M5 KB 1 Pembuatan Busana Custom Made Three Pieces (Edit)
M5 KB 1 Pembuatan Busana Custom Made Three Pieces (Edit)
M5 KB 1 Pembuatan Busana Custom Made Three Pieces (Edit)
MODUL 5
PEMBUATAN BUSANA
CUSTOM MADE
KEGIATAN BELAJAR 1
PEMBUATAN BUSANA CUSTOM MADE
JAS THREE PIECES
Nama Penulis:
1
DAFTAR ISI
2
KEGIATAN BELAJAR 1
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Jas three pieces adalah busana yang dapat dikenakan untuk berbagai
kesempatan formal dan dapat mem¬berikan bentuk tubuh yang sempurna.
Membuat jas adalah merupakan salah satu kompetensi dasar pada mata
pelajaran pembuatan busana custom made. Sistem menjahit yang digunakan
untuk membuat jas wanita adalah talilor. Teknik menjahit tailoring
merupakan salah satu mata pelajaran praktek tersulit yang banyak
dikeluhkan oleh siswa SMK Tata Busana. Sedangkan hampir semua busana
yang berkualitas tinggi seperti busana kerja, busana pesta, busana
pengantin, busana daerah dan adi busana yang lain dibuat dengan teknik
tailoring. Dengan mempelajari modul ini membuat busana custom made
khususnya jas three pieces tidak lagi sulit.
2. Relevansi
Modul Tata Busana Custom Made ini dikemas dalam empat kegiatan
belajar yang disusun berurutan secara prosedural dan saling terkait antara
3
kegiatan belajar 1 sampai dengan kegiatan belajar 4 dengan urutan sebagai
berikut:
4
3) Menerapkan teknologi menjahit busana costum-made jas three
pieces
4) Menerapkan prosedur pembuatan busana costum made jas three
pieces
d. Kegiatan Belajar 4: Pembuatan pembuatan busana costum-made jas
three pieces
1) Membuat jas three pieces sesuai SOP dengan memperhatikan K3
( Meletakkan pola pada bahan, Memberi tanda jahitan, Memotong
bahan utama dan bahan pembantu, Menjelujur , Fitting, Menjahit,
dan Menyelesaikan).
2) Mengemas jas three pieces
3. Petunjuk Belajar
Pada modul sebelumnya Anda telah mempelajari tentang pengetahuan
tekstil, dasar teknologi menjahit, dasar desain dan dasar pola. Mudah-
mudahan Anda telah memahami dengan jelas modul sebelumnya, karena
dasar teori dan kemampuan praktek erat kaitannya dengan materi yang akan
dibahas dalam modul Custom made.
Supaya Anda dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari modul ini
beberapa petunjuk yang disarankan :
5
c. Mempersiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan
d. Jika dalam mempelajari modul ini mengalami kesulitan, maka
diskusikan dengan teman atau tanyakan langsung kepada pembimbing
atau tutor.
e. Untuk pemahaman lebih lanjut, dapat dilengkapi dengan membaca
sumber yang lain dengan materi yang sama
f. Untuk menguji penguasaan dan pemahaman materi ini, kerjakan semua
tugas dan latihan dalam modul ini
g. Lakukan evaluasi dengan cara mengkoreksi hasil tugas yang telah
dikerjakan, untuk soal tes cocokkan jawaban dengan kunci jawaban
yang telah tersedia pada bagian akhir kegiatan belajar
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul pada kegiatan belajar 1 Anda
diharapkan dapat menguasai capaian pembelajaran (kompetensi dasar)
sebagai berikut :
2. Pokok-Pokok Materi
a. Busana custom made
6
b. Lingkup Busana custom made
c. Karakteristik desain busana custom made jas three
d. Ukuran yang dibutuhkan untuk pembuatan busana custom-made jas
three pieces
e. Prosedur pembuatan pola badan dan pola rok secara konstruksi
f. Prosedur perancangan kebutuhan pembuatan busana costum made jas
three pieces
3. Uraian Materi
a. Busana Custom Made
“Custom-made” adalah busana yang dibuat dengan sistem tailor
maupun couture untuk perorangan sesuai dengan ukuran pemesan
dengan desain yang eksklusive. Namun menurut perkembangan, yang
dimaksud dengan “Custom-made” dapat dilakukan berdasarkan
pesanan secara individu/perorangan, baik untuk pria maupun wanita
dalam jumlah tunggal atau lebih yang biasa dilakukan di modiste,
butik dan rumah mode bertaraf Adi Busana. Proses pembuatan
dilakukan dengan pengepasan (fitting) satu kali atau lebih.
