xdan
h (x, y) 3y x 3. Tentukan persamaan garis h’
sehingg
a h' g (h) .
Penyelesaian
g (x, y) y x g (P) ( y,x),P(x, y)
maka
3y0 x0 3
g (Q) g (x0 , y0 ) ( y0 ,x0 g (Q) (x, y)
).misalkan maka diperoleh hubungan ( y0
,x0 ) (x, y)
y0 x dan x0 y
y0 x dan x0 y
Apabila (2) disubtitusikan pada 1 akan diperoleh,
3(-x) = (-y) +3
3
Y = 3x + 3
Jadi, h' (x, y) y 3x 3.
3
Rangkuman
3
Tes Formatif Modul 2
4 3 2 1
B. T 1 T 1 T 1 T 1
1 3 2 1
3
C. T 1 T 1 T 1 T 1
1 2 3 4
3
6) Lukislah dibawah ini yang menyatakan bahwa A' ( g h )( A) adalah…
A. h B. h
g A g
A A1
A’ A1
A’
C. h h
A g D. g
A1 A=A1
A’
A’
3
9) Diberikan garis g (x, y) kx 3 y 1 0 dan titik B(3,1). Nilai k sehingga
g (B) B adalah…
4
A.
3
4
B.
3
2
C.
3
2
D.
3 1 5
10) Diberikan h (x, y) 2 x 2ky 1 0, titik A(2,-1), dan C , Nilai k
2 2
sehingga
h (C ) A adalah…
A. -2
B. -1
C. 1
D. 2
3
Modul 3
Setengah putaran dan ruas garis berarah
Gambar 3.1
Contoh 3.1
Diberikan A,B, dan C adalah titik-titik pada bidang
Euclides V. Lukis:
a) Titik D sehingga D = A (B).
b) Titik E sehingga C = A (E)
4
Penyelesaian:
a) D = A (B) berdasarkan definisi 3.1, A adalah titik
Artinya D = A (B).
Gambar 3.2
1. Setengah putaran sebagai suatu isometri
Teorema 3.1
Setiap setengah putaran adalah suatu isometri
4
2. Sifat- sifat setengah putaran
Teorema 3.2
4
Apabila garis-garis g dan h berpotongan tegak lurus
dititik A, maka A g h .
Teorema 3.3
Apabil gh g h h g .
a
maka
Teorema 3.4
Setiap setengah putaran adalah (......................).
Teorema 3.6
Setiap refleksi pencerminan pada garis mempunyai tak
hingga (......................).
Teorema 3.7
Setiap (……………….) mempunyai tepat satu titik
invarian.
Definsi 3.3
4
Sebuah transformasi T yang mempunyai sifat bahwa
sebuah garis petanya adalah sebuah garis maka T
disebut (......................).
Teorema 3.8
Setiap refleksi pada garis merupakan suatu kolineasi.
Definisi 3.4
Suatu kolineasi yang mempunyai sifat bahwa peta dan
prapeta suatu garis akan sejajar disebut (......................).
Teorema 3.10
Setiap setengah putaran merupakan dilatasi
Teorema 3.11
Komposisi dua setengah pitaran denga pusat yang
berbeda memiliki titik invariant.
Teorema 3.12
Apabila diberikan titik A dan B sehingga A B ,maka
hanya ada satu buah setengah putaran yang
memetakan A ke B.
Teorema 3.13
Apabila T suatu transformasi, L himpunan titik-titik dan A
sebuah titik tertentu maka AT(L) jika dan hanya jika
T 1(A) L.
Contoh 3.3
Diberikan
L {(x, y) x2 4 y 2 16}, A(4,-3) dan B (3,1).
Jika g adalah sumbu x, selidiki apakah
4
A( g B )(L) ?
4
Penyelesaian
( ) 1 B 1 1 g
g B
g B
( B g )[x, y]
B [( g (x, y)]
(6 x,2 y)
Sehingga
( g B ) 1 ( A)
(6 4,2 3)
(2,1)
Karena (2)2 +4(1)2 = 4 + 4 = 8 16, maka (2,-1) L atau
(g B )1( A) L . Berdasarkan teorema 3.13, bahwa
A(g B )(L) .
dengan mempelajari uraian-uraian diatas, diharapkan
memperoleh gambaran serta pemahaman yang cukup
mengenai pengertian setengah putaran, sifat-sifat
setengah putaran, dan persamaan setengah putaran.
4
Rangkuman
4
Kegiatan belajar 2 : Ruas garis berarah
A. Pengertian ruas garis berarah
Definisi 3.5
Suatu ruas (……………….) adalah ruas garis yang salah
satu ujungnya dinamakan pangkal dan ujung lainnya
Definisi 3.6
AB CD (dibaca garis AB ekuivalen dengan ruas garis
CD) apabila P (A) D dengan P titik tengah BC .
Gambar 3.3
Contoh 3.4
Diberikan titik A,B,C, dan F pada bidang Euclides seperti
gambar 3.14.
Gambar 3.4
4
Lukis :
a) D sehingga AB CD
b) E sehingga AB EF
Penyelesaian
4
Gambar 3.5
5
B. Sifat-sifat ruas garis berarah
Teorema 3.14
Teorema 3.15
Relasi "" pada himpunan ruas garis
berarah merupakan (.........). Artinya, apabila
a) AB BA (Sifat refleksi)
b) Jika
AB CD maka CD AB (sifat simetri)
c) Jika
AB CD CD EF AB EF
dan maka
(sifat transitif)
Teorema 3.16
Apabila diberika titik P dan AB maka ada titik Q yang
tunggal
PQ AB .
sehingga
5
Apabila k > 0 maka k AB adalah AP sehingga
P AB dan AP = k(AB). Apabila k < 0 maka k AB
adalah AP dengan P anggota sinar yang
berlawanan
5
dengan AB AP k AB . Selanjutnya AP
sedangkan
Gambar 3.6
Lukis :
1
a) AB
2
3
b) AB
4
Penyelesaian
1 1
a) Karena k 0 maka AB adalah AP
= 2 2
sehingg 1
P AB dengan AP (AB).
a
= 2
sehingga Q anggota
3 sinar yang3berlawanan
b) Karena k =
0 AQ = 3 AB=
dengan AB , dengan 3 AB . AQ
AB adalah
maka 4
4 4
4
Gambar 3.7
4
Rangkuman
4
Tes Formatif Modul 3
Y
C. D. Z
X X
Z1 Z1
Z Y
Z’ Z’
4
5) Apabila A(4,1) dan g {(x, y) y x 1 0}, maka persamaan g’
sehingga A (g') g adalah…
A. {( x, y) x y 5 0}
B. {( x, y) x y 5 0}
C. {( x, y) y x 5 0}
D. {(x, y) x y 5 0}
4
10) Diberikan A (0,1), B (2,0), C(3, -3). Koordinat titik D sehingga
1
AC DB adalah ….
3
A. (-12,11)
B. (11,-12)
C. (-11,12)
D. (12,-11)
4
Modul 4
Translasi
Teorema 4.1
Misalkan diberikan dua buah garis g dan h yang
(……………….) dan dua titik A dan B, maka
AA" BB"
dengan
A" (h g )( A) dan B" (h g )(B) .
Berdasarkan teorema 4.1 ini, bahwa apabila g // h maka
setiap ruas garis berarah dengan pangkal sebuah titik
dan
berakhir titik petanya oleh (h g ) adalah ekuivalen
dengan setiap ruas garis berarah. Dengan kata lain, hasil
transformas (h g ) adalah seakan-akan menggeser
i
setiap titik sejauh jarak yang tetap dana arah yang
sama. Transformasi seperti ini dinamakan suatu (..........)
(geseran).
Definisi 4.1
Suatu relasi dinamakan suatu (......................) apabila
4
Contoh 4.1
Diberikan tiga titik A, B , dan P yang tak kolinear.
Lukis :
a) Titik P’ sehingga AB (P) P'
b) Titik P’’ sehingga AB (P") P
Penyelesaian
a) Karena
AB (P) PP' AB AB PP' .
P'maka atau
Dengan pengetahuan ruas garis berarah, maka dapat
melukis titik P’ yang memenuhi syarat.
b) Karena
P AB (P") maka P' P atau AB P' P
AB
, juga dapat dilukis dengan menggunakan konsep
ruas garis berarah, maka dapat melukis titik P’’ yang
memenuhi syarat.
Gambar 4.1
Teorema Akibat
1. Setiap translasi C dapat ditulis sebagai komposisi dua
refleksi pada dua garis yang tegak lurus pada AB dan
1
berjarak AB .
2
2. Jika AB
sebuah garis dan M titik tengah AB
sedangkan g, h dan n masing-masing tiga garis tegak
lurus di titik A,M, dan B pada AB maka
AB h g n h .
3. Translasi merupakan suatu isometri.
Teorema 4.4
Jika AB sebuah translasi, maka 1
AB AB
C. Persamaan Translasi
Dalam hal ini akan mempelajari dua macam translasi,
yaitu translasi dengan ruas garis berarah titik awal di
pusat sumbu dan translasi dengan ruas garis berarah
titik awal suatu titik sebarang.
Teorema 4.5
Apabila OA dengan O(0,0), A(a,b) dan T suatu
transformasi yang ditetapkan untuk semua titik P(x,y) V
4
dengan rumus: T(P)= (x+a, y+b) maka T= OA .
4
Teorema 4.6
Jika A (a,b), B (c,d) dan P(x,y) maka
AB (P) ((c a) x,(d b) y) .
