Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

RPP Pengelolaan Sampah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMPN 1 Banyuanyar


Mata Pelajaran : Pendidikan Lingkungan Hidup
Kelas/Semester : 7 (Tujuh)/2 (dua)
Materi Pokok : Pengelolaan Sampah
Waktu : 3 x 40 menit (40 menit)

 Tujuan Pembelajaran :  Peserta didik mampu mengelola Sampah dalam memelihara lingkungan,

 Indikator :  Mengetahui macam-macam Pengelolaan sampah dalam memelihara lingkungan,


misalnya daur ulang sampah organik menjadi kompos

Metode Pembelajaran : Diskusi dan Praktek mengelola sampah menjadi kompos.

 Karakter Peserta didik yang diharapkan :

 Disiplin ( Discipline )

 Tekun ( diligence )

 Tanggung jawab ( responsibility )

 Ketelitian ( carefulness)

 Kerja sama ( Cooperation )

 Toleransi ( Tolerance )

 Percaya diri ( Confidence )

 Keberanian ( Bravery )

 Materi Essensial :

 Penerapa tehknologi sederhana dalam pemeliharaan lingkungan

 Media dan Sumber Belajar :  Kertas Lks  Artikel tentang cara penagggulangan sampah  Buku-
Buku PLH SMP yang relevan (terdapat dalam daftar pustaka referensi)

 Rincian Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (5 menit) :  Apersepsi dan Motivasi


2. Guru mengabsen dan menanyakan kabar peserta didik sebagai pembuka pelajaran Guru
melakukan tanya jawab mengenai penanggulangan sampah di rumah dan di sekolah.

Guru memberikan beberapa artikel tentang cara penganggulangan sampah.

2. Kegiatan Inti: (25 menit)

 Eksplorasi: Peserta didik dibagi beberapa kelompok kecil.


Guru meminta peserta didik membaca dengan detil artikel tersebut.

Masing-masing kelompok mendapat beberapa artikel. Masing-masing kelompok menganalisa dan


mengidentifikasi mengenai cara penanggulangan sampah.

 Elaborasi: Masing-masing kelompok membahas mengenai cara penanggulangan sampah Peserta


didik membuat laporan hasil diskusi.

 Konfirmasi: Guru melakukan tanya jawab mengenai hasil diskusi.

3. Penutup: (5 menit)

Guru mengingatkan peserta didik bahwa penanggulangan sampah ada beberapa cara, seperti
sanitary landfill, landfill, dan penimbunan. Sampah harus dipilah sesuai dengan jenisnya.

Ada beberapa cara untuk mengurangi sampah, yaitu reduce, reused, recycle

Guru memberikan motivasi agar peserta didik lebih peduli terhadap lingkungan

Guru mengemukakan rencana pembelajaran selanjutnya tentang tehknologi sederhana

 Penilaian

 Berdasarkan hasil diskusi

Mengetahui Banyuanyar, 13 Maret 2023

Kepala SMPN 1 Banyuanyar Wali Kelas

SUPARNI, M.Pd Dra. HUSNUL HOTIMAH, M.Pd


NIP : 19630620 198512 1 003 NIP : 196710311996012001
Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan di
Sekolah #Adiwiyata
Pengertian Sampah.
Secara umum sampah dapat diartikan sebagai semua benda yang sudah
tidak digunakan lagi oleh makhluk hidup, sehingga sifatnya menjadi buangan. Jadi
benda sisa yang dihasilkan oleh manusia, hewan, bahkan tumbuhan semuanya
berpotensi dianggap sebagai sampah selama tidak digunakan lagi.

Sampah juga bisa didefinisikan sebagai material sisa dari rumah tangga dan
produksi industri yang dibuang. Material sisa tersebut dapat berwujud zat padat, cair,
hingga gas. Tidak jarang material seperti itu adalah bahan utama penyebab
pencemaran lingkungan.

Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok pada suatu
tempat penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob
[miskin oksigen] akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam
sampah, makin tak sedap bau yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam
jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan pemandangan yang kumuh.
Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan
berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban,
kaleng bekas, kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada
umumnya berkembangbiak pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak
mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok
untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber makanan yang melimpah bagi
mereka.
Karakteristik sampah di Sekolah
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah
terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat
dipisahkan menjadi :
Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-
Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet
dan tanah.
Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya
sedikit sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan
sedikit logam. Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan
daun pisang pembungkus makanan.

Pengelolaan sampah
Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan
ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
1. Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih
memungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].
2. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
3. Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi
barang yang lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas
kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir(TPA), yang ditempatkan di daerah Tarokan Kec.
Banyuanyar.
Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah
dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non
organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan
perlakuan khusus. Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS
tersebut berupa lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan
hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah
yang bisa mengganggu.
Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang
ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah
sementara sebelum dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga
sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh
harus segera dibuang ke TPS atau langsung di kelola untuk di jadikan pupuk Kompos.
Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah
Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan
komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup
kemungkinan pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media
pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan
lingkungan.
Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak SMP bisa
mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa menjadi media
pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam.
Anak juga akan belajar menghargai lingkungan. Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa
bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos
yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan
campuran media tanam dalam pot.
Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan
pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus
makanan dan kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk
pengelolaannya.
Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa didaur
ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air.
Proses berikutnya adalah diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah
kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau bisa
dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng kertas atau bentuk pigora.
Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS
dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi
dijual ke pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil kertas
tersebut.
Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini
sebagian besar terdiri dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir
inilah yang sekarang banyak dicari orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa
didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang
berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual.
Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau hiasan dinding
dan juga bisa di kelola hasilnya menjadi BBM
Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang
semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat
dipelajari dari seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja
ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.
Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara
aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal.
Kegiatan pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian
terhadap pengelolaan sampah. Menulis di blog atau majalah dinding merupakan latihan yang
bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa mengelola sampah. Sehingga muncul kesadaran baru
bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang

Lembar kegiatan siswa


( LKS )

Proses Pembuatan Kompos.


Alat : 4 Timba tutup besar/ Karung/Glangsi = 1
16 timba tutup sedang / Ember =1
Gelas Ukur = 1
2 dus hands glove karet

Bahan : 1 Botol EM4


1 Botol tetes atau 1 kg gula merah (cair)
1 timba air
1 karung tanah

Cara membuat kompos dari dedaunan dengan starter em4


1. Sampah daun dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil. ...
2. Masukkan sampah daun ke dalam tempat pembuatan kompos. ...
3. Setiap lapis disiram dengan em4 atau mol yang sudah kita buat tadi.
4. Tutup, tapi tidak usah terlalu rapat. ...
5. Setiap 1 Minggu sekali dilakukan pembalikan daun
6. Pada Minggu ke 4 pembuatan kompos berakir dan siap di panen,
GURU SEDANG MELAKUKAN PENDAMPINGAN SISWA DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH.
SISWA SEDANG MELAKUKAN PROSES PENGOLAHAN SAMPAH
WhatsApp Video
2023-03-29 at 17.56.53.mp4

SISWA SEDANG PAKING : PUPUK KOMPOS


PRODUK : PUPUK KOMPOS

Anda mungkin juga menyukai