7
lapisan singkap (interfacing), dan lapisan bawah (underlining) yang
biasanya diterapkan pada jahitan jas dan blaser.
8
Gambar 1. Mantel Pak (Three Piece)
https://id.pinterest.com/pin/794674296729068708
https://id.pinterest.com/pin/436849232587099804
9
3) Jumsuit,
Gambar 3. J u m s u i t
https://id.pinterest.com/pin/796433515336345030
10
4) Mantel,
Gambar 4. M a n t e l
https://id.pinterest.com/pin/652247958513486071
5) Topper,
11
Topper adalah mantel yang
panjangnya sejajar dengan
ujung jari tangan, jika
tangan dibiarkan di sisi
badan.
Gambar 5. Topper
https://id.pinterest.com/pin/457256168413700945
6) Cape,
Gambar 6. Cape
https://id.pinterest.com/pin/519462138269978825
7) Blazer
12
Blazer adalah jas ringan yang
dapat dipakai untuk busana
kerja, santai dan rekreasi
tergantung pemilihan bahann
Gambar 7. Blazer
https://id.pinterest.com/pin/299700550194557327
8) Jacket :
Jacket adalah jas yang panjangnya sampai pinggang atau
di bawah pinggang. Macam-macam jacket antara lain:
a). Single breasted jacket
Single breasted jacket
adalah jaket yang
mempunyai penutup
dengan satu deret
kancing
https://id.pinterest.com/pin/436849232587099804
13
b). Double breasted jacket ,
Double breasted jacket
adalah jaket yang
mempunyai penutup
dengan dua deret kancing,
https://id.pinterest.com/pin/337770040801663612
c) Bolero
Bolero adalah
semacam jaket
pendek sampai di
pinggang atau di
atas pinggang tanpa
penutup di bagian
muka
https://id.pinterest.com/pin/299700550194557327
14
d) Cardigan
https://id.pinterest.com/pin/726275877390379727
https://id.pinterest.com/pin/555420566545346141
15
dari permainan garis hias, garis pas, garis princess, garis empire, dan
gabungan, e) Bentuk kerah pada umumnya tailor/ jas .
16
3 Lingkar pinggang : Diukur sekeliling pinggang pas, baru
kemudian datambah 1 cm atau disisipkan 1
jari
17
14 Panjang rok : Diukur mulai dari batas peter ban pinggang
sampai dengan di bawah lutut atau sesuai
dengan keinginan dan sesuai dengan batas
kesopanan
18
konstruksi adalah : pola badan, pola kerah, pola lengan, pola rok, pola
celana dan sebagainya.
Pembuatan pola badan secara konstruksi dapat menggunakan
beberapa sistem yang disesuaikan dengan bentuk anatomi tubuh model.
Beberapa sistem pembuatan pola dasar secara konstruksi antara lain :
sistem So-En, sistem Dressmaking, sistem Meyneke, sistem Bunka,
sistem Dankaerts, sistem Charmant, dan sistem Cuppens-Geurs.