Contoh 4.2
Diberika titik-titik A(1,2), B(3,-1), C(-2,-3) dan kurva
K {(x, y y 2 2x 4}. Tentukan :
a) Titik C’ sehingga AB (C) C'
b) Titik C’’ sehingga AB (C") C
c) K’ sehingga K’= AB (K)
d) K”sehingga K = AB (K")
Penyelesaian
a = 1, b = 3, c=3 dan d = 2, berdasarkan teorema 4.6
diperoleh:
AB (P) ((3 1) x,(1 2) y),P(x, y)
AB (P) (2 x,3 y),P(x, y)
Selanjutnya untuk:
a = 1, b = 3, c=3 dan d = 2, berdasarkan teorema 4.6
diperoleh:
AB (P) ((1 3) x,(2 1) y),P(x, y)
AB (P) (2 x,3 y),P(x, y)
a) C' AB (C) AB (2,3) (2 2,3 3) (0,6)
b) Karena AB (C") maka AB AB (C") BAC
C
( BA AB (C") BA (C) (C") BA (C)
C" BA (C") BA (2,3) (2 2,3 3) (4,0)
c) Misalkan P x0 , y0 K maka y2 2x 4 (1)
0 0
5
Misalkan (x,y) = AB (x0 , y0 ) (2 x0 ,3 y0
)
Maka didapat
(2)
x0 x 2 dan y0 y 3
Dari (1) dan (2) diperoleh:
(y + 3)2 = 2 (x – 2) – 4
y2 + 6y + 9 = 2x – 4 – 4
y2 + 6y – 2x + 17 = 0
jadi, K’= A (K) {(x, y) y 2 6y 2x 17
0} B
5
Rangkuman
5
Kegiatan belajar 2 : Ketertutupan translasi
A. Komposisi translasi
Sebelum mempelajari hasil komposisi dari dua translasi
atau lebih, maka perlu mempelajari satu teori yaitu pada
teorema 4.7 berikut ini
Teorema 4.7
Jika AB suatu translasi dan C, D titik-titik sehingga
AB 2CD , maka D C .
AB
Teorema 4.8
Komposisi translasi adalah (......................) (disebut juga
teorema ketertutupan translasi)
Teorema 4.10
Jika AB BC masing-masing suatu translasi, maka
dan
AB AC
BC
Contoh 4.3
5
Misalkan AB suatu translasi yang membawa A(2,3) ke
B(4,1) dan CD suatu translasi yang membawa C(-3,4) ke
5
D(0,3). Jika P(x,y), tentukan CD AB (P) dan
AB CD
(P) .
Penyelesaian
Berdasarkan teorema 4.6, didapat
AB (P) (2 x,2 y),P(x, y) V
CD (P) (3 x,1 y),P(x, y) V
Dengan demikian,
CD AB (P) CD[ AB (P)] CD (2 x,2 y)
= (3+(2+x),-1+(-2+y))
= (5+x,-3+y)
Sementara itu,
AB CD (P) AB [ CD (P)] AB (3 x,1 y)
=(2+ (3 + x),-2 + (-1 + y))
= ( 5+ x, -3 + y)
5
Rangkuman
5
Tes Formatif Modul 4
A D
A C
B
C. D.
D C B
A C
A B
D
2) Jika A(0,0), B(2,1), dan C( -2,1), Persamaan garis t sehingga C
s dan s g AB adalah…
A. [( x, y)(2 y 4x 11 0]
B. [( x, y)(2y 4x 13 0]
C. [( x, y)(2 y x 4 0]
D. [( x, y)(2 y x 2 0]
5
Untuk soal nomor 4 dan 5 pilih
A. Jika 1 dan 2 benar
B. Jika 1 dan 3 benar
C. Jika 2 dan 3 benar
D. Jika 1, 2, dan 3 benar
4) Pernyataan dibawah ini, yang benar adalah…
1. Setiap translasi adalah suatu kolineasi.
2. Setiap translasi adalah suatu dilatasi .
3. Setiap translasi adalah suatu isometri .
5) Diantara pernyataan dibawah ini, yan benar adalah…
1. Komposisi translasi bersifat asosiatif .
2. Komposisi translasi bersifat komutatif .
3. Komposisi translasi bukan suatu dilatasi.
6) Jika diberikan 𝛾𝐴𝐵 ∘ 𝛾𝐵𝐶 dan titik P. Lukisan dalam
rangka menentukan titik D sehingga 𝛾𝐵𝐶 ∘ 𝛾𝐴𝐵(𝑃) = 𝐷
adalah….
B.
A. C C
A D
.
‘B P B
A P
D
C. D.
C F
C
A
‘B D
D P A
B
5
7) Jika suatu translasi yang ditetapkan sebagai berikut
(P) (x 2, y 4),P( x, y) V
Koordinat titik D sehingga C D . Jika C(1,-1) adalah…
A. (2,-3)
B. (-2,3)
C. (-2,-3)
D. (2,3)
8) Jika BC OA , maka pernyataan yang benar adalah…
A. B C D A
B. C A C D
C. D A C B
D. D A B C
9) Bentuk paling sederhana dari komposisi translasi:
BC AB DC FE CD adalah…
A. AE
B. AF
C. BC
D. BF
10) Jika Q AB ( P) maka bentuk paling sederhana P 1
AB
adalah … dari AB
A. AP
B. P
C. BQ
D. Q
5
MODUL 5
Rotasi
Gambar 5.1
yang dinotasikan
CBA . Jelaskan bahwa
ABC CBA .
Contoh 5.2:
6
Misalkan diberikan ABC 45 dengan kondisi, seperti
6
pada gambar 5.2.
Gambar 5.2
Tentukan:
a) m(ABC )
b) m(CBA)
Penyelesaian:
a) Karena orientasi ganda (A,B,C) negatif, maka
(ABC) 45
b) Karena orientasi ganda (B,A,C) negatif, maka
(CBA) 45
6
2) Orientasi ganda (B, A, C) negatif, akibatnya
m(ABC) m(ABC) . Jika orientasi ganda (B,
A, C) negatif, maka orientasi ganda (B, C, A)
positif, akibatnya m(CBA) m(ABC) . Jadi,
m(ABC) m(CBA)
Definisi 5.2:
Misalkan diberikan sudut ABC, m(ABC ) ditetapkan
sebagai besar ukuran (……………….) ABC,
(ABC dan m(CBA ditetapkan sebagai besar
) )
ukuran sudut berarah CBA (CBA).
m(ABC
m(ABC ) jika orientasi ganda (B, A,C) positif
)
m(ABC jika orientasi ganda ( A, negatif
) A,C)
Definisi 5.3:
Misalkan diberikan dua garis berpotongan l dan m
tidak (......................). Sudut antar l dan m
ditetapkan
sebagai (……………….) yang dibentuk kedua garis
tersebut.
Contoh 5.3:
Gambar 5.3
6
Perhatikan Gambar 5.3. Besar sudut antara s dan t
adala 60 . Sedangkan besar sudut antara t dan u
h
adalah 30 .
6
Definisi 5.4:
Misalkan diberikan (……………….) l dan m
berpotongan tidak tegak lurus di titik A dan P titik
pada l, sedangkan B dan C (......................) pada m
sehingga A terletak antara B dan C (perhatikan
Gambar 5.4). Apabila PA lancip, ditetapkan dari
B
l ke m adalah PAB , apabila PA tumpul,
B
ditetapkan sudut dari l ke m adalah PAC .
Perhatikan s, t, dan u pada Gambar 5.3. Ukuran
sudut s ke t adalah m(PAB) 60 karena
orientasi
ganda (P, A, B) positif. Sedangkan ukuran sudut dari
u ke t adalah m(CPB) 30 , sebab orientasi
ganda (P, C, B) negatif.
Gambar 5.4
Teorema 5.2:
Misalkan diberikan (……………….) s dan t yang
berpotongan di titik A tidak tegak lurus. Andaikan P
dan Q dua titik yang berbeda dari A, maka
m(PAP") m QAQ")
6
dan Q" (t s )(Q) . diman P" (t s )(P)
a
6
Bukti:
Ada 4 kasus, yaitu: 1) P,Q s , P s,Q s , 3)
2)
P s,Q atau P s,Q s . Untuk kasus
s
P s,Q atau P s,Q s , pembuktian serupa
s
maka dianggap kasus serupa. Sehingga hanya ada
tiga kasus, yaitu:
1) P,Q s
2) Salah satu dari P atau Q s , dan
3) P s,Q s
Untuk kasus P,Q s .
(t s )(A) t s (A) t (A) Namakan
A
peta ini A” Jadi, A" A . Karena masing-masing
isometri dan A, Q dan P kolinear A A" juga
maka
Gambar 5.5
6
Misalkan (t s )(Q) t s (Q) t (Q) Q",
maka m(QAB) m(BAQ") ,
m(Q" AP") m(Q" AB) m(P" AB)
m(BAQ) m(BAP')
m(P' AQ)
m(QAP)
Jadi, m(PAQ) m(P" AQ")
Maka dari itu, m(PAP') m(QAQ"). Perhatikan
keadaan Gambar 5.6.
Gambar 5.6
Untuk kasus
P s,Q s . Misalkan
P' s (P),Q' s (Q), P" t dan Q" t (Q')
(P')
. Maka
m(PAQ) m(BAQ) dengan
B s m(BAP)
.
m(PAQ) m(Q' AB) m(P' AB)
m(Q' AP')
m(CAP') m(CAQ'), C t
6
m(P" AC ) m(Q" AC )
m(P" AQ")
7
Jadi,
m(PAP") m(QAQ"). Perhatikan Gambar
5.7.
Gambar 5.7
sebagai berikut. P V .
