RPP Stem
RPP Stem
RPP Stem
A. Identitas
1. Sekolah : SMA
2. Mata Pelajaran : KIMIA
3. Kelas/Semester : XII MIPA/ 1
4. Materi Pokok : SIFAT KOLIGATIF LARUTAN(PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN)
5. Alokasi Waktu :
KD 3 KD 4
3.1. Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan 4.1. Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang
(penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik kegunaan prinsip sifat koligatif larutan dalam
didih, penurunan titik beku dan tekanan osmosis). kehidupan sehari-hari.
IPK
3.1.1 Mengidentifikasi masalah dalam kehidupan IPK
sehari-hari yang terkait kegunaan sifat koligatif 4.1.1 Merancang prosedur pembuatan es puter
larutan. 4.1.2 Merangkai alat untuk membuat es puter.
3.1.2 Menerapkan konsep sifat koligatif ΔTf pada 4.1.3 Menguji coba rancangan proses pembuatan es
rancangan percobaan pembuatan es puter. puter.
3.1.3 Menganalisis konsep sifat koligatif penurunan 4.1.4 Menganalisis data hasil uji coba pembuatan es
titik beku pada proses pembuatan es puter. puter.
4.1.5 Menyimpulkan proses pembuatan es puter
berdasarkan hasil percobaan.
4.1.6 Menyempurnakan rancangan berdasarkan hasil uji
coba.
4.1.8 Mengkalkulasi biaya pembuatan es puter.
4.1.9 Mengomunikasikan hasil percobaan pembuatan
es puter.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran model pembelajaran STEM dan STEM Projek learning, siswa diharapkan dapat
Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku dan tekanan osmosis).serta mampu Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang kegunaan
prinsip sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.dan menunjukkan sikap bersyukur
(Kesungguhanbelajar), Jujur, Disiplin, Bertanggung Jawab, Bekerja Sama dan Aktif.
E. Materi Pembelajaran
AnalisisMateriPembelajaran STEM topik sifat koligatif larutan (penurunan titik beku larutan)
Sains Teknologi
1) Faktual : cairan pendingin es puter 1. Menggunakan rangkaian alat pembuat
dapat dibuatkan dari potongan es es puter.
batu dengan garam krosok. 2. Menggunakan komputer untuk analisis
2) Konseptual : Sifat koligatif ΔTf. data.
3) Prosedural : langkah-langkah
pembuatan es puter.
Enjiniring Matematika
1. Merancang prosedur pembuatan es 1. Menghitung ΔTf pada pembuatan es
puter. puter.
2. Merancang set alat pembuatan es 2. Mengkalkulasi biaya pembuatan es
puter. puter.
H. Sumber Belajar
Buku Kimia SMA Kelas XII(penerbit Erlangga) dan buku sumber lain yang relevan, Internet
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Fase 3 Discovery
1. Peserta didik secara kelompok Nilai Karakter
merancangprosedur Mandiri Kreatif
percobaanpembuatan es puter secara dalam merancang
efektif danefisiendengan menerapkan percobaan dan
variabel percobaan. rangkaian alat
2. Peserta didik mempresentasikan hasil pembuatan es
rancangan prosedur pembuatan es puter serta
puter. membuat laporan
3. Guru memberikan feedback untuk tugas proyek
menyamakan persepsi dari hasil diskusi pembuatan es
rancangan percobaan yang dibuat puter
peserta didik.
Fase 5. Communication
Peserta didik secara berkelompok
mendiskusikan masalah yang teridentifikasi.
Peserta didik menciptakan dan membangun
ide untuk memecahkan masalah yang
terdentifikasi, contohnya:
- jumlah alat dan bahan yang harus disediakan
- biaya dan waktu yang digunakan untuk proses
penyepuhan menggunakan Hukum Faraday I
- dampak proses penyepuhan bagi lingkungan
Guru membimbing siswa dalam memecahkan
masalah.
Pada tahap ini peserta didik merencanakan
dan menyiapkan laporan dengan cara berbagi
tugas
Peserta didik mempresentasikan tugas proyek
dan menerima feedback dari teman dan guru.
Guru menilai presentasi laporan tugas proyek,
laporan rancangan tugas proyek, laporan
praktik pembuatan es puter sesuai rancangan
dan produk es puter.
3 Penutup Pada tahap ini peserta didik menganalisis 15 menit
hasil kerja dan mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari melalui
diskusi kelas
J. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis/Lisan/Penugasan*)
c. Penilaian Keterampilan : Praktik/Produk/Portofolio/Projek*)
2. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan
1. Instrumen Penilaian (terlampir)
1. Penilaian Sikap
a. Lembar Penilaian Diri
Laporan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dapat berupa laporan kegiatan merancang, menguji alat
dan laporan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model rancangan yang dibuat.