Pola dasar sistem Dressmaking dimulai dengan menggambar pola
badan belakang baru dilanjutkan pola badan bagian muka. Pola badan
bagian depan dan belakang dibuat secara terpisah. Pola dasar badan
sistem Meyneke dibuat menyatu antara pola badan bagian muka dan
pola badan bagian belakang. Kelebihan pola sistem Meyneke adalah,
lipit kup pada bagian bahu dibuat cukup lebar sehingga mudah
disesuaikan dengan bentuk buah dada yang besar. Dengan demikian
pola dasar sistem ini tidak direkomendasikan untuk seseorang yang
kurus dan buah dada kecil.
Pola dasar sistem So-En dikonstruksi menyatu antara pola badan
bagian muka dan pola badan bagian belakang. Kelebihan pola dasar
sistem ini adalah lipit kup pada pinggang dapat dibuat lebih lebar, pola
kerung leher bagian tengan muka dibuat menghadap kekanan sehingga
memudahkan penambahan lidah untuk tempat kancing. Kekurangan
sistem So-En adalah untuk disain busana yang memakai potongan pada
bagian pinggang, pada saat penbuatan pola harus diperiksa ukurannya
secara cermat supaya pola yang dihasilkan tepat posisinya pada garis
pinggang. Sistem ini tidak sesuai untuk busana yang menggunakan
potongan pada garis pinggang.
Pola badan sistem Dankaerts dikonstruksi menyatu antara pola
badan bagian muka dan pola badan bagian belakang. Kelebihan pola ini
adalah: lebar lipit kup pada bahu sudah ditentukan sebesar 3 cm.
Dengan demikian sistem ini cocok untuk untuk sesorang yang memiliki
postur tubuh kurus sampai sedang.
19
Pola dasar badan sistem Charmant merupakan pengembangan dari
pola dasar badan sistem Wielsma. Perbedaan hanya terdapat pada
penambahan lipit bahu selebar 4 cm. Posisi garis tengah muka
dimiringkan seperti pada pola dasar sistem Dankaerts. Kelebihan pola
dasar sistim ini lipit kup pada bahu sudah sesuai dengan konstruksi buah
dada. Kekurangannya, letak garis pinggang tidak datar.
Pola dasar sistem Cuppens-Geurs dikonstruksi menyatu antara pola
bagan bagian muka, bagian belakang dan pola rok. Secara rinci pola
sistem ini pada bagian atas dibagi menjadi tiga bagian (setengan lingkar
badan dibagi tiga). Dengan demikian terdapat dua garis tegak lurus
untuk pertolongan menyerongkan bagian garis bahu. Letak garis
tengahmuka dimiringkan. Bagian rok sudah terbagi menjadi dua bagian
menyerupai garis princes dari bahu sampai rok bagian bawah.
Pola dasar secara konstruksi dapat dipergunakan untuk semua
bentuk badan, tetapi tidak terlepas dari keunggulan dan kelemahan.
Menurut Widjiningsih (1994:3) keunggulan pola dasar badan secara
konstruksi antara lain adalah: bentuk pola sesuai dengan bentuk badan
seseorang dan perbandingan bagian-bagian disain lebih sesuai dengan
bentuk badan pemakai. Sedangkan kelemahannya antara lain adalah :
menggambar pola konstruksi tidak mudah, memerlukan waktu lebih
lama, membutuhkan banyak latihan, dan harus mengetahui kelemahan
dari sistem pembuatan pola yang dipilih.
Beberapa hal yang perlu dicermati agar diperoleh pola konstruksi
yang baik, diantaranya adalah:
1. Mengambil ukuran bagian-bagian tubuh model dilakukan dengan
cermat dan teliti. Sebaiknya memberi tanda pada bagian-bagian
tubuh yang akan diambil ukurannya menggunakan veterban.
Selanjutnya menggunakan alat ukur yang sama.
2. Membentuk gambar bagian –bagian tubuh tertentu seperti kerung
leher, kerung lengan harus luwes jika perlu menggunakan
pertolongan penggaris pola.
20
3. Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi secara
cermat dan tepat.
Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bermacam-macam sistem
pembuatan pola dasar badan secara konstruksi, tetapi pada modul ini
hanya akan menggunakan pola dasar badan secara konstruksi sistem So-
En. Untuk membuat pola dasar secara konstruksi diperlukan ukuran-
ukuran bagian badan sebagaimana yang telah disebutkan bagian
sebelumnya, yaitu: lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul,
lingkar leher, lengkar lengan, panjang muka, panjang punggung,
panjang lengan, panjang jas, lebar punggung, lebar muka, lebar bahu,
tinggi panggul, dan tinggi dada. Alat yag digunakan untuk menggambar
pola secara konstruksi antara lain buku pola, penggaris lurus dan
penggaris bentuk pola, skala, pensil, penghapus, pensil merah dan biru.
Langkah kerja membuat pola secara konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama, memahami dan menguasai sistem pembuatan
pola dasar konstruksi yang akan digunakan.
2. Langkah kedua, menyediakan semua bahan dan alat yang
dibutuhkan untuk menggambar pola dasar secara konstruksi.
3. Langkah ketiga, menyiapkan ukuran bagian-bagain tubuh sesuai
dengan yang dibutuhkan dalam membuat pola dasar sesuai dengan
sistem pembuatan pola yang akan digunakan.
4. Langkah keempat, membuat pola dasar badan dan pola rok secara
konstruksi menggunakan sistem So-En
5. Langkah kelima, memberi tanda- tanda pola dan arah serat.
Bahan yang diperlukan untuk membuat jas terdiri dari bahan pokok,
bahan pelengkap dan bahan pembantu. Bahan pokok yang biasa
21
dipergunakan untuk busana custom made berupa jas threepieces dengan
teknik yang harus dipenuhi anatara lain: a) mudah dibentuk dengan steam
(uap), b) mudah disusutkan, dan c) mudah dipres untuk memberikan
bentuk yang tetap. Bahasn-bahan yang dapat digunakan antara : a) Wool
dengan mutu yang baik, tebal, mudah dibentuk dan disusutkan, b) Wool
dengan berat sedang, c) Wool dengan berat ringan, d) Worsted, e) Wooly,
dan f) Sutera untuk evening coat. Motif-motif yang dapat digunakan untuk
busana tailoring: a) tidak bermotif (polos), b) berkotak-kotak besar (plaid),
c) berkotak-kotak kecil (checkered), d) bintik-bintik,dan e) bergaris. Bahan
pelengkap yang dibutuhkan : Benang jahit, ritsluiting, benang jelujur,
band veter, kancing jas, kancing kait, dan bahan Pembantu yang
dipergunakan dalam pembuatan busana tailoring antara lain:
a. Lining, ialah kain pelapis yang berfungsi sebagai pelapis busana dan
penutup jahitan, sehingga busana nampak rapi baik dari bagian luar
maupun dari bagian dalam. Pemakaian lining dalam penyelesaian suatu
busana juga merupakan salah satu ciri-ciri busana tailoring. Syarat-
syarat bahan untuk lining: 1) tahan lama sesuai dengan bahan pokok,
2) tidak tembus terang, 3) tidak luntur, 4) tahan obat dalam proses dry
cleaning, 5) warna cocok/harmonis dengan bahan pokoknya, 6)
bahannya halus. Adapun bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
lining antara lain:a) sutera crepe, 7) satin yang halus, 8) sutera tafeta,
9) rayon, 10) bahan sintetis misalnya asahi, habutai.
b. Interlining, ialah pakaian yang menempel pada pakaian yang dilapis,
dipasang jika diperlukan terutama pada musim dingin, di negara-
negara Eropa. Bila tidak dipergunakan dapat dilepas, dapat juga
dipasang di antara lining dengan busana yang dilapis. Gunanya untuk
memberikan panas tam¬bahan. Bahan interlining yaitu bahan-bahan
yang berbulu karena perlu men¬dapatkan ekstra panas, misalnya furs
dari berbagai jenis binatang.
c. Facing ialah lapisan yang tampak dari luar, biasanya digunakan untuk
lapisan lapel kerah, dan lapisan belahan pada tengah muka. Bahan
22
yang dapat digunakan adalah: a) sewarna dengan bahan busana wanita,
b) berbeda warnanya tetapi kombinasi warna harus sesuai
d. Interfacing, ialah bahan yang dipergunakan untuk memberikan bentuk
pada busana agar busana nampak rapi.