Untuk
a) A, (P) A , PA
jika
b) A, (P) P' AP AP
7
, jika
sehingga m(PAP') dan
PA
7
Contoh 5.4:
Diberikan titik A, Q dan P. Lukis:
a) A,60 (P)
b) A,60 (Q) (P)=P’
Penyelesaian:
a) 1) buat AP , 2) buat PAB 60 , 3) buat
P' sehingga AP' AP. Jadi A,60 (P) P'
AB
1) buat AQ , 2) buat QAC 60, 3) buat
Gambar 5.8
7
B. Rotasi Sebagian Suatu Transformasi
Teorema 5.3:
Misalkan relasi yang ditetapkan sebagai berikut.
Untuk setiap P V , berlaku:
a) A, (P) A , jika 𝑃 = 𝐴.
b) A, (P) P' , sehingga m(PAP' ) dan
AP' AP , jika P A , maka relasi A,
merupakan suatu (......................).
Bukti:
1) Ditunjukkan fungsi dari V ke V.
bahwa A,
7
P Q Jadi, adalah injektif.
A,
7
3) Akan dibuktikan bahwa surjektif.
Gambar 5.9
7
3. injektif
4. surjektif
Maka suatu transformasi.
A,
7
Teorema 5.4 :
Jika garis s dan t berpotongan di titik A dan
1
(……………….) dari s ke t adalah , maka
2
A, t s .
Teorema 5.5 :
Komposisi dua pencerminan pada garis adalah suatu
(……………….) atau (......................).
Teorema 5.6 :
Setiap (......................) adalah isometri langsung.
Teorema 5.7 ;
O, (P) (x cos y sin, x sin y cos) atau
x1 cos
sin x
O, (P) sin
cos y untuk
y1
P(x, y) dan O(0,0)
V
x OPcos a dan y OPsin a
Sedangkan,
x' OPcos(a ) OP(cos a sin sin a sin)
x' (OPcos a) cos (OPsin a)sin
x' x cos y sin
y' OPsin(a ) OP(sin a cos cos a sin)
y' (OPsin a) cos (OPcos a)sin
y' y cos xsin
Atau kalau ditulis secara matriks, didapat:
7
x' cos sin x
y' sin cos y
Contoh 5.5:
Diberika O,60 dan titik P(1,2) . Tentukan koordinasi
n
P' O,60 (P)
Penyelesaian:
1 1
60 , maka sin 60 3 cos 60 .
2
Sehingga: ,
2
P' 1 1
(1,2) 31 , 1
1 (1 2 32 )
O,60
2 2 2 2
1 1
( 3 , 1 3)
2
2
Secara matriks:
1 1
2 3 1 1 1
P' O,60 (1,2) 2 3, 3 1
1 1 2 2 2
3
2 2
Teorema
5.8:
Untuk P(x, y) dan A(a,b) V , maka:
setiap
P' O, (P) ((x a)cos ( y b)sin a,(x a)sin ( y b)cos b))
Atau,
7
O, (P) x' cos sin x a
a
y' sin cos y b b
Bukti:
8
Perhatikan Gambar 5.11. Sistem koordinasi diubah
menjad
i xAy dengan aturan: x x a yyb
dan
, sehingga:
P(x, y) (x a, y dan P'(x, y) (x'a, y'b)
b)
Gunakan Teorema 5.7 pada
sistem xAy didapat:
x'a cos sin x a
y'b sin cos y b
Gunakan sistem 𝑥 ∘ 𝑦, maka didapat:
x' cos sin x a a
y' sin cos y b b
Gambar 5.10
Contoh 5.6:
Diberika A(1,0 dan garis s {(x, y) | y 2x 3}.
n )
Tentukan persamaan
8
s' O,90 (S)
8
Penyelesaian:
Misalkan (x0 , y0 ) s , y0 2x (1)
maka 3
cos 90 sin 90 x0 1
O,90 (x0 , y0 ) 1
sin 90 cos
90 y 0 0
0
0 1 x0 1 1
1
0 0 0
y
0 y 0 1
x
0 1 0
( y0 1, x0 1)
Misalka O,90 (s)(x0 , y0 ) (x, y) , maka didapat:
n
x y0 1 dan y x0 1 atau y0 1 x dan
x0 y 1 (2)
Dari (1) dan (2) didapat: (1 x) 2( y 1) atau
2y x 2 0 . 3
Jadi, persamaan
s' O,90 (s) {(x, y) | 2y x 2 0}
Teorema 5.9:
Apabila O, , maka A,1 A, .
diberikan
Bukti:
Ambil garis s dan t pada V , sehingga t s {A} dan
1
sudut dari s dan t adalah , maka berdasarkan
2
Teorema 5.4 didapatkan bahwa
8
O, s t dan
8
(O, )1 (
1
sebab
)1 1
t s t s t s A,
1
{A} t dan sudut dari s dan t adalah .
s 2
Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai
materi diatas, kerjakan latihan berikut!
1) Diketahui titik A dan P yang berbeda. Lukiskan:
a) A,90 (P) c) A,45 (P)
b) A,150 (P) d) Q hingga
A,30 (Q)
(P)
2) Dalam Gambar 5.12 m(ABC) dan
40
m(BAD) 120 . Tentukan:
a) m(DAB) , m(BCA), m(ECA)
Gambar 5.11
8
3) Diketahui titik A dan P yang berbeda. Lukis P’ dan
temukan m(DAB) jika P’ peta dari P oleh
transformasi di bawah ini.
8
a) A,30 c) A,135 A,90
A,90
Gambar 5.12
8
Gambar 5.13
(st )(P) .
c) Nyatakan t sebagai transformasi yang
sederhana
s
.
10) Ditentukan A(0,0) . Tentukan
1 1rotasi yang
memetakan titik B(1,0) pada B' , 3 dengan
2 2
pusat rotasi di A.
8
a) O,90 d) O,90
b) O,180 e) O,60
c) O,120
9
11) Apabila A(1,3 dan O titik awal, tulislah persamaan
)
persamaa
n L' B,45 (L) .
13) Lukis ABC sama sisi dengan titik sudut A diketahui
dan B pada garis s, C pada garis t, t dan s diketahui.
Buktikan lukisan anda memenuhi syarat, kemudian
Gambar 5.14
diskusikan ada berapa kemungkinan AB yang
dapat dilukis. C
Petunjuk jawaban latihan:
1) a) Misalkan P1 A,90 (P) m(PAP1 ) 90 .
b) Misalkan P2 A,150 (P) m(PAP2 ) 150
c) Misalkan P3 A,45 (P) m(PAP3 ) 45
9
d) Karena
A,30 (P) m(PAP1 ) (semua
30
lukisan pada Gambar 5.14)
Gambar 5.15
2) a) m(DAB) 120 , m(BCA) 80 ,
m(ECA) 100
Atau
1 90,2 30,|1 2 |180 1 2
120
dengan m(PAP') .
9
1 120,2 60 maka
|1 2 | 60 180 1 2 60
dengan m(PAP') 60
Gambar 5.16
Gambar 5.17
Gambar 5.18
9
c) 1 2 150 120 270 180 maka
1 2 360
270 360 90
m(PAP') 90
Gambar 5.19
1
5) a) s , jika sudut dari t s
ke
2
t A,
Gambar 5.20
1
b) t A, , jika sudut dari t s
ke
2
s
9
c)
s 1
, jika sudut dari t ke s
t 2
A,
Gambar 5.21
d)
Karena m(PAP') dan sudut dari s ke
68
1
t , maka sudut dari s ke t adalah
2
1
(68) 34 .
2
Gambar 5.22
9
6) s t A,60 berarti sudut dari t ke s adalah 30
dan {A} s t . Akibatnya pasangan s dan t tidak
tinggal. Contoh, seperti di bawah ini.
Gambar 5.23
s t 1
berarti sudut dari t ke s adalah
2
A,
dan s t {A}, pasangan garis s dan t ini juga
tidak tunggal. Contoh pasangan garis s dan t dilukis
di bawah ini.
Gambar 5.24
9
c) (t s ) A,90
10) A,90 (B) B', B(1,0) dan
11 cos sin 1
(B) 2 2 3 sin cos 0
1
1
1 3 cos dan sin 1 3
2 2 2 2
120
Anda ganbar B dan B’ pada bidang V supaya lebih
jelas.
Gambar 5.25
1
1
terpotong di O(0,0) dan sudut dari s ke t .
2
a)
90 maka
{(x, y) | y 0} s,t {(x, y) | y x}
1
b)
180 maka
{(x, y) | y 0} s,t {(x, y) | x
0}
c)
120 maka
3x}
{(x, y) | y 0} s,t {(x, y) | y
Untuk d) dan e)
t s hal ini berarti garis s
A,
1
a)
x O 2 y
2
2 2
4
O
b) 12 1
2 22 O
x 1 2xO 1 ,2 yO 1 2xO 1 2
yO
(x, y)
1 2 2
1 y 2
2
2
O
2 2 2
1
Atau 2x 2 yO dan
1
x
2 O
2
1
2x 2 y.
1
yO
2 O
2
x
Apabila diselesaikan diperoleh xO dan
y
2
yO y x
.
2
Dari a) dan b) didapat
xy 2
yx 2 4 atau
2
2
2
2
kalau diselesaikan didapat
(x y 2)
1
Persamaa
n ( y x 2)2 8 .
L' (L) {(x, y) | (x y 2)2 ( y y 2)2 8}
B,45
atau
L' {(x, y) | 2x2 2y 2 8y suatu
lingkaran.
0}
13) a) Tentukan s' A,60 (s)
b) Tentukan s't C
1
d) AB sama sisi terlukis.
C
1
Rangkuman
1
Kegiatan Belajar 2 : Komposisi Rotasi
A. Komposisi Rotasi Di Satu
Titik Teorema 5.10
Komposisi dua rotasi dengan (……………….) pada
(......................) yang sama merupakan rotasi dengan pusat
yang sama pula.