PERCOBAAN : Pembuatan es puter
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis)
4.1 Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang kegunaan prinsip sifat koligatif
larutan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Mengidentifikasimasalahdalamkehidupansehari-hari yang terkaitdengansifatkoligatif
2. Menerapkankonsepsifatkoligatiftentangpenurunantitikbekupadarancanganpembuatanes
Krim
3. Merancangpembuatanesputerdenganmenggunakaninformasitentangperinsippenurunantitik
bekupadasifatkoligatif
Cara kerjanya
2) Laporan Uji Coba Rancangan Pembuatan Es puter
1. Melakukan percobaan
Pembuatan es puter ke 1
2. Melakukan percobaan
Pembuatan Es puterke 2
Catatan : sertakan hasil Foto atau Video yang paling baik untuk laporan.
3) Laporan Penelitian
LAPORAN PENELITIAN
PETUNJUK KHUSUS
JUDUL
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
5) Kinerja Praktikum
Nama Siswa : Kelas :
LAMPIRAN :
1. Bahan ajar
2. Instrumen Penilaian
Lampiran
1. Lembar Kerja Siswa
Pernahkah kamu menikmati atau melihat es puter berbagai rasa coba tuliskan pada kolom di bawah ini.
No Rasa es puter warna
Gula
Garam
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisika larutan yang hanya tergantung pada konsentrasi partikel zat terlarut
tetapi tidak bergantung pada jenis pelarutnya.
Sifat koligatif larutan terdiri dari penurunan tekanan uap (P), kenaikan titik didih (Tb), penurunan titik
beku (Tf), dan tekanan osmosis ().
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh suatu larutan sama dengan tekanan atmosfer di
lingkungan sekitarnya.
Titik beku adalah suhu pada saat zat cair mulai membeku.
Osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut dari larutan yang konsentrasinya lebih kecil (encer) ke
larutan yang konsentrasinya lebih besar (pekat) melalui membran semipermeabel.
Elektrolit adalah zat terlarut yang menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutannya
disebut dengan larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan NaCl.
Nonelektrolit adalah zat terlarut tang menghasilkan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
yang disebut larutan non-elektrolit, contohnya saja larutan gula. Gula adalah non elektrolit.
Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif yang lebih besar disbanding sifat koligatif larutan nonelektrolit
dengan konsentrasi yang sama.
Perbandingan sifat koligatif larutan elektrolit dengan sifat koligatif larutan nonelektrolit dengan konsentrasi
yang sama disebut factor Van’t Hoof (i).
i = 1 + (n - 1) α
Sifat koligatif larutan elektrolit dirumuskan:
Tb = m × Kb × i
Tf = m × Kf i
= CRTi
Hal-hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan larutan elektrolit antara lain:
Jumlah ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit, dimana :
Elektrolit yang menghasilkan dua ion (n = 2), yaitu CH3COOH, HCl, NaOH, NaCl.
Elektrolit yang menghasilkan tiga ion (n = 3), yaitu Ca(OH)2, H2SO4, Na2CO3.
Elektrolit yang menghasilkan empat ion yaitu FeCl3, AlCl3.
Makin banyak ion yang dihasilkan dari larutan elektrolit, makin besar pula harga Tb dan Tf.
Besarnya harga menunjukkan kuatnya larutan elektrolit. Makin besar harga makin besar pula harga
Tb dan Tf.
Larutan elektrolit kuat mempunyai = 1.
Tb = Kb × m × n
Tf = Kf × m× n
=M×R×T×n
Pada elektrolit biner berlaku:
Tb = Kb × m × (1 + )
Tf = Kf ×m × (1 + )
= M × R ×T × (1 + )
Jika kedalam pelarut zat cair dimasukkan zat terlarut yang sukar menguap, maka akan menimbulkan
sifat koligatif larutan yaitu penurunan tekanan, penurunan titik beku, kenaikan titik didih dan tekanan
osmotik.
Untuk menentukan nilai sifat koligatif suatu larutan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah
apakah larutan yang ditanya tergolong larutan elektrolit atau larutan nonelektrolit.Jika merupakan larutan
elektrolit, maka untuk mencari nilai sifat koligatif larutan harus melibatkan faktor Van Hoff. Akan tetapi
jika larutan tersebut merupakan larutan nonelektrolit, maka untuk mencari nilai sifat koligatif larutan tidak
melibatkan faktor van Hoff.
a. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Misalnya, larutan 1 molal
mengandung arti bahwa dalam 1000 gram pelarut, terlarut 1 mol zat. Persamaan matematikanya dapat
dituliskan sebagai berikut :
mol zat terlarut 1.000
m = atau m = mol x
1000 gram pelarut p
atau
gram 1.000
m = x
Mr p
Keterangan :
m = molalitas (molal)
p = massa pelarut ( gram)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr= massa molekul relative zat terlarut (g/mol)
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata
hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang
mengalami:
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel
dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi
keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit
tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non
elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada
suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan
karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Gambaran penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p : tekanan uap jenuh larutan
po : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po : tekanan uap pelarut murni
XA : fraksi mol zat terlarut