Perancangan kebutuhan bahan dan harga adalah memperkirakan
banyaknya keperluan atau kebutuhan bahan pokok, bahan pelengkap dan
bahan pembantu serta biaya untuk mewujudkan sebuah busana. Tujuan
merancang bahan dan harga adalah untuk memperhitungkan keperluan
bahan dan biaya yang diperlukan dalam pembuatan busana. Perancangan
kebutuhan bahan dapat dilakukan secara global maupun perancangan secara
terperinci menggunakan pola kecil. Merancang bahan secara global adalah
memperkirakan jumlah kebutuhan bahan dengan menghitung jumlah
panjang masing-masing pola yang sudah diubah, ditambah untuk kampuh
atau kelim. Sedangkan merancang bahan secara terperinci adalah
merancang bahan dengan menggunakan pola-pola kecil dan kertas payung
yang dianggap sebagai kain. yang diukur selebar kain yang diperlukan.
Perancangan bahan secara global, terkadang hasilnya kurang sesuai
dengan yang diharapkan. Perancangan menggunakan cara ini terkadang
kurang memperhitungkan detail disain busana dan motif bahan tekstil yang
akan digunakan. Agar dapat membuat perancangan bahan secara tepat,
maka langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membuat rancangan
bahan dengan membuat pola-pola kecil. Merancang bahan menggunakan
pola-pola kecil adalah membuat rancangan bahan berdasarkan pola yang
sudah diubah sesuai model dengan menggunakan skala kecil. Pola kecil
berasal dari pola sesungguhnya yang dibuat dengan skala kecil. Pada
umumnya skala yang dipergunakan adalah skala 1:4, skala 1:6, dan skala
1:8.
Adapun langkah pembuatan rancangan bahan adalah sebagai berikut :
a. Mengubah pola dasar menjadi pola yang sesuai dengan model
yang dikehendaki atau telah ditentukan.
23
b. Membuat semua pola-pola bagian busana termasuk lapisan-lapisan yang
diperluan sesuai model pakaiannya.
c. Mengutip tiap-tiap bagian pola tersebut menggunakan kertas dorslag
d. Menggunting tiap-tiap bagian pola yang telah dikutip di kertas dorslag
e. Mempersiapkan kertas payung (yang dianggap sebagai fragmen bahan)
dengan lebar sesuai dengan ukuran lebar bahan yang dibutuhkan
(misalnya 90 cm, 110 cm, atau 150 cm dengan menggunakan skala
ukuran yang sama dengan yang dipakai untuk membuat pola.) Kertas
dilipat dua memanjang apabila model pakaian yang akan dibuat
simetris, atau dibentangkan secara keseluruhan jika model pakaiannya
asimetris.
f. Perancangan dilakukan juga untuk bahan pembantu seperti lining
maupun interfacing
g. Menyususn pola-pola kecil di atas kertas payung sehingga mendapatkan
pemakaian bahan yang sehemat mungkin. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menata pola diantaranya adalah:
1) Menempelkan pola-pola yang besar terlebih dahulu, baru
kemudian pola-pola yang lebih kecil;
2) Meletakkan pola sesuai dengan arah serat kain yang benar;
3) Mengatur pola dengan teliti, memperhatikan mana yang harus
diletakkan pada lipatan kain, pada tepi kain, dan sebagainya
4) Memperhatikan tambahan kampuh dan kelim yang diperlukan
untuk tiap bagian pola.