Bukti:
Titk A pada bidang Euclid V , dan 180 1 dan
180
180
2
180 dan A,
, A,
1 2
2
1 2
A,
2
A, m t t
s
2
m (t t ) s
m s
m s
2
1
A,
1
1 2
1
A,
dengan
1
2
Hubungkan antara 1 2 , dan sehingga
,
2
1
dapat dipelajari pada teorema 5.11.
A, A, A,
1
Teorema 5.11
Bila 1 dan maka terdapat hubungan berikut ini.
2
1. Jika 0 |1 2 |180 maka 1 2 .
2. Jika |1 2 | mak suatu setengah
180 a A,
putaran.
3. Jika 1 2 180 maka 1 2 360 .
4. Jika 1 2 180 maka 1 2 360 .
Bukti:
1. 0 |1 2 |180 berarti 180 1 2
180 . Karena 1 2 maka 180 180
. Jadi memenuhi definisi 5.5.
mak
a A, (P) A,180 (P). Misalkan
1
PA P' A . Hal ini, berarti juga bahwa A titik tengah
PP' . Jadi, A (P) P'. Artinya
A, (P) A (P),P Akibatnya A,
V. A,
1
Jadi,
1 2 memenuhi syarat dari Defnisi
180
1 2 360.
5.5 dengan
Teorema 5.12
Himpunan yang terdiri dari semua (……………….) dengan
pusat yang sama membentuk sistem matematika grup
terhadap operasi “ ”.
Bukti:
Anda telah mengetahui dari Modul 1, bahwa himpunan
semua transformasi T membentuk grup terhadap operasi
komposisi (……………….). Karena setiap (......................)
merupakan transformasi, apabila R himpunan semua
rotasi-rotasi dengan pusat yang sama maka RT.
Berdasarkan Teorema 5.10, operasi komposisi “ ” tertutup
pada R , dan berdasarkan Teorema 5.9, apabila A, R
mak
a ( )1 ( ) R . Karena R tertutup terhadap
A, A,
operasi komposisi dan setiap
A, mengakibatkan
R
( )1 R , berdasarkan teorema dan struktur Aljabar
A,
1
tentang subgrup maka
(R, merupakan subgrup
)
transformasi (T ,) . Jadi, (R,) adalah (......................).
1
B. Komposisi Rotasi Dengan Pusat Berlainan
Teorema 5.13
Komposisi dua rotasi dengan pusat pada titik berbeda
adalah rotasi atau sebuah (......................).
Bukti:
Ambil dua rotasi sebarang B, , A B . Tarik
dan
A, 1 2
l (s s ) t
l t
l t
1
Ga
mb
ar
5.2
6
1
Contoh:
Diberikan dua titik A dan A B pada bidang V ,1 60
B,
2 1
dan
2 60. Lukis titik C sehingga B, C, .
A,
Ambil garis
s AB . Buat garis t melalui A sehingga sudut
1
dari t ke s adalah 30 . Buat garis l melalui B sehingga
1
2
1
sudut dari s ke l adalah 30
. Titik C merupakan irisan
2
2
antara garis t dan l.
B, A, (l s ) (s t )
2
1
l t
1 2
Maka sudut
1
Gambar
5.27 adalah ukuran sudut dari t ke l, yaitu
30 30 60 . Jadi, 120 1 2 .
1
Contoh:
Diberikan dua titik A dan A B pada bidang V ,1 60
B,
dan 2 90. Lukis titik C C, B,60 A,90
sehingga
Penyelesaian:
Ambil garis
s AB . Buat garis t melalui A sehingga sudut
1
dari t ke s adalah
45 . Buat garis l melalui B
2
2
1 1
sehingga sudut dari s ke l adalah 30
. 1
merupakan irisan antara garis t dan l. 2
1
(180 (135 30))
15
2
30 90 60 2
1
. Titik C
1
Contoh:
Diberikan dua titik A dan B, A B,1 120,2 90.
Tentukan C dan sehingga B,
2 1 C, .
A,
Gambar 5.29
Penyelesaian:
Ambil garis
s AB . Buat garis t melalui A sehingga sudut
1
dari t ke s adalah 60 , dan garis l melalui B sehingga
1
2
1
sudut dari s ke l adalah 45 . Maka C melalui titik
2
potong t dan l. 2
1
(180 (60 45)) 75 150
2
1 2 360 120 90 360 150
Jadi, 1 2 360
Contoh:
Diberikan dua titik A dan B, A B,1 120,2 150 .
1 2 1
Tentukan C dan sehingga B, C, .
A,
1
Penyelesaian:
Ambil garis
s AB . Buat garis t melalui A sehingga sudut
1
dari t ke s adalah 60 , dan garis l melalui B sehingga
1
2
Gambar 5.30
1
sudut dari s ke l adalah 75 .
2
2
1
(180 (60 75)) 45 90
2
1 2 360 120 150 360 90
Jadi, 1 2 360
Apabila anda masih belum yakin mengenai kaidah pada
bukti Teorema 5.13, dipersilahkan mencari sendiri sesuai
kasus tersebut diatas, sebagai latihan. Permasalahan
timbul yaitu cara menentukan titik C yang memenuhi
B, C, , apabila pada bidang Euclid V terdapat
2 1
A,
A(1,0), B(2,0)
maka AB {(x, y) | y 0} sebagai garis
s. Garis t melalui A sehingga sudut dari t ke s 45 .
adalah
Akibatnya koefisien arah dari t adalah 𝑡𝑎𝑛 135∘ = −1. Oleh
sebab itu,
t {(x, y) | y 0 1(x 1)} {(x, y) | y x 1 0}. Garis l
melalui B sehingga sudut dari s ke l adalah 30 . Akibatnya
1
koefisien arah dari l adalah 30 3 . Sehingga
3
persmaan
1
l (x, y) | y 0 3(x 2)
(x, y) | 63x 0
3y
3
3
C perpotongan antara t dan l maka koordinat C didapat
dari:
y x 1 0 dan 3y 3x 63 0
Apabila anda selesaikan akan diperoleh:
7 37
x 3 7
7 . Jadi, C 39 37
9 y 7 ,
2 2 2 2
1
1 2 90 60 150 180 maka
1 2 150
1
Perhatikan gambar lukisan pada gambar 5.31.
Gambar 5.31
Untuk a)
A, BC .
1
Misalkan garis r melalui A sehingga sudut dari s ke r adalah
1
maka s t . Akibatnya didapat:
A,
2
1
A, (r s ) (s t )
BC
r (s s ) t
r t
r t
E ,
1
Gambar 5.32
Teorema 5.15
Himpunan semua translasi dan rotasi membentuk sistem
matematika grup terhadap operasi (......................) “ ”.
Latihan:
1) Diketahui titik-titik A, B, dan P seprti Gambar 6.8.
Gambar 6.8
1
a) Jika T B,30 maka lukis A’ = T(A) dan
A,90
T’ = T(P).
1
b) Tentukan C pusat rotasi dari T.
c) Tentukan m(PCP')
Gambar 6.9
Gambar 5.33
a) 1 30,2 135
b) 1 90,2 160
1
c) 1 150,2 120
1
d) 1 100,2 130
5) Selesaikan tiap persamaan berikut sehingga
180 180 .
a)
G,
3
A,120
b) A,
4
1
Tes Formatif Modul 5
titik D
sehingga D A,60 ( adalah .....
1 3 A)
A. , 32
21 23
B. , 32
2 1 2 3
C. , 32
2 2
1
1 3
D. , 32
2 2
1
3) Diberikan titik A(1,2) . Persamaan garis s dan t yang
AC ke BC adalah .....
A. 110
B. 70
C. 110
D. 70
5) Jika A(0,0) dan C(1,3 maka koordinat titik D
)
21 21 2 2
B. 3 1 3
, 3
12 12 2 2
C. 3 ,
1
1 3
3
2 2 2 2
1
6) Diketahui titik A, B, dan P. lukisan yang benar dalam
rangka menentukan titik P’ sehingga
7) Apabila
C, B, dan
A,
2 1
2
A,2 A,
1
1
A, A,
1
1
B. II, III saja
C. I, III saja
D. I, II, III
9) Diberikan pernyataan-pernyataan berikut:
I. Jika 1 maka 2
tidak memiliki
2 A, A,
titik 1
invariant
II. Jika 2 1 tidak memiliki
2 1
A, B,
2
1
5
3 21 , 2
C.
2
2 5
21 , 2
3 2
D.
2
1
MODUL 6
Refleksi Geser dan Grup Isometri
Teorema 6.1
Refleksi geser adalah sebuah transformasi.
Teorema 6.2
Refleksi geser adalah sebuah isometri.
Teorema 6.3
Refleksi geser merupakan isometri lawan.
Teorema 6.4
Komposisi refleksi dengan rotasi yang pusatnya tidak
pada garis yang dikomposisikan adalah
(......................).
Teorema 6.8
Diberikan refleksi geser dan P adalah sebarang titik.
Bila v sumbu refleksi geser , msks v melalui titik tengah
PP' dengan p' (P) .
Contoh 6.1
: Diketahui A(2,- 3), B(6,4), t {(x, y)| y 0}, dan
AB v . Tentukan ((1,2))!
Penyelesaian :
((1,2)) ( AB t )((1,2)) AB (t (1,2))
AB (1,2)
((6 2) 1, (4 3) 2)
(5,5)
Contoh 6.2 :
Diketahui A(2, 0), B(6,4),, dan
((1,2)) ( AB v )(1,2) . Tentukan persamaan
1
sumbu refleksi geser !
