Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Muhammad Rahman-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA GAYA HIDUP


BERKELANJUTAN DAUR ULANG DAUN JADI KOMPOS

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Muhammad Rahman (6) 7. Kanaya Queenza Al Safa (6)


2. Fadil Setiawan (6) 8. Syifa Aulia Zahra (6)
3. Muhammad Luthfi Ishaq (6) 9. Syahira Nur Azizah (6)
4. Dzaki Najihul Amal (6) 10. Gebi Yenli Tiku (6)
5. Rio Regal Syaputra (6) 11. As Salwa (6)
6. Rizky Nor Aditya (6) 12. Aulia Zahra (6)

SMP NEGERI 46 SAMARINDA


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan yang berjudul, “Projek penguatan profil pelajar
pancasila gaya hidup berkelanjutan daur ulang daun jadi kompos” dapat kami selesaikan dengan baik.
Kami berharap laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga laporan ini
dapat kami susun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan semangat dan kontribusinya dalam pembuatan tugas laporan ini, yaitu kepada Ibu
Nurhanie. Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena
itu saya memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan laporan saya selanjutnya.
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan


penanganan serius, salah satunya di lingkungan SMP Negeri 46 Samarinda. Sampah
dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya berimbas pada berbagai
sisi kehidupan. Limbah atau sampah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari
suatu aktivitas manusia atau proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai
ekonomi dan berdampak negatif pada lingkungan (Djaja, 2008). Sampah daun
merupakan salah satu jenis sampah organik yang dihasilkan dari bahan hayati
(Basriyanta, 2007). Sampah daun dapat ditemukan di lingkungan sekitar, salah satunya
lingkungan Sekolah khususnya SMP Negeri 46 Samarinda yang banyak ditumbuhi oleh
pepohonan. Dimana Setiap harinya, pepohonan akan mengugurkan daunnya sehingga
menghasilkan sampah daun yang cukup banyak. Hal inilah yang mendorong kami
untuk mendaur ulang sampah daun kering menjadi kompos.

Selama ini penanganan yang telah dilakukan terhadap sampah daun kering adalah
dengan mengumpulkan sampah daun, menumpuk kemudian membakarnya, proses
pembakaran inilah yang akan mencemari udara. Melihat penanganan sampah daun
yang masih kurang efektif, perlu dikembangkan pengelolaan sampah daun agar
menjadi produk yang bermanfaat melalui proses pengomposan. Seperti yang telah
diketahui, sebagian besar sampah daun yang ada di lingkungan SMP Negeri 46
Samarinda tidak dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Hal ini dikarenakan proses
pengomposan sampah daun melalui agen dekomposer secara alami akan
membutuhkan waktu yang lama.

Pada tataran sekolah, para siswa pada umumnya sudah mengetahui dan
mengimplementasikan bagaimana meletakkan sampah di tempat sampah yang sudah
disediakan pihak sekolah. Meskipun demikian, hanya sedikit saja siswa yang
mengetahui perjalanan sampah setelah keluar dari halaman sekolah. Mengacu pada
pola pendidikan yang mengutamakan suri tauladan dari model (guru, orangtua, atau
orang dewasa lainnya), maka perlu adanya pelatihan pembuatan kompos di sekolah.
Setiap aktifitas manusia yang dilakukan baik itu dalam kegiatan sehari-hari, selalu
menimbulkan sampah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
sampah organik di SMP Negeri 46 Samarinda agar lebih bermanfaat adalah dengan
menggunakan metode composting. Kompos merupakan bahan bahan organik yang
telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antar mikroorganisme yang
bekerja di dalamnya. Mikroorganisme ini memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
sumber makanannya. Kompos memiliki kandungan unsur hara yang lengkap yaitu
makro dan mikro, namun jumlahnya relatif kecil serta bervariasi tergantung dari bahan
baku serta proses pembuatan, bahan tambahan, tingkat kematangan serta cara
penyimpanan. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami
tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Sampah daun kering yang digunakan
berasal dari beberapa jenis pohon di sekitar sekolah, sehingga menghasilkan sampah
dedaunan yang banyak yang dapat diolah menjadi produk bermanfaat berupa pupuk
organik atau kompos.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan mengenai sampah yang dihadapi di lingkungan SMP Negeri 46


Samarinda adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya sampah organik yang mencemari lingkungan SMP Negeri 46
Samarinda.
2. Belum adanya pengolahan sampah organik di SMP Negeri 46 Samarinda yang
dilakukan secara ramah lingkungan.

C. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan kegiatan ini yaitu :


1. Mengajarkan kita cara pembuatan kompos dari sampah daun kering.
2. Memberikan inspirasi bahwa daun kering yang biasanya menjadi sampah dapat
dimanfaatkan sebagai kompos, serta pemanfaatan sumber daya dilingkungan
sekitar, untuk mengoptimalkan pemanfaatan sampah daun kering sehingga benilai
guna tinggi dan bermanfaat sebagai pupuk kompos.
3. Menyadarkan bahwa penggunaan kompos dapat dilakukan dengan kompos alami
yang lebih ekonomis dan hasil yang lebih baik daripada kompos kimiawi.

D. Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat kegiatan ini yaitu :


1. Terpenuhinya kebutuhan pupuk disekolah sehingga menjadikan tanaman disekolah
menjadi subur.
2. Menjadikan sekolah lebih bersih karena sampah daun tanaman dimanfaatkan
dengan baik.

E. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menampung dan memproses sampah organik
dari lingkungan SMP Negeri 46 Samarinda.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan sehari-hari yang berasal dari rumah
tangga, pertanian, perindustrian, bongkar bangunan, perdagangan dan perkantoran
(Suwerda, 2011). Sedangkan pengertian lain Sampah ialah suatu bahan yang
terbuang atau dibuang, merupakan hasil aktivitas manusia maupun alam yang
tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau fungsi utamanya. Jenis–
jenis sampah disekitar kita sangat banyak sekali mulai dari sampah medis, sampah
rumah tangga, sampah pasar, sampah industri, sampah pertanian, sampah
peternakan dan masih banyak lainnya.

Berdasarkan asalnya sampah dibedakan menjadi dua yaitu organik dan non
organik (Basriyanta, 2007). Yaitu :
a. Sampah organik yaitu sampah yang berasal dari mahluk hidup, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah
organik basah dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah
dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya
kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang termasuk sampah organik
kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah
organik kering diantaranya kertas, kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering.
Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna dan
bermanfaat bagi kehidupan manusia yaitu seperti : 1) Sebagai makanan ternak, 2)
Sebagai kompos, 3) Biogas, 4)Briket.

b. Sampah anorganik yaitu sampah bukan berasal dari mahluk hidup. Sampah ini
berasal dari bahan yang diperbarui dan bahan yang berbahaya serta beracun. Jenis
yang termasuk kedalam kategori bisa didaur ulang (recycle) ini misalnya bahan
yang terbuat dari plastik atau logam. Sampah kering non logam (gelas kaca, botol
kaca, kain, kayu, dll) (Suryanti, 2009). Sampah anorganik ini bisa untuk
dimanfaatkan atau didaur ulang yaitu : 1. Dipakai kembali (reuse), barang yang
sudah tidak terpakai dipilah dan apabila masih ada yang bisa dimanfaatkan bisa
dipakai kembali. 2. Didaur ulang (recycle), sampah yang dapat didaur ulang
sebagai berikut : a) Sampah plastik, sampah plastik yang bisa didaur ulang seperti
plastik kantong kresek, sisa botol bekas, dan gayung yang sudah pecah. b) Sampah
logam, dapat dijual oleh pengepul dan kemudian disalurkan di industri pengolahan
logam. c) Sampah kaca, dapat digunakan sebagai penguat atau dibuat sebagai hiasan d)
Sampah kertas dapat didaur ulang menjadi kertas untuk membuat seperti undangan dan
juga kartu ucapan.

B. Pengertian Kompos

Kompos pada umumnya adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan
sehingga terjadi perubahan bentuk. Kompos juga dapat diartikan yaitu hasil
penguraian persial/tidak lengkap dari campuran bahan organik yang dapat
dipercepat penguraiannya oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik/anaerobik (Suryanti, 2009). Proses
pengomposan yaitu proses biologis yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
mengubah material organik seperti kotoran ternak, sampah, daun, sayuran menjadi
kompos, selain itu pengomposan juga bisa diartikan sebagai proses penguraian
senyawa yang terkandung dalam sisa bahan organik dengan suatu perlakuan
khusus.

Menurut Suryanti (2009). Sebelum membuat kompos ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu komposisi bahan baku, reaksi kimiawi, tempat, waktu
yang menunjang untuk proses pembuatan kompos, tujuan pembuatan kompos.
Bahan baku kompos harus memiliki karakteristik yang khas agar dapat dibuat
kompos dengan baik. Idealnya, bahan baku kompos dipilih dan dicampur dalam
proporsi tepat untuk menghasilkan kompos yang berkualitas. Selain membutuhkan
biaya yang minim, kompos juga memiliki manfaat untuk meningkatkan kesuburan
tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos juga dapat memperbaiki
struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan
meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.
Aktifitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan
penambahan kompos. Aktifitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap
unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman. Aktifitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos
juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan
pupuk kimia, misalnya hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar,
dan lebih enak.
BAB 3

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Plastik Hitam
2. Sarung Tangan
3. Gunting
4. Daun Kering
5. Tanah Kering
6. Cairan EM-4

B. Cara Kerja
1. Pertama daun di cacah menjadi kecil-kecil.
2. Kedua daun yang telah di cacah dicampur dengan tanah.
3. Setelah itu di campurkan cairan EM-4 secara merata.
4. Kemudian ditutup rapat, lalu setelah 3 hari dilakukan pengadukan agar mikroorganisme
mendapatkan oksigen yang cukup. Dan dapat pula menyemprotkan larutan EM-4 agar merata
keseluruh bagian.

C. D
o ku
m en
ta si

BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan

Kompos merupakan suatu proses pelapukan karena terjadinya interaksi antara bakteri
pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik. Bahan kompos bisa menggunakan sampah
dedaunan yang ada di sekitar lingkungan. Kompos yang telah jadi bisa dilihat dari perubahan
warna yang menjadi coklat kehitaman menyerupai tanah, teksturnya seperti serbuk/tanah pada
umumnya. Kompos yang sudah jadi berguna untuk meningakatkan daya ikat tanah terhadap air
sehingga dapat menyimpan air tanah lebih lama. Penggunaan kompos bermanfaat untuk
menjaga kesehatan akar serta membuat akar tanaman mudah tumbuh.

Anda mungkin juga menyukai