24
Perancangan harga dilakukan dengan menghitung semua biaya yang
harus disiapkan dalam pembuatan jas threepieces. Selain bahan pokok
berupa kain ada juga bahan penunjang di antaranya adalah benang, kancing,
retsluiting (tutup tarik), lining, interfacing, dan sebagainya. Tujuan
merancang harga adalah untuk mengetahui biaya produksi busana yang
akan dibuat. Dengan mengetahui biaya produksinya akan bermanfaat jika
akan berusaha baik dalam produksi maupun layanan jas pembuatan busana.
Dari rancangan bahan dapat ditentukan biaya jasa, keuntungan yang akan
diperoleh, biaya penurunan mesin, dan biaya biaya tak terduga lainnnya.
Dalam merancang harga, yang harus dihitung adalah : a)
menghitung panjang kain berdasarkan hasil rancangan bahan yang telah
disesuaikan dengan lebar kainnya. Selanjutnya tentukan nama atau jenis
bahannya. Perbedaan jenis bahan akan membedakan harganya. b)
menghitung kebutuhan bahan penunjang, dilakukan secara rinci sesuai
kebutuhan dalam menyelesaikan suatu model pakaian. c) menghitung jasa
lain-lain, atau biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena tidak
dapat dilakukan sendiri. d) menjumlahkan kebutuhan bahan pokok,
bahan penunjang, dan jasa lain-lain dengan menjumlahkan kebutuhan
bahan pokok, bahan penunjang dan jasa lain-lain akan diketahui biaya
produksi dalam membuat jas three pieces secara keseluruhan.
25
pelengkap dan bahan pembantu serta biaya listrik dan upah sebagai
tenaga kerja.
b. Menghitung kalkulasi harga jual jas threepieces harus memperhatikan
jumlah keuntungan yang diinginkan sesuai dengan prosentase yang
berlaku yang lazim dalam suatu usaha busana.
Penetapan harga jual yang dilakukan oleh usaha busana dapat
ditetapkan melalui 3 cara yaitu :
1) Cost Based Pricing ( harga berdasarkan pada biaya produksi )
2) Value Based Pricing ( harga berdasarkan nilai artistik yang bagus )
3) Completition Based Pricing ( harga berdasarkan pada persaingan
produksi)
Penetapan harga jual cost based pricing dan competition based
pricing dapat digunakan untuk usaha busana bentuk garment, konveksi,
tailor, modiste maupun busana custom made. Akan tetapi biasanya usaha
busana custom made sering menggunakan tipe penetapan harga jual value
based pricing yang harganya bisa sangat tinggi atau di atas harga pokok
produksi karena ada unsur value artistiknya yang menyebabkan busana
tersebut sangat istimewa dan ekslusive. Harga jual dapat diperhitungkan
dengan cara :
1) Harga pokok produksi + % laba + % pajak.
2) Harga pokok produksi = biaya tetap ( konstan ) + biaya langsung dan
biaya tidak langsung.
a) Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah
produksinya bertambah atau dikurangi, misalnya gaji karyawan,
biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya perawatan, sewa gedung dan
mesin.
b) Biaya langsung yaitu biaya yang secara langsung masuk dalam
proses produksi, misalnya bahan baku langsung, upah buruh
langsung, bahan penolong, barang gagal, dan biaya lembur.
c) Biaya tidak langsung yaitu biaya yang secara tidak langsung ikut
menentukan proses produksi, misalnya penggunaan listrik.
26
c. Penentuan Laba
Penentuan jumlah prosentase (%) laba berdasarkan target atau
keinginan dari pengusaha, misalnya 10% atau berdasarkan persaingan
yang rata-rata misalnya 12%, kemudian laba ditetapkan 12%. Perolehan
persentase laba dikalikan dengan jumlah keseluruhan biaya langsung
(jasa disain, bahan pokok, bahan pelengkap, bahan pembantu, ongkos
pembuatan) ditambah dengan biaya tidak langsung dan biaya tetap.