1
Penyelesaian :
AB v , maka menurut Definisi 6.1 sumbu, bahwa
refleksi geser adalah garis t yang sejajar dengan AB
. Karena ((1,2)) (5,2) , maka menurut Teorema
6.8, garis t melalui titik tengah dari ruas garis yang
titik-titik ujungnya (1,2) dan (5,2) . Misal titik tengah
ruas garis
tersebut adalah X, maka koordinat X (2,2) . Garis t
Latihan
1) Jika merupakan komposisi translasi dengan
AB
pencerminan
s , di AB // s . Tentukan sumbu
dari !
mana
4) Diberikan 0}
A(1,2), B(3,5), t {(x, y) | x
1
dan
AB t . Tentukan ((4,2))!!
5) Diberikan
A(2,3), dan ((1,2)) (5,9) .
B(6,4),
Tentukan sumbu refleksi geser !
1
Rangkuman
1
melalui titik tengah
PP' dengan P' untuk
sebarang P. (P)
1
Kegiatan Belajar 2 : Grup Isometri.
Definisi 6.2 :
Suatu himunan S himpunan kosong dan operasi
yang dinotasikan dengan (S, disebut
)
(……………….), jika memenuhi aksioma-aksioma
berikut:
1. S tertutup terhadap operasi , artinya
a, b S, a b S.
Teorema 6.9:
Himpunan isometri G yang anggota-anggotanya
refleksi, translasi, rotasi, dan refleksi geser adalah
(......................) terhadap operasi komposisi.
Definisi 6.3:
Jika H G dengan H himpunan kosong, (G,)
1
Contoh 6.3:
Himpunan T merupakan himpunan semua translasi,
maka T dapat ditulis T { nAB n bilangan bulat}
dan
adalah operasi komposisi. Periksalah apakah
(T ,) merupakan grup!
Penyelesaian:
Aksioma 1:
Menurut teorema, operasi tertutup pada himpunan
(……………….). (Untuk jelasnya coba lihat kembali
sifat ketertutupan translasi terhadap operasi
komposisi). Jadi aksioma ketertutupan terpenuhi.
Aksioma 2:
Juga menurut teorema operasi komposisi pada
translasi bersifat (……………….). Jadi, Aksioma 2
terpenuhi.
Aksioma 3:
Translasi
dengan n 0 , maka 0 AB
nAB berarti
merupakan identitas. Sehingga
nAB 0 0 AB nAB nAB . Jadi, identitasnya
AB
ada yaitu 0
AB . Aksioma 4:
Balikan dari adalah sebab
nAB nAB
1
dari (G, atau himpunan translasi-translasi dengan
)
operasi komposisi merupakan subgrup dari
(......................).
Contoh 6.4:
Perhatikan bahwa himpunan rotasi-rotasi yang
pusatnya titik tertentu dengan operasi komposisi
merupakan grup.
Penyelesaian:
Apabila R adalah himpunan rotasi-rotasi yang
pusatnya titik tertentu, maka R dapat ditulis
R {A, | 180 180} . Akan
ditunjukkan
bahwa adalah grup!
(R,)
Aksioma 1:
Sifat ketertutupan. Ambil dua rotasi yang pusatnya A,
misal A, A,
dan , maka
A, A, A,
1 2 1 2 1 2
merupakan rotasi dengan pusat A dan besar sudut
rotasinya diantara 180 sampai dengan 180 .
Aksioma 2:
Karena sifat asosiatif berlaku pada operasi
penjumlahan bilangan real
1 , dan 3 , yaitu
2
1
A, ) .
2 3 1 2 3
Aksioma 2 dipenuhi.
Aksioma 3:
Ada rotasi identitas, taitu sedemikian rupa
A,0
sehingg
a A,0 A,0 A, . Jadi,
A, A,
1 1 1
Aksioma 3 dipenuhi.
1
Aksioma 4:
Untuk setiap rotasi 1 mempunyai balikan, yaitu
A,
rotasi
sedemikian sehingga
A,
1
A, A,
1 1 1
dipenuhi.
Karena keempat aksioma grup diatas dipenuhi, maka
(R,) adalah grup.
LATIHAN
3) Misal
A, adalah rotasi dengan pusat A dan
1
Apakah komposisi kedua pencerminan tersebut
bersifat tertutup? Tentukan hasil komposisi
tersebut!
1
Rangkuman
1
Tes Formatif Modul 6
A. P
B. Q
C. P dan Q
D. Titik tengah PQ
2)
Jika r, s, dan t tiga buah garis yang ketiganya
tidak melalui satu titik dan tidak sekaligus
ketiganya sejajar, r s adalah .....
maka
t
A. Translasi
B. Rotasi
C. Pencerminan
D. Refleksi geser
3)
Jika refleksi geser AB dengan
t
((4,2)) (8,4) , maka garis t melalui titik P
dengan koordinat .....
A. (4,2)
B. (8,4)
1
C. (6,3)
1
D. (16,8)
4)
Jika A(0,0), B(4,2) dan refleksi geser
AB t , maka gradien garis t adalah .....
1
A.
2
B. 2
C. 2
1
D.
2
5)
Diberikan titik A(4,5), B(2,3) , garis t melalui titk
P(2,1) , dan
AB merupakan refleksi
t
geser dengan sumbu garis t, maka persamaan t
adalah ...
A. y x 3 0
B. y x 3 0
C. y x 3 0
D. y x 3 0
6)
Himpunan isometri berikut yng tertutup terhadap
operasi komposisi adalah .....
A. Himpunan pencerminan
B. Himpunan translasi
C. Himpunan rotasi
1
D. Himpunan refleksi geser
1
7)
Operasi komposisi tertutup pada himpunan G, jika G
.....
A. {rotasi-rotasi}
B. (isometri-isometri}
C. {refleksi geser, pencerminan}
D. {rotasi, translasi}
8)
Komposisi dua pencerminan s dengan t adalah
.....
A. Translasi, jika s sejajar dengan t
B. Rotasi, jika s tidak sejajar dengan t
C. I, jika s t
D. A, B, dan C semua benar
9)
Komposisi antara rotasi A, dengan A,
merupakan suatu translasi, jika .....
A.
B. 0
C. 0
D. A B
T {( nAB
10)
Jika bilangan bulat} dan adalah
|n
operasi komposisi, maka .....
A. (T grup
,)
grup
B. (
,)
C. ( grup
nAB ,)
D. (n,) grup
1
Modul 7
Teorema Dasar Isometri
Teorema 7.2:
Jika s adalah garis yang melalui titik asal dan
pencerminan s memetakan titik A(1,0) ke titik
B(h, k) , maka
s (x, y) (hx ky, kx untuk
setiap (x, y) V .
hy)
Contoh 7.1:
Jika O(0,0) dan P(x, y) , tentukan rumus peta P
terhadap rotasi
0,60 !
Penyelesaian:
Misal garis s melalui O(0,0) dan menyudut 30
dengan sumbu s, titik
A(1,0) , dan peta A oleh s
adalah B atau
s (A) B . Untuk menentukan
koordinasi B, perhatikan segitiga OCB yang siku-siku
di C dengan mBOC 60 . Pada segitiga OCB
1 1
tersebut, OC , OB 1 . Maka BC
1
3 . (dengan
2 2
1
rumus Pythagoras). Dengan demikian koordinasi
1
1B , 3 .
2 2
Gambar 7.1
2
s s
2 2
2
Tetapi jika t adalah sumbu-x maka O,60 s t . Oleh
karena itu, kita peroleh: 1 1 1 1
(P) (P) [ (x, y)] (x, y) 3y 3x y
O,60 ts t s s
2 2 2 2
Contoh
7.2: A(0,2), B(0,6),C(3,6), A'(3,0), B'(7,0),
Diketahui
dan C'(7,3) . S adalah sebuah isometri yang
memetaka AB ke A' B'C' . C'(7,3)
n
C Jika
1
adalah sebarang titik di bidang, maka tentukan S(P)!
Penyelesaian:
Bila AB dan A' dibuat gambarnya, maka
C B'C'
akan seperti gambar dibawah ini. Dari tersebut
ABC
1
kita dapat memperoleh
A' dengan cara
B'C'
mentransformasikan berturut-turut, yaitu
Gambar 7.2
dan refleksi x .
Lemma 7.1:
Jika
1
AB CD , maka ada dua isometri yang
memetakan A ke C dan B ke D, yaitu yang satu
(......................) dan satu lagi isometri lawan.
1
Teorema 7.3 (Teorema Ketunggalan Isometri):
Setiap (……………….) adalah komposisi paling
banyak tiga refleksi (pencerminan).
Teorema 7.5:
Jika ABC A' B'C', maka ada tepat satu isometri T
yang memetakan A ke A’, B ke B’, dan C ke C’,
Definisi 7.1:
Dua buah himpunan disebut (……………….) jika dan
hanya jika ada sebuah isometri yang memetakan
suatu himpunan ke himpunan lainnya.
Contoh 7.3:
Diketahui T t t AB C, dan T tidak mempunyai
s
titik invarian. Isometri apakah T?
Penyelesaian:
s isometri lawan, C , isometri langsung, AB
1
garis sumbu refleksinya, maka T tidak munkin berupa
refleksi.
1
Contoh 7.4:
Diketahui titik A(3,2) B(6,2) , C(2,1) , dan
,
D(2,4) . Tentukan isometri langsung T, apabila
T ( A) C dan T (B) D .
Penyelesaian:
Bila kita buat gambarannya dalam sistem koordinat
kartesius, maka titik-titik di atas seperti pada Gambar
7.3. T yang diminta adalah isometri langsung, maka
kemungkinan dari T adalah translasi atau rotasi atau
merupakan komposisi dua isometri lawan. Bila
komposisinya lebih dari dua isometri, maka
kemungkinannya sangat banyak. Kedudukan ruas
maka
Gambar 7.3
1
Agar titik A’ berimpit dengan C, maka kita translasikan
ruas
garis A' B' dengan A'C . Sehingga T A'C E,90
Latihan
1) Apakah s t v y merupakan isometri? Bila
w
benar, apakah merupakan isometri langsung atau
lawan?
1
4) Menurut teorema ketunggalan isometri apabila
ABC A' B'C' , maka ada tepat sebuah isometri
T sehingga T (ABC) A' B'C' . Apakah ada
isometri T, apabila AB tidak kuivalen dengan
A' B'C'? C
5) Jika S adalah garis yang melalui O(0,0) dan
s (1,0) (4,2) , maka tentukan s (3,2) !
1
Rangkuman
, maka
s (x, y) (hx ky, kx untuk setiap
(x, y) .
hy)
3. Jika
Ab CD , maka ada da isometri yang
memetakan A ke C dan B ke D, yaitu yang satu
isometri langsung dan satu lagi isometri lawan.
6. Jika
ABC A' B'C', maka ada tepat satu
isometri T yang memetakan A ke A’, B ke B’, dan C
ke C’.
1
Kegiatan Belajar 2 : Kesamaan (Parity) dan Persamaan
Isometri
A. Kesamaan
(Parity) Lemma
7.2:
Jika P adalah sebuah titik, a dan b adalah garis, maka
ada garis c dan d, dengan c melalui P sehingga
ba d c .
Teorema 7.6:
Komposisi empat buah pencerminan sama dengan
komposisi dua buah pencerminan.
Teorema 7.7:
Sebuah (……………….) dapat dinyatakan sebagai
komposisi dua buah refleksi. (……………….) dapat
dinyatakan sebagi sebuah refleksi atau komposisi tiga
buah refleksi. Tak ada isometri yang bisa langsung
dan lawan sekaligus.
Teorema 7.8:
Jika P sebuah titik, g adalah garis, dan T adalah
(......................), maka :
a)
T g T 1 T ( g )
b)
TPg T 1 T ( P)
Teorema 7.9:
Jika T adalah isometri, translasi, C , rotasi, dan
AB
refleksi geser dengan sumbu garis k, maka:
1
1
T ABT
a)
T ( A)T ( B)
1
1
b)
TC,T T (C , jika T isometri langsung
),t
(
dan jika T isometri lawan).
1
c) TT adalah refleksi geser dengan sumbu T (k)
.
Teorema 7.10:
a) Jika s t , st
maka
b) Jika
C, D, , maka C D
Teorema 7.11:
st t s , jika dan hanya s atau s tegak
jika t
lurus terhadap t.
Berdasarkan teorema 7.11, pernyataan-pernyataan
berikut adalah ekuivalen:
1. s t t s
2. s t s1 t
3. (t ) t
s
4. s (t) t
5. s atau s tegak lurus terhadap t.
t
1
Teorema 7.12:
Komposisi dua buah (……………….) yang bukan
identitas dengan pusat-pusat berbeda tidak
komutatif.
1
Contoh 7.5:
Jika T isometri, buktikan bahwa Ts T adalah
1
isometri lawan.
Penyelesaian:
Karena T isometri, maka (menurut teorema) T dapat
berupa isometri lawan atau isometri langsung. Jika T
isometri lawan, mata juga isometri lawan.
T
1
Contoh 7.6:
1
Buktikan bahwa titik invariant dari t C, t adalah
t (C)
Penyelesaian:
Harus ditunjukkan bahwa
1
( t C, t )( t (C)) t (C) . Dengan
mengggunakan teorema-teorema yang telah
dipelajari di atas, maka:
1 1
( t C, t )(t (C)) t C, [ t t (C)]
1
t C, (C)
t (C) , C, (C) (C)
karena
1
Contoh 7.7:
Jika T isometri dan B adalah involusi, maka TBT 1
adalah involusi. Buktikan!
Penyelesaian:
Menurut definisi jika B involusi, B B1. Jadi,
maka
untuk menunjukkan bahwa TBT involusi, maka
1
kita perlihatkan
(TBT 1)1 TBT 1. Dengan
menggunakan teorema-teorema yang telah
dipelajari di atas, maka
(TBT 1)1 ((TB)T 1)1 (T 1)1(TB)1 TB1T 1
TBT
1
B. Persamaan Isometri
1. Pencerminan
Misal titik P(x, y) adalah sebarang titik di bidang
1
dan garis s memppunyai persamaan
s {(x, y) | ax by c 0}. Jika,
s (P) P'
dengan P'(x', y') , maka:
1
2a(ax by
x' x
c) dan
a 2 b2
2b(ax by
y'
c) y
a 2 b2
2. Translasi
Misal translasi dengan A(0,0), dan
AB B(a,b)
P(x, y) adalah titik sebarang di bidang. Jika
TBT 1 , serta
dengan P'(x', y') , maka
AB
x' x ( p a) dan y' y (q b) .
3. Setengah Putaran
Setengah putaran dengan pusat A(a,b) untuk
titik
P(x, y) adalah A (P) P'(x', engan
y')
x' 2a x y' 2b y .
dan
4. Rotasi
Rotasi yang pusatnya A(0,0) dengan sudut
1
dari titik
P(x, y) adalah A, (P) P'(x', y')
dengan
x' x cos dan
y
y' x sin y cos . Sementara itu, jika
pusatnya A(a,b) , maka
y' a (x a) cos ( y b) dan
sin
y' b (x a) sin ( y b)
cos .
1
5. Refleksi Geser
Kita ambil komposisi menurut definisi refleksi
1
y' y0 (q u) .Setelah x’’ dan y’’
disubstitusikan maka kita peroleh:
2a(ax by c)
x' x a 2 b2 ( p t) dan
2b(ax 2by 2c)
y' y a b (q
u)
Karena isometri itu dapat dikelompokkan juga
menjadi dua macam, yaitu (……………….) dan
(……………….), maka persamaan kedua jenis
isometri tersebut sebagai berikut:
A. Persamaan Isometri Langsung
Jika T isometri langsung, P(x, y) sebarang titik di
bidang, dan T (P) dengan P' (x', y') ,
P'
maka: x' ax by dan y' bx ay d
c
dengan a2 b2 1.
Persamaan isometri di atas dapat pula ditulis
sebagia berikut:
x' ax by c
y' bx ay d
1 0x 0 y 1
dengan a2 b2 1
x' a c x
b
Atau
y' b dengan a2 b2 1
d
a y
1 0 0 1 1
1
a b c
T
. Matriks denga a2 b2 1,
b a d n
0
0 1
disebut (……………….). Karena isometri
1
langsung tersebut ada dua jenis, yaitu translasi
dan rotasi, maka matriks T di atas merupakan
matriks translasi dan rotasi.
B. Persamaan Isomer Lawan
Jika T isometri lawan, P(x, y) sebarang titik di
bidang, dan T (P) dengan P' (x', y') ,
P'
maka: x' ax by dan y' (bx ay d)
c
dengan a2 b2 1.
Persamaan isometri di atas dapat pula ditulis
sebagia berikut:
x' ax by c
y' bx ay d
1 0x 0 y 1
dengan a2 b2 1
x' a b x
c
Atau
y' b dengan
a d
y
1 0 0 1 1
a b c
a 2 b 2 1. Matriks T b a d dengan
0 0 1
a 2 b 2 1, disebut (...................). Karena
isometri lawan tersebut ada dua jenis, yaitu
refleksi dan refleksi geser, maka matriks T di atas
merupakan matriks refleksi dan refleksi geser.
1
Hal ini tak mudah untuk diperlihatkan apabila
sumbu- sumbu refleksinya tidak istimewa, karena
refleksi terhadap garis sebarng merupakan
komposisi beberapa buah isometri. Kusus untuk
refleksi terhadap beberapa garis intimewa kita
diminta
1
mencoba menunjukkannya. Misalnya refleksi
terhadap sumbu x, terhadap sumbu y, terhadap
garis x k , terhadap garis y h , terhadap garis
y x , dan terhadap y x
garis
Teorema 7.13:
Jika P(x, y) , T adalah isometri sehingga
T (P) P' dengan P'(x', y') , maka x' ax by c
dan y' (bx ay d) , dengan a2 b2 1
Contoh 7.8:
Tentukan peta titik P(2,1 oleh isometri T yang
)
0 2
1 1 3 !
matriks isometrinya
adalah 0 0 1
Penyelesaian 0
Missal pet dari P adalah Q, maka T (P) Q ,
sehingga:
1 0 22 4
Q 0
3 1 2
1
0 0 1 1 1
Jadi, peta dari P adalah Q(4,2)
Contoh 7.9:
Tentukan prapeta titik Q(4,3) oleh T yang
1 0 4
matriksnya 0 1 1 !
1
0 0 1
Penyelesaian
1
Misal P adalah prapeta titik Q oleh T, maka
T (P) Q
atau P T 1(Q)
Bila
T dihitung, maka akan diperoleh
1
1 0 4
T 1 0 1 1 . Maka dari itu
0 0 1
1 0 4 4 0
P 0 1 1 3 2 . Jadi, koordinat
1
0
0 1 1
P(0,2) .
Contoh 7.10:
Tentukan peta s {(x, y) | x2 y2 4x 6y 9 0}
1 0 2
oleh isometri T 1 1 3
0 1
0
0
Penyelesaian
1
Missal P(x, y) pada s dan peta P oleh T adalah
Q(x', y') , maka Q T (P) , sehingga
1
dan y ini kita substitusikan ke persamaan s, maka kita
perole
h (x'2)2 ( y'3)2 4(x'2) 6( y'3) 9 0
. Apabila persamaan ini disederhanakan akan kita
perole
h (x')2 ( y')2 4 . Apabila digambar pada
bidang Cartesius tegak berupa lingkaran. Kita
diminta untuk menentukan koordinat pusat dan
panjang jari-jari lingkaran tersebut.