27
5. Ongkos jahit Rp. 150.000
28
C. Penutup
1. Rangkuman
Custom-made” adalah busana yang dibuat dengan sistem tailor
maupun couture untuk perorangan sesuai dengan ukuran pemesan dengan
desain yang eksklusive. Sistem menjahit tailor disebut tailoring. Tailoring
adalah salah satu teknik menjahit halus yang bermutu tinggi, yang pada
bagian luar dan dalam busana sama rapinya. Ciri-ciri busana tailoring,
antara lain: 1) disain sederhana, klasik dan anggun, 2) siluet H dan I, 3)
selalu up-to-date, 4) hiasan diperoleh dengan permainan garis hias, dan 5)
model kerah jas dan peter-pan (kerah rebah). Busana tailoring berfungsi:
1) sebagai busana resmi dan setengah resrni, 2) melindungi badan dari
hawa dingin terutama untuk negara yang mempunyai 4 musim, 3) sebagai
busana bepergian, 4) sebagai pelengkap, dan 5) untuk menutupi tubuh
yang kurang sempurna. Macam-macam busana custom made yang dibuat
dengan teknik tailoring :
29
Daftar cleaning bahan/obat-obat kimia
Fitting : pengepasan
Furs : bahan berbulu, panjang bulu lebih dari
2 cm
Jacket : jas yang panjangnya sampai
pinggang atau di bawah pinggang
Jump suit : setelan jas dengan celana panjang
Lapel : bagian kerah yang menyatu dengan
badan
Mantel : busana yang dikenakan di luar busana
pokok, panjangnya 2 cm di bawah
busana pokok atau sampai mata kaki
Mantel pak : setelan yang terdiri dari tiga helai
busana yaitu: rok, jas dan blus dalam.
Setelan ini dapat dipakai untuk
busana kerja dan busana resmi
Parka : jacket yang mempunyai tutup
kepala jadi satu dengan badan.
Preshrunk : Sudah disusutkan
Re used : guntingan-guntingan wool yang
wool sudah diuraikan kembali dari wool
yang sudah dipakai.
Steam : uap
Seam Roll : roll untuk mengepres kampuh
Siluet : garis luar suatu busana, macam-
macam siluet: S, H, I, A, Y, dan siluet
L.
Single : jaket yang mempunyai penutup satu
breasted deret kancing
Suit : setelan jas dengan rok
Tailoring : salah satu teknik menjahit halus
dengan mutu tinggi yang pada
bagian luar dan dalam sama rapinya
Topper : mantel yang panjangnya sejajar
dengan ujung jari tangan, bila tangan
dibiarkan jatuh ke sisi.
Pustaka
Goet Poespo, 2009, Tailoring, Yogyakarta: Kanisius
30
HelenJosepsh-Amstrong, 2010, Patternmaking for fashion design fifth edition,
LosAngles: Prentice Hall.
Hannelore Eberle, et al, 1999, Clothing Technology from fibre to fashion, Second
Edition, Verlag Europa-lehrmittel
Lily Silberberg and Martin Shoben, 1992, The Art of DressModelling, Hongkong:
Thomson
Mohammad Adam Jerusalem, 2012, Merintis dan Mengelola Bisnis Butik,
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Sicilia Sawitri dkk. 1997, Tailoring, Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta.
https://ontbpwjt.wordpress.com.perhitungan-harga-jual
https://id.pinterest.com/pin/337770040801663612 double breastead
https://id.pinterest.com/pin/299700550194557327 Blazer
https://id.pinterest.com/pin/831899362402674948 Cardigan
https://id.pinterest.com/pin/641059328187674869/Rompi
https://id.pinterest.com/pin/436849232587099804/Rok dan Single breastead
https://id.pinterest.com/pin/652247958513486071/ mantel panjang
https://id.pinterest.com/pin/457256168413700945/ Topper
https://id.pinterest.com/pin/796433515336345030/ Jump suit
https://id.pinterest.com/pin/519462138269978825/cape
https://id.pinterest.com/pin/726275877390379727/cardigan
https://id.pinterest.com/pin/555420566545346141/Parka
https://id.pinterest.com/pin/794674296729068708/Jas Three pieces
31