Latihan
1) Jika
n , dan k berturut-turut pencerminan
m
terhadap garis n, m, dan k. Apakah mungkin
menjad
i
n m k ? Tunjukkan kebenaran
jawaban anda!
2) Jika involusi dan adalah transformasi,
buktikan 1
bahwa suatu involusi!
4) Buktikan:
s t s1 t , jika dan hanya jika
(t ) t !
s
2
Rangkuman
b. T P T
1
T ( P)
C ,
3. Jika T isometri, translasi, rotasi dan
AB
b. TC,T (
1
T (C ), jika T isometri
langsung dan jika T isometri lawan)
T(k)
4. Jika
s t , maka s t . Dan C, C,
jika
, maka C D .
5. s t jika dan hanya jika s atau s
st t
tegak lurus dengan t.
6. Pernyataan-pernyataan berikut adalah ekuivalen:
a. t s s t
2
b. 1
s t s t
c. (t ) t
s
d. s (t) t
2
e. s atau s tegak lurus dengan t.
t
7. Komposisi dua buah rotasi yang bukan identitas
dengan pusat-pusat berbeda tidak komutatif.
8. Jika P(x, y) , T adalah isometri sehingga
T (P) dengan P'(x', y') , maka
P'
x' ax by dan y' (bx ay d) , dengan
c a2 b2 1.
2
Tes Formatif Modul 7
A. Kesebengunan
B. Translasi
C. Dilatasi
D. isometri
2) Jika pencerminan s
memetakan titik (1,0) ke titik
A. T bukan isometri
B. T isometri langsung.
C. T isometri lawan
2
D. T isometri langsung atau lawan
2
4) Misal isometri
T s t v r w , maka T
merupakan .....
A. Rotasi
B. Translasi
A. Rotasi
B. Translasi
2
8) Diketahui pernyataan:
(1)
t st
s
(2) (t ) t
s
A. t (C)
B. C,
C. t (t)
1
D. t
2
MODUL 8
Similaritas
Teorema 8.1:
Jika T (......................), maka:
1) T memetakan garis pada garis.
3) T mengawetkan kesejajaran.
Teorema 8.3:
Jika T dan l adalah kesebangunan, maka TL adalah
(......................).
B. Dilatasi
Definisi 8.2:
Diketahui, sebuah titik A dan bilangan positif r.
Pemetaan yang berpusat A dengan faktor skala r
2
disebut (……………….) (dinotasikan
DA,r ) jika dan
hanya jika untuk setiap titik P di v berlaku:
a) Jika P A , DA,r (P) A .
maka
Teorem 8.4:
Setiap dilatasi adalah (......................).
Teoema 8.5:
Jika s dan s’ peta garis s oleh dilatasi DA,r , maka:
a) s' s , A s , dan
jika
A s .
b) s' // s ,
jika
Contoh 8.1:
Diketahui titik-titik A, P, dan Q yang tak segaris.
Lukislah DA,1 / 3 (Q)!
Penyelesaian:
Misalkan 1
DA,1/ 3 (Q) Q' AQ' AQ .
sehingga 3
2
Cara melukisnya:
2
3) Pada garis k buat tiga buah titik dengan skala
yang sama,
yaitu
A1 , A2 A3 .
dan
4) Hubungkan
A3 dengan Q.
Gambar 8.1
Contoh 8.2:
Jika O(0,0) dan B(2,5) , tentukan koordinat
B' DO,3 (B) !
Penyelesaian:
Menurut definisi dilatasi, bila DO,3 (B) maka
B'
OB' 3(OB) . Karena O(0,0), B(2,5) , dan misalkan
B'(x', y') , maka OB' atau
3(OB)
(x'0, y'0) 3(2 0,5 atau (x', y') 3(2,5) .
0)
2
Sehingga kita peroleh x' dan y' 15 . Jadi,
6
koordinat B'(6,15) .
2
C. Komposisi Dilatasi
Teorema 8.6:
Jika DA,r adalah sebuah (……………….) dengan
pusat A(a, dan faktor skala r maka untuk P(x, y)
b)
sebarang titik di bidang, berlaku
DA,r (P) ((rx a(1 r), ry b(1 r)) .
Teorema 8.7:
Komposisi dua dilatasi DA,r dan DB,r dengan A B
Teorema 8.8:
Jika DA,r dan DA,s adalah dua buah dilatasi dengan
pusat yang sama, yaitu di A, maka:
a) DA,r DA,s DA,rs , jika rs 1.
2
Teorema 8.9:
Untuk setiap DA,r balikannya adalah D 1 .
dilatsi A,
r
Teorema 8.10:
Diketahui translasi dan dilatasi-dilatasi DA,2 dan
AB
D 1 , maka AB DA,2 D 1 .
B, B,
2 2
Teorema 8.11:
a) 2 DA,3 D 1 .
B,
AB 3
b) nAB DA,n1 D
B, 1 dengan n bilangan asli.
n
1
Teorema 8.12:
Komposisi sejumlah dilatsi dan isometri adalah
kesebangunan.
Contoh 8.3:
Pada contoh ini kita akan diperlihatkan penggunaan
dilatasi untuk membuktikan bahwa keiga garis berat
suatu segitiga berpotongan di satu titik.
Penyelesaian:
2
Gambar 8.2
2
Andaikan M adalah titik tengah AC dan N adalah
1
D 2 1
A, D dan D 1
DB,2 . Maka,
3 3 A, B,
2
2
C DB,2 D (X).
A, 2
3
2) Y D MD
B, 2 (M dan 1 (C) . Jadi,
A,
) 2
3
YD 2
D (C) . Sementara itu,
B, A, 1
3 2
CD 2
D 1 DB,2 D 3 (X).
B, A, A,
3 2 2
3
Karen maka: D
a
D 2 B, B,
2
DB,2 2
1 dan D 3 B,D 1 DB,3 ,
3
2
2
D 1 (DB,2 D )(DB,2 D )DA,3 ( X )
B, 2 1
A,
A, 2 2
3
D 1 BA BA DA,3 ( X )
B,
3
D 1 2 BA DA,3 ( X )
B,
3
D 1 (DB,3 D 1 )DA,3 ( X )
B, B,
3 3
(I )(I )( X ) X
LATIHAN
1) Jika T kesebangunan, sebutkan sifat-sifat dari T
tersebut!
2) Jika
adalah dilatasi yang pusatnya A dengan
DA,r
faktor skala r dan
DA,r (P) P , apa yang dapat
Anda katakan tentang titik P tersebut?
2
3) Diketahui P(1,3) dan
A(0,0) , tentukan DA,2 (P)
!
2
4) Diketahui
A(1,3 dan P(x0 , y0 adalah titik
) )
sebarang. Tentukan P' D 3 (P) !
koordinat A,
4
2
Rangkuman
8. Jik a a.
2
A B , maka:
2
b. DA,r DB,s
dengan CD // AB , jika
rs 1 CD
9. Jika
DA,r dan DA,s adalah dua buah dilatasi
dengan pusat yang sama, yaitu A, maka:
b. DA,r DB,s 1
, jika rs 1 .
10. (D
A,r )1 D A,1 .
r
2
Kegiatan belajar 2 : Teorema Similaritas dan
Persamaan Similaritas
A. Teorema Similaritas (Kesebangunan).
Teorema 8.13 (Teorema
Kesebangunan):
Jika ABC XYZ , maka ada tepat satu
(....................) T, sehingga T (A) X ,T (B) Y , dan
T (C) Z .
Teorema 8.14:
Setiap (……………….) dapat dinyatakan sebagai
komposisi antara dilatasi dan paling banyak tiga buah
pencerminan (sebuah isometri).
Definisi 8.3:
Dua himpunan A dan B disebut (......................)
dinotasika A jika dan hanya jika ada
n
B
kesebangunan yang memetakan himpunan A ke
himpunan B.
Contoh 8.4:
Jika T kesebangunan yang memetakan ABC ke
DEF , seperti pada gambar 8.23 dan
tentukan koordinat T (P) !
G
2
mbar 8.3 P(2,2) ,
2
Penyelesaian:
Diketahui bahwa T (ABC) DEF , seperti pada
Gambar 8.23, artinya T (A) D,T (B) dan
T (C) F . E,
AB (3 0)2 (0 dan
0)2 3
DE (0 0)2 (3 2)2 1. Karena T
1
kesebangunan, maka DE k( atau k .
AB) 3
Misalka T (P) dengan P'(x', y') , ditentukan
n P'
koordinat P’. Dari T ( A) D dan T (P) P', maka:
DP' k( AP)
1
(x'0, y'2) (2 0,2 0) .
3
(x', y'2) ( 2 2)
, 3
3
Jadi, kita peroleh 4
x' dan y' . Maka itu,
2 3
2 4
P' , . 3
3 3
Contoh 8.5:
L adalah lingkaran dengan pusat L dan jari-jari 1 cm.
bujur sangkar ABCD adalah bujur sangkar yang
menyinggung lingaran L dari luar. Sementara itu,
2
bujur sangkar EFGH adalah bujur sangkar yang
berada di dalam lingkaran L. Tentukan kesebangunan
T yang memetakan bujur sangkar EFGH ke bujur
sangkar ABCD sehingga T (E) A dan T (F) B .
2
Penyelesaian:
Buatlah diagonal BD dan AC. Kedua diagonal ini
berpotongan di titik L. Ruas garis LE merupakan jari-
jari lingkaran L, sedangkan LA merupakan sisi miring
segitiga siku-siku sama kaki LAE. Jadi, LE dan
1
2
LA , LA atau LA 2LE
sehingga LE 2
Kita buat DL 2 DL 2 (E) E' sehingga
Gambar 8.4
LE' 2LE . Dengan LE' LA. Begitu pula
demikian
titik-titik sudut F, G, dan H bila didilatasikan dengan
DL2 dan misal peta-petanya berturut-turut adalah F’,
G’, dan H’. Maka LF' LG' LH' LA' LA. Kita
itu,
komposisikan D 2 dengan L,45 , maka:
L
L,45DL 2 L,45DL
L,45DL 2 L,45DL
2
(E)
L,45 (E') A 2
(F)
L,45 (F') B
(G)
L,45 (G') C
(H ) 2
L,45 (H ')
D
2
Dengan komposisi
L,45DL 2
, ternyata bujur sangkar
EFGH dipetakan ke bujur sangkar ABCD. Jadi,
kesebangunan T yang dicari adalah T L,45DL 2 .
B. Persamaan Similaritas
2 0 8 1 x'
Dari
S(P) P' , kita peroleh 0 2 2 2 y' .
0 0 1 1 1
2
x' 10
Setelah dijabarkan, kita peroleh
. Jadi,
y' 2
bayangan P(1,2) adalah P'(10,2) .
titik
Latihan
1) Diketahui DP,r (ABC) A' dan
B'C'
DP,r (A) A' A . Buat P(1,2) dan P(1,2)
sketsa
!
2
Rangkuman
1. Jika
ABC XYZ , ada tempat satu
kesebangunan T sehingga T (A) X ,T (B) Y ,
dan T (C) Z .
2. Setiap kesebangunan dapat dinyatakan sebagai
komposisi antara dilatasi dan sebuah isometri.
2
Tes Formatif Modul 8
A. Isometri.
B. Translasi.
C. Pencerminan.
D. Kesebangunan.
B. Bukan garis.
A. Kesebangunan.
B. Dilatasi.
C. Isometri.
D. Translasi.
2
4) DA,r adalah dilatasi yang pusat A dengan factor skala
r
dan DA,r (P) A , maka …..
A. P A .
B. P A .
A. Jika
As, s' s .
B. Jika maka
s' // s .
As,
maka
A. Isometri.
B. Translasi.
C. Kesebangunan.
D. Dilatasi.
2
7) Jika DP,r (ABC) A' B'C', maka .....
2
B. ABC A' B'C'
A. A B .
B. A B .
C. A tidak B
D. A B
A. Isometri.
B. Translasi.
C. Dilatasi.
D. Transformasi.
A. Isometri lawan.
B. Isometri langsung.
C. Kesebangunan.
D. Dilatasi.
2
MODUL 9
Grup Simetri dan Grup Dihedral
grup,
a dan H {an | bilangan bulat} maka a
G n
adalah (……………….) dari grup
(G, dan G a
adalah (......................). )
Definisi 9.2:
Andaikan H adalah himpunan titik-titik di bidang. Garis g
disebut (......................) dari H jika g (H ) (artinya
H invarian terhadap g ) H
Anda perhatikan garis g, h, dan I yang merupakan
garis- garis bagi sudut dalam ∆𝐴𝐵𝐶 yang sama sisi
pada Gambar 9.1. Garis g disebut garis simetri ∆𝐴𝐵𝐶
sebab
𝜇𝑔(𝐶 ) = 𝐶, 𝜇𝑔(𝐴 ) = 𝐵, 𝑑𝑎𝑛 𝜇𝑔(𝐵) = 𝐴. Dengan demikian
𝜇𝑔 memetakan ∆𝐴𝐵𝐶 ke dirinya sendiri atau
𝜇𝑔(∆𝐴𝐵𝐶 ) = ∆𝐴𝐵𝐶. Secara umum, memang harus
2
diperiksa bahwa setiap titik 𝑃 ∈ ∆𝐴𝐵𝐶 maka 𝜇𝑔(𝑃 ) ∈
∆𝐴𝐵𝐶. Anda diminta untuk meneliti, apakah garis h dan
garis i merupakan simetri untuk ∆𝐴𝐵𝐶?
2
Gambar 9.1
Pada jajaran genjang ABCD di bawah, garis g dan
garis h bukan garis simetri. Mengapa? Melalui
setengah putaran dengan pusat P, jajaran
genjang ABCD dipetakan terhadap dirinya sendiri
atau 𝜎𝑝 (∎𝐴𝐵𝐶𝐷 ) = (∎𝐴𝐵𝐶𝐷 ). Titik P disini disebut
titik simetri.
Gambar 9.2
Definisi 9.3:
Andaikan H adalah himpunan titik-titik di bidang. Titik P
disebut (……………….) untuk H jika
P (H) H
(artinya H invarian terhadap P ).
Dari definisi diatas, g garis simetri H dan P adalah
(……………….) H, yaitu 𝜇 𝑔 (𝐻 ) = 𝐻 dan 𝜎𝑝(𝐻) = 𝐻. Maka
𝜇𝑔dan 𝜎𝑝 disebut simetri untuk H. kita tahu bahwa
𝜇𝑔dan 𝜎𝑝 merupakan isometri.
2
Definisi 9.4:
Andaikan H adalah himpunan titik-titik di bidang.
Isometri disebut (……………….) dari H jika
(H ) (artinya H invarian terhadap )
H
Teorema 9.1:
Andaikan H adalah sebuah himpunan titik-titik di V,
himpunan simetri-simetri dari H dengan operasi
komposisi adalah (......................).
Latihan
1) Apa yang dimaksud dengan grup terhingga?
2
Rangkuman
dan
H {an | bilangan bulat} maka a adalah
n
generator dari grup
(G, dan G a adalah grup
siklik. )
3. Andaikan H adalah himpunan titik-titik di bidang, maka:
2
Kegiatan Belajar 2: Grup Dihedral dan Teorema
Leonardo
Teorema 9.2:
Untuk setiap bilangan asli-n, ada suatu segi-n yang memiliki
grup simetri Dn dan ada suatu segi-n yang memiliki
(……………….) Cn .
Bila kita merumuskan kembali makna dari teorema diatas,
disimpulkan jika ada segi-n yang mempunyai grup simetri
𝐷𝑛, maka grup tersbut tentunya memiliki subgroup 𝐶𝑛, Akan
tetapi, ada juga segi -n yang hanya memiliki grup simetri 𝐶𝑛.
Anda coba pelajari contoh berikut.
Gambar 9.3
Diketahui ∆𝐴𝐵𝐶 sama sisi dan terdapat daerah berbayang-
bayang di dalamnya. Simetri- simetri yang dimiliki ∆𝐴𝐵𝐶
tersebut adalah 𝑅 = 𝜌𝑂,120, 𝑅2 = 𝜌𝑂,120, 𝑅3 = 𝜌𝑂,360 = 𝐼. Andaikan
G1 = {I, R, R2}, C3 = (G1,O) adalah group.
Anda diminta untuk memeriksa bahwa C 3 adalah grup siklik
yang dibangun oleh R.
2
Teorema 9.3 (Teorema Leonardo da Vinci):
Sebuah grup (……………….) adalah suatu grup siklik Cn
atau grup
dihedral Dn .
Latihan
1) Tentukan simetri-simetri persegi panjang (yang bukan
persegi)!
Jika
O,90 R
2
Ga
mb
ar
9.4
dan i
M,
tentukan
i !
2
4) Jika G himpunan simetri-simetri persegi dan (G,) adalah
grup, tentukan subgrup siklik dari (G,) !
(R2M )1!
2
Rangkuman
Dn Cn
Dn dengan G himpunan simetri segi-n
(G1.)
beraturan dan C {1, R, R2 ,..., Rn}.
(G
,),G
n 1 1
2
Tes Formatif Modul 9
A. 1.
B. 2.
C. 3.
D. 4.
A. O,360
B. O,240
C. O,120
A. H (g) g .
B. g (H ) H .
2
C. H (v) v .
2
D. v (g) g .
A. H ( ) H
B. H ( )
C.
(v) v
D.
(H ) H
A. O
A. {1, R, R2 , R3 }.
B. {h , r , g }
C. {1, R, R 2 , R 3 , M , RM}
D. {1, R, R 2 , R 3 , M , RM , R 2 M , R 3 M}
2
8) Jika G adalah himpunan simetri persegi ABCD,
subgrup siklik dari (G,) adalah (H ,) dengan H
.....
A. {R, R2 , R3} .
B. {1, R, R , R3}.
2
C. {M , RM , R 2 M , R 3 M} .
D. {1, M}
A. RM .
B. R 2 M
C. R 3 M
D. MR
10) Jika G adalah himpunan simetri persegi
ABCD, RM G , dan R3M maka
RM R M ......
3 G
A. 1
B. R
C. R 2
D. R 2 M
2
Daftar Pustaka
2
Problems. Eurasia Journal of Mathematics, Science
and Technology Education, 14(10), 1-8.
M. A Ebied dan S. A. A. Rahman. (2015). The effect of
interactive e-book on students' achievement at Najran
University in computer in education course. Journal of
Education and Practice. Vol.6, No.19, pp. 71-82
Martha, Z. D., Adi, E. P., & Soepriyanto, Y. (2018). E-book
berbasis Mobile learning. Jurnal Kajian Teknologi
Pendidikan, 1(2), 109-114.
Martin, George E. (1982). Transformation Geometry : An
Introduction to Symmetry. New York: Springer-
Verlag.
Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada (GP)
Press.
Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Rawuh. R. (1990). Geometri Transformasi: Bandung:
FMIPA-ITB.
Silberman. M. L (2007). Active Learning strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani
Zaeni.
2
Biodata
2
